• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBINAAN AKHLAK DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN 20162017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBINAAN AKHLAK DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN 20162017 SKRIPSI"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PEMBINAAN AKHLAK

DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA

SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

DESIYANI BHENIKAWATI NIM. 11111079

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)

i

IMPLEMENTASI PEMBINAAN AKHLAK

DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA

SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

DESIYANI BHENIKAWATI NIM. 11111079

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(3)
(4)

iii

IMPLEMENTASI PEMBINAAN AKHLAK

DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA

SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

DESIYANI BHENIKAWATI NIM. 11111079

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(5)
(6)
(7)
(8)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

- MAN JADDA WAJADA

- Masa lalu adalah cermin untuk memperbaiki diri di masa depan PERSEMBAHAN

Dengan Setulus hati skripsi ini penulis persembahkan kepada:

 Bapak Eko Susilo & Ibu Suwarni orang tuaku tercinta dan mertuaku tercinta yang selalu menyayangiku, mendukung, dan

menyemangatiku. Terima kasih atas untaian doa yang tiada

henti terucap dan dorongan untuk mengerjakan skripsi ini.

Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Bapak dan

Ibu bangga terhadapku. Terima kasih Bapak Terima kasih Ibu

 Suamiku tercinta (M. Danang Setiyawan) yang selalu ku sayangi sepanjang hidupku. Terima kasih atas semangat dan dukungan yang selalu engkau berikan untukku

 Kakak-kakakku (Danang/Isnuriyah & Desiyana/Agung) serta keponakanku ( Arsyad M Akhdan) yang selalu memberi semangat dan doa untukku

(9)

viii

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir skripsi dengan judul “Implementasi Pembinaan Akhlak dalam Mengatasi

Kenakalan Siswa SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun 2016/2017”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMK Muhammadiyah Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasehat, arahan, serta masukan-masukan yang sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.

5. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Suwarni dan Bapak Eko Susilo atas segala limpahan kasih sayang dan cinta yang tak pernah putus, atas segala dukungan baik moral maupun materiil. Keikhlasan dan

(10)

ix

6. Suamiku Muhammad Danang Setiyawan terima kasih atas dukungan dan kasih sayang darimu yang menjadi semangatku, yang selalu mengingatkanku untuk mengerjakan skripsni ini. Always Love You. 7. Segenap keluarga besar kakak- kakak ku Danang Nugroho Jati/

Isnurriyah dan ponakanku Arsyad Muhammad Akhdan dan

kembaranku Desiyana Bhenikawati terima kasih buat do’a tulus kalian semua, semngat kalian begitu berharga buatku.

8. Seluruh dosen dan petugas admin Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung.

9. Segenap keluarga besar SMK Muhammadiyah Salatiga yang telah membantu penulis dalam penelitian.

10. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

Amin ya robbal’alamin

Salatiga, 20 Maret 2017 Penulis

(11)

x

ABSTRAK

Bhenikawati. Desiyani 2017. Implementasi Pembinaan Akhlak dalam Mengatasi Kenakalan Siswa SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Imam Sutomo, M.Ag

Kata Kunci : Pembinaan Akhlak dan Kenakalan Siswa (Remaja) .

Penelitian ini merupakan upaya penulis untuk mengetahui pembinaan akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga tahun 2016/2017 dalam mengatasi kenakalan siswa, serta untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan siswa dan faktor yang melatar belakangi siswa melakukan kenakalan tersebut. Subjek penelitiannya adalah Guru SMK Muhammadiyah Salatiga yaitu Guru PAI, Guru BK, Guru Akidah Akhlak dan 10 siswa yang menjadi sampel di mana terdiri dari 3 siswa kelas X, 3 siswa kelas XI dan 4 siswa kelas XII.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diperoleh dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.

(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... ...i

LEMBAR BERLOGO ... ...ii

HALAMAN JUDUL ... ...iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ...iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... ...v

DEKLARASI ... ...vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ...vii

KATA PENGANTAR ... ...viii

ABSTRAK ... ...x

DAFTAR ISI ... ...xi

DAFTAR TABEL ... ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... ...xv

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... ...1

B. Rumusan Masalah ... ...6

C. Tujuan Penelitian ... ... 6

D. Manfaat Penelitian ... ... 6

E. Penegasan Istilah ...7

F. Metodologi Penelitian ... ... 10

(13)

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... ... 17

A. Tinjauan tentang Akhlak ... ... 17

1. Pengertian Akhlak ... ... 17

2. Dasar Akhlak ... ...20

3. Pembagian / macam-macam Akhlak...21

B. Tinjauan tentang Pembinaan Akhlak ... ...24

1. Pengertian pembinaan Akhlak ... ... 24

2. Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlak ... ... 26

3. Peran Akidah Akhlak dalam Pembinaan Akhlak Siswa ... ...29

4. Faktor yang mempengaruhi dalam Pembinaan akhlak...31

5. Urgensi imtaq dalam Pembinaan Akhlak Siswa...32

C. Pengertian Kenakalan Remaja ... ...35

1. Pengertian Kenakalan Remaja ... ...35

2. Ciri-ciri Kenakalan Remaja ... ...36

3. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja ... ...36

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN...38

A. Gembaran umum SMK Muhammadiyah Salatiga...38

1. Sejarah singkat SMK Muhammadiyah Salatiga ... ...38

2. Visi dan Misi...39

3. Tujuan Pendidikan SMK Muhammadiyah Salatiga...40

4. Tujuan Sekolah...40

(14)

xiii

B. Hasil penelitian... ...42

1. Bentuk-bentuk kenakalan siswa ... ...42

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kenaklan siswa disekolah ... ... 46

3. Implementasi pembinaan akhlak yang dilakukan pihak SMK Muhammadiyah Salatiga ... ... 47

BAB IV ANALISIS DATA ... ...51

A. Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dilakukan siswa ... ... 51

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kenakalan siswa...56

C. Implementasi pembinaan akhlak yang dilakukan SMK Muhammadiyah Salatiga ... ...61

BAB V PENUTUP ... ... 74

A. Kesimpulan ... ...74

B. Saran-Saran ... ...76

DAFTAR PUSTAKA ... ... 77

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tebel 3.1: Data Guru SMK Muhammadiyah Salatiga...41

Tabel 3.2: Data Pegawai SMK Muhammadiyah Salatiga...42

Tabel 3.3: Data siswa yang menjadi sampel penelitian...44

Tabel 4.1: Data jumlah siswa yang melakukan kenakalan...53

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lamp. 1: Pedoman wawancara...80

Lamp. 2: Kode penelitian...82

Lamp. 3: Transkip wawancara...83

Lamp. 4: Dokumentasi...89

Lamp. 5: Bukti nyata kenakalan yang dilakukan siswa SMK Muhammadiyah Salatiga yang termuat dalam media masa....92

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja adalah masa-masa yang paling indah. Pencarian jati diri seseorang terjadi pada masa ini, bahkan banyak orang yang mengatakan bahwa remaja adalah tulang punggung sebuah negara. Statemen demikian memang benar, remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Di tangan remajalah tergenggam arah masa depan bangsa ini.

Melihat kondisi remaja saat ini, harapan remaja menjadi penerus bangsa yang menentukan kualitas negara di masa yang akan datang sepertinya bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Perilaku nakal dan menyimpang dikalangan remaja saat ini cenderung mencapai titik kritis karena telah banyak remaja yang terjerumus ke dalam kehidupan yang merusak masa depan. Dalam rentang waktu kurang dari satu dasawarsa terakhir, kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan.

(18)

2

narkoba dan seks bebas semakin merajalela. Di antara berbagai macam kenakalan remaja yang ada seks bebas, tawuran dan penggunaan narkoba lah yang meningkat. Berdasarkan beberapa data, di antaranya dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun pernah melakukan seks bebas. Hasil lain yang dilakukan oleh BKKBN pada akhir 2010 menyatakan 43 persen remaja dikota besar di Indonesia pernah melakukan seks pranikah. Sumber lain juga menyebutkan tidak kurang dari 900 ribu remaja yang pernah aborsi akibat seks bebas (Jawa Pos, 28-5-2010).

Remaja atau tepatnya anak sekolah adalah salah satu dari kelompok manusia yang usianya masih relatif muda dan belum banyak memiliki pengalaman. Maka, remaja sangat membutuhkan berbagai kebutuhan hidup, seperti manusia dewasa, termasuk di dalamnya kebutuhan akan hubungan sosial atau persahabatan. Kenyataan membuktikan bahwa, remaja adalah orang yang masih minim pengalamannya, kejiwaannya masih belum stabil, serta rentan terhadap pengaruh dari luar yang mengkontaminasinya. Sikap ini tentu akan menimbulkan bermacam-macam persoalan baru di antara mereka, seperti pertikaian, pertentangan, perkelahian dan salah pergaulan.

(19)

3

pelecehan seksual, penggunaan obat terlarang (narkotika dan sejenisnya), kebut-kebutan di jalan, dan pesta corat-coret baju seragam untuk merayakan kelulusan merupakan hal lain yang dari waktu ke waktu terjadi peningkatan. Tempat kejadiannya tidak hanya di kota-kota besar, bahkan di pelosok pedesaan. Apabila hal ini terus berlangsung, maka mungkin akan mengurangi wibawa sekolah sebagai lembaga yang mencetak generasi masa depan ke arah yang lebih baik, beriman, berilmu, cerdas, terampil, dan berakhlak mulia.

Ironisnya, menurut Widodo (2003: 11) hampir di setiap sekolah terdapat siswa nakal dalam artian melanggar peraturan-peraturan sekolah. Pelanggaran tersebut mulai dari yang paling ringan, seperti tidak memasukkan baju seragam, datang ke sekolah sengaja terlambat sampai pada pelanggaran berat seperti merokok di lingkungan sekolah, minum-minuman beralkohol, atau terlibat narkoba. Terhadap hal-hal tersebut pihak sekolah tentu harus mengantisipasi sejak dini, seperti memanggil orang tua siswa, mengadakan kesepakatan-kesepakatan antara sekolah dengan siswa yang berisi tentang pelanggaran-pelanngaran atas tata tertib sekolah beserta sanksi-sanksinya. Sanksi tersebut dapat berupa peringatan, skorsing, sampai dikeluarkan dari sekolah yang bersangkutan, jika dianggap penting.

(20)

4

menggunakan cara-cara negatif untuk menunjukkan identitas dirinya. Siswa yang demikian, biasanya memiliki kebanggaan atas perbuatan yang menjadi larangan sekolah tersebut.

Perubahan lingkungan yang serba cepat dewasa ini, sebagai dampak globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai sosial, budaya, politik, ekonomi dan tata nilai keagamaan. Pengaruh itu akan merambah ke seluruh lapisan dan lingkungan masyarakat, termasuk sekolah-sekolah yang berada di lingkungan tersebut. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, membina dan mengembangkan potensi anak didik, mempunyai karakteristik tersendiri. Sekolah bukan hanya mengembangkan potensi siswa yang bersifat keilmuan dan perekayasaan belaka, melainkan mampu membimbing mereka agar mempunyai perilaku dan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan nilai-nilai agama dan budaya.

Di sisi lain, kemorosotan moral pada sebagian masyarakat dan lebih diperparah lagi pada siswa sekolah, antara lain meningkatnya jumlah kriminalitas, terbentuknya geng-geng, berpakaian compang-camping, bersikap dan bertindak yang mengarah timbulnya new morality, suka meniru tanpa koreksi lebih dahulu sehingga jauh menyimpang dari akhlak-akhlak Islami.

(21)

5

empiris semata, dan tidak mengakui eksistensi jiwa dan tidak mempunyai arah yang jelas serta jauh dari landasan spiritual. Dalam konteks lebih khusus lagi, hal ini merupakan realitas bahwa, pendidikan Barat tidak mengarahkan perhatiannya pada moral dan etika (nilai Ilahiyah). Kalau pun ada pendidikan etika dan agama, maka nilai yang menjadi target adalah nilai humanistis semata, bersifat antroposentrik (berkisar manusia).

Maka, dalam konteks di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan akhlak begitu penting dalam Islam, namun dalam paradigma pendidikan Barat, nilai-nilai moral dan etika tidak terlalu diutamakan. Pendidikan Barat hanya mengutamakan nilai humanitis belaka serta jauh dari landasan spiritual yang akhirnya pendidikan tersebut justru menimbulkan kerusakan moral atau akhlak anak didik. Maka, melihat penyebab gejala kemerosotan moral dan akhlak tersebut, sangat diperlukan antisipasi dan melakukan wadah pembinaan terhadap akhlak siswa. Pembinaan akhlak bagi remaja melalui Sekolah Menengah Tingkat Pertama, sudah dapat dilakukan secara langsung dengan nasehat, petunjuk dan penjelasan tentang berbagai hal yang baik atau bermanfaat serta hal-hal yang buruk, merusak dan membahayakan.

(22)

6

Berdasarkan maslah tersebut diatas maka penulis tertarik mengadakan penelitian dan membahas skripsi yang berjudul “Implementasi Pembinaan Akhlak dalam Mengatasi Kenakalan Siswa SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun 2016/2017”

B. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas dan mempermudah pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk kenakalan siswa SMK Muhammadiyah Salatiga? 2. Apa yang melatar belakangi terjadinya kenakalan siswa di SMK Salatiga? 3. Bagaimana implementasi pembinaan akhlak siswa SMK Muhammadiyah

salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bentuk kenakalan siswa SMK Muhammadiyah Salatiga. 2. Mengetahui apa yang melatar belakangi terjadinya kenakalan siswa di

SMK Muhammadiyah Salatiga.

3. Mengetahui implementasi pembinaan akhlak siswa SMK Muhammadiyah Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Manfaat Teoretik

(23)

7

urgensinya pendidikan dan pembinaan akhlak pada siswa. Sehingga, nantinya sekolah yang mengemban tugas mulia, sebagai pembina generasi yang berakhlak atau berbudi pekerti yang luhur benar-benar terealisasi. Di samping itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang penyelenggaraan program pembinaan akhlak siswa di sekolah menengah kejuruan.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada lembaga pendidikan (SMK Muhammadiyah Salatiga) dalam menjalankan perannya, agar output yang dihasilkan dapat memiliki nilai lebih, seperti yang diharapkan oleh semua orang. Bagi orang tua dan masyarakat umum, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi tentang kondisi SMK Muhammadiyah Salatiga dalam hal kualitas akhlak siswanya, sehingga diharapkan masyarakat dapat ikut membantu atau mendukung pembinaan akhlak dan kecakapan hidup bagi siswa.

E. Penegasan Istilah 1. Pengertian Akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti: budi pekerti, perangai, tingkah laku, tabiat atau moral (Abudin, 2001: 187).

(24)

8

terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluk (manusia). Dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kehendak Khaliq ( Tuhan).

Akhlak adalah jamak dari khuluq yang berarti adat kebiasaan (al- adat), perangai, tabi’at, (al-sajiyyat), watak (al-thab‟), adab/ sopan santun (

al-muru‟at), dan agama (al- din). Menurut para ahli masa lalu (al-qudama‟),

akhlak adalah kemampuan jiwa untuk melahirkan suatu perbuatan secara spontan, tanpa pemikiran dan pemaksaan. Akhlak adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik atau buruk (Prof. Dr. Suwito, 2004:31). Sedangkan kata akhlak (Wahid Ahmadi, 2004:13), jika diuraikan secara bahasa berasal dari rangkaian huruf-huruf kha-la-qa, jika digabungkan (khalaqa) berarti menciptakan. Ini mengingatkan kita pada kata Al-Khaliq yaitu Allah Swt, dan kata makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah ciptakan. Maka kata akhlak tidak bisa dipisahkan dengan Al-Kaliq (Allah) dan makhluk (baca: hamba). Akhlak berarti sebuah perilaku yang muatannya “menghubungkan” antara hamba dengan Allah Swt.

2. Pengertian Pembinaan Akhlak Siswa

Pembinaan berasal dari kata dasar “bina” yang mendapatkan awalan

“pe” dan akhiran “an” yang mempunyai arti perbuatan. Pembinaan

(25)

9

Yang dimaksud dengan pembinaan akhlak adalah pembinaan yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam hal ini guru-guru pembina dan Kepala Sekolah di kelas atau pun di tempat-tempat khusus. Pembinaan tersebut melalui berbagai macam cara, antara lain: melalui matapelajaran tertentu atau pokok bahasan atau subpokok bahasan khusus dan melalui program-program lainnya. Dalam hal ini, guru-guru tersebut mendapat tugas agar dapat mengintegrasikan secara langsung nilai-nilai akhlak kepada siswa. Di samping itu, guru yang mengajar matapelajaran tertentu yang sulit untuk membahas nilai-nilai akhlak, bisa secara eksplisit melalui pokok bahasan tertentu untuk mengintegrasikannya dengan cara menyisipkan dalam pokok bahasan yang sedang dikaji (Abdul, 2001:199).

3. Pengertian Kenakalan Remaja

Yang di maksud dengan kenakalan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya: 1) Sifat nakal, perbuatan nakal, 2) Tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma dan hukum yang berlaku di suatu masyarakat.

Istilah baku perdana konsep psikologis adalah juvenile delinquency

yang secara etimologi dapat dijabarkan bahwa juvenile berarti anak, sedangkan delinquency berarti kejahatan. Pengertian secara etimologis kejahatan anak. Jika menyangkut subjek/pelakunya maka menjadi

(26)

10

Menurut Kartini Kartono (1992: 7) merumuskan juvenile delinquency

ialah perilaku jahat/dursila, atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang. F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Setiap penelitian memerlukan pendekatan dan jenis penelitian yang sesuai dengan masalah yang dihadapi. Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi strategi. Strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi, langsung, observasi partisipan, wawancara mendalam, dokumen-

dokumen, teknik-teknik perlengkapan seperti foto, rekaman, dan lain- lain (Zuriah, 2009:95).

2. Kehadiran Peneliti

(27)

11

berkaitan dalam menggali, mengidentifikasi data informasi dan fenomena yang muncul di lapangan dapat diperoleh secara akurat.

3. Lokasi penelitian

Sesuai judul penelitian, lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Salatiga

4. Sumber Data

Sebelum penelitian dilaksanakan, maka perlu ditentukan sumber data yaitu subjek dari mana data diperoleh, sehingga peneliti memperoleh sumber data yang dipandang paling mengetahui dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti.

Responden adalah orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti baik pertanyaan-pertanyaan tertulis maupun lisan (Arikunto, 2010:107). Sedangkan informan adalah orang yang menjadi sumber data dalam penelitian (Alwi, 2007:794).

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode, wawancara, observasi dan dokumentasi dalam mengumpulkan data, maka yang menjadi sumber data adalah:

a. Kepala SMK Muhammadiyah Salatiga untuk mendapatkan data tentang efektivitas penyelenggaraan program pembinaan akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga.

(28)

12

c. Guru bidang studi lainnya untuk mendapatkan data tentang bagaimana sikap dan prilaku siswa di dalam mengikuti pelajaran di kelas, seperti guru bidang studi PPKn, Sejarah, Keterampilan dan sebagainya.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian ini, maka digunakan teknik dalam pengumpulan data, yaitu:

a. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data penelitian dengan tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara face to face

(Hadi, 2000:75). Selain tanya jawab, bisa juga alam bentuk diskusi dengan objek penelitian. Objek penelitian yaitu guru dan siswa SMK Muhammadiyah Salatiga.

b. Observasi

(29)

13 c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, ladger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:236). Dokumentasiini digunakan penulis guna memperoleh gambaran umum dari keadaan SMK Muhammadiyah Salatiga sesuai apa yang dibutuhkan peneliti.

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Noeng Muhajir, 2002:142). Menyusun hasil data penelitian di lapangan dapat dianalisis sesuai yang dibutuhkan untuk penelitian oleh peneliti.

Dalam penelitian ini analisis data dengan menggunakan data melalui bentuk kata-kata atau kalimat dan dipisahkan menurut kategori yang jelas dan terperinci. Adapun langkah-langkah analisis yang penulis lakukan selama di lapangan adalah:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

(30)

14

Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono, 2012: 338).

Dalam hal ini peneliti mereduksi data dengan membuat kategori sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya dengan membuat pedoman observasi dan pedoman wawancara. Kemudian dari hasil data-data wawancara, observasi dan dokumentasi yang terkumpul, peneliti memilih yang pokok saja.

b. Penyajian Data (Data Display)

(31)

15 c. Verifikasi Data (Data Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan data verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukaan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode diskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai obyek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis. Setelah semua data terkumpul maka peneliti berusaha menjelaskan suatu objek permasalahan secara sistematis serta memberikan analisis secara cermat dan tepat terhadap pbjek kajian tersebut. Adapun teknik penarikan kesimpulan, peneliti menggunakan teknik induksi yaitu dari pengetahuan dan hasil penelitian mulai bab satu, dua, tiga, dan empat kemudian menuju pada kesimpulan yang bersifat umum pada bab lima. G. Sistemaika Penulisan Skripsi

Cara memudahkan serta memberikan gambaran selintas kepada para pembaca, maka penulisan skripsi ini dibuat sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

(32)

16 BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas secara tuntas judul yang ada sesuai dengan teori yang mendukungnya, yaitu implementasi pembinaan akhlak dalam mengatasi kenakalan remaja pada siswa SMK Muhammadiyah Salatiga.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Memuat profil SMK Muhammadiyah Salatiga dan laporan hasil observasi serta wawancara terhadap nara sumber yang bersangkutan.

BAB IV : ANALISIS DATA

Memuat analisis data yang berasal dari hasil observasi serta wawancara yang didapat peneliti.

BAB V : PENUTUP

(33)

17 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab

قلاخأ

yang merupakan bentuk

jamak dari khuluq (

قلخ

) yang berarti: budi pekerti, perangai, tingkah laku,

tabiat atau moral (Abudin, 2001: 187).

Istilah akhlak seakar dengan kata khaliq (

قلاخ

) yang berarti

pencipta, makhluq (

قىلخم

) yang berarti diciptakan, dan khalaq

(penciptaan), kesamaan akar tersebut mengisyaratkan bahwa dalam perilaku manusia (makhluk) baru mengandung nilai-nilai yang baik, jika tindakan atau perilaku tersebut didasarkan pada kehendak Tuhan selaku Khaliq (Yunahar, 2005: 1).

Akhlak adalah jamak dari khuluq yang berarti adat kebiasaan (al- adat), perangai, tabi’at, (al-sajiyyat), watak (al-thab‟), adab/ sopan santun (al-muru‟at), dan agama (al- din). Menurut para ahli masa lalu

(al-qudama‟), akhlak adalah kemampuan jiwa untuk melahirkan suatu

(34)

18

mengingatkan kita pada kata Al-Khaliq yaitu Allah Swt, dan kata makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah ciptakan. Maka kata akhlak tidak bisa dipisahkan dengan Al-Kaliq (Allah) dan makhluk (baca: hamba). Akhlak berarti sebuah perilaku yang muatannya “menghubungkan” antara

hamba dengan Allah Swt.

Akhlak menurut istilah banyak dikemukakan oleh para ahli dan pemikir Islam, baik pada jaman klasik maupun kontemporer. Berikut ini beberapa definisi akhlak yang dikemukakan oleh para ahli:

a. Ibnu Maskawih

Ibnu Miskawih dalam kitab Tahdzibul Akhlaq mengatakan bahwa akhlak adalah “sikap yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi.” Menurutnya akhlak adalah suatu konsep mental yang dimiliki oleh seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sikap jiwa yang dimiliki oleh seseorang ini bisa bersumber dari watak naluri dan ada pula yang berasal dari kebiasaan atau latihan (Mohamad Ardani, 2001:27).

b. Imam Al Gazali

(35)

19

adalah suatu sikap yang tertanam dan mengakar dalam jiwa seseorang yang dapat melahirkan berbagai perbuatan tanpa harus mempertimbangkan terlebih dahulu. Jika sikap tersebut melahirkan perbuatan baik menurut akal dan hukum agama, maka disebut sebagai akhlak yang baik. Dan jika yang melahirkan perbuatan tercela, disebut sebagai akhlak yang buruk. Akhlak hanya memuat dua hal tersebut, yaitu baik dan buruk (Mohamad Ardani, 2001:28).

c. Al Farabi

Al Farabi menyatakan bahwa akhlak adalah tingkah laku yang dilakukan untuk memperoleh kebahagiaan yang merupakan tujuan tertinggi dan diinginkan oleh setiap orang (Mohamad Ardani, 2001:29).

(36)

20

seseorang yang terlihat dalam perbuatan sehari-harinya, tanpa didahului oleh pemikiran dan pertimbangan.

2. Dasar Akhlak

Akhlak merupakan satu hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu umat Islam. Hal ini didasarkan atas diri Rosullullah SAW yang berakhlak mulia dan kita sebagai umatnya sudah selayaknya memiliki akhlak mulia ini. Seperti firman Allah dalam surah Al Qalam ayat 4:

Pujian Allah ini bersifat individual dan khusus hanya diberikan kepada Nabi Muhammad karena kemuliaan akhlaknya. Penggunaan istilah khuluqun „adhim

ميظع قلخ

menunjukkan keagungan dan keanggunan

moralitasnya.

Didalam Alqur’an lebih tegas Allah pun memberikan penjelasan

scara transparan bahwa akhlak Rosullullah SAW sangat layak untuk dijadikan standar moral bagi umatnya, sehingga layak untuk dijadikan idola yang diteladani sebagai suri tauladan yang baik (uswatun hasanah), sesuai firmannya dalam Q.S Al-Ahzab ayat 21:

(37)

21

Artinya: “Sesungguhnya bagi kamu pada diri Rosullullah itu

terdapat suri tauladan yang baik”

Prinsip akhlak dalam Islam terletak pada moral force yaitu terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam hubungan ini Rasulullah SAW bersabda:

مكرايخو ,اقلخ مهنسحا اناميا نينمؤملا لمكا :ملسو ويلع الله ىلص الله لىسر لاق

.حيحص نسح ثيدح لاقو :يذمزتلا هاور ,مهئاسنل

Artinya: “Rasulullah saw. bersabda: “Orang mukmin yang paling

sempurna imannya yaitu orang yang paling baik budi

pakertinya diantara mereka, dan orang yang paling baik

diantara kamu sekalian yaitu: orang yang paling baik terhadap

istrinya”(HR. At-Turmudzy).

3. Pembagian/ Macam-Macam Akhlak Pada hakikatnya Akhlak dibagi menjadi 2 : a. Akhlak Mahmudah

(38)

22

meliputi: akhlak kepada Allah, terhadap sesama manusia dan sesama makhluk lain.

1) . Akhlak kepada Allah

Akhlak mahmudah kepada Allah “pada prinsipnya merupakan

penghambaan diri secara total kepadanya. Sebagai mahluk yang dianugrahi akal sehat, manusia wajib menempatkan diri pada posisi yang benar yakin sebagai penyembah yang memposisikannya sebagai dzat yang kita pertuhankan. Akhlak kepada Allah (Kholik), antara lain beribadah kepada Allah, yaitu”melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai

dengan perintah-Nya.

(39)

23 2) Akhlak Kepada Manusia

Akhlak terhadap manusia ini dapat dirinci sebagai berikut:

a) Akhlak kepada Rosullulah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.

b) Akhlak kepada kedua orang tua, yaitu berbuat baik kepada keduanya (birr al-walidain) dengan ucapan dan perbuatan. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain: Menyayangi dan mencintai mereka sebagai bentuk terimakasih dengan cara tutur kata yang sopan dan lemah lembut,`mentaati perintah , meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.

c) Akhlak kepada diri sendiri, seperti sabar adalah perilaku seorang terhadap dirinya sendiri sebagi hasil dari pengendalian nafsu dan penerima terhadap apa yang menimpanya.

d) Akhlak kepada tetangga, seperti saling tolong menolong, saling mengunjungi, saling memberi, saling menghormati dan saling menghindari pertukaran dan permusuhan.

(40)

24

3) . Akhlak kepada Bukan Manusia (Lingkungan Hidup)

Akhlak kepada lingkungan hidup ini dapat berupa hal- hal atau sikap menjaga lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan

alam, terutama hewani dan nabati, untuk kepentingan manusia dan mahluk lainnya, sayang kepada sesama mahluk dan menggali potensi alam seoptimal mungkin demi kemslahatan manusia dan alam sekitarnya.

b. Akhlak yang Tercela (Madzmumah)

Akhlak tercela yaitu akhlak yang tidak dalam kontrol illahiyah atau berasal dari hawa nafsu.1 Sifat ini merupakan kebalikan dari akhlak yang terpuji, contohnhya dalam kehidupan sehari-hri seperti takabbur (sombong) dalam kehidupan, su‟udzon (berprasangka buruk) selalu berperasangka buruk terhadap orng lain, malas dalam segala hal dan lain-lain

B. Tinjauan tentang Pembinaan Akhlak Siswa 1. Pengertian Pembinaan Akhlak

(41)

25

mengajar mata pelajaran tertentu yang sulit untuk membahas nilai-nilai akhlak, bisa secara eksplisit melalui pokok bahasan tertentu untuk mengintegrasikannya dengan cara menyisipkan dalam pokok bahasan yang sedang dikaji (Abdul, 2001:199).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:152) pembinaan berarti kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Dalam kehidupan sehari-hari, istilah pembinaan sering kali di perdengarkan dalam hubungannya dengan bimbingan atau arahan-arahan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hal ini masih memberikan konotasi yang berbeda-beda, sehingga dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda pula, di mana pengertian dari pembinaan itu sendiri adalah suatu usaha untuk memperbaharui dan memperbaiki manusia dalam kehidupannya (Sahminan, 1996: 25).

Secara harfiah, pembinaan berarti pemeliharaan secara dinamis dan berkesinambungan. Maka, untuk itu pembinaan akhlak adalah suatu usaha atau kegiatan memelihara dan mengembangkan fitrah manusia menuju insan yang dewasa jasmani dan rohani, demi kebahagian dunia akhirat bermanfaat bagi bangsa dan negara (Andi, 1984: 12).

(42)

26

2. Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlak Siswa a. Dasar-dasar pembinaan akhlak

Dalam ajaaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa Al-Qur’an dan Sunah Nabi Muhammad SAW, Karena keduanya merupakan dasar pokok ajaran islam, dan pembinaan akhlak termasuk bagian dari ajaran Islam. Al-Qur’an menggambarkan bahwa setiap orang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an

Artinya: Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya

teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan

buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat

perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu

ingat. dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk,

yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak

dapat tetap (tegak) sedikitpun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang

(43)

27

dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan

memperbuat apa yang Dia kehendaki”.

Ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa apabila kita berakhlak atau tingkah yang baik kita akan mendapat hasil yang baik pula, sedangkan apabila kita tingkah laku jelek kita akan menuai hasil yang jelek pula.

b. Tujuan pembinaan akhlak

Pembinaan akhlak di sekolah memiliki tujuan agar siswa dapat mempunyai kemampuan atau kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik antara lain adalah siswa terbiasa berperilaku dengan sifat-sifat terpuji (Muhaimin, 2003: 89). Agar kompetensi tersebut dapat tercapai, maka perlu ditentukan, dipilih, dirancang organisasi isi/materi pembelajaran, strategi penyampaian serta pengelolaannya. Pembinaan akhlak merupakan spesifikasi pendidikan nilai di sekolah. Oleh karena itu, pembinaan akhlak harus mampu melatih dan mengarahkan perkembangan siswa agar akhlak mereka merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dikenal dan diyakini nya. Dalam memilih dan menetapkan strategi penyampaian, diperlukan pertimbangan antara lain karakteristik anak didiknya, di samping pertimbangan-pertimbangan lainnya. Hal ini agar nilai akhlak dapat terinternalisasi dan terwujud dalam tindakan nyata.

(44)

28

memiliki pengetahuan dan kecakapan, keterampilan yang benar-benar dikuasai dan dapat dipergunakan, baik di sekolah maupun di masyarakat.

Pembinaan akhlak secara khusus untuk menghasilkan hal-hal sebagai berikuti:

a. Melahirkan perbuatan yang mulia dan sempurna dalam: 1) Hubungan dan ibadah kepada Allah.

2) Hubungan dengan sesama manusia.

3) Hubungan dengan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk Allah yang lain.

4) Terhindar dari perbuatan hina dan tercela dalam hubungan kepada Allah, Rasul, sesama manusia, binatang, tumbuhan dan makhluk Allah yang lain.

5) Melahirkan perbuatan yang serasi antara kata dan tindakan, antara teori dan praktik.

6) Melahirkan perbuatan yang mempunyai keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan duniawi dan ukhrawi, lahir maupun batin dan jasmani maupun rohani.

(45)

29

bertingkah laku sopan, berperangai atau beradat istiadat yang baik sesuai ajaran Islam (Raka, 1992: 2) .

Jadi, tujuan utama dalam pembinaan program ini ialah terciptanya kemampuan peserta didik dalam mentaati kehidupan dengan cara penanaman ilmu dan ketrampilan pada anak, merupakan tujuan awal dari Islam. Sedangkan tujuan akhir, maka pererta didik dibekali dengan pendidikan spiritual yang di dalamnya terdapat pendidikan agama, pendidikan sikap (akhlak) sosial (derajat) siswa. Firman Allah dalam

Artinya : “Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan pada derajat yang tinggi. Dan Allah tahu

betul apa-apa yang kamu kerjakan”

3. Peranan Akidah Akhlak dalam Pembinaan Akhlak Siswa

(46)

30

berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.

Secara khusus, guru agama adalah guru yang diberi tugas, wewenang dan tanggungjawab oleh pejabat berwenang untuk mengajarkan matapelajaran agama pada sekolah baik SD, SLTP dan SLTA atau matapelajaran agama Islam pada madarasah di lingkungan Departemen agama. Apabila diperhatikan, guru mempunyai peranan yang sangat besar dalam usaha pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang potensial dibidang pembangunan. Karena maju dan mundurnya suatu bangsa, sebagian besar ditentukan oleh pendidikan, guru dan sumber daya manusianya. Berkaitan dengan hal tesebut, maka sebenarnya guru mempunyai peranan dan andil yang sangat besar dalam usahanya untuk mengantarkan siswa atau anak didik ketarap yang dicita-citakan.

(47)

31

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pembinaan Akhlak

Berhasil tidaknya pembinaan akhlak yang dilakukan ditentukan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi. Namun, faktor intregralnya terletak pada pendidik dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak siswa antara lain, sebagai berikut:

a. Faktor Guru dan Kepala Sekolah

Di samping guru, kepala sekolah beserta stafnya harus menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar dan bermoral, dalam arti semua ikut bertanggung jawab terhadap pembentukan akhlak siswanya. Semua orang dewasa harus dapat menjadi model dari nilai-nilai inti dalam setiap perilakunya yang diharapkan akan mempengaruhi akhlak siswa.(http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/37/pembinaan_kepatuhan_peserta_ didi.htmdiakses 11 Maret 2016).

(48)

32

Di samping itu, pengalaman mengajar yang baik turut membantu terhadap kemampuan mengajar. Bagi seorang guru, pengalaman merupakan suatu hal yang sangat berharga, sebab pengalaman yang ditemukan pada waktu mengajar lebih terkesan daripada hanya mempelajari teori. Dengan pengalaman tersebut, seorang guru dapat melihat hal yang terbaik, sehingga pengalaman itu semakin meningkatkan kualitas peran dalam usaha membina anak didik.

b. Faktor siswa

Siswa adalah orang yang belajar dan menerima bimbingan dari guru dalam kegiatan pendidikan. Antara guru dan siswa merupakan dua faktor yang tidak bisa dipisahkan dan tidak bisa berdiri sendiri, di mana guru sebagai pemberi pelajaran dan siswa menerima pelajaran. Kedua tentunya aktif, bukan guru saja tetapi siswa dalam menerima pelajaran harus dengan perhatian dan minat yang besar. Oleh sebab itu, anak didik harus diperhatikan dalam kegiatan pendidikan karena anak didik merupakan objek pendidikan yang menjadi inti dari pendidikan.

5. Urgensi Imtaq dalam Pembinaan Akhlak Siswa

Sebelum mengemukakan pentingnya pembinaan akhlak melalui Imtaq, penulis akan memaparkan tentang tujuan pendidikan nasional. Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yaitu:

(49)

33

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”

Dalam konsep akhlak sesuatu perbuatan itu akan dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-mata karena ajaran yang tertuang dalam al Qur’an dan as-Sunnah. Hati nurani atau fitrah dalam bahasa al-Qur’an memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid, mengaku keesaan-Nya. Karena fitrah manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran. Hati nuraninya selalu mendambakan dan merindukan kebenaran dan mengikuti ajaran-ajaran Tuhan karena kebenaran itu datangnya dari sumber kebenaran mutlak (Allah). Dengan demikian, jelaslah bahwa ukuran yang pasti (tidak spekulatif), objektif, komprehensif, dan universal untuk menentukan baik dan buruk hanyalah al-Qur’an dan as-Sunnah.

Dari uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa akhlak adalah suatu proses kontinuitas dan berkelanjutan dalam rangka memenuhi jati diri yang sebenarnya. Karena akhlak itu sendiri membicarakan baik dan buruk (mahmudah dan mazmumah), maka bisa saja hasil yang terjadi dalam proses pemahaman akhlak tersebut baik dan benar juga. Maka, di sinilah pentingnya dilakukan pembinaan akhlak melalui program Imtaq sejak dini dalam upaya menemukan jati diri dan hakekat Tuhan.

(50)

34

a. Melakukan jabat tangan apabila bertemu dengan sesama warga sekolah atau tamu. Dalam menjalankan strategi ini pihak sekolah menugaskan guru atau karyawan agar melakukan salaman (jabat tangan) kepada siswa yang dilakukan di depan pintu gerbang dalam. Petugas biasanya berjumlah dua orang, satu orang laki-laki dan satu perempuan. Petugas akan berjabat tangan dengan anak sesuai dengan jenis kelaminnya dan apabila ada anak yang tidak rapi dalam memakai pakaiannya seperti lengan baju yang dilipat atau tidak dikancingkan, maka petugas akan segera merapikannya.

b. Memberi contoh perbuatan untuk membentuk kebiasaan siswa dalam melakukan amaliyah sehari-hari seperti upacara bendera pada hari senin, shalat dzuhur, atau shalat Jum`at hampir semua warga sekolah terlibat secara aktif. Begitu pula dalam berucap dan bertutur kata sekolah berusaha agar warga dapat menjaga sopan santun dengan baik. Seperti yang dipaparkan oleh guru-guru dan karyawan yang Penulis temui dan berdialog dengan mereka. Meskipun demikian terdapat “ketidaksesuaian” antara yang diharapkan dengan kenyataan yang

terjadi di lapangan. Selama Peneliti melakukan observasi di lingkungan sekolah banyak anak yang berperilaku terlalu santai atau bahkan terkesan kurang sopan.

(51)

35

adalah sahabat nabi seperti Abu Bakar, Ibnu Umar, Ibnu Mas`ud, tokoh-tokoh ilmuwan Muslim seperti Al Kindi, Al Ghazali, Al Farabi, dan lain-lain, serta tokoh-tokoh pahlawan nasional seperti Pahlawan Diponegoro, Kahar Muzakir, dan lain-lain.

C. Pengertian Kenakalan Remaja 1. Pengertian Kenakalan Remaja

Menurut etimologi, kenakalan remaja (juvenile delinquency) berarti suatu penyimpangan tingkah laku yang dilakukan oleh remaja hingga mengganggu diri sendiri maupun orang lain, Basri (1996) menyatakan bahwa kenakalan remaja adalah prilaku menyimpang dari atau melanggar hukum yang individu. Sedangkan penjelasan lain menyatakan, kenakalan remaja adalah prilaku remaja melanggar status, membahayakan diri sendiri, menimbulkan masalah, menimbulkan korban materi pada orang lain, dan prilaku menimbulkan korban fisik pada orang lain (Jansen dalam Sarwono, 2001: 76).

Fuad Hasan dalam bukunya Sudarsono (1990: 15), mengemukakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti sosial yang dilalukan oleh orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

Menurut Sudarsono juvenile delinquency adalah perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh anak remaja yang bersifat melanggar hukum, anti sosia, anti susila dan menyalahi norma – norma agama.

(52)

36

merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka iu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kenakalan remaja berarti tingkah laku atau perbuatan yang tidak pantas atau tidak normatif (melanggar norma), baik norma susila, norma sosial maupun norma agama.

2. Ciri – ciri Kenakalan Remaja

Menurut Gunarsa (2012:51) ada beberapa ciri pokok dari kenakalan remaja, yaitu :

a. Dalam pengertian kenakalan, harus terlihat adanya perbuatan atau tingkah laku yang bersifat pelanggaran hukum yang berlagu dan pelanggaran nilai nilai moral.

b. Kenakalan tersebut mempunyai tujuan yang asosial, yaitu dengan perbuatan atau tingkah laku tersebut ia bertentangan dengan nilai atau norma sosial yang ada di lingkungan hidupmya.

c. Kenakalan remaja merupakan kenakalan yang dilakukan oleh mereka yang berumur antara 13-17 tahun.

d. Kenakalan remaja dapat dilakukan oleh seorang remaja saja atau di lakukan bersama-sama dalam satu kelompok remaja

3. Bentuk – bentuk Kenakalan Remaja

(53)

37

ketentraman orang lain. Berbagai macam bentuk kenakalan, diantaranya adalah kenakalan kenakalan siswa dalam bentuk perkelahian, membolos sekolah, perampasan, menghisab ganja dan pelecehan seksual yang begitu meresahkan masyarakat.

Adapun bentuk- bentuk kenakalan, menurut M. Arifin (1994), yaitu: a. Tidak sopan terhadap orang tua

b. Berbohong

c. Berpakaian tidak sopan d. Membolos sekolah e. Merokok

f. Minum- minuman keras g. Tawuran

(54)

38 BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Muhammadiyah Salatiga

1. Sejarah singkat SMK Muhammadiyah Salatiga

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju dan menuntut untuk menciptakan tenaga yang terampil dan cekatan,dengan tuntutan itu maka Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga yang telah memiliki Lembaga Pendidikan dari TK, SD, SMP, dan SMA Muhammadiyah berkeinginan mendirikan STM Muhammadiyah di Salatiga. Pada tahun 1990 STM Muhammadiyah resmi didirikan bertempat di Jl, KH Ahmad Dahlan dengan SK DEPDIKIBUD, KANWIL PROP JAWA TENGAN No. 348/103/I/1991 dan NSS: 32 2 0362 04 004.

Pada saat itu baru memiliki 3 lokal yang terdiri dari Jurusan Listrik dan 2 Jurusan Mesin. Kepala Sekolah pada saat itu di jabat oleh Bapak Drs. Agung Wibowo. Lima tahun kemudian pada tahun 1995 STM Muhammadiyah berkembang dengan cepat dan memiliki 12 lokal dan 4 bengkel serta melaksanakan Akreditasi dengan hasil TERDAFTAR menjadi DIAKUI untuk semua jurusan.

(55)

39

untuk semua jurusan. Sejalan dengan perkembangan zaman sampai sekarang STM Muhammadiyah masih exis dengan berkembang lebih maju di wilayah Salatiga dan Kabupaten Semarangs serta disekitarnya. Pada tahun 2009 sampai sekarang STM Muhammadiyah telah mempunyai 26 lokal terdiri dari 2 jurusan Garmen, dan 3 jurusan Listrik 12 jurusan Teknik Permesinan dan 9 jurusan Teknik Otomotif. Kepala Sekolah pada saat ini dijabat oleh Bapak Drs. Muhammad Busri. M. Pd.

Pada tahun 2008 STM/SMK Muhammaiyah Salatiga menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2000 dan pada tahun 2009 sampai sekarang menerapkan SMM ISO 9001:2008.

2. Visi dan Misi

Visi: Menciptakan Tamatan Unggulan yang berkwalitas, Inovatif, Islami, Terampil dan Mampu Menjawab Tuntutan Zaman

Misi:

a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta profesionalisme seluruh personil sekolah sesuai dengan profesinya.

b. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas, inovasi dan islami.

(56)

40

d. Menghasilkan tamatan yang berpotensi, handal dan bersifat professional serta mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan kebutuhyan kerja.

e. Membimbing peserta didik dan alumni dalam berwirausaha yang kompetitif.

3. Tujuan Pendidikan SMK Muhammadiyah Salatiga

a. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dan atau meluaskan pendidikan dasar.

b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar.

c. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan dan pengetahuan teknologi dan kesenian.

d. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembang kan sikap profesional.

4. Tujuan Sekolah

a. Menghasilkan outcome yang memiliki kepribadian baik, bertaqwa dan berakhlakul kharimah.

(57)

41

c. Menghasilkan tamatan yang siap memasuki dunia kerja serta mampu mengebangkan sikap professional .

d. Terciptanya jaringan kerja yang harmonis dengan instansi terkait dan DUDI .

e. Terciptanya tamatan yang terampil, kompetitif mandiri dan berjiwa wirausaha

5. Data Guru dan Siswa

Data Guru dan Pegawai SMK Muhammadiyah tahun Pelajaran 2016/ 2017 adalah sebagai berikut:

a. Data Guru

Tabel 3.1

NO STATUS

JENIS

KELAMIN JUMLAH

KETERAN

GAN

L P

1. PNS 1 2 3

2. GTY 18 9 27

3. GTT 11 8 19

(58)

42

1. Bentuk-bentuk kenakalan siswa

Wawancara dilakukan kembali oleh peneliti untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan siswa, pada tanggal 19 Januari 2017, pukul 10.30 WIB. Hasil wawancara sebagai berikut:

a) Bagaimana bentuk kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa di sekolah ini pak?

Jawaban:

Guru PAI sekaligus Pembina Kesiswaan (M. Khudlori): Oh ya, bentuk– bentuk kenakalan remaja yang ada disekolahan ni antara lain

membolos, cek-cok sesama teman, berkata kotor, untuk tawuran sudah

tidak ada lagi mbak ,dan untuk kasus narkoba dan asusila tidak pernah

ada.

(59)

43

disni antara lain ya membolos,kurang sopan terhadap guru, berantem

dengan teman, dan untuk tawuran memang pernah terjadi itupun sudah

beberapa tahun yang lalu dan sekarang sudah tidak ada lagi itupun

karna faktor dari luar yang memancing.

Bapak Amir( Guru BK): Bentuk kenakalan siswa disini ya mbak antara lain merokok di lingkungan sekolah, membolos, berpakain yang

menyimpang dari tata tertib, berkata kotor,dan kadang suka berani

kepada guru mbak,untuk yang narkoba dan asusila belum ada setahu

saya.

Wawancara kembali dilakukan dengan beberapa siswa SMK Muhammadiyah Salatiga untuk mengetahui pendapat siswa(26 Januari 2017, Pukul 10.00 WIB).

(60)

44 Tabel 3.3

No Nama Kelas

1 Fadli X

2 Ikhsan X

3 Muhammad X

4 Bagus XI

5 Agung XI

6 Rina XI

7 Kurnia XII

8 Adi XII

9 Reza XII

10 Maya XII

Berikut data interviewnya:

1) Menurut kamu kenakalan siswa yang terjadi di sekolah ini apa saja? Jawaban:

Fadli dan Muhammad: Kenakalan remaja yang ada disini ya mbak ya paling mbolos terus nongkrong di jalan atau warung warung

gitu mbak,terus biasanya ya suka kurang sopan ma guru, bicara

yang saru.

Bagus dan Ikhsan:Ya biasanya ngomong saru terus biasanya ya suka kurang sopan ma guru, cek-cok ma teman terus bolos kalau

(61)

45

Reza: Ow ya mbak biasanya murid–murid disni suka bolos dan nongkrong diwarung mbak pas jam pelajaran terakhir, terus ya

merokok disekolah ngumpet-ngumpet mbak hehehe. untuk tawuran

setahu saya ya mbak terakhir itu bulan maret 2016 lalu malam hari

waktu mau nonton konser endank soekamti, berantem dengan

SMKN 4 Semarang dan SMK 10 November Semarang mbak.

Maya dan Rina: Kenaklan siswa- siswa disini biasanya ya paling Cuma membolos dan agak kurang sopan sama guru aja mbak sama

merokok biasanya yang cowok ngumpet-ngumpet.

2) Apakah kalian juga pernah melakukan kenakalan siswa selama sekolah disni? Lalu apa yang melatar belakangi melakukan kenakalan tersebut?

Jawabaan:

Kurnia dan Adi: Ya jujur mbak pasti setiap siswa pernah melakukan kenakalan baik putra maupun putri ya mbak, kalau saya selama

sekolah disini sampai kelas XII ini yang paling sering ya mbolos,

untuk tawuran dan berantem itu cuma ikut sekali pas kelas XI

itupun karna dipancing oleh pihak sekolah lain mabak, saya dan

teman –teman juga Adi ini emosi karna dipanas –panasi teman, tapi

sekarang setelah kelas XII saya berubah karna udah mau ujian.

Agung : Kalau saya cuma merokok dan membolos karna kadang saya bosen ma materi pelajaran dijam terakhir kadang juga meras

(62)

46

dengan teman teman ya membolos aja

Rina: Kalau saya cuma membolos sekali itupun karna tidak mengerjakan PR karna takut dimarahi oleh guru jadi membolos

saja

Fadli dan Ikhsan: karna saya murid baru disi ya cuma iseng aja ngerjain guru dengan bersikap tidak sopan dan membolos sekali

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kenakalan siswa di sekolah. a) Lalu apa yang melatar belakangi sehigga mereka melakukan kenakalan

tersebut? Jawaban :

Pak Fatkhan ( Guru Akihdah Akhlak): Baik mbak, yang menjadi faktor yang mempengaruhi anak -anak untuk melakukan kenakalan remaja

seperti membolos ya antara lain di pengaruhi teman, alat komunikasi

yang semakin canggih sehingga anak bisa berkomunikasi bebas dengan

orang luar yang dapat mempengaruhi untuk keluar dari sekolahan,

selanjutnya faktor jenuh dan bosan terhadap materi pelajaran dan

metode guru mengajar dianggap kurang menarik bagi mereka sehingga

mereka memilih untuk membolos mbak,serta kurang semangatnya

siswa untuk belajar karna faktor dari luar sekolah mungkin seperti

faktor lingkungan rumah dan keluarga yang kurang mendukung mbak.

(63)

47

sekolah, dan kurangnya perhatian orang tua serta masalah keluarga

yang di hadapinya.

Pak Amir: Untuk tawuran, berkata kotor, cek-cok dengan teman, merokok itu biasanya karna di pengaruhi oleh temen yang salah,dan

mereka dalam bergaul dengan teman tidak memilih-milih asal

berteman ehingga mereka mendapatkan teman yang salah seperti

berteman dengan orang yang usianya sudah lebih dewasa dengan nya

serta faktor balas dendam dengan pihak lain yang memancing

emosinya yang masih labil, dampak yang ditimbulkan karena membolos

siswa menjadi ketinggalan materi, akibatnya siswa tidak memahami

materi karena ketika berangkat lagi sudah materi yang berbeda, hal itu

berdampak pada saat ulangan, siswa tidak mengerjakan soal yang ada

sehingga nilai siswa menjadi jelek dan tidak tuntas.

3. Implementasi pembinaan akhlak yang dilakukan pihak SMK Muhammadiyah Salatiga

Wawancara dilakukan pada tanggal 10 Januari 2017, pukul 10.00 WIB kepada guru PAI, guru BK dan guru Akidah Akhlak.

Hasil interview sebagai berikut:

a) Bagaimanakah implementasi pembinaan akhlak yang dilakukan oleh pihak sekolah?

Jawaban:

(64)

48

memiliki akhlak yang baik serta selalu berpegang teguh kepada ajaran

agama, jangan sampai anak-anak terjerumus kedalam pergaulan yang

salah, selain itu saya juga mengajak siswa untuk membaca al quran

bersama agar nilai-nilai akhlak mulia dapat tertanam dalam diri

mereka, kemudian saya juga memberikan pendekatan secara personal

dan sharing-sharing santai terhadap siswa.

Bapak Amir : Implementasi pembinaan akhlak yang kami lakukan adalah ya dengan metode ceramah mbak karena menurut saya metode

ini lebih mengena untuk siswa ketika mereka menerapkan dalam

kehidupan sehari-hari dan juga metode hukuman bagi yang tidak

mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah. Biasanya yang tidak mengikuti

kegiatan itu hari senin setelah upacara mereka dipanggil dan ditanyai

satu persatu kemudian diberi hukuman berupa denda.

Bapak Fathan: Contoh metode yang saya gunakan ya pembiasaan mbak, mereka dibiasakan berdo‟a sebelum dan sesudah pembelajaran,

kemudian membaca surat-surat pendek yang sudah ditentukan tiap

harinya dan dibiasakan untuk mengucapkan salam ketika bertemu

dengan guru. Kalau ceramah dilakukan pada saat saya melakukan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam gitu mbak.

Bapak Khudlori dan Bapak Amir: Saya lebih mengutamakan pendekatan kepada siswa secara langsung jadi siswa dianggap sebagai

teman sehingga mereka lebih nyaman dalam mengutarakan masalah

(65)

49

mengetahui masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut mbak kemudian

saya baru memberikan solusi ataupun nasihat kepadanya. Saya

mendampingi kegiatan siswa yaitu sholat dhuhur berjama‟ah,

mujahadah diadakan pada hari sabtu, khusus untuk siswa kelas XII

yang akan menghadapi ujian yang tujuannya agar mereka lebih

mendekatkan diri kepada Allah.

b) Apa tujuan dari pembinaan akhlaq tersebut? Jawaban:

Bapak fathan: Tujuannya yang pertama mbak, dapat memperbaiki akhlak siswa supaya lebih baik lagi, yang kedua adalah supaya siswa

menjadi lebih disiplin kemudian yang ketiga supaya siswa lebih hormat

kepada orang tuanya.

Bu Nurul: Untuk memperbaiki dan mengubah akhlak siswa yang tadinya belum mengetahui mana yang baik maupun yang buruk

menjadikan lebih baik.

Bapak Khudlori: Tujuannya agar anak dapat merubah perilaku mereka dengan adanya pembinaan ini, anak disini perilakunya macam-macam

mbak ada yang nakalnya minta ampun, sehingga pendekatan ataupun

pembinaannya berbeda dengan siswa yang lain.

c) Bagaimana bentuk perubahan sikap siswa setelah adanya implementasi pembinaan akhlak yang dilakukan oleh pihak sekolah?

(66)

50

Bapak Amir: Setelah dilakukan pembinaan akhlaq baik dari guru PAI, guru BK, wali kelas, dan guru akhlaq, siswa yang tadinya melakukan

kenakalan remaja alhamdulillah sekarang sudah sedikit demi sedikit

dapat berubah menjadi lebih baik,tidak pernah membolos lagi dan

sering mengikuti solat berjamaah.

Bapak Khudlori: Untuk hasil dari pembinaan ya dipengaruhi juga oleh peran orang tua, hasilnya ya ada bermacam-macam mbak, ada yang

berubah menjadi baik karena orang tua ikut andil dalam mengarahkan

anaknya menjadi baik,tetapi ada juga yang belum berubah karna orang

tua nya tidak mau perduli dengan anaknya.

(67)

51 BAB IV

ANALISIS DATA

A. Bentuk–bentuk kenakalan siswa SMK Muhammadiyah Salatiga

Wawancara dilakukan dengan guru pendidikan agama islam, guru BK, guru akhlak , serta dengan beberapa murid yang ada di SMK Muhammadiyah Salatiga. Bentuk–bentuk kenakalan siswa yang dapat diketahui dari hasil wawancara dengan beberapa guru dan siswa yaitu sebagai berikut:

1. Siswa membolos

Siswa dari rumah berangkat tetapi tidak sampai di sekolahan atau kadang siswa pulang sebelum jam jam pelajaran selesai.

2. Siswa berkata kotor

3. Siswa berani terhadap guru

4. Cek-cok dengan teman dan berkelahi 5. Tawuran antar pelajar

6. Merokok di areal sekolah 7. Dikantin waktu jam pelajaran 8. Berambut panjang / di cat 9. Terlambat masuk

Berdasarkan bentuk–bentuk kenakalan remaja di atas, dampak yang terjadi ialah siswa ketinggalan materi pelajaran ketika mereka membolos, seperti yang dijelaskan bapak Amir “dampak yang ditimbulkan karena

(68)

52

memahami materi karena ketika berangkat lagi sudah materi yang berbeda,

hal itu berdampak pada saat ulangan, siswa tidak mengerjakan soal yang

ada sehingga nilai siswa menjadi jelek dan tidak tuntas”, selain itu dampak yang lebih besar adalah mereka dikeluarkan dari sekolahan jika mereka ketahuan membolos untuk melakukan tawuran dan mereka yang memulai tawuran tersebut.

Masa remaja adalah masa-masa dimana anak masih mencari jati dirinya, siswa belum diposisi stabil. Masih mudah terpengaruh oleh orang lain, apalagi dengan pengaruh teman. Seperti yang di kemukakan oleh bapak Fathan selaku guru Akhlak “biasanya karna di pengaruhi oleh temen yang

salah,dan mereka dalam bergaul dengan teman tidak memilih-milih asal

berteman sehingga mereka mendapatkan teman yang salah seperti berteman

dengan orang yang usianya sudah lebih dewasa dengan nya serta faktor

balas dendam dengan pihak lain yang memancing emosinya yang masih

labil”.Ketika berkumpul dengan teman yang menyimpang maka bisa mungkin mereka akan bisa ikut menyimpang.

(69)

53 Tabel 4.1

Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja Jumlah

Membolos 120

Berkelahi antar teman/ cek-cok dengan teman 5

Mabuk-mabukan -

Tawuran 10

Tindak asusila -

Berpakaian kurang sopan 2

Bentuk–bentuk kenakalan siswa yang terjadi seperti uraian diatas bisa dikatakan bahwa kenakalan moralitas siswa karena adanya kekecewaan yang dirasakan siswa. Seperti yang dikemukakan oleh seorang siswa kelas XI yang bernama Agung “membolos karna kadang saya bosen ma materi pelajaran

dijam terakhir kadang juga meras malas sekolahkarna materinya tidak

menarik mbak jadi biasanya dengan teman teman ya membolos aja”.

(70)

54

masalah keluarga dan ketika siswa tidak mengerjakan PR maka mereka memilih untuk membolos.

Selain itu bentuk kenakalan moralitas tersebut juga bisa terjadi karena proses sosialisasi nilai dan norma yang tidak sempurna, artinya proses sosialisasi yang dilakukan oleh pihak sekolah masih ada warga sekolah yang melanggar, misalnya masalah tata tertib kedisiplinan masuk sekolah. Guru ketika masuk kelas untuk mengajar masih ada yang terlambat, maka bukan hal yang tidak mungkin besuk-besuk akan ada siswa yang datang atau masuk kelas terlambat. Berawal dari keterlambatan meskipun sederhana, justru hal itu akan membuat pemikiran siswa menjadi tidak baik lagi. Siswa berfikir masuk kelas terlambat itu tidak masalah, karena juga masih ada bapak ibu guru yang masuk terlambat. Dari pemikiran tersebut suatu hari siswa terlambat untuk masuk sekolah dan ternyata sekolah tidak memberikan tindakan, maka akan membuat pemikiran siswa bahwa masuk sekolah terlambat tidak menjadi masalah, akibatnya hal tersebut menjadi kebiasaan.

Sama halnya dengan membolos, pada awalnya siswa hanya membolos karena ajakan teman atau karena terpakasa membolos akibat bangun kesiangan. Jika kenakalan tersebut tidak di kondisikan dalam arti diberi pengarahan dan teguran dari sekolah maka siswa akan befikir bahwa membolos itu adalah kegiatan yang wajardan tidak dianggap sebuah kenakalan moralitas.

Gambar

Tabel 3.1 JENIS
Tabel 3.2 JENIS
No Tabel 3.3 Nama
Tabel 4.1 Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode rekayasa perangkat lunak sebagai prosedur dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi, dengan metode ini penulis akan membangun sebuah

Untuk semua pihak yang telah membantu penulis baik dari segi moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih, mohon maaf jika saya

Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan menggunakan desain penelitian adalah pre-test dan post-test design group untuk mengetahui efektifitas terapi

Dengan semangat pengembangan intelektualitas dan daya pikir kreatif, Alhamdulillah penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “ PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA

(2) Jumlah anggota panitia musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan jumlah dusun pada setiap desa, yang terdiri dari unsur Pemerintah Kecamatan, unsur Perangkat

Optimasi dapat dilakukan terhadap basis untuk menentukan formula optimum dengan metode simplex lattice design untuk menentukan proporsi relatif bahan-bahan yang

“ Cara pimpinan dalam menjalin sikap, kita tentu harus bekerja sama dengan semua pegawai, bagi saya semua pegawai yang ada di sini itu sudah seperti keluarga,

Bank syariah pada umunya telah menggunakan murabahah sebagai instrumen pembiayaan (financing) yang utama (Jannah, 2009)...