• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMMARY. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PAP SMEAR (Di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo Tahun 2013) Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUMMARY. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PAP SMEAR (Di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo Tahun 2013) Abstrak"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SUMMARY

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PAP SMEAR (Di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo Tahun 2013)

Nurlela Lantu. 2013. Jurusan S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas negeri Gorontalo. Di Bimbing Oleh Dian Saraswati, S. Pd, M.Kes dan Nurmaulid, S.Kep, Ns. M.Kep.

Abstrak

Pemeriksaan pap smear merupakan pemeriksaan sitologi untuk mendeteksi dini kanker serviks dengan tingkat sensitivitas cukup baik dan relatif murah. Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim.

Penelitian ini bertujuan secara umum untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap ibu tentang pap smear di desa Pulubala, Kec. Pulubala, Kab. Gorontalo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang berjumlah 465 ibu dan sampel sebanyak 215 ibu yang ditentukan dengan teknik proportionate stratified random sampling. Data diperoleh dari kuesioner yang diisi langsung oleh responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriptif untuk melihat nilai proporsi/persentase setiap variabel yang diolah menggunakan program SPSS.

Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu di desa Pulubala tentang pap smear dengan kriteria baik sebesar 54 responden (25,1%), kriteria kurang sebesar 161 responden (74,9%) dan sikap Ibu tentang pap smear di desa Pulubala dengan kriteria baik sebesar 47 responden (21,9%)kriteria kurang sebesar 168 responden (78,1%).

Kesimpulan penelitian ini bahwa pengetahuan dan sikap ibu di desa Pulubala, Kec. Pulubala, Kab. Gorontalo tergolong masih rendah. Untuk itu, diharapkan pemerintah desa memperhatikan tingkat pendidikan, dan untuk petugas kesehatan kiranya memberikan penyuluhan serta dapat menjadi pedoman untuk penelitian selanjutnya.

(2)

I. PENDAHULUAN

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Adapun beberapa gangguan system reproduksi khususnya organ genetalia internal yang dapat menyerang wanita yaitu seperti tumor (baik jinak maupun ganas) pada vulva dan vagina, endometrium, miometrium, kista ovarium. Selain itu,penyakit lain yang juga bisa diderita oleh wanita adalah penyakit yang di sebabkan oleh bakteri, jamur, maupun virus (Evennet,2004). Dari keseluruhan penyakit ataupun gangguan pada saluran system reproduksi, angka kejadian kanker serviks adalah yang paling tinggi. (Verralls, 2003)

Kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia setelah penyakit kardiovaskuler. Umur penderita kanker serviks umumnya berkisar antara 30–60 tahun, terbanyak antara 45–50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasive memakan waktu sekitar 10 tahun. Hanya 9 % dari wanita berusia kurang dari 35 tahun menunjukkan kanker serviks yang invasive saat di diagnosis. (Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2009). Kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang bersifat abnormal yang terjadi pada serviks uterus, yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim(uterus) dengan liang senggama atau dikenal dengan leher rahim (Andrijono, 2009).

Penderita Kanker serviks menurut WHO telah mencapai sekitar 490.000 wanita diseluruh dunia dan rata – rata 240.000 kasus kematian wanita terjadi akibat kanker serviks dan hampir 80% dari kasus tersebut terjadi di Negara-negara berkembang dan pada tahun 2030 diperkirakan terjadi kasus kanker baru sebanyak 20 hingga 26 juta jiwa dan 13 hingga 17 juta jiwa meninggal akibat kanker leher rahim. (Bustan, 2007)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa, di Indonesia terdapat sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya, Sementara menurut Ikatan Peduli Kanker Serviks Indonesia, diIndonesia setiap harinya 40-45 wanita terdiagnosa kanker serviks dan 20-25 wanita meninggal, dengan kata lain setiap tahunnya angka kematian karena kanker serviks mencapai 270,000 korban.(Bustan, 2007). Kanker seviks menjadi kanker terbanyak di Indonesia dan hampir 70 % telah mencapai stadium lanjut. Wanita Indonesia yang berisiko menderita kanker serviks pada usia 15-61 tahun mencapai 58 juta, sedangkan pada usia 10-14 tahun sekitar 10 juta wanita mengalami kasus yang sama. Perjalanan kanker serviks dari pertama kali terinfeksi hingga menjadi kanker memerlukan waktu sekitar 10-15 tahun, sehingga penderita kanker serviks sebagian besar berusia lebih dari 40 tahun. (Verralls, 2003)

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo secara kumulatif dari bulan Juli tahun 2009 sampai bulan Juli tahun 2010, menunjukkan bahwa tidak terdapat penderita kanker serviks. Namun pada bulan Februari tahun 2011 penderia kanker serviks tiba – tiba dilaporkan telah mencapai 11 0rang, dan kemudian pada bulan Desember tahun 2012 penderita kanker serviks telah mencapai 13 orang dengan klasifikasi umur 35-40 tahun. (Dikes Provinsi Gorontalo, 2012)

(3)

Salah satu cara untuk menanggulangi kanker serviks adalah dengan mencegah sedini mungkin. Oleh karena itu deteksi dini perlu dilakukan segera pada wanita yang telah menikah. Salah satu metode skrining yang telah di gunakan sejak lama dan tergolong murah serta akurat adalah pap smear. (Octavia,2009).

Pemeriksaan pap smear merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi dini gejala prakanker serviks. Departement kesehatan menganjurkan bahwa semua wanita yang telah berhubungan seksual yang berusia 20-60 tahun harus melakukan pap smear. (Evennet,2004). Karena Kanker serviks itu sendiri pada stadium dini biasanya tanpa gejala, tetapi jika ditemukan pada stadium dini, kanker serviks dapat disembuhkan dengan baik. Menurut prognosisnya Angka kematian dalam 5 tahun (five year survival rate) untuk ca in situ 100 %, invasif 75 – 90 %, metastasis 5 – 10 %. (Bustan,2007).

Tingkat Keberhasilan Pap smear dalam mendeteksi dini kanker rahim yaitu 65-95 %. Pap Smear hanya bisa dilakukan oleh ahli patologi atau sitologi yang mampu melihat sel-sel kanker lewat mikroskop setelah objek glass berisi sel- sel epitel leher rehim dikirim ke laboratorium oleh yang memeriksa baik dokter, bidan maupun tenaga yang sudah terlatih (Evennet,2004). Dalam melakukan Pap smear tersebut pengetahuan serta sikap ibu memiliki pengaruh besar membangun kesadaran ibu untuk melakukan pemeriksaan pap smear. (Octavia, 2009).

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Pengetahuan adalah hasil tahu manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Adapun pengertian lain dari pengetahuan adalah kumpulan pengalaman – pengalaman dan pengetahuan – pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonik dalam suatu bangun yang teratur. (Notoatmodjo, 2010)

Penelitian yang berkaitan dengan penelitian tentang Pengetahuan Pap smear ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Gina Agnia Huda tentang pengetahuan ibu tentang kanker serviks dan Pap smear di Kelurahan Campaka Tahun 2011. Dari penelitian yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa Tingkat pengetahuan ibu mengenai kanker serviks dan pap smear di Kelurahan Campaka sebanyak 15 orang (14,7%) dikategorikan baik, 58 orang (56,9%) dikategorikan cukup dan 29 orang (28,4%) dikategorikan kurang serta terdapat hubungan antara karakteristik usia dan pendidikan ibu terhadap pengetahuan ibu tentang Pap smear. (Huda, 2011)

Fakor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang meliputi pendidikan, pendapatan, usia, informasi serta akses layanan kesehatan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh R. Hanisch et al mengenai pengetahuan pap smear pada wanita yang sedang berkunjung di Klinik Medellin Columbia menunjukkan adanya hubungan bermakna antara usia responden dan pendidikan dengan pengetahuan responden. Hubungan bermakna antara pekerjaan dan pengetahuan didapatkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Nikko dkk di Klender tahun 2006. (Huda, 2011)

(4)

Sikap merupakan sesuatu yang menggambarkan suka atau tidak suka terhadap obyek. Obyek sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap bisa dibagi menjadi sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif adalah kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu. Sikap negatif adalah kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai suatu obyek. (Ahmadi, 2010).

Penelitian yang telah dilakukan oleh WHO (World Health Organzation) tentang kanker serviks dan Pap smear diperoleh bahwa Hanya sekitar 2% dari perempuan Indonesia mengetahui kanker serviks dan 0,83 % yang setuju melakukan pemeriksaan skrining. Sementara itu, hampir 50% penderita kanker serviks ternyata tidak melakukan Pap Smear dalam 10 tahun belakangan. Dengan alasan tidak tahu menahu tentang kanker serviks dan Alasan lain para wanita untuk tidak melakukan pemeriksaaan Pap Smear adalah malu, takut, dan cemas (Evennet, 2004).

Penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Kamaliah (2012) tentang pengaruh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi wanita usia subur terhadap pemeriksaan Pap smear sebagai upaya deteksi dini kanker serviks yang dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan, menghasilkan kesimpulan bahwa secara statistik pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi wanita usia subur berpengaruh signifikan terhadap pemeriksaan Pap smear dalam upaya deteksi dini kanker serviks.(Kamaliah, 2012).

Hasil studi pendahuluan yang diperoleh peneliti yang dilakukan pada tanggal 7 maret 2013, di Desa Pulubala, Kecamatan Pulubala Kab.Gorontalo bahwa terdapat 465 ibu yang telah menikah ataupun janda dengan frekuensi umur dari 20-60 tahun. Dari wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 10 ibu yang berumur sekitar lebih dari 35 tahun,6 diantaranya menyatakan tidak tahu dan bahkan baru mendengar istilah pap smear. 3 ibu menyatakan pernah mendengar berita tentang kanker serviks namun mereka menyatakan tidak perlu untuk melakukan pap smear karena akan menjaga pola hidup sehat dan salah satu diantaranya memiliki keluarga yang meninggal karena kanker serviks, dan 1 diantaranya telah terdiagnosa menderita kista ovarium dan menyatakan takut dan tidak mempunyai biaya untuk melakukan pengobatan. Selain itu, di Desa Pulubala terdapat beberapa wanita yang menikah di usia dini serta pernah menikah lebih dari sekali.

Gambaran pernyataan dan fenomena diatas menjadi landasan peneliti untuk meneliti lebih lanjut tentang “ Gambaran Pengetahuan dan Sikap ibu Tentang Pap Smear di Desa Pulubala Kec. Pulubala, Kab. Gorontalo tahun 2013”.

(5)

II. METODE PENELITIAN 2.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dan Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Mei – 26 Mei 2013.

2.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dekskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang Pap smear di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo tahun 2013.

2.3 Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah ibu yang telah menikah ataupun janda dengan frekuensi usia 15 – 65 tahun yang berjumlah 465 jiwa yang terhitung sampai Februari 2013 yang berdomisili di desa Pulubala, Kecamatan Pulubala,Kabupaten Gorontalo tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi dalam penelitian yaitu sebesar 215 responden.

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan proportionate stratified random sampling. Proportionate stratified random sampling merupakan tekhnik yang digunakan bila populasi anggotanya heterogen dan terdiri dari beberapa lapis/stratum.(Setiadi, 2013). Untuk itu,dalam penelitian ini metode pengambilan sampel akan diambil perwakilan populasi dari setiap dusun di desa Pulubala itu sendiri dengan menggunakan rumus berikut (Riduan dan Akdon, 2010):

Ni

ni = × n N

Keterangan: ni = Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah populasi menurut stratum N = Jumlah populasi seluruhnya 2.4 Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini adalah analisis diskriptif dengan menggunakan analisis univariat untuk melihat nilai proporsi/persentase setiap variabel yang diolah menggunakan program SPSS(statistic package for social science).

(6)

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengetahuan Responden

Tabel 3.1

Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Pap Smear

Di Desa Pulubala, Kec. Pulubala, Kab.Gorontalo Tahun 2013

PENGETAHUAN N % Baik Kurang 54 161 25,1 74,9 Total 215 100.0

Sumber : Data Primer 2013

Tabel 3.1 di atas menunjukkan bahwa responden sebanyak 161 responden (74,9%) paling banyak memiliki pengetahuan yang kurang.

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan pap smear secara umum diperoleh bahwa 161 responden (74,9%) paling banyak memiliki pengetahuan yang kurang dan hanya 54 responden (25,1%) yang memiliki pengetahuan baik mengenai pap smear. Adapun penelitian yang sama adalah penelitian yang dilakukan oleh Moegni (2008) di poliklinik RSUP-CM Jakarta, didapatkan bahwa sebesar 75,2% responden memiliki pengetahuan yang kurang mengenai pap smear, sedangkan responden yang memiliki pengetahuan cukup sebesar 21,6%, dan hanya 2,9% responden memiliki pengetahuan yang baik.

Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanisch R et al di Columbia tahun 2008 yang dikutip dari Huda (2011) didapatkan hasil sebagian besar responden yaitu sebanyak 76,3% memiliki pengetahuan yang baik mengenai pemeriksaan pap smear. Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadi N. dan Azimirad A. tahun 2009 pun memperlihatkan hasil yang serupa, sebagian responden berpengetahuan baik yaitu sebesar 53,6%.

Perbedaan berbagai hasil tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan ibu di desa Pulubala. Seperti kita ketahui bahwa pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pengetahuannya, ditunjang lagi dengan kurangnya informasi tentang pap smear serta kurangnya pengalaman Ibu tentang pemeriksaan pap smear. Hal ini sejalan dengan pendapat yang di kemukakan oleh Koentjoroningrat (2000) yang dikutip oleh Nangsih (2008) bahwa Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah untuk dapat menyerap pengetahuan. Dan juga menurut Notoatmodjo (2010) faktor – taktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan, sumber informasi dan pengalaman. Kenyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Octavia (2009) didapatkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik mengenai pap smear memiliki tingkat pendidikan tinggi sebesar 96,7%.

(7)

3.2 Sikap Responden

Tabel 3.2

Distribusi Sikap Ibu Tentang Pap Smear Di Desa Pulubala, Kec. Pulubala, Kab.Gorontalo

SIKAP N %

Baik 47 21.9

kurang 168 78.1

Total 215 100.0

Sumber : Data Primer 2013

Tabel 3.2 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 168 responden (78,1%) paling banyak memiliki sikap yang kurang.

Adapun bila dilihat secara umum, hasil penelitian tentang sikap ibu, sebanyak 168 (78,1%) responden mempunyai sikap yang kurang mengenai pap smear. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kamaliah (2011), hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 74,4 % responden mempunyai sikap yang kurang tentang pap smear. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Mukorromah (2010) di Surabaya, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 98,3 responden mempunyai sikap yang baik mengenai pap smear. sementara penelitian yang dilakukan oleh Jamsiah (2009) di Malaysia, didapatkan bahwa sebesar 64,5% responden mempunyai sikap yang baik mengenai pap smear.

Perbedaan hasil penelitian tesebut disebabkan oleh adanya beberapa perbedaan karakteristik responden yang berada di Surabaya dan di Malaysia dengan responden yang ada di desa Pulubala itu sendiri. Seperti tingkat pendidikan yang rendah, usia pernikahan yang masih dalam masa praremaja, pengalamn tentang pap smear yang kurang dan rendanya tingkat penghasilan responden.

Azwar (2009) menyatakan bahwa sikap sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka konsep pemikirannya akan lebih bijaksana dan matang karena pendidikan individu merupakan landasan dasar untuk menentukan kepercayaan, apakah menyetujui atau menolak. Sehingga tidaklah mengherankan jika hasil penelitian didapatkan bahwa sikap Ibu di desa Pulubala mengenai pap smear masih sangat kurang. Begitupun jika penghasilan yang tinggi memungkinkan anggota keluarga untuk memperoleh kebutuhan yang lebih misalnya di bidang pendidikan, kesehatan,pengembangan karir dan sebagainya. Pendapat ini didukung oleh Zacler dalam Notoatmodjo (2010). Menurutnya bahwa Bila penghasilan tinggi maka pemanfaatan pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit juga meningkat sebaliknya jika penghasilan

(8)

rendah akan berdampak pada pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam hal ini kemampuan membeli obat, dan mengunjungi tempat pelayanan kesehatan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

1. Pengetahuan Ibu tentang pap smear di desa Pulubala, Kec. Pulubala, Kab. Gorontalo tahun 2013 masih kurang yaitu sebanyak 161 responden (74,9%) dan hanya 54 responden (25,1%) yang memiliki pengetahuan yang baik.

2. Gambaran sikap Ibu tentang pap smear di desa Pulubala, Kec. Pulubala, Kab. Gorontalo tahun 2013 masih sangat kurang yaitu sebanyak 168 responden (78,1%) memiliki sikap yang kurang dan sebanyak 47 responden (21,9%) mempunyai sikap yang baik.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka beberapa saran yang dapat dianjurkan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Ibu

Kiranya kegiatan pengisian kuesioner yang telah diisi oleh responden dapat mendorong Ibu untuk mencari informasi tentang pap smear.

2. Bagi pemerintah desa Pulubala

Melihat hasil penelitian yang ada, sebaiknya pemerintah desa Pulubala untuk lebih memperhatikan masalah pendidikan dan kesehatan warganya khususnya para wanita.

3. Bagi petugas kesehatan

Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan ibu di desa Pulubala, Kec. Pulubala, Kab. Gorontalo mengenai pemeriksaan pap smear. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan promosi kesehatan baik melalui Puskesmas, dokter praktik pribadi, maupun penyuluhan-penyuluhan. sehingga dapat mengubah pengetahuan dan sikap ibu mengenai pap smear.

4. Bagi Peneliti

Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat menjadi pedoman untuk penelitian selanjutnya dengan memperluas variabel-variabel lainnya.

(9)

V. DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, 2010. Hubungan Pengetahuan Dan Tingkat Pendidikan Ibu Tentang Kanker Serviks Dengan Pemeriksaan Pap Smear Di Puskesmas Pegandan Kota Semarang Tahun 2011. [Skripsi] Jakarta: FKM UI. Di kutip tanggal 3 oktober 2012. http://www.google.co.id/www.skripsi+kanker+serviks. jtptunimus-gdl-yuliapuspi-5912-1-9.bab1.pdf

Andrijono, 2009. Pengertian Kanker Serviks, Diakses tanggal 3 Oktober 2012. http://adulgopar.files.IPKS.com/2009/12/kanker-leher-rahim.pdf.

Arbie, Erwin, 2010. Hubungan Peluang Kerja Dengan Pendapatan Perkapita Di Kelurahan Bulota Daa Barat Kota Gorontalo Tahun 2009.Jurusan Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.

Azwar, 2009. Sikap Dan Remaja , Salemba Medika, Jakarta selatan.

Bustan, 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Chandra, Budiman, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan, EGC, Jakarta

Cunningham F gary , 2009. Obstetric Dan Ginekologi Edisi 21, Buku kedokteran EGC, Jakarta.

Depkes RI, 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Pap Smear dengan Pelaksanaan Pap Smear di Desa Jali RT 03/RW 01 Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Semarang tahun 2011.[skripsi] dikutip tanggal 3 oktober 2012. http://www.google.com/www.jtptunimus-gdl-naningtriu-6019-1-bab1.pdf

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012. Jumlah penyakit menular seksual dan tidak menular provinsi gorontalo. Gorontalo

Evennett, Karen, 2004. Pap Smear :Apa Yang Perlu Anda Ketahui?,Arcan, Jakarta.

Hidayat, A. Aziz, 2011. Metode Penelitian Keperawatan Dan Tekhnik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta selatan.

Huda, Gina, 2011. Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Kanker Serviks Dan Pap Smear Di Kelurahan Campaka Tahun 2011 Serta Faktor-Faktor Yang Berhubungan. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan , Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah ,Jakarta.

Diakses tanggal 5 april 2013.

(10)

Kamaliah, 2012. Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan dan Tradisi Wanita Usia Subur (wus) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011. Program studi S2 ilmu kesehatan masyarakat,Fakultas kesehatan masyarakat Universitas sumatera utara,Medan,2012. Diakses tanggal 4 maret 2013.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31290/6/Cover.pdf

Marimba, 2009. Pengertian Sikap, dikutip tanggal 3 0ktober 2012. http//www.pengertian sikap.com

Mansjoer Arif, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta. Moonti Mutia, 2013. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dengan

Kejadian Malaria Di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo 2012. Jurusan Sarjana Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.

Niven Neil, 2010. Psikologi kesehatan. EGC, Jakarta

Notoatmodjo, 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Octavia, 2009. Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009.Fakultas Kedokteran Sumatera Utara. Di akses tanggal 4 maret 2013.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24509/4/Chapter%20II.pdf

Pemerintah Desa Pulubala, 2013. Distribusi Penduduk Desa Pulubala Bulan Januari – Februari 2013. Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo.

Prawirihardjo Sarwono dan Wiknjosastro, 2009. Ilmu Kandungan, Penerbit BP – SP, Jakarta.

Riduan dan Akdon, 2010. Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistik, Alfabeta, Bandung.

Romauli dan Vindari, 2011. Tinjauan Pustaka Pap Smear, Di akses tanggal 4 maret 2013. http:// Tinjauan Pustaka Pap Smear.html.

(11)

Romadani, 2011. Tahapan Dan Aspek Perkembangan Manusia, Di akses tanggal 25juni2013.http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK_2011/NUR_FAI ZAH_ROMADANI/PSIKOL_PERKEMBANGAN/tahapan_&_aspek_per kembangan.pdf

Saryono, 2010. Metodologi penelitian kebidanan DIII, DIV, SI, SII, Nuha medika, Yogyakarta.

Setiadi, 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun base line dilaksanakan pada hari Senin 2 September 2013 dapat di uraikan sebagai berikut (1) kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran sebesar 3,03,

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen bentuk Pre test Post test Design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya melibatkan satu kelas sebagai

Produk HS 2401 yaitu tembakau dan turunannya, merupakan salah satu aspek produk yang sangat di konsumsi masyarakat Spanyol, Indonesia juga merupakan salah satu mitra

Berita Acara Serah Terima (BAST) sebagaimana tersebut pada huruf d harus ditandatangani oleh Satker Raskin dan Pokja Raskin Kelurahan SfJrta diketahui oleh pejabat Kelurahan dengan

Lingkar pinggang merupakan antropometri yang mempunyai hubungan paling banyak dengan faktor risiko PKV ( 4 faktor ) yaitu gula darah puasa, apoB, ratio Kol/HDL dan ratio

Penulis mendapat data tentang dampak game online secara langsung dari Kevin yang merupakan anak yang gemar bermain game online, dan bagaiman ibu Rita sebagai orang

Penonton akan menerima pesan yang disampaikan sehingga dalam pe,maknaan pesan, penonton akan menyesuaikan tersebut dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2009 tentang Perizinan Pelaksanaan Kegiatan