• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA PENGOLAHAN DATA DAN HASIL Spare Parts Management Secara Vendor Stocking / VS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V ANALISA PENGOLAHAN DATA DAN HASIL Spare Parts Management Secara Vendor Stocking / VS."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

ANALISA PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

5.1 Analisa Data

5.1.1 Spare Parts Management Secara Vendor Stocking / VS.

Spare parts management secara vendor stocking adalah vendor bertanggung

jawab penuh terhadap ketersediaan sparepart yang dibutuhkan oleh operator,

manajemen pengadaan, transportasi dan perbaikan spare parts dilakukan

sepenuhnya oleh vendor. Pada tabel 5.1 ini disebutkan besaran nilai kontrak

dan jumlah sistem yang tercover dalam kontrak untuk tahun 2008 dan 2009

pada vendor ”A”.

Tabel 5.1 Biaya Kontrak Spare Parts vendor ”A” 2008 - 2009 Jumlah Sistem Nilai kontrak (USD) Tahun 2008 25620 7,799,543 2009 29585 9,228,928

Kinerja vendor dalam mendeliver service-nya (spare parts) terukur dengan

batasan yang disebut Key Performance Indicator (minimum 95 %) yang

telah disepakati bersama pada penyusunan kontrak kerja, dimana para

(2)

Drop of Point (DOP) denga ikatan waktu yang telah disepakati dalam

kontrak kerja. Pada tabel 5.2 ini disebutkan performance dan jumlah DOP

vendor ”A” pada tahun 2008 dan 2009.

Tabel 5.2 Performance Vendor ”A” dan Jumlah DOP 2008 - 2009 Performance / tahun Tahun DOP 2008 96,64% 16 lokasi 2009 96,15% 16 lokasi

Jumlah kerusakan Sistem sangat tergantung oleh perawatan dan kehandalan

dari perangkat, namun semua mempunyai kemungkinan yang sama untuk

rusak, apalagi dengan banyaknya perangkat yang berlokasi di luar ruangan,

sehingga untuk kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh faktor diluar

teknis amat besar, seperti banjir, sambaran petir dan tegangan listrik. Pada

tabel 5.3 adalah jumlah kerusakan Sistem pada tahun 2008 dan 2009.

Tabel 5.3 Kerusakan Sistem Yang Membutuhkan Spare Parts 2008-2009 Permintaan

Spare Parts

Tahun

2008 2928

2009 4328

Key Performance Indicator, jumlah sistem dan jumlah drop off point

mempengaruhi besaran nilai kontrak. Pada tabel 5.4 disebutkan struktur

(3)

Tabel 5.4 Struktur Biaya Vendor ”A” Manajemen

Sparepart Vendor

Vendor “A” 100%

Dalam melaksanakan kontrak kerja, vendor dalam pengiriman spare parts kepada

PT.X di DOP tidak selalu tepat waktu atau masih diluar SLA yang ditentukan,

berikut data pada tahun 2008-2009 di tabel 5.5:

Tabel 5.5 Pengiriman Spare Parts gagal 2008-2009 Pengiriman

Gagal Tahun

2008 77

2009 45

5.1.2 Spare Parts Management Secara Self Manage / SM

Spare parts management secara self manage adalah pengadaan dan

pengelolaan sparepart secara mandiri oleh operator dalam hal ini PT.X.

Dimana dibutuhkan banyak komponen didalamnya, seperti pembelian

sparepart, sumber daya manusia, lokasi penyimpanan, transportasi,

aplikasi sparepart manajemen, penghapusan sparepart yang telah habis

masa pakainya dan selalu update teknologi. Dengan begitu banyaknya

sumber daya yang dibutuhkan untuk jangka panjang dinilai terlalu

kompleks. Berikut tabel 5.6 disebutkan besaran biaya yang dibutuhkan

untuk mengcover sejumlah Sistem secara self manage untuk periode 2006

(4)

Tabel 5.6 Biaya Spare Parts Management Self Manage 2006 - 2007 Jumlah Sistem Nilai kontrak (USD) Tahun 2006 9825 5,134,357 2007 20550 7,792,130

Kinerja self manage dalam mendeliver service-nya terukur dengan

batasan yang disebut Key Performance Indicator (minimum 95 %) yang

telah disepakati bersama antar bagian di PT.X. Pada tabel 5.7 ini

disebutkan performance dan jumlah DOP pada tahun 2006 dan 2007.

Tabel 5.7 Performance Self Manage dan Jumlah DOP 2006 - 2007 Performance / tahun Tahun DOP 2006 94,75% 16 lokasi 2007 95,10% 16 lokasi

Jumlah kerusakan sistem sangat tergantung oleh perawatan dan

kehandalan dari perangkat, namun semua mempunyai kemungkinan yang

sama untuk rusak, apalagi dengan banyaknya perangkat yang berlokasi di

luar ruangan, sehingga untuk kemungkinan kerusakan yang disebabkan

oleh faktor diluar teknis amat besar, seperti banjir, sambaran petir dan

tegangan listrik. Pada tabel 5.8 diperlihatkan jumlah kerusakan Sistem

(5)

Tabel 5.8 Kerusakan Sistem Yang Membutuhkan Spare Parts 2006-2007 Permintaan Spare Parts Tahun 2006 1203 2007 2049

Pada tabel 5.9 disebutkan struktur biaya yang dibutuhkan oleh PT.X saat

menggunakan Sistem spare parts management secara self manage. Dari

beberapa unsur biaya yang ada dalam tabel, maka bisa dilihat ada 7 unsur

yang perlu dipersiapkan oleh PT.X, jika dibandingkan dengan vendor

stocking yang hanya 1 unsur biaya, sehingga dipandang lebih praktis oleh

pihak management PT.X. Berikut data-datanya :

Tabel 5.9 Struktur Biaya Self Manage Aplikasi spare parts management Alokasi & update Tenaga Kerja Penghapusan

Gudang Transportasi Perbaikan

Spare parts

Sparepart

5% 5% 5% 5% 50% 15% 15%

Dalam melakukan pengiriman spare parts, PT.X menggunakan jasa kurir nasional

ke DOP, namun dalam pelaksanaanya tidak selalu tepat waktu atau masih diluar

SLA yang ditentukan, berikut data pada tahun 2006-2007 di tabel 5.10:

Tabel 5.10 Pengiriman Spare Parts gagal 2006-2007 Pengiriman

Gagal Tahun

2006 192

(6)

5.1.3 Perbandingan Hasil Perhitungan Biaya, Performance, Jumlah Sistem dan Kerusakan Sistem Tahun 2006-2009.

PT.X dalam operasional dan maintenancenya selalu mencari alternative

dan melakukan evaluasi terhadap aktivitasnya. Perbandingan dilakukan

hanya dengan membandingkan biaya sparepart manajemen vendor

stocking dari tahun-tahun sebelumnya. Namun untuk metode vendor

stocking dan self manage belum pernah dibandingkan dari sisi efektifitas

dan biayanya. Berikut data yang didapat selama periode 2006 sampai

dengan 2009 pada tabel 5.11.

Tabel 5.11 Biaya Tahun 2006-2009

Metode Tahun Biaya (Dalam USD)

Self Manage 2006 5,134,357

Self Manage 2007 7,792,130

Vendor Stocking 2008 7,799,543

Vendor Stocking 2009 9,228,928

Pada tabel 5.12 ditunjukan pertumbuhan jumlah Sistem dari tahun 2006

sampai dengan 2009, pertumbuhan tersebut untuk mengcover jumlah

pelanggan PT.X yang semakin besar jumlahnya dari tahun ke tahun.

Jumlah pelanggan yang bertambah membutuhkan kapasitas Sistem yang

lebih besar, sejalan dengan adanya teknologi baru yang muncul.

Tabel 5.12 Jumlah Sistem 2006-2009

Metode Tahun Jumlah Sistem

(7)

Self Manage 2007 20550

Vendor Stocking 2008 25620

Vendor Stocking 2009 29585

Kerusakan Sistem tidak dapat dihindari, namun kehandalan dari perangkat

tersebut sangatlah tergantung dari metode perawatan, namun semua

mempunyai kemungkinan yang sama untuk rusak, apalagi dengan

banyaknya perangkat yang berlokasi di luar ruangan, sehingga untuk

kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh faktor diluar teknis amat

besar, seperti banjir, sambaran petir dan tegangan listrik. Pada tabel 5.13

adalah jumlah kerusakan Sistem pada tahun 2006 sampai dengan 2009

Tabel 5.13 Kerusakan Sistem Yang Membutuhkan Sparepart 2006-2009

Metode Tahun Jumlah Sistem Kerusakan Sistem

Self Manage 2006 9825 1203 Self Manage 2007 20550 2049 Vendor Stocking 2008 25620 2928 Vendor Stocking 2009 29585 4328

Jumlah Sistem mempunyai hubungan yang erat terhadap besarnya biaya

maintenance yang dikeluarkan oleh operator, namun nilai secara satuan

sistem lebih rendah, bila jumlah sistem yang tercover semakin besar.

(8)

Tabel 5.14 Perbandingan dan Prosentase Biaya Terhadap Jumlah Sistem 2006-2009

Biaya per Sistem / Biaya Biaya Perbandingan / Sistem Jumlah Sistem

Metode Tahun (Dalam

USD) (Dalam USD)

Self Manage 2006 9825 5,134,357 522.58 0.010% Self Manage 2007 20550 7,792,130 379.17 0.005% Vendor Stocking 2008 25620 7,799,543 304.43 0.004% Vendor Stocking 2009 29585 9,228,928 311.946 0.003%

Perbandingan Biaya / Sistem Dengan 2 Metode

0.000% 0.002% 0.004% 0.006% 0.008% 0.010% 0.012% 2006 (SM) 2007 (SM) 2008 (VS) 2009 (VS) Tahun P ro s en ta se Biaya / Sistem

Gambar 5.1 Perbandingan Biaya / Sistem Dengan 2 Metode

Bila kita melihat data pada tabel 5.14 ini, maka jumlah kerusakan

cenderung stabil diangka 0.9 % sampai 0.1 % walaupun jumlah perangkat

(9)

Tabel 5.14 Perbandingan Jumlah Sistem Terhadap Jumlah Kerusakan Sistem 2006-2009 Kerusakan / Jumlah Sistem Jumlah Sistem Jumlah Kerusakan Tahun 2006 9825 1203 0.122% 2007 20550 2049 0.099% 2008 25620 2928 0.114% 2009 29585 4328 0.146%

Jumlah NE dan Kerusakan Sistem

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 2006 (SM) 2007 (SM) 2008 (VS) 2009 (VS) Tahun Ju m la h Jumlah NE Jumlah Kerusakan

Gambar 5.2 Perbandingan Jumlah Sistem Terhadap Jumlah Kerusakan Sistem 2006-2009

Simulasi perhitungan lebih lanjut untuk mengetahui bila PT.X tetap

menggunakan metode self manage dalam proses operasi dan maintenance

(10)

Tabel 5.15 Simulasi Perbandingan Biaya Vendor Stocking dan Self Manage 2006-2009 Biaya / Sistem (Self Manage) USD Biaya / Sistem (Vendor Stocking) USD Penghematan / Tahun (Vendor Stocking) Penambahan Sistem / Tahun Jumlah Sistem Biaya No Tahun USD (a) (b) (e) (f) (g) (h) (c) (d) c1-c2 (d2-d1)/e2 d3/c3 d3/f3 2006 (SM) 1 9825 5,134,357 - - - - 2007 (SM) 2 20550 7,792,130 10725 / 0.52% 247,81 - - 2008 (VS) 3 25620 7,799,543 5070 / 0.19% 391,22 304.43 0.77% 2009 (VS) 4 29585 9,228,928 3965 / 0.13% 534,63 311.94 0.58%

5.1.4 Kelebihan dan Kelemahan Spare Parts Management Secara Vendor

Stocking.

Setelah melakukan perbandingan data jumlah sistem, performance, jumlah

kerusakan dan biaya management spare parts secara vendor stocking dan

self manage, maka diperoleh kelebihan dan kelemahan antara vendor

stocking dan self manage yang diterapkan oleh PT.X adalah:

1. Kelebihan

a. Minimalisasi biaya akan tercapai, bila BOQ sistem semakin besar.

b. Jumlah kerusakan sistem berkisar antara 0,9% hingga 0,1%, hal ini

tidak dipengaruhi oleh metode yang digunakan apakah itu vendor

stocking atau self manage.

c. Perbaikan performance pada tahun 2008 dan 2009 sebesar 1 %

setelah menerapkan metode vendor stocking.

d. Biaya per sistem perangkat menjadi lebih dapat diminimalisasi

(11)

e. PT.X dapat lebih berkonstrasi terhadap kualitas layanan, tanpa

harus memikirkan ketersediaan spare parts, karena hanya ada 1

struktur biaya yang perlu dipersiapkan yaitu Spare parts

Management yang di jalankan oleh Vendor.

f. Untuk jangka waktu yang panjang, kontrak kerja antara PT.X dan

Vendor “A” akan lebih menguntungkan karena adanya jaminan

terhadap update teknologi perangkat, ketersediaan sparepart dan

waktu serta biaya yang lebih efisien saat perpanjangan kontrak

kerja.

2. Kelemahan

a. Adanya ketergantungan yang cukup besar terhadap vendor di

beberapa sisi, antara lain seperti teknologi perangkat dan

pengetahuan terhadap perangkat.

b. Tidak bisa digunakan untuk maintenance operasional jangka

pendek.

c. Selalu ada masalah timbul pada saat integrasi perangkat atau sistem

baru, karena mengejar kebutuhan teknologi perangkat

telekomunikasi terkini dan dalam upaya melayani pertumbuhan

jumlah pelanggan yang begitu cepat, sehingga terkadang

pemecahan masalah cukup memakan waktu.

Dari hasil analisa di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Sparepart

Management secara Vendor Stocking sangat tepat untuk diterapkan

(12)

telekomunikasi. Karena dalam perkembangannya jumlah pelanggan

semakin besar, area pelayanan semakin luas dan menuntut jumlah

perangkat yang lebih besar untuk mendukung kualitas layanan yang lebih

Gambar

Tabel 5.1  Biaya Kontrak Spare Parts vendor ”A” 2008 - 2009  Jumlah  Sistem  Nilai kontrak (USD) Tahun  2008 25620  7,799,543  2009 29585  9,228,928
Tabel 5.2  Performance Vendor ”A” dan Jumlah DOP 2008 - 2009  Performance  / tahun Tahun  DOP  2008 96,64%  16  lokasi  2009 96,15%  16  lokasi
Tabel 5.6  Biaya Spare Parts Management Self Manage 2006 - 2007  Jumlah  Sistem  Nilai kontrak (USD) Tahun  2006 9825  5,134,357  2007 20550  7,792,130
Tabel 5.9  Struktur Biaya Self Manage  Aplikasi  spare parts  management  Alokasi & update Tenaga Kerja  Penghapusan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian pedoman pengawasan adalah pegangan atau petunjuk untuk melaksanakan kegiatan pengawasan yang lebih operasional dan rinci agar pelaksanaan kegiatan

Pada latihan fisik yang dilakukan secara aerobik maka akan meningkatkan kapasitas sistem energi aerobic dalam tubuh, begitu pula sebaliknya pada latihan fisik secara

Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis (pelayanan medis, keperawatan, kebidanan dan pelayanan profesi kesehatan yang lain) sesuai

Namun dalam implementasi konvensi ini masih terdapat kendala di beberapa negara baik internal negara tersebut maupun hubungannya dengan negara lain, salah satunya adalah

Temuan negatif palsu dapat ditemukan pada pemeriksaan radiologis ketika letak obstruksi berada di proksimal usus halus dan ketika lumen usus dipenuhi oleh cairan

Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering 1.. Apendiks disebut juga

Tiga dan Jatismara. Tara Wiguna).. Petunjuk tersebut dapat ditelusuri kembali berdasarkan isi prasasti tentang adanya bangunan Hyang Api dan bangunan untuk Bhatara di

Dalam penelitian yang berjudul pengaruh model pembelajaran langsung dengan bantuan alat peraga terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan segiempat pada peserta