• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumadi Program Magister Manajemen STIE-AUB Surakarta 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sumadi Program Magister Manajemen STIE-AUB Surakarta 2016"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KOMPETENSI,LINGKUNGAN KERJA,DISIPLIN DAN DIKLAT TERHADAP KINERJA GURU DENGAN KOMUNIKASI DAN SARANA PRASARANA

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada Smk Negeri 2 Wonogiri)

Effect Of Competence, Working Environment, And Training Of Discipline Teacher Performance With Communication Facilities And Infrastructure

As An Intervening Variable (Case Study On Smk Negeri 2 Wonogiri)

Sumadi [email protected]

Program Magister Manajemen STIE-AUB Surakarta 2016

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Kompetensi, Lingkungan Kerja, Disiplin dan Diklat Terhadap Kinerja Guru Dengan komunikasi dan sarana prasarana Sebagai Variabel Intervening. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas, analisis jalur, uji t, uji F, dan uji koofisien determinasi. Populasi dalam Penelitian ini adalah guru SMK Negeri 2 Wonogiri sejumlah 70 orang. Teknik pengambilan sampel dengan digunakan metode sensus. Hasil uji t menunjukkan Variabel Kompetensi, Lingkungan Kerja dan Diklat berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komunikasi dengan nilai signifikansi masing-masing variabel < 0,05 Sedangkan untuk variabel Disiplin berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap komunikasi. Lingkungan Kerja dan Diklat berpengaruh positif dan Signifikan terhadap Sarana Prasarana Sedangkan Disiplin berpengaruh negatif dan Signifikan terhadap Sarana Prasarana. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi masing-masing variabel < 0,05. Sedangkan Kompetensi berpengaruh positif dan tidak Signifikan terhadap Sarana Prasarana. Variabel Kompetensi, Lingkungan Kerja dan Diklat berpengaruh positif dan Signifikan terhadap Kinerja. Komunikasi berpengaruh negaitf dan Signifikan terhadap Kinerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi masing-masing variabel < 0,05. Sedangkan Disiplin berpengaruh negatif dan tidak Signifikan terhadap Kinerja, dan Sarana Prasarana berpengaruh positif dan tidak Signifikan terhadap Kinerja.Hasil uji secara serempak (Uji F) dapat disimpulkan secara bersama-sama variabel bebas mempengaruhi performance. Nilai R2 total sebesar 0,959 artinya kinerja guru dapat dijelaskan variabel kompetensi, lingkungan kerja, disiplin, dan diklat sebagai variable independen dengan komunikasi dan sarana prasarana sebagai variabel intervening sebesar 95,9% dan sisanya sebesar 4,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar model

Kata kunci : Kompetensi, Lingkungan Kerja, Disiplin, Diklat, Kinerja Guru, Komunikasi dan Sarana prasarana

ABSTRACT

This empiric research aim are to know direct and undirect influence: competention, environment work, discipline, and trainee education to performance through communication and sarana prasarana. Data collecting with quesionery. Data analysed with validity, reliability test, partial test, simultaneously test, R square and path analysis.Test of hypothesis result show that: competention, environment work, and disciplin variable have a positive signifincant effect to communication with value of significancy variables < 0,05; but trainee education variable have a positive not signifincant effect to communication. Environment work and trainee education have a positive signifincant effect to sarana prasarana with value of significancy variables < 0,05; but discipline variable have a negative signifincant effect to sarana prasarana and competention, but discipline variable have a positive not signifincant effect to sarana prasarana. Competention, environment work, diklat, communication and sarana prasarana have a positive signifincant effect to performance with value of significancy variables < 0,05; but discipline variable have a positive not signifincant effect to performance.F test result show that simultaneously independent variable have a positive and significant to performance. R square test result show that total R2 = 95,9% its meaning variable of performance explained competention, environment work, discipline, and diklat through communication and sarana prasarana so the rest equal to 4,1% explained by other dissimilar factor outside model of research.

Key word: performance, competention, environment work, discipline, trainee education, communication and

(2)

PENDAHULUAN

Kinerja guru merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan, karena guru mempunyai peranan sangat strategis dan ujung tombak pendidikan. Rendahnya kinerja guru akan mengakibatkan rendahnya kualitas proses yang ada pada akhirnya akan berdampak pada rendahnya kualitas output siswa dan rendahnya kualitas sekolah. Rendahnya kualitas sekolah akan dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat pada sekolah yang bersangkutan dan pada akhirnya akan berdampak pada menurunnya jumlah dan kualitas input

siswa.

Kinerja guru sebagai tenaga inti dalam proses pendidikan di Sekolah, perlu selalu ditingkatkan. Untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki daya saing, maka guru sangat berkompeten untuk memajukan kualitas anak didik dalam kegiatan belajar mengajar. Seorang guru berkewajiban untuk selalu mengembangkan mutu keprofesionalannya, baik secara individual maupun kelembagaan. Kualitas seorang guru tercermin dari kinerja dalam menjalankan profesinya, semakin berkompeten seorang guru maka kinerjanya akan semakin baik.

Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Kinerja dapat memberi kontribusi kepada pengembangan organisasi melalui pendekatan strategis dan terintegrasi untuk menghasilkan keberhasilan yang berkelanjutan. Kinerja guru memiliki peran yang vital dalam pengembangan berkelanjutan untuk kualitas anak didik yang menimba ilmu. Anak didik yang merupakan input dari sekolah dengan melalui proses pendidikan, akan menghasilkan anak didik berkualitas, tidak bisa lepas dari keberadaan guru dalam mengajar dan mendidik. Jadi untuk menghasilkan output yang berkualitas, guru dituntut untuk berkinerja baik.

Kinerja guru SMK Negeri 2 Wonogiri, menurut pengamatan peneliti, belum optimal. Hal ini ditandai pada saat mengajar, guru masih ada yang mengalihkan materi pelajaran atau menghentikan sementara pelajaran). Demikian pula, guru yang sering terlihat pada saat berkomunikasi dengan sesama guru, tidak membicarakan masalah yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, maupun hal lain yang dapat meningkatkan kinerja maupun kualitas sekolah, namun cenderung berkomunikasi pada hal-hal yang tidak bermanfaat untuk pengembangan ilmu.

Kinerja dari guru tidak terlepas dari komunikasi dari guru itu sendiri. Guru yang puas akan mempertahankan dan bahkan meningkatkan kinerja, namun guru yang merasa tidak puas dalam bekerja dapat menurunkan kinerja guru tersebut.

Kinerja dapat dipengaruhi oleh kompetensi, lingkungan kerja, disiplin maupun pendidikan dan latihan. Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu hal. Seorang guru yang memiliki kompetensi baik, maka guru tersebut memiliki

kemampuan, kecakapan, keterampilan, dan kemampuan yang baik. Guru yang berkompetensi maka akan dapat berkinerja secara baik. Salah satu tolok ukur tercapainya tujuan SMK N 2 Wonogiri adalah dari kinerja para guru yang tinggi, mengindikasikan proses kegiatan pencapaian tujuan serta dapat memenuhi target yang telah ditetapkan.

Faktor selain kompetensi, yang dapat mempengaruhi kinerja yaitu lingkungan kerja. Lingkungan kerja dalam organisasi diciptakan dari tata hubungan/ komunikasi antar pribadi (interpersonal relationships) yang berlaku di lingkungan organisasi tersebut. Tata hubungan antar pribadi dapat bersumber dari kepemimpinan (leadership) seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya. Kepemimpinan yang mempengaruhi tata hubungan dalam organisasi, pada akhirnya akan berpengaruh pada kinerja (performance). Lingkungan kerja merupakan kondisi dan suasana kerja termasuk sikap rekan sekerja. Situasi dan kondisi lingkungan kerja akan berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas.

Masalah yang juga sangat penting adalah kedisiplinan guru dalam mengajar. Dalam pengamatan, masih ada guru yang dalam mengajar yang masuk ke kelasnya terlambat. Hal ini berkaitan dengan kedisiplinan yang masih terus diupayakan dilakukan dengan kesadaran. Disiplin Kerja adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis pada lembaga. Sayidiman (2010:64) “Disiplin berarti suatu kepatuhan terhadap segala ketentuan dengan tujuan dan maksud perintah atasan serta tidak bertentangan dengan tujuan dan maksud organisasi serta tidak bertentangan dengan hukum negara”.

Selain kompetensi, lingkungan kerja dan disiplin, maka pendidikan dan pelatihan juga mempengaruhi kinerja guru. Karena SMK itu sifatnya banyak praktek dibanding teori, maka diperlukan banyak latihan-latihan. Hal ini bukan hanya berlaku bagi siswanya saja, namun harus didukung dari guru-guru yang selalu mengembangkan keahlian masing-masing dengan melalui pendidikan dan latihan. Hal ini akan meningkatkan kinerja guru.

Guru dalam menjalankan tugasnya seringkali menggunakan komunikasi. Demikian pula adanya komunikasi yang baik, akan menunjang kinerja guru. Komunikasi yang terjadi selama ini, antar guru maupun guru dengan pimpinan terjalin harmonis. Pengintensifan komunikasi yang efektif antar para guru, dengan jarak yang jauh diantara tempat tinggal para guru untuk berdialog dalam rangka pengembangan, menjadi kendala untuk menciptakan komunikasi yang harmonis. Komunikasi yang tidak baik mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan lembaga ini, misalnya adanya konflik antar pegawai sebagai akibat pandangan yang berbeda sering muncul sebagai dinamika kehidupan berorganisasi, namun sebaliknya ada komunikasi yang baik yang dapat meningkatkan saling pengertian antar sesama guru. Dalam melakukan tugas-tugasnya, guru sangat ditunjang adanya sarana prasarana yang ada. Bila sarana prasarana yang dimiliki sekolah kurang akan mempengaruhi kinerja guru. Namun kelengkapan sarana prasarana sekolah lengkap, maka kinerja akan menjadi

(3)

3 lebih baik. Menurut Siagian (2011:69), yang dimaksud dengan sarana kerja adalah segala jenis peralatan yang dimiliki oleh organisasi dan dipergunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka mengemban misi organisasi yang bersangkutan.

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, peneliti mengambil judul: “Pengaruh Kompetensi, Lingkungan Kerja, Disiplin Dan Diklat Terhadap Kinerja Guru Dengan Komunikasi Dan Sarana Prasarana Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada SMK Negeri 2 Wonogiri) “.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian dengan sensus. Data yang digunakan adalah data primer dengan mengambil sampel seluruh populasi sebanyak 70 responden. Penelitian ini menggunakan alat analisis berupa uji validitas, uji reliabilitas, uji linieritas, analisa jalur, analisa regresi linier berganda, uji t, uji F dan koefisien determinasi.

Analisis regresi jalur adalah, analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikasi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel. Hubungan kausalitas akan digunakan analisis jalur dan intervening. Pada penelitian ini variabel komunikasi dan sarana prasarana kerja ditempatkan sebagai variabel intervening terhadap kinerja, dengan variabel independen kompetensi, lingkungan kerja, disiplin dan diklat.

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak bebas atau dependen variabel (Y) sebagai berikut:. Y1 = β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +ε Y2 = β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +ε Y3=β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+β5Y1+β6Y2+ε Keterangan : β1β2β3.. β6 = Koefisien variabel X1 …. X3 Y3 = Kinerja guru X1 = kompetensi X2 = lingkungan kerja X3 = disiplin X4 = diklat X4 Y1 = komunikasi X4 /Y2 = sarana prasarana e = Standard error HASIL PENELITIAN Tabel IV.15

Hasil Regresi Persamaan Pertama

Tabel IV.16

Hasil Regresi Persamaan Kedua

Tabel IV.17

Hasil Regresi Persamaan Ketiga

Tabel IV.18

Hasil Uji t persamaan I, II dan III

Pers Pengaruh Antar

Variabel t sig Ket

I Kompetensi  Komunikasi 2,640 0,010 signifikan Lingk. kerja  Komunikasi 3,327 0,001 signifikan Disiplin  komunikasi 1,834 0,071 Tidak signifikan

Diklat  komunikasi 3,475 0,001 Signifikan

II Kompetensi  sarana prasarana 0,985 0,328 Tidak signifikan Lingk. kerja  sarana prasarana 4,862 0,000 signifikan Disiplin  sarana prasarana -2,180 0,033 signifikan Diklat  sarana prasarana 2,361 0,021 Signifikan III Kompetensi  kinerja 9,339 0,000 signifikan Lingk. kerja  kinerja 4,052 0,000 Signifikan

Disiplin  kinerja -0,149 0,882 Tidak

Signifikan

Diklat  kinerja 5,562 0,000 signifikan

Komunikasi  kinerja -3,316 0,002 signifikan Sarana prasarana  kinerja 0,679 0,500 Tidak signifikan Coeffi cientsa -4.247 4.165 -1.020 .312 .363 .138 .235 2.640 .010 .472 .142 .334 3.327 .001 .216 .118 .169 1.834 .071 .433 .125 .310 3.475 .001 (Constant) Kompet ensi Lingkungan Kerja Disiplin Diklat Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.

Dependent Variable: Komunikasi a. Coeffi cientsa 2.601 6.845 .380 .705 .223 .226 .103 .985 .328 1.134 .233 .572 4.862 .000 -.422 .193 -.236 -2.180 .033 .484 .205 .248 2.361 .021 (Constant) Kompet ensi Lingkungan Kerja Disiplin Diklat Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.

Dependent Variable: Sarana Prasarana a. Coeffi cientsa -1.149 2.802 -.410 .683 .902 .097 .621 9.339 .000 .464 .114 .349 4.052 .000 -.013 .084 -.010 -.149 .882 .514 .092 .392 5.562 .000 -.278 .084 -.296 -3.316 .002 .035 .051 .052 .679 .500 (Constant) Kompet ensi Lingkungan Kerja Disiplin Diklat Komunikasi Sarana Prasarana Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.

Dependent Variable: Kinerja a.

(4)

Tabel IV.19

Hasil Uji F persamaan I, II dan III

Keterangan F hitung Sig.

Persamaan I 24,757 0,000 Persamaan II 13,509 0,000 Persamaan III 43,786 0,000 Sumber: Data diolah, 2016

Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi Persamaan I

Hasil uji koefisien determinasi persamaan I dalam penelitian ini

diperoleh nilai sebesar 0,604. e1 dari persamaan 1 e1 = 2 1 R 1 e1 =

0,604

1

=

0

,

396

= 0,629

Koefisien Determinasi Persamaan II

Hasil uji koefisien determinasi persamaan II dalam penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,454. e2 dari persamaan 2 e2 = 2 2

R

1

e2 =

1

0,454

=

0

,

546

= 0,7389

Koefisien Determinasi Persamaan III

Hasil uji koefisien determinasi persamaan III dalam penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,807.

e3 dari persamaan 3 e3 = 2 3

R

1

e3 =

1

0,807

=

0

,

193

= 0,439

Koefisien Determinasi Total (R2)

R2 total = 1 – (e1 2 x e2 2 x e3 2 ) = 1 – (0,396 x 0,546 x 0,193) = = 1 - 0,041 = 0,959 = 95,9%

Nilai R2 total sebesar 0,959 artinya kinerja guru dapat dijelaskan variabel kompetensi, lingkungan kerja, disiplin, dan diklat sebagai variable independen dengan komunikasi dan sarana prasarana sebagai variabel intervening sebesar 95,9% dan sisanya sebesar 4,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar model misalnya komitmen organisasi.

Tabel IV.20 Koefisien Korelasi

Berdasarkan hasil analisa jalur dapat diperoleh hasil sbb: Persamaan 1 yaitu : Y1 = 0,235 X1 + 0,334 X2 + 0,169 X3 + 0,310 X4 + є Sig (0,010)** (0,001)** (0,071) (0,001)** Persamaan 2 yaitu : Y2 = 0,103 X1 + 0,572 X2 - 0,236 X3 + 0,248 X4 +

є

Sig (0,328) (0,000)** (0,033)** (0,021)** Persamaan 3 yaitu : Y3 =0,621 X1 +0,349 X2 - 0,010 X3 + 0,392 X4 - 0,296 X5. + 0,052 X6 + є Sig (0,000)** (0,000)** (0,882) (0,000)** (0,002)** (0,500) Tabel IV.21

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Keterangan Pengaruh Total pengaruh

Langsung Tidak langsung

Kompetensi kinerja 0,621 Lingk. kerja  kinerja 0,349 Disiplin  kinerja -0,010 Diklat  kinerja 0,392 Kompetensi  komunikasi  kinerja 0,235X-0,296= -0,070 0,621-0,070= 0,551 Kompetensi  sapras  kinerja 0,103X0,052= 0,005 0,621+0,005= 0,626 Lingk. kerja komunikasi  kinerja 0,334X-0,296= -0,099 0,349-0,099= 0,250 Lingk. kerja sapras  kinerja 0,572X0,052= 0,030 0,349+0,030= 0,379 Disiplin  komunikasi  kinerja 0,169X-0,296= -0,050 -0,010+-0,050= -0,060 Disiplin  sapras  kinerja -0,236X0,052= -0,012 -0,010-0,012= -0,022 Diklat komunikasi  kinerja 0,310X-0,296= -0,092 0,392-0,092= 0,300 Diklat sapras  kinerja 0,248X0,052= 0,013 0,392+0,013=0, 405 Correlati ons 1 .723** .679** .704** .763** .690** .790** .000 .000 .000 .000 .000 .000 70 70 70 70 70 70 70 .723** 1 .775** .778** .873** .782** .882** .000 .000 .000 .000 .000 .000 70 70 70 70 70 70 70 .679** .775** 1 .794** .811** .690** .809** .000 .000 .000 .000 .000 .000 70 70 70 70 70 70 70 .704** .778** .794** 1 .803** .893** .905** .000 .000 .000 .000 .000 .000 70 70 70 70 70 70 70 .763** .873** .811** .803** 1 .786** .899** .000 .000 .000 .000 .000 .000 70 70 70 70 70 70 70 .690** .782** .690** .893** .786** 1 .904** .000 .000 .000 .000 .000 .000 70 70 70 70 70 70 70 .790** .882** .809** .905** .899** .904** 1 .000 .000 .000 .000 .000 .000 70 70 70 70 70 70 70 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Kompetensi Lingkungan Kerja Disiplin Diklat Kepuasan Kerja Motiv asi Produktiv it as Kompetensi Lingkungan

Kerja Disiplin Diklat Kepuasan

Kerja Motiv asi Produktiv it as

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed). **.

(5)

5

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Kompetensi terhadap kinerja

Penggunaan variabel intervening komunikasi maupun sarana prasarana dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel kompetensi adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan kompetensi secara langsung.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dengan cara:

a. Kemampuan merencanakan dalam tugas belajar mengajar;

b. Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran khusus dalam pengembangan kemampuan siswa; c. Kemampuan menyusun materi ajar dari berbagai

sumber;

d. Menstimulasi siswa mengenai pokok pelajaran yang akan disampaikan;

e. Kemampuan merangkum dan mengembangkan materi ajar dari materi yang diperoleh;

f. Mengevaluasi hasil proses belajar mengajar pada siswa;

g. Selalu mengevaluasi diri dalam pemberian materi pelajaran untuk perbaikan materi yang akan disampaikan pada sesi berikutnya.

Penelitian ini mendukung penelitian Anak Agung, Gede dan Wayan, (2012) dengan hasil penelitiannya menunjukkan kompetensi berpengaruh positif terhadap komunikasi. Semakin tinggi kompetensi, maka semakin tinggi komunikasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru.

2. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja

guru

Penggunaan variabel intervening komunikasi dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel lingkungan kerja adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan lingkungan kerja secara langsung.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dengan cara:

a. Menjaga suasana tempat kerja agar tetap nyaman b. Menjaga hubungan dengan rekan kerja guru c. Menjaga hubungan antara guru dengan kepala

sekolah

d. Menjaga fasilitas sarana dan prasarana agar tetap layak e. Menjaga lingkungan sekitar tempat kerja agar tetap

asri dan kondusif

f. Menjaga penerangan ruangan tetap berfungsi

Penelitian ini mendukung penelitian Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cuk Widodo (2013) dengan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.

Semakin tinggi lingkungan kerja, maka maka semakin tinggi kinerja guru.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru.

3. Pengaruh disiplin terhadap kinerja guru

Penggunaan variabel intervening komunikasi dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel disiplin adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan kedisiplinan secara langsung.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dengan cara:

a. Menjaga kedisiplinan terhadap ketepatan waktu datang maupun mengajar,

b. Menjaga kedisiplinan dalam mentaati peraturan sekolah dalam berseragam,

c. Menjaga ketaatan terhadap prosedur yang berlaku, d. Menjaga ketaatan terhadap peraturan ceremonial

sekolah,

e. Menjaga kedisiplinan terhadap absensi. f. Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas

Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Cuk Widodo (2013) yang menghasilkan kesimpulan bahwa disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja guru.

4. Pengaruh diklat terhadap kinerja guru

Penggunaan variabel intervening komunikasi dalam rangka peningkatan kinerja guru, untuk variabel diklat adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan diklat secara langsung.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dengan cara:

a. Diberikan kesempatan untuk memaksimalkan pendidikan dan latihan

b. Dapat memahami bahan pendidikan dan pelatihan c. Melaksanakan dengan sungguh-sungguh

d. Pendidikan dan latihan meningkatkan kualitas e. Melaksanakan pendidikan dan latihan yang

diselenggarakan sekolah

f. Program Pendidikan dan latihan yang diselenggarakan oleh sekolah atau melalui sekolah mampu memperlancar tugas

g. Kemampuan kerja meningkat setelah pendidikan dan pelatihan.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Wahono (2009) yang menghasilkan kesimpulan bahwa diklat berpengaruh terhadap kinerja.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diklat berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru.

(6)

5. Pengaruh Kompetensi terhadap kinerja melalui komunikasi

Penggunaan variabel intervening komunikasi dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel kompetensi adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan kompetensi secara langsung.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dengan cara:

a. Meningkatkan kompetensi guru dalam perencanaan materi pembelajaran;

b. Meningkatkan kompetensi guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran khusus dalam pengembangan kemampuan siswa;

c. Meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun materi ajar yang diperoleh dari berbagai sumber; d. Meningkatkan kompetensi guru dalam menstimulasi

siswa mengenai pokok pelajaran yang disampaikan; e. Meningkatkan kompetensi guru dalam merangkum

dan mengembangkan materi ajar dari materi yang diperoleh;

f. Meningkatkan kompetensi guru dalam mengevaluasi hasil proses belajar mengajar pada siswa;

g. Meningkatkan kompetensi guru dalam mengevaluasi diri dalam pemberian materi pelajaran untuk perbaikan materi yang akan disampaikan pada sesi berikutnya.

Penelitian ini mendukung penelitian Anak Agung, Gede dan Wayan, (2012) dengan hasil penelitiannya menunjukkan kompetensi berpengaruh positif terhadap komunikasi. Semakin tinggi kompetensi, maka semakin baik komunikasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap komunikasi. Wursanto (2007, 153) komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada lain pihak untuk mendapatkan saling pengertian. Dengan demikian maka diperlukan suatu kemampuan atau kompetensi seseorang dalam penyampaian komunikasi agar dapat berjalan efektif.

6. Pengaruh Kompetensi terhadap kinerja melalui

sarana prasarana

Penggunaan variabel intervening sarana prasarana dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel kompetensi adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan kompetensi secara langsung.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dengan cara:

a. Meningkatkan kompetensi guru dalam perencanaan materi pembelajaran;

b. Meningkatkan kompetensi guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran khusus dalam pengembangan kemampuan siswa;

c. Meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun materi ajar yang diperoleh dari berbagai sumber;

d. Meningkatkan kompetensi guru dalam menstimulasi siswa mengenai pokok pelajaran yang disampaikan; e. Meningkatkan kompetensi guru dalam merangkum

dan mengembangkan materi ajar dari materi yang diperoleh;

f. Meningkatkan kompetensi guru dalam mengevaluasi hasil proses belajar mengajar pada siswa;

g. Meningkatkan kompetensi guru dalam mengevaluasi diri dalam pemberian materi pelajaran untuk perbaikan materi yang akan disampaikan pada sesi berikutnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh tidak signifikan terhadap sarana prasarana, sehingga sarana prasarana tidak dapat dijadikan intervening untuk variabel kompetensi dalam meningkatkan kinerja guru.

7. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja

guru melalui komunikasi

Penggunaan variabel intervening komunikasi dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel lingkungan kerja adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan lingkungan kerja secara langsung.

Dalam penelitian ini penggunaan komunikasi sebagai variabel intervening kurang berfungsi untuk variabel lingkungan kerja karena suasana tempat kerja sudah terasa nyaman oleh pegawai, adanya hubungan sesama rekan guru sudah berjaan baik, demikian pula hubungan antara guru dengan kepala sekolah, sarana prasarana di sekolah sudah baik, didukung keasrian tempat kerja dan sekitarnya, hingga penerangan masih berfungsi secara baik.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dengan cara:

a. Menjaga suasana tempat kerja agar tetap nyaman b. Menjaga hubungan dengan rekan kerja guru c. Menjaga hubungan antara guru dengan kepala

sekolah

d. Menjaga fasilitas sarana dan prasarana agar tetap layak e. Menjaga lingkungan sekitar tempat kerja agar tetap

asri dan kondusif

f. Menjaga penerangan ruangan tetap berfungsi

Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di sekitar pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya, dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Robbins, 2008: 15). Penelitian ini mendukung penelitian Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cuk Widodo (2013) dengan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Semakin tinggi baik lingkungan kerja, maka maka semakin tinggi kinerja guru.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap komunikasi.

(7)

7

8. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja

guru melalui sarana prasarana

Penggunaan variabel intervening sarana prasarana dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel lingkungan kerja adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan lingkungan kerja secara langsung. Hal ini mengindikasikan bahwa suasana tempat kerja sudah terasa nyaman oleh pegawai, adanya hubungan sesama rekan guru sudah berjaan baik, demikian pula hubungan antara guru dengan kepala sekolah, sarana prasarana di sekolah sudah baik, didukung keasrian tempat kerja dan sekitarnya, hingga penerangan masih berfungsi secara baik.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dengan cara:

a. Menjaga suasana tempat kerja agar tetap nyaman b. Menjaga hubungan dengan rekan kerja guru c. Menjaga hubungan antara guru dengan kepala

sekolah

d. Menjaga fasilitas sarana dan prasarana agar tetap layak e. Menjaga lingkungan sekitar tempat kerja agar tetap

asri dan kondusif

f. Menjaga penerangan ruangan tetap berfungsi

Penelitian ini mendukung penelitian Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cuk Widodo (2013) dengan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Semakin tinggi baik lingkungan kerja, maka maka semakin tinggi kinerja guru.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap sarana prasarana.

9. Pengaruh disiplin terhadap kinerja guru

melalui komunikasi

Penggunaan variabel intervening komunikasi dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel disiplin adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan kedisiplinan secara langsung. Hal ini mengindikasikan bahwa selama ini kedisiplinan dalam hal waktu datang dan mengajar sudah berjalan baik, kedisiplinan dalam ketaatan peraturan sekolah sudah dilaksanakan secara baik, demikian pula dalam ketaatan prosedur yang berlaku dan ceremonialnya, absensi sudah dilaksanakan baik dan tugas mengajar sudah dijalankan secara disiplin.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dengan cara:

a. Meningkatkan kedisiplinan dalam hal waktu datang maupun mengajar.

b. Meningkatkan kedisiplinan dalam ketaatan peraturan sekolah dalam berseragam,

c. Meningkatkan ketaatan terhadap prosedur yang berlaku,

d. Meningkatkan ketaatan terhadap peraturan ceremonial sekolah,

e. Meningkatkan kedisiplinan terhadap absensi. f. Meningkatkan ketepatan waktu dalam

menyelesaikan tugas sehingga lebih efektif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin berpengaruh tidak signifikan terhadap komunikasi.

10. Pengaruh disiplin terhadap kinerja guru

melalui sarana prasarana

Penggunaan variabel intervening sarana prasarana dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel disiplin adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan kedisiplinan secara langsung. Hal ini mengindikasikan bahwa selama ini kedisiplinan dalam hal waktu datang dan mengajar sudah berjalan baik, kedisiplinan dalam ketaatan peraturan sekolah sudah dilaksanakan secara baik, demikian pula dalam ketaatan prosedur yang berlaku dan ceremonialnya, absensi sudah dilaksanakan baik dan tugas mengajar sudah dijalankan secara disiplin.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dengan cara:

a. Menjaga kedisiplinan terhadap ketepatan waktu datang maupun mengajar,

b. Menjaga kedisiplinan dalam mentaati peraturan sekolah dalam berseragam,

c. Menjaga ketaatan terhadap prosedur yang berlaku, d. Menjaga ketaatan terhadap peraturan ceremonial

sekolah,

e. Menjaga kedisiplinan terhadap absensi. f. Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin berpengaruh negatif dan signifikan terhadap sarana prasarana.

11. Pengaruh diklat terhadap kinerja guru melalui

komunikasi

Penggunaan variabel intervening komunikasi dalam rangka peningkatan kinerja guru, untuk variabel diklat adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan diklat secara langsung.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dengan cara:

a. Diberikan kesempatan untuk memaksimalkan pendidikan dan latihan

b. Dapat memahami bahan pendidikan dan pelatihan c. Melaksanakan dengan sungguh-sungguh

d. Pendidikan dan latihan meningkatkan kualitas e. Melaksanakan pendidikan dan latihan yang

diselenggarakan sekolah

f. Program Pendidikan dan latihan yang diselenggarakan oleh sekolah atau melalui sekolah mampu memperlancar tugas

g. Kemampuan kerja meningkat setelah pendidikan dan pelatihan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wahono (2009) yang menunjukkan

(8)

bahwa diklat berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru.

12. Pengaruh diklat terhadap kinerja guru melalui

sarana prasarana

Penggunaan variabel intervening sarana prasarana dalam rangka peningkatan kinerja guru, untuk variabel diklat adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan diklat secara langsung.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dengan cara:

a. Diberikan kesempatan untuk memaksimalkan pendidikan dan latihan

b. Dapat memahami bahan pendidikan dan pelatihan c. Melaksanakan dengan sungguh-sungguh

d. Pendidikan dan latihan meningkatkan kualitas e. Melaksanakan pendidikan dan latihan yang

diselenggarakan sekolah

f. Program Pendidikan dan latihan yang diselenggarakan oleh sekolah atau melalui sekolah mampu memperlancar tugas

g. Kemampuan kerja meningkat setelah pendidikan dan pelatihan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diklat berpengaruh secara signifikan terhadap sarana prasarana.

13. Pengaruh komunikasi terhadap kinerja guru

Pengaruh variabel intervening komunikasi terhadap kinerja guru, adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan kinerja secara langsung.

Hasil penelitian penelitian ini mendukung penelitian Tri Pujiastuti (2013) yang menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh terhadap kinerja guru.

14. Pengaruh sarana prasarana terhadap kinerja

guru

Pengaruh variabel intervening sarana prasarana terhadap kinerja guru, adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti, untuk meningkatkan kinerja Guru di SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan kinerja secara langsung.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Sri Suharyanti (2015) yang menunjukkan bahwa sarana prasarana berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Simpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan urain pada bab terdahulu,

khususnya dalam analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : a. Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap komunikasi kerja guru SMK Negeri 2 Wonogiri;

b. Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komunikasi kerja guru SMK Negeri 2 Wonogiri;

c. Disiplin berpengaruh positif tidak signifikan terhadap komunikasi kerja guru SMK Negeri 2 Wonogiri;

d. Diklat berpengaruh positif dan signifikan terhadap komunikasi kerja guru SMK Negeri 2 Wonogiri;

e. Kompetensi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap sarana prasarana guru SMK Negeri 2 Wonogiri;

f. Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap sarana prasarana guru SMK Negeri 2 Wonogiri;

g. Disiplin berpengaruh negatif dan signifikan terhadap sarana prasarana guru SMK Negeri 2 Wonogiri;

h. Diklat berpengaruh positif dan signifikan terhadap sarana prasarana guru SMK Negeri 2 Wonogiri;

i. Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru guru SMK Negeri 2 Wonogiri;

j. Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru guru SMK Negeri 2 Wonogiri;

k. Disiplin berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja guru guru SMK Negeri 2 Wonogiri;

l. Diklat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru guru SMK Negeri 2 Wonogiri;

m. Komunikasi kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja guru guru SMK Negeri 2 Wonogiri;

n. Sarana prasarana berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja guru guru SMK Negeri 2 Wonogiri.

2. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa jalur langsung kompetensi terhadap kinerja guru merupakan jalur paling dominan atau efektif untuk meningkatkan kinerja guru.

3. Hasil uji F persamaan ketiga menunjukkan nilai Fhitung sebesar 157,874 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas kompetensi, lingkungan kerja, disiplin, diklat, komunikasi dan sarana prasarana berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.

4. Nilai R2 total sebesar 0,959 artinya kinerja guru dapat dijelaskan variabel kompetensi, lingkungan kerja, disiplin, dan diklat sebagai variable independen dengan komunikasi dan sarana prasarana sebagai variabel intervening sebesar 95,9% dan sisanya sebesar 4,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar model misalnya komitmen organisasi.

5. Hasil analisis Jalur menunjukkan, bahwa:

Penggunaan variabel intervening komunikasi dan sarana prasarana dalam rangka peningkatan kinerja guru guru SMK Negeri 2 Wonogiri, untuk variabel

(9)

9 kompetensi, lingkungan kerja, disiplin dan diklat adalah tidak efektif, sehingga variabel komunikasi dan sarana prasarana tidak dapat dipakai sebagai variabel intervening.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar untuk meningkatkan kinerja guru guru SMK Negeri 2 Wonogiri sebaiknya meningkatkan kompetensi secara langsung.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru guru dengan cara:

1. Meningkatkan kemampuan/kompetensi guru dalam merangkum dan mengembangkan materi ajar dari materi yang diperoleh;

2. Meningkatkan kemampuan/kompetensi guru dalam mengevaluasi hasil proses belajar mengajar pada siswa;

3. Meningkatkan kemampuan/kompetensi guru dalam memberikan stimulasi kepada siswa mengenai pokok pelajaran yang akan disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Ayu King Arida DP (2009). Effect Of Motivation, Work

Environment And Leadership On Employee Performance Pt. Sai Apparel Semarang.

http://journal.usm.ac.id/jurnal/689/penulis/ayu-king-arida-dp.html

Bintoro Shandy (2007). Pengaruh motivaisi, link. kerja, disiplin, kepemimpinan dan diklat terhadap produktivitas kerja pada PD BPR Bank Daerah Karanganyar

Fuad, Mas’ud. (2015). Survai Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

Ghozali, Imam. (2014). Aplikasi Analisis Multivariate

dengan SPSS. Universitas Diponegoro

Semarang

Gibson,. Ivancovich, dan Donelly (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. (Terjemahan) Salemba Empat Jakarta

Gujarati, Damodar, (2007). Basic Econometrics, Mc-Graw Hill, New York.

Handoko, Hani. (2011). Manajemen Personalia dan

Sumber Daya Manusia. BPFE UGM.

Yogyakarta

Hasan Shadely, (2007). Kamus Indonesia Inggris. Jakarta

Ismiyanto, Agus . (2014). Pengaruh Tipe Kepemimpinan, Komunikasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Se Kecamatan Kismantoro Kabupaten Wonogiri. Tesis. STIE-AUB Surakarta

Kuncoro, Mudrajad,. (2014)., Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi I, AMP YKPN, Yogyakarta

Kusuma

dan Widi

(2012) Pengaruh

Kompensasi, Lingkungan Kerja, Dan

Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

Pada PT. Coca-Cola Bottling Central

Java

.

http://journal.usm.ac.id/jurnal/504/penul

is/dwi-widi-pratito.html

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu, (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Pertama, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Margono, S. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan.

Jakarta : Rineka Cipta.

Moenir, (2009). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara

Muchdarsyah Sinungan, (2010),Dasar – dasar dan Teknik Manajemen Kredit. Cetakan kelima, Jakarta : PT Bina Aksara.

Nitisemito, Alex S., (2010), Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia), Edisi ke-3, Ghalia Indonesia, Jakarta

Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Prawirosentono, Suyadi, (2009), Perilaku Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta

Riduwan, (2010), Skala Pengukuran variabel-variabel Penelitian, cetakan ketiga, Alfabeta, Bandung Rivai, Veithzal, (2015), Manajemen Sumber Daya

Manusia, Raja Grafika Persada, Jakarta

Robbins, Stephen P. (2007). Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Alih Bahasa Hadyana Pujiatmaka dan Benyamin Molan. PT. Prenhallindo. Jakarta.

Sarwono, (2007). Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS,. Yogyakarta : Andi Offset

(10)

Sayidiman. (2010). Manajemen Kepegawaian di Indonesia, PT Gunung Agung, Jakarta

Sedarmayanti. (2007).

Sumberdaya Manusia

dan Produksi Kerja,

Mandar Maju.

Bandung.

Siagian , Sondang P. (2011). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Rineka Cipta. Jakarta

Simamora, Henry. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN. Yogyakarta

Sudjana. (2014). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono (2013). Statistik Untuk Penelitian . Alfabeta.

Bandung.

_______, (2014). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung

Supardi, (2010), Sumber daya manusia, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Supranto (2014), Statistik induktif, BPFE, Yogyakarta Supranto , (2014), Statistik induktif, BPFE, Yogyakarta Timpe , A. Dale. (2009). Seri Manajemen Sumber Daya

Manusia Kinerja. PT Gramedia Asri Media, Jakarta

Undang-Undang No. 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Usman. (2008). Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan.Bumi Aksara. Jakarta

Wahono (2009). Pengaruh motivaisi, linkungan kerja, disiplin, kepemimpinan dan diklat terhadap produktivitas kerja guru pada SMP Negeri di Jaten Kabupaten Karanganyar

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta

Wursanto, Ig. (2007). Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Andi. Yogyakarta.

Gambar

Tabel IV.16
Tabel IV.19

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana rekomendasi rancangan lereng tunggal dam lereng keseluruhan dari metode analisis probabilitas kestabilan suatu lereng dengan variabel yang telah disimulasi dengan

...(terbilang...) Sebagai bahan pertimbangan Bapak bersma ini dilampirkan Proposal Permohonan Hibah/Bansos )* berupa uang /Barang)* beserta kelngkapannya

Hasil analisis data dalam penelitian ini mengidentifikasikan beberapa hal, yaitu hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh

Penelitian ini bertujuan mengeta- hui rendemen yang diperoleh dari minyak atsiri mawar merah ( Rosa damascena ) melalui ekstraksi dengan pelarut etanol dan n-heksana,

Produk rendo bangku merupakan salah satu perlengkapan adat yang selalu digunakan pada setiap upacara adat, terutama sekali dalam adat perkawinan, antara lain rendo

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai 1 bulan setelah

Jadi, aljabar lintasan

Dengan ditetapkan Keputusan ini maka Keputusan DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara Nomor : KEP-155/GK-SU/V/2020 tanggal 30 Juli 2020 tentang Pengesahan