186
ANALISIS SUKSESI PADA BISNIS KELUARGA BERBASIS
FAMILY OWNED ENTERPRISE
(FOE)
Andreas Wijaya1, Brendi Wijaya2
1Universitas Bunda Mulia, Jakarta, [email protected] 2Universitas Bunda Mulia, Jakarta, [email protected]
ABSTRAK:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan suksesi yang akan dilakukan pada perusahaan keluarga berbasis Family Owned Enterprise (FOE). Subyek Pada penelitian ini menggunakan tiga
perusahaan yang merupakan perusahaan dalam skala besar, perusahaan dalam skala menengah, dan perusahaan dalam skala kecil. Perusahaan yang dijadikan sebagai subyek penelitian ini akan menghadapi proses perencanaan suksesi pertama kalinya ke calon suksesor yang bukan berasal dari anggota keluarga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pendekatan grounded
research. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali informasi lebih mendalam faktor
pendukung suksesi ke calon suksesor yang bukan berasal dari anggota keluarga. Hasil dari observasi yang dilakukan akan dijadikan dasar teori mini.
Kata Kunci: Suksesi, Family owned enterprise
ABSTRACT:
This study aims to determine the succession planning for family-based company Family Owned Enterprise (FOE). Subjects In this study used three companies in large-sized enterprises, medium-sized enterprises, and a small-medium-sized enterprises. Each research subjects will face the process of succession planning for the first time to prospective successors who are not from family members. This research used qualitative methods with grounded research approach. The purpose of this study is to explore more in-depth information on succession factors to potential candidates who are not from family members. The results of the observations made will be the basis of mini theory.
Keywords: Succesion, Family owned enterprise
PENDAHULUAN
Bisnis keluarga memegang peranan penting dalam perekonomian negara, tercatat 95% bisnis di Indonesia dimiliki keluarga (PWC 2014). Mulai dari bisnis keluarga dalam skala kecil, menengah, maupun dalam skala besar. Hasil survey di Indonesia 88% dari pemilik bisnis keluarga percaya bahwa keluarga atau keluarga yang sama akan mengendalikan bisnis keluarga dalam lima tahun, hanya 30% keluarga dan bisnis bertahan kegenerasi kedua, 12% masih layak ke generasi ketiga, dan 3% dari semua bisnis keluarga beroperasi ke generasi keempat atau lebih. Statistik menunjukkan keputusan antara keyakinan optimis pemilik bisnis keluarga saat ini dan realitas kegagalan besar perusahaan keluarga untuk bertahan hidup dari generasi ke generasi (The Family Business Institute, 2011).
Merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Family Firm Institute untuk the Family Business Review (Hall, 2008), diketahui bahwa hanya 30% dari keseluruhan
perusahaan yang dimiliki oleh keluarga bisa bertahan pada masa transisi antar generasi pada generasi ke-dua, sementara itu hanya 12% mampu bertahan pada generasi ke-tiga
187
dan hanya 3% saja yang mampu berkembang sampai pada generasi ke-empat dan seterusnya. Hal ini yang membuat bertumbuh suburnya idiom dalam perusahaan keluarga bahwa: “generasi pertama yang mendirikan, generasi ke-dua yang membangun, dan generasi ke-tiga yang merusak”. Temuan yang paling menyita perhatian dalam survei tahun ini adalah meningkatnya urgensi untuk membuat bisnis lebih profesional. Profesionalisme bisnis menjadi kekhawatiran utama perusahaan keluarga, disebabkan oleh makin ketatnya tekanan persaingan, meningkatnya biaya, dan faktor megatren global. Masalah ini belum menjadi perhatian di 2012, namun di tahun 2014, kesadaran akan membuat bisnis lebih profesional akan menjadi tantangan utama selama lima tahun ke depan. Hal ini diikuti dengan upaya yang kuat, salah satunya untuk merekrut tenaga professional dari luar keluarga sekaligus membangun profesionalisme keluarga (PWC 2014). Riset yang dilakukan oleh Labuan International Business and Financial Centre (Labuan IBFC) menghasilkan temuan bahwa 78 persen usaha keluarga di Indonesia telah menyiapkan rencana suksesi. Hampir 8 dari 10 perusahaan keluarga sudah memiliki rencana suksesi. Dari rencana suksesi tersebut telah diterima dan disetujui oleh dewan direksi. Hanya 16% dari perusahaan Indonesia yang tidak memiliki rencana suksesi usaha,”
Persoalan Penelitian
Mengacu pada masalah penelitian tersebut, maka persoalan penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah perencanaan suksesi yang terjadi pada perusahaan tersebut? 2. Mengapa memilih calon suksesi diluar dari keluarga?
3. Bagaimanakah gaya kepeminpinan pemilik bisnis dalam menjalankan perusahaannya?
4. Bagaimanakah gaya kepemimpinan calon suksesi dalam menjalankan tugasnya?
Tujuan & Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan fenomena yang terjadi dalam perencaan suksesi bagi bisnis keluarga yang berbasis FOE (Family Owned enterprise).
Setelah menemukan fenomena yang terjadi, data akan di interpretasikan menjadi teori mini. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dalam membangun usaha khususnya pada usaha keluarga. Manfaat lain dari penelitian ini diharapkan dapat membantu para pemilik bisnis keluarga yang berbasis FOE dalam melakukan suksesi
TINJAUAN LITERATUR
Menurut Dussault (2008), perusahaan keluarga adalah sebuah organisasi yang mayoritas kepemilikan sahamnya sebesar 51% atau lebih dan dimiliki oleh satu keluarga atau lebih anggota keluarga, di mana terdapat dua atau lebih anggota keluarga yang terlibat dalam aktivitas manajemen perusahaan, dikontrol, serta akan dipimpin oleh anggota keluarga dari generasi berikutnya. Poza (2010) perusahaan keluarga adalah perusahaan yang kontrol kepemilikan, partisipasi manajerial, dan nilai-nilai yang dianut pendiri perusahaan atau CEO generasi dan satu atau lebih anggota keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap perusahaan. Carter (2004); Brandley (2012) dalam penelitianya memberikan garambaran pembagian kekuasaan perlu ditekankan dalam bisnis keluarga dengan memberikan test kepada calon suksesor, Higginson (2010)
188
menambahkan beberapa hal yang perlu diperhatikan kepada suksesor, yaitu tansfer pengetahuan, kapabilitas, menjalin relasi antar generasi dengan baik, dan saling terbuka akan ide serta pengalaman, hal ini diperkuat oeh penelitian dari Hartel (2009); Mojca Duh (2015) memperhatikan faktor kepemimpinan yang bertanggung jawab di masa yang akan datang diperlukan transfer pengetahuan seperti mentoring, training, strategic planning. Mc Namara (2009) menambahkan rencana suksesi perlu memperhatikan
faktor budaya dan teknologi agar bisnis yang diturunkan dapat berjalan dengan baik kepada calon suksesor
Jenis Bisnis Keluarga
Dalam terminologi bisnis, terdapat dua jenis perusahaan keluarga (Susanto, 2005), yaitu Family Owned Enterprise (FOE) dan Family Business Entreprise (FBE).
Perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi perusahaan tersebut dikelola oleh orang luar yang bukan merupakan anggota keluarga dimana keluarga hanya berperan sebagai pemilik dan tidak ikut aktif dalam menjalankan bisnisnya tetapi menyerahkan kepada seorang profesional di luar anggota keluarga sebagai orang yang menjalankan bisnis keluarga disebut Family Owned Enterprise (FOE), sedangkan Family Business Entreprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelolah oleh keluarga
pendirinya. Ciri-ciri perusahaan ini adalah dipegangnya posisi-posisi penting di perusahaan oleh anggota keluarga perusahaan pendiri
Definisi Suksesi
Suksesi merupakan salah satu keputusan tersulit yang harus dibuat oleh bisnis keluarga dan suksesi merupakan salah satu yang paling penting. Sebuah suksesi yang terstruktur dengan baik dapat mempertahankan bisnis untuk generasi mendatang. Suksesi sebagai proses pengalihan kekuasaan dan kepemimpinan yang dilakukan dengan berbagai langkah-langkah untuk memastikan keberlanjutan bisnis dari generasi ke generasi (Aronoff, 2003). Menurut Lipman (2010) suksesi merupakan salah satu keputusan tersulit yang harus dibuat oleh bisnis keluarga dan suksesi merupakan salah satu yang paling penting. Sebuah suksesi yang terstruktur dengan baik dapat mempertahankan bisnis untuk generasi mendatang. Masih menurut Lipman (2010) suksesi adalah proses pendiri perusahaan untuk mentransfer pengetahuan dan modal intelektual kepada generasi selanjutnya dalam anggota keluarga yang membutuhkan waktu untuk dikembangkan dan perlu dikelola agar sukses. Menurut Rothwell (2010) perencanaan suksesi didefinisikan sebagai upaya yang disengaja dan sistematis oleh sebuah organisasi untuk menjamin kelangsungan kepemimpinan di perusahaan keluarga dari generasi ke generasi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi tertentu atau sampel
tertentu (Sugiyono, 2012). Penetapan narasumber dilakukan secara purposive, yaitu
dengan pertimbangan dan tujuan, artinya tidak sembarang pihak dapat dijadikan narasumber. Ada beberapa pertimbangan untuk memilih narasumber (Sugiyono, 2012). Beberapa pertimbangannya yaitu narasumber-narasumber yang dipilih oleh peneliti dipastikan bisa memberikan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini. Sumber data penelitian berasal dari data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui hasil wawancara dengan para narasumber yang telah ditentukan, sedangkan data
189
sekunder berupa struktur organisasi, visi dan misi perushaan, data penjualan, dan lain sebagainya diperoleh dari dokumentasi perusahaan. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, yaitu dengan menyiapkan pertanyaan yang akan diajukan sesuai dengan panduan wawancara, dan teknik wawancara tidak terstruktur, yaitu mengajukan beberapa pertanyaan di luar pertanyaan yang telah disediakan untuk menanggapi jawaban-jawaban dari narasumber saat melakukan proses wawancara.Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikkan kesimpulan. Dalam menguji keabsahan data, pada penelitian ini digunakan teknik triangulasi sumber yaitu dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan para narasumber, kemudian mendeskripsikan hasil perbandingan tersebut sehingga dapat menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Data dikatakan sah apabila narasumber menghasilkan kesimpulan yang sama antara satu dengan yang lain
Pengembangan Instrumen
Penelitian ini ingin mengkaji lebih dalam perancangan suksesi ke generasi sesudahnya, maka dari itu narasumber memilih beberapa narasumber yang memang diprediksi akan menjadi pemilik perusahaan bisnis keluarga, antara lain :
1. Narasumber yang pertama adalah pendiri perusahaan dan kepala keluarga yang akan mengangkat penerus yang bukan berasal dari anggota keluarga
2. Narasumber yang kedua adalah karyawan yang bukan berasal dari keturunan keluarga dikandidatkan akan menjadi penerus selanjutnya.
3. Narasumber yang ketiga adalah karyawan yang bekerja di subyek penelitian sebagai karyawan terlama. Narasumber ketiga ini digunakan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai kebijakan-kebijakan perusahaan terhadap karyawan dan customer.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil dari wawancara yang diambil dari ketiga narasumber tersebut telah dikaji menjadi saripati wawancara yang disajikan pada tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1 Saripati Wawancara No Perusahaan Pertanyaan Informan A (Owner)
Informan B (Calon Suksesor) Informan C (Karyawan Terlama)
Kategori Pola dan Konsep
1 PT Dwi Indah Bagaimanakah perencanaan suksesi yang terjadi pada perusahaan tersebut? Memberikan tes kepada seluruh manajer Memberikan kepercayaan kepada bawahanya Semenjak mengalami penyakit,mulailah beliau untuk melibatkan karyawanya a) Memberikan tes b)Kepercayaan c) Umur d)Kesehatan Perencanaan suksesi sudah direncanakan pada bisnis keluarga skala besar dan menengah.namun pada bisnis kecil belum ada
perencanaan suksesi. Dari pola di atas, konsep- konsep yang muncul antra lain : 1. Kepercayaan 2. Umur 3. Kesehatan yang buruk Alfa Omega Bagaimanakah perencanaan suksesi yang terjadi pada perusahaan tersebut? Memberikan kepercayaan sementar kepada mandor Kondisi owner yang sudah memasuki usia senja atau umur yang tidak muda lagi
Kondisi fisik yang tidak sehat dan kurang fit
Bakmi Popo Bagaimanakah perencanaan suksesi yang terjadi pada perusahaan tersebut? Karena kondisi dan usia yang tidak muda lagi
Perencanaan terjadi secara tiba-tiba dan sepihak oleh owner sebelumnya Semenjak si orang tua non kasih ke non
190
Berdasarkan saripariwawancara yang diambil, maka dapat disusun menjadi 14 proporsisi yang menjadi dasar penyusunan teori mini, antara lain :
Proporsisi variabel
Proporsisi 1 : Semakin bertambahnya umur, maka semakin kuat suksesi Proporsisi 2 : Semakin buruknya kesehatan, maka semakin kuat suksesi Proporsisi 3 : Semakin berbeda kultur, maka semakin tinggi konflik internal Proporsisi 4 : Semakin tinggi sikap yang baik, maka semakin kuat loyalitas Proporsisi 5 : Semakin tinggi sikap yang baik, maka semakin tinggi
kepercayaan
Proporsisi 6 : Semakin tinggi integritas yang dimiliki, maka semakin tinggi Indah suksesi diluar
dari keluarga? masalah internal keluarga budaya dan kultur dari anaknya pemilik sikap keras kepala b)Kultur c) Sikap d)Umur e) Loyalitas memiliki hubungan keluarga untuk menghindari konflik dan apresiasi dari para karyawan
Dari pola di atas, konsep- konsep yang muncul antra lain :
1. Konflik internal 2. Kultur 3. Sikap 4. Loyalitas Alfa Omega Mengapa memilih calon suksesi diluar dari keluarga? Anggota keluarga masih belum mampu untuk menjalankan bisnis Cocok dan memiliki sikap sopan santun terhadap pemilik Calon penerus masih terlalu muda dan dirasa masih belum siap
Bakmi Popo Mengapa memilih calon suksesi diluar dari keluarga? Sebagai bentuk apresiasi terhadap karyawan Karena menimbang melalui masa kerja terlama Karena orang tersebut tidak neko-neko 3 PT Dwi Indah Bagaimanakah gaya kepeminpinan pemilik bisnis dalam menjalankan perusahaannya? Mandiri dan bertanggung jawab Tegas dan otoriter Tegas a) Tegas b)Disiplin c) Peduli d)berintegritas Gaya kepemimpinan para pemilik bisnis tegas, disiplin, dan peduli.
Dari pola di atas, konsep- konsep yang muncul antra lain :
1. Integritas 2. Kepemimpinan Alfa Omega Bagaimanakah gaya kepeminpinan pemilik bisnis dalam menjalankan perusahaannya? Disiplin dan berintegritas terhadap waktu
Keras dan teliti Tepat waktu
Bakmi Popo Bagaimanakah gaya kepeminpinan pemilik bisnis dalam menjalankan perusahaannya? Menjadi teman yang baik
Baik dan Tidak
banyak nuntut Suka menolong
4 PT Dwi Indah Bagaimanakah gaya kepemimpinan calon suksesi dalam menjalankan tugasnya - Mengayomi - Penuh perhitungan - Tegas Mengutamakan kinerja tim Memiliki sifat enterprenuership Kepedulian terhadap rekan kerja a) Kepemimpina n b) Kewirausahaa n c) Peduli d) Pengetahuan produk Gaya kepemimpinan para calon suksesor tegas, peduli, dan memiliki jiwa kewirausahaan Dari pola di atas, konsep- konsep yang muncul antra lain : 1. Kewirausahaan 2. Pengetahuan Alfa Omega Bagaimanakah gaya kepemimpinan calon suksesi dalam menjalankan tugasnya
Ulet dan memiliki kreativitas - Bekerja keras - Sopan santun - Jujur -Bertanggung jawab Tanggung jawab Bakmi Popo Bagaimanakah gaya kepemimpinan calon suksesi dalam menjalankan tugasnya - Jujur - Loyal Pengetahuan produk Memiliki sifat enterprenuership - Ramah - kadang galak kalau melihat ada yang kerjanya tidak benar
191 P3 P4 P5 P6 P10 P8 P9 P7 P11 P12 P13 P14 P2 P1 loyalitas
Proporsisi 7 : Semakin tinggi integritas yang dimiliki, maka semakin besar kepercayaan yang diperoleh
Proporsisi 8 : Semakin tinggi integritas yang dimiliki, maka semakin kuat kepemimpinan
Proporsisi 9 : Semakin tinggi kemampuan berwirausaha, maka semakin kuat kepemimpinan
Proporsisi 10 : Semakin tingginya pengetahuan yang dimiliki, maka semakin kuat kepemimpinan
Proporsisi 11 : Semakin tinggi konflik internal, maka semakin kuat suksesi Proporsisi 12 : Semakin tinggi loyalitas, maka semakin kuat suksesi
Proporsisi 13 : Semakin tinggi kepercayaan yang dimiliki, maka semakin kuat Suksesi
Proporsisi 14 : Semakin tinggi jiwa kepemimpinan yang dimiliki, maka semakin kuat suksesi
Dari 14 proporsisi yang didapat, maka dapat disusun terori mini menjadi pola pemikiran pada gambar 1.1 di bawah ini
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Kesehatan yang memburuk Suksesi umur Kultur Konflik Internal Sikap Yang Baik Loyalitas Kepercayaan Integritas Kepemimpinan Kewirausahaan Pengetahuan
192
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarakan hasil penelitian kualitatif, dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan di tiga perusahaan berbasis family owned business. tentang
suksesi ditemukan 12 variabel dalam perencanaan suksesi, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Perencanaan suksesi dimasing-masing usaha keluarga biasanya terjadi ketika owner merasa dirinya sudah memasuki usia senja dan kondisi tubuh yang tidak sehat sehingga mulai memutuskan untuk mencari pengganti
2. Pemilihan calon suksesi diluar anggota keluarga dikarenakan ingin menghindari masalah internal keluarga, selain itu juga sebagai bentuk apresiasi atas loyalitas dan kepercayaan kepada calon suksesor
3. Gaya kepemimpinan para owner sangat penting sebagai panutan untuk para calon suksesor agar dikemudian hari mereka mampu untuk tetap mempertahankan usaha yang telah diberikan kepada mereka, sehingga faktor kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga stabilitas usaha
4. Gaya kepemimpinan calon suksesor juga sangat penting sebagai salah satu faktor pendorong dalam meneruskan usaha dari owner, dimana para owner juga memilih calon suksesor sesuai dengan kemampuan mereka dalam memimpin bisnis yang telah dipercayakan. Dimana kepemimpinan yang dimiliki calon suksesor juga menjadi salah satu kunci mengapa owner bisa memilih mereka sebagai suksesor bisnis yang dimiliki.
Beberapa saran yang diberikan oleh para peneliti adalah sebagai berikut :
1. Menguji kembali teori mini yang sudah dihasilkan untuk menguji hubungan dan pengaruh dari masing – masing variabel.
2. Memilih calon suksesor yang sesuai dengan kriteria yang diperlukan dunia industri saat ini adalah sebuah keharusan agar para calon suksesor bisa meneruskan usaha yang telah ada dengan baik dan para owner bisa tenang menyerahkan bisnis mereka kepada para suksesor yang telah mereka pilih
DAFTAR PUSTAKA
Aronoff. (2003). Business Succession : The Final Test of Greatness. Family Enterprise Publisher.
Brandley, F., Hill, Pl., and Conolly, A.J. (2012). Succeeding at Succession in the Family Business. IFAMA.
Carter, J.J. (2004). Successful Succession : A Study of a fifth generation family firm.
Entrepreneurial Executive Vol. 9
Duh, M. (2015). Succession Process: A Chance for Rebirth or Failure of a Family Business. International Journal of Business and Management, 10 (3).
193
Hall, Anika, Mattias Nordqvist. (2008). Professional Management in Family Businesses: Toward an Extended Understanding. Family Business Review. vol.
XXI, no. 1, March, pp. 51-68.
Hartel, C.E.J., Bozer,G., and Levin, L. (2009). Family Business Leadership Transition: How An Adaptation of Executive Coaching May Help. Journal of Management
and Organization, 15(3), pp. 378-391.
Higginson, N. (2010). Preparing The Next Generation for The Family Business: Relational Factors and Knowledge Transfer in Mother-to-Daughter Succession.
Journal of Management and Marketing Research.
Lipman, Frederick D. (2010). The family business guide. United States of America:
Palgrave Macmillan.
McNamara, K., Watson, J.G., and Wittmeyer, C.B. (2009). The Utilization Of A Succession Plan to Effectively Change Leadership And Ownership in A Small Business Enterprise. Journal of American Academy of Business Cambridge, 15.1,
31-42.
Poza, Ernesto J. (2007). Family Business, 2nd edition. United States of America:
Thomson South -Western.
Rothwell William J. (2010), Effective Succession Planning: Ensuring Leadership Continuity and Building Talent from Within, 4th Edition. New York: Amacom
Sugiyono, (2012). “Memahami Penelitian Kualitatif”. Alfabeta. Bandung
Susanto, A.B. (2005). World Class Family Business. Jakarta: Quantum Bisnis &
Manajemen (PT Mizan Pustaka).
BIODATA
Penulis 1 :
Andreas Wijaya lahir di Jakarta, 15 Februari 1991 dan berhasil menyelesaikan gelar pendidikan pascasarjana di Universitas Tarumanagara, Jakarta. Beliau saat ini sedang menjabat sebagai dosen tetap di Universitas Bunda Mulia dengan spesialisasi pada mata kuliah Seni Bisnis Ritel, Layanan Prima, Lokasi Ritel, Tata Letak Toko, dan Desain Toko.
Penulis 2 :
Brendi Wijaya lahir di Jakarta, 26 Juni 1992 dan berhasil menyelesaikan gelar pendidikan pascasarjana di Universitas Tarumanagara, Jakarta. Beliau saat ini sedang menjabat sebagai dosen tetap di Universitas Bunda Mulia dengan spesialisasi pada mata kuliah Manajemen Perubahan, Analisis Pekerjaan dan Evaluasi, Hubungan Industrial, dan Rekrutmen, Seleksi dan Penempatan