• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. INFORMASI DAN Quantum reading Wiji

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2. INFORMASI DAN Quantum reading Wiji"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Libraria, Vol.1, No. 2, 2011 ISSN 2066-7310

INFORMASI DAN QUANTUM READING Oleh: Wiji Suwarno, S.PdI, S.IPI, M.Hum

Abstrak:

Informasi merupakan sarana bagi seseorang memperoleh gambaran, pandangan,

ide maupun hal lain yang sifatnya mampu memberi pengaruh dalam pengambilan

keputusan. Hal yang perlu dicermati adalah bahwa untuk mendapatkan informasi, seseorang tidak lepas dari unsur ”membaca”. Terlepas itu membaca dalam pengerian memebunyikan huruf-huruf maupun membaca dalam arti luas,

yang meliputi aspek melihat, merasa, dan mendengarkan, serta dirangkai dengan

memaknai hal-hal yang sudah diterima oleh panca indera. Membaca yang baik

adalah menafsirkan informasi yang bergizi, sehingga mampu membuat

lompatan-lompatan pemikiran yang lebih cerdas dan bermanfaat. Hal ini lah kemudian

yang disebut dengan quantum.

(4)

Libraria, Vol.1, No. 2, 2011 ISSN 2066-7310

Informasi merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi didengar. Namun demikian informasi belum dipahami sebagai sesuatu yang penting bagi sejumlah kalangan. Yang biasanya terjadi adalah ketidakkepdulaian terhadap informasi karena mungkin saja orang hanya cenderung berfokus pada masalah yang dihadapi sekarang, bukan pada strategi mengurai masalahnya, sehingga informasi yang sesungguhnya penting justru terabaikkan. Maka tidak heran jika yang didapati adalah gerutu, guman, cacian, menyalahkan diri sendiri atau orang lain, dan sebagainya. Lalu apa sebenarnya informasi itu?

Pada dasarnya, informasi secara umum didefinisikan sebagai data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu dan mendatang (Sutabri, 2005: 15). Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi, dan sebagainya. Jika konteksnya suatu organisasi, maka informasi itu ibarat darah yang mengalir di dalam tubuhnya, sehingga suatu organisasi yang kurang mendapatkan informasi akan melemah, tidak bergairah, lalu menjadi luruh, kerdil dan akhirnya mati.

Information is data that has been processed into a form that is meaningful to

the recipient. Information is the communication or reception of knowledge

(Taylor, 2004)

Di lain pihak dikatakan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang dikomunikasikan dalam bentuk yang dapat dipahami. Sehingga menurut Taylor (2004:5) informasi itu merupakan bentuk komunikasi atau penerimaan pengetahuan. Dalam arti luas ditafsirkan bahwa informasi merupakan konten dari berbagai format misalnya informasi yang tertulis atau tercetak, tersimpan dalam data base, atau terkumpul dalam suatu sumber yang dapat dikomunikasikan. Informasi juga dapat berupa pengetahuan yang berasal dari sumber bebas. Dalam organisasi, sumber informasi itu bisa berasal dari staf maupun dari atasan.

(5)

Libraria, Vol.1, No. 2, 2011 ISSN 2066-7310

1. secara sempit adalah sebagai serangkaian sinyal atau pesan-pesan yang diperlukan dalam pengambilan keputusan;

2. secara luas dikaitkan dengan proses kognitif dan kemampuan memahami pada diri manusia; dan

3. lebih luas, informasi tidak hanya dikaitkan dengan pesan atau proses semata, melainkan juga dengan konteks sosialnya, berupa situasi, persoalan, kajian tugas, dan sebagainya.

Informasi dapat juga diartikan sebagai pengetahuan yang menjadi milik bersama karena dikomunikasikan dalam bentuk rekaman. Dan informasi yang dikelola oleh perpustakaan bersifat publik atau sosial, karena dapat dimanfaatkan secara bebas oleh semua anggota masyarakat.

Nilai Informasi

Informasi yang diterima seseorang sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pola pikir penerimanya, sebab baik langsung atau tidak langsung, informasi akan dimaknai sebagai sesuatu yang berkaitan dengan diri. Dianggap penting bila diri membutuhkan, dan dianggap tidak penting bila tidak mendukung kebutuhan.

Menurut Suwarno (2010), bahwa sebuah informasi dikatakan baik apabila memiliki nilai tertentu dan sesuai dengan kebutuhan penerima. Adapun nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:

1. Benar, yaitu apabila informasi yang disampaikan berdasarkan fakta yang sudah diketahui kebenarannya, atau dengan kata lain sesuai dengan kenyataan. 2. Baru, artinya informasi yang diterima adalah informasi yang belum pernah

diperoleh sebelumnya.

3. Tambahan, yaitu informasi sebagai pelengkap dan juga perbaruan dari informasi sebelumnya.

4. Korektif, artinya informasi yang diterima merupakan perbaikan atau koreksi dari kesalahan informasi yang salah yang sudah diterima sebelumnya.

(6)

Libraria, Vol.1, No. 2, 2011 ISSN 2066-7310

Nilai-nilai informasi inilah sesungguhnya yang membuat sebuah informasi ini menjadi bergizi. Seperti halnya gerak hidup, gizi menjadi penting untuk metabolisme tubuh. Demikian pula dengan kehidupan intelektual akan memliki daya tahan dan perkembangan baik bila nutrisi yang diberikan kepada otak penuh juga bergizi. Dengan gizi ini maka akan menimbulkan berbagai situasi positif dalam pikiran yang berpengaruh pada aspek kehidupan yang lain. Pertanyaanya, bagaimana memilah informasi yang bergizi itu?

Informasi dikatakan bergizi apabila memenuhi beberapa kriteria berikut: 1. Informasi mudah diterima dengan jelas

2. Informasi memiliki nilai kebutuhan bagi penerimanya 3. Informasi mampu mempengaruhi pikiran positif seseorang

4. Informasi mampu menstimulasi untuk menghadirkan informasi yang lainnya

Salah satu cara mendapatkan informasi bergizi itu adalah dengan cara membaca (reading). Sudah menjadi pemakluman umum bahwa membaca merupakan aktivitas yang lazim dilakukan oleh masyarakat. Membaca secara harfiah memang melakukan kegiatan membunyikan huruf-huruf yang tersusun dari mulai huruf itu sendiri, suku kata, kata hingga menjadi kalimat yang memiliki arti. Lebih dari pengertian itu, membaca adalah memaknai rangkaian kata dan kalimat, simbol-simbol, fenomena-fenomena, dan lain-lain yang diterima oleh pancaindera.

Dari pancaindera inilah kemudian informasi diterjemahkan oleh otak, dan digunakan menurut kebutuhannya. Maka ketika sebuah informasi ini membawa perubahan pada alam pemikiran bahkan kejiwaan seseorang, dikatakan bahwa inilah yang diistilahkan dengan quantum.

Quantum reading

(7)

Libraria, Vol.1, No. 2, 2011 ISSN 2066-7310

mengatagorikannya, ada baiknya kita lihat empat jenis membaca yang biasa dilakukan oleh masyarakat pada umumnya, yaitu:

Pertama, Achievement reading, yaitu membaca yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan prestasi atau kualifikasi tertentu. Seperti belajar waktu akan menempuh ujian, mencari rujukan penelitian, mencari literatur untuk karya ilmiah, dan lain-lain;

Kedua, Devotional reading, yaitu membaca yang dilakukan sebagai aktivitas ibadah. Seperti membaca kitab suci, mengaji, dan sebagainya. Kegiatan membaca jenis ini dilakukan dengan orientasi peningkatan keimanan.

Ketiga, Cultural reading, yaitu membaca sebagai habit, atau aktivitas mengembangkan pengetahuan yang dampaknya tidak dirasakan secara langsung, tetapi dirasakan bermanfaat pada kehidupan di masyarakat. Seperti membaca koran, membaca informasi-informasi yang berkaitan dengan kemasyarakatan, dan lain-lain.

Keempat, Compensatory reading atau membaca yang rekreatif, yaitu membaca sebagai usaha mencari hiburan atau kesenangan. Seperti membaca komik, buku humor, novel, dan jenis bacaan hiburan lainnya.

Berkaitan dengan membaca ini, DePorter (2009) sempat melihat bahwa beberapa kurun waktu terakhir, istilah quantum menjadi trend dan menarik untuk diikuti. Quantum sendiri berarti suatu ledakan, lompatan atau pula kejutan dari hasil suatu aktivitas. Sementara reading ini dari bahasa Inggris yang berarti membaca, Maka jika melihat dari pengertian keduanya, quantum reading dimaknai sebagai kegiatan membaca yang dapat menghasilkan lompatan pengaruh yang luar biasa bagi diri pembaca.

Hernowo (2004) mengatakan Quantum reading ini diantaranya adalah: 1. Memperluas pengetahuan/ wawasan

(8)

Libraria, Vol.1, No. 2, 2011 ISSN 2066-7310

2. Membangkitkan daya imajinasi

Wawasan atau pengetahuan yang diterima dari kegiatan membaca adalah modal utama otak untuk berkembang, sehingga memungkinkan seseorang menciptakan ide atau gagasan baru, inisiatif, bahkan berusaha mencari informasi tambahan atau penjelasan dari objek yang menurutnya kurang lengkap. Sesorang mampu berkarya karena kaya dengan ide dan konsep. 3. Memperkaya perspektif

Perspektif adalah pemaknaan terhadap objek yang diterima oleh penginderaan. Membaca adalah kegiatan yang mempu memerkaya pengetahuan yang menjadi dasar memaknai informasi baru yang diterima sesudahnya.

4. Mengaktifkan daya ingat

Memory otak manusia tidak terukur dengan parameter Kilobyte, Gigabyte atau Terabyte. Memory ini bahkan bisa dikatakan tanpa batas ukuran. Semua hal bisa disimpan dalam memory ini bergantung pada kemampuan berfokus pada informasi yang diterima. Lupa adalah virusnya. Ketika ada informasi yang telah diterima dan tidak dapat muncul karena lupa, membaca mampu memberikan rangsangan memunculkan kembali memory yang terlupakan tadi.

5. Menata pikiran

(9)

Libraria, Vol.1, No. 2, 2011 ISSN 2066-7310

Seringkali kita temui dalam berbagai suasana, orang di depan buku bisa tertawa sendiri, bisa tersenyum sendiri. Atau juga tidak jarang kita temui orang di depan komputer terbahak-bahak, teriak-teriak girang, dan sebagainya yang mengekspresikan kesenangan.

Apa yang terjadi? Tidak lain adalah informasi yang diterimanya mendukung keinginan hatinya untuk bahagia. Bacaan-bacaan humor misalnya, seseorang akan merasa senang membaca buku humor itu jika kehendak hatinya ingin meletakkan tekanan. Sebab membaca bacaan yang ringan, rubrik-rubrik yang lucu, menyegarkan, akan membuat kondisi jiwa melupakan kesedihan. Efeknya, sedikit banyak, jiwa yang mampu meminimalisir tekanan ini daya produktivitas dan kreativitasnya akan meningkat.

Pergeseran Minat Baca

Perkembangan teknologi merupakan sebuah fenomena yang tidak bisa dihindarkan dari kehidupan manusia saat ini. Sekarang bisa dilihat betapa ponsel dan telepon genggam sudah bukan lagi barang antik yang menjadikan “wah” bagi pemiliknya. Komputer bukan lagi sebagai barang mewah yang memberikan kebanggaan bagi yang memilikinya. Inilah teknologi yang sekejap mampu memberikan pergeseran nuansa bagi penggunanya,

Dinamika media informasi yang berkembang, mempengaruhi pula perkembangan minat masyarakat dalam mengakses informasi Jika dahulu buku dan catatan-catatan manual menjadi sumber baca, maka kini sudah mengarah pada data online yang bisa diakses di semua tempat dan setiap saat. Bahkan terdapat sejumlah praktisi yang telah meninggalkan kebiasaan membaca buku dalam bentuk printed dan beralih ke penggunaan e-book sebagai sumber bacanya. Alasan utamanya adalah kemudahan akses dan kenyamanan bawanya.

(10)

Libraria, Vol.1, No. 2, 2011 ISSN 2066-7310

melainkan cukup membawa e-book reader yang lebih kecil, ringkas, berisi lebih dari satu buku, dan bisa dibaca kapanpun dan dimanapun sesuai kebutuhan.

Di era globalisasi teknologi dan informasi, semuanya seolah menjadi lebih mudah, informasi apapun bisa diakses dalam waktu yang singkat. Hanya saja dari berbagai penelitian tentang minat baca, ditemukan paradoksi perkembangan yang mengatakan bahwa tren perkembangan ini justru juga menurunkan minat baca. Kasusnya ada pada semakin bermunculan informasi rekreatif (sinetron, film, kartun, dsb) via media teknologi semakin menjauhkan diri dari minat membaca seseorang.

Survey membuktikan bahwa pada tahun 2006, Badan Pusta Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tren konsumsi masyarakat terhadap informasi yang diperoleh via media baca (Koran, majalah) lebih rendah, yaitu pada angka 23,5% saja dibanding menonton TV (85,9%) dan mendengarkan radio (40,3%).

(11)

Libraria, Vol.1, No. 2, 2011 ISSN 2066-7310

DAFTAR PUSTAKA

Hernowo (2009). Breaking Habit, Bandung: MLC

Pendit, Putu Laxman. (2003). Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Jakarta: JIP-FSUI

Sutabri (2005). Sistem Informasi Manajemen, Ed. 1, Yogyakarta: Andi offset

Suwarno, Wiji (2010), Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan, Yogyakarta: Arruz Media.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perhitungan diketahui besarnya pengaruh PDRB perkapita dan harga tiket pesawat terhadap permintaan jasa penerbangan domestik di Bandara Sultan Syarif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman foraminifera bentik dalam 20 sampel sedimen dasar perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur dalam kaitannya dengan

Dari hasil pengujian dan analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaturan besaran sudut flap sayap pesawat terbang menggunakan PLCmikro berbasis PIC16F877A telah berhasil

Dengan cara menghubungkan beberapa titik elektroda batang bekas proteksi petir yang sudah tidak terpakai dengan pembumian instalasi listrik yang telah terpasang, nilai

Dari uraian di atas, dapat diambil rumusan masalah yaitu apakah terdapat hubungan antara visus dengan risiko jatuh pada lansia di Kelurahan Baciro Yogyakarta..

Acara dilanjutkan dengan diskusi dengan para mahasiswa dari Unhas dan UMN, dengan isu penting yang mengemuka sebagai berikut: (1) Mengingatkan isu Laut Cina Selatan;

Prosedur yang terdapat pada Sistem Pelayanan Prosedur Tambah Daya yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:. Pelanggan memberikan ID pelanggan dan daya yang diminta kepada

Salah satu cara yang menjadi program perekrutan yang satu paket dengan pendidikan karyawan baru saat ini sering dikenal dengan istilah management