PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN
KOMPETENSI GURU DI MTs NEGERI WINDUSARI
KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN
MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
Oktariana Dini Winarsih NIM : 11110035
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MOTTO
Artinya : serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
ABSTRAK
Dini, Oktariana NIM : (111 10 035). Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan
Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari tahun ajaran 2014/2015. Skripsi . Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Farikah, M.Pd.
Kata Kunci : Peran Kepala Madrasah, Kompetensi Guru
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui: Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1. Bagaimana kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 3. Faktor apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 4. Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015.
Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis Huberman, meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
KATA PENGANTAR
Seiring salam dan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Agung, Muhammad SAW yang telah memberikan
pencerahan pada dunia.
Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulisan skripsi dengan judul “Peran
Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri
Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015‟‟ telah selesai.
Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai
pihak oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Rasimin, S.Pd.I , M.Pd. selaku Ketua Program Studi PAI.
3. Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan
skripsi ini sejak awal hingga akhir ini dapat terselesaikan.
4. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan banyak pengorbanan yang tidak
terhitung oleh apapun.
5. Semua dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
6. Seluruh keluarga besar MTs Negeri Windusari yang telah memberikan
informasi serta telah memberikan izin penelitian.
7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan motivasi
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, semua ini karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya mendukung sangat penulis harapkan
dalam kesempurnaan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada ssemua pihak yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini. Amin.
Salatiga, 10 Januari 2015
DAFTAR LAMPIRAN
1. Nota Pembimbing
2. Surat Ijin Penelitian
3. Surat Keterangan Penelitian
4. Data Informan
5. Pedoman Wawancara
6. Hasil Wawancara
7. Daftar Inisial
8. Dokumentasi
9. Lembar Konsultasi
10.Surat Keterangan Kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan satu dasar pembangunan bangsa. Pendidikan
merupakan wahana untuk mencetak generasi muda yang sangat penting bagi
masa depan negeri ini. Tanpa ada pendidikan yang baik dan berkualitas, tentu
saja negeri ini akan terancam sebab anak mudanya dididik dengan secara
serampangan dan tidak sesuai dengan nafas kemajuan zaman yang semakin
cepat. Dan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas tentu saja segala
pihak yang berkompeten di dalamnya harus bekerja keras untuk memberikan
yang terbaik dalam memajukan pendidikan.
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan seseorang (pendidik)
terhadap seseorang (peserta didik) agar tercapai perkembangan maksimal
yang positif (Ahmad Tafsir, 2001:28). Pendidikan memegang peranan penting
dalam mengangkat harkat dan martabat manusia dalam kancah kehidupan
guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga memberikan
konstribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan
wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana-sarana
dalam membangun watak bangsa (Mulyasa,2007:14).
Semua komponen dalam pendidikan mempunyai pengaruh untuk
dalam pendidikan adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah
satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja
guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan,administrasi Madrasah, Pembinaan tenaga kependidikan lainnya,
dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana prasarana (E. Mulyasa,
2004:25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin
kompleksnya tuntutan tugas kepala Madrasah, yang menghendaki dukungan
kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Kepala madrasah sebagai pemimpin tertinggi yang sangat berpengaruh
dan menentukan kemajuan Madrasah harus memiliki kemampuan
administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan
tugasnya.
Dari beberapa tugas kepala sekolah salah satunya adalah pembinaan
guru. Guru juga merupakan komponen yang utama dalam peningkatan mutu
pendidikan. Guru mempunyai tanggung jawab yang sangat besar karena
beliau langsung berinteraksi dengan peserta didik.
Guru merupakan salah satu pekerjaan yang mulia dan tinggi. Islam
sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan
dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat mereka dan
memuliakan mereka melebihi dari orang-orang islam lainnya. Allah berfirman
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",
Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Departemen
Agama RI,tt:910)
Setiap orang yang menjadi guru dituntut mempunyai kepribadian yang
sesuai dengan ajaran Islam. Guru adalah seorang yang harusnya dicintai dan
disegani oleh muridnya. Penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan
dan tindak tanduknya akan diikuti oleh muridnya.
Guru memunyai tugas mendidik, mengajar dan melatih. Guru harus
bisa menmpatkan diri sebagai orang tua yang kedua. Dengan mengemban
tugas yang dipercayakan orang tua/wali anak didik dalam jangka waktu
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban tersebut guru dituntut
memiliki beberapa keterampilan dan kemampuan tertentu yang disebut
dengan standar kompetensi. Standar kompeteni guru dapat diartikan sebagai
suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan (Sparlan,2008:23). Lebih
lanjut dijelaskan bahwa standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang
ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan
perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki
jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikas, dan bidang
pendidikan.
Sebagai wujud pembinaan tenaga kependidikan dari kepala sekolah
adalah peningkatan kompetensi guru. Tuntutan tugas kepala sekolah adalah
melaksanakan peningkatan secara terarah, berencana dan berkesinambungan
salah satunya meningakatkan peranan dan tanggung jawab seorang guru.
Untuk meningkatkan kompetensi guru, kepala madrasah sangatlah
penting dalam mengatur aktivitas belajar mengajar. Disamping itu kepala
sekolah juga bertanggung jawab langsung terhadap pelakssanaan segala jenis
dan bentuk peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan baik oleh guru
maupun siswa. Kepala sekolah juga memegang peranan penting dan strategis
dalam menjalankan roda pendidikan. Dinas pendidikan telah menetapkan
bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai
Berawal dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
mengkaji hal tersebut dalam sebuah penelitian dengan judul skripsi “ Peran
Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri
Windusari Kecamatan Windusari Kabupten Magelang”
B. Fokus Masalah
1. Bagaimana kompetensi guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windsari
Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015?
2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam meningkatkan kompetensi
guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten
Magelang tahun 2014/2015?
3. Faktor apa saja yang menjadi kendala kepala madrasah dalam
meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kabupaten
Magelang tahun 2014/2015?
4. Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru
di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windsari Kabupaten Magelang
tahun 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendiskripsikan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari
Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung kepala madarash dalam
meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan
3. Untuk mengetahui kendala kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari
Kabupaten Magelang than 2014/2015.
4. Untuk mengetahui peran kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari
Kabupateen Magelang tahun2014/2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil pengamatan
langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang
diperoleh selain studi di perguruan tinggi.
b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pendidikan,
khususnya dalam aspek peran kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi guru.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam
meningkatkan kompetensi guru.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran guna
E. Penegasan Istilah
1. Peran Kepala Madrasah
Kepala madrasah adalah seorang tenaga fungsional guru yang
diberi tugas memimpin suatu madrasah dimana diselenggarakan proses
belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang
memberikan pelajaran dan murid yang menerima pelajaran
(Wahjosumidjo, 2003:83).
2. Kompetensi Guru
Dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen (2006:4) ko mpetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan nperilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan .
Guru adalah seseorang yang bertugas mempersiapkan manusia
susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan
membangun bangsa dan negara. Guru harus dapat melaksanakan tgas
yaitu: mengajar, mendidik, melatih, para siswanya.
Jadi kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan
yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara
tepat dan efektif (Asdiqoh, 2013:24)
Menurut UU Sisdiknas Tahun 2003, kompetensi guru terdiri dari
empat macam, yaitu :
b. Kompetensi Pedagogik
c. Kompetensi Profesional
d. Kompetensi Sosial
Pada penelitian ini, penulis menambahkan dua kompetensi lagi,
yaitu Kompetensi Personal dan Kompetensi Spiritual.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitaian ini menggunakan penelitian kualitatif. Oleh sebab itu
pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif dengan
memakai bentuk studi multi situs. Maksudnya dalam penelitian deskriftif
kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan
data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,
dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainya sehingga
yang menjadi tujuan dalam penelitian deskriftif kualitatif ini adalah ingin
menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai apa adanya.
2. Kehadiran Peneliti
Sesuai pendekatan kualitataif, maka semua fakta berupa kata-kata
maupun tulisan dari sumber data manusia yang telah diamati dan dokumen
yang terkait disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya
sangat penting yaitu peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan
sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif
dalam penelitian.
3. Lokasi Penelitian
Peneliti memilih lokasi di MTs Negeri Windusari Kecamatan
Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015, karena sekolah
tersebut letaknya terjangkau dari rumah.
4. Sumber Data
Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong (2000:157) sumber
utama penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya
adalah data tambahan.
a. Kata-kata atau Tindakan
Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau
responden saat wawancara. Dengan kata lain data tersebut berupa
keterangan dari para informan dari beberapa pihak.
b. Data Tertulis (Dokumentasi)
Data yang berbentuk tertulis diperoleh dari warga sekolah dan
dokumen-dikumen lain yang masih berkaitan dengan subjek
penelitian.
c. Foto
Dalam penelitian ini diperoleh gambar keadaan MTs Negeri
5. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan
mengadakan tanya jawab secara tatap muka dengan informan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia wawancara berarti tanya jawab dengan
seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau
pendapatnya mengenai suatu hal . Metode wawancara ini digunakan
untuk menggali data dari kepala madrasah tentang upaya yang
dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di
MTs Negeri Windusari.
Adapun pedoman wawancara sebagai berikut:
1) Bagaimana keadaan kompetensi guru di MTs Negeri
Windusari?
2) Apa faktor yang mendukung dalam meningkatkan
kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?
3) Apa faktor yang menghambat dalam meningkatkan
kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?
4) Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?
b. Observasi
Peneliti melibatkan diri atau berinteraksi dengan kegiatan yang
secara sistematis dari data yang diperlukan. Teknik ini digunakan
untuk mengumpulkan data karena dengan teknik ini akan diperoleh
informasi dan data tentang letak geografis, keadaan madrasah, sarana
dan prasarana.
c. Dokumentasi
Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data yang berupa dokumen atau catatan-catatan yang ada
di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari.
6. Metode Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain ( Moleong,
2008:248). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data
Miles Mathew dan Huberman (1992:16-20), adapun langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dari lapangan dilakukan melalui observasi,
b. Reduksi data
Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data
“kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
merupakan bagian dari analisa yang di dalamnya nanti akan lebih
difokuskan pada penganalisaan data itu sendiri.
c. Penyajian data
Penyajian data dibatasi sebagai kumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Oleh karena itu data yang ada dilapangan
dianalisis terlebih dahulu sehingga akan memunculkan deskripsi
persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala madrasah secara jelas.
d. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran
yang utuh dari objek penelitian. Proses penarikan kesimpulan
didasarkan pada gabungan informasi yang tersusun dalam suatu
bentuk yang pada gabungan informasi tersebut.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data dan validitas data maka
dilakukan dengan triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber.
Triangulasi sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan keadaan dan pandangan seseorang dengan berbagai
pendapat orang lain.
d. Membangdingkan wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan (Moleong,2008:331).
Dalam penelitian ini, peneliti mengecek keabsahan data dengan
melakukan cek ricek dengan guru, wali murid, dan masyarakat sekitar.
8. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tahap pra lapangan
1) Mengajukan judul penelitian.
2) Menyusun proposal penelitian
3) Konsultasi kepada pembimbing
b. Tahap pekerjaan lapangan
1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian
2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus
penelitian
c. Tahap analisis data
1) Penemuan hal-hal penting dari data penelitian.
2) Pengecekan keabsahan data.
d. Tahap penulisan laporan
1) Penulisan hasil penelitian
2) Konsultasi dengan dosen pembimbing
3) Perbaikan hasil konsultasi.
G. Sistematika Penulisan
Pembahasan skripsi ini diuraikan dalam bentuk bab-bab yang berdiri
sendiri-sendiri namun saling berhubungan antara satu bab dengan yang
lainnya karena keseluruhan bab merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisah-pisahkan. Dari masing-masing bab tersebut terbagi menjadi beberapa
sub bab yang saling berhubungan. Dengan demikian diharapkan terbentuk
sistem penulisan dan pembahasan yang sistematis.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian serta
BAB II : KAJIAN TEORI
Berisi tentang kajian pustaka yang menjelaskan landasan teori
tentang peran kepala madrasah dan kompetensi guru.
BAB III : HASIL PENELITIAN
Berisi paparan data dan gambaran umum MTs Negeri Windusari
Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang dan hasil wawancara.
BAB IV : ANALISIS DATA
Berisi tentang pembahasan yang merupakan bagian yang
menjelaskan temuan peneliti tentang peran kepala madrasah dalam
meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari
Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran
2014/2015.
BAB V : PENUTUP
Menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian, saran-saran
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Peran Kepala Madrasah
1. Konsep Dasar Peran Kepala Madrasah
Peran kepala madrasah sangat besar karena kepala sekolah
merupakan pengambil kebijakan yang tertnggi dalam suatu madrasah.
a. Kepala madrasah sebagai educator
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai educator, kepala
madrasah harus memiliki strategi untuk meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan, menciptakan iklim sekolah yang kondusif,
memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan
kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model
pembelajaran yang menarik.
1) Pembinaan mental
Yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan sikap batin dan watak.
2) Pembinaan moral
Yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan ajaran baik buruknya satu perbuatan,
sikap dna kewajiban dengan tugas masing-masing tenaga
3) Pembinaan fisik
Membina tenaga kependidikan yang berkaitan dengan kondisi
jasmani.
4) Pembinaan artistic
Yaitu membina tenaga kependidikan tentang kepekaan manusia
terhadap seni dan keindahan.
Upaya kepala madrasah yang berkaitan dengan perannya
sebagai educator dalam meningkatkan kompetensi guru dan prestasi
belajar siswa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Mengikutsertakan guru dalam penataran
2) Kepala madrasah menggerakkan tim evaluasi hassil belajar
peserta didik.
3) Mnggunakan waktu belajar secara efektif (Mulyasa,
2007:100).
b. Kepala madrasah sebagai manajer
Dalam rangka melakasanakan peran sebagai manajer, kepala
madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan
tenaga kependidikan melalui kerja sama, memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengikuti kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan
berbagai pendidikan dan latihan baik yang dilaksanakan di sekolah
maupun diluar sekolah.
c. Kepala Madrasah sebagai Administrator
Peran kepala madrasah sebagai administrator harus memiliki
kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi
peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola
administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kerasipan
dan mengelola administras keuangan (Mulyasa,2007:107).
d. Kepala Madrasah sebagai Supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala madrasah melakukan kunjungan
kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung,
terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran,
media yang digunakan dan keterlibatan peserta didik
(Mulyasa,2007:114).
Setelah disupervisi dapat diketahui kelemahan dan keunggulan
guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingakat penguasaan
kompetensi guru, selanjutanya diadakan pembinaan dan tindak lanjut
shingga guru dapat memperbaiki kekurangan dan meningkatkan
e. Kepala Madrasah sebagai Leader
Kepala madrasah sebagai leader harus mampu memberikan
petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga
kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan
tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala madrasah sebagai
leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga
kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil
keputusan, dan kemampuan berkomunikasi (Mulyasa, 2007:115).
f. Kepala Madrasah sebagai Inovator
Dalam melaksanakan perang sebagai innovator, kepala
madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan
yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh
tenaga kependidikan, dan mengembangkan model pembelajaran yang
inovatif.
g. Kepala Madrasah sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala Madrasah harus dapat menyusun
strategi yang tepat kepada tenaga kependidikan dalam melakukan
berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat dilakukan melalui
pengaturan lingkungan fisik, pengaturan lingkungan kerja, disiplin,
2. Syarat Menjadi Kepala Madrasah
Kepala Madrasah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat
berpengaruh dan menentukan kemajuan Madrasah harus memiliki
kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu kepala Madrasah harus mepunyai
kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta
keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.
Menjadi pemimpin itu harus memenuhi beberapa criteria sifat
pemimpin, antara lain (Mulyasa ,2007:115) :
a. Jujur, adil dan dapat dipercaya
Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat
jujur ini merupakan cerminan dari akhlak seseorang. Jika seseorang
telah memiliki kejujuran maka sangat wajar bila orang tersebut dapat
dipercaya, diberi amanat oleh banyak orang. Oleh karena itu,
pemimpin yang baik menurut Nabi adalah pemimpin yang adil
(imamun „akilun), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya
(Ahmad Mubarok, 2003:12).
b. Percaya diri
Percaya diri merupakan aspek kepribadian yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas
bahkan saat harapan tersebut tidak dapat tercapai mereka tetap
berpikiran positif.
c. Tanggung jawab dan berani mengambil resiko
Seorang Kepala Madrasah berkewajiban memikul dan
menanggung segala sesuatu dan segala akibatnya. Tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang
disengaja maupun tidak disengaja.
d. Berjiwa besar dan sabar.
Berjiwa besar berarti mampu membuka hati, pikiran dan diri
untuk menerima kritik dan saran. Baik yang sejalan maupun yang
bertentangan dengan pemikiran pribadi. Dapat menerima kekalahan
dengan kesabaran dan ikhlas.
e. Teladan
Seorang kepala madrasah harus bisa menjadi teladan yang baik
yang bisa dicontoh oleh semua anggota sekolah baik guru, karyawan,
peserta didik, dan masyarakat.
Adapun syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik antara lain
sebagai berikut:
a. Memiliki kesehatan jasmani rohani.
Kepala madrasah harus mempunyai kesehatan jasmani dan
mempengaruhi kinerja dari kepala madrasah sebagai pemimpin sebuah
organisasi.
b. Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai.
c. Bersemangat.
d. Jujur .
Seorang pemimpin hendaknya terbuka dan terus terang
terhadap bawahannya sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.
Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Al Maidah ayat 8:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (Al Quran dan Terjemahnya Departemen Agama RI: 203)
e. Cakap dalam memberikan bimbingan dan menaruh kepercayaan.
Kepala madrasah sebaiknya dapat memberikan bimbingan
yang baik kepada seluruh anggota sekolah.
f. Cepat serta bijaksana dalam mengambil keputusan.
g. Cerdas (Indrafachrudi, 2006:22)
3. Kepemimpinan dalam Islam
Kepemimpinan dalam Islam secara umum tidak jauh berbeda dengan
model kepemimpinan pada umumnya. Kepemimpinan Islami adalah
sebuah kepemimpinan yang mempraktekkan nilai-nilai ajaran Islam,
terlepas apakah pelakunya seorang pemimpin atau tidak (Muhadi
Zainuddin, 2002:16).
Dalam pandangan Islam, kepemimpinan sesungguhnya merupakan
amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan
kepada anggota-anggotanya, tetapi juga dipertanggungjawabkan di
hadapan Allah SWT. Menjadi eorang pemimpin harus mempunyai sifat
amanah (dapat dipercaya), sebab ia akan diserahi tanggungjawab yang
besar. Apabila seorang pemimpin tidak mempunyai sifat amanah tentu
akan terjadi penyalahgunaan jabatan dan wewenang. Itulah mengapa Nabi
Muhammad SAW mengingatkan agar menjaga amanah kepemimpinan,
Jadi kesimpulannya kepemimpinan dalam islam berarti sebuah
amanah yang harus diemban dengan penuh tanggungjawab dan profesional,
karena tidak hanya dipertanggungjawabkan dihadapan anggota yang
dipimpin, tetapi juga dihadapan Allah SWT.
4. Kriteria Pemimpin yang Ideal Menurut Islam
Muhadi Zainuddin dan Abdul Mustaqim menyebutkan kriteria pemimpin
yang ideal dalam Islam yaitu:
a. Jujur dan Amanah
Tanpa adanya sifat jujur dan amanah maka akan terjadi
penyalahgunaan wewenang dan jabatan.
b. Adil
Apabila pemimpin tidak adil, maka akan terjadi kecemburuan
di masyarakat yang dapat memacu konflik dan ketegangan sosial.
Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang dapat membawa
anggotanya menjadi makmur dalam keadilan dan adil dalam
kemakmuran.
c. Cerdas
Pemimpin yang cerdas akan dapat mengambil inisiatif secara
cermat, tepat dan cepat, ketika mengahdapi problem-problem yang
d. Bijaksana dan Tanggung jawab
Keputusan atau kebijakan yang diambil oleh seorang
pemimpin harus benar-benar bijaksana dan dapat
dipertanggungjawabkan, baik secara moral maupun formal.
e. Terbuka
Sikap terbuka merupakan cerminan dari sifat tawadu‟ (rendah
hati), tidak sombong. Pemimpin yang mempunyai sikap terbuka akan
mau menerima kritikan dan saran dari orang lain.
f. Ikhlas
Berbuat dan beramal dengan ikhlas merupakan hal yang
sangat penting dalam Islam. Sebab tanpa adanya keikhlasan, amal
perbuatan yang telah dilakukan akan sia-sia di mata Allah SWT.
B. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi Guru
Kompetensi berasal dari kata competency, yang berarti
kemampuan atau kecakapan. Menurut Kamus Umum Lengkap Indonesia ,
kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan
atau memutuskan suatu hal.
Charles E. Johnson, mengemukakan bahwa kompetensi
merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
Kompetensi adalah performan yang mengarah kepada pencapaian
tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan ( Satori, 2012:22).
Kompetensi merupakan perwujudan dari keterampilan hidup yang harus
dikuasai oleh peserta didik (Isjoni,2008:82).
Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku
efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan
memikirkan, serta memberikan perhatian dan mengarahkan seseorang
menemukan cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
Kompetensi bukanlah suatu titik akhir dari sutu upaya melainkan suatu
proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat (Mulyasa,2011:26).
Kompetensi juga berarti seperangkat tindakan inteligen penuh
tanggungjawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu melaksanakn tugas-tugas dalam bidang pekerjaan
tertentu ( Abdul Majid, 2008: 5).
Dalam dunia pendidikan, guru merupakan komponen yang penting
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru merupakan komponen yang
paling berpengaruh terhadap proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Upaya apapun ynag dilakukan untuk menaikkan kualitas pendidikan tidak
akan memberikan hasil yang maksimal tanpa didukung oleh guru yang
mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam
menjalankan tugasnya.
Guru adalah figure manusia dalam dunia pendidikan yang
menempati posisi dan memegang peranan penting dalam dunia
pendidikan. Guru adalah satu unsur manusia dalam proses pendidikan
yang bertugas sebagai pengajar dan pendidik (Syaiful Bahri
Djamarah,2011:107).
Dalam Undang-Undang Sikdiknas tahun 2003 pasal 40 ayat 2b
disebutkan bahwa guru adalah pendidik yang profesional yang wajib
memiliki komitmen untuk meningkatkan pendidikan. Guru merupakan
sosok yang mengemban tugas mengajar, mendidik, dan membimbing
(Mujtahid,2009:33).
Dari pengertian guru diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah
orang tua kedua bagi peserta didik di sekolah yang mempunyai peran
penting dalam dunia pendidikan.
Kompetensi Guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan
yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara
tepat dan efektif (Asdiqah, 2013:24). Sedangkan kompetensi guru menurut
Suprlan (2005:93) adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau
perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan
fungsional sesuai dengan tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.
Kompetesi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spititual yang secara kaffah
membentuk standar kompetensi profesi guru, yang mencakup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta ddidik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa, 2011:26).
Jadi kompetensi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang guru agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
secara tepat dan efektif.
Nana Sudhjana (Hamzah B. Uno, 2011:67) membagi kompetensi
guru dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual,
seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara
mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu,
pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang
administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar
siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta pengetahuan
umum lainnya.
b. Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru
c. Kompetensi perilaku atau performance, artinya kemampuan guru
dalam berbagai keterampilan/berperilaku, seperti keterampilan
mengajar, membimbing,menilai, menggunakan alat bantu
pengajaran, bergaul atau berkomunikassi dengan siswa,
keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa,
keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar,
keterampilan meaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.
2. Macam -Macam Kompetensi Guru
Secara umum guru harus memenuhi dua kategori yaitu memiliki
capability dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam
bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang
mengajar yang baik dan mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi
dan memiliki loyalitas keguruan, yakni terhadap tugas-tugas yang tidak
semata di dalam kelas, tetapi sebelum dan sesudahnya ( Asdiqah,2013: 26)
Adapun menurut Hamzah B. Uno (2011:69) macam-macam
kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain:
a. Kompetensi professional, artinya guru harus memiliki
pengetahuan yang luas dari subject matter (bidang studi) yang
akan diajarkan serta penguasaan metodologi dalam arti
memiliki konsep teoritis mampu memilih metode dalam proses
b. Kompetensi personal, artinya sikap kpribadian yang mantap
sehingga mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek.
c. Kompetensi sosial, artinya guru harus menunjukkan atau
mampu berinteraksi sosial, baik dengan murid, sesame guru
dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas.
d. Kompetensi untuk pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti
mengutamakan nilai-nilai sosial dari material.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial, spiritual, yang secara kaffah
membentuk kompetensi standar prrofesi guru, yang mencakup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi, dan profesionalisme.
Dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen Pasal 10 disebutkan bahwa guru yang berkualitas harus memiliki
empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, professional, kepribadian,
dan sosial. Namun seiring berjalannya waktu ada penambahan diantaranya
kompetensi personal dan kompetensi spiritual.
a. Kompetensi Pedagogik
Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir a
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajarn peserta didik yang meliputi pemahaman
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya
meliputi hal-hal sebagai berikut (Mulyasa,2011:75) :
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan kurikulum/silabus
4) Perencanaan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya
Menurut PP RI No 19 tahun 2005, kompetensi guru merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik
sekurang-kurangnya meliputi:
1) Pengelolaan Proses Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar merupakan komonen penting di
dalam pendidikan. Keberhasilan pembelajaran tergantung dari
pembelajaran akan mengahasilkan kegiatan pembelajaran yang
efektif dan efisien sesuai dengan sasarna yang akan dicapai.
2) Pengembangan Kurikulum/Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian, kompetensi untuk penialaian,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
3) Pengembangan metode pembelajaran
Seorang pendidik ditntut bisa cermat dalam memilih dan
menentukan metode apa yang akan digunakan untuk
menyampaikan materi kepada peserta didik.
4) Pemanfaatan Teknologi Pembelajarn
Guru dituntuk untuk mempunyai kompetensi dalam
menggunakan teknologi pembelajaran, terutaa internet, agar guru
dapat memanfaatkan berbagai pengetahuan, teknologi dan
informasi dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar dan
membentuk kompetensi peserta didik.
5) Evaluasi hasil Belajar
Evaluasi merupakan komponen pengajaran yang tidak bisa
dipisahkan dengan pendidikan. Evaluasi hasil belajar dilakukan
kompetensi peserta didik yang dapat dilakukan dengan penilaian
kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan
sertifikasi, benchmarking, seta penilaian program.
b. Kompetensi Kepribadian
Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir b,
kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia.
Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik. Kompetensi
kepribadian ini sangat penting dalam membentuk kpribadian anak,
guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia, serta
mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada
umumnya.
Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru setidaknya
sebagai berikut:
1) Kepribadian yang mantab, stabil, dan dewasa
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, guru
harus memounyai kepribadian seperti : a) berkepribadian yang
mantab. b) tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai
dengan profesionalitas guru. c) stabilitas dan kematangan emoi. c)
2) Disiplin, Arif, dan Berwibawa
Dalam kompetensi ini, kepribadian guru harus: a) Dapat
member contoh disiplin. b) Dapat menciptakan siuasi yang
menyenangkan. c) Dapat mengendalikan perilaku peserta didik
kearah yang positif. d) mampu menggunakan alat pembelajaran
secara tepat aktu dan sasaran.
3) Menjadi Teladan bagi Peserta Didik
Dalam hal ini, guru akan menjadi sorotan dna teladan bagi peserta
didik, maka guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Cara berpakaian.
2. Cara berbicara.
3. Hubungn antar manusia.
4. Kebiasaan bekerja.
5. Menunjukkan sikap yang baik dan tegas.
6. Sikap yang menunjukkan semangat hidup.
7. Dapat dipercaya.
4) Berakhlak Mulia
Seorang guru harus berakhlak mulia karena guru akan
menjadi penasehat bagi anak didik dan lingkungan disekitar.
Hal-hal yang perlu dikembangkan antara lain:
b) Mempunyai rasa percaya diri yang istiqomah.
c) Berusaha yang sungguh-sungguh, kerja keras, tanpa mengenal
lelah, dengan niat ibadah (Mulyasa, 2011:121-130).
c. Kompetensi Professional
Kompetensi professional merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuannya secara
filosofis (Asmani,2009:157). Dalam kaitannya dengan pendidikan
Islam, kompetensi ini dikombinasikan dengan nilai-nilai religiusitas.
Dalam pengertiannya, Kompetensi professional-religius yakni
kemampuan menjalankan tugasnya secara professional, yang
didasarkan atas ajaran islam (Ngainun dkk. 2007:15).
Secara umum dapat diidentifikasi tentang ruang lingkup
kmpetensi professional guru sebagai berikut: 1). Menegerti dan dapat
menerapkan landasan kependidikan. 2). Mengerti dan dapat
menerapkan teori-teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta
didik. 3). Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang
menjadi tanggungjawabnya. 4). Mengerti dan dapat menerapkan meted
pembelajaran yang bervariasi. 5). Mampu menggunakan dan
mngembangkan berabagi alat, sumber dan media pembelajaran. 6).
Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik
(Mulayasa,2011:135).
d. Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butr b
dikemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemmpuan guru
sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikassi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar
(Mulyasa,2011:173)
e. Kompetensi Personal
Kompetensi personal mencakup kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial yang merupakan modal dasar bagi guru dalam
menjalankan tugas secara professional. Kompetensi personal guru
menunjuk perlunya struktur kepribadian dewasa yang mantap, susila,
dinamik (reflektif serta berupaya untuk maju), dan bertanggung jawab.
Menurut A.S Lardizabal , kompetensi personal adalah sebagai
berikut:
1) Guru menghayati dan mengamalkan nilai hidup.
2) Guru mampu berperan sebagi pemimpin yang jujur dan
bertanggung jawab.
3) Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi serat
bersedia berperan aktif dalam kegiatan sosial.
4) Guru tampil secara pantas dan rapi.
5) Guru mampu berbuat reatif dengan penuh perhitungan.
7) Guru hendaknya mengatur waktu luangnya secra produktif dan bijaksana (Asdiqoh, 2013:28)
f. Kompetensi Spiritual
Kompeteensi spiritual masuk dalam kompetensi kepribadian.
Guru diharapkan memahami konsep kompetensi spiritual. Ranah
kompetensi spiritual akan berorientasi pada pembentukan karakter
siswa didik yang ideal. Dalam konsepsi pendidikan islam, seorang
guru harus mempunyai tingkat keimanan dan ketaqwaan tinggi.
Jika penerapan kompetensi spiritual senantiasa dipegang dan
dijalankan oleh guru dengan baik, ketika anak didik melakukan
kesalahan, anak didik akan meminta maaf dan mengakui kesalahan
karena terdorong rasa berdosa jika tidak mengakui. Kompetensi
spiritual menjadi enteng terakhir untuk memberikan pagar yang kuat
dan pribadi masing-masing siswa didik (Asdiqoh,2013:37)
3. Tugas Guru
Peran guru sangat vital bagi pembentukan kpribadian, cita-cita dan
visi misi yang menjadi impian hidup anak didik dimasa depan. Selain
sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan, ada beberapa tugas lain
seorang guru, antara lain; educator, leader, fasilitator, motivator,
administrator, evaluator (Jamal Ma‟mur Asmani, 2009:39).
a. Educator (Pendidik)
Guru sebagai pendidik tidak hanya tahu tentang materi
kepribadian yang kuat yang menjadikannya panutan bagi
siswanya. Hal ini penting bagi seorang pendidik, guru tidak
hanya mengajarkan siswanya untuk mengetahui beberapa hal,
guru juga harusb melatih keterampilan, sikap dan mental anak
didik.
b. Leader (Pemimpin)
Guru adalah pemimpin di dalam kelas. Ia harus bisa
menguasai, mengendalikan dan mengarahkan kelas menuju
tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Guru juga
hars pandai membaca potensi anak didiknya yang beragam.
c. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru bertugas menjembatani atau
memfasilitasi murid untuk mengembangkan bakatnya. Guru
mengusahakn sumber belajar yang berguna serta dapat
menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.
d. Motivator
Sebagai seorang motivator, guru harus mampu
memberikan motivasi atau semangat kepada peserta didiknya.
Dalam kegiatan pembelajaran motivasi sangat dioerlukan,
sebab seseoarang yang tidak motivasi dalam belajar. Proses
pembelajaran akan berhasil apabila peserta didik mempunyai
membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk
pembelajaran yang efektif.
e. Administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan
pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang
pendidikan dan pengajaran. Segala pelaksanaan yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara
baik.
f. Evaluator
Sebaik apapun kualitas pembelajarn, pasti ada
kelemahan yang perlu dibenahi dan disempurnakan. Penilaian
ini perlu dilakukan karena dengan penilaian guru dapat
mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa
terhadap pelajaran, serta ketepatan dan kefektifan metode
mengajar.
Selain tugas guru yang telah dijelaskan diatas, berikut tugas guru
menurut Koestiyah N.K yang dikutip oleh Siti Asdiqah yaitu :
a. Menyerahkan kebudayaan anak didik berupa kepandaian,
kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
b. Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik, dan
membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai etika-etika dan dasar Negara kita pancasila,
c. Sebagai perantara dalam belajar. Didalam proses belajar guru
suatu pengertian/insight sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku dan sikap,
d. Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik
kearah kedewasaan,
e. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan massyarakat,
f. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal
tata tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalani lebih dahulu,
g. Guru sebagai pemimpin dan administrator dan perencana
kurikulum.
h. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi,
i. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak. (Siti Asdiqah,
2013: 20-21)
4. Hak Guru
Hak guru sebagai pendidik diatur semua dalam
perundang-undangan yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam Undang-Undang No.
14 Th. 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 14 disebutkan hak-hak seorang
Guru sebagai berikut:
a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan sosial dan mendapatkan promosi dan
penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
b. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual
c. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi dan
memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
d. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.
e. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentuan
dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan
perundang-undangan.
f. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melakssanakan tugas.
g. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
h. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan.
5. Kewajiban Guru
Didalam menjalankan tugasnya guru terikat dengan kewajiban
guru. Kewajiban ini dibuat agar guru bisa menjalankan tugasnya dengan
baik sesuai dengan aturan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kewajiban guru adalah merencanakan pembelajaran, menjalankan proses
pembelajaran yang baik, dan menilai serta mengevaluasi hasil dari
pembelajaran tersebut.
Dalam Undang-Undang RI No.14 Th. 2005 tentang Guru dan
Dosen telah disebutkan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
berkewajiban :
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutansejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni;
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan
jenis kelamin, agama , suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran;
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dank ode
etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
e. Memelihara dan menumpuk persatuan dan kesatuan bangsa.
6. Etika Profesi Keguruan
Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagaii
pedoman berperilaku. Etis berarti sesuai dengan norma yang dianut oleh
sekelompok tertentu. Kode etik merupakan norma-norma yang bharus
dilaksanaka oleh setiap anggitanya dalam pelaksanaan tugas dan pergaula
hidup sehari-hari dimasyarakat (E. Mulyasa, 2007:43)
Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai guru dan
sebagai tenaga professional guru memiliki kode etik. Yang merupakan
pedoman tingkah laku yang harus dijalankan oleh guru dalam berinteraksi
dengan peserta didik, teman sejawat, serta masyarakat sekitar. Kode etik
Berikut dikemukakan kode etik guru Indonesia sebagai hasil
rumusan Kongres Guru ke XVI tahun 1989 di Jakarta. Terdiri dari
Sembilan item, yaitu:
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan dan guru menciptakan
suasana sekolah dengan sebaik-baiknya sebagai usaha menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar.
d. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat di sekitarnya untuk membina peran serta rasa tanggung
jawab bersama terhadap pendidikan dan memelihara hubungan
seprofesinya, semngat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.
e. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengambangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya Guru secara
bersama-sama memelihara dan meningkatkan organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian.
f. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang
C. Peran Kepala Madrasahh dalam Meningkatkan Kompetensi Guru
Untuk mengembangkan fungsi pendidikan, guru mempunyai peran
penting dalam meningkatkannya. Guru memiliki tugas mendidik, mengajar
dan melatih. Guru berfungsi dan berperan sebagai fasilitator memberi bantuan
dan layanan kepada siswa agar dapat mencapai hasil optimal.
Mendidik dan melatih adalah tugas guru sebagai profesi. Guru harus
bisa menempatkan diri menjadi orang tua yang kedua, dengan mengemban
tugas yang telah dipercayakan orang tua/wali dari peserta didik dalam jangka
waktu tertentu.
Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu,
relevansi, dan efisiensi pendidikan, maka peningkatan dan pengembangan
aspek kompetensi guru merupakan kebutuhan. Benar bahwa mutu pendidikan
bukan hanya ditentukan oleh guru semata, melainkan juga oleh beberapa
komponen pendidikan lainnya. Akan tetapi seberapa banyak pendidikan dan
pengajaran mengalami kemajuan dalam perkembangannya selama ini, banyak
bergantung kepada kepiawaian guru dalam menerapkan kompetensi standar
yang harus dimiliki.
Kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan, yang mempunyai
tanggung jawab penuh dalam proses pendidikan dan berpengaruh terhadap
bawahannya, peranannya sangat penting dalam membantu guru termasuk
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi
peran Kepala Sekolah. Kepala Sekolah sebagai pengelola memiliki tugas
mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi guru.
Adapun peran kepala sekolah telah disebutkan di atas yaitu kepala sekolah
sebagai educator, leader, manajer, administrator, dan supervisor.
Sebagai seorang guru harus memiliki kepribadian yang baik, dewasa,
arif dan berwibawa, karena guru menjadi teladan bagi peserta didik. Peran
kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi kepribadian guru misalnya
dengan mengadakan pembinaan kepada guru, melaksanakan pengajian rutin.
Dalam kegiatan mengajar, guru harus memiliki kompetensi yang baik.
Kemampuan guru dalam mengelola pembeljaran ini disebut dengan
kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan guru
mengelola kelas, mengembangkan silabus, merencakan pembelajaran,
memahami peserta didik, dll. Oleh karena itu kompetensi ini hraus selalu
ditingkatkan. Adapun peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetnsi
pedagogik guru antara lain :
a. Mengikutsertakan guru pada diklat
b. Menganjurkan dan mendukung guru untuk menempuh pendidikan
formal yang lebih tinggi.
c. Mendukung guru mengikuti kegiatan-kegiatan seperti MGMP,
Seminar, Lokakarya, study banding, dll.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru mengusai materi
pembelajarn secara luas dan mendalam. Upaya kepala madrasah dalam
meningkatkan kompetensi profesional ini bisa dilakukan dengan
mengikutsertakan guru pada diklat sesuai dengan materi pelajaran yang
dikuasai, mengevaluasi kinerja guru secara rutin.
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru berinteraksi dengan
peserta didik, atasan, teman sejawat, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Kompetensi sosial ini sangat penting bagi guru dalam
menjalankan tugasnya sebagai guru. Guru harus pandai berinteraksi, pandai
berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Peran kepala madrasah
dalam meningkatkan kompetensi sosial guru ini dengan mengikutsertakan
guru pada organisasi sosial atau profesional seperti PGRI, KORPRI,
mengadakan kegiatan sosial seperti zakat dan Qurban,
Kompetensi spiritual sebenarnya masuk dalam kompetensi keprbadian,
hanya saja kompetensi spirtual ini berhubungan dengan Tuhan. Peran kepala
madrasah dalam meningkatkan kompetensi spiritual dengan mengadakan
sholat berjamaah, pengajian rutin, membaca Al Quran rutin, dll.
Kompetensi personal merupakan gabungan antara kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial. Peran kepala madrasah dalam
meningkatkan kompetensi personal ini dapat dilakukan seperti meningkatkan
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM MTs NEGERI WINDUSARI
1. Sejarah berdirinya
Atas dasar gagasan dari Bapak Jawatan Pendidikan Agama Pusat
di Jakarta pada tahun 1956 yaitu Bapak H. Amir Muhammad Arifin dari
temyang untuk membuka madrasah, maka ide ini bergulir dimana-mana
dan menjadi kenyataan diberbagai tingkat Sekolah Dasar (SD).
Di kecamatan Windusari kemudian berdiri MWB hampir di semua
Desa, merupakan pendidikan sekolah 6 tahun. Maka diharapkan pada
tahun 1962, sebagian madrasah telah dapat meluluskan para siswanya.
Dengan demikian dibutuhkan suatu lembaga pendidikan lanjutan tingkat
menengah pertama. Bahkan sangat mendesak untuk didirikan mengingat:
1. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Wilayah Kecamatan Windusari
saat itu belum ada
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri hanya berada di Magelang
sehingga sangat sulit untuk terjangkau.
Oleh sebab itu dengan semangat yang tinggi Lembaga Pendidikan
Ma‟arif mendirikan dan membuka Pendidikan Guru Agama 4 Tahun
1. H. Cholid Al Thowaf Ketua
2. M. Ridwan Sekretaris
3. H. Ichsan Anggota
4. Muhdlori Anggota
5. Himam Anggota
6. H. Muh. Djamal Anggota
7. Cholil Anggota
Dengan terbentuknya panitia atau kepengurusan itu, maka mulai
tahun 1966 PGAP Ma‟arif mulai menerima murid baru. Dengan demikian
mulai tahun 1966, di Windusari telah berdiri Lembaga Pendidikan
Menengah Tingkat Pertama (PGAP). Lembaga ini bertahan selama 4
tahun, tepatnya sampai dengan awal tahun 1970.
MTS Negeri Windusari sejarahnya tidak dapat dipisahkan dari
PGAP Ma‟arif yang berdiri sejak tahun 1966. PGAP Ma‟arif yang semula
menempati gedung Madrasah Diniyah, melalui SK Menteri Agama RI
Nomor 205 tanggal 1 1970 dirubah menjadi MTsAIN (Madrasah
Tsanawiyah Agama Islam Negeri) Windusari dengan Kepala Madrasah
Bapak H. Ichsan
Pada tanggal 19 September 1978 Bapak H. Usman Windusari
mewakafkan tanahnya seluas 320 m2 dengan surat ijin perwakafan No.
15/SWK/1978. Kemudian atas usaha keluarga besar guru Agama
Kecamatan Windusari dibawah pimpinan K.H. Muh. Djamal didirikan 3
MTsAIN Windusari membeli tanah milik Ibu Dariyah seluas 130 m2 yang
terletak bersebelahan dengan tanah wakaf H. Usman dengan surat ijin
perwakafan No. 16/1978 pada tanggal 7 Oktober 1978. Dari modal
bangunan dan tanah di atas pada tanggal 16 Maret 1978 mendapat rehab
gedung dari pemerintah sebesar Rp. 3.500.000,00 (tiga juta lima ratus
ribu rupiah).
Memasuki tahun ajaran baru 1979/1980, MTsAIN secara resmi
dirubah menjadi MTs Negeri Windusari, maka sejak itu atas usaha
Kepala Madrasah, para guru dan Pengurus BP3 berusaha mengumpulkan
dana dari wali murid, tepatnya tahun ajaran 1983/1984 untuk membeli
tanah seluas 1.640 m2 dengan harga 1.250.000, kemudian pada tahun
ajaran 1984/1985 mendapat DIP Peningkatan Mutu Pendidikan Agama
Islam sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk pembebasan
tanah dan biaya sertifikat. Selanjutnya MTs Negeri Windusari menempati
lokasi baru di Depok Windusari.
Perkembangan MTs Negeri Windusari mengalami pasang dan
surut, seiring dengan itu terjadi pula perubahan pimpinan Kepala
Madrasah dimulai dari H. Ichsan yang sekaligus sebagai pendiri menjadi
Kepala Madrasah sampai dengan tahun 1990. Setelah itu kepemimpinan
dilanjutkan oleh H. Jamaludin, B.A. dari Borobudur yang menjadi Kepala
Madrasah sejak tahun 1990 – 1994. Kemudian pada tahun 1994 terjadi
berasal dari purworejo sampai dengan tahun 2001 karena diangkat
menjadi Pengawas PAI SD/MI di Kabupaten Kebumen. Beliau cukup
lama kurang lebih 7 tahun menjadi Kepala Madrasah. Pada tahun 2001
kembali terjadi pergantian Kepala Madrasah yang dijabat oleh Drs. M.
Fuadi sampai dengan tahun 2002. Selanjutnya pada tahun 2003 Kepala
Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari dijabat oleh Drs. H. Muhammad
Natsir sampai dengan tahun 2011. Beliau menjabat cukup lama yaitu
kurang lebih 8 tahunsampai purna tugas 1 Pebruari 2011. Pada bulan
Pebruari tahun 2011 terjadi pergantian Kepala Madrasah dan dijabat oleh
Drs. Yatiman, M.Pd.I. yang sebelumnya adalah Kepala MI Negeri
Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara. Tahun Pelajaran
2013/2014 Kepala Madrasah dijabat oleh H. Chamidun, S.Ag., M.S.I.
yang berasal dari Bulu, Temanggung. Selanjutnya pada tahun ajaran ini
Kepala Madrasah dijabat oleh Drs. Ahmad Zaini.
2. Letak Geografis
MTs Negeri windusari terletak di Jalan Kyai A‟rof No. 25 Desa
Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Jawa Tengah
dengan kode pos 56152. Memiliki luas tanah seluruhnya 9.855 m² dan
luas bangunan 2.169 m². Secara geografi MTs Negeri Windusari terletak
di dataran tinggi terletak didaerah pedesaan dengan potensi wilayah
3. Identitas
Nama Madrasah : MTs Negeri Windusari
Alamat : Jln. Kyai Arof No.25, Windusari, Kecamatan
Windusari Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Kode Pos : 56152
No. Telepon : (0293) 5507929
Akreditasi : A
Tahun didirikan : 1970
4. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Terwujudnya MTs Negeri Windusari yang Islami, Berbudi Luhur,
Berprestasi, dan Penuh Keteladanan, Efektif dan Efisien.
b. Misi
1) Menanamkan aqidah yang benar sesuai dengan al Qur‟an dan As
Sunah.
2) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian
prestasi akademik dan non akademik.
3) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari Al
Qur‟an dan menjalankan agama Islam.
4) Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu
5) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme pendidik dan
tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia
pendidikan
6) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, ,
transparan dan akuntabel.
c. Tujuan
1) Meningkatkan perolehan rata-rata mata pelajaran Ujian Nasional
mencapai 7,5 dan nilai rata-rata UM 8,0.
2) Memiliki tim kesenian yang siap pakai, baik tingkat madrasah,
kecamatan maupun kabupaten.
3) Memiliki staf redaksi potensial yang mampu menerbitkan dan
mengelola majalah dinding secara mandiri.
4) Memiliki petugas upacara yang siap pakai.
5) Meningkatkan kegiatan keagamaan di lingkungan madrasah,
jamaah sholat dhuhur, sholat dhuha, tadarus Al Quran, kaligrafi
dan tartil Al Quran.
6) Meningkatkan kegiatan sosial di lingkungan madrasah, bhakti
masyarakat dan Jum‟at khusyu
Tabel I DATA GURU
No Nama Mata Pelajaran
1 H. Chamidun, S.Ag. M.Si Fiqh
2 Siti Chamidatus Sjarifah, S.Ag Fiqih
3 Faezatul Munawaroh, S.Ag SKI
4 Umi Hani, S.Ag Al Qur‟an Hadits
5 Khusniyati Marzuqoh, S.Ag Aqidah Akhlak
6 M. Baehaqi, S.Hum Aqidah Akhlak
7 Khamdani, S.Ag Bahasa Arab
8 M. Misbachul Muthi, S.Ag Bahasa Arab
9 Tentrem Aminah, S.Pd Bahasa Indonesia
10 Santi Renaningtyas S.Pd Bahasa Indonesia 11 Dwi Basuki Faqih Usman, S.Ag Bahasa Indonesia
12 Drs. Muhaimin Bahasa Inggris
13 Tri Harjoko, S.Pd Bahasa Inggris
14 Yuniar Widati, S.Pd Bahasa Inggris
15 Zuning Azizah, S.Pd Bahasa Inggris
16 Bisyron Muhtar, S.Ag Matematika
17 Tri Handayani, S.Pd Matematika
18 Siti Umaroh, S.Pd.Si Matematika
19 Drs. Slamet Widodo IPA
26 Siti Munasifah,S.Pd SBK
27 Eko Juliyanto Penjaskes
28 Sutomo, B.A Bahasa Jawa
30 Abdul Cholid, S.Pd.Kons BK
TABEL II DATA KARYAWAN
NO NAMA NIP Jabatan
1 Arif Nurhudayana, S.H 196808061991031004 Ka Ur TU
2 Masruroh 196209031983032002 Bendahara
3 Jamal - Staf TU
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH