• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Kelamin Jumlah Presentase % Laki-Laki Perempuan Total Sumber : Olahan data primer 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jenis Kelamin Jumlah Presentase % Laki-Laki Perempuan Total Sumber : Olahan data primer 2018"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Di dalam bab V ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasannya setelah penelitian melakukan penelitiann dilapangan, mengenai Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Hotel Po Semarang. Dari hasil penelitian ini, akan dijelaskan mengenai karakteristik responden, karakteristik variabel dan uji hipotesis dalam menjawab rumusan masalah.

5.1 Karateristik Responden

Dalam penelitian Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Hotel PO Semarang, karakteristik responden akan di jelasakan berdasarkan jenis kelamin dan usia responden. Kuesioner akan di sebarkan pada 72 karyawan di Hotel Po Semarang. Dibeberapa departemen diantaranya departemen Housekeeping (HK), Food and Beverage(FB), Security, Marketing. Penyebaran kuesioner dilakukan pada 1 juli sampai 10 September 2018.

5.1.1 Jenis Kelamin

Hasil pembagian kuesioner diperoleh data karakteristik berdasarkan pada jenis kelamin sebagai berikut.

Table 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2018

Jenis Kelamin Jumlah Presentase %

Laki-Laki 42 42.00

Perempuan 30 30.00

Total 72 100.00

Sumber : Olahan data primer 2018

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini responden berjenis kelamin laki-laki dengan presentase sebesar 42%. Sedangkan perempuan sebesar 30%. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan yang sangat jauh dari responden laki-laki dan perempuan. Seperti halnya pada karakteristik berdasarkan jenis kelamin ini laki-laki merupakan angka yang tinggi dari perempuan. Hal ini dimungkinkan karena karyawan Hotel Po Semarang yang berjenis kelamin laki-laki lebih tertarik dalam bidang perhotelan, namun tidak menutup kemungkinan perempuan juga tertarik di bidang perhotelan.

(2)

5.1.2 Usia

Hasil pembagian kuesioner diperoleh data karakteristik berdasarkan pada usia ditunjukan pada tabel 5.2 berikut ini

Tabel 5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tahun 2018

Sumber: Olahan data primer 2018

Berdasarkan usia responden pada tabel 5.2 tersebut menunjukkan bahwa, responden antara 19 - 25 tahun sebanyak 32 orang dengan presentase 32%, responden yang berusia antara 26 - 30 tahun sebanyak 30 orang dengan presentase 30%, responden yang berusia lebih dari dari 31 tahun sebanyak 10 orang dengan presentase 10%. Jumlah karakteristik usia responden yang paling tinggi berusia 19 - 25 tahun yaitu 32%. Hal ini dimungkinkan usia produktif yang mampu bekerja secara maksimal yang terdapat dalam dunia perhotelan.

5.1.3 Status Perkawinan

Tabel 5.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan Tahun 2018

Sumber: Olahan data primer 2018

Usia Jumlah Presentase %

19-25 tahun 32 32.00 26-30 tahun 30 30.00 Lebih dari 31 tahun 10 10.00 Total 72 100.00

Status Jumlah Presentase %

Menikah 30 30.00

Belum Menikah 42 32.00

(3)

Karakteristik responden berdasarkan status yaitu menikah dengan presentase 30% responden dan belum menikah presentase 42% responden. Hal ini bisa dilihat bahwa status belum menikah lebih tinggi jumlahnya dengan yang sudah menikah namun perbedaannya tidak terlalu jauh. Berdasarkan status belum menikah yang merupakan angka yang sangat tinggi dari status menikah, hal ini dimungkinkan karena beberapa responden ada yang baru meniti karir.

5.1.4 Penghasilan (Per-Bulan)

Tabel 5.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengasilan Per-bulanTahun 2018

Sumber : Olahan data primer 2018

Berdasarkan pengasilan per-bulan responden pada tabel 5.4 tersebut menunjukkan bahwa, karakteristik responden dengan pengasilan per bulan antara kurang dari Rp 1.500.000 sebanyak 7 orang dengan presentase 7%, penghasilan Rp 1.500.000 - Rp 3.000.000 sebanyak 37 orang dengan presentase 37%, pengasilan responden lebih dari Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 sebanyak 25 orang dengan presentase 25%, dan lebih dari 5.000.000 sebanyak 3 orang dengan presentase 3%. Karakteristik responden berdasarkan penghasilan (per-bulan) tertinggi 37% yaitu dengan penghasilan Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000.

5.2 Deskriptif Variabel Penelitian

5.2.1 Variabel Komunikasi Interpersonal

Pada deskriptif komunikasi interpersonal, penilaian dilakukan dengan tujuh indikator, diantaranya adalah keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, kesamaan, keyakinan, kesiapan.

Penghasilan Per-bulan Jumlah Presentase %

Kurang dari Rp 1.500.000 7 7.00

Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 37 37.00

Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 25 25.00

Lebih dari Rp 5.000.000 3 3.00

(4)

1. Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Keterbukaan Tabel 5.5

Sumber: Olahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.5, dapat diketahui bahwa karyawan yang memiliki sifat keterbukaan yaitu 67 responden dengan presentase (93.1%), dan karyawan yang Tidak Terbuka yaitu 5 responden dengan presentase (6.8%). Dalam hal ini keterbukaan dalam berkomunikasi dengan orang lain mampu terbuka dengan rekan kerja ataupun pimpinan. Hasil ini menunjukan bahwa komunikasi interpersonal dengan aspek keterbukaan berpengaruh dengan karyawan Hotel Po Semarang. Berkomunikasi dengan orang lain dengan sedekat mungkin dimaksud disini yaitu karyawan yang memiliki sifat yang mau terbuka dengan siapa pun. Contohnya pada saat diskusi bisa menyampaikan pendapat tidak diam saja.

2. Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Empati Tabel 5.6

Sumber: Olahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.6, dapat diketahui bahwa 69 responden dengan presentase (95.8%) yang empati dan 3 responden dengan presentase (4.2%) tidak empati. Dalam hal bahwa karyawan mampu menjadi pendengar yang baik bagi atasan atau pimpinan Hasil ini

Komunikasi Interpersonal Aspek Keterbukaan Tahun 2018 Aspek

Frequency Presentasi Valid Percent

Cumulative Percent Valid Terbuka 67 91.8 93.1 93.1 Tidak Terbuka 5 6.8 6.9 100.0 Total 72 98.6 100.0 Total 72 100.0

Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Empati Tahun 2018 Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Empati 69 95.8 95.8 95.8

Tidak Empati 3 4.2 4.2 100.0

(5)

menunjukan bahwa karyawan berempati dalam komunikasi interpersonal dengan aspek empati berpengaruh dengan karyawan Hotel Po Semarang.

Menjadi pendengar yang baik adalah bahwa karyawan bisa memposisikan saat diskusi dengan rekan kerja atau dengan atasan. Contohnya ketika rekan kerja sedang dalam masalah dalam pekerjaan, sebagai karyawan yang empati bisa menjadi pendengar dan mungkin bisa memberikan solusi bagi rekan kerja yang sedang ada masalah dalam pekerjaan.

3. Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Dukungan Tabel 5.7

Sumber : Olahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.7, dapat diketahui bahwa 70 responden dengan presentase (97.2%) yang mendukung dan 2 responden dengan presentase (2.8%) tidak mendukung bahwa karyawan memerlukan dukungan satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan sangat memperlukan adanya dukungan dari rekan kerja dan saling berkerja sama rekan kerja dengan lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan adanya dukungan dengan sesama rekan kerja maka semua bisa berjalan dengan baik, dan komunikasi interpersonal dalam aspek dukungan berpengaruh bagi karyaawan Hotel Po Semarang.

4. Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Kepositifan Tabel 5.8

Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Kepositifan Tahun 2018 Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Positif 70 97.2 97.2 97.2

Tidak Positif 2 2.8 2.8 100.0

Total 72 100.0 100.0

Sumber : Olahan data primer, 2018

Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Dukungan Tahun 2018 Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Mendukung 70 97.2 97.2 97.2

Tidak Mendukung 2 2.8 2.8 100.0

(6)

Berdasarkan tabel 5.8, dapat diketahui bahwa 70 responden dengan presentase (97.2%) yang memiliki respon positif dan 2 responden dengan presentase (2.8%) yang tidak memiliki respon positif, bahwa karyawan bersikap positif dengan adanya ketidaksetujuan orang lain atau rekan kerja. Hal ini menunjukkan karyawan memiliki respon positif yang baik, dalam komunikasi interpersonal dengan aspek kepositifan berpengaruh dengan karyawan Hotel Po Semarang. Hasil ini menunjukan bahwa karyawan dengan ada sikap positif antara karyawan dengan yang lain maka jika ada ketidaksetujuan kemungkinan besar bisa diatasi dengan baik dengan rekan kerja lainnya.

5.

Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Kesamaan Tabel 5.9

Sumber: Olahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.9, dapat diketahui bahwa 71 responden dengan presentase (98.6%) yang setuju dengan aspek kesamaan dan 1 responden dengan presentase (1.4%) yang tidak setuju bahwa memiliki kesaaman dalam menjalankan hasil keputusan rapat. Hal ini menunjukan bahwa karyawan bersikap professional ketika hasil keputusan rapat yang sudah ditetapkan. Hasil ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal dalam aspek kesamaan sesuai atau berpengaruh dengan karyawan Hotel Po Semarang.

Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Kesamaan Tahun 2018 Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Sama 71 98.6 98.6 98.6 Tidak Sama 1 1.4 1.4 100.0 Total 72 100.0 100.0

(7)

6. Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Keyakinan Tabel 5.10

Sumber : Olahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.10, dapat diketahui bahwa sebagian besar yaitu 70 responden dengan presentase (97.2%) yang yakin dan 2 responden dengan presentase (2.8%) tidak yakin bahwa karyawan menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang mampu dan yakin menjalankan tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab. Hasil ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal dalam aspek keyakinan berpengaruh dengan karyawan Hotel Po Semarang.

7. Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Kesiapan Tabel 5.11

Sumber : Olahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.11, dapat diketahui bahwa 72 responden dengan presentase (100%) yang siap bahwa karyawanketika diberi tugas tambahan oleh pimpinan. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang mempunyai respon positif dan profesional ketika pimpinan memberikan tugas tambahan.

Contohnya pada saat karyawan di berikan tugas untuk menjadi perwakilan pelatihan mengenai pengetahuan hotel, karyawan itu bisa mengiinforamasikan kepada rekan kerja sebagai ilmu tambahan kepada sesama rekan kerja. Hasil ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal dalam aspek kesiapan berpengaruh dengan karyawan Hotel Po Semarang.

Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Keyakinan Tahun 2018 Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Yakin 70 97.2 97.2 97.2

Tidak Yakin 2 2.8 2.8 100.0

Total 72 100.0 100.0

Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Kesiapan Tahun 2018 Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(8)

Tabel 5.12

Distribusi Frekuensi Variabel Komunikasi Interpersonal

No Kategori Interval Frekuensi Presentase %

1 Sangat Baik 48-56 20 27.80

2 Baik 37-47 52 72.2

3 Tidak Baik 26-36 0 00.00

4 Sangat Tidak Baik 14-25 0 00.00

Total 72 100.00

Sumber: Olahan Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.12, distribusi frekuensi variabel Komunikasi Interpersonal dikelompokkan kedalam 4 kategori yaitu Sangat Baik, Baik, Tidak Baik, Sangat Tidak Baik. Hasil perhitungan dari ke-4 kategori tersebut bahwa Komunikasi Interpersonal dengan kategori Sangat Baik pada interval 48-56 sebanyak 20 karyawan dengan presentase (27.80%), dan Komunikasi Interpersonal dengan kategori Baik pada interval 37- 47 sebanyak 52 karyawan dengan presentase (72.2%) dan Komunikasi Interpersonal kategori Tidak baik dan Sangat Tidak Baik sebanyak 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa, variabel pengaruh Komunkasi Interpersonal pada karyawan Hotel Po Semarang berada pada kategori Baik yaitu sebanyak 52 karyawan (72.2%) dari jumlah sampel 72 Karyawan Hotel Po Semarang.

5.2.2 Variabel Motivasi Kerja

Pada deskriptif Motivasi Kerja, penilaian dilakukan dengan tiga indikator, diantaranya adalah perilaku karyawan, usaha karyawan dan kegigihan karyawan.

1. Motivasi Kerja Dalam Aspek Prilaku Karyawan Tabel 5.13

Sumber : Olahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.13, dapat diketahui bahwa dari 68 responden dengan presentase (94.4%) respon baik dalam berprilaku dan 4 responden dengan presentase (5.6%) yang tidak memiliki

Motivasi Kerja Dalam Aspek Prilaku Karyawan Tahun 2018 Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 68 94.4 94.4 94.4

Tidak Baik 4 5.6 5.6 100.0

(9)

respon baik bahwa karyawantetap bekerja dengan optimal meskipum tidak ada tambahan gaji. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang mempunyai respon yang baik terhadap pekerjaan yang dilakukannya, maupun atasan sehingga semua bisa memiliki gagasan atau ide pada saat diskusi atau sedang rapat. Memilih diam meskipun memiliki ide, gagasan, dan pendapat baik dimaksud adalah karyawan yang mau memberikan idenya kepada semua rekan kerja pada saat sedang rapat dan tidak merasa takut salah jikalau ide atau gagasan itu tidak diterima dengan orang lain. Contohnya pada saat morning briefing atau affertnoon briefing karyawan bisa memberikan segala ide dan gagasan pada saat itu.

2. Motivasi Kerja Dalam Aspek Usaha Karyawan Tabel 5.14

Sumber : Olahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.14, dapat diketahui bahwa dari 70 responden dengan presentase (97.2%) yang berusaha memberikan tanggapan di forum rapat dan 2 responden dengan presentase (2.8%) tidak berusaha untuk memberikan tanggapan di forum rapat. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang mempunyai respon positif ketika sedang diskusi atau rapat. Karyawan Hotel Po Semarang aktif untuk meberikan masukan.

3. Motivasi Kerja Dalam Aspek Kegigihan Karyawan Tabel 5.15

Sumber : Olahan data primer, 2018

Motivasi Kerja Dalam Aspek Usaha Karyawan Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berusaha 70 97.2 97.2 97.2

Tidak Berusaha 2 2.8 2.8 100.0

Total 72 100.0 100.0

Motivasi Kerja Dalam Aspek Kegigihan Karyawan Tahun 2018 Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Gigih 71 98.6 98.6 98.6

Tidak Gigih 1 1.4 1.4 100.0

(10)

Berdasarkan tabel 5.15, dapat diketahui bahwa dari 71 responden dengan presentase (98.6%) yang memiliki kegigihan ketika diberi tugas tambahan oleh pimipinan dan 1 responden dengan presentase (1.4%) yang tidak memiliki kegigihan. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang mempunyai respon positif ketika diberi tugas tambahan oleh pimpinan.

Siap diberi tugas tambahan yang dimaksud adalah bisa disebut juga dengan lembur atau ketika ada suatu acara yang sangat membutuhkan banyak orang karyawan tersebut diberikan tugas tambahan untuk lembur.

Tabel 5.16

Total Keseluruhan Aspek Dalam Variabel Motivasi Kerja No Kategori Interval Frekuensi Presentase % 1 Sangat Termotivasi 24-29 2 2.8 2 Termotivasi 18-23 65 90.3 3 Tidak Termotivasi 12-17 5 6.9 4 Sangat Tidak Termotivasi 6-11 0 00.00 Total 72 100.00

Sumber: Olahan Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.16, distribusi frekuensi variabel Motivasi Kerja dikelompokkan kedalam 4 kategori yaitu Sangat Termotivasi, Termotivasi, Tidak Termotivasi, Sangat Tidak Termotivasi. Hasil perhitungan dari ke-4 kategori tersebut bahwa Motivasi Kerja dengan kategori Sangat Termotivasi pada interval 24-29 sebanyak 2 karyawan dengan presentase (2.8%), dan Motivasi Kerja dengan kategori Termotivasi pada interval 18-23 sebanyak 65 karyawan dengan presentase (90,3%) dan Motivasi Kerja kategori Tidak Termotivasi pada interval 12-17 sebanyak 5 karyawan dengan presentase (6.9%) dan Sangat Tidak Termotivasi sebanyak 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa, pengaruh variabel Motivasi Kerja pada karyawan Hotel Po Semarang berada pada kategori Termotivasi yaitu sebanyak 65 karyawan (65,00%) dari jumlah sampel 72 Karyawan Hotel Po Semarang.

(11)

5.2.3 Variabel Kinerja Karyawan

Pada variabel kinerja karyawan, penilaian dilakukan dengan 5 indikator, diantaranya jumlah pekerjaan, kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, kehadiran, dan kemampuan kerja sama.

1. Kinerja Karyawan Dalam Aspek Jumlah Pekerjaan Tabel 5.17

Sumber : Olahan data primer, 2018

Berdasarakan tabel 5.17, dapat diketahui sebanyak 70 responden dengan presentase (97.2%) memiliki respon baik dan 2 responden (2.8%) tidak memiliki respon baik bahwa menggunakan fasilititas kantor dengan baik sesuai kebutuhan pekerjaan, hal ini menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang sangat membutuhkan fasilitas untuk menunjang pekerjaannya. Contohnya menggunakan jasa angkutan taksi, jika karyawan ada yang ditugaskan untuk kerja di luar kantor misalnya bertemu client.

2. Kinerja Karyawan Dalam Aspek Kualtitas Pekerjaan Tabel 5.18

Sumber : Olahan data primer, 2018

Berdasarakan tabel 5.18, dapat diketahui sebanyak 72 responden dengan presentase (100%) memiliki kualitas bahwa melaksanakan tugas yang harus diingatkan pimpinan, hal ini menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang melaksanakan pekerjaan tanpa harus diingatkan oleh pimpinan tetapi dengan inisiatif karyawan itu sendiri melakukann pekerjaannya dengan baik.

Kinerja Karyawan Dalam Aspek Jumlah Pekerjaan Tahun 2018 Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 70 97.2 97.2 97.2

Tidak Baik 2 2.8 2.8 100.0

Total 72 100.0 100.0

Kinerja Karyawan Dalam Aspek Kualitas Pekerjaan tahun 2018 Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(12)

3. Kinerja Karyawan dalam aspek Ketepatan waktu Tabel 5.19

Sumber : Olahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.19, dapat diketahui sebanyak 72 responden dengan presentase (100%) setuju bahwa menyelesaikan pekerjaan sesuai standar kerja dengan tepat waktu, hal ini menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang menyelesaikan pekerjaan sudah sesuai dengan standar Hotel Po Semarang.

4. Kinerja Karyawan Dalam Aspek Kehadiran Tabel 5.20

Sumber : Olahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.20, dapat diketahui sebanyak 57 responden dengan presentase (79.2%) yang setuju hadir dan pulang dengan tepat waktu dan sebanyak 15 responden dengan presentase (20.8%) menjawab tidak setuju hadir dan pulang tepat waktu, hal ini menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang sudah melakukan sesuai dengan ketentuan Hotel.

Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Ketepatan Waktu Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tepat Waktu 72 100.0 100.0 100.0

Kinerja Karyawan Dalam Aspek Kehadiran Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Hadir 57 79.2 79.2 79.2

Tidak Hadir 15 20.8 20.8 100.0

(13)

5. Kinerja Karyawan Dalam Aspek Kemampuan Kerja Sama Tabel 5.21

Sumber : Olahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.21, dapat diketahui sebanyak 72 responden denhan presentase (100%) setuju dan mampu bekerja sama. Dalam hal ini karyawan telah memenuhi standar kerja, hal ini menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang sudah melakukan pekerjaan yang sesuai dengan standar hotel.

Tabel 5.22

Total Keseluruhan Variabel Kinerja Karyawan

No Kategori Interval Frekuensi Presentase %

1 Sangat Berkinerja 37-45 1 1.4 2 Berkinerja 28-36 71 98.6 3 Tidak Berkinerja 19-27 0 00.00 4 Sangat Tidak Berkinerja 10-18 0 00,00 Total 72 100.00

Sumber: Olahan Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.22, distribusi frekuensi variabel Kinerja Karyawan dikelompokkan kedalam 4 kategori yaitu Sangat Berkinerja, Berkinerja, Tidak Berkinerja, Sangat Tidak Berkinerja. Hasil perhitungan dari ke-4 kategori tersebut bahwa Kinerja Karyawan dengan kategori Sangat Berkinerja pada interval 37-45 sebanyak 1 dengan presentase (1.4%). Kinerja Karyawan dengan kategori Berkinerja pada interval 28-36 sebanyak 71 karyawan dengan presentase (98.6%) dan Kinerja karyawan kategori Tidak baik dan Sangat Tidak Baik sebanyak 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kinerja Karyawan berada kategori baik atau berkinerja dengan presentase (100.00%).

Kinerja Karyawan Dalam Aspek Kemampuan Kerja Sama Aspek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Mampu Berkerja

(14)

5.3 Pengujian Hipotesis

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda, dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang diajukan. keenam hipotesis yang diajukan adalah:

H0 = Tidak Terdapat pengaruh antara variabel komunikasi interpersonal terhadap kinerja

karyawan di Hotel Po Semarang.

H1 = Terdapat pengaruh variabel komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan di Hotel

Po Semarang.

H0 = Tidak terdapat pengaruh antara variabel komunikasi interpersonal terhadap kinerja

karyawan di Hotel Po semarang

H2 = Terdapat pengaruh variabel motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di Hotel Po

Semarang

H0 = Tidak terdapat pengaruh variabel motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di Hotel Po

semarang

H3 = Terdapat pengaruh Komunikasi interpersonal terhadap motivasi kerja dalam kinerja

(15)

5.3.1 Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Karyawan

Variabel komunikasi interpersonal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel komunikasi interpersonal berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

5.3.2Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Variabel motivasi kerja tidak terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan, hal ini dapat dilihat nilai signifikasi sebesar 0,874 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan variabel motivasi kerja secara signifikan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

5.3.3 Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Variabel Komunikasi interpersonal dan Motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dapat dilihat bahwa variabel komunikasi interpersonal memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap kinerja karyawan sedangkan motivasi kerja tidak terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini dilihat pada nilai signifikan variabel komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan 0.000 lebih kecil 0,05 dan nilai signifikan motivasi kerja sebesar 0,874 yang lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan yang berarti berpengaruh pada kinerja karyawan.

5.4 Uji Koefisien Determinasi

Berikut merupakan hasil olahan uji koefisien determinasi pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan.

Tabel 5.21

Uji Koefisien Determinasi

Sumber : Output data uji regresi,2018

Berdasarkan hasil analisis seperti 5.21, diketahui bahwa ada korelasi yang kuat antara Komunikasi interpersonal dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dapat dibuktikan nilai r hitung sebesar 0,619 (>0,600). Koefisien determinasinya nilai (R Square) sebesar 0,384 atau

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .619a .384 .366 1.68547

a. Predictors: (Constant), MotivasiKerja, KomInter

(16)

sebesar 36,6%. Nilai ini diperoleh dari (R2 x 100%). Dengan koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,366. Hal ini menunjukan bahwa variabel komunikasi interpersonal dan motivasi kerja dapat menjelaskan variabel kinerja karyawan 36.6 %, sedangkan 63,3 % dijelaskan oleh variabel lain. Variabel lain dalam hal ini dapat berupa gaji, atau tunjangan.

5.5 Uji F

Berikut merupakan hasil uji F pengaruh komunikasi interpersonal dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Dasar pengambilan keputusan jika sig < 0,05 maka H1 diterima atau artinya variabel X1 dan X2 secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y.

Tabel 5.22 Uji F

Sumber : Output data uji regresi, 2018

Berdasarkan hasil uji F test uji regresi, diperoleh nilai F hitung sebesar 21,468 dengan tingkat signifikansi 0,000, oleh karena itu probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka secara bersama-sama variabel komunikasi interpersonal dan variabel motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja dan dengan demikian maka H3 yaitu terdapat pengaruh antara komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan diterima.

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 121.971 2 60.985 21.468 .000a

Residual 196.015 69 2.841

Total 317.986 71

a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Komunikasi Interpersonal b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

(17)

5.6 Persamaan Regresi

Berikut merupakan tabel hasil dari output uji regresi linier berganda dimana Y= α + β1X1 + β2X2. Tabel 5.23

Persamaan regresi

Sumber : Output data uji regresi, 2018

Pengaruh komunikasi interpersonal dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengujian dengan teknik regresi linier berganda, maka dapat disusun persamaan sebagai berikut:

Y = 11,608 + 0,418 X1 - 0,018 X2

Persamaan regresi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 11,608, artinya bahwa jika tidak ada variabel komunikasi interpersonal dan motivasi kerja, maka nilai kinerja karyawan sebesar 11,608.

2. Koefisien regresi sebesar 0,418, artinya bahwa setiap penambahan satu satuan motivasi kerja, maka akan meningkatkan nilai kinerja karyawan sebesar 0,418 dengan asumsi variabel lainnya konstan.

3. Koefisien regresi sebesar -0,018, artinya bahwa setiap penurunan (karena tanda -) satu satuan komunikasi interpersonal, maka akan menurunkan nilai kinerja karyawan sebesar 0,018 dengan asumsi variabel lainnya konstan.

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen komunikator (X1) dan pesan (X2) terhadap

variabel dependen keputusan pembelian (Y) dianalisis menggunakan model regresi linier berganda dengan bantuan program spss dengan perolehan hasil sebagai berikut:

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.608 2.356 4.926 .000 KomInter .418 .073 .628 5.750 .000 MotivasiKerja -.018 .114 -.017 -.159 .874

(18)

5.7Uji T

Tabel 5.24 Uji T

Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1) Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan

Uji T diperoleh dari hasil signifikansi sebesar 0,00 yang lebih kecil dari nilai 0,05 maka H1 yaitu Terdapat pengaruh variabel komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan di Hotel Po Semarang diterima, yang berarti variabel komunikasi interpersonal secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada taraf signifikansi 5%

2) Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

Uji T dari hasil signifikansi sebesar 0,874 yang lebih besar dari 0,05. maka H2 yaitu tidak terdapat pengaruh variabel motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Hotel Po Semarang ditolak. yang berarti variabel motivasi kerja secara signifikan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada taraf signifikansi 5%.

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.608 2.356 4.926 .000 KomInter .418 .073 .628 5.750 .000 MotivasiKerja -.018 .114 -.017 -.159 .874

a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan

(19)

5.8 Sumbangan Efektif Variabel Independen (SE)

Berdasarkan tabel diatas sumbangan efektif dari setiap variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus SE(X)=Betax x koefisien korelasi x 100%, hasilnya adalah sebagai

berikut:

1. Sumbangan efektif variabel komunikais interpersonal (X1) terhadap kinerja karyawan(Y)

SE(X1) = -0,628 x -0,619 x 100% = 0,389 = 38,9%

2. Sumbangan efektif variabel motivasi kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) SE(X2) = 0,017x 0,797 x 100%

= -0,005 = - 0,5%

3. Sembangan Efektif (SE) total dapat dihitung sebagai berikut: SE total = SE(X1) - SE(X2)

= 0,389 - 0,005 = 0,384 = 38,4%

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa sumbangan efektif variabel komunikasi interpersonal (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 38,9%, sementara sumbangan efektif variabel motivasi kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar -0,5%. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel komunikasi interpersonal memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap variabel motivasi kerja. Untuk total SE adalah sebesar 38,4 %, Hasil ini tidak sama dengan koefisien determinasi yaitu 36,6 % karena total sumbangan efektif dijumlah secara manual sehingga masih berupa data mentah, sedangkan koefisien determinan hasilnya sudah dikoreksi.

(20)

5.9 Pembahasan

Hotel Po Semarang menjadi salah satu hotel yang cukup terkenal di Kota Semarang yang sebelumnya Hotel ini dinamakan Hotel Crowne Plaza Semarang, kini sudah berganti nama menjadi Hotel Po Semarang. Didalam penelitian ini peneliti menemukan satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Hotel Po Semarang. Variabel bebas tersebut adalah Komunikasi interpersonal, Secara keseluruhan penelitian ini telah menunjukkan adanya penerimaan terhadap ketiga hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel 5.24 hasil perhitungan menunjukan bahwa T hitung komunikasi interpersonal adalah 5.750 yang berarti lebih besar dari T tabel 1.666 dan signifikansi dari t hitung komunikasi interpersonal adalah 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel komunikasi interpersonal sebesar 38,9 %. Kondisi ini menunjukan bahwa komunikasi interpersonal (X1) berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y) namun pengaruhnya sangat

kecil. Peneliti juga melihat pada hal ini karyawan Hotel Po Semarang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak di banding dengan perempuan. Laki-laki-laki dengan presentase sebesar 42% sedangkan Perempuan memiliki presentase sebesar 30% hal ini juga dapat dilihat dalam dari usia responden 19- 25 tahun dengan presentase sebanyak 32% dengan status perkawinan paling banyak yaitu belum menikah dengan presentase sebesar 42% dan dengan penghasilan 1.500.000- 3.000.000 dengan presentase sebesar 37%.

Berdasarkan hasil data kuesioner dari 72 responden yaitu karyawan Hotel Po Semarang responden yang telah diolah, menunjukan bahwa komunikasi interpersonal memiliki kemampuan menjalankan tugas dengan tanggung jawab sebanyak 68% (tabel 5.3) dan komunikasi interpersonal memiliki komunikasi yang sedekat mungkin dengan orang lain sehingga lebih menyenangkan dan menarik perhatian responden sebanyak 64% (tabel 5.4). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Beny Usman (2013) yang meyatakan bahwa Komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil ini menunjukan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. Dengan hasil menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal diterima dikarekan didukung oleh aspek-aspek dari komunikasi interpersonal yaitu keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, kesamaan, keyakinan, kesiapan.

(21)

Berdasarkan tabel 5.27 hasil perhitungan menunjukan bahwa T hitung motivasi kerja adalah -1.59 yang berarti lebih kecil dari T tabel 1.666 dan signifikansi dari t hitung kmotivasi kerja adalah 8,74 < 0,05 maka H0 ditolak. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel motivasi kerja sebesar -0,5% Kondisi ini menunjukan bahwa motivasi kerja (X1) secara

signifikan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y). Dari hasil data yang telah diolah, menunjukan bahwa motivasi kerja mengeluh ketika banyak kerjaan 71% (tabel 5.4). Hasil ini menunjukkan sesuai dengan apa yang di kemukaan oleh Ardityo Wirawan (2013) Motivasi kerja tidak terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan. Hail ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua ditolak.

Gambar

Tabel 5.22  Uji F
Tabel 5.24  Uji T

Referensi

Dokumen terkait

Karena pendidikan karakter bangsa merupakan sebuah jawaban atas permasalahan yang selama ini dikeluhkan oleh banyak pihak tentang krisis yang terjadi dalam dunia pendidikan

Dalam rangka memeriahkan HUT Paroki SanMaRe yang ke-3, akan diadakan bazar pada hari Minggu, 25 Agustus 2013, bazar terbuka bagi seluruh umat. Bagi yang berminat membuka

Dan apabila yang terjadi adalah yang sebaliknya yaitu ketika implementor memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses

Namun, pada reponden yang lama penggunaan kurang dari 3 bulan tidak mengalami spoting karena respon tubuh berbeda-beda, pada responden ini hormon progeseteron dan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlakuan D (penambahan vitamin mix 3 % dari jumlah pakan) memberikan hasil terbaik untuk

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus statistika diperoleh hasil sebagai berikut: Terdapat hubungan yang berarti antara kelincahan dengan hasil

Pengaruh media televisi Si Bolang terhadap kemampuan menulis teks deskripsi siswa adalah terlihatnya pengaruh yang signifikan terhadap hasil menulis teks