SKRIPSI
ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2011
OLEH
ISABRINA SABELLA SEBAYANG 110522002
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2009-2011
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio keuangan berpengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan pertambangan. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis data adalah pendekatan kuantitatif, yaitu dengan teknik analisis regresi linier berganda sebagai alat bantu perhitungannya dan menggunakan bantuan program SPSS versi 18. Sampel penelitian adalah sebanyak 10 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan data penelitian berasal dari laporan keuangan masing-masing perusahaan pada periode tahun 2009-2011.
Variabel independen yang diteliti adalah current ratio (CR), debt ratio
(DR), total assets turnover (TATO), return on asset (ROA), return on equity
(ROE), sedangkan variabel dependen yang diteliti adalah pertumbuhan laba (PL). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan rasio keuangan yang diwakili oleh current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset,
return on equity tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. dan secara parsial hanya variabel return on equity berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRACT
Financial Ratio Analysis Predicts Growth In Profits At The Mining Company Listed on the Indonesia Stock Exchange Year 2009-2011
Target of this research is to know what is there are influence which is significant of financial ratio to growth of profit of mining company. Approximation used to analyse data is quantitative approach, that is with technique analyse doubled linear regretion as a means of assist it’s calculation and the use of multiple regression with SPSS version 18 software. Research sampel is counted 10 of mining company that listed in Indonesia Stock Exchange, with research data come from financial statement of each company at period of year 2009-2011
Independent variables which is examined were current asset (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), return on asset (ROA), return on equity (ROE). Whereas dependent variable was growth of profit. The result of the test shows that simultaneously financial ratio which is representated by financial ratio which is representated by current asset, debt ratio, total assets turnover, return on asset do not have significant influence to predicted the growth of profit. And the result of the test partially just variable return on equity have significant influence to predicted the growth of profit shows that of mining company that listed in Indonesia Stock Exchange.
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Ekonomi pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Dalam kesempatan ini juga penulis secara istimewa menyampaikan rasa
terima kasih yang tak terhingga dan hormat setulus-tulusnya kepada kedua
orangtuaku tersayang Ayahanda B. Sebayang dan Ibunda L. Surbakti atas doa,
penuh kasih sayang dan kesabaran membimbing, mendorong, memberikan
bantuan material dan segala pengorbanan yang telah kalian berikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini.
Skripsi ini berjudul “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2011”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi
ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu
kepada:
1. Bapak Prof. Dr, Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak selaku Dekan Fakultas
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku
sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Drs. Mutia Ismail, MM., Ak., selaku Sekretaris
Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing penulis dengan meluangkan waktu dan pikiran demi
kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM., Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
banyak membantu dan memberikan saran untuk kesempurnaan dalam
skripsi ini.
6. Seluruh Dosen pengajar dan staf pegawai Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Untuk semua keluarga, saudara dan sahabat yang selalu memberikan
semangat Marlon Grup, Feri, Merly, Rascel, Made, May, Nella, Nova dan
master Ryan serta kepada teman-teman Akuntansi Ekstensi stambuk 2011.
Dan buat seluruh teman-teman yang tidak disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari
skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
peneliti selanjutnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen
Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Medan, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitin ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 7
2.2.1 Pengertian Laba ... 7
2.2.2 Pertumbuhan Laba... 8
2.2.3 Analisis Laporan Keuangan ... 9
2.2.4 Analisis Rasio Keuangan ... 10
2.2.5 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ... 11
2.2.6 Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... ... 12
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17
2.4 Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24
3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
3.1.2 Defenisi Operasional dan Batasan Operasional ... 24
3.1.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... ... 27
3.1.4 Jenis Data ... 29
3.1.5 Metode Pengumpulan Data ... 30
3.1.6 Teknik Analisis ... 30
3.1.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 30
3.1.6.2 Pengujian Hipotesis ... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 35
4.1.1 Analisis Data Penelitian ... 35
4.1.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 36
4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 38
4.1.2.1 Uji Normalitas Data ... 38
4.1.2.1 Uji Multikplinearitas ... 42
4.1.2.3 Uji Heteroskedasitas ... 43
4.1.2.4 Uji Autokorelasi ... 45
4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 46
4.1.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 46
4.1.3.2 Uji Signifikansi Simultan ... 48
4.1.3.3 Uji Signifikansi Parsial ...49
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan ... 56
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 57
5.3 Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
DAFTAR TABEL Nomor
Tabel Keterangan Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... ... 19
Tabel 3.1 Identifikasi Variabel ... 27
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria ... 29
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan ... 35
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 36
Tabel 4.3 Kolmogorov-Smirnov ... 42
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 43
Tabel 4.5 Autokorelasi ... 45
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 45
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi ... 46
Tabel 4.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi... 47
Tabel 4.9 Hasil Uji-F ... 48
DAFTAR GAMBAR Nomor
Gambar Keterangan Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 20 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram ... 39 Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Lampiran Keterangan Halaman
Lampiran i Daftar Sampel Penelitian ...62
Lampiran ii Data Variabel Current Ratio (CR) ...63
Lampiran iii Data Variabel Debt Ratio (DR) ...64
Lampiran iv Data Variabel Total Assets Turnover (TATO) ...65
Lampiran v Data Variabel Return On Asset (ROA) ...66
Lampiran vi Data Variabel Return On Equity (ROE) ...67
Lampiran vii Data Variabel Pertumbuhan Laba (PL) ...68
Lampiran viii Data Variabel Penelitian (Sebelum Transformasi) ...69
Lampiran ix (Lanjutan) Data Variabel Penelitian (Sebelum Transformasi) ...70
Lampiran ix (Lanjutan) Data Variabel Penelitian (Sebelum Transformasi) ...71
Lampiran x (Lanjutan) Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi) ...72
Lampiran x (Lanjutan) Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi) ...73
Lampiran x (Lanjutan) Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi) ...74
Lampiran xi Statistik Deskriptif dan Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram ...75
Lampiran xi Normal P-Plot of Regression Standarized Residual dan One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test ...76
Lampiran xii Hasil Uji Multikolinearitas dan Hasil Uji Heteroskedastisitas ...77
Lampiran xii Hasil Uji Autokorelasi, dan Koefisien Determinasi dan Hasil Uji-F ...78
ABSTRACT
Financial Ratio Analysis Predicts Growth In Profits At The Mining Company Listed on the Indonesia Stock Exchange Year 2009-2011
Target of this research is to know what is there are influence which is significant of financial ratio to growth of profit of mining company. Approximation used to analyse data is quantitative approach, that is with technique analyse doubled linear regretion as a means of assist it’s calculation and the use of multiple regression with SPSS version 18 software. Research sampel is counted 10 of mining company that listed in Indonesia Stock Exchange, with research data come from financial statement of each company at period of year 2009-2011
Independent variables which is examined were current asset (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), return on asset (ROA), return on equity (ROE). Whereas dependent variable was growth of profit. The result of the test shows that simultaneously financial ratio which is representated by financial ratio which is representated by current asset, debt ratio, total assets turnover, return on asset do not have significant influence to predicted the growth of profit. And the result of the test partially just variable return on equity have significant influence to predicted the growth of profit shows that of mining company that listed in Indonesia Stock Exchange.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Perusahaan pada umumnya bertujuan memperoleh keuntungan atau laba
dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar
pengaruhnya terhadap kelangsungan perusahaan. Informasi akuntansi dalam
laporan keuangan sangat penting bagi para pelaku bisnis seperti investor
dalam pengambilan keputusan. Laba perusahaan diharapkan setiap periode
akan mengalami kenaikan, sehingga dibutuhkan estimasi laba yang akan
dicapai perusahaan untuk periode mendatang. Salah satu cara untuk
memprediksi laba perusahaan adalah menggunakan rasio keuangan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (IAI,2007 : paragraf 13)
menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah “menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi”. Agar informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan tersebut dapat dipahami, diperlukan seperangkat teknik
analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interprestasi rasio
keuangan. Rasio keuangan merupakan perbandingan angka-angka dan
perkiraan-perkiraan yang saling berhubungan yang terdapat di neraca dan
laporan laba rugi. Perbandingan antara satu perkiraan dengan perkiraan yang
lain harus saling berhubungan sehingga hasilnya dapat diinterpretasikan
keuangan yang digunakan oleh peneliti adalah current ratio (rasio lancar),
debt ratio (rasio utang), total assets turnover (perputaran total aktiva), return
on asset/ROA (tingkat pengembalian dari aktiva), return on equity/ROE
(tingkat pengembalian dari ekuitas). Peneliti memilih rasio-rasio ini karena
peneliti merasa bahwa rasio ini berpengaruh terhadap penurunan dan
peningkatan yang tidak stabil terhadap perkiraan-perkiraan tersebut.
Current ratio yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar
(current asset) dengan utang lancar (current liabilities). Debt ratio yaitu
mengukur persentase total dana yang dipenuhi atau dibiayai dengan utang.
Total assets turnover sangat berguna untuk menghitung nilai penjualan yang
dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah asetnya. Return on asset (ROA)
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Return on equity (ROE)
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
modal sendiri yang dimiliki.
Dengan melihat penelitian terdahulu yaitu menurut penelitian Meilina Sari
(2009) menunjukkan bahwa rasio keuangan berpengaruh dalam memprediksi
pertumbuhan laba dengan menggunakan current ratio, debt ratio, total assets
turnover, return on asset, return on equity, gross profit margin, dan
pertumbuhan laba. Namun, penelitian Purnama (2010), Susilawaty (2010) dan
Itasabella (2010) bertolak belakang dengan penelitian Meilina Sari (2009).
Hasil penelitian Purnama menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak
menggunakan loan to deposit ratio (LDR), debt to equity ratio (DER), rasio
biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Hasil penelitian
Susilawaty dan Itasabella juga menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak
mempunyai pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba dengan
menggunakan current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset,
gross profit margin, dan pertumbuhan laba. Berdasarkan uraian di atas
peneliti tertarik untuk kembali melakukan analisis mengenai rasio keuangan.
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah
perusahaan yang dipilih oleh peneliti karena melalui Bursa Efek Indonesia
peneliti dapat memperoleh laporan keuangan dan data perusahaan
pertambangan yang diperlukan dalam penelitian, khususnya yang menjadi
objek penelitian secara lengkap. Selain itu, peneliti juga melihat bahwa
laporan keuangan dari sebagian besar perusahaan-perusahaan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, 2010, dan 2011
menunjukkan penurunan dan peningkatan yang tidak stabil terhadap
perkiraan aktiva lancar, total utang, dan laba operasional. Berdasarkan
ketidakstabilan perkiraan-perkiraan tersebut, maka peneliti tertarik untuk
kembali melakukan analisis rasio keuangan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti
merumuskan masalahnya sebagai berikut:
a. Apakah Current Ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi
pertumbuhan laba pada perushaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia ?
b. Apakah Debt Ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi
pertumbuhan laba pada perushaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia ?
c. Apakah Total Assets Turnover berpengaruh signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba pada perushaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
d. Apakah Return On Asset berpengaruh signifikan dalam memprediksi
pertumbuhan laba pada perushaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia ?
e. Apakah Return On Equity berpengaruh signifikan dalam memprediksi
pertumbuhan laba pada perushaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia ?
f. Apakah Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover, Return On
Assets, Return On Equity secara bersama-sama berpengaruh signifikan
dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang disimpulkan oleh peneliti berdasarkan perumusan
masalah yang telah diuraikan sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah Current Ratio berpengaruh signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah Debt Ratio berpengaruh signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah Total Assets Turnover berpengaruh signifikan
dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah Return On Asset berpengaruh signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Untuk mengetahui apakah Return On Equity berpengaruh signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
7. Untuk mengetahui apakah Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets
berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan:
1. Bagi Peneliti, untuk menambah dan mengembangkan wawasan
pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh rasio keuangan
terhadap pertumbuhan laba. Dan sebagai bahan masukan apabila peneliti
dimintai pendapat mengenai analisis rasio keuangan dalam memprediksi
pertumbuhan laba.
2. Bagi Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan investasi pada
perusahaaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Bagi Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan referensi untuk penelitian selanjutnya pada bidang analisis rasio
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Teoritis
2.2.1 Pengertian Laba
Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) “kelebihan
penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara
pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini
adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba
sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan
pengukuran pendapatan dan biaya.
Jenis-jenis laba yaitu:
a. Laba Kotor, Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:
120) laba kotor merupakan “pendapatan dikurangi harga pokok
penjualan”. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat
menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa
tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi
perusahaan tersebut untuk bertahan.
b. Laba operasi, Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004: 243) “laba
operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban
operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif
c. Laba sebelum pajak, Laba sebelum pajak menurut Wild,
Subramanyam, dan Halsey (2005: 25) merupakan “laba dari operasi
berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan”.
d. Laba bersih, Laba bersih menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey
(2005:25) merupakan “laba dari bisnis perusahaan yang sedang
berjalan setelah bunga dan pajak”.
2.2.2 Pertumbuhan Laba
Fokus utama laporan keuangan adalah laba. Menurut Harahap
(2005:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan
karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam
perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan
pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian
ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam
perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta
sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
Pertumbuhan laba adalah peningkatan laba yang diperoleh perusahaan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun pertumbuhan laba yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba relatif.
Laba sebagai suatu alat prediktif yang membantu dalam peramalan
laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Nilai laba di
masa lalu, yang didasarkan pada biaya historis dan nilai berjalan, terbukti
opersional atau laba biasa dan hasil-hasil nonoperasional atau keuntungan
dan kerugian luar biasa di mana jumlah keseluruhannya sama dengan laba
bersih. Laba bisa dipandang sebagai suatu ukuran efisiensi.
Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen
dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh
perubahan komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan,
perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan
beban bunga, perubahan pajak penghasilan, adanya perubahan dalam
pos-pos luar biasa, dan lain-lain. Pertumbuhan laba biasanya dinyatakan dalam
bentuk persentase.
Pertumbuhan Laba = ��������������� ��ℎ���−��������������� ��ℎ���−1 ��������������� ��ℎ���−1
Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja
suatu perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) “penghasilan
bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai
dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on
investment) atau penghasilan per saham (earnings per share)”.
2.2.3 Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu
perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan. Pada dasarnya, laporan
keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan, penggolongan dan
setepat-tepatnya sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No.1 (IAI,2007 : paragraf 7) yaitu sebagai berikut:
Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Lapiran keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai lapora arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya
dilakukan untuk melihat prospek dan resiko perusahaan. Prospek untuk
mengetahui tingkat keuntungan (profitabilitas) sedangkan resiko untuk
mengetahui perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan
atau tidak. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat
dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil
yang diharapkan benar-benar tepat pula.
2.2.4 Analisis Rasio Keuangan
a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah satu alat analisis
keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Menurut Wild,
penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi
dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari
masing-masing komponen yang membentuk rasio.”
2.2.5 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai
alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2008 :
298) yaitu:
− Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
− Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
− Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
− Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model-model prediksi (z-score).
− Rasio menstandarisir size perusahaan.
− Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga
memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 :
82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio
keuangan.
− Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
− Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan
perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
− Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.
2.2.6 Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan
Dennis (2006 : 62) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan
merupakan metode yang paling baik digunakan untuk memperoleh
gambaran kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Ada
banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam
melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Horne (2005 : 204)
Rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan pada dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek dari “kondisi keuangan” perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio-rasio ini disebut Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio), karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio-rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi (income statement ratio) atau rasio laba rugi/neraca (income statement/balance sheet ratio).
Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas biasa digunakan dalam melakukan analisis
kredit karena likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut
Tampubolon (2005: 36) ada dua jenis rasio likuiditas yaitu “current
penelitian ini adalah rasio lancar (current ratio). Rumus untuk
menghitung rasio lancar menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey
(2005: 4)
Rasio lancar (current ratio) = Aktiva Lancar
Kewajiban Jangka Panjang
Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara aktiva lancar
dengan kewajiban lancar. Semakin besar aktiva lancar, maka rasio
semakin tinggi rasio lancarnya.
b. Rasio Leverage
Rasio leverage (rasio utang) menurut Horne (2005 : 209)
adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai
oleh utang”. Rasio leverage disebut juga rasio solvabilitas. Menurut
Darsono (2005 : 54) rasio leverage atau rasio solvabilitas adalah
“rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi”.
Ada dua rasio leverage menurut Horne (2005 : 209) yaitu “rasio
utang terhadap ekuitas (debt to equity) dan rasio utang terhadap
total aktiva (debt to total assets ratio)”. Rasio leverage yang
menjadi fokus penelitian ini adalah debt to equity. Debt to total
assets ratio (DER) merupakan rasio yang membandingkan utang
perusahaan dengan total ekuitas. DER merupakan financial
leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena
berdampak pada ketidakpastian harga saham. Rumus untuk
menghitung debt ratio menurut Brigham dan Houston (2006: 103)
Debt Ratio = ����� ����� ����� ������
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas (activity ratio) menurut Horne (2005 : 212)
adalah “rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan berbagai aktivanya”. Rasio aktivitas dapat
diklasifikasikan menjadi rasio perputaran kas (cash turnover), rasio
perputaran piutang usaha (account receivable turnover), perputaran
persediaan (inventory turnover), perputaran modal kerja (working
capital turnover), perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover),
dan perputaran total aktiva (total assets turnover). Rasio aktivitas
yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah total assets
turnover (TATO). Menurut Darsono dan Ashari (2005: 60) TATO
merupakan “kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva
yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan digambarkan dalam
rasio ini”. Rumus untuk menghitung total assets turnover menurut
Van Horne dan Wachowicz (2005: 221)
Total Assets Turnover = ��������� ����� ℎ
����������� ���� −����
Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara penjualan
bersih dengan total aktiva. Penjualan bersih (net sales) merupakan
hasil penjualan bersih selama satu tahun. Total aktiva merupakan
mengetahui apakah perusahaan cukup efektif dalam menggunakan
aktivanya, hasil perhitungan harus dibandingkan dengan rata-rata
industri atau hasil perhitungan tahun-tahun sebelumnya.
Inventory Turnover adalah rasio yang berguna untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan,
dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi
penjualan. Rasio perputaran persediaan yang terlalu rendah
menunjukkan lambatnya penjualan atau terlalu banyaknya
persediaan yang ada ditangan. Dengan mengetahui rasio ini, kita
bisa mengetahui likuiditas dari persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan. Semakin tinggi rasio maka semakin cepat persediaan
diubah menjadi penjualan. Rasio ini dihitung sebagai berikut:
Inventory Turnover = ����� ����� ��������� ����������
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Dari rasio
profitabilitas dapat diketahui bagaimana tingkat profitabilitas
perusahaan. Rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis, antara lain: margin laba kotor (gross profit margin),
margin laba operasi (operating profit margin), margin laba bersih
(net profit margin), return on assets, dan return on equity. Rasio
profitabilitas yang menjadi fokus peneliti dalam penelitian ini
operating profit margin (OPM). Rasio profitabilitas yang menjadi
focus peneliti dalam penelitian ini adalah return on assets (ROA),
dan return on equity (ROE).
a) Return On Assets (ROA)
Rasio ini menunjukkan seberapa jauh asset perusahaan
digunakan secara efektif untuk menghasilkan laba. Dengan
mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah
efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi
untuk menghasilkan keuntungan. Rumus untuk menghitung
return on asset menurut Horne dan Wachowicz (2005: 224)
ROA = ���� ����� ℎ
����������� � 100 %
Setiap perusahaan menginginkan tingkat pengembalian
yang tinggi atas aktivanya.
b) Return On Equity (ROE)
Return on equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan
dalam memberikan pengembalian atas investasi para
pemegang saham. Semakin tinggi nilai ROE akan semakin
baik karena nilai ROE yang tinggi menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam melakukan efisiensi untuk menghasilkan
keuntungan dari setiap unit ekuitas. Rumus untuk menghitung
ROE menurut Horne dan Wachowicz (2005: 225)
ROE = ���� ����� ℎ
2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu memberikan hasil yang tidak konsisten.
Meilina Sari (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio
keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
menemukan bahwa rasio perputaran total aktiva (total Assets turnover)
tidak berpengaruh secara parsial. Variabel independen yang digunakan
adalah current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset,
return on equity, dan gross profit margin. Sedangkan variabel dependen
yang digunakan adalah pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini menemukan
bahwa secara simultan terdapat adanya pengaruh antara current ratio, debt
ratio, total assets turnover, return on asset, return on equity, dan gross
profit margin terhadap pertumbuhan laba. Namun secara parsial, penelitian
ini menunjukkan hanya variabel debt ratio yang memiliki pengaruh
terhadap pertumbuhan laba. Variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba.
Susilawaty (2010) melakukan penelitian mengenai analisis rasio
keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel
independen yang digunakan adalah current ratio, debt ratio, total assets
turnover, return on asset, dan gross profit margin. Sedangkan variabel
dependen yang digunakan adalah pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini
pengaruh yang signifikan antara current ratio, debt ratio, total assets
turnover, return on asset, dan gross profit margin terhadap pertumbuhan
laba.
Itasabella (2010) melakukan penelitian mengenai analisis rasio
keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010.
Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, debt ratio, total
assets turnover, return on asset, return on equity. Sedangkan variabel
dependen yang digunakan adalah pertumbuhan laba. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak mempunyai pengaruh dalam
memprediksi pertumbuhan laba dengan menggunakan current ratio, debt
ratio, total assets turnover, return on asset, return on asset equity, dan
pertumbuhan laba. Ringkasan tinjauan penelitian terdahulu ditampilkan
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti
current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, return on equity, dan gross profit margin
terhadap pertumbuhan laba. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh variabel debt ratio terhadap pertumbuhan laba. Variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap
Secara simultan dan parsial tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, dan gross profit margin terhadap pertumbuhan laba.
Secara simultan dan parsial tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, dan return on equity terhadap pertumbuhan laba.
2.3Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana
teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
penulis identifikasikan sebagai masalah penting. Laporan keuangan
menjadi dasar perhitungan analisis rasio keuangan untuk berbagai tujuan.
Salah satunya yaitu untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan.
Rasio-rasio keuangan dikatakan berguna ketika rasio rasio ini dapat
mengambarkan kinerja perusahaan dan membantu para pelaku bisnis,
pihak pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam
membuat keputusan keuangannya. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel independen adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio,
debt ratio, total assets turnover, return on asset, dan return on equity.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Dalam
teori analisa rasio keuangan, rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan (Mathematical Relationship) antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain dan menjelaskan tentang baik atau buruknya
keadaan posisi keuangan suatu
Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan sebelumnya maka dapat digambarkan dalam kerangka
H
H1
H2
H3
H4
H5
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Data diolah penulis, 2013
Untuk dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
maka dilakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan salah satunya
adalah analisis rasio. Semakin tinggi current rasio maka semakin likuid dan
akan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor
untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba juga mengalami
pertumbuhan atau peningkatan. Sebaliknya, tingkat debt ratio yang tinggi Rasio Keuangan
Pertumbuhan Laba
(PL)
Current Ratio (X1)
Debt Ratio (X2)
Total Assets Turnover (X3)
Return On Assets (X4)
menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan jumlah modal
pinjaman yang semakin besar bagi perusahaan. Sehingga investor cenderung
memilih saham dengan debt ratio yang tinggi. Sedangkan total assets
turnover sebanding dengan current ratio, semakin tinggi total assets turnover
maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk
menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga dapat meningkat. Dan
variabel independen terakhir yaitu inventory turnover juga sangat diharapkan
oleh manajemen perusahaan mengalami kenaikan (semakin tinggi). Dengan
demikian, secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan
laba dan secara parsial current ratio, debt ratio, total assets turnover, dan
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan
dilakukan. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara
dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara
empiris. berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara
parsial maupun simultan.
Hipotesis pada penelitian ini adalah:
H1: Current Ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan
laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek
H2: Debt Ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan
laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia.
H3: Total Assets Turnover berpengaruh signifikan dalam memprediksi
pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di
Bursa Efek Indonesia.
H4: Return On Assets berpengaruh signifikan dalam memprediksi
pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di
Bursa Efek Indonesia.
H5: Return On Equity berpengaruh signifikan dalam memprediksi
pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di
Bursa Efek Indonesia.
H6: Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover, Return On Assets,
Return On Equity secara bersama-sama berpengaruh signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan bentuk
hubungan kausal. Rancangan penelitian ini adalah penelitian ex post facto
yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi
dan kemudian mengamati kembali peristiwa tersebut untuk mengetahui faktor
– faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut tanpa ada manipulasi
langsung terhadap variabel independen.
3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan melalui
website perusahaan pertambangan dan Bursa Efek Indonesia (BEI) di
3.1.2 Defenisi Operasional dan Batasan Operasional
Menurut Erlina (2011:36) “variabel adalah sesuatu yang dapat
membedakan atau mengubah nilai”. Variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel
1. Variabel Independen (bebas)
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
keuangan yang terdiri dari :
a. Current ratio
Current ratio (CR)/ X
1 adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva
lancar yang tersedia.
Current ratio = Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
b. Debt Ratio
Debt Ratio (DR)/ X2 merupakan rasio yang membandingkan utang
perusahaan dengan total aktiva.
Debt to Equity Ratio = = Total Utang Total Aktiva
c. Total assets turnover
Total assets turnover (TATO)/ X3 adalah rasio untuk mengukur
efisiensi penggunaan total aktiva untuk menghasilkan penjualan.
Total assets turnover = ��������� ����� ℎ ����� ������ ���� −����
e. Return on asset
Return on asset (ROA)/ X4 adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan
menggunakan aktiva yang ada. Semakin besar ROA, maka semakin
baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
ROA =
f. Return on equity
Return on equity (ROE)/ X5 adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi pemegang
saham. Semakin besar ROE, maka semakin baik kinerja perusahaan
dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham.
ROE = ����������
�������������������������
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba
Pertumbuhan laba perusahaan menyatakan berapa besar peningkatan laba
perusahaan. Rumus untuk menghitung pertumbuhan (selisih) laba
dinyatakan sebagai berikut:
Sumber: Data diiolah, penulis 2013
3.1.3 Populasi dan Sampel Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kemudian kesimpulannya”
(Ridwan & Kuncoro, 2008). Populasi yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009, 2010, dan 2011
yaitu sebanyak 28 perusahaan pertambangan.
Sampel Menurut Erlina (2011 : 81) “sampel adalah bagian dari
populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan teknik
purposive sampling yaitu “pengambilan sampel berdasarkan suatu
No Variabel Simbol Rumus Skala
1 Pertumbuhan Laba Y Laba Operasional Thn t- Laba Operasional t-1 Rasio Laba Operasional Thn t-1
2 Current Ratio X1 Aktiva Lancar Rasio
Kewajiban Lancar
3 Debt Ratio X2 Total Utang Rasio
Total Aktiva
4 Total Assets X3 Penjualan Bersih Rasio
Turnover Total Aktiva Rata-Rata
5 Return on Asset X4 Laba Bersih Rasio
Total Aktiva
6 Return on Equity X5 Laba Bersih Rasio
Total Equitas Pemegang Saham
kriteria tertentu” (Erlina, 2008 : 83). Adapun kriteria penentuan sampel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. perusahaan pertambangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2009, 2010, dan 2011,
2. laporan keuangan periode 2009, 2010, dan 2011 perusahaan tersebut
telah diaudit oleh auditor independen,
3. perusahaan pertambangan tersebut memperoleh laba selama periode
pengamatan, dan
4. perusahaan pertambangan tersebut menerbitkan dan mempublikasikan
laporan keuangan tahunan selama periode pengamatan.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, maka sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 perusahaan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, 2010, dan 2011.
Perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut dapat dilihat
Sumber: Data diolah, penulis 2013
3.1.4 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan
keuangan tahunan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sealama periode tahun 2009, 2010 dan 2011. Sumber
data diperoleh dariData yang diperoleh adalah data polled
yaitu data bentuk gabungan dari data time series dan data cross section.
No Kode Nama Perusahaan Sampel
1 2 3 4
3.1.5 Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan dua tahap, tahap
pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi dan
dokumentasi penelitian terdahalu sebagai referensi ataupun buku-buku
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap kedua,
pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari media internet dengan
mendownload melalui situs www.bei.co.id untuk memperoleh data
mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan.
3.1.6 Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (Multiple
Regression Analysis). Analisis regresi linier berganda ini digunakan
untuk menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba.
Untuk itu penelitian ini menggunakan pengujian asumsi klasik dan
pengujian hipotesis.
3.1.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
Maksud dilakukan pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini
adalah untuk mendapatkan model regresi yang baik dan benar-benar
mampu memberikan estimasi yang handal dan tidak bias sesuai dengan
kaidah Best Linier Unbiased Eslimator (BLUE). Uji asumsi klasik
yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2005:111) uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam metode regresi, variable pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal.
b. Uji Multi Kolinier
Untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar
variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebasnya. Jika variabel bebas saling berkorelasi,
maka variabel-variabel tidak orthogonal, yaitu korelasi diantara
variabel tidak nol.
c. Uji AutoKorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi maka ada
masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang
lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005:111) uji heterokedatisitas beertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
(varians) antar satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas melainkan
3.1.6.2Pengujian hipotesis
Setelah melakukan pengujian normalitas dan pengujian atas
asumsi-asumsi klasik, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian atas
hipotesis 1 (H1) sampai dengan hipotesis 5 (H5).
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi
linear berganda.
Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam
bentuk fungsi pertumbuhan laba.
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β 4X4 + β5X5 + e
dimana:
Y = pertumbuhan laba
α = konstanta
X1 = current ratio
X2 = debt ratio
X3 = total assets turnover
X 4 = return on assets
X5 =return on equity
β1, β2,… β4 = koefisien regresi
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen, terbatas. Sebaliknya, nilai R2 yang
mendekati satu menandakan variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan oleh variabel
dependen Ghozali (2005 : 83). Nilai yang digunakan adalah adjusted
R2 karena variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
lebih dari dua buah.
b. Uji signifikansi simultan
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test.
Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen/ terikat”. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan:
− jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka H1ditolak dan
c. Uji signifikansi parsial
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test.
Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji ini dilakukan
dengan membandingkan signifikansi t
hitung dengan ketentuan:
− Jika t
hitung < ttabel pada α 0.05, maka Hiditolak dan
− Jika t
hitung > ttabel pada α 0.05, maka Hi diterima.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Data Penelitian
Sebagaimana kriteria pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan
sampel perusahaan – perusahaan pertambangan yang selama periode tahun
2009 sampai dengan 2011. Sampel yang telah ditentukan adalah sebanyak 10
sampel. Perusahaan pertambangan yang menjadi sampel dalam penelitian ini
disajikan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan
4.1.1 Analisis Data Penelitian
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2009-2011. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 10 perusahaan.
No Kode Nama Perusahaan
1 ANTM PT. Aneka Tambang Tbk 2 BUMI PT. Bumi Resources Tbk 3 BYAN PT. Bayan Resources Tbk
4 CNKO PT. Exploitasi Energi Indonesia Tbk 5 CTTH PT. Citatah Tbk
6 MEDC PT. Medco Energi International Tbk
7 PTBA PT.Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 8 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara Tbk
Daftar perusahaan yang telah ditentukan dapat dilihat pada tabel 3.2
Periode penelitian dimulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011
sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 30(10x3). Analisis
data penelitian yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.
4.1.1.1Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum,
nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), nilai standar deviasi data yang
digunakan dalam penelitian. Nilai minimum, maksimum, mean dan
standard deviation merupakan ukuran penyebaran yaitu yang
memberikan informasi sebagaimana data menyebar.
Tabel 4.2
Sumber: Data diolah penulis, 2012
Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa :
a. Variabel Current Ratio (X1) memiliki sampel (N) sebanyak 30,
1.93 dan mean (nilai rata-rata) -7694. Standar Deviation (simpangan
baku) variabel ini adalah 148.477.
b. Variabel Debt To Equity Ratio (X2) memiliki sampel (N)
sebanyak 30, dengan nilai minimum (terkecil) -1.75, nilai
maksimum (terbesar) 1.99 dan mean -2560 (nilai rata-rata).
Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 77309.
c. Variabel Total Assets Turnover (X3) memiliki sampel (N)
sebanyak 30, dengan nilai minimum (terkecil) -3.85, nilai
maksimum (terbesar) 75 dan mean 5555 (nilai rata-rata). Standar
Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 51402.
d. Variabel Return On Assets (X4) memiliki sampel (N) sebanyak 30,
dengan nilai minimum (terkecil) -51, nilai maksimum (terbesar)
2,72 dan mean 4294 (nilai rata-rata). Standar Deviation
(simpangan baku) variabel ini adalah 76948.
e. Variabel Return On Equity (X5) memiliki sampel (N) sebanyak
30, dengan nilai minimum (terkecil) -34, nilai maksimum
(terbesar)1,70 dan mean 5555 (nilai rata-rata). Standar Deviation
(simpangan baku) variabel ini adalah 51402.
f. Variabel Pertumbuhan Laba (Y) memiliki sampel (N) sebanyak
30, dengan nilai minimum (terkecil) -3,73, nilai maksimum
(terbesar)1,55 dan mean 9699 (nilai rata-rata). Standar Deviation
4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan
bantuan program statistik.
4.1.2.1 Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan
analisis grafik histogram dan kurva normal probability plot dan
anaisis statistik. Analisis statistik dilakukan dengan non parametric
Kolmogorov-Smirnov (KS) dengan membuat hipotesis sebagai
berikut:
H0= Data residual berdistribusi normal
Ha= Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima
dan sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H0
ditolak atau Ha diterima.
Gambar 4.1 Hasil Normaitas Grafik Histogram
Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi
tidak normal karena grafik menceng ke kiri. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya
data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat
menyimpang dari nilai data lainnya.
Untuk mengubah grafik histogram agar berdistribusi normal,
penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln)
dari Pertumbuhan Laba = f(CR, DR, TATO, ROA, ROE) menjadi
Ln_Pertumbuhan Laba = f(Ln_CR, Ln_DR, Ln_TATO, Ln_ROA,
Ln_ROE). Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas,
berikut ini hasil pengujian dengan grafik histogram.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Logaritma Natural Grafik Histogram
Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah
terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram
yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak
menceng (skewness) kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini juga
didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot
yang ditampilkan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.3
Grafik Normal P-Plot
Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 4.3 Kolmogorov-Smirnov
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai
Kolomogorov-Smirnov adalah 1,061 dan signifikan pada 210. Nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti data
residual berdistribusi normal. Setelah data berdistribusi normal dapat
dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.
4.1.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa Mean 0
Std. Deviation 1,17616886
Most Extreme Differences Absolute .194
Positive .194
Negative -175
Kolmogorov-Smirnov Z 1.061
Asymp. Sig. (2-tailed) 210
a. Test distribution is Normal. Sumber: Data diolah penulis, 2012
dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF).
Menurut Nugroho (2005: 58) deteksi multikolenaritas pada suatu
model dapat dilihat yaitu jika nilai Tolerance > 0,1 dan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) < 10 maka model dapat dikatakan terbebas dari
multikolenearitas.
a. Dependent Variable: ln_pl
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 16
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
bebas dari adanya multikolinieritas. Hal tersebut dapat dilihat dengan
membandingkannya dengan nilai Tolerence atau VIF. Masing-masing
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai
Tolerence yang lebih besar dari 0,10. Jika dilihat dari VIF-nya, bahwa
masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam variabel
4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model penelitian yang
baik adalah homoskeditas, yaitu varian dan residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain hasilnya tetap. Terdapat
beberapa cara untuk untuk mendeteksi adanya heteroskeditas yang
menunjukkan bahwa model penelitian kurang layak. Dalam
penelitian ini digunakan diagram titik (scatterplot) yang
seharusnya titik-titik tersebut tersebar acak agar tidak terdapat
heteroskeditas. Adapun hasil uji heteroskeditas dalam penelitian ini
disajikan pada Gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot
Dengan melihat grafik scatterplot, terlihat titik-titik
menyebar secara acak,serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.
4.1.2.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model
linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik
adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya
autokorelasi dalam suatu model regresi, dilakukan pengujian
Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan yang dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.5 Autokorelasi
Pada data penelitian ini, didapatkan nilai DW 1,986 seperti
terlihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .570a .324 .184 1.29289 1.986
a. Predictors: (Constant), ln_roe, ln_cr, ln_dr, ln_roa, ln_tato b. Dependent Variable: ln_pl
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 16
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 16 pada
Tabel 4.7 nilai DW berada diantara 1,55 sampai dengan 2,46,
< 1
Ada autokorelasi
1,1 - 1,54
Tanpa Kesimpulan
1,55 - 2,46
Tidak ada autokorelasi
2,46 - 2,9
Tanpa Kesimpulan
> 2,9
Ada autokorelasi
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada
persamaan regresi penelitian ini.
4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi
berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan koefisien determinasi (R2), uji signifikansi simultan (F test),
dan uji signifikansi parsial (t test).
4.1.3.1 Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar
korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan
variabel dependen. Range nilai dari R2 adalah 0-1. Semakin
mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam
menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model
semakin baik.
a. Predictors: (Constant), ln_roe, ln_cr, ln_dr, ln_roa, ln_tato
b. Dependent Variable: ln_pl
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat
diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 18,4% dan
sisanya sebesar 81,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam model regresi. Faktor-faktor lain tersebut adalah
Variabel pengganggu atau e adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan variabel yang sedang diteliti tetapi tidak
dapat dilihat, diukur, dan dimanipulasi; pengaruhnya harus
disimpulkan dari pengaruh-pengaruh variabel bebas dan variabel
moderat terhadap gejala yang sedang diteliti.
Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar
1.29289 dimana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi
semakin tepat dalam memprediksi pertumbuhan laba.
Tabel 4.8
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
4.1.3.2 Uji Signifikansi Simultan
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen dan variabel dependen secara
bersama-sama (simultan).
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,2 - 0,399 Rendah
0,4 - 0,599 Sedang
0,6 - 0,799 Kuat
0,8 - 1 Sangat Kuat
Tabel 4.9 Hasil Uji – f
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 19.271 5 3.854 2.306 .076a
Residual 40.118 24 1.672
Total 59.389 29
a. Predictors: (Constant), ln_roe, ln_cr, ln_dr, ln_roa, ln_tato
b. Dependent Variable: ln_pl
Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) didapat Fhitung sebesar
2,306 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,76. Pada tabel terlihat
bahwa regression df = 5, total df = 29 berarti jumlah data ada 30 ( di
mana df = n-1) sedangkan regression df = 24 berasal dari 29-5.
Dengan demikian Ftabeldapat dilihat pada α = 0,05 yaitu sebesar 2,620. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Fhitung< Ftabel (2,306
< 2,620) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa secara simultan current ratio, debt ratio, total assets turnover,
return on asset, return on equity, tidak mempunyai pengaruh
signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.1.3.3 Uji Signifikansi Parsial
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t
H0= tidak semua variabel independen berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap variabel dependen.
Ha= semua variabel independen berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung
dengan ttabel dengan ketentuan:
1) Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima,
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 16
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diperoleh persamaan