• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI MTs NEGERI WINDUSARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 20142015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI MTs NEGERI WINDUSARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 20142015"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN

KOMPETENSI GURU DI MTs NEGERI WINDUSARI

KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN

MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

Oktariana Dini Winarsih NIM : 11110035

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Artinya : serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

(6)

ABSTRAK

Dini, Oktariana NIM : (111 10 035). Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan

Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari tahun ajaran 2014/2015. Skripsi . Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Farikah, M.Pd.

Kata Kunci : Peran Kepala Madrasah, Kompetensi Guru

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui: Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1. Bagaimana kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 3. Faktor apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 4. Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015.

Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis Huberman, meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

(7)

KATA PENGANTAR

Seiring salam dan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat

dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Agung, Muhammad SAW yang telah memberikan

pencerahan pada dunia.

Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulisan skripsi dengan judul “Peran

Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri

Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015‟‟ telah selesai.

Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai

pihak oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih

kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Rasimin, S.Pd.I , M.Pd. selaku Ketua Program Studi PAI.

3. Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan

skripsi ini sejak awal hingga akhir ini dapat terselesaikan.

4. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan banyak pengorbanan yang tidak

terhitung oleh apapun.

5. Semua dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

(8)

6. Seluruh keluarga besar MTs Negeri Windusari yang telah memberikan

informasi serta telah memberikan izin penelitian.

7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan motivasi

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, semua ini karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya mendukung sangat penulis harapkan

dalam kesempurnaan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada ssemua pihak yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini. Amin.

Salatiga, 10 Januari 2015

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Nota Pembimbing

2. Surat Ijin Penelitian

3. Surat Keterangan Penelitian

4. Data Informan

5. Pedoman Wawancara

6. Hasil Wawancara

7. Daftar Inisial

8. Dokumentasi

9. Lembar Konsultasi

10.Surat Keterangan Kegiatan

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan satu dasar pembangunan bangsa. Pendidikan

merupakan wahana untuk mencetak generasi muda yang sangat penting bagi

masa depan negeri ini. Tanpa ada pendidikan yang baik dan berkualitas, tentu

saja negeri ini akan terancam sebab anak mudanya dididik dengan secara

serampangan dan tidak sesuai dengan nafas kemajuan zaman yang semakin

cepat. Dan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas tentu saja segala

pihak yang berkompeten di dalamnya harus bekerja keras untuk memberikan

yang terbaik dalam memajukan pendidikan.

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan seseorang (pendidik)

terhadap seseorang (peserta didik) agar tercapai perkembangan maksimal

yang positif (Ahmad Tafsir, 2001:28). Pendidikan memegang peranan penting

dalam mengangkat harkat dan martabat manusia dalam kancah kehidupan

guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga memberikan

konstribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan

wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana-sarana

dalam membangun watak bangsa (Mulyasa,2007:14).

Semua komponen dalam pendidikan mempunyai pengaruh untuk

(11)

dalam pendidikan adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah

satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja

guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan

pendidikan,administrasi Madrasah, Pembinaan tenaga kependidikan lainnya,

dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana prasarana (E. Mulyasa,

2004:25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin

kompleksnya tuntutan tugas kepala Madrasah, yang menghendaki dukungan

kinerja yang semakin efektif dan efisien.

Kepala madrasah sebagai pemimpin tertinggi yang sangat berpengaruh

dan menentukan kemajuan Madrasah harus memiliki kemampuan

administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan

tugasnya.

Dari beberapa tugas kepala sekolah salah satunya adalah pembinaan

guru. Guru juga merupakan komponen yang utama dalam peningkatan mutu

pendidikan. Guru mempunyai tanggung jawab yang sangat besar karena

beliau langsung berinteraksi dengan peserta didik.

Guru merupakan salah satu pekerjaan yang mulia dan tinggi. Islam

sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan

dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat mereka dan

memuliakan mereka melebihi dari orang-orang islam lainnya. Allah berfirman

(12)



Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",

Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Departemen

Agama RI,tt:910)

Setiap orang yang menjadi guru dituntut mempunyai kepribadian yang

sesuai dengan ajaran Islam. Guru adalah seorang yang harusnya dicintai dan

disegani oleh muridnya. Penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan

dan tindak tanduknya akan diikuti oleh muridnya.

Guru memunyai tugas mendidik, mengajar dan melatih. Guru harus

bisa menmpatkan diri sebagai orang tua yang kedua. Dengan mengemban

tugas yang dipercayakan orang tua/wali anak didik dalam jangka waktu

(13)

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban tersebut guru dituntut

memiliki beberapa keterampilan dan kemampuan tertentu yang disebut

dengan standar kompetensi. Standar kompeteni guru dapat diartikan sebagai

suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan (Sparlan,2008:23). Lebih

lanjut dijelaskan bahwa standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang

ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan

perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki

jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikas, dan bidang

pendidikan.

Sebagai wujud pembinaan tenaga kependidikan dari kepala sekolah

adalah peningkatan kompetensi guru. Tuntutan tugas kepala sekolah adalah

melaksanakan peningkatan secara terarah, berencana dan berkesinambungan

salah satunya meningakatkan peranan dan tanggung jawab seorang guru.

Untuk meningkatkan kompetensi guru, kepala madrasah sangatlah

penting dalam mengatur aktivitas belajar mengajar. Disamping itu kepala

sekolah juga bertanggung jawab langsung terhadap pelakssanaan segala jenis

dan bentuk peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan baik oleh guru

maupun siswa. Kepala sekolah juga memegang peranan penting dan strategis

dalam menjalankan roda pendidikan. Dinas pendidikan telah menetapkan

bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai

(14)

Berawal dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

mengkaji hal tersebut dalam sebuah penelitian dengan judul skripsi “ Peran

Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri

Windusari Kecamatan Windusari Kabupten Magelang”

B. Fokus Masalah

1. Bagaimana kompetensi guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windsari

Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015?

2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam meningkatkan kompetensi

guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten

Magelang tahun 2014/2015?

3. Faktor apa saja yang menjadi kendala kepala madrasah dalam

meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kabupaten

Magelang tahun 2014/2015?

4. Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru

di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windsari Kabupaten Magelang

tahun 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendiskripsikan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari

Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung kepala madarash dalam

meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan

(15)

3. Untuk mengetahui kendala kepala madrasah dalam meningkatkan

kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari

Kabupaten Magelang than 2014/2015.

4. Untuk mengetahui peran kepala madrasah dalam meningkatkan

kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari

Kabupateen Magelang tahun2014/2015.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil pengamatan

langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang

diperoleh selain studi di perguruan tinggi.

b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pendidikan,

khususnya dalam aspek peran kepala madrasah dalam meningkatkan

kompetensi guru.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam

meningkatkan kompetensi guru.

b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran guna

(16)

E. Penegasan Istilah

1. Peran Kepala Madrasah

Kepala madrasah adalah seorang tenaga fungsional guru yang

diberi tugas memimpin suatu madrasah dimana diselenggarakan proses

belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang

memberikan pelajaran dan murid yang menerima pelajaran

(Wahjosumidjo, 2003:83).

2. Kompetensi Guru

Dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen (2006:4) ko mpetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan dan nperilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan .

Guru adalah seseorang yang bertugas mempersiapkan manusia

susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan

membangun bangsa dan negara. Guru harus dapat melaksanakan tgas

yaitu: mengajar, mendidik, melatih, para siswanya.

Jadi kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan

yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara

tepat dan efektif (Asdiqoh, 2013:24)

Menurut UU Sisdiknas Tahun 2003, kompetensi guru terdiri dari

empat macam, yaitu :

(17)

b. Kompetensi Pedagogik

c. Kompetensi Profesional

d. Kompetensi Sosial

Pada penelitian ini, penulis menambahkan dua kompetensi lagi,

yaitu Kompetensi Personal dan Kompetensi Spiritual.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitaian ini menggunakan penelitian kualitatif. Oleh sebab itu

pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif dengan

memakai bentuk studi multi situs. Maksudnya dalam penelitian deskriftif

kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan

data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,

dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainya sehingga

yang menjadi tujuan dalam penelitian deskriftif kualitatif ini adalah ingin

menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai apa adanya.

2. Kehadiran Peneliti

Sesuai pendekatan kualitataif, maka semua fakta berupa kata-kata

maupun tulisan dari sumber data manusia yang telah diamati dan dokumen

yang terkait disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya

(18)

sangat penting yaitu peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan

sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif

dalam penelitian.

3. Lokasi Penelitian

Peneliti memilih lokasi di MTs Negeri Windusari Kecamatan

Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015, karena sekolah

tersebut letaknya terjangkau dari rumah.

4. Sumber Data

Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong (2000:157) sumber

utama penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya

adalah data tambahan.

a. Kata-kata atau Tindakan

Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau

responden saat wawancara. Dengan kata lain data tersebut berupa

keterangan dari para informan dari beberapa pihak.

b. Data Tertulis (Dokumentasi)

Data yang berbentuk tertulis diperoleh dari warga sekolah dan

dokumen-dikumen lain yang masih berkaitan dengan subjek

penelitian.

c. Foto

Dalam penelitian ini diperoleh gambar keadaan MTs Negeri

(19)

5. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan

mengadakan tanya jawab secara tatap muka dengan informan. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia wawancara berarti tanya jawab dengan

seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau

pendapatnya mengenai suatu hal . Metode wawancara ini digunakan

untuk menggali data dari kepala madrasah tentang upaya yang

dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di

MTs Negeri Windusari.

Adapun pedoman wawancara sebagai berikut:

1) Bagaimana keadaan kompetensi guru di MTs Negeri

Windusari?

2) Apa faktor yang mendukung dalam meningkatkan

kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?

3) Apa faktor yang menghambat dalam meningkatkan

kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?

4) Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan

kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?

b. Observasi

Peneliti melibatkan diri atau berinteraksi dengan kegiatan yang

(20)

secara sistematis dari data yang diperlukan. Teknik ini digunakan

untuk mengumpulkan data karena dengan teknik ini akan diperoleh

informasi dan data tentang letak geografis, keadaan madrasah, sarana

dan prasarana.

c. Dokumentasi

Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk

memperoleh data yang berupa dokumen atau catatan-catatan yang ada

di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari.

6. Metode Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain ( Moleong,

2008:248). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data

Miles Mathew dan Huberman (1992:16-20), adapun langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dari lapangan dilakukan melalui observasi,

(21)

b. Reduksi data

Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data

“kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data

merupakan bagian dari analisa yang di dalamnya nanti akan lebih

difokuskan pada penganalisaan data itu sendiri.

c. Penyajian data

Penyajian data dibatasi sebagai kumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Oleh karena itu data yang ada dilapangan

dianalisis terlebih dahulu sehingga akan memunculkan deskripsi

persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala madrasah secara jelas.

d. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran

yang utuh dari objek penelitian. Proses penarikan kesimpulan

didasarkan pada gabungan informasi yang tersusun dalam suatu

bentuk yang pada gabungan informasi tersebut.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data dan validitas data maka

dilakukan dengan triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

(22)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber.

Triangulasi sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan keadaan dan pandangan seseorang dengan berbagai

pendapat orang lain.

d. Membangdingkan wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan (Moleong,2008:331).

Dalam penelitian ini, peneliti mengecek keabsahan data dengan

melakukan cek ricek dengan guru, wali murid, dan masyarakat sekitar.

8. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Tahap pra lapangan

1) Mengajukan judul penelitian.

2) Menyusun proposal penelitian

3) Konsultasi kepada pembimbing

b. Tahap pekerjaan lapangan

1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus

penelitian

(23)

c. Tahap analisis data

1) Penemuan hal-hal penting dari data penelitian.

2) Pengecekan keabsahan data.

d. Tahap penulisan laporan

1) Penulisan hasil penelitian

2) Konsultasi dengan dosen pembimbing

3) Perbaikan hasil konsultasi.

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan skripsi ini diuraikan dalam bentuk bab-bab yang berdiri

sendiri-sendiri namun saling berhubungan antara satu bab dengan yang

lainnya karena keseluruhan bab merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisah-pisahkan. Dari masing-masing bab tersebut terbagi menjadi beberapa

sub bab yang saling berhubungan. Dengan demikian diharapkan terbentuk

sistem penulisan dan pembahasan yang sistematis.

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian serta

(24)

BAB II : KAJIAN TEORI

Berisi tentang kajian pustaka yang menjelaskan landasan teori

tentang peran kepala madrasah dan kompetensi guru.

BAB III : HASIL PENELITIAN

Berisi paparan data dan gambaran umum MTs Negeri Windusari

Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang dan hasil wawancara.

BAB IV : ANALISIS DATA

Berisi tentang pembahasan yang merupakan bagian yang

menjelaskan temuan peneliti tentang peran kepala madrasah dalam

meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari

Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran

2014/2015.

BAB V : PENUTUP

Menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian, saran-saran

(25)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peran Kepala Madrasah

1. Konsep Dasar Peran Kepala Madrasah

Peran kepala madrasah sangat besar karena kepala sekolah

merupakan pengambil kebijakan yang tertnggi dalam suatu madrasah.

a. Kepala madrasah sebagai educator

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai educator, kepala

madrasah harus memiliki strategi untuk meningkatkan profesionalisme

tenaga kependidikan, menciptakan iklim sekolah yang kondusif,

memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan

kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model

pembelajaran yang menarik.

1) Pembinaan mental

Yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal

yang berkaitan dengan sikap batin dan watak.

2) Pembinaan moral

Yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal

yang berkaitan dengan ajaran baik buruknya satu perbuatan,

sikap dna kewajiban dengan tugas masing-masing tenaga

(26)

3) Pembinaan fisik

Membina tenaga kependidikan yang berkaitan dengan kondisi

jasmani.

4) Pembinaan artistic

Yaitu membina tenaga kependidikan tentang kepekaan manusia

terhadap seni dan keindahan.

Upaya kepala madrasah yang berkaitan dengan perannya

sebagai educator dalam meningkatkan kompetensi guru dan prestasi

belajar siswa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Mengikutsertakan guru dalam penataran

2) Kepala madrasah menggerakkan tim evaluasi hassil belajar

peserta didik.

3) Mnggunakan waktu belajar secara efektif (Mulyasa,

2007:100).

b. Kepala madrasah sebagai manajer

Dalam rangka melakasanakan peran sebagai manajer, kepala

madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan

tenaga kependidikan melalui kerja sama, memberikan kesempatan

kepada guru untuk mengikuti kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan

(27)

berbagai pendidikan dan latihan baik yang dilaksanakan di sekolah

maupun diluar sekolah.

c. Kepala Madrasah sebagai Administrator

Peran kepala madrasah sebagai administrator harus memiliki

kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi

peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola

administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kerasipan

dan mengelola administras keuangan (Mulyasa,2007:107).

d. Kepala Madrasah sebagai Supervisor

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan

pembelajaran, secara berkala kepala madrasah melakukan kunjungan

kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung,

terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran,

media yang digunakan dan keterlibatan peserta didik

(Mulyasa,2007:114).

Setelah disupervisi dapat diketahui kelemahan dan keunggulan

guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingakat penguasaan

kompetensi guru, selanjutanya diadakan pembinaan dan tindak lanjut

shingga guru dapat memperbaiki kekurangan dan meningkatkan

(28)

e. Kepala Madrasah sebagai Leader

Kepala madrasah sebagai leader harus mampu memberikan

petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga

kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan

tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala madrasah sebagai

leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga

kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil

keputusan, dan kemampuan berkomunikasi (Mulyasa, 2007:115).

f. Kepala Madrasah sebagai Inovator

Dalam melaksanakan perang sebagai innovator, kepala

madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan

yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,

mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh

tenaga kependidikan, dan mengembangkan model pembelajaran yang

inovatif.

g. Kepala Madrasah sebagai Motivator

Sebagai motivator, kepala Madrasah harus dapat menyusun

strategi yang tepat kepada tenaga kependidikan dalam melakukan

berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat dilakukan melalui

pengaturan lingkungan fisik, pengaturan lingkungan kerja, disiplin,

(29)

2. Syarat Menjadi Kepala Madrasah

Kepala Madrasah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat

berpengaruh dan menentukan kemajuan Madrasah harus memiliki

kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam

melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu kepala Madrasah harus mepunyai

kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta

keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.

Menjadi pemimpin itu harus memenuhi beberapa criteria sifat

pemimpin, antara lain (Mulyasa ,2007:115) :

a. Jujur, adil dan dapat dipercaya

Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat

jujur ini merupakan cerminan dari akhlak seseorang. Jika seseorang

telah memiliki kejujuran maka sangat wajar bila orang tersebut dapat

dipercaya, diberi amanat oleh banyak orang. Oleh karena itu,

pemimpin yang baik menurut Nabi adalah pemimpin yang adil

(imamun „akilun), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya

(Ahmad Mubarok, 2003:12).

b. Percaya diri

Percaya diri merupakan aspek kepribadian yang sangat penting

dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas

(30)

bahkan saat harapan tersebut tidak dapat tercapai mereka tetap

berpikiran positif.

c. Tanggung jawab dan berani mengambil resiko

Seorang Kepala Madrasah berkewajiban memikul dan

menanggung segala sesuatu dan segala akibatnya. Tanggung jawab

adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang

disengaja maupun tidak disengaja.

d. Berjiwa besar dan sabar.

Berjiwa besar berarti mampu membuka hati, pikiran dan diri

untuk menerima kritik dan saran. Baik yang sejalan maupun yang

bertentangan dengan pemikiran pribadi. Dapat menerima kekalahan

dengan kesabaran dan ikhlas.

e. Teladan

Seorang kepala madrasah harus bisa menjadi teladan yang baik

yang bisa dicontoh oleh semua anggota sekolah baik guru, karyawan,

peserta didik, dan masyarakat.

Adapun syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik antara lain

sebagai berikut:

a. Memiliki kesehatan jasmani rohani.

Kepala madrasah harus mempunyai kesehatan jasmani dan

(31)

mempengaruhi kinerja dari kepala madrasah sebagai pemimpin sebuah

organisasi.

b. Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai.

c. Bersemangat.

d. Jujur .

Seorang pemimpin hendaknya terbuka dan terus terang

terhadap bawahannya sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.

Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Al Maidah ayat 8:





Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi

orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi

saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap

sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku

(32)

kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan.” (Al Quran dan Terjemahnya Departemen Agama RI: 203)

e. Cakap dalam memberikan bimbingan dan menaruh kepercayaan.

Kepala madrasah sebaiknya dapat memberikan bimbingan

yang baik kepada seluruh anggota sekolah.

f. Cepat serta bijaksana dalam mengambil keputusan.

g. Cerdas (Indrafachrudi, 2006:22)

3. Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan dalam Islam secara umum tidak jauh berbeda dengan

model kepemimpinan pada umumnya. Kepemimpinan Islami adalah

sebuah kepemimpinan yang mempraktekkan nilai-nilai ajaran Islam,

terlepas apakah pelakunya seorang pemimpin atau tidak (Muhadi

Zainuddin, 2002:16).

Dalam pandangan Islam, kepemimpinan sesungguhnya merupakan

amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan

kepada anggota-anggotanya, tetapi juga dipertanggungjawabkan di

hadapan Allah SWT. Menjadi eorang pemimpin harus mempunyai sifat

amanah (dapat dipercaya), sebab ia akan diserahi tanggungjawab yang

besar. Apabila seorang pemimpin tidak mempunyai sifat amanah tentu

akan terjadi penyalahgunaan jabatan dan wewenang. Itulah mengapa Nabi

Muhammad SAW mengingatkan agar menjaga amanah kepemimpinan,

(33)

Jadi kesimpulannya kepemimpinan dalam islam berarti sebuah

amanah yang harus diemban dengan penuh tanggungjawab dan profesional,

karena tidak hanya dipertanggungjawabkan dihadapan anggota yang

dipimpin, tetapi juga dihadapan Allah SWT.

4. Kriteria Pemimpin yang Ideal Menurut Islam

Muhadi Zainuddin dan Abdul Mustaqim menyebutkan kriteria pemimpin

yang ideal dalam Islam yaitu:

a. Jujur dan Amanah

Tanpa adanya sifat jujur dan amanah maka akan terjadi

penyalahgunaan wewenang dan jabatan.

b. Adil

Apabila pemimpin tidak adil, maka akan terjadi kecemburuan

di masyarakat yang dapat memacu konflik dan ketegangan sosial.

Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang dapat membawa

anggotanya menjadi makmur dalam keadilan dan adil dalam

kemakmuran.

c. Cerdas

Pemimpin yang cerdas akan dapat mengambil inisiatif secara

cermat, tepat dan cepat, ketika mengahdapi problem-problem yang

(34)

d. Bijaksana dan Tanggung jawab

Keputusan atau kebijakan yang diambil oleh seorang

pemimpin harus benar-benar bijaksana dan dapat

dipertanggungjawabkan, baik secara moral maupun formal.

e. Terbuka

Sikap terbuka merupakan cerminan dari sifat tawadu‟ (rendah

hati), tidak sombong. Pemimpin yang mempunyai sikap terbuka akan

mau menerima kritikan dan saran dari orang lain.

f. Ikhlas

Berbuat dan beramal dengan ikhlas merupakan hal yang

sangat penting dalam Islam. Sebab tanpa adanya keikhlasan, amal

perbuatan yang telah dilakukan akan sia-sia di mata Allah SWT.

B. Kompetensi Guru

1. Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi berasal dari kata competency, yang berarti

kemampuan atau kecakapan. Menurut Kamus Umum Lengkap Indonesia ,

kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan

atau memutuskan suatu hal.

Charles E. Johnson, mengemukakan bahwa kompetensi

merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang

(35)

Kompetensi adalah performan yang mengarah kepada pencapaian

tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan ( Satori, 2012:22).

Kompetensi merupakan perwujudan dari keterampilan hidup yang harus

dikuasai oleh peserta didik (Isjoni,2008:82).

Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku

efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan

memikirkan, serta memberikan perhatian dan mengarahkan seseorang

menemukan cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.

Kompetensi bukanlah suatu titik akhir dari sutu upaya melainkan suatu

proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat (Mulyasa,2011:26).

Kompetensi juga berarti seperangkat tindakan inteligen penuh

tanggungjawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk

dianggap mampu melaksanakn tugas-tugas dalam bidang pekerjaan

tertentu ( Abdul Majid, 2008: 5).

Dalam dunia pendidikan, guru merupakan komponen yang penting

dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru merupakan komponen yang

paling berpengaruh terhadap proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.

Upaya apapun ynag dilakukan untuk menaikkan kualitas pendidikan tidak

akan memberikan hasil yang maksimal tanpa didukung oleh guru yang

(36)

mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam

menjalankan tugasnya.

Guru adalah figure manusia dalam dunia pendidikan yang

menempati posisi dan memegang peranan penting dalam dunia

pendidikan. Guru adalah satu unsur manusia dalam proses pendidikan

yang bertugas sebagai pengajar dan pendidik (Syaiful Bahri

Djamarah,2011:107).

Dalam Undang-Undang Sikdiknas tahun 2003 pasal 40 ayat 2b

disebutkan bahwa guru adalah pendidik yang profesional yang wajib

memiliki komitmen untuk meningkatkan pendidikan. Guru merupakan

sosok yang mengemban tugas mengajar, mendidik, dan membimbing

(Mujtahid,2009:33).

Dari pengertian guru diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah

orang tua kedua bagi peserta didik di sekolah yang mempunyai peran

penting dalam dunia pendidikan.

Kompetensi Guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan

yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara

tepat dan efektif (Asdiqah, 2013:24). Sedangkan kompetensi guru menurut

Suprlan (2005:93) adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau

(37)

perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan

fungsional sesuai dengan tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.

Kompetesi guru merupakan perpaduan antara kemampuan

personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spititual yang secara kaffah

membentuk standar kompetensi profesi guru, yang mencakup penguasaan

materi, pemahaman terhadap peserta ddidik, pembelajaran yang mendidik,

pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa, 2011:26).

Jadi kompetensi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh

seorang guru agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

secara tepat dan efektif.

Nana Sudhjana (Hamzah B. Uno, 2011:67) membagi kompetensi

guru dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

a. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual,

seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara

mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu,

pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang

administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar

siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta pengetahuan

umum lainnya.

b. Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru

(38)

c. Kompetensi perilaku atau performance, artinya kemampuan guru

dalam berbagai keterampilan/berperilaku, seperti keterampilan

mengajar, membimbing,menilai, menggunakan alat bantu

pengajaran, bergaul atau berkomunikassi dengan siswa,

keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa,

keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar,

keterampilan meaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.

2. Macam -Macam Kompetensi Guru

Secara umum guru harus memenuhi dua kategori yaitu memiliki

capability dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam

bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang

mengajar yang baik dan mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi

dan memiliki loyalitas keguruan, yakni terhadap tugas-tugas yang tidak

semata di dalam kelas, tetapi sebelum dan sesudahnya ( Asdiqah,2013: 26)

Adapun menurut Hamzah B. Uno (2011:69) macam-macam

kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain:

a. Kompetensi professional, artinya guru harus memiliki

pengetahuan yang luas dari subject matter (bidang studi) yang

akan diajarkan serta penguasaan metodologi dalam arti

memiliki konsep teoritis mampu memilih metode dalam proses

(39)

b. Kompetensi personal, artinya sikap kpribadian yang mantap

sehingga mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek.

c. Kompetensi sosial, artinya guru harus menunjukkan atau

mampu berinteraksi sosial, baik dengan murid, sesame guru

dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas.

d. Kompetensi untuk pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti

mengutamakan nilai-nilai sosial dari material.

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan

personal, keilmuan, teknologi, sosial, spiritual, yang secara kaffah

membentuk kompetensi standar prrofesi guru, yang mencakup penguasaan

materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,

pengembangan pribadi, dan profesionalisme.

Dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen Pasal 10 disebutkan bahwa guru yang berkualitas harus memiliki

empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, professional, kepribadian,

dan sosial. Namun seiring berjalannya waktu ada penambahan diantaranya

kompetensi personal dan kompetensi spiritual.

a. Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir a

dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan

mengelola pembelajarn peserta didik yang meliputi pemahaman

(40)

evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam

pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya

meliputi hal-hal sebagai berikut (Mulyasa,2011:75) :

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

2) Pemahaman terhadap peserta didik

3) Pengembangan kurikulum/silabus

4) Perencanaan pembelajaran

5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

7) Evaluasi hasil belajar

8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya

Menurut PP RI No 19 tahun 2005, kompetensi guru merupakan

kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik

sekurang-kurangnya meliputi:

1) Pengelolaan Proses Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar merupakan komonen penting di

dalam pendidikan. Keberhasilan pembelajaran tergantung dari

(41)

pembelajaran akan mengahasilkan kegiatan pembelajaran yang

efektif dan efisien sesuai dengan sasarna yang akan dicapai.

2) Pengembangan Kurikulum/Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/

kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian, kompetensi untuk penialaian,

penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

3) Pengembangan metode pembelajaran

Seorang pendidik ditntut bisa cermat dalam memilih dan

menentukan metode apa yang akan digunakan untuk

menyampaikan materi kepada peserta didik.

4) Pemanfaatan Teknologi Pembelajarn

Guru dituntuk untuk mempunyai kompetensi dalam

menggunakan teknologi pembelajaran, terutaa internet, agar guru

dapat memanfaatkan berbagai pengetahuan, teknologi dan

informasi dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar dan

membentuk kompetensi peserta didik.

5) Evaluasi hasil Belajar

Evaluasi merupakan komponen pengajaran yang tidak bisa

dipisahkan dengan pendidikan. Evaluasi hasil belajar dilakukan

(42)

kompetensi peserta didik yang dapat dilakukan dengan penilaian

kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan

sertifikasi, benchmarking, seta penilaian program.

b. Kompetensi Kepribadian

Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir b,

kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,

dan berakhlak mulia.

Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap

pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik. Kompetensi

kepribadian ini sangat penting dalam membentuk kpribadian anak,

guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia, serta

mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada

umumnya.

Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru setidaknya

sebagai berikut:

1) Kepribadian yang mantab, stabil, dan dewasa

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, guru

harus memounyai kepribadian seperti : a) berkepribadian yang

mantab. b) tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai

dengan profesionalitas guru. c) stabilitas dan kematangan emoi. c)

(43)

2) Disiplin, Arif, dan Berwibawa

Dalam kompetensi ini, kepribadian guru harus: a) Dapat

member contoh disiplin. b) Dapat menciptakan siuasi yang

menyenangkan. c) Dapat mengendalikan perilaku peserta didik

kearah yang positif. d) mampu menggunakan alat pembelajaran

secara tepat aktu dan sasaran.

3) Menjadi Teladan bagi Peserta Didik

Dalam hal ini, guru akan menjadi sorotan dna teladan bagi peserta

didik, maka guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Cara berpakaian.

2. Cara berbicara.

3. Hubungn antar manusia.

4. Kebiasaan bekerja.

5. Menunjukkan sikap yang baik dan tegas.

6. Sikap yang menunjukkan semangat hidup.

7. Dapat dipercaya.

4) Berakhlak Mulia

Seorang guru harus berakhlak mulia karena guru akan

menjadi penasehat bagi anak didik dan lingkungan disekitar.

Hal-hal yang perlu dikembangkan antara lain:

(44)

b) Mempunyai rasa percaya diri yang istiqomah.

c) Berusaha yang sungguh-sungguh, kerja keras, tanpa mengenal

lelah, dengan niat ibadah (Mulyasa, 2011:121-130).

c. Kompetensi Professional

Kompetensi professional merupakan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi

kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuannya secara

filosofis (Asmani,2009:157). Dalam kaitannya dengan pendidikan

Islam, kompetensi ini dikombinasikan dengan nilai-nilai religiusitas.

Dalam pengertiannya, Kompetensi professional-religius yakni

kemampuan menjalankan tugasnya secara professional, yang

didasarkan atas ajaran islam (Ngainun dkk. 2007:15).

Secara umum dapat diidentifikasi tentang ruang lingkup

kmpetensi professional guru sebagai berikut: 1). Menegerti dan dapat

menerapkan landasan kependidikan. 2). Mengerti dan dapat

menerapkan teori-teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta

didik. 3). Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang

menjadi tanggungjawabnya. 4). Mengerti dan dapat menerapkan meted

pembelajaran yang bervariasi. 5). Mampu menggunakan dan

mngembangkan berabagi alat, sumber dan media pembelajaran. 6).

Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.

(45)

Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik

(Mulayasa,2011:135).

d. Kompetensi Sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butr b

dikemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemmpuan guru

sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikassi dan bergaul

secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar

(Mulyasa,2011:173)

e. Kompetensi Personal

Kompetensi personal mencakup kompetensi kepribadian dan

kompetensi sosial yang merupakan modal dasar bagi guru dalam

menjalankan tugas secara professional. Kompetensi personal guru

menunjuk perlunya struktur kepribadian dewasa yang mantap, susila,

dinamik (reflektif serta berupaya untuk maju), dan bertanggung jawab.

Menurut A.S Lardizabal , kompetensi personal adalah sebagai

berikut:

1) Guru menghayati dan mengamalkan nilai hidup.

2) Guru mampu berperan sebagi pemimpin yang jujur dan

bertanggung jawab.

3) Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi serat

bersedia berperan aktif dalam kegiatan sosial.

4) Guru tampil secara pantas dan rapi.

5) Guru mampu berbuat reatif dengan penuh perhitungan.

(46)

7) Guru hendaknya mengatur waktu luangnya secra produktif dan bijaksana (Asdiqoh, 2013:28)

f. Kompetensi Spiritual

Kompeteensi spiritual masuk dalam kompetensi kepribadian.

Guru diharapkan memahami konsep kompetensi spiritual. Ranah

kompetensi spiritual akan berorientasi pada pembentukan karakter

siswa didik yang ideal. Dalam konsepsi pendidikan islam, seorang

guru harus mempunyai tingkat keimanan dan ketaqwaan tinggi.

Jika penerapan kompetensi spiritual senantiasa dipegang dan

dijalankan oleh guru dengan baik, ketika anak didik melakukan

kesalahan, anak didik akan meminta maaf dan mengakui kesalahan

karena terdorong rasa berdosa jika tidak mengakui. Kompetensi

spiritual menjadi enteng terakhir untuk memberikan pagar yang kuat

dan pribadi masing-masing siswa didik (Asdiqoh,2013:37)

3. Tugas Guru

Peran guru sangat vital bagi pembentukan kpribadian, cita-cita dan

visi misi yang menjadi impian hidup anak didik dimasa depan. Selain

sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan, ada beberapa tugas lain

seorang guru, antara lain; educator, leader, fasilitator, motivator,

administrator, evaluator (Jamal Ma‟mur Asmani, 2009:39).

a. Educator (Pendidik)

Guru sebagai pendidik tidak hanya tahu tentang materi

(47)

kepribadian yang kuat yang menjadikannya panutan bagi

siswanya. Hal ini penting bagi seorang pendidik, guru tidak

hanya mengajarkan siswanya untuk mengetahui beberapa hal,

guru juga harusb melatih keterampilan, sikap dan mental anak

didik.

b. Leader (Pemimpin)

Guru adalah pemimpin di dalam kelas. Ia harus bisa

menguasai, mengendalikan dan mengarahkan kelas menuju

tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Guru juga

hars pandai membaca potensi anak didiknya yang beragam.

c. Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru bertugas menjembatani atau

memfasilitasi murid untuk mengembangkan bakatnya. Guru

mengusahakn sumber belajar yang berguna serta dapat

menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.

d. Motivator

Sebagai seorang motivator, guru harus mampu

memberikan motivasi atau semangat kepada peserta didiknya.

Dalam kegiatan pembelajaran motivasi sangat dioerlukan,

sebab seseoarang yang tidak motivasi dalam belajar. Proses

pembelajaran akan berhasil apabila peserta didik mempunyai

(48)

membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk

pembelajaran yang efektif.

e. Administrator

Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan

pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang

pendidikan dan pengajaran. Segala pelaksanaan yang berkaitan

dengan proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara

baik.

f. Evaluator

Sebaik apapun kualitas pembelajarn, pasti ada

kelemahan yang perlu dibenahi dan disempurnakan. Penilaian

ini perlu dilakukan karena dengan penilaian guru dapat

mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa

terhadap pelajaran, serta ketepatan dan kefektifan metode

mengajar.

Selain tugas guru yang telah dijelaskan diatas, berikut tugas guru

menurut Koestiyah N.K yang dikutip oleh Siti Asdiqah yaitu :

a. Menyerahkan kebudayaan anak didik berupa kepandaian,

kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.

b. Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik, dan

membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai etika-etika dan dasar Negara kita pancasila,

c. Sebagai perantara dalam belajar. Didalam proses belajar guru

(49)

suatu pengertian/insight sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku dan sikap,

d. Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik

kearah kedewasaan,

e. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan massyarakat,

f. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal

tata tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalani lebih dahulu,

g. Guru sebagai pemimpin dan administrator dan perencana

kurikulum.

h. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi,

i. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak. (Siti Asdiqah,

2013: 20-21)

4. Hak Guru

Hak guru sebagai pendidik diatur semua dalam

perundang-undangan yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam Undang-Undang No.

14 Th. 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 14 disebutkan hak-hak seorang

Guru sebagai berikut:

a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan

jaminan kesejahteraan sosial dan mendapatkan promosi dan

penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

b. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas

kekayaan intelektual

c. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi dan

memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

d. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran

untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

e. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentuan

(50)

dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan

perundang-undangan.

f. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam

melakssanakan tugas.

g. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

h. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan

pendidikan.

5. Kewajiban Guru

Didalam menjalankan tugasnya guru terikat dengan kewajiban

guru. Kewajiban ini dibuat agar guru bisa menjalankan tugasnya dengan

baik sesuai dengan aturan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Kewajiban guru adalah merencanakan pembelajaran, menjalankan proses

pembelajaran yang baik, dan menilai serta mengevaluasi hasil dari

pembelajaran tersebut.

Dalam Undang-Undang RI No.14 Th. 2005 tentang Guru dan

Dosen telah disebutkan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru

berkewajiban :

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang

(51)

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan

kompetensi secara berkelanjutansejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni;

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan

jenis kelamin, agama , suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar

belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam

pembelajaran;

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dank ode

etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

e. Memelihara dan menumpuk persatuan dan kesatuan bangsa.

6. Etika Profesi Keguruan

Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagaii

pedoman berperilaku. Etis berarti sesuai dengan norma yang dianut oleh

sekelompok tertentu. Kode etik merupakan norma-norma yang bharus

dilaksanaka oleh setiap anggitanya dalam pelaksanaan tugas dan pergaula

hidup sehari-hari dimasyarakat (E. Mulyasa, 2007:43)

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai guru dan

sebagai tenaga professional guru memiliki kode etik. Yang merupakan

pedoman tingkah laku yang harus dijalankan oleh guru dalam berinteraksi

dengan peserta didik, teman sejawat, serta masyarakat sekitar. Kode etik

(52)

Berikut dikemukakan kode etik guru Indonesia sebagai hasil

rumusan Kongres Guru ke XVI tahun 1989 di Jakarta. Terdiri dari

Sembilan item, yaitu:

a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.

b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional

c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai

bahan melakukan bimbingan dan pembinaan dan guru menciptakan

suasana sekolah dengan sebaik-baiknya sebagai usaha menunjang

keberhasilan proses belajar mengajar.

d. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan

masyarakat di sekitarnya untuk membina peran serta rasa tanggung

jawab bersama terhadap pendidikan dan memelihara hubungan

seprofesinya, semngat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.

e. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengambangkan dan

meningkatkan mutu dan martabat profesinya Guru secara

bersama-sama memelihara dan meningkatkan organisasi PGRI sebagai sarana

perjuangan dan pengabdian.

f. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang

(53)

C. Peran Kepala Madrasahh dalam Meningkatkan Kompetensi Guru

Untuk mengembangkan fungsi pendidikan, guru mempunyai peran

penting dalam meningkatkannya. Guru memiliki tugas mendidik, mengajar

dan melatih. Guru berfungsi dan berperan sebagai fasilitator memberi bantuan

dan layanan kepada siswa agar dapat mencapai hasil optimal.

Mendidik dan melatih adalah tugas guru sebagai profesi. Guru harus

bisa menempatkan diri menjadi orang tua yang kedua, dengan mengemban

tugas yang telah dipercayakan orang tua/wali dari peserta didik dalam jangka

waktu tertentu.

Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu,

relevansi, dan efisiensi pendidikan, maka peningkatan dan pengembangan

aspek kompetensi guru merupakan kebutuhan. Benar bahwa mutu pendidikan

bukan hanya ditentukan oleh guru semata, melainkan juga oleh beberapa

komponen pendidikan lainnya. Akan tetapi seberapa banyak pendidikan dan

pengajaran mengalami kemajuan dalam perkembangannya selama ini, banyak

bergantung kepada kepiawaian guru dalam menerapkan kompetensi standar

yang harus dimiliki.

Kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan, yang mempunyai

tanggung jawab penuh dalam proses pendidikan dan berpengaruh terhadap

bawahannya, peranannya sangat penting dalam membantu guru termasuk

(54)

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi

peran Kepala Sekolah. Kepala Sekolah sebagai pengelola memiliki tugas

mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi guru.

Adapun peran kepala sekolah telah disebutkan di atas yaitu kepala sekolah

sebagai educator, leader, manajer, administrator, dan supervisor.

Sebagai seorang guru harus memiliki kepribadian yang baik, dewasa,

arif dan berwibawa, karena guru menjadi teladan bagi peserta didik. Peran

kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi kepribadian guru misalnya

dengan mengadakan pembinaan kepada guru, melaksanakan pengajian rutin.

Dalam kegiatan mengajar, guru harus memiliki kompetensi yang baik.

Kemampuan guru dalam mengelola pembeljaran ini disebut dengan

kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan guru

mengelola kelas, mengembangkan silabus, merencakan pembelajaran,

memahami peserta didik, dll. Oleh karena itu kompetensi ini hraus selalu

ditingkatkan. Adapun peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetnsi

pedagogik guru antara lain :

a. Mengikutsertakan guru pada diklat

b. Menganjurkan dan mendukung guru untuk menempuh pendidikan

formal yang lebih tinggi.

c. Mendukung guru mengikuti kegiatan-kegiatan seperti MGMP,

Seminar, Lokakarya, study banding, dll.

(55)

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru mengusai materi

pembelajarn secara luas dan mendalam. Upaya kepala madrasah dalam

meningkatkan kompetensi profesional ini bisa dilakukan dengan

mengikutsertakan guru pada diklat sesuai dengan materi pelajaran yang

dikuasai, mengevaluasi kinerja guru secara rutin.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru berinteraksi dengan

peserta didik, atasan, teman sejawat, orang tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar. Kompetensi sosial ini sangat penting bagi guru dalam

menjalankan tugasnya sebagai guru. Guru harus pandai berinteraksi, pandai

berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Peran kepala madrasah

dalam meningkatkan kompetensi sosial guru ini dengan mengikutsertakan

guru pada organisasi sosial atau profesional seperti PGRI, KORPRI,

mengadakan kegiatan sosial seperti zakat dan Qurban,

Kompetensi spiritual sebenarnya masuk dalam kompetensi keprbadian,

hanya saja kompetensi spirtual ini berhubungan dengan Tuhan. Peran kepala

madrasah dalam meningkatkan kompetensi spiritual dengan mengadakan

sholat berjamaah, pengajian rutin, membaca Al Quran rutin, dll.

Kompetensi personal merupakan gabungan antara kompetensi

kepribadian dan kompetensi sosial. Peran kepala madrasah dalam

meningkatkan kompetensi personal ini dapat dilakukan seperti meningkatkan

(56)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM MTs NEGERI WINDUSARI

1. Sejarah berdirinya

Atas dasar gagasan dari Bapak Jawatan Pendidikan Agama Pusat

di Jakarta pada tahun 1956 yaitu Bapak H. Amir Muhammad Arifin dari

temyang untuk membuka madrasah, maka ide ini bergulir dimana-mana

dan menjadi kenyataan diberbagai tingkat Sekolah Dasar (SD).

Di kecamatan Windusari kemudian berdiri MWB hampir di semua

Desa, merupakan pendidikan sekolah 6 tahun. Maka diharapkan pada

tahun 1962, sebagian madrasah telah dapat meluluskan para siswanya.

Dengan demikian dibutuhkan suatu lembaga pendidikan lanjutan tingkat

menengah pertama. Bahkan sangat mendesak untuk didirikan mengingat:

1. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Wilayah Kecamatan Windusari

saat itu belum ada

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri hanya berada di Magelang

sehingga sangat sulit untuk terjangkau.

Oleh sebab itu dengan semangat yang tinggi Lembaga Pendidikan

Ma‟arif mendirikan dan membuka Pendidikan Guru Agama 4 Tahun

(57)

1. H. Cholid Al Thowaf Ketua

2. M. Ridwan Sekretaris

3. H. Ichsan Anggota

4. Muhdlori Anggota

5. Himam Anggota

6. H. Muh. Djamal Anggota

7. Cholil Anggota

Dengan terbentuknya panitia atau kepengurusan itu, maka mulai

tahun 1966 PGAP Ma‟arif mulai menerima murid baru. Dengan demikian

mulai tahun 1966, di Windusari telah berdiri Lembaga Pendidikan

Menengah Tingkat Pertama (PGAP). Lembaga ini bertahan selama 4

tahun, tepatnya sampai dengan awal tahun 1970.

MTS Negeri Windusari sejarahnya tidak dapat dipisahkan dari

PGAP Ma‟arif yang berdiri sejak tahun 1966. PGAP Ma‟arif yang semula

menempati gedung Madrasah Diniyah, melalui SK Menteri Agama RI

Nomor 205 tanggal 1 1970 dirubah menjadi MTsAIN (Madrasah

Tsanawiyah Agama Islam Negeri) Windusari dengan Kepala Madrasah

Bapak H. Ichsan

Pada tanggal 19 September 1978 Bapak H. Usman Windusari

mewakafkan tanahnya seluas 320 m2 dengan surat ijin perwakafan No.

15/SWK/1978. Kemudian atas usaha keluarga besar guru Agama

Kecamatan Windusari dibawah pimpinan K.H. Muh. Djamal didirikan 3

(58)

MTsAIN Windusari membeli tanah milik Ibu Dariyah seluas 130 m2 yang

terletak bersebelahan dengan tanah wakaf H. Usman dengan surat ijin

perwakafan No. 16/1978 pada tanggal 7 Oktober 1978. Dari modal

bangunan dan tanah di atas pada tanggal 16 Maret 1978 mendapat rehab

gedung dari pemerintah sebesar Rp. 3.500.000,00 (tiga juta lima ratus

ribu rupiah).

Memasuki tahun ajaran baru 1979/1980, MTsAIN secara resmi

dirubah menjadi MTs Negeri Windusari, maka sejak itu atas usaha

Kepala Madrasah, para guru dan Pengurus BP3 berusaha mengumpulkan

dana dari wali murid, tepatnya tahun ajaran 1983/1984 untuk membeli

tanah seluas 1.640 m2 dengan harga 1.250.000, kemudian pada tahun

ajaran 1984/1985 mendapat DIP Peningkatan Mutu Pendidikan Agama

Islam sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk pembebasan

tanah dan biaya sertifikat. Selanjutnya MTs Negeri Windusari menempati

lokasi baru di Depok Windusari.

Perkembangan MTs Negeri Windusari mengalami pasang dan

surut, seiring dengan itu terjadi pula perubahan pimpinan Kepala

Madrasah dimulai dari H. Ichsan yang sekaligus sebagai pendiri menjadi

Kepala Madrasah sampai dengan tahun 1990. Setelah itu kepemimpinan

dilanjutkan oleh H. Jamaludin, B.A. dari Borobudur yang menjadi Kepala

Madrasah sejak tahun 1990 – 1994. Kemudian pada tahun 1994 terjadi

(59)

berasal dari purworejo sampai dengan tahun 2001 karena diangkat

menjadi Pengawas PAI SD/MI di Kabupaten Kebumen. Beliau cukup

lama kurang lebih 7 tahun menjadi Kepala Madrasah. Pada tahun 2001

kembali terjadi pergantian Kepala Madrasah yang dijabat oleh Drs. M.

Fuadi sampai dengan tahun 2002. Selanjutnya pada tahun 2003 Kepala

Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari dijabat oleh Drs. H. Muhammad

Natsir sampai dengan tahun 2011. Beliau menjabat cukup lama yaitu

kurang lebih 8 tahunsampai purna tugas 1 Pebruari 2011. Pada bulan

Pebruari tahun 2011 terjadi pergantian Kepala Madrasah dan dijabat oleh

Drs. Yatiman, M.Pd.I. yang sebelumnya adalah Kepala MI Negeri

Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara. Tahun Pelajaran

2013/2014 Kepala Madrasah dijabat oleh H. Chamidun, S.Ag., M.S.I.

yang berasal dari Bulu, Temanggung. Selanjutnya pada tahun ajaran ini

Kepala Madrasah dijabat oleh Drs. Ahmad Zaini.

2. Letak Geografis

MTs Negeri windusari terletak di Jalan Kyai A‟rof No. 25 Desa

Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Jawa Tengah

dengan kode pos 56152. Memiliki luas tanah seluruhnya 9.855 m² dan

luas bangunan 2.169 m². Secara geografi MTs Negeri Windusari terletak

di dataran tinggi terletak didaerah pedesaan dengan potensi wilayah

(60)

3. Identitas

Nama Madrasah : MTs Negeri Windusari

Alamat : Jln. Kyai Arof No.25, Windusari, Kecamatan

Windusari Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

Kode Pos : 56152

No. Telepon : (0293) 5507929

Akreditasi : A

Tahun didirikan : 1970

4. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Terwujudnya MTs Negeri Windusari yang Islami, Berbudi Luhur,

Berprestasi, dan Penuh Keteladanan, Efektif dan Efisien.

b. Misi

1) Menanamkan aqidah yang benar sesuai dengan al Qur‟an dan As

Sunah.

2) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian

prestasi akademik dan non akademik.

3) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari Al

Qur‟an dan menjalankan agama Islam.

4) Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu

(61)

5) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme pendidik dan

tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia

pendidikan

6) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, ,

transparan dan akuntabel.

c. Tujuan

1) Meningkatkan perolehan rata-rata mata pelajaran Ujian Nasional

mencapai 7,5 dan nilai rata-rata UM 8,0.

2) Memiliki tim kesenian yang siap pakai, baik tingkat madrasah,

kecamatan maupun kabupaten.

3) Memiliki staf redaksi potensial yang mampu menerbitkan dan

mengelola majalah dinding secara mandiri.

4) Memiliki petugas upacara yang siap pakai.

5) Meningkatkan kegiatan keagamaan di lingkungan madrasah,

jamaah sholat dhuhur, sholat dhuha, tadarus Al Quran, kaligrafi

dan tartil Al Quran.

6) Meningkatkan kegiatan sosial di lingkungan madrasah, bhakti

masyarakat dan Jum‟at khusyu

(62)

Tabel I DATA GURU

No Nama Mata Pelajaran

1 H. Chamidun, S.Ag. M.Si Fiqh

2 Siti Chamidatus Sjarifah, S.Ag Fiqih

3 Faezatul Munawaroh, S.Ag SKI

4 Umi Hani, S.Ag Al Qur‟an Hadits

5 Khusniyati Marzuqoh, S.Ag Aqidah Akhlak

6 M. Baehaqi, S.Hum Aqidah Akhlak

7 Khamdani, S.Ag Bahasa Arab

8 M. Misbachul Muthi, S.Ag Bahasa Arab

9 Tentrem Aminah, S.Pd Bahasa Indonesia

10 Santi Renaningtyas S.Pd Bahasa Indonesia 11 Dwi Basuki Faqih Usman, S.Ag Bahasa Indonesia

12 Drs. Muhaimin Bahasa Inggris

13 Tri Harjoko, S.Pd Bahasa Inggris

14 Yuniar Widati, S.Pd Bahasa Inggris

15 Zuning Azizah, S.Pd Bahasa Inggris

16 Bisyron Muhtar, S.Ag Matematika

17 Tri Handayani, S.Pd Matematika

18 Siti Umaroh, S.Pd.Si Matematika

19 Drs. Slamet Widodo IPA

26 Siti Munasifah,S.Pd SBK

27 Eko Juliyanto Penjaskes

28 Sutomo, B.A Bahasa Jawa

(63)

30 Abdul Cholid, S.Pd.Kons BK

TABEL II DATA KARYAWAN

NO NAMA NIP Jabatan

1 Arif Nurhudayana, S.H 196808061991031004 Ka Ur TU

2 Masruroh 196209031983032002 Bendahara

3 Jamal - Staf TU

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

Gambar

Tabel I DATA GURU
TABEL III DATA SISWA
TABEL IV
TABEL IV DATA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Referensi

Dokumen terkait

Bila SRPM didesain dengan 25% distribusi beban lateral, maka pada desain kapasitas, profil yang dihasilkan menjadi lebih besar sehingga sistem ganda ini tidak efisien, karena

Manajemen penilian kinerja guru merupakan program yang dijalankan di MTs Nurul Islam Juwangi. Penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh kepala madrasah di laksanakan

Sesuai substansi bukti-bukti tertulis yang dimajukan oleh Tergugat I, II, II, IV dimana para Penggugat telah beberapa kali diberikan Surat Peringatan oleh Tergugat I

“Apabila perbuatan hukum yang merugikan krediutor dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan untuk kepentingan harta pailit,

Mengaplikasikan konsep dasar competency-based assessment ke dalam unit pembelajaran yang diampu dan memilih metode assessment yang tepat sesuai dengan kompetensi atau learning

Hasil dan Kesimpulan Penelitian ini adalah sebuah Sistem pendukung keputusan distribusi tenaga medis puskesmas di Sulawesi Selatan dengan menggunakan metode Analytical

Pengembangan sistem jaringan transportasi nasional dilakukan secara terintegrasi antara transportasi darat, laut, dan udara yang menghubungkan antar pulau, pusat permukiman

Peran Kepala Madrasah Dalam Supervisi Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru di Madrasah. Tsanawiyah Nahdlatul Ulama (MTs NU) Putra 1 Buntet Pesantren