• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki. yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki. yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Geografis Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan.

Gambar 1. Peta Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2°57’ - 3°16’ Lintang Utara dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 km2 dari luas Propinsi Sumatera Utara, dengan berbatasan di sebelah

(2)

utara berbatasan dengan Selat Sumatera, sebelah selatan berbatasan dergan Kabupaten Karo, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat.Daerah ini secara geografis terletak pada wilayah pengembangan Pantai Timur Sumatera Utara serta memiliki topografi, kountur dan iklim yang bervariasi. Kawasan hulu yang kounturnya mulai bergelombang sampai terjal, berhawa tropis pegunungan, kawasan dataran rendah yang landai sementara kawasan pantai berhawa tropis pegunungan.

Kabupaten Deli Serdang Bagian Timur terdiri dari daratan rendah dan daratan tinggi. Adapun daratan rendah adalah: Kecamatan Patumbak dan Kecamatan Galang sedangkan untuk daratan tinggi adalah Kecamatan Biru-Biru, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda, Kecamatan Senembah Tanjung Hilir dan Kecamatan Bangun Purba (Pemerintah Kabupaten, 2010)

(3)

Pada kecamatan biru-biru dan patumbak memiliki penduduk yang sebagian besar bekerja sebagai peternak dan petani. Kecamatan biru-biru dan kecamatan patumbak memiliki potensi dalam berternak karna tersedianya lahan kosong yang luas untuk dapat beternak, iklim yang sesuai, kondisi jalur untuk transportasi yang mendukung serta memiliki tempat rekreasi alam. Pada kedua kecamatan ini terdapat peternak kambing PE dalam bentuk peternak madiri, kelompok tani dan commanditaire vennootschap (CV)

(Badan Statistik Deli Serdang, 2016). Kambing PE (Peranakan Etawa)

Kambing PE merupakan salah satu ras kambing Indonesia. Kambing ini merupakan hasil silang antara kambing lokal Indonesia (kambing kacang) dengan kambing etawa. Kambing etawa ini didatangkan dari India oleh Pemerintah Belanda pada sekitar tahun 1930-an. Kambing etawa dikenal dengan ternak penghasil susu yang cukup baik. Akibat persilangan tersebut maka kambing PE sekarang ini juga memiliki potensi sebagai penghasil susu selain penghasil daging. Keunggulan kambing PE sudah banyak dilaporkan, diantaranya beradaptasi baik dengan lingkungan, termasuk kambing tipe dwi-guna dan memiliki indeks reproduksi yang cukup baik yaitu 1,65 anak/induk/tahun (Sodiq, 2001).

Ternak kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang cukup digemari masyarakat, namun skala usahanya masih bersifat usaha kecil-kecilan dimana sistem pemeliharaan dan perkembang-biakannya masih secara tradisional. Pemeliharaan kambing pada umumnya sebagai usaha sambilan bagi masyarakat

(4)

peternak, meskipun ada juga yang menjadikan sebagai mata pencaharian pokok (Garantjang, 2004).

Kambing Peranakan Etawa adalah ternak dwi guna, yaitu sebagai penghasil susu dan sebagai penghasil daging (Williamson dan Payne, 1993). Kambing PE adalah bangsa kambing yang paling populer dan dipelihara secara luas di India dan Asia Tenggara (Devendra dan Burns, 1994). Ciri-ciri kambing PE adalah warna bulu belang hitam putih atau merah dan coklat putih; hidung melengkung; rahang bawah lebih menonjol; baik jantan maupun betina memiliki tanduk; telinga panjang terkulai, memiliki kaki dan bulu yang panjang (Sosroamidjoyo, 1984). Kambing PE telah beradaptasi dengan baik terhadap kondisi dan habitat Indonesia (Mulyono, 2003).

Manajemen Produksi

Bibit ternak kambing PE merupakan salah satu sarana produksi pembudidayaan ternak yang penting dan strategis untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil dalam menyediakan pangan asal ternak yang berdaya saing tinggi. Peternak untuk dapat menghasilkan bibit ternak yang bermutu diperlukan penemuan bibit ternak unggul yang dilakukan melalui pemuliaan serta proses sertifikasi. Kegiatan pembibitan ternak meliputi pemuliaan, pembudidayaan, perkembangbiakan, pengawasan penyakit, penyebaran, peredaran, pengawasan mutu, pelestarian sumberdaya ternak, pengendalian lingkungan, serta pengembangan usaha pembibitan yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta (Achjadi,2007).

(5)

1. Bibit kambing PE yang baik

a. Sehat, tidak cacat fisik dengan nafsu makan besar dan aktif b. Bulu bersih dan mengkilap

c. Dada lebar dan dalam, kaki kurus dan kuat,

d. Berasal dari keturunan kembar dan induk tidak sedarah. 2. Bibit kambing PE jantan yang baik

a. Postur tubuh tinggi besar dan gagah b. Kaki panjang dan tumit tinggi

c. Alat kelamin normal dan libido tinggi. 3. Bibit kambing PE betina yang baik

a. Bersifat keibuan dan pandai mengasuh anak b. Alat kelamin normal

c. Mempunyai ambing yang simetris, kenyal dan tidak ada bekas luka.

Kandang diusahakan menghadap ke timur agar memenuhi persyaratan kesehatan ternak.Bahan yang digunakan harus kuat, murah dan tersedia di lokasi.Kandang dibuat panggung dan beratap dengan tempat pakan dan minum.Dinding kandang harus mempunyai ventilasi (lubang angin) agar sirkulasi udara lebih baik.Kambing sebaiknya dipelihara dalam kandang agar (1) Memudahkan dalam pengawasan terhadap kambing yang sakit atau yang sedang dalam masa kebuntingan, (2) Memudahkan dalam pemberian pakan dan (3) Menjaga keamanan ternak(Achjadi,2007).

Menurut Sarwono (2005), kambing membutuhkan hijauan yang banyak ragamnya. Kambing sangat menyukai daun-daunan dan hijauan seperti daun turi, akasia, lamtoro, dadap, kembang sepatu, nangka, pisang, gamal, puteri malu dan

(6)

rerumputan.Selain pakan dalam bentuk hijauan, kambing juga memerlukan pakan penguat untuk mencukupi kebutuhan gizinya.Pakan penguat dapat terdiri dari satu macam bahan saja seperti dedak, bekatul padi, jagung, atau ampas tahu dan dapat juga dengan mencampurkan beberapa bahan tersebut.Sodiq (2002) menjelaskan, ditinjau dari sudut pakan, kambing tergolong dalam kelompok herbivora, atau hewan pemakan tumbuhan.Secara alamiah, karena kehidupan awalnya di daerah-daerah pegunungan, kambing lebih menyukai rambanan (daun-daunan) daripada rumput.

Pakan sangat dibutuhkan oleh kambing untuk tumbuh dan berkembang biak, pakan yang sempurna mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral (Sarwono, 2005). Pemberian pakan dan gizi yang efisien, paling besar pengaruhnya dibanding faktor-faktor lain dan merupakan cara yang sangat penting untuk peningkatan produktivitas (Devendra dan Burns, 1994).

Menurut Sarwono (2005) menyatakan bahwa kegiatan pengendalian penyakit yang meliputi, sanitasi kandang, sanitasi peralatan, sanitasi lingkungan perkandangan, dan sanitasi pekerja. Kandang dibersihkan setiap satu minggu sekali. Sanitasi pekerja dilakukan dua kali sehari (mandi) yaitu sebelum dan sesudah melakukan aktivitas di kandang. Sanitasi pekerja dilakukan agar kebersihan dan kesehatan pekerja dapat terjaga sehingga terhindar dari kuman penyakit yang mungkin berasal dari kambing yang sedang sakit. Pengedalian penyakit menjadi hal yang penting dipemeliharaan dan tidak dapat diabaikan. Bentuk Usaha Ternak Kambing PE

Bentuk usaha ternak kambing PE dikebupaten deli serdang bagian timur terbagi atas tiga bagian yaitu :

(7)

Berternak Mandiri (Usaha Perorangan)

Peternak pola mandiri adalah peternak yang mampu menjalankan usahanya dengan modal sendiri dan bebas menentukan waktu pemasaran. Peternak dengan pola mandiri sama dengan usaha perorangan yang mana merupakan jenis kegiatan usaha, modal dan manajemenya ditangani oleh satu orang. Orang yang punya usaha tersebut biasanya menjadi manajer atau direktur sendiri, jadi tanggung jawabnya tidak terbatas (Nisa ,2012).

Ciri-cirinya: Dimiliki oleh perorangan, pengelolaan terbatas atau sederhana, modal tidak terlalu besa., kelangsungan hidup usaha bergantung pada pemilik perusahaan. Beternak mandiri memiliki kebelihan maupun kekurangan yang dapat kita lihat dari segi permodalan, dan manajemen yang mana hal ini akan sangat mempengaruhi keadaan financial usaha yang dapat kita lihat secara rinci pada Tabel 2.

Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan Berternak Mandiri (Usaha Perorangan)

No Kelebihan Kekurangan

1 Dapat dimulai dengan mudah Karena biaya yang sedikit maka kemampuan perusahaan terbatas

2 Biaya rendah Tenaga kerja dan manajemen terbatas

3 Bebas dalam mengelola usaha Kebutuhan modal yang dapat dibutuhi oleh pemilik juga kecil.

Sumber: Nisa ,2012 Kelompok Tani

Kelompok tani adalah petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) keakraban dan keserasian yang dipimpin oleh seorang ketua (Trimo, 2006). Menurut Suhardiyono (1992) kelompok tani biasanya dipimpin oleh seorang

(8)

ketua kelompok, yang dipilih atas dasar musyawarah dan mufakat diantara anggota kelompok tani. Pada waktu pemilihan ketua kelompok tani sekaligus dipilih kelengkapan struktur organisasi kelompot tani yaitu sekretaris kelompok, bendahara kelompok, serta seksi-seksi yang mendukung kegiatan kelompoknya. Seksi-seksi yang ada disesuai kan dengan tingkat dan volume kegiatan yang akan dilakukan. Masing-masing pengurus dan anggota kelompok tani harus memiliki tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas dan dimengerti oleh setiap pemegang tugasnya. Selain itu juga kelompok tani harus memiliki dan menegakkan peraturan-peraturan yang berlaku bagi setiap kelompoknya dengan sanksi-sanksi yang jelas dan tegas. Biasanya jumlah anggota kelompok tani berkisar antara 10-25 orang anggota. Kelebihan dan kekurangan kelompok tani dapat dilihat secara rinci pada Tabel 3.

Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan Kelompok Tani

No Kelebihan Kekurangan

1 Mendapatkan bantuan modal dari pemerintah

Lokasi yang berpencar-pencar menyulitkan dalam pengorganisasian ternak maupun kegiaatan berkelompok lainnya.

2 Mendapatkan penyuluhan peternakan yang rutin Sumber: Sudrajat et al ,2012

CV (Commanditaire Vennootschap)

Commanditaire Vennootschap (CV) merupakan suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha bersama antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan dan memiliki tanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman, dan tidak bersedia

(9)

memimpin perusahaan, serta memiliki bertanggung tanggung jawab terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut. Dengan perkataan lain CVadalah sebuah perusahaan yang dibentuk oleh dua orang atau lebih, sehingga dalam CV, ada dua macam anggota, yaitu: anggota aktif dan anggota pasif. Anggota aktif merupakan anggota yang mengelola usahanya serta bertanggung jawab penuh terhadap utang perusahaan, sedangkan anggota pasif merupakan anggota yang hanya menyetorkan modalnya saja dan tidak ikut mengelola perusahaan, bertanggung jawab sebatas pada modal yang disetorkan saja(Kartika et al.,2007).

UU Hukum Dagang Pasal 19 dalam Peraturan Perundangan: Ketentuan-ketentuan tentang Perserikatan Komanditer (CV) berbunyinya: “Persekutuan secara melepas uang yang dinamakan persekutuan komanditer didirikan antara satu orang atau beberapa sekutu yang secara tanggung-menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada pihak satu dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain”.

Perusahaan berbentuk CV merupakan bentuk usaha yang sederhana. Akan tetapi, jangkauan yang begitu luas sekali dengan memperhatikan aspek penghasilan dan sebagainya. Tanggungan pajak yang dibayar CV tidak sebesar pajak yang dibayar PT. Oleh karena itu, banyak orang yang memilih bentuk usaha ini yang dianggap memiliki nilai lebih berupa pemasukan keuntungan dari perusahaannya (Ani, 2004).

CV (Perserikatan Komanditer) memiliki skala usaha yang lebih besar dibandimgkan berternak mandiri dan kelompok tani, usaha ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4.

(10)

Tabel 4. Kelebihan dan Kekurangan Badan Perserikatan Komanditer (CV)

No Kelebihan Kekurangan

1 Penguasaan terhadap keuntungan tinggi, meskipun harus dibagi dengan kongsi lain

Mengandung tanggung jawab keuangan sekutu aktif tak terbatas, meskipun dapat dibagi dengan anggota sekutu aktif yang lain 2 Motivasi usaha tinggi, meskipun tidak

setinggi perusahaan perseorangan

Status hukum CV belum badan hukum sehingga sulit untuk mendapatkan proyek-proyek besar 3 Penanganan aspek hukum minimal,

meskipun sedikit lebih rumit

dibanding perusahaan perseorangan

Tidak dapat dengan mudah mengumpulkan modal dari para sekutunya, tidak seperti Perse-roan Terbatas yang dapat mengumpulkan modal dari para pemegang saham

4 Nama CV sering sama antara satu

dengan lain karena tidak ada pengecekkan dengan nama CV sebelumnya

Sumber: Studi Kelayakan Bisnis DR. Suliyanto ,2010 Analisis Finansial

Analisa finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan. Kebutuhan finansial dan pengembalian (return) bisa sangat berbeda, tergantung pada pemilihan alternatif yang ada bagi sebagian besar usaha baru. Bentuk usaha dapat mempengaruhi analisis finansial yang ada seperti aliran kas (cash flow), NPV, BEP, B/C, ROI dan IRR.

Aliran kas (Cash Flow)

(11)

dalam suatu usaha yang merupakancash out flow adalah suatu komponen yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan.Tujuan itu dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu pengorbanan oleh perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan secara tepat. Dalam menentukan apakah suatu pengorbanan merupakan biaya atau tidak, maka terlebih dahulu harus dipahami secara mendalam tenang biaya (Husnan et al., 2000).

Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan di pakai sebagai

pengurang penghasilan (Supriyono,1999).Selanjutnyaditambahkan oleh (Mulyadi 1999), bahwa dalam arti luas biaya merupakan pengorbanan sumber

ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang di sebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan.

Pengklasifikasian biaya atau penggolongan biaya dilakukan sesuai dengan tujuan biaya itu sendiri. Untuk tujuan yang berbeda, diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, (Supriyono, 1999) dalam buku Akuntansi Biaya tertulis bahwa pengumpulan biaya dan penentuan harga pokok. Pengolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas terutama untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan keputusan. Tendensi perubahannya terhadap aktivitas dapat dikelompokkan menjadi:

(12)

a. Biaya tetap

1) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.

2) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. Biaya tetap pada peternakan berupa kandang, penyusutan kandang, peralatan , penyusutan peryusutan peralatan dan sewa lahan. b. Biaya variabel

1) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel.

2) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya semakin konstan. Biaya variabel dari suatu peternakan dapat berupa replacement stock, pakan, obat dan tenaga kerja.

Penghasilan perusahaan (cash in flow) dapat diperoleh dari penjualan total terhadap produk yang dihasilkan selama periode yang tertentu. Penjualan merupakansumber penghasilan utama bagi perusahaan. Penjualan bersih diperoleh dari penjualan kotor dikurangi penjualan yang dikembalikan (return)(Umar, 2001).

(13)

Cash in flow suatu usaha peternakan dapat berupa susu dan produk olahan nya, penjualan ternak (cempe jantan,, penjualan jantan dewasa dan penjualan indukan afkir) dan kotoran ternak sebagai pupuk kandang.

Perkiraan benefit (cash in flow) dan perkiraan cost (cash out flow) merupakan alat kontrol untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha pemeliharaan ternak. Selanjutnya diukur kelayakan investasi suatu usaha tersebut (Irfan, 2006).

Break Event Point (BEP)

Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian. Adapun rumus BEP terbagi atas 2 bagian (Kay et al., 2008)

1. Rumus untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi break event point

BEP unit = FC P – VC

2. Rumus untuk menghitung harga yang diberikan agar terjagi break event point

BEP harga = FC 1- VC

P Nb. FC : Biaya Tetap

VC: Biaya Variabel per Unit P : Harga Jual per Unit.

(14)

Net Present Value (NPV)

NPV merupakan seluruh angka net cash flow yang digandakan dengan discount factor pada tahun dan tingkat bunga yang telah ditentukan atau merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari cost. Suatu proyek apabila nilai NPV>0, maka proyek tersebut layak. Jika NPV=0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social opportunity cost of capital. Jika NPV<0, proyek supaya ditolak artinya adanya penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumber-sumber yang diperlukan proyek (Kadariah et al., 1999).

NPV merupakan hasil penjumlahan PV pengeluaran untuk investasi dan PV penerimaan dari hasil investasi.Rumus untuk menghitung Present Value adalah :

PV = C1 / (1 + r)

Sedangkan rumus untuk menghitung NPV adalah : NPV = C0 + ( C1 / (1 + r))

Nb. C1 = Uang yang akan diterima di tahun ke-1. r = Discount rate/ opportunity cost of capital. C0 = Jumlah uang yang diinvestasikan

Benefit Cosh Ratio (B/C)

B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) adalah ukuran perbandingan antara pendapatan (Benefit = B) dengan Total Biaya produksi (Cost = C). Dalam batasan besaran nilai B/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan.

(15)

Nb. B = Total Pendapatan C = Total Biaya Produksi

Jika B/C > 1 Maka usaha tersebut layak diusahakan

Jik B/C > 1 Maka usaha tersebut tidak layak diusahakan Gittinger (1986). Return of Invesment (ROI)

ROI (Return Of Invesment) merupakan ukuran atau indeks yang menunjukan seberapa besar yang didapat atas investasi yang telah ditanam oleh perusahaan. Dengan kata lain seberapa besar investasi yang ditanam dapat dikembalikan menjadi keuntungan ataupun laba. ROI bisa juga diartikan sebagai rasio laba bersih terhadap biaya. Rumus menghitung ROI adalah sebagai berikut : ROI = ( Total Penjualan – Investasi ) / Investasi x 100% (Suhardiyono (1992). Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar oleh bisnis untuk sumberdaya yang digunakan karena bisnis membutuhkan dana lagi untuk biaya-biaya operasi dan investasi dan bisnis baru sampai pada tingkat pulang modal(Gittinger,1986). Sedangkan menurut Umar (2005) Internal Rate of Return (IRR) digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal. Apabila IRR sama dengan tingkat discount maka usaha tidak dapat mendapatkan untung atau rugi, tetapi jika IRR < tingkat discount rate maka usaha tersebut tidak layak diusahakan, sedangkan apabila IRR > tingkat discount rate maka usaha tersebut layak untuk diusahakan.

Gambar

Gambar 1. Peta Kabupaten Deli Serdang

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Analisis Regrsi Ketinggian Tempat dan Kemiringan Lereng Terhadap Jumlah Biji Basah.. Model Summary b Mod el R R Square Adjusted R Square

Radioterapi merupakan terapi pilihan terutama bagi JNA yang rekuren atau ekspansif ke daerah intrakranial yang mana sulit dicapai dengan pembedahan atau resiko yang tinggi

salah satu surah yang ada dalam al-Qur’an al-Qur’an adalah salah satu kitab Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad pada bab ini kamu mempelajari rukun iman supaya kamu

Dalam perkuliahan Biologi Umum, pembelajaran socioscientific issue melalui metode simposium memfasilitasi mahasiswa untuk merumuskan masalah, menganalisis, mengevaluasi, dan

Dari hasil pengamatan di lapangan, pada ruas jalan vital yang dianggap strategis, kondisi tingkat isian (load factor) angkutan umum kebanyakan kurang dari 70 persen.. Kecuali

Penelitian yang akan dilakukan adalah terfokus pada implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011 Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik

Sikap demokrasi adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap warga negara, dalam menanamkan nilai-nilai yang terkandung di dalam demokrasi yaitu: mengutamakan

Dengan segala kerendahaan hati dan ucapan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas Nikmat serta Karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat