• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XIV/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XIV/2016"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 44/PUU-XIV/2016

PERIHAL

PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA

ACARA

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

(I)

J A K A R T A

SELASA, 7 JUNI 2016

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 44/PUU-XIV/2016 PERIHAL

Pengujian Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [Penafsiran Unsur ke-2 Pasal 149 ayat (1)]

PEMOHON 1. Marigun Rasyid ACARA

Pemeriksaan Pendahuluan (I)

Selasa, 7 Juni 2016, Pukul 13.00 – 13.43 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Suhartoyo (Ketua)

2) Patrialis Akbar (Anggota)

3) Aswanto (Anggota)

(3)

Pihak yang Hadir:

A. Pemohon:

(4)

1. KETUA: SUHARTOYO

Kita mulai ya, Pak ya. Persidangan Perkara Permohonaan Nomor 44/PUU-XIV/2016 dibuka dan persidangan dinyatakan terbuka untuk umum.

Baik supaya diperkenalkan siapa yang hadir. Dari Pemohon apa kuasa?

2. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Assalamualaikum wr. wb.

3. KETUA: SUHARTOYO

Waalaikumsalam.

4. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Pertama-tama saya ucapkan permohonan maaf kepada Majelis Hakim Yang Mulia karena saya seharusnya pakai toga sebagai kuasa hukum. Oleh karena kami dari daerah, saya lupa pakai toga. Itulah permohonan kami. Jadi saya adalah kuasa hukum. Nama saya Abdul Rahman, S.H., M.H.,

5. KETUA: SUHARTOYO

Advokat?

6. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Advokat.

7. KETUA: SUHARTOYO

Dari apa? Anda dari?

8. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Dari Peradi.

SIDANG DIBUKA PUKUL 13.00 WIB

(5)

9. KETUA: SUHARTOYO

Peradi ya. Peradi mana?

10. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Peradi Makassar, Yang Mulia.

11. KETUA: SUHARTOYO

Makassar ya. Ya, baik ya. Jadi memang beracara di Mahkamah Konstitusi kalau kuasa atau … ya, kuasa adalah seorang advokat memang harus memakai atribut toga, ya.

12. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Ya, Yang Mulia.

13. KETUA: SUHARTOYO

Tapi karena ketidaktahuan Anda ya, besok lagi masih ada sidang untuk perbaikan.

14. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap.

15. KETUA: SUHARTOYO

Sidang-sidang selanjutnya supaya Anda perhatikan itu.

16. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap, Yang Mulia.

17. KETUA: SUHARTOYO

Untuk menggunakan toga ya. Baik, jadi Mahkamah sudah membaca dan menelaah permohonan dari Prinsipal Anda. Namun demikian supaya lebih jelas silakan dipresentasikan secara highlight-nya saja, yang garis besarnya saja. Apa-apa permohonan Saudara atau prinsipal Saudara. Dipersilakan.

(6)

18. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Permohonan pengujian uji materi pendapat ahli hukum tentang unsur-unsur Pasal 149 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon. Jadi kedudukan hukum dalam hal ini kami Pemohon bersama dengan kuasa hukum tetap mengacu pada Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang MK. Kemudian … kemudian Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang-Undang-Undang MK menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hak konstitusional adalah hak-hak yang diatur dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Kemudian kerugian konstitusional Para Pemohon atau Pemohon yaitu adanya hak atau kewenangan konstitusional Pemohon yang diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bahwa hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon tersebut dianggap oleh Pemohon telah dirugikan oleh suatu undang-undang yang diuji.

c. Bahwa kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon yang dimaksud bersifat spesifik, khusus, dan aktual, atau setidaknya yang bersifat potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi.

d. Adanya hubungan sebab-akibat (causal verband) antara kerugian dan berlakunya undang-undang yang dimohonkan pengujian.

e. Adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan, maka kerugian atau kewenangan konstitusional yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi.

Alasan-alasan pengujian terhadap pendapat ahli hukum tentang unsur Pasal 149 KUH Pidana yang diajukan. Jadi kronologis sudah tertuang di dalam permohonan kami. Jadi saya anggap sudah dibacakan.

Kemudian dalam … yang kami mohonkan … materi yang kami mohonkan dalam permohonan ini adalah sekaitan dengan Pasal 149 ayat (1) unsur kedua. Di mana salah satu pakar dari Universitas Hasanuddin Makassar yang memberikan pendapat atas kejadian pada saat pilkada kemarin yang bersinggungan dengan money politics, yaitu Beliau adalah Bapak Prof. Dr. Anwar Borahima. Di mana pada laporan polisi, laporan polisi Pemohon tentang adanya tindak pidana money politics di lapangan. Sehingga pada waktu itu diterima oleh kepolisian. Kemudian setelah dilakukan penyelidikan, alasan kepolisian bahwa tidak bisa dinaikkan ke tingkat penyidikan dengan adanya pendapat ahli yang bernama Prof. Dr. Anwar, S.H., M.H. yang menyatakan bahwa yang dikatakan hari pemilihan … yang dikatakan hari pemilihan berdasarkan beliau, yaitu hanyalah yang dikatakan unsur pada waktu pemilihan, yang merupakan unsur kedua ayat (1) dari Pasal 149 hanyalah hari H. Sehingga, dengan adanya pendapat Beliau tadi, Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor Matra menyatakan bahwa kasus yang

(7)

dilaporkan oleh Pemohon tidak bisa ditingkatkan ke tingkat penyidikan. Sehingga dengan adanya penda … apa namanya … ulasan tadi bahwa di sinilah Pemohon yang melapor pada waktu itu dirugikan kepentingan hukumnya berdasarkan konstitusional.

Nah, sehingga dalam posita … posita … sehingga dalam petitum, Pemohon meminta … meminta bahwa satu … Pemohon meminta kepada Yang Mulia Majelis Hakim di MK bahwa mengadili perkara ini:

1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya.

2. Menyatakan bahwa materi muatan pendapat saksi ahli yang bernama Prof. Dr. Anwar Borahima, S.H., M.H. atas penafsiran unsur kedua Pasal 149 ayat (1) KUH Pidana atas kasus pidana yang dilaporkan Pemohon a quo pada Polres Mamuju Utara adalah sangat bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, teristimewa Pasal 28C ayat (2), Pasal 28D ayat (1), dan Pasal 28I ayat (1).

3. Menyatakan bahwa materi muatan pendapat saksi ahli yang bernama Prof. Dr. Anwar Borahima, S.H., M.H. atas penafsiran unsur kedua Pasal 149 ayat (1) KUH Pidana atas kasus pidana yang dilaporkan Pemohon a quo pada Polres Mamuju Utara tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.

4. Memerintahkan untuk memuat putusan ini dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya.

Demikian, Yang Mulia.

19. KETUA: SUHARTOYO

Baik, terima kasih. Jadi, sesuai dengan hukum acara yang ada bahwa apa yang Anda sampaikan dalam permohonan ini, Mahkamah ada beberapa tanggapan atau mungkin saran-saran yang sifatnya untuk perbaikan.

20. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap, Yang Mulia.

21. KETUA: SUHARTOYO

Meskipun Anda juga tidak harus terikat dengan apa yang disampaikan oleh Majelis Panel nanti. Untuk itu, silakan, Prof. Aswanto.

22. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

(8)

23. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN Siap.

24. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Yang Saudara mohonkan adalah norma yang ada di dalam Pasal 149 KUHP, ya?

25. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap, Yang Mulia.

26. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Kemudian, kelihatannya di dalam uraian Saudara atau yang bisa saya tangkap, ini seolah-olah Anda menguji atau Anda … atau saya klarifikasi dulu. Apakah yang Anda ingin uji ini adalah pendapat ahli dengan me … apa namanya … me-compare dengan Pasal 149?

27. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap, Yang Mulia.

28. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Jadi, yang Saudara minta untuk diuji adalah pendapat dari Saudara Ahli Anwar Borahima?

29. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap.

30. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Batu ujinya adalah Pasal 149?

31. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap, Yang Mulia.

32. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Baik. Ya karena saya baca bolak-balik, ini kelihatannya bukan menguji undang-undang, tapi yang Saudara uji itu adalah pendapat ahli.

(9)

33. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN Siap.

34. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Betul, ya?

35. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Betul, betul.

36. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Pendapat ahli (suara tidak terdengar jelas).

37. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Pendapat ahli. Di mana … jadi, dalam hal ini, Yang Mulia, yang kami ajukan pengujian adalah pendapat ahli tentang pendapatnya atas penafsiran Pasal 149, teristimewa unsur kedua tentang adanya permasalahan pada waktu pemilihan.

38. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Ya. Jadi, ini yang saya agak … apa namanya … ketika saya baca agak ketawa, gitu, ya? Kenapa saya ketawa membaca? Karena kan Saudara sudah me … pada bagian … apa … pada bagian awal permohonan Saudara, Saudara sudah mengutip ketentuan yang ada di dalam Undang-Undang MK, yang berkaitan dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi.

Nah, di situ Saudara sudah menjelaskan. Apa sebenarnya yang menjadi kewenangan Mahkamah Konstitusi? Salah satu kewenangannya adalah menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Nah, sementara di dalam uraian Saudara, Saudara mau menguji pendapatnya Saudara Prof. Anwar Borahima. Yang mana, profesor itu menafsirkan Pasal 149 KUHP bahwa yang dimaksud dengan hari pemilihan … pada saat pemilihan umum, itu adalah hari H. Kan itu, ya? Tafsirnya kan gitu?

39. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

(10)

40. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Kalau di dalam Undang-Undang Pilkada itu kan pilkada itu dilakukan mulai dari tahapan awal, mulai dari tahapan persiapan sampai tahapan pelaksanaan.

41. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap, Yang Mulia.

42. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Yang ada sekian kegiatan itu dan salah satu tahapannya itu adalah hari pencoblosan. Gitu, kan?

43. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Ya.

44. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Tapi oleh Saudara Anwar Borahima … Prof. Anwar Borahima menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan pemilihan umum itu adalah hari H.

45. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Hari H. Siap, Yang Mulia.

46. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Sudah jelas, ya?

47. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Ya, siap.

48. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Kita sudah sepakat bahwa yang Anda tafsir itu adalah Anda minta diuji itu adalah pendapatnya Saudara Anwar Borahima, ya?

49. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

(11)

50. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Betul, ya?

51. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Betul, Yang Mulia.

52. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Oke. Nah, ini yang saya mau sampaikan kepada Saudara. Kewenangan Mahkamah Konstitusi itu adalah satu … ada empat kewenangannya. Satu, kewajibannya. Kewenangannya itu adalah menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Enggak ada kewenangannya menguji undang-undang terhadap pendapat ahli. Ini bagaimana ini Saudara ini? Mau di … apa … mau diubah atau bagaimana, gitu? Atau tetap konsisten bahwa yang saya uji ini pendapatnya Anwar Borahima? Benar, ya?

53. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Benar, Yang Mulia.

54. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Benar. Ya, kalau itu yang Saudara uji bukan di sini tempatnya. Mahkamah Konstitusi tidak bisa menguji pendapat ahli. Itu kan pendapatnya dia, pendapat ahli ya. Kalau mau diuji itu ya di … anu … di ranah akademik. Apakah pendapatnya Saudara Anwar Iborahima itu benar atau tidak? Ya, itu ranahnya dunia akademik itu. Nah, kalau MK kewenangannya kalau ada norma undang-undang yang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, itu bisa dibawa ke sini, Pak. Tapi kalau pendapatnya Anwar Borahima yang Saudara anggap keliru dalam menafsirkan undang-undang, enggak bisa diuji di sini, Pak. Bukan tempatnya itu.

55. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap, Yang Mulia.

56. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Ya. Nah, ini yang penting menurut saya karena kalau itu sudah keliru ya yang lainnya menjadi ini Anwar Borahima terus yang Saudara persoalkan. Saya tahu ini Anwar Borahima ini memang ahli pemilu dia,

(12)

ini ahli pemilu. Dia pernah menjadi … apa … pengawas pemilihan umum di Sulsel, gitu. Itu yang pertama.

Yang kedua, ya ini agak susah. Agak susah memang melangkah yang ke poin berikutnya karena poin pertamanya sudah keliru, gitu. Mestinya poin pertama itu Saudara misalnya Pasal 149 yang Saudara minta untuk diuji. Kira-kira pasal berapa di dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang bertentangan dengan pasal ini? Itu yang mestinya dengan uraikan pada bagian baik di legal standing atau pun di posita, Saudara uraikan. Bahwa dengan adanya norma yang ada di dalam Pasal 149 KUHP ini melanggar hak kami, melanggar hak konstitusional yang diatur di dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Ini Saudara tidak menyinggung sama sekali itu. Berarti persyaratan permohonan Saudara ini agak bermasalah gitu ya, untuk tidak mengatakan tidak benar. Ini bermasalah, gitu ya. Saya tidak mengatakan tidak benar tapi saya mengatakan agak bermasalah, gitu ya. Makanya saya tanya Saudara tadi, apakah Saudara tetap konsisten dengan permohonan ini bahwa saya mau uji pendapatnya Anwar Borahima? Kalau Saudara tetap konsisten pada itu, ya mungkin sidang berikutnya enggak usah lagi datang, dicabut saja permohonannya karena bukan tempatnya di sini, ya. Tolong nanti direnungkan. Dari saya itu saja, Yang Mulia. Terima kasih.

57. KETUA: SUHARTOYO

Silakan, Pak Wahid.

58. HAKIM ANGGOTA: WAHIDUDDIN ADAMS

Ya, terima kasih, Ketua. Jadi memang ketika saya lihat yang merah ini ya, permohonannya ya, permohonan pengujian uji materi pendapat ahli hukum tentang Unsur-Unsur Pasal 149 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana terhadap Undang-Undang-Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Ternyata benar apa yang diuraikan ini adalah mempersoalkan pendapat ahli hukum itu, ya. Sementara kewenangan dari MK ini adalah menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Meskipun Saudara mempersoalkan pendapat ahli hukum terhadap Pasal 149, jadi bukan terhadap Pasal 149-nya sendiri, KUHP itu yang Saudara persoalkan tapi pendapat ahli hukum itu. Jadi saya lihat juga memang di … apa … perihalnya ini, permohonannya ini jelas, pendapat ahli hukum tentang unsur-unsur Pasal 149 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jadi memang ini menguji pendapat ahli yang Saudara sebut di petitum, pendapat Saksi Ahli yang bernama Prof. Dr. Anwar Borahima. Atas penafsiran unsur kedua di sini, di poin ketiga juga di petitum juga seperti begitu adalah materi muatan pendapat saksi ahli.

(13)

Jadi, ini seperti Prof. Aswanto kemukakan juga tidak di MK ini apa ... mengajukan pengujiannya ya, Saudara mungkin bisa menulis pendapat yang lain atau juga ya membuat tulisan atau mungkin karya ilmiah lain yang mempermasalahkan pendapat ini terkait dengan tafsirnya Pasal 149 KUHP ini.

Ya, yang berikutnya ya tidak ada yang bisa kita lanjutkan meskipun kita bisa tanya, misalnya apakah apa ada kerugian, ya itu kan unusr berikutnya tapi karena yang dipersoalkan ini adalah pendapat ahli, maka ya perlu Saudara pikirkan ini Saudara mencantumkan ketentuan Pasal 51 Undang-Undang MK itu, tidak kena di sini. Kemudian juga di ya petitum ya, jelas seperti itu karena kalau Pasal 51A ayat (5) Undang-Undang MK itu, ya menyatakan mengabulkan permohonan, kemudian menyatakan materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dari undang-undang (suara tidak terdengar jelas) dengan undang-undang-undang-undang sebelumnya, tapi yang Saudara muat di petitum itu ya pendapat dari Prof. yang Saudara sebutkan di sini, Anwar Borahima terhadap Pasal 149 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Jadi saya tidak melanjutkan lagi mengenai apa kerugian Saudara terhadap itu, meskipun Saudara sedikit singgung kemudian apa ... ini lebih banyak terhadap kasus yang terkait dengan pendapat ahli hukum tersebut ya. Ya, demikian.

59. KETUA: SUHARTOYO

Terima kasih, Pak Dr. Wahiduddin. Pak Abdul Rahman sudah jelas belum?

60. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Jelas, jelas, Yang Mulia.

61. KETUA: SUHARTOYO

Jelas ya?

62. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap, Yang Mulia.

63. KETUA: SUHARTOYO

Jadi, Bapak kan menguraikan di depan ini kewenangan Mahkamah, ya kan? Bahwa kewenangan Mahkamah itu adalah pengujian terhadap undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, yang Bapak uji ke sini itu bukan undang-undangnya, tetapi adalah penafsiran dari

(14)

Ahli Pak Prof. Anwar itu. Nah, itu bukan merupakan kewenangan Mahkamah kalau itu yang Bapak maksudkan. Nah daripada nanti Bapak, Bapak dan klien Bapak itu jauh dari Makassar buang energi, waktu, dan tentunya biaya, coba direnungkan kembali apakah tetap mau memaksakan ini diajukan? Ataukah bagaimana, kalau tetap diajukan, Bapak sudah tahu bagaimana pendapat Mahkamah ini, kira-kira kan seperti itu.

64. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap, Yang Mulia.

65. KETUA: SUHARTOYO

Tapi seandainya mau dicabut juga hak Bapak, itu lebih ... barangkali lebih baik kalau Bapak mempersoalkan pendapat ahli bukan di sini, tapi kalau Bapak mempersoalkan Pasal 149 KUHP misalnya ada persoalan, apa tidak ada kepastian hukum, multitafsir atau apa itu bisa dibawa ke sini.

Tapi Bapak berpendapat dulu Pasal 149 itu yang salah atau unsur-unsurnya itu yang salah atau pendapat Bapak Anwar itu yang Bapak tidak sependapat? Nah, itu harus dibedakan. Kalau Bapak mempersoalkan pendapatnya Pak Anwar, ya itu bukan wilayah MK, Pak.

Jelas, ya?

66. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Ya, jelas.

67. KETUA: SUHARTOYO

Ada yang mau ditanggapi coba?

68. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Ya, jadi awalnya ini kan Yang Mulia, di dalam salah satu pasal KUHAP itu (...)

69. KETUA: SUHARTOYO

(15)

70. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Eh, ya KUHP itu bahwa yang di ... untuk menjadikan seseorang yang dilapor menjadi tersangka kan, minimal ... minimal ada dua saksi.

71. KETUA: SUHARTOYO

Ya.

72. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Ya, dua saksi. Nah minimal dua saksi yang meyakinkan, jadi aktualisasi kejadian kemarin di lapangan, peristiwa yang bersinggungan masalah money politics, atas laporan Pemohon a quo sudah menampilkan apa ... mengemukakan dua alat bukti yang sah di depan kepolisian.

73. KETUA: SUHARTOYO

Ya.

74. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Terus di samping laporan Pemohon a quo sebagai calon wakil bupati kemarin dalam pilkada 2015 di Kabupaten Matera, ada laporan calon bupatinya sendiri. Pada waktu calon bupatinya melapor tempus dan delicti yang berbeda, kejadian yang sama, terus ada penetapan tersangka, ada penetapan tiga orang tersangka. Kemudian ada berselang beberapa hari, sekitar 2 minggu itu ditemukan bahwa terjadi tindak pidana money politics di mana lawan dari Pemohon a quo memang langsung membagikan, membagikan dan yang menerima dan membagikan uang sendiri itu melapor kepada Pemohon a quo sehingga pada waktu itu kami mendampingi, kami mendampingi dengan membawa dua orang saksi dengan barang bukti. Tetapi yang kami laporkan ... yang dilaporkan oleh Pemohon a quo adalah calonnya sendiri, lawannya, calon yang bersangkutan langsung yang membagikan, cukup bukti, cukup dua bukti. Tetapi pada waktu itu polres ... jajaran Polres Kabupaten Matera, teristimewa bagian reskrim umum, justru kami heran kok tempus delikti yang berbeda atas laporan calon 01-nya ini ada penetapan tersangka, kok laporan yang kedua yang dilaporkan oleh wakil-wakil ... wakil calon tidak bisa ditingkatkan ke tersangka. Jadi alasan kenapa Kepolisian Kabupaten Matera tidak bisa melanjutkan Pemohon a quo karena alasannya pada waktu itu kami harus meminta pendapat ahli.

(16)

Jadi pada waktu itu kami mencoba mengupas salah satu ... apa ... pasal di dalam KUHAP, KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) memang ada bahwa jika kepolisian, jika penyidik ada keraguan meningkatkan laporan dari status ... apa ... kasus lidik menjadi sidik, maka mereka harus meminta pendapat ahli untuk mendukung pembuktian laporan itu sehingga ... sehingga atas adanya pendapat pakar hukum Prof. Dr. Anwar Borahima menyebabkan laporan itu keluar ... apa namanya ... SPH2 bahwa laporan itu tidak bisa ditingkatkan ke tingkat penyidikan sehingga dengan pendapat Prof. Dr. Borahima selang tiga hari, keluar pernyataan P21 atas laporan yang pertama, makanya atas materi itu yang diuraikan oleh Prof. Anwar, teristimewa masalah Pasal 149 ayat (1) unsur kedua pada waktu pemilihan.

Jadi, saya pribadi pernah bertemu dengan Beliau bahwa berdasarkan PKPU yang diatur untuk melaksanakan pilkada 2015 kemarin yang dikatakan pada waktu pemilihan mulai dari pemilihan kepala desa sampai pemilihan presiden dan lain-lain, itu diawali dengan adanya tahapan, tahapan pemutakhiran data.

75. KETUA: SUHARTOYO

Ya, saya dari Mahkamah sudah bisa menangkap apa yang Bapak sampaikan bahwa intinya bahwa laporan Bapak itu oleh reskrim Mamuju, ya?

76. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Ya, Yang Mulia.

77. KETUA: SUHARTOYO

Itu tidak ditingkatkan menjadi penyidikan karena menurut mereka berdasarkan keterangan ahli adalah ada penafsiran yang menurut Bapak penafsiran Prof. Anwar itu tidak sesuai dengan apa yang Bapak inginkan karena Bapak menganggap bahwa berdasarkan peraturan KPU adalah prosesnya itu dari A sampai Z sebagaimana yang dimaksudkan PKPU itu, kan?

78. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap, Yang Mulia.

79. KETUA: SUHARTOYO

(17)

80. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN Siap.

81. KETUA: SUHARTOYO

Ya, artinya itu adalah persoalan bagaimana orang menafsirkan sebuah pasal, sebuah norma daripada undang-undang sehingga mestinya, mestinya kepolisian itu ... ini, tapi saya tidak menyalahkan kepolisian, tapi mestinya polisi itu punya second opinion atau yang bisa kemudian menjadikan pendapat pembanding, ya kan?

82. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap.

83. KETUA: SUHARTOYO

Kalau ini siapa yang mengajukan Pak Anwar ini?

84. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Pihak kepolisian, Yang Mulia.

85. KETUA: SUHARTOYO

Kepolisian. Bapak tidak minta supaya Bapak mengajukan ahli juga?

86. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Pada waktu itu karena kami sudah ... apa ... salah satu, kami juga, Yang Mulia, secara resmi mengajukan pendapat ahli pembanding, dengan resmi kami melayangkan ke dekan fakultas hukum sehingga dekan fakultas hukum menunjuk Prof. Dr. Juajir. Beliau juga (...)

87. KETUA: SUHARTOYO

Didengar enggak?

88. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

(18)

89. KETUA: SUHARTOYO

Diproses enggak sama kepolisian?

90. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Di … ya, ini ya, jadi saya cerita dulu Yang Mulia. Jadi, setelah beliau memberikan … apa namanya … pendapat pembanding, dia bahkan menguraikan secara tertulis. Sehingga pendapat Prof. Jawahir kami bawa ke kepolisian bahwa ada pendapat pembanding tentang unsur kedua dari Pasal 149 ayat (1). Dimana intinya Prof. Jawahir mengutarakan bahwa yang dikatakan hari pemilihan, teristimewa sekali yang bersinggungan dengan calon dalam pemilukada adalah:

1. Sejak ditetapkannya atau berubah statusnya pasangan calon itu dari balon, pasangan balon menjadi calon itu apa … sejak yang diumumkan dengan masalah money politics, sejak itu yang dikatakan tahapan hari pemilihan, Yang Mulia (…)

91. KETUA: SUHARTOYO

Jadi, ada perbedaan pendapat?

92. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Ya, Yang Mulia.

93. KETUA: SUHARTOYO

Terus apa sikap polisi?

94. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Polisi tetap, polisi mengeluarkan surat, kami juga ada kami ajukan alat bukti itu, P-13. Dimana kepolisian juga justru meminta kepada kami silakan uji persoalan ini ke MK, bahkan di dalam suratnya itu kepolisian mencantumkan peraturan PMK itu Nomor 4 … Pasal 4 ayat (2). Ada, Yang Mulia, itu kami juga sudah ajukan.

95. KETUA: SUHARTOYO

(19)

96. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Dimana di sini polisi meminta kepada kami, jadi waktu itu kami kembali ke Matra supaya digelar ulang ini perkara, tetapi kepolisian justru memberikan balasan surat bahwa silakan ke MK karena ada pasal penunjukkannya katanya, Yang Mulia. Itu Pasal 4 ayat (2).

97. KETUA: SUHARTOYO

Apa?

98. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Itu Pasal 4 ayat (2) PMK Nomor 06/PMK/2005 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Pengujian Undang-Undang MKRI berbunyi, “Pengujian materi adalah pengujian undang-undang yang berkenaan dengan materi muatan dalam ayat, pasal, dan/atau bagian undang-undang yang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.”

99. KETUA: SUHARTOYO

Ya, benar itu, benar, tapi kalau murni aslinya yang ada norma yang bertentangan itu, Pak, tapi bukan pendapat ahlinya yang Bapak uji, begitu lho. Mudah, kan?

100. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Mudah, Yang Mulia.

101. KETUA: SUHARTOYO

Mudah, kan, mudah artinya sederhana, kan?

102. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Ya, siap, Yang Mulia.

103. KETUA: SUHARTOYO

Karena Bapak ini jauh-jauh makanya kami sampai menjelaskan supaya Bapak jelas, pulang juga jangan nanti dikira MK ini tidak respons atau bagaimana. Jadi, intinya kalau berdasarkan penjelasan dari polisi itu memang benar kalau Bapak kemudian melaksanakan seperti yang ada di dalam PMK itu. Tapi Bapak ini tidak melaksanakan materi yang

(20)

sebagaimana yang dikehendaki di dalam PMK itu. Itu kalau ada norma, isi, pasal, dan lain-lain yang bertentangan. Bapak kan tidak mempersoalkan isi daripada pasal itu yang bertentangan. Bapak mempersoalkan pendapat ahli, begitu lho. Tapi kalau isi daripada pasal itu menurut Bapak ada yang bertentangan, ya Bapak harus jangan kemudian membawa pendapat ahlinya, tapi isi dari pasal itu apa yang bertentangan sesuai dengan konten daripada PMK itu. Paham, kan?

104. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Paham.

105. KETUA: SUHARTOYO

Apa pertentangannya dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945? Misalnya, tidak ada kepastian, keadilan, apalah terserah Bapak itu. Kemudian, kalau Bapak mau geser ke situ, itu memang menjadi kewenangan Mahkamah Konstitusi, tapi Bapak saya lihat Surat Kuasanya juga Surat Kuasa untuk mengajukan pengujian pendapat profesor … Ahli Profesor Anwar itu. Jadi, Surat Kuasa Bapak juga harus diganti ke Mahkamah Konstitusi. Diganti bahwa akan menguji Norma Pasal 149 terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945, tapi jangan kemudian ini hanya sekadar supaya Bapak bisa masuk menjadi wewenangnya MK, tapi harus betul-betul Bapak punya argumentasi, punya alasan, pertentangannya di mana, multitafsirnya di mana, begitu lho. Paham?

106. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Paham, Yang Mulia. Siap.

107. KETUA: SUHARTOYO

Jadi, itu, jadi sederhananya seperti itu. Kemudian, kewenangan Mahkamah itu adalah harus dipertegas di sini, tadi sudah saya … kewenangan Mahkamah itu adalah menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945 khususnya Pasal 149 Bapak masukkan di sini. Oleh karena Pemohon mengajukan pengujian Pasal 149, misalnya Bapak firm dengan ini, maka Mahkamah berwenang mengadili atau memeriksa perkara ini atau mempunyai kewenangan.

Kemudian, kedudukan hukum (legal standing). Kerugiannya apa Prinsipal Bapak itu terhadap berlakunya Pasal 149 itu? Itu juga Bapak harus uraikan, cari apa … argumentasinya, apa? Jangan karena pendapat orang Prof. Anwar itu kemudian Bapak merasa dirugikan. Bukan, bukan itu. Jadi, norma yang ada di Pasal 149 itu sendiri apa yang

(21)

menurut Bapak janggal itu? Itu yang merugikan Prinsipal Bapak itu. Paham?

108. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Paham, Yang Mulia. Siap.

109. KETUA: SUHARTOYO

Jadi … jadi, oleh karena ini Pemohonnya hanya satu, Bapak enggak usah sebut Para Pemohon. Kalau Bapak ini Para Kuasa, tapi bukan Para Pemohon. Pemohonnya kan cuma Doktor, siapa ini?

110. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Dr. Marigun, Yang Mulia.

111. KETUA: SUHARTOYO

Nah, itu. Jadi, cuma Pemohon saja, enggak usah pakai para-para, ya. Itu kalau Bapak masih mau tetap. Nah, nanti positanya uraikan, kejadiannya, kronologisnya seperti apa, tapi singkat saja.

112. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap.

113. KETUA: SUHARTOYO

Cari benturannya dengan Undang-Undang Dasar pasal berapa yang menyebabkan multitafsir, ketidakadilan, ketidakpastian hukum. Wah, ini Bapak dapat pelajaran banyak ini.

Kemudian nanti di petitum juga yang diminta adalah Pasal 149 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, sebelumnya tidak … bertentangan dengan Undang-Undang Dasar sepanjang apa atau langsung tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat atau bertentangan, gitu. Jadi, embel-embel pendapat ahli itu sudah Bapak tinggalkan. Jadi, mimpi … mimpi Bapak tentang tidak sependapatnya dengan pendapatnya Pak Anwar itu Bapak tinggalkan. Kalau Bapak mau persoalkan, bukan di sini wilayahnya, di luar sana di ruang-ruang akademisi atau akademik, atau di … mungkin bisa Bapak buka secara perdata barangkali, tapi kan Hakim bukan bujuk-bujuk seperti itu.

Tapi yang di sini khusus hanya itu, Pak. Paham enggak ya, Pak? Paham, ya?

(22)

114. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN Sudah, sudah paham, Yang Mulia.

115. KETUA: SUHARTOYO

Ya, itu pikir-pikir kembali. Jadi, nanti tanggal 20 Juni … jadi, 20 Juni itu 14 hari dari sekarang, ya kan?

116. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap, Yang Mulia.

117. KETUA: SUHARTOYO

Bapak ditunggu ke … kepastiannya sikap Bapak bagaimana. Kalau mau dimajukan tetap maju dengan materi seperti yang dianjurkan Hakim tadi, supaya perbaikannya dimasukkan.

118. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap.

119. KETUA: SUHARTOYO

Paling lambat tanggal 20 Juni 2016, pukul 10.00 WIB, ya.

120. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap, Yang Mulia.

121. KETUA: SUHARTOYO

Kalau tidak dilanjutkan, Bapak segera kirim pemberitahuan ke Mahkamah, ya.

122. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap, Yang Mulia.

123. KETUA: SUHARTOYO

(23)

124. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN Siap, siap, Yang Mulia.

125. KETUA: SUHARTOYO

Karena untuk memenuhi apa yang disampaikan Hakim ini juga tidak mudah, Pak. Bapak akan mempersoalkan Pasal 149, itu ada persoalan kepastian hukum, ketidakadilannya di mana, kejanggalannya di mana, kok kemudian para ahli bisa berbeda-beda pendapat. Nah, itu Bapak harus … ini bisa Bapak anu nih … konsultasi dengan yang tahu tentang ahli perundang-undangan atau (suara tidak terdengar jelas) tata negara. Bapak dulu apa, lawyer-nya jurusan pidana atau perdata?

126. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Saya perdata dulu, Yang Mulia.

127. KETUA: SUHARTOYO

Perdata agak jauh dengan ini, makanya konsultasi dengan orang yang mengerti supaya Bapak tidak sia-sia usahanya. Paham, ya?

128. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap.

129. KETUA: SUHARTOYO

Ada yang mau disampaikan?

130. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Cukup, Yang Mulia.

131. KETUA: SUHARTOYO

Cukup, ya. Baik, kalau tidak ada yang disampaikan, ingat ya nanti surat kuasa juga harus diganti kalau Bapak masih tetap mau maju, ya.

132. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

(24)

133. KETUA: SUHARTOYO

Yang asli … yang asli ke mana ini, kok dikasihnya kopinya semua?

134. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Aslinya kami masih (…)

135. KETUA: SUHARTOYO

Ha?

136. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Kami masih simpan, Yang Mulia.

137. KETUA: SUHARTOYO

Jangan! Di Mahkamah harus diberi yang asli.

138. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Siap.

139. KETUA: SUHARTOYO

Ya?

140. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL RAHMAN

Ya, siap.

141. KETUA: SUHARTOYO

Bapak, makanya buat mesti berapa kopi gitu yang tanda tangannya langsung ada berapa lembar.

(25)

Baik, kalau tidak ada, tanggal 20 Juni ditunggu kepastiannya, pukul 10.00 WIB, ya. Dengan demikian, sidang dinyatakan selesai dan dengan ini ditutup.

Jakarta, 7 Juni 2016

Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d

Rudy Heryanto

NIP. 19730601 200604 1 004 SIDANG DITUTUP PUKUL 13.43 WIB

KETUK PALU 3X

Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.

Referensi

Dokumen terkait

Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Tulungagung. Bapak Muhammad Aqim Adlan, M. selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri Tulungagung. selaku

Sedangkan P1 tidak berbeda signifikan dengan kontrol normal dan P1 tidak berbeda signifikan dengan P2, karena saat mencit diberi perlakuan negatif dan diberi PSK

Sanjaya (2006: 175) mengatakan’ “Yang dimaksud dengan metode ekspositori adalah metode yang digunakan guru dalam mengajar keseluruhan konsep, fakta dan

Perairan karang di wilayah Kabupaten Sumbawa (sisi barat Teluk Saleh) pada umumnya berbentuk rata-rata terumbu yang sangat dipengaruhi oleh aktivitas beberapa desa terdekat,

Publikasi tersebut diberikan kepada BPS RI, BPS Se Provinsi Kalimantan Selatan dan instansi/dinas/badan Pemerintahan yang ada di Kabupaten Tanah Laut berupa soft

2. Melancarkan arus transportasi manusia dan barang dalam skala lokal dan regional. Menyediakan sarana prasarana penunjang sistem jaringan jalan. Mempertahankan kualitas

kursi pakai tangan, sandaran tinggi, sandaran dan dudukan beralas karet atau busa dibungkus imitalisir atau kain bludru warna coklat atau wam a lain yang

Berdasarkan lembar angket yang diberikan kepada MIS. MIS memberikan skor jarang pada permasalahan tentang belajar dia di luar sekolah. dan jika dilihat dari