• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AJARAN SARIDIN (STUDI KASUS DI MASYARAKAT LANDOH DESA KAYEN PATI TAHUN 2015/2016) - STAIN Kudus Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AJARAN SARIDIN (STUDI KASUS DI MASYARAKAT LANDOH DESA KAYEN PATI TAHUN 2015/2016) - STAIN Kudus Repository"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pendidikan suatu hal yang mutlak yang harus dipenuhi dalam meningkatkan taraf hidup bangsa agar tidak sampai ketinggalan dengan bangsa lain. Karena itu sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan pendidikan, meningkatkan mutu serta relevan dan efesiensi menejemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntunan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan perubahan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.1

Tujuan pendidikan utama adalah pembentukan karakter peserta didik. Dalam agama disebutkan tujuan pembangunan akhlak manusia adalah menjadi tujuan agama. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah tidak lepas dari pendidikan umum yaitu harus selaras untuk manusia bertakwa, berpengetahuan, bermutu baik untuk diri sendiri, orang lain, masyarakat, bangsa ataupun negara. Indonesia merupakan negara beragama dan hampir sebagaian besar warga negaranya beragama Islam, untuk itu sejak dulu pemerintahan telah menetapkan pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai mata pelajaran wajib dan bersyarat, terutama bagi lembaga pendidikan formal/sekolah. Guru agama merupakan mediator penyampai mata pelajaran kepada para peserta didik. Seorang guru agama yang terdidik penuh, dalam tugasnya akan memiliki keterampilan menggunakan segala

(2)

teknik penolong yang mungkin diwujudkan dengan tujuan mencapai titik kulminasi pendidikan sebaik-baiknya.2

Perkembangan zaman menggerakkan kehidupan manusia dalam berbagai dimensi perubahan di tengah masyarakat. Hal itu akan mempengaruhi pola kehidupan manusia itu sendiri. Sejalan dengan perubahan-perubahan tersebut, sudah semestinya gerakan-gerakan baru dalam Islam disesuaikan dengan tuntutan perubahan yang dialami. Karena proses pendidikan Islam berakar pada tujuan dan tugas hidup manusia, yaitu terbinanya individu dalam menjalankan tugas vertikal untuk mencari keridhaan Allah SWT, serta tugas horisontal menuju kebahagiaan dunia dan rahmat atas sekalian alam. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 pasal 2 yang menyebutkan salah satunya tujuan pendidikan nasional yaitu peserta didik diharapkan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa..Sistem pendidikan khususnya Islam, secara makro merupakan usaha pengorganisasian proses kegiatan kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam, sehingga menjiwai pribadi peserta didik sejalan dengan tuntunan ayat Al Qur’an yang menyatakan bahwa Allah akan meninggikan derajat lebih tinggi bagi orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. Firman Allah SWT dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11:

ِﻊَﻓ ْﺮَﯾ

Artinya :”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al -Mujadalah:11)3

Secara sederhana pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona.

2 Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, Jemmars, Bandung, 1980, hlm.24

3Al-Qur’an dan Terjemahnya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-qur’an Dept. Agama RI,

(3)

Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah Suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.

Bahkan dewasa ini juga banyak pakar bidang moral dan agama yang sehari-hari mengajar tentang kebaikan, tapi perilakunya tidak sejalan dengan ilmu yang diajarkannya. Sejak kecil, anak-anak diajarkan menghafal tentang bagusnya sifat jujur, berani, kerja keras, kebersihan dan jahatnya kecurangan. Tapi nilai-nilai kebaikan itu diajarkan dan diujikan sebatas pengetahuan diatas kertas dan dihafal sebagai bahan yang wajib dipelajari, karena diduga akan keluar dalam kertas soal ujian4.

Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi soal ujian, dan teknik-teknik menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan. Pembiasaan berbuat baik, pembiasaan untuk berperilaku jujur, malu berbuat curang, malu bersikap malas, malau membiarkan lingkungannya kotor. Karakter tidak terbentuk secara instan, tetapi harus dilatih secara serius dan proposional agar mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal.5

Pendidikan karakter perlu diawali dengan pengetahuan yang bisa bersumber dari pengetahuan agama, sosial atau budaya. Dari pengetahuan kebaikan diharapkan dapat membentuk sikap atau akhlak yang mulia. Para pakar telah menyadarkan kita bahwa pendidikan karakter menuntut adanya kesadaran budaya dan kecerdasan budaya, antara lain dengan jalan mengenali nilai-nilai yang diwariskan tokoh-tokoh lokal seperti Saridin.

Syekh Jangkung atau yang juga dikenal dengan nama Saridin adalah seorang tokoh yang beasal dari dusun Landoh desa Kayen. Dia adalah seorang tokoh lokal yang menurut sumber lokal dan naskah kuno mempunyai peranan penting pada masanya. Saridin mempunyai cara

4Masnur muslich,Pendidikan karakter menjawab tantangan krisis multidimensional, Pt.

Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hal 54

(4)

pandang keislaman yang bebeda dengan orang lain yang mana dia cenderung pada prakteknya dari pada hanya ucapan saja atau sekedar teori saja. Disamping itu dia selalu percaya bahwa segala sesuatu tidak akan tejadi tanpa kehendak Allah6.

Saridin adalah tokoh fenomenal yang menjadi sejarah legendaris warga Pati dari zaman ke zaman lintas generasi. Hidup pada era Walisongo sekitar abad 15. Saridin yang bergelar Syekh Jangkung mengisi kisah Nusantara yang mengajarkan generasi penerus bangsa akan sebuah kejujuran, keluguan, dan kesaktian yang semestinya digunakan untuk kebaikan, bukan untuk kejahatan.7

Saridin sangat dikenal dengan ajaran-ajaran yang sangat mengena di masyarakat Pati dan sekitarnya. Diantaranya berupa wejangan atau perkataannya yaitu “ojo njupuk nek ora dikongkon, ora njaluk nak ora di we’i” (jangan mengambil kalau enggak disuruh oleh pemiliknya, jangan meminta kalau tidak diberi oleh pemiliknya)8. Hal ini bisa menjadi sebuah contoh akan adanya sikap keiklasan dan kejujuran yang memang sudah langka pada zaman yang modern ini. Saridin juga pernah memanjat buah kelapa yang tinggi lalu menjatuhkan diri saat ditanya Sunan Kudus tentang arti makna syahadat. Apa yang dilakukan Saridin dalam kisah Syahadat Saridin, menunjukkan bahwa Saridin justru mengedepankan unsur terpenting dari pendidikan karakter.

B. Fokus Penelitian

Dalam pandangan kualitatif, gejala itu bersifat holistic (menyeluruh tidak dapat di pisah-pisah), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variable penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place),

6

Nur Said,Saridin dalam Pergumulan Islam dan Tradisi Relevansi Islamisme Saridin bagi

Pendidikan Karakter Masyarakat Pesisir, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta, 2012,

hal.29

7Ibid, hal 22

(5)

situasi sosial dalam hal ini dalam kehidupan masyarakat, tokoh masyarakat, masyarakat serta aktifitas keberagamaan.9

Dalam penelitian ini yang menjadi segi sorotan situasi sosial tersebut adalah:

a. Tempat (Place)

Disini yang menjadi sasaran tempat penelitian adalah yayasan makam Syekh Jangkung yang berada di Landoh desa Kayen Pati, dan masyarakat sekitar daerah Landoh desa Kayen Pati.

b. Pelaku (Actor)

Pelaku yanhg paling utama penulis teliti adalah kepala desa / lurah sebagai pemimpin di daerah Landoh desa Kayen Pati, Juru kunci dari yayasan makam Syekh Jangkung, dan warga masyarakat di sekitaran daerah Landoh desa Kayen Pati..

c. Aktivitas (Activity)

Yang menjadi sorotan utama dalam penelitian ini, aktivitas penerapan dari nilai-nilai pendidikan karakter oleh warga masyarakat yang telah di ajarkan oleh Saridin atau yang dikenal dengan Syekh Jangkung sebagai wali Allah yang diketahui tinggal di daerah Landoh desa Kayen Pati..

Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong. Akan tetapi penelitian kualitatif dilakukan melalui persepsi seseorang. Adapun ihwal masalah penelitian kualitatif dinamakan fokus.10 Fokus menjadi arahan penting untuk menunjukkan rumusan permasalahan dalam penelitian. Dari fokus inilah peneliti bisa mengatur alur penelitian yang akan dilakukan.

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana Saridin yang dikenal dengan Syekh Jangkung memberikan pengajaran

9

Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & D,Alfabeta, Bandung, 2006, hlm. 285.

(6)

terkait pendidikan agama islam dan implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang ada pada masyarakat daerah Landoh desa Kayen kecamatan Kayen kabupaten Pati.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa hal yang menjadi permasalahan. Diantaranya adalah:

1. Bagaimana pendidikan karakter di masyarakat Landoh desa Kayen Pati?

2. Apa nilai-nilai ajaran Saridin di masyarakat Landoh desa Kayen Pati? 3. Bagaimana implementasi nilai-nilai ajaran Saridin di masyarakat

Landoh desa Kayen Pati?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang pemikiran dan pokok-pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter di Landoh desa Kayen Pati.

2. Untuk mengetahui nilai-nilai yang diajarkan di Landoh desa Kayen Pati.

3. Untuk mengetahui penerapan nilai-nilai ajaran Saridin di masyarakat Landoh desa Kayen Pati.

E. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik praktis maupun teoretis.

1. Manfaat Praktis

(7)

pendidikan karakter yang ada didalam ajaran Saridin di masyrakat Landoh desa Kayen kabupaten Pati.

b. Bagi masyarakat, menambah wawasan dan pengetahuan, sehingga bisa tahu mengenai pendidikan karakter yang telah dibentuk oleh Saridin pada masanya dan hingga saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat.

2. Manfaat Teoretis

a. Dengan adanya penelitian ini, maka peneliti dapat mengetahui pentingnya nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terbentuk di masyarakat Landoh desa Kayen Pati yang ada di ajaran Saridin. b. Memberikan konstribusi bagi pengetahuan dan pengembangan

ilmu pengetahuan terkait dengan sejarah Saridin dan juga peninggalan-peninggalannya baik berupa benda yang berwujud maupun berupa nilai-nilai ajaran yang tetap terjaga dari dulu sampai sekarang ini.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Sitematika ini digunakan sebagai gambaran yang akan menjadi pembahasan dan penelitian. Agar dapat memudahkan pemahaman atas pembahasan ini, maka disusun sistematika sebagi berikut:

1. Bagian Awal

Pada bagian ini memuat halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi.

2. Isi Bagian

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini diuraikan:

(8)

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian (teoritis dan praktis)

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan sebagai berikut: A. Deskripsi Pustaka

1. Nilai-nilai pendidikan karakter 2. Ajaran saridin

B. Penelitian Terdahulu C. Kerangka Berpikir

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai Metode Penelitian: A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

B. Sumber data C. Lokasi penelitian

D. Teknik pengumpulan data E. Uji keabsahan data

F. Analisis data

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

Bab ini terdiri dari 2 sub bab, yaitu:

A. Membahas tentang gambaran umum dari keadaan Landoh desa Kayen kecamatan Kayen kabupaten Pati, yang meliputi :

1. Letak geografis 2. Keadaan penduduk 3. Sarana dan Prasarana

4. Karakteristik masyarakat Landoh desa Kayen Pati

B. Penyajian data tentang implementasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam ajaran Saridin , yang meliputi :

1. Pendidikan karakter di masyarakat Landoh desa Kayen Pati 2. Nilai-nilai ajaran Saridin di masyarakat Landoh desa Kayen

(9)

3. Analisis penerapan nilai-nilai ajaran Saridin di masyarakat Landoh desa Kayen Pati

C. Analisis data tentang implementasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam ajaran Saridin , yang meliputi :

1. Pendidikan karakter di masyarakat Landoh desa Kayen Pati 2. Nilai-nilai ajaran Saridin di masyarakat Landoh desa Kayen

Pati

3. Analisis penerapan nilai-nilai ajaran Saridin di masyarakat Landoh desa Kayen Pati

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi :

a. Kesimpulan dari penelitian b. Saran-saran

c. Kata penutup. 3. Bagian Akhir

Referensi

Dokumen terkait

Fakta ini melahirkan pemikiran bahwa terdapat kemungkinan untuk meniru kondisi yang sama bagi daerah-daerah yang tidak memiliki akses terhadap tanah vulkanik

KEDUA : Indikator Kinerja Individu Pejabat Administrator, Pengawas dan Jabatan Fungsional Tertentu dan Umum pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Payakumbuh

1) Kejadian osteoporosis meningkat postmenopause. 2) Wanita yang mengalami ooforektomi bilateral memperlihatkan gejala osteoporosis lebih dini dan hebat. 3) Penderita yang

1. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana keterampilan berbicara mahasiswa yang menggunakan metode Braindis-Buzz Group untuk meningkatkan keterampilan berbicara

Selanjutnya Rusman (2011:11) menjelaskan tugas dan peran kepala sekolah dalam manajemen kurikulum, yaitu: (a) menyusun perencanaan sekolah; (b) mengembangkan

The Microteaching students are responsible in selecting lower semester class that they want. The microteaching should get in touch with lecturers of lower semester individually to

"MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KABUPATEN TAPIN (Studi Multi Kasus di TK Idhata, RA Miftahul Ulum, dan TK Islam Terpadu Al-Madani) adalah benar-benar

Zakat dalam aspek keuangan karena zakat layaknya pajak yang telah ditentukan pembayar maupun jumlahnya, zakat dalam aspek ekomoni karena zakat dapat menjadi sarana