• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR TEMA PERISTIWA PADA SISWA KELAS I SDN KWATU MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR TEMA PERISTIWA PADA SISWA KELAS I SDN KWATU MOJOKERTO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR TEMA PERISTIWA PADA SISWA KELAS I SDN KWATU MOJOKERTO

Ziadatul Nikmah

PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ( nziadatul@yahoo.com ) Ulhaq Zuhdi

PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak: Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada kelas I SDN Kwatu Mojokerto, siswa hanya mampu menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang ia miliki apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi hak anak di rumah dan menceritakan peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkungan keluarga, hasil belajar yang diharapkan kurang maksimal. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor yang pertama adalah faktor guru, yaitu : 1) menggunakan model pembelajaran konvensional, 2) pembelajaran yang dilakukan secara terpisah belum diterapkan pembelajaran secara tematik, 3) tidak melibatkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, 4) mendominasi pembelajaran, 5) tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, 6) tidak memanfaatkan media-media yang telah ada disekitar mereka. Tujuan diadakannya penelitian tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan : 1) aktivitas guru, 2) aktivitas siswa, 3) hasil belajar siswa, dengan menggunakan media gambar pada kelas I SDN Kwatu Mojokerto. Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan observasi dan tes. Penelitian dilaksanakan di SDN Kwa t u Moj ok er t o. Instumen penelitian yang digunakan meliputi observasi, tes, dan catatan lapangan. Untuk mengukur aktivitas guru digunakan observasi, hasil belajar siswa digunakan lembar tes. Teknik analisis untuk data observasi dantes menggunakan deskriptif kuantitatif. Pada kegiatan pembelajaran aktivitas guru mengalami penigkatan dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I aktivitas guru mencapai 78,3% dan siklus II aktivitas guru mencapai 93,3%. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I mencapai 67,5% dan siklus II aktivitas siswa mencapai 95%. Data hasil tes siswa pada siklus I mencapai 61,1% dan siklus II mencapai 88,9%. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar mengalami peningkatan.

Kata Kunci: hasl belajar, media gambar, tematik.

Abstract: Based on the observation that the authors did in class first State Elementary School Kwatu Mojokerto, students are only able to memorize concepts and less able to use these concepts if encountered in real-life problems associated with the concept that he had especially when associated with students' understanding of the material rights of the child in the home and recount significant events experienced by themselves in a family environment, learning outcomes expected less than the maximum. Lack of student learning outcomes is caused by the first factor is the teacher factor, namely: 1) using conventional learning models, 2) learning has not been applied separately conducted a thematic learning, 3) do not involve students in the lesson, 4) dominates learning, 5 ) does not provide an opportunity for students to ask questions and express opinions, 6) do not use media that has been around them. Purpose of the study is to describe the class action: 1) the activities of teachers, 2) student activities, 3) student learning outcomes, and 4) the obstacles that arise when learning by using media images to the class first State Elementary School Kwatu Mojokerto. The design of this study was Classroom Action Research (CAR) using observation and tests. Research underway at State Elementary School Kwatu Mojokerto. Instrument used in this research include observation, testing, and field notes. To measure the activity of teachers used observation, students' test sheets used while to know the constraints that arise during the implementation of learning. Data analysis techniques for observation and tests using descriptive quantitative analysis. In the first cycle of teacher activity reached 78.3% and the second cycle of teacher activity reached 93.3%. While the activities of students in the first cycle reaches 67.5% and the second cycle of student activity reached 95%. Test data of students in the first cycle reaches 61.1% and the second cycle reaches 88.9%. Based on the above it can be concluded that learning by using media images.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyasi peranan yang penting dalam memajukan bangsa sehinngga pemerintah perlu menaruh perlu menaruh perhatian yang sangat besar terhadap dunia pendidikan. Usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional adalah dengan berupaya memperbaiki berbagai sistem dan struktur yang terkait dengan dunia pendidikan.

Dalam undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yany beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.

Dalam KTSP (2007:253) pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar khususnya di kelas I sampai III menggunakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema mempunyai pengertian bahwa suatu pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada kelas I SDN Kwatu Mojokerto, siswa hanya mampu menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang ia miliki apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi hak anak di rumah, hasil belajar yang diharapkan kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian siswa pada materi hak anak di rumah ternyata 53,3% dari 18 siswa yang mencapai ketuntasan belajar dan 46,7% siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dari KKM yang ditentukan adalah 80.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, yang pertama faktor guru, yaitu menggunakan model pembelajaran konvensional, pembelajaran yang dilakukan secara terpisah belum diterapkan pembelajaran tematik, tidak melibatkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat dan tidak memanfaatkan media-media yang telah ada di sekitarnya.

Berdasarkan permasalahan diatas perlu diupayakan suatu perbaikan kualitas pembelajaran khususnya pada siswa kelas I SDN Kwatu Mojokerto.

Upaya yang dilakukan adalah mengajukan perbaikan kualitas pembelajaran tematik berbagai jenjang sekolah dan bidang studi, sardiyo (2008:6.11).

Alasan dipilihnya media gambar dalam pembelajaran PKn karena memiliki keunggulan : mudah dicari, antara lain dari majalah, surat kabar dan buku-buku yang harganya murah, mudah dipakai, dapat menjelaskan hal-hal yang abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata dan dapat dipakai untuk berbagai jenjang sekolah dan bidang studi, sardiyo (2008:6.11).

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan aktivitas guru dengan menggunakan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDN Kwatu Mojokerto pada tema peristiwa. Mendeskripsikan aktivitas siswa dengan menggunakan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDN Kwatu Mojokerto pada tema peristiwa. Mendeskripsikan hasil belajar dengan menggunakan media gambar untik meningkatkan hasil belajar tematik siswa kelas I SDN Kwatu Mojokerto pada tema peristiwa.

Menurut Sadiman (2008:2) hasil belajar siswa adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku tersebut. Menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Menurut Mudjiono (2006:26) aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda, antara lain : Tingkat pengetahuan (konwledge), pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminologi strategi problem solving dan lain sebagainya. Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata–kata sendiri.

Keterampilan atau lifeskill merupakan bagian dari kompetensi lulusan sebagai hasil dari proses pembelajaran. Ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seorang peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran. Menurut Mudjiono (2006:27) ranah afektif terdiri lima perilaku–perilaku sebagai berikut : Penerimaan, yang mencakup kepekaan hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut

kepekaan hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut (partispasi), yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpatisipasi dalam suatu kegiatan. Penilaian dan penentuan sikap,

(3)

3 yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui dan menentukan sikap : Organisasi yang mencakup kemampuan membentuk suatu system nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola Nilai kehidupan pribadi.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat dapat disimpulkan bahwa ranah afektif berkaitan erat dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran, minat siswa terhadap pelajaran dan suatu keterampilan, kesadaran siswa atas kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya, dan kepribadian siswa.

Menururt Mudjiono (2006:29) ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku : persepsi, yang mencakup kemampuan memilih (mendeskripsikan) hal-hal secara khas dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut, kesiapan yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan-gerakan. Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau gerakan peniruan. Gerakan yang terbiasa mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakantanpa contoh. Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien dan tepat. Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak – gerak dengan persyaratan khusus yang berlaku.Kreativitas mencakup kemampuan melahirkan pola gerak – gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri.

Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor dilakukan dengan menggunakan tes unjuk kerja, lembar tugas atau lembar pengamatan. Tidak semua mata pelajaran dinilai aspek psikomotornya. Mata pelajaran yang dinilai aspek psikomotornya adalah mata pelajaran yang melakukan kegiatan praktek atau unjuk kerja.

Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan (Sudjana, 2004:39).

Istilah kewarganegaraan dapat diartikan hal – hal atau segala sesuatu yang berhubungan dengan warga negara. Secara tata bahasa kewarganegaraan berasal dari kata “warga negara”. Menurut Azis Wahab (2005:15) istilah Pendidikan Kewarganegaraan dapat dipahami sebagai perluasan makna dari Pendidikan Kewarganegaraan.

Dalam kurikulum 2006. ruang lingkup mata pelajaran PKn SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut : persatuan dan kesatuan bangsa, norma, hukum dan peraturan, hak asasi manusia meliputi hak dan kewajiban anak, kebutuhan warga negara meliputi konstitusi negara,

kekuasaan dan politik, pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia di era globalisasi. Dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional dan mengevaluasi globalissi (Depdiknas, 2006 : 271).

Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah segala benda, keadaan, bentuk yang dapat dilihat yang berfungsi untuk memberikan informasi yang berbentuk visualisasi.

Adapun fungsi media gambar dalam proses instruksional adalah penyampaian dan penjelasan mengenai informasi, pesan, ide dan sebagainya dengan tanpa banyak menggunakan bahasa-bahasa verbal, tetapi dapat lebih memberi kesan.

Menurut Sardjiyo (2006:6.11), media gambar memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan media gambar adalah dapat dengan mudah dicari, harganya murah, mudah dipakai dan dapat menjelaskan hal-hal yang abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata. Sedangkan kelemahan media gambar adalah kurang baik untuk kelas besar jika gambarnya terlalu kecil, sukar menggambarkan isi/ketebalan, tidak dapat menunjukkan gerakan, kadang-kadang ada gambar yang sukar di interpretasikan.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu tatap muka. Penggunaan tema dapat disesuaikan dengan keadaan siswa dan materi. Dengan menggunakan pembelajaran tematik maka pembelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa, karena pemberian materinya disesuaikan dengan karakteristik siswa yang masih bersifat holistik menyeluruh (holistic).

Karakteristik pembelajaran tematik menurut Trianto (2009:92) adalah :Berpusat pada siswa memberikan pengalaman langsung, Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom Action research) dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh, dengan tujuan untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang memberikan nilai berupa angka pada aktivitas guru dan siswa selama penelitian. (Asrori, 2007:6).

(4)

%

100

x

N

n

P

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom Action research) dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh, dengan tujuan untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang memberikan nilai berupa angka pada aktivitas guru dan siswa selama penelitian. (Asrori:6).

Subjek penelitian adalah benda, atau orang tempat variabel penelitian melekat. (Arikunto, 2009:99). Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas I SDN Kwatu Mojokerto yang berjumlah 18 siswa dengan perincian 11 siswa perempuan dan 7 siswa laki–laki. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SDN Kwatu Mojokerto. Alasan penulis memilih lokasi ini karena SDN Kwatu Mojokerto merupakan sekolah dimana penulis mengajar serta dukungan dari Kepala Sekolah dan rekan – rekan sekerja yang menghendaki adanya pembaharuan dan perbaikan dalam pembelajaran dengan tujuan memajukan sekolah baik untuk siswa ataupun gurunya.

Ardiana (2014:8) penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan beberapa siklus. Tiap siklus dalam PTK berisi 3 tahapan yaitu, perencanaan tindakan, pelaksanaan dan pengamatan atau observasi. Dimana pada tahapan tindakan dan pengamatan berlangsung secara kebersamaan dan refleksi.

Instrumen penelitian pada PTK ini yang pertama menggunakan lembar observasi keterlaksanaan RPP dalam proses pembelajaran selama pembelajaran berlangsung, aktivitas guru dalam lemgimplementasikan RPP guru diamati oleh dua observer ( guru kelas dan teman sejawat). Pengamatan memberikan penilaian keterlaksanaan RPP guru dalam pembelajaran. Selain aktivitas guru, lembar observasi juga digunakan untuk menilai aktivita siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran.

Menurut Magono (2009:158) observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik observasi langsung. Observasi langsung adalah pengamatan dan –pencatatan yang dilakukan terhadap obyek di tempat. kejadian atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama obyek yang diselidiki ini. Observasi dilakukan pada awal sampai akhir pembelajaran di kelas I. Observasi ini dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa pada saat

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media gambar.

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Arikunto (2005:53) tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil proses pembelajaran. Tes yang digunakan berupa tes tertulis.

Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata / kalimat) dan data kuantitatif ( yang berbentuk angka). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data dengan cara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Analisis data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru pada siswa kelas I SDN Kwatu Mojokerto, yang hasilnya dijadikan sebagai bahan diskusi antara peneliti dan observer yang digunakan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran berikutnya.

Selanjutnya hasil observasi dari pengamat dapat dijadikan sebagai tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan hasil belajar yang diharapkan. Menurut siswono (2008:29) analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga tahap, yaitu : Tahap pengumpulan data, yaitu data-data yang telah diperoleh selama penelitian berupa catatan peneliti saat melakukan observasi, catatan aktivitas guru. Tahap Reduksi, peneliti melakukan pengaturan, pengurutan, pemberian kode pada data-data dan pengkategorian jawaban berdasarkan masalah yangv telah ditetapkan. Tahap penyimpulan, proses pengambilan inti sari dari sajian yang telah terorganisasi dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pngertian yang luas.

Analisis data kuantitatif yang meliputi beberapa prosedur antara lain : Observasi, Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisi dan dideskripsikan apa adanya. Setelah diketahui data dari hasil observasi, data yang diperoleh dihitung dengan menggunakan rumusan sebagai berikut :

Keterangan : P : Presentase

n : Jumlah siswa yang tuntas N : Jumlah seluruh siswa (Aqib, 209:41)

Analisis tes, Analisi data yang diperoleh dari hasil tes siswa bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran pada setiap siklus, dimana siswa secara klasikal telah belajar tuntas jika keberhasilanbelajar siswa yang memperoleh nilai lebih atau semua dengan 75 mencapai 80%. Untuk menghitung

(5)

5 presentase ketuntasan klasikal digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P : Presentase

n : Jumlah siswa yang tuntas N : Jumlah seluruh siswa (Aqib, 209:41)

Menurut Arikunto (2007:275) kriteria penentuan nilai skor adalah sebagai berikut :

79% - 100% : baik 56% - 75% : cukup 40% - 55% : kurang baik 0% - 39% : tidak baik

Indikator Keberhasilan Penelitian, Pembelajaran tematik di SDN Kwatu Mojokerto telah di tetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75, jika pembelajaran pada siklus I masih belum mencapai nilai KKM maka siklus II perlu dilakukan begitu seterusnya siklus akan dihentikan jika :a) aktivitas guru pada saat pembelajaran mencapai presentase sebesar > 80%, b) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran mencapai presentase presentase sebesar > 80%, c) Hasil belajar siswa mencapai > 75 dengan ketuntasab klasikal mencapai > 80%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian penggunaan media gambar pada pembelajaran tematik dengan tema peristiwa di kelas I SDN Kwatu Mojokerto. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalaui 2 siklus, untuk setiap siklus dilakukan tiga kegiatan utama yaitu : perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, dan refleksi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada tiga jenis yaitu, data observasi, aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, Data hasil belajar siswa dan data catatan lapangan terhadap kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan setiap siklus pada penelitian ini dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut :

Siklus I terdiri dari : a) Perencanaan, sebelum melaksanakan tahap perencanaan pada siklus I, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran tematik dengan tema peristiwa di kelas I SDN Kwatu Mojokerto. Hasil yang diperoleh dari observasi awal yaitu dalam proses pembelajaran tematik dengan tema peristiwa guru cenderung menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini berakibat aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran manjadi pasif. Selai itu, hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran tematik dengan tema peristiwa juga belum optimal. Presentase

ketuntasan belajar klasikal siswa adalah 53,3% dari 18 siswa yang mencapai ketuntasan belajar, 46,7% siswa belum mencapai ketuntasan belajar. KKM yang ditentukan adalah 8.

Berdasarkan masalah yang ditemukan oleh peneliti pada observasi awal tersebut, peneliti memberikan alternatif pemecahan masalah yaitu dengan menggunakan media gambar pada pembelajaran tematik. Kegiatan selanjutnya, peneliti melakukan perencanaan untuk melaksanakan proses pembelajaran pada siklus I, meliputi :

Menganalisis Kurikulu, pada tahap ini peneliti menganalisis kurikulum untuk menentukan indikator, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan materi pokok pembelajaran yang akan disampaikan. Analisis yang dilakukan mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan standar kompetensi : (1) PKn: Menerapkan hak anak di rumah dan di sekolah, (2) IPS: Mendeskripsikan lingkungan rumaH, serta Kompetensi Dasar :(1) PKn: Menjelaskan hak anak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya, (2) IPS: Menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami sendiri dilingkungan keluarga. Sedangkan materi pokok pembelajaran yang akan disampaikan adalah hak anak dirumah dan peristiwa yang menyenagkan.

Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model pembelajaran langsung, komponen rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup : satuan pendidikan, kelas, semester, alokasi waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, model dan metode pembelajaran, materi pokok, langkah-langkah pembelajaran, media, alat, sumber belajar dan penilaian. Proses pembelajaran pada siklus I direncanakan akan dilaksanakan pada tanggl 11 Nopember 2013 dengan alokasi waktu satu pertemuan (4x35 menit).

Merancang Media, alat dan Sumber Belajar, media yang digunakan berkaitan dengan materi hak anak di rumah dan peristiwa yang menyenangkan yaitu mdeia gamvar untuk memudahkan siswa serta memudahkan guru memberikan pemahaman terhadap materi hak anak dirumah dan disekolah serta menceritakan peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkungan keluarga. Sumber belajar yang digunakan terdiri dari beberapa buku tematik dengan tema peristiwa kelas I

Menyusun Lembar Kerja siswa (LKS), peneliti menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Materi hak anak di tumah dan di sekolah serta menceritakan peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkungan keluarga.

Merancang Evaluasi, Evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan meliputi evaluasi: proses dan hasil belajar siswa. Evaluasi proses digunakan untuk

(6)

mengetahui perkembangan hasil belajar siswa selama proses berlangsung menggunakan lembar penelitian. Sedangkan evaluasi hasil digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dilaksanakan di kahir kegiatan pembelajaran.

Menyusun Buku Siswa, untuk menyeragamkan materi setiap siswa yaitu :Hak adaah sesuatu yang harus diterima, setiap anak punya hak. Hak anak di rumah adalah : disayang, belajar dengan gembira, berteman. Peristiwa yang menyenagkan akan selalu di ingat dan itu merupakan hak anak juaga.

Menyusun Instrumen Penelitian, peneliti menyusun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian yaitu : a) Lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajara, b lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan, 1) Pelaksanaan tindakan, Pelaksanaan siklus I dilakukanb pada senin, 11 Nopember 2013 pukul 07.00-09.00 WIB. Pada pelaksanaan siklus ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran tematik dengan tema peristiwa sesuai dengan RPP yang disusun dengan menggunakan media gmbar. Alokasi waktu adalah 4x35 menit. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebgai berikut : Pada kegiatan awal yang dilakukan selama + 10 menit, guru mempersiapkan siswa di dalam kelas dan bedo’a. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini guru tidak melakukan presensi, Guru langsung melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “Sayang Semua “

Pada kegiatan ini yang dilakukan selama + 120 menit, kegiatan yang dilakukan guru adalah mengeluarkan media gambar hak anak di rumah. Media yang digunakan secara menarik sehingga siswa antusias untuk melihatnya, tetapi banyak siswa yang belum mengerti maksud media gambar yang dipajang guru menjelaskan tentang pengertian hak, menyebutkan hak anak di rumah. Guru menjelaskan dengan jelas dan dapat diterima oleh siswa, tetapi dalam pelaksanaan penjelasan guru tidak melibatkan siswa sehingga pada saat guru bertanya tentang materi yang telah dijelaskan hanya sedikit siswa yang menjawab.

Guru menceritakan pengalaman tentang kasih sayang orang tua dan peristiwa yang pernah dialami di keluarga terutama peristiwa yang menyenangkan. Dalam menceritakan guru menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa sehingga cerita guru menarik bagi siswa tetapi ada beberapa siswa yang tidak menyimak bahkan terkesan cuek dan berbicara sendiri dengan teman. Guru selanjutnya memberikan LKS dan menjelaskan cara mengerjakannya. Guru menunjuk beberapa siswa untuk membacakan hasil pengerjaan LKS di depan kelas. Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan kusi

berupa pertanyaan dan memberikan reward kepada siswa yang berhasil menjawab dengan benar.

Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa. Guru memberi informasi bahwa soal evaluasi dikerjakan secara mandiri, teliti dan bertanya apabila ada pertanyaan yang kurang dimengerti / dipahami. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran pada hari ini. Selanjutnya guru memberikan latihan lanjutan dengan meminta siswa untuk mencari contoh hak anak di rumah. Sesudah itu semua guru menutup pelajaran dan memberikan informasi terkait pelaksanaan pembelajaran pada keesokan harinya.

Pengamatan, kegiatan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan oleh dua pengamat, yaitu Suntoro, S.Pd dan Shofiyah, S.Pd. adapun hasil pelaksanaan pengamatan pada siklus I adalah sebagai berikut :a) Aktivitas Guru, Berdasarkan data keterlaksanaan pembelajaran, maka dapat dideskripsikan aktivitas guru selama pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas I SDN Kwatu Mojokerto. Pembelajaran belum berhasil karenba presentase aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar pada siklus I adalah 783%. Pembelajaran dikatakan berhasil jika presentase keberhasilan adalah 80%. b) Aktivitas Siswa, hasil pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran tematik dengan tema peristiwa menggunakan media gambar pada siklus I adalah pembelajaran belum berhasil karena presentase aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar dan model pembelajaran langsung pada siklus I adalah 67,5% dengan presentase keberhasilan seharusnya > 80%.

Data Ketuntasan Hasil Belajar setelah mengikuti pembelajaran tematik dengan tema peristiwa menggunakan model media gambaradalah untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melalui penggunaan media gambar siswa diberikan soal evaluasi pada akhir kegiatan pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa pada evaluasi kemudian dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal ( KKM) pada materi hak anak di rumah dan di skolah serta menceritakan peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkungan keluarga yaitu nilai 80 untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.

Berdasarkan hasil evaluasi siswa, diketahui bahwa 7 orang siswa atau 38,9% belum mencapai presentase kriteria ketuntasan belajar sedangkan 11 siswa atau 61,1% sudah mencapai presentase ketuntasan belajar. Berdasarkan presentase ketuntasan klasikal diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik pada tema peristiwa dengan menggunakan media gambar belum mencapai presentase yang ditentukan yaitu > 80%,

(7)

7 maka dari itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil aktivitas guru dan siswa dan hasil belajar kelas I SDN Kwatu Mojokerto ditunjukkan pada siklus I yang beberapa hal perlu direfleksi sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II yaitu : 1) Persentase aktivitas guru pada siklus I adalah 78,3%. Dapat diketahui bahwa persentase aktivitas guru belum mencapai persentase yang ditentukan yaitu > 80%. 2) Persentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 67,5%. Dapat diketahui bahwa persentase aktivitas siswa belum mencapai persentase yang ditentukan yaitu > 80%. 3) Pesrsentase ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 61,1% (11 siswa) mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentutkan yaitu > 80%. Sedangkan persentase ketuntasan klasikal siswa yang belum mencapai KKM adalah 38,9%(7 siswa). Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa persentase aktivitas siswa belum mencapai persentase aktivitas guru yang ditentukan yaitu > 80%.

Berdasarkan hasil refleksi yang telah dipaparkan, maka peneliti melakukan revisi rancangan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II. Adapaun hal-hal yang harus dilakukan guru pada siklus II antara lain :

sebaiknya guru dapat menguasai siswa dengan membuat kontrak belajar dengan siswa khususnya terhadap siswa yang ramai pada saat pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar. Sebaiknya guru melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan aktif dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Sebaiknya guru menyimak pertanyaan/masalah yang dihadapi siswa kemudian siswa dengan permasalahan yang sama di jadikan satu untuk diberi bimbingan sehingga semua siswa dapat melakukan aktivitas pembelajaran dengan menghemat waktu.

Siklus II, karena hasil pada siklus I masih belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan, maka penelitian ini berlanjut pada siklus II. Pada siklus II kegiatan pada tahap perencanaan sampai dengan refleksi hampir sama dengan siklus I, hanya saja pada siklus II kendala-kendala yang ditemui pada siklus I telah diperbaiki.

Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan, Pelaksanaan Tindakan, pelaksanaan siklus II dilakukan pada hari Senin, 25 Nopember 2013 pukul 07.00 – 09.00 WIB. Pada pelaksanaan siklus ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran tematik dengan tema peristiwa sesuai dengan RPP yang disusun.

Alokasi waktu pembelajaran yang digunakan adalah 4x35 menit. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : Pada kegiatan awal

dilakukan selama + 10 menit, guru mempersiapkan siswa di dalam kelas, berdo’a dan melakukan presensi. Guru menjelaskan tentang pengertian hak, menyebutkan hak anak di sekolah. Guru menceritakan pengalaman tentang peristiwa yang pernah dialami diri sendiri terutama peristiwa yang menyenangkan. Guru memberikan LKS dan menjelaskan cara mengerjakannya. Guru menunjuk beberapa siswa untuk membacakan hasil pengerjakan LKS di depan kelas. Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa selanjutnya menyimpulkan materi peajaran pada hari ini bersama siswa.

Guru memberikan latihan lanjutan dengan meminta siswa untuk mencari contoh hak anak di rumah. Guru menutup pelajaran selanjunya guru memberikan informasi terkait pelaksanaan pembelajaran pada keesokan harinya. Guru mempersiapkan siswa untuk pulang dengan meminta siswa untuk memasukkan buku serta memerikasa alat tulisnya jangan sampaiketinggalan kemudian guru meminta siswa dudu dengan tenang untuk berdo’a dan pulang.

Pengamatan, Kegiatan pengematan selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan oleh dua pengamat, yaitu Suntoro, S.Pd dan Shofiyah, S.Pd. adapun hasil pelaksanaan pengamatan adalah sebagai berikut :a) berdasarkan data keterlaksanaan pembelajaran, maka dapat dideskripsikan aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung sudah berhasil karena presentase aktivtas guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah 93,3%. Padahal pembelajaran dikatakan berhasil jika presentase keberhasilan adalah > 80%. b) berdasarkan data keterlaksanaan pembelajaran, maka dapat dideskripsikan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sudah berhasil karena presentase aktivtas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah 95%. Padahal pembelajaran dikatakan berhasil jika presentase keberhasilan adalah > 80%.

Data diatas telah berhasil karena ketuntasan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran tematik dengan tema peristiwa menggunakan media gambar diatas > 80%.

Berdasarkan hasil evaluasi siswa, diketahui bahwa 2 siswa atau 11,1% belum mencapai presentase kriteria ketuntasan belajar, sedangkan 16 siswa atau 88,9% sudah mencapai presentase kriteria ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil ketuntatasan klasikal di atas dapat dismpulkan bahwa pembelajaran tematik pada tema peristiwa dengan menggunakan media gambar seudah mencapai presentase yang ditentukan yaitu > 80%.

Refleksi, berdasarkan hasil aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar kelas I SDN Kwatu Mojokerto yang ditentukan pada siklus II ada beberapa hal yang perlu direfleksi sebagai acuan dalam pelaksanaan

(8)

78.3% 93.3% 0 20 40 60 80 100

tindakan pada siklus II antara lain : 1) Presentase aktivitas guru pada siklus II adalah 93,3%. Dapat diketahui bahwa presentase aktivitas guru sudah mencapai presentase yang ditentukan yaitu > 80%. 2 Presentase aktivitas siswa pada siklus II adalah 95%. Dapat diketahui bahwa presentase aktivitas siswau sudah mencapai presentase yang ditentukan yaitu > 80%. 3) presentase ketuntasan klasikal pada siklus II adalah 88,9% (16 siswa) sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu 1) Presentase aktivitas guru pada siklus II adalah 93,3%. Dapat diketahui bahwa presentase aktivitas guru sudah mencapai presentase yang ditentukan yaitu > 80%. Sedangkan presentase ketuntasan klasikal siswa yang belum mencapai KKM adalah 11,1% (2 siswa). Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa presentase sudah berhasil karena melebihi yang ditentukan yaitu :

Presentase aktivitas guru pada siklus II adalah 93,3%. Dapat diketahui bahwa presentase aktivitas guru sudah mencapai presentase yang ditentukan yaitu > 80%.

Aktivitas guru memberikan peran penting bagi peningkatan kualitas pembelajaran. Kemampuan guru dalam mengemas kegiatan pembelajaran berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Aktivitas guru dalam menggunakan media gambar pada pembelajaran tematik dengan tema peristiwa mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II.

Peningkatan aktivitas guru pada setiap siklus disajikan pada tabel perbandingan di bawah ini :

Tabel 1 Perbandingan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II

No Siklus presentase

1. Siklus I 78,3%

2. Siklus II 93,3%

Peningkatan aktivitas guru pada setiap siklus disajikan pada diagram perbandingan di bawah ini :

Diagram 1. Perbandingan aktivitas guru pada siklus I dan II

Berdasarkan Diagram 1 terlihat bahwa aktivitas guru dalam menggunakan media gambar dalam model pembelajaran langsung pada siklus I memperoleh persentase sebesar 78,3%. Hal ini berarti aktivitas guru

pada siklus I belum mencapai persentase yang ditetapkan pada indikator keberhasilan, yaitu >80%. Secara umum, aktivitas guru pada siklus I sudah baik, tetapi masih belum mencapai keberhasilan karena masih terdapat beberapa kekurangan.

Setelah ada perbaikan, kualitas aktivitas guru pada siklus II menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan sebesar 15% menjadi 93,3% pada siklus II. Pada kegiatan pembelajaran siklus II, guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan perbaikan yang sudah direncanakan pada siklus sebelumnya, oleh karena itu, berdasarkan data yang diperoleh, guru sudah meningkatkan aktivitasnya dan hasil pembelajaran lebih baik dari perolehan sebelumnya karena sudah dilakukan perbaikan.

Aktivitas siswa, selain aktivitas guru, aktivitas siswa dalam mengiuti pembelajaran juga membrikan pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus I dan II.

Peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 Perbandingan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II

No Siklus presentase

1. Siklus I 67,5%

2. Siklus II 95%

Peningkatan aktivitas siswa pada siklus I dan II dapat digambarkan dengan diagram seperti di bawah ini :

Diagram 2. Aktivitas siswa pada siklus I dan II. Berdasarkan diagram 2 terlihat bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar dan model pembelajaran langsung pada siklus I memperoleh presentase sebesar 67,5%. Hal ini berarti aktivitas siswa pada siklus I belum mencapai presentase yang ditetapkan pada indikator keberhailan, yaitu > 80%. Setelah ada perbaikan, kualitas aktivitas guru pada siklus II menjadi lebih baik. Hal ini terihat dari adanya peningkatan sebesar 27,5% sehingga menjadi 95% pada siklus II.

Dalam Pembahasan ini juga dipaparkan perkembangan pelaksanaan penggunaan media gambar pada pembelajaran tematik dengan tema peristiwa.

0 20 40 60 80 100 67,5% 95%

(9)

9 Keberhasilan penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan ketercapaian setiap indikator dalam penelitian, terutama pada aspek ketuntasan hasil belajar siswa.

Tabel Perbandingan hasil Belajar siswa pada siklus I dan II, peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3 Perbandingan Hasil belajar Siswa pada siklus

I dan siklus II

No Siklus presentase

1. Siklus I 61,1%

2. Siklus II 88,9%

Diagram perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan II, peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan II dapat digambar dengan diagram seperti di bawah ini :

Diagram 3 Perbandingan ketuntasan Hasil belajar siswa Pada siklus I dan II.

Berdasarkan diagram 3. terlihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I memperoleh presentase sebesar 61,1% atau sebanyak 11 siswa yang telah tuntas belajar. Sedangkan 7 siswa tidak tuntas belajar dengan presentase 38,9%. Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 27,8% pada siklus II menjadi 88,9%. Siswa yang telah tuntas belajar berjumlah 16 siswa, hanya 2 siswa yang tidak tuntas belajar. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus II telah mencapai presentase yang ditetapkan pada indikator keberhasilan. Adanya peningkatan presentase ketuntasan hasil belajar klasikal menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajran tematik dengan tema peristiwa.

Presentase ketuntasan klasikal pada siklus II sebesar 88,9% menunjukkan bahwa presentase ketuntasan kalsikal siswa sudah mencapai indikator ketuntasan yang ditetapkan dan diharapkan.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dideskripsikan pada bab IV, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa menggunakan media gambar pada pembelajaran tematik dengan tema peristiwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDN Kwatu Mojokerto. Hal ini dapat dibuktikan dengan:

1. Aktivitas guru selama penggunaan media gambar dalam pembelajaran tematik dengan tema peristiwa mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan persentase aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II. Aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 15% yaitu dari 78,3% pada siklus I dan menjadi 93,3% pada siklus II.

2. Aktivitas Siswa mengalami peningkatan sebesar 27.5% yaitu dari 67,5% pada siklus I dan menjadi 95% pada siklus II. Pengamatan aktivitas guru dan siswa pada penggunaan media gambar dalam pembelajaran tematik dengan tema peristiwa berjalan dengan baik dan mencapai keberhasilan. 3. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas I SDN

kwatu Mojokerto melalui penggunaan media gambar dalam pembelajaran tematik dengan tema peristiwa mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar siswa klasikalmengalami peningkatan sebesar 27,8%, yaitu dari 61,1% pada siklus I dan menjadi 88,9% pada siklus II. Hasil belajar siswa pada seluruh aspek telah mencapai keberhasilan. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Agar aktivitas guru mengalami peningkatan sebaiknya menggunakan media gambar dalam pembelajaran tematik pada tema peristiwa kelas I SDN Kwatu Mojokerto.

2. Agar aktivitas siswa mengalami peningkatan sebaiknya menggunakan media gamabar pada pembelajaran tematik pada tema peristiwa kelas I SDN Kwatu Mojokerto.

3. Agar hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebaiknya menggunakan media gambar dalam pembelajaran tematik pada tema peristiwa kelas I di SDN Kwatu Mojokerto. 0 20 40 60 80 100 61,1% 88,9%

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofyan. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya.

Anita, Sri, dkk. 2008. Srategi Pembelajaran SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Ardiana, Leo Indra dan Kisyani Laksono. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas. Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen

Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Asrori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.

Bandung : CV. Wacana Prima.

Aqib, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas

untuk Guru SD, SLB dan TK.

Bandung: CV Yrama Widya.

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreati dan Inovatif. Jakarta :AV.Publisher.

Mudijono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan. Jakarta : Gaung Persada Press. Sadiman, Arief. 2008. Media Pendidikan.

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina, 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Gorup.

Sanjaya, Wina, 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Gorup.

Siswono, Tatag, Yuli, Eko. 2008. Mengajar dan Meneliti. Surabaya : Unesa University Press.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2005.

Media Pengajaran. Bandung.

Susilana, Rudi. 2007. Media Pembelajaran.Bandung : C V. Wacana Prima

Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovati berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Trianto, 2009. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.

Wahab, Azis, dkk. 2005. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu AICPA dalam Meutia (2004) juga memberikan prinsip-prinsip berikut sebagai panduan yang berkaitan dengan independensi, yaitu sebagai berikut. 1) Auditor

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh potensi vegetasi tingkat pohon pada kawasan hutan gunung kapur Sangkulirang-Mangkalihat peroleh Individu (N/Ha)

Dengan demikian yang dimaksud dengan tujuan dan sasaran latihan dalam penelitian ini adalah untuk memperbaiki menyempurnakan ketrampilan baik teknik maupun fisik

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA UD.. GEGE

HIZBUL WATHON HASIL EVALUASI KUALIFIKASI HASIL PEMBUKTIAN KUALIFIKASI KETERANGAN 2 PEMBUKAAN DOKUMEN PELELANGAN HARGA PENAWARAN TERKOREKSI (Rp) HASIL EVALUASI ADMINISTRASI

Salah satu masalah yang terjadi pada switch mode power supply (SMPS) tidak menggunakan power factor correction dan memerlukan penambahan nilai Capasitor yang

Hasil yang signifikan ini disebabkan karena auditor yang kompeten mempunyai kinerja yang baik dan profesional sehingga dapat mengidentifikasi adanya tindakan

Nabi Ibrahim SAW diangkat sebagai Imam (pemimpin) karena kualitas kepemimpinan yang dimilikinya. Beliau telah lulus dalam berbagai tes yang diujikan