• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I/2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan negatif sebesar minus 0,03 persen dibandingkan nilai triwulan IV/2012 (q to q). Dari sisi lapangan usaha, kondisi tersebut antara lain disebabkan oleh penurunan yang terjadi di sektor konstruksi (minus 1,7 persen), sektor perdagangan-hotel-restoran (minus 1,3 persen), dan sektor industri pengolahan (minus 0,7 persen). Dari sisi pengeluaran, kondisi tersebut disebabkan oleh penurunan konsumsi pemerintah (minus 32,5 persen) dan pembentukan modal tetap bruto/PMTB (minus 7,1 persen).

Sementara PDRB triwulan I/2013 dibandingkan dengan PDRB triwulan I/2012 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,49 persen. Dari sisi lapangan usaha semua sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor pertambangan-penggalian. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan–komunikasi sebesar 11,4 persen, kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 7,5 persen, dan sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 7,2 persen. Dari sisi komponen pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yaitu 5,9 persen, diikuti konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masing-masing tumbuh 5,7 persen.

Besaran PDRB DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada triwulan I/2013 mencapai Rp 293,81 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 115,91 triliun. Dari sisi lapangan usaha, peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan-real estate-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap struktur perekonomian DKI Jakarta sekitar 64,1 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pada triwulan I/2013 sebagian besar PDRB Provinsi DKI Jakarta digunakan untuk memenuhi konsumsi rumahtangga, yakni sebesar 58,7 persen, ekspor sebesar 56,9 persen, dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 36,7 persen.

No.23/05/31/Th. XV, 6 Mei 2013

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

DKI J

AKARTA

(2)

I. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I Tahun 2013

Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I/2013 bila dibandingkan dengan triwulan IV/2012 (q to q) menunjukkan penurunan produksi, sebesar minus 0,03 persen. Secara siklus kegiatan ekonomi, pertumbuhan pada triwulan pertama memang menunjukkan penurunan produksi bila dibandingkan dengan triwulan 4 mengingat pada triwulan I kapasitas produksi belum berjalan secara optimal setelah pergantian akhir tahun.

Pertumbuhan negatif ini terjadi karena adanya penurunan kinerja pada sektor-sektor andalan seperti sektor konstruksi sebesar minus 1,7 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar minus 1,3 persen, dan sektor industri pengolahan yang mengalami penurunan produksi sebesar minus 0,7 persen. Seiring dengan belum optimalnya kinerja sektor ekonomi, pergerakan nilai tambah sektor listrik-gas-air bersih juga menunjukkan penurunan sebesar minus 0,6 persen. Namun demikian, di lain sisi sektor pengangkutan-komunikasi masih mampu tumbuh 1,3 persen, demikian pula dengan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan yang tumbuh 1 persen dan sektor jasa-jasa yang tumbuh 0,8 persen.

Tabel 1.

Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha (Persentase)

Lapangan Usaha Triw IV/2012 terhadap TriwIII/2012 Triw I/2013 terhadap Triw IV/2012 Triw I/2013 terhadap triw I/2012 Sumber Pertumbuhan y on y (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian 0,4 (0,2) 1,5 0,0

Pertambangan dan Penggalian (0,2) (0,1) (0,4) (0,0)

Industri Pengolahan 0,1 (0,7) 1,9 0,3

Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,1 (0,6) 3,8 0,0

Konstruksi 1,9 (1,7) 6,5 0,7

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2,5 (1,3) 7,2 1,6

Pengangkutan dan Komunikasi 4,3 1,3 11,4 1,5

Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 1,2 1,0 5,7 1,6

Jasa-jasa 2,4 0,8 7,5 0,9

PDRB 1,96 (0,03) 6,49 6,49

PDRB Tanpa Migas 1,97 (0,03) 6,51

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

PDRB triwulanan bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mencerminkan perubahan tanpa dipengaruhi oleh faktor musim. PDRB DKI Jakarta triwulan I/2013 jika dibandingkan dengan triwulan I/2012 (y on y) secara total tumbuh 6,49 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan–komunikasi sebesar 11,4 persen, kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 7,5 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 7,2 persen, dan sektor konstruksi

(3)

sebesar 6,5 persen. Sektor keuangan-real estate-jasa perusahaan sebagai sektor dominan tumbuh sebesar 5,7 persen. Sektor listrik–gas-air bersih dan sektor industri pengolahan masing-masing tumbuh sebesar 3,8 persen dan 1,9 persen.

-3,0 0,0 3,0 6,0 9,0 12,0

Grafik 1. Laju pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha

Triw IV/2012 thd TriwIII/2012 Triw I/2013 thd Triw IV/2012 Triw I/2013 thd triw I/2012

Kajian lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta selama periode tertentu. Sektor-sektor ekonomi dengan nilai nominal besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi meskipun pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil. Begitu pula sebaliknya.

Pada triwulan I/2013, sumber pertumbuhan terbesar diberikan oleh sektor keuangan-real estate-jasa perusahaan dan sektor perdagangan-hotel-restoran, kemudian diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor jasa-jasa, sektor konstruksi, dan sektor industri pengolahan masing-masing menyumbang pertumbuhan dibawah satu persen. Sedangkan sektor listrik-gas-air bersih, sektor pertambangan-penggalian dan sektor pertanian peranannya sangat kecil dalam mendorong pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan I.

II. Nilai PDRB menurut Lapangan Usaha Triwulan IV/2012 dan Triwulan I/2013

PDRB DKI Jakarta mencerminkan kemampuan produksi dari sektor-sektor ekonomi yang ada di Jakarta tanpa memperhitungkan dari mana asal faktor produksi yang digunakan dalam proses produksinya. Nilai tambah yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi kemudian diperhitungkan menurut harga tahun dasar untuk dapat melihat pertumbuhan produksi secara riil. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan pengaruh harga pada besaran yang tercipta.

PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta pada triwulan I/2013 adalah sebesar Rp 293,81 triliun, sedangkan pada triwulan IV/2012 sebesar Rp 292,1 triliun, atau terjadi peningkatan

(4)

Rp 1,7 triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, PDRB triwulan I/2013 mencapai Rp 115,91 triliun dan triwulan IV/2012 adalah Rp 115,94 triliun.

Selama triwulan I/2013, berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto produk barang dan jasa terbesar adalah sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan sebesar Rp. 82,45 triliun, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar Rp. 60,61 triliun, dan sektor industri pengolahan sebesar Rp 45,19 triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, ketiganya menghasilkan nilai tambah masing-masing sebesar Rp 31,86 triliun untuk sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, Rp 25,40 triliun untuk sektor perdagangan-hotel-restoran, dan Rp 15,91 triliun untuk sektor industri pengolahan.

Tabel 2.

PDRB Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Miliar Rupiah)

LAPANGAN USAHA

Berlaku Konstan 2000

Triw IV/2012 Triw I/2013 Triw IV/2012 Triw I/2013

(1) (2) (3) (4) (5)

Pertanian 249,4 253,5 77,8 77,7

Pertambangan dan Penggalian 1.328,0 1.344,4 245,1 244,9 Industri Pengolahan 44.952,0 45.192,2 16.017,2 15.909,1 Listrik Gas dan Air Bersih 2.626,9 2.675,0 713,4 709,3

Konstruksi 33.677,6 33.055,6 12.202,5 11.997,5

Perdagangan, Hotel dan Restoran 60.225,6 60.612,5 25.751,8 25.405,3 Pengangkutan dan Komunikasi 30.362,8 30.598,7 15.677,8 15.884,3 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 81.095,1 82.452,1 31.541,2 31.865,9

Jasa-jasa 37.546,4 37.628,1 13.710,8 13.814,4

PDRB 292.063,8 293.812,2 115.937,7 115.908,4

PDRB Tanpa Migas 290.735,8 292.467,8 115.692,5 115.663,5

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

III. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 dan

Triwulan I Tahun 2012 - 2013

Selama tahun 2011 dan 2012 perekonomian DKI Jakarta masih didominasi oleh sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor industri pengolahan. Pada tahun 2011 ketiganya memberi kontribusi sebesar 64,09 persen dan pada tahun 2012 kontribusi ketiganya sedikit menurun menjadi 63,97 persen. Pada triwulan I/2013 nilainya relatif stabil pada kisaran 64 persen. Secara umum, peranan ketiganya berkisar antara 28 persen untuk sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, 21 persen untuk sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sekitar 15 persen untuk sektor industri pengolahan. Tinjauan terhadap sektor menunjukkan hampir semua sektor stabil, kecuali sektor

(5)

keuangan-real estate-jasa perusahaan yang mengalami peningkatan kontribusi dan sektor konstruksi yang mengalami penurunan terhadap perekonomian DKI Jakarta.

Seperti halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I/2013 juga masih didominasi oleh sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor industri pengolahan dengan kontribusi masing-masing sebesar 28,06 persen, sebesar 20,63 persen dan sebesar 15,38 persen. Bila dibandingkan triwulan I/2012, pada triwulan I/2013 peningkatan kontribusi terbesar dicapai oleh sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan, yaitu dari 27,77 persen pada triwulan I/2012 menjadi 28,06 persen pada triwulan I/2013. Sektor konstruksi mengalami penurunan kontribusi terbesar, yakni dari 11,53 persen pada triwulan I/2012 menjadi 11,25 pada triwulan I/2013.

Tabel 3.

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 dan Triwulan I Tahun 2012-2013

(Persentase)

Lapangan Usaha 2011 2012 Triwulan I

2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5)

Pertanian 0,09 0,09 0,09 0,09

Pertambangan dan Penggalian 0,50 0,47 0,45 0,46

Industri Pengolahan 15,64 15,62 15,39 15,38

Listrik, Gas dan Air Bersih 0,98 0,93 0,90 0,91

Konstruksi 11,40 11,44 11,53 11,25

Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,81 20,66 20,62 20,63

Pengangkutan dan Komunikasi 10,29 10,35 10,40 10,41

Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 27,65 27,69 27,77 28,06

Jasa-jasa 12,64 12,76 12,86 12,81

PDRB DKI Jakarta 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

IV. PDRB menurut Pengeluaran Triwulan I Tahun 2013

Dari sisi pengeluaran, PDRB DKI Jakarta dipengaruhi oleh berbagai komponen permintaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumahtangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, dan ekspor-impor. Tinjauan struktur PDRB menurut komponen pengeluaran menunjukkan alokasi penggunaan PDRB yang tercipta di suatu daerah pada satu kurun waktu tertentu.

Selama triwulan I/2013 komponen konsumsi rumahtangga masih mendominasi pengeluaran dengan memberikan kontribusi sebesar 58,7 persen (Rp 172,3 triliun), kemudian diikuti komponen ekspor 56,9 persen (Rp. 167,2 triliun). Selanjutnya, kontribusi yang berasal dari komponen PMTB mencapai 36,7 persen, atau menyerap sekitar Rp 107,8 triliun dari total PDRB, dan berasal dari komponen konsumsi

(6)

pemerintah sebesar 7,9 persen, atau sebesar Rp 23,1 triliun. Sementara komponen impor sebagai penyeimbang suplai memiliki kontribusi sebesar 60,1 persen atau sebesar Rp 176,6 triliun.

Tabel 4.

PDRB Menurut Komponen Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku

Komponen Pengeluaran

Nilai (Miliar Rp) Struktur (Persen) Triw IV/2012 Triw I/2013 Triw IV/2012 Triw I/2013

(1) (2) (3) (4) (5) Konsumsi Rumahtangga 164.127,9 172.333,0 56,2 58,7 Konsumsi Pemerintah 32.114,9 23.084,6 11,0 7,9 PMTB 114.929,3 107.823,8 39,4 36,7 Ekspor 162.651,0 167.169,3 55,7 56,9 Minus Impor 181.759,4 176.598,6 62,2 60,1 PDRB 292.063,8 293.812,2 100,0 100,0

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

Tinjauan terhadap laju pertumbuhan triwulan I/2013 terhadap triwulan IV/2010 (q to q) menunjukkan pertumbuhan negatif sebesar minus 0,03 persen. Bila dilihat secara komponen, pengeluaran konsumsi pemerintah, PMTB, dan Impor adalah komponen dengan pertumbuhan negatif, yaitu masing-masing sebesar, minus 32,5 persen, minus 7,1 persen dan minus 5,8 persen. Sementara itu, komponen yang tumbuh positif adalah konsumsi rumahtangga dan ekspor yaitu sebesar 0,6 persen dan 0,4 persen. Kinerja ekonomi di triwulan pertama yang masih rendah atau kapasitas produksi yang belum optimal menjadi penyebab melemahnya PMTB dan impor. Demikian pula dengan konsumsi pemerintah yang tumbuh negatif karena masih rendahnya realisasi belanja APBN dan APBD.

0 10 20 30 40 50 60 70

Triw IV/2012 Triw I/2013

Grafik 2. Distribusi PDRB DKI Jakarta Triw IV/2012 dan Triw I/2013 Menurut Komponen Pengeluaran

Konsumsi Rumahtangga Konsumsi Pemerintah PMTB Ekspor Minus Impor

Tinjauan terhadap pertumbuhan triwulan I/2013 dibandingkan dengan triwulan I/2012 (y on y) menurut komponen pengeluaran menunjukkan bahwa Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 5,9 persen. Terbesar kedua adalah konsumsi rumahtangga dan

(7)

ekspor yang masing-masing tumbuh 5,7 persen, kemudian diikuti oleh impor yang tumbuh sebesar 4,3 persen. Sedangkan konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan terendah yakni sebesar 0,4 persen. Hal ini disebabkan belanja pemerintah di triwulan I/2013 tidak setinggi yang dicapai pada triwulan I/2012.

Tabel 5.

PDRB menurut Komponen Pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan 2000

Komponen Pengeluaran

Nilai (Milliar Rp) Pertumbuhan (%) Triw IV/2012 Triw I/2013 Triw I/2013 terhadap

Triw IV/2012 Triw I/2013 terhadap Triw I/2012 (1) (2) (3) (4) (5) Konsumsi Rumahtangga 60.609,6 60.994,8 0,6 5,7 Konsumsi Pemerintah 6.394,4 4.317,9 (32,5) 0,4 PMTB 44.338,3 41.176,2 (7,1) 5,9 Ekspor 81.551,0 81.902,1 0,4 5,7 Minus Impor 76.955,7 72.482,6 (5,8) 4,3 PDRB 115.937,7 115.908,4 (0,03) 6,49

(8)

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Dwi Paramita Dewi, ME

Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik

Telepon

: 021-42877301

Fax

: 021-42877350

e-mail

:

bps3100@bps.go.id

Gambar

Grafik 1. Laju pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
Grafik 2. Distribusi PDRB DKI Jakarta Triw IV/2012 dan Triw I/2013  Menurut Komponen Pengeluaran

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi berjudul : “ Pengaruh Perlakuan Pupuk Bokashi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) Pada Berbagai Kondisi Lengas Tanah ” telah diuji dan disahkan

Obat off-label yang ditemukan adalah Misoprostol yang tergolong ke dalam kategori off-label indikasi (Missed Abortion, Abortus Incomplete, Blighted Ovum, dan Induksi persalinan

Dari hasil studi empiris, dengan menggunakan dua model yang dilandasi hipotesa market power, yaitu Structure Conduct Performance dan Relative Market Power, dapat

Apakah ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica L) memiliki aktivitas antihiperpigmentasi secara in vivo pada kulit marmut Belanda (Cavia Porcellus) yang dipapar

Oleh karena itu, pada tugas akhir ini, akan dikonstruksi kode swa-dual Hermitian yang baru atas GF (9) dengan panjang 12, sehingga diperoleh 9 kode swa-dual near MDS Hermitian yang

Mohd Yusoff Sahab Penolong Pengarah, BTPN P.Pinang

Ketiga, makna konjungsi yang terkandung dalam berita utama surat kabar Kompas ada 18 makna, yaitu makna penjumlahan, perturutan, pemilihan, perlawanan, lebih, waktu,

Pada tulisan ini disajikan hasil perancangan awal pressure regulator sederhana yang berfungsi untuk menurunkan tekanan dan mengatur aliran gas dari tangki gas LPG