• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN REGULASI EMOSI MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL DAN DAERAH ASAL - UNWIDHA Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBEDAAN REGULASI EMOSI MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL DAN DAERAH ASAL - UNWIDHA Repository"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN REGULASI EMOSI MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL DAN DAERAH ASAL

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Jurusan Psikologi

Diajukan Oleh: ENI FEBRIANI NIM : 1361100596

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS WIDYA DHARMA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Melakukan yang terbaik, karena dengan itu kita akan berada pada titik yang maksimal. Baik atau buruk hasilnya, biarlah menjadi tugas sejarah untuk mencatatnya..

Jika bintang selalu punya cerita tentang indahnya terang, maka langit gelaplah yang menampakkannya..

Jika pelangi melukis warna-warni dunia, maka mendunglah yang mengawali hadirnya..

Jika sukses selalu beraroma kesenangan, maka kebanyakan Ia datang dari perjuangan dan proses yang panjang..

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan..

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua Orangtua dan segenap keluarga Juara 1 Sedunia.

2. Seseorang yang mampu menerima dirinya sendiri dan menghargai orang lain.

3. Seseorang yang masih ada sedikit nurani dan kejujuran di dalam hatinya.

4. Rekan terkasih yang tersenyum bahagia. 5. Dia, yang namanya belum mampu tereja

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Alloh SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun skripsi

dengan judul “PERBEDAAN REGULASI EMOSI MAHASISWA

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL DAN DAERAH ASAL”.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik dukungan, doa, dan cinta baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini, terutama kepada berikut ini.

1. Alloh SWT atas segala kelimpahan rahmat, nikmat, kemudahan, dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepadaku.

2. Bapak dan Ibu tercinta serta segenap keluarga yang telah memberikan kasih sayang, materi, doa, dan dukungan baik moriil maupun materi dan fasilitas yang saya perlukan.

3. Keluarga kecil, double E dan si kecil Rengganis, semoga selalu berbahagia dan penuh kasih.

4. Bapak Prof. H. Triyono, M.Pd., selaku Rektor Universitas Widya Dharma Klaten.

(8)

viii

6. Bapak Winarno Heru Murjito, M.Psi., selaku Ketua Jurusan Fakultas Psikologi Universitas Widya Dharma Klaten.

7. Ibu Yulinda Erma Suryani, M.Si. selaku Pembimbing I yang sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.

8. Ibu Ummu Hany Almasitoh, M.A. selaku Pembimbing II yang sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.

9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Widya Dharma Klaten, terima kasih atas materi-materi perkuliahan dan pengalaman yang telah diberikan kepada penulis selama studi.

10. Terimakasih kepada mahasiswa yang telah bersedia menyempatkan diri untuk menjadi responden sehingga skripsi ini dapat selesai tepat dengan waktunya. 11. Rekan terkasih, dan rekan seperjuangan yang telah menemani penulis dalam

suka maupun duka serta memberikan motivasi dan pengalaman yang tidak terlupakan. Diantaranya, Tatak Suryawan (Bakpao Kismis), Eka (Kacrutz), Ria (mbk Ria), Venia (Veno), Mangesti (Eneng), Yesy (cici), mbk Juni, Nico, Ikhwal, Singgih, Yoga, dan Mas Eko, saya mencintai kalian. Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya serta mendapat ridho dari Allah SWT.

(9)

13. Semua pihak-pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini, yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, seluruh kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk penyusunan penelitian selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini nantinya dapat bermanfaat dan menjadi sumbangsih penulis terhadap ilmu pengetahuan.

“Jadilah ‘hidup’ yang membuat ‘hidup’ untuk sesama..”

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Klaten, 18 Mei 2017

(10)

x

(11)

2. Aspek-aspek Regulasi Emosi... 14

3. Strategi Regulasi Emosi... 16

4. Ciri-ciri Regulasi Emosi yang Baik... 21

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Regulasi Emosi... 22

6. Proses Kognisi Regulasi Emosi... 23

7. Perkembangan Regulasi Emosi... 24

8. Posisi Regulasi Emosi dalam Konsep Goleman... 25

9. Posisi Regulasi Emosi dalam Konsep Teori Schachter... 25

10. Posisi Regulasi Emosi dalam Pendekatan Instrumental... 26

11. Posisi Regulasi Emosi dalam Konsep Suryomentaram... 27

B. Perkembangan Remaja... 30

1. Remaja... 30

2. Batasan Usia Remaja... 31

3. Mahasiswa... 31

C. Tempat Tinggal... 32

1. Tempat Tinggal dengan Orangtua... 32

2. Kostel... 33

D. Daerah Asal... 36

1. Domisili... 36

E. Kerangka Teoritis... 36

F. Hipotesis Penelitian... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 39

A. Desain Penelitian... 39

(12)

xii

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 40

1. Regulasi Emosi... 40

2. Tempat Tinggal... 40

3. Daerah Asal... 41

D. Populasi dan Sampel Penelitian... 41

1. Populasi... 41

2. Sampel... 42

E. Teknik Pengumpulan Data... 43

1. Mendefinisikan Konstrak... 43

2. Menyidik Faktor... 44

3. Menyusun Butir-butir Pertanyaan... 44

F. Teknik Analisis Data... 46

1. Uji Validitas... 46

2. Uji Reabilitas... 48

3. Uji Asumsi... 49

4. Uji Independen t-Test... 51

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 52

A. Orientasi Kancah Penelitian... 52

B. Deskripsi Data dan Kategorisasi Sampel... 55

C. Uji Kualitas dan Instrumen Penelitian... 56

1. Uji Validitas... 56

2. Uji Reabilitas... 56

D. Pengujian Hipotesis... 58

(13)

2. Uji Independent t-Test... 60

E. Pembahasan... 61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 67

A. Simpulan... 67

B. Keterbatasan Penelitian... 67

C. Saran... 68 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Skala Regulasi Emosi... 45

Tabel 4.1 Tabel Statistik Deskriptif... 55

Tabel 4.2 Kategori Sampel... 55

Tabel 4.3 Kriteria Validitas Ahli... 57

Tabel 4.4 Rekapitulasi Validitas Ahli... 58

Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov... 59

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas... 60

(15)

DAFTAR GAMBAR

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skala Regulasi Emosi Try Out Lampiran 2 : Skala Regulasi Emosi Post Test Lampiran 3 : Wawancara Sementara

Lampiran 4 : Daftar Skor Regulasi Emosi Lampiran 5 : Uji Panelis

(17)

ABSTRACT

ENI FEBRIANI. 1361100596. Program Studi Psikologi. Fakultas Psikologi. Universitas Widya Dharma. Klaten. 2017. Perbedaan Regulasi Emosi Mahasiswa Ditinjau dari Tempat Tinggal dan Daerah Asal.

The purpose of this research is to analyze whether there are differences in emotion regulation of students in terms of residences and place of origin. The population of this research includes all active students of Widya Dharma University. Sampling using purposive sampling technique with closed questionnaire method includes 120 active students of all majors in Widya Dharma University. Hypothesis testing using Independent Sample t-Test. Based on the results of data analysis it could be concluded that there are differences of emotion regulation of student consisting of living with parents and living in kostel; and there is no difference of emotion regulation of student which come from Java and outside Java.

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia pasti melalui tahap-tahap kehidupan yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Salah satunya adalah tahap remaja yang memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan selanjutnya. Istilah remaja atau

adolescence berasal dari kata latin (kata bendanya, adolescentia yang berarti

remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Secara

tradisional masa remaja merupakan suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar (Hurlock, 1993).

(19)

2

Sebuah studi menemukan bahwa stressor pada mahasiswa dapat diklasifikasikan kedalam 3 domain, yaitu berhubungan dengan akademik, psikososial, dan kesehatan (Gomathi, et al., 2013). Survey yang dilakukan oleh Buckinghamshire Health Authority pada tahun 2002 (dalam Behere, et al., 2011) menemukan bahwa terdapat berbagai macam kelompok stressor

bagi mahasiswa, yaitu academic stressor, placement stressor, organizational stressor, dan personal stressor. Stress dapat menghasilkan berbagai respon, yakni respon fisiologis, kognitif, emosional, dan perilaku. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu respon stress yang dapat dirasakan adalah respon emosional. Adanya berbagai macam tuntutan tersebut dapat membuat mahasiswa merasa lelah, sedih, kesal, gelisah, dan marah. Keadaan emosional mahasiswa yang belum siap mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari akan berakibat pada penyelesaian tugasnya. Respon emosional dari stress

(20)

3

Menurut Goleman (dalam Ali & Asrori,2002), emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Lebih lanjut, Goleman (1995) mengatakan bahwa emosi dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Chaplin (2011) mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Masa ini biasanya dirasakan sebagai masa sulit, baik bagi individu sendiri maupun bagi keluarga, atau lingkungannya. Mahasiswa biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna (Ali & Asrori, 2011).

Untuk menjalani kehidupan sehari-harinya, manusia tidak hanya memiliki emosi, namun juga harus dapat mengendalikan emosinya sendiri, agar tetap dapat berinteraksi baik dengan lingkungan sekitar. Salamah (2008) bahwa remaja yang dapat mengendalikan emosinya dapat mendatangkan kebahagiaan bagi mereka, hal ini dinyatakan oleh Garrison bahwa kebahagiaan seseorang dalam hidup ini bukan karena tidak adanya bentuk-bentuk emosi dalam dirinya, melainkan kebiasaannya memahami dan menguasai emosi. Proses pengendalian emosi ini juga disebut sebagai proses regulasi emosi.

(21)

4

pada satu atau lebih proses yang membangkitkan emosi. Emosi adalah proses yang melibatkan banyak komponen yang bekerja terus menerus sepanjang

waktu, regulasi emosi melibatkan perubahan dalam “dinamika emosi atau

waktu munculnya” (Thompson, 1990), besaran, durasi dan mengimbangi

respon perilaku, pengalaman atau fisiologis. Regulasi emosi dapat mengurangi, memperkuat atau memelihara emosi tergantung pada tujuan individu.

Regulasi emosi yang dimaksud lebih kepada kemampuan individu dalam mengatur dan mengekspresikan emosi dan perasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Regulasi emosi ini lebih pada pencapaian keseimbangan emosional yang dilakukan oleh seseorang baik melalui sikap atau perilakunya. Gross (2007) menjelaskan aspek-aspek regulasi emosi sebagai berikut ini. Pertama, dapat mengatur emosi dengan baik yaitu emosi positif maupun emosi negatif. Kedua, dapat mengendalikan emosi sadar, mudah dan otomatis. Ketiga, dapat menguasai situasi stress yang menekan akibat dari masalah yang dihadapinya.

(22)

5

Gambar 1.1

Model Proses Emotion Regulation

Regulasi emosi seseorang akan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Tingkat regulasi emosi seseorang akan dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah lingkungan tempat tinggal. Goleman (2009) menjelaskan bagaimana regulasi emosi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan. Pembelajaran emosi dimulai sejak awal kehidupan yang berlanjut sepanjang masa-masa kehidupan manusia yang semuanya berawal dari lingkungan keluarga.

(23)

6

lingkungan yang teratur dan pengawasan orangtua masih mempunyai pengaruh dalam kehidupan sehari-harinya, akan berbeda dengan seseorang yang tinggal di kost, yang mana orang tersebut harus hidup mandiri dalam mengurus dirinya. Lingkungan kost sedikit banyak akan mempengaruhi regulasi emosi seseorang. Tempat kost dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi mahasiswa tergantung dari lingkungan dan sikap yang diambil oleh orang tersebut. Misalnya tempat kost yang berada disekitar tempat hiburan akan berbeda kehidupannya dengan kost yang berada di lingkungan tempat ibadah. Akan menjadi masalah apabila seorang mahasiswa akan terpengaruh hal-hal negatif dari lingkungan kost ataupun tempat tinggalnya tersebut. Dengan perbedaan kondisi lingkungan tempat tinggal, seseorang akan memiliki karakter yang berbeda satu sama lain serta tingkat regulasi emosi di setiap individunya. Hal ini dapat dilihat dari apakah orang yang tinggal dan hidup mandiri dilingkungan kost memiliki tingkat regulasi emosi yang baik daripada yang tinggal di bersama orang tua, atau justru malah sebaliknya kehidupan yang mandiri dan kebebasan di kost memberikan pengaruh psikologis yang baik bagi mahasiswanya.

(24)

7

pertemanan, meskipun dalam hubungan tersebut telah dikecewakan atau menerima perlakuan tidak baik dari temannya.

Bagian dari tempat tinggal yang dinilai memiliki pengaruh terhadap regulasi emosi adalah tempat asal. Adat istiadat, daerah asal, keberagaman suku, agama, geografis, bahasa, dan pola fikir masyarakat terhadap lingkungan dinilai memiliki pengaruh terhadap karakter dan regulasi emosi seseorang. Dimana tempat asal merupakan lingkungan pertama kali individu belajar dan melakukan interaksi terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, tempat atau daerah asal seseorang dinilai memiliki kontribusi yang besar terhadap pembentukan karakter dan kemampuan seseorang untuk meregulasi emosinya. Perbedaan tempat atau daerah asal memberikan hasil yang berbeda pada pembentukan karakter setiap individu. Karakter seseorang yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam etnis Jawa tentu akan berbeda dengan individu yang berada di etnis Sumatera. Hal ini tentu akan berbeda pula pada tingkat kemampuan seseorang untuk meregulasi emosinya.

(25)

8

Penelitian mengenai regulasi emosi antara lain dilakukan oleh M. Nisfiannoor dan Yuni Kartika (2004) menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara regulasi emosi dan penerimaan kelompok teman sebaya pada remaja. Hubungan tersebut bersifat positif artinya semakin baik regulasi emosi yang dimiliki remaja maka semakin tinggi penerimaan kelompok teman sebayanya, begitu sebaliknya. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwien Dinar Pratisti (2012) berdasarkan hasil telaah yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kehidupan emosional ibu, budaya serta karakteristik remaja berpengaruh pada regulasi emosi remaja. Penelitian yang dilakukan oleh RD Ira Anzaina Putri (2014) menunjukkan hasil bahwa regulasi emosi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran yang bermain Angklung termasuk ke dalam 3 kategori, yaitu tergolong baik (75,76%), cukup (24,24%), dan buruk (0%). Penelitian Dwi Anna Khoerunisya (2015) menunjukkan hasil bahwa ada hubungan negatif antara regulasi emosi dengan nyeri haid (dismenore). Dalam hal ini jika regulasi emosi tinggi maka nyeri haid yang dirasakan akan rendah, begitupun sebaliknya.

(26)

9

didukung oleh Kalat & Shiota (2007) menyatakan bahwa regulasi emosi dapat berperan sebagai strategi koping dalam menghadapi tekanan psikologis. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Perbedaan Regulasi Emosi Mahasiswa Universitas Widya Dharma Ditinjau dari Tempat Tinggal dan Daerah Asal”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan, penulis merumuskan masalah sebagaimana berikut ini.

1. Apakah ada perbedaan regulasi emosi ditinjau dari tempat tinggal antara tinggal bersama orangtua dengan yang tinggal di kostel?

2. Apakah ada perbedaan regulasi emosi mahasiswa ditinjau dari daerah asal antara mahasiswa yang berasal dari Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, selanjutnya yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui perbedaan regulasi emosi ditinjau dari tempat tinggal antara tinggal bersama orangtua dengan yang tinggal di kost.

(27)

10

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberi informasi mengenai perbedaan regulasi emosi mahasiswa ditinjau dari tempat tinggal dan daerah asal. Hasil penelitian juga diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat:

1. Bagi Penulis

Berguna sebagai pengembangan ilmu yang di peroleh selama di bangku kuliah dengan praktek yang terjadi di lapangan dan merupakan sarana mempraktekan teori-teori, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan penulis dan dapat menganalisis sejauh mana perbedaan tingkat kemampuan seseorang untuk meregulasi emosinya berdasarkan tempat tinggal dan daerah asalnya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

(28)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Regulasi Emosi

1. Pengertian Regulasi Emosi

Regulasi merupakan pengaturan (Badudu, 2003), sedangkan emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau menyingkiri (avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi (Walgito, 2004).

(29)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan mengenai apakah ada perbedaan regulasi emosi mahasiswa Universitas Widya Dharma ditinjau dari tempat tinggal dan daerah asal yang antara lain sebagai berikut ini.

1. Berdasarkan analisis hasil Uji t-Test tempat tinggal diperoleh nilai t

sebesar 2,827 dengan nilai p sebesar 0,006, karena p lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis di terima yang artinya ada perbedaan regulasi emosi antara mahasiswa Universitas Widya Dharma yang tinggal bersama orang tua dan yang tinggal di kost.

2. Berdasarkan analisis hasil Uji t-Test daerah asal diperoleh nilai t sebesar -1,710 dengan nilai p sebesar 0,090 karena p lebih besar dari 0,05, maka hipotesis di tolak artinya tidak ada perbedaan regulasi emosi antara mahasiswa Universitas Widya Dharma yang berada di jawa dan luar jawa.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain sebagai berikut ini. 1. Faktor-faktor yang dinilai memiliki pengaruh terhadap regulasi emosi

(30)

68

2. Ruang lingkup sampel penelitian hanya dilakukan di Universitas Widya Dharma.

C. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut ini.

1. Bagi Mahasiswa diharapkan untuk dapat meningkatkan kemampuan untuk meregulasi emosinya. Dalam hal berkomunikasi ataupun berinteraksi dengan mahasiswa lain serta dalam hal menjalin dan menjaga hubungan pertemanan antar mahasiswa.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Aiken, L. R. (1980). Content Validity and Reliability of Single Items or Questionnaires. Educational and Psychological Measurement, 40, 955-959.

Aiken, L. R. (1985). Three Coefficients for Analyzing the Reliability, and Validity of Ratings. Educational and Psychological Measurement, 45, 131-142.

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

_________.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi 2010). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin . 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _______________. 2013. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Chaplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo. Furchan, A. (2009). Beda antara belajar di sekolah dan di perguruan

tinggi. Pendidikanislam.net. http.pendidikanislam.net/index.php/untuk- siswa-a-mahasiswa/37-trampil-belajar/63-beda-antara-belajar-di-sekolah-dan-di-perguruan-tinggi (Diakses pada tanggal 4 Februari 2017).

Goleman, D. 1996. Kecerdasan Emosi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Universitas Diponegoro.

____________. 2006. Statistik Multivariat SPSS. Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

____________. 2009. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gross, James J. 2002. Emotion Regulation: Affective, Cognitive, and Social Consequences. USA: Cambridge University Press.

(32)

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta.

Lazarus, R. S., & Susan Folksman. 1991. Stress, apraisal, and coping. New: Springer Publishing Company, Inc

Nisfiannor, M. & Yuni Kartika. 2004. Hubungan Antara Regulasi Emosi dan Penerimaan Kelompok Teman Sebaya pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Tarumanegara Jakarta. 2 (2).

Pratisti, Wiwien Dinar. 2012. Peran Kehidupan Emosional Ibu, Budaya, dan Karakteristik Remaja pada Regulasi Emosi Remaja. Prosiding Seminar Nasional Psikologi Islami.

Pratisti, W.D., Purwati, & Haertinjung, W.S. 2007. Efektivitas permainan tradisional untuk meningkatkan kecerdasan emosi. Laporan penelitian:

DP2M dan LP2M Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Prihartanti, N. 2004. Kepribadian Sehat Menurut Konsep Suryomentaram.

Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Reality. (2008). Kamus terbaru bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher. Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

________.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Syahadat, Yustisi Maharani. 2013. Pelatihan Regulasi Emosi untuk Menurunkan Perilaku Agresif pada Anak. Jurnal Humanitas. 10 (1).

Takwin, B. (2008). Menjadi Mahasiswa. Bagustakwin .multiply.com.

http://bagustakwin.multiply.com/journal/item/18 (Diakses pada tanggal 4 Februari 2017).

(33)

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Skala Regulasi Emosi............................................................
Model Proses Gambar 1.1 Emotion Regulation

Referensi

Dokumen terkait

perolehan tingkat keuntungan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sebagaimana yang telah terjadi saat ini yaitu tingkat penggunaan yang tinggi dan hal tersebut

Nilai perolehan genetik harapan sifat pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan sifat kerapatan kayu dan disaat yang bersamaan terdapat korelasi genetik yang lemah

penyelenggaraan angkutan umum, hal ini sudah diamanatkan didalam pasal 138 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2002 tentang Lalu lintas dan Angkutan jalan yang berbunyi: Pada

Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena

Jenis spora pada semua rhizosfer tanaman kakao, karet, kopi, dan kelapa sawit di dominasi oleh jenis Glomus dengan berbagai tipe yang berbeda (10 tipe). Glomus tipe 2

Menyimak cerita teman yang didengarnya Memberikan tanggapan sederhana terhadap cerita teman dengan kalimat yang runtut Cerita anak dalam bentuk film dan materi

Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-unsur yang terdapat pada ekspresi sistem persamaan linear dua, tiga variabel, dan pertidaksamaan linear dua variabel, cara menentukan