• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berdekatan dengan Jakarta yang merupakan kutub perekonomian Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berdekatan dengan Jakarta yang merupakan kutub perekonomian Indonesia."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Provinsi Lampung adalah merupakan salah satu provinsi strategis di Indonesia. Provinsi ini memiliki letak yang strategis di mulut Selat Sunda berdekatan dengan Jakarta yang merupakan kutub perekonomian Indonesia.

Provinsi ini dilalui oleh jalur Trans Sumatera, yang mana adalah merupakan jalur tersibuk yang melayani pergerakan penumpang dan barang antara wilayah Sumatera dengan Pulau Jawa. Bahkan volume LHR(Lalulintas Harian Rata-rata) yang dimiliki oleh provinsi ini mencapai sekitar 70%. Hal ini disebabkan karena Provinsi Lampung adalah merupakan satu-satunya jalur untuk masuk ataupun keluar dari Pulau Sumatera melalui jalur darat.

Jaringan jalan regional di wilayah ini dilayani oleh 2 jalur utama yang menghubungkan antar provinsi :

 Koridor Trans Sumatera Tengah(Lintas Tengah) = Lampung–Sumatera Selatan–Jambi–Sumatera Barat – Sumatera Utara–Aceh.

 Arterial Trans Sumatera Timur(Lintas Timur) = Lampung–Sumatera Selatan-Jambi–Riau–Sumatera Utara.

Sedangkan dari Lampung ke Bengkulu melalui Koridor Trans Sumatera Barat kondisi jalannya buruk, karena wilayah Lampung Bagian Barat merupakan daerah rawan bencana / daerah patahan gempa.

(2)

2

Gambar 1.1. Peta Provinsi Lampung(Jalur Lintas Darat)

Penyebaran jaringan jalan pada provinsi ini merata dan memberikan akses yang sama ke semua wilayah, sehingga memudahkan pergerakan orang ataupun barang, yang seharusnya bisa berdampak pada pemerataan pembangunan dan ekonomi.

Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Lampung per tahun selama sepuluh tahun terakhir, yakni dari tahun 2000-2010 adalah sebesar 1,35%. Dimana laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tulang Bawang adalah yang tertinggi dibandingkan dengan Kabupaten/Kota yang lain yaitu sebesar 2,69 persen, disusul oleh kota Metro sebesar 2,08 persen. Kota Bandar Lampung sendiri sebagai ibukota Provinsi Lampung menempati urutan ketiga terbesar dengan laju pertumbuhan sebesar 1,72 persen.

(3)

3 Melihat tiga hal tersebut diatas, kedekatan posisi Provinsi Lampung dengan Pulau Jawa, serta melihat sangat luasnya daerah provinsi ini, dan juga laju pertumbuhan penduduk yang terjadi di Provinsi Lampung, maka dapat kita pertanyakan moda transportasi apa saja yang bisa digunakan oleh masyarakat atau dalam hal ini penumpang, untuk melakukan perjalanan, baik di dalam kota, dan khususnya antar provinsi, serta antar pulau.

Secara umum moda transportasi dapat kita bagi menjadi 3(tiga) bagian, yaitu: 1. Transportasi Udara,

2. Transportasi Air/Laut, 3. Transportasi Darat.

Untuk tansportasi udara, di Provinsi Lampung hanya terdapat satu bandara yang terhubung langsung dengan provinsi lainnya. Bandara tersebut dikenal dengan nama Bandara Raden Inten II, dan berlokasi di kota Bandar Lampung. Lalu kemudian ada bandara-bandara lainnya yang berfungsi sebagai bandara penunjang, seperti bandara Pekon Serai, bandara Gatot Subroto(Way Kanan), bandara Blimbing dan juga bandara Mesuji, yang hingga saat ini masih dalam tahap pembangunan dan beberapa diantaranya masih dalam tahap perencanaan.

Lalu untuk transportasi air/laut, Provinsi Lampung memiliki salah satu pelabuhan laut yang terpadat di Indonesia yang kita kenal dengan nama Pelabuhan Bakauheni. Pelabuhan inilah yang menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Setiap harinya pelabuhan ini melayani puluhan kapal penumpang(kapal ferry), ratusan kendaraan, dan ribuan penumpang atau orang. Pelabuhan ini

(4)

4 menjadi salah satu jalur transportasi yang sangat penting, karena tanpa adanya layanan penyeberangan kapal laut/kapal ferry di pelabuhan tersebut, maka masyarakat yang ingin melakukan perjalanan melalui jalan darat, baik ke Sumatera maupun ke Jawa, akan terhenti. Selain orang atau penumpang, banyak pula kendaraan pengangkut barang yang menggunakan layanan penyeberangan di pelabuhan ini.

Moda transportasi yang ketiga adalah Transportasi Darat. Secara umum transportasi darat juga dibagi menjadi dua, yaitu angkutan kereta api dan juga angkutan kendaraan bermotor. Di provinsi Lampung, moda transportasi angkutan kendaraan bermotor adalah angkutan yang paling sering digunakan oleh masyarakat atau penumpang untuk melakukan perjalanan. Transportasi angkutan kendaraan bermotor ini juga memiliki atau dibagi kedalam 7(tujuh) jenis angkutan, sesuai dengan wilayah cakupan dan jenis layanan yang diberikan. Ada 3(tiga) yang ditujukan untuk angkutan penumpang antar kota didalam satu provinsi. Lalu kemudian ada 4(empat) jenis angkutan yang khusus ditujukan untuk penumpang yang ingin melakukan perjalanan antar provinsi, dimana dua diantaranya(AKAP dan AJAP), memiliki izin trayek/jalur tertentu.

Khusus untuk angkutan Antar Jemput Antar Provinsi(AJAP), hingga tahun 2010 tercatat dioperasikan oleh 12 perusahaan, dengan total jumlah armada yang beroperasi sebanyak 75 armada, dengan kapasitas angkut maksimal sebanyak 658 orang penumpang per hari.

Salah satu dari 12 perusahaan angkutan Antar Jemput Antar Provinsi(AJAP) yang beroperasi di Lampung, adalah CV. BP Muara Nauli.

(5)

5 Perusahaan ini telah beroperasi sejak tahun 1997, dan hingga sekarang telah menjadi salah satu penyedia jasa angkutan penumpang AJAP terbaik di Provinsi Lampung.

CV. BP Muara Nauli hingga tahun 2012 tercatat memiliki 22 unit armada kendaraan AJAP, dengan total jumlah kapasitas angkut per harinya adalah 198 orang. Dengan jumlah armada tersebut, CV. BP Muara Nauli melayani atau memiliki 3(tiga) izin trayek, yang meliputi beberapa kota dan provinsi, diantaranya kota Metro(Lampung), Bandar Lampung, Tangerang, DKI Jakarta, Bekasi, hingga Bandung.

Apabila melihat dari jumlah armada yang dimiliki, CV. BP Muara Nauli adalah salah satu angkutan AJAP yang memiliki armada terbesar(22 unit) di Provinsi Lampung. Dimana pada posisi kedua ditempati oleh CV. Purnagama(izin Angkutan Sewa dan AJDP) dengan 19 unit armada dan CV.Gaya Baru Sejatera dengan 15 unit armada di posisi ketiga. Hingga tahun 2012, ada 14 perusahaan AJAP yang beroperasi di wilayah provinsi Lampung.

Pada tahun 2003 hingga tahun 2006, dengan 15 unit armada, tercatat CV. BP Muara Nauli bisa mengangkut rata-rata 23.000 orang per tahun. Lalu kemudian pada pertengahan tahun 2007 hingga pertengahan tahun 2008, dengan jumlah armada yang sama, CV. BP Muara Nauli tercatat telah mengangkut 28.843 orang penumpang. Namun kemudian jumlah penumpang tersebut turun drastis hingga ke angka 19.440 orang pada pertengahan tahun 2009. Hal ini diperkirakan terjadi karena adanya krisis moneter, yang menyebabkan penumpang CV. BP

(6)

6 Muara Nauli yang berprofesi sebagai agen penjual produk atau yang lebih kita kenal dengan kata salesmen(hampir 30%), tidak bisa menjual produknya ke Provinsi Lampung.

Pada tahun 2010 dan 2011, penumpang CV. BP Muara Nauli kembali mengalami penuruan. Dimana pada masing-masing tahun tersebut, tercatat tidak lebih dari 17.000 penumpang yang berhasil diangkut.

Oleh karena itu, peneliti akan melakukan analisis terhadap keadaan yang terjadi pada perusahaan CV. BP Muara Nauli. Lalu kemudian akan dilakukan analisis strategi apa yang bisa digunakan oleh CV. BP Muara Nauli.

I. 2. Pertanyaan dan Tujuan Penelitian

I.2. 1. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka pertanyaan atas penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah keunggulan jumlah armada yang dimiliki oleh CV. BP Muara Nauli saat ini adalah merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan usaha di industri transportasi?

2. Strategi apa yang bisa digunakan oleh CV. BP Muara Nauli agar bisa meningkatkan kembali posisinya dalam persaingan usaha?

I.2. 2. Tujuan Penelitian

(7)

7 1. Melakukan analisis terhadap keunggulan jumlah armada yang dimiliki oleh CV. BP Muara Nauli, sebagai kunci utama dalam memenangkan persaingan usaha di industri transportasi.

2. Melakukan analisis terhadap strategi yang dapat digunakan oleh CV. BP Muara Nauli, agar bisa meningkatkan kembali posisinya dalam persaingan usaha.

I. 3. Batasan Penelitian

Kegiatan penelitian hanya dilakukan di kantor pusat CV. BP Muara Nauli saja. Faktor-faktor yang diteliti adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan strategi perusahaan, keunggulan armada dan keunggulan sumber daya lainnya.

I. 4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian disusunnya tesis ini antara lain :

1. Untuk perusahaan, sebagai masukan kepada manajemen CV. BP Muara Nauli dalam meningkatkan kinerja perusahaan dan dalam penerapam strategi di masa datang.

2. Untuk akademisi, penelitian ini dapat memberikan informasi atau menjadi bahan perbadingan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang lebih luas ataupun penelitian yang lebih mendalam.

(8)

8 I. 5. Metode Penelitian

I. 5. 1. Jenis dan Sumber data

Berdasarkan pokok permasalahan yang ada, maka data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Data primer, yang diperoleh dari studi lapangan dan wawancara di Kantor Pusat CV. BP Muara Nauli

2. Data sekunder, yang dapat membantu menjelaskan permasalahan yang terkait dengan penulisan ini.

I. 5. 2. Kerangka Analisis CV. BP MUARA NAULI Analisis Industri : - Porter Five Forces Analisis Eksternal: - Key Success Factor Analisis SWOT Analisis Intern : - Resource Base View (RBV) ANALISIS STRATEGI CV. BP MUARA NAULI Alternatif Strategi CV. BP MUARA NAULI

(9)

9 I. 5. 3. Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisis data, antara lain :

1. Porter Five Competitive Forces

Porter five competitive forces analysis atau dalam bahasa Indonesia bisa kita sebut sebagai analisis lima kekuatan Porter. Five competitive forces analysis adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan analisis terhadap suatu industri dan pengembangan strategi bisnis yang dapat diambil oleh perusahaan terkait. Teori ini sesuai dengan namanya, dikembangkan oleh Michael Porter dari Sekolah Bisnis Universitas Harvard pada tahun 1979.

Menurut Porter, ada lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri, yaitu:

1. Threat of new entrants 2. Bargaining power of supplier

3. Bargaining power of buyers

4. Threat of substitute product or service 5. Rivalry among existing firms

2. Analisis Key Success Factor

Dalam analisis Key Success Factor, akan diteliti mengenai faktor-faktor apa saja yang bisa menjadi kunci sukses, bagi suatu

(10)

10 perusahaan dalam usaha memenangkan persaingan di dalam suatu industri. Lalu kemudian terhadap faktor-faktor dan juga terhadap perusahaan yang akan bersaing tersebut akan dilakukan penilaian/scoring.

3. Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threats (SWOT). Analisis Strength, Weakness, Opportunity & Threats yang disingkat menjadi SWOT, pertama kali dibuat oleh Albert Humprey pada tahun 1960an di Universitas Stanford. Analisis ini digunakan untuk menganalisa situasi yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Dapat digunakan pada level korporat atau unit bisnis. Analisis SWOT mengklasifikasikan kondisi internal perusahaan sebagai kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Sedangkan faktor external sebagai peluang (opportunities) dan ancaman (threats).

Melalui pemahaman keempat aspek ini, perusahaan dapat meningkatkan kekuatan, memperbaiki kelemahan, memanfaatkan peluang serta mempersiapkan diri menghadapi ancaman yang mungkin terjadi.

4. Analisis Resource Based View (RBV).

Teori ini lebih menekankan pada sumber daya yang dimiliki oleh suatu organisasi dan juga kapabilitas internal organisasi tersebut, dalam mencari strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dalam sebuah pasar atau sebuah industri.

(11)

11 Teori ini sangat berbeda dengan banyak teori yang dikemukakan oleh Porter, dimana menurut Porter, struktur sebuah industri dan juga bagaimana cara perusahaan tersebut memposisikan keberadaan mereka dalam struktur industri tersebut, yang akan mempengaruhi profitabilitas sebuah perusahaan. Atau dengan kata lain, teori Porter lebih mengacu pada struktur industri dan industri itu sendiri, bukan berfokus kepada internal perusahaan. Sedangkan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, teori Resource Based View, menilai bahwa kekuatan internal perusahaan adalah merupakan kunci utama dalam berkompetisi di sebuah industri.

(12)

12 I. 6. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dalam beberapa tahap penulisan, sebagai berikut :

BAB I - PENDAHULUAN

Bab I membahas mengenai latar belakang penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, metode serta manfaat penelitian.

BAB II – TINJAUAN PUSTAKA

Bab II membahas mengenai teori dan konsep transportasi, teori Porter Five Forces, SWOT, KSF dan RBV. Selain itu, akan dibahas pula mengenai metode penelitian dan metode analisis data.

BAB III – PROFIL OBJEK PENELITIAN

Bab III ini membahas tentang sejarah perusahaan, pencapaian hingga faktor-faktor yang terkait dengan keunggulan dari perusahaan objek penelitian akan dibahas lebih terperinci.

BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV akan berisi tentang hasil analisis dan evaluasi penelitian secara terperinci, beserta seluruh data-data yang mendukung penelitian.

BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V akan berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, serta saran atau rekomendasi terhadap hasil penelitian.

Gambar

Gambar 1.1. Peta Provinsi Lampung(Jalur Lintas Darat)

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran model Jigsaw ini, seorang guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran, karena materi yang diajarkan kepada siswa sangat berhubungan

Oleh karenanya penulis sengaja mengambil topik pembuatan perangkat lunak untuk melakukan perhitungan sizing relief valve ini selain untuk memperkenalkan pengetahuan

Mawardi Effendi,

Uji autokorelasi digunakan mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan

Sampel bakso diambil sebanyak 1 gram, dihaluskan dan dilarutkan dalam 9 ml akuades steril sebagai larutan pengencer yang akan dihomogenkan menggunakan vortex

Surat penugasan (clinical appoinment) adalah surat yang diterbitkan oleh kepala puskesmas kepada seorang dokter atau dokter gigi untuk melakukan tindakan

bahwa Kang Yoto itu sebenarnya memaksa birokrasi untuk patuh dengan skenarionya dengan cara „melemparkan‟ birokrasi kepada rakyat Bojonegoro. Pemaksaan tersebut

Bank Kustodian akan menerbitkan dan menyampaikan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah investasi dalam Unit Penyertaan REKSA DANA BNP