• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN LITERASI SAINS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS BERVISI SETS PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMA NEGERI 1 SUMBER KABUPATEN CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN LITERASI SAINS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS BERVISI SETS PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMA NEGERI 1 SUMBER KABUPATEN CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN LITERASI SAINS MELALUI PENGGUNAAN

MODEL PEMBELAJARAN SAINS BERVISI SETS PADA

POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMA

NEGERI 1 SUMBER KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

AMARINI MAGFIROH NIM. 59461156

JURUSAN TADRIS IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

ABSTRAK

AMARINI MAGFIROH: Peningkatan Literasi Sains Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Sains Bervisi SETS pada

Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan di SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon

Pendidikan sains di sekolah memiliki tujuan membangun masyarakat yang melek sains. Melihat hasil tes literasi yang diselenggarakan oleh PISA pada tahun 2009, data prestasi Indonesia berada pada peringkat 60 dari 65 negara peserta yang mengikuti tes. Hal ini menunjukan betapa buruknya pendidikan sains di Indonesia. Pendidikan sains semestinya bisa membentuk individu yang melek sains.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat mengcover sains dan teknologi yaitu model pembelajaran sains bervisi SETS. Pencapaian siswa dalam pengetahuan dan keterampilan sains dapat berimplikasi pada kesiapan mereka menghadapi era pemanfaatan teknologi canggih di masa yang akan datang.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengkaji peningkatan kemampuan literasi sains siswa melalui pembelajaran bervisi SETS, (2) Untuk menganalisis perbedaan literasi sains siswa yang menggunakan pembelajaran bervisi SETS dan yang menggunakan pembelajaran dengan metode konvensional, (3) Untuk mengkaji respons dan tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran sains bervisiSETSterhadap kemampuan literasi sains siswa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan angket. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X, sampel diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Data hasil tes kemudian dianalisis dengan uji Independent T-test (uji t), karena sebaran data berdistribusi normal. Uji statistik menunjukkan sig. 0.000 < 0.05, Haditerima yaitu terdapat perbedaan peningkatan literasi sains dan teknologi berdasarkan keseluruhan aspek literasi sains antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran sains bervisi SETS dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

Berdasarkan hasil uji ANOVA pada kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah menunjukkan sig sebesar 0.00 < 0.05 yang berarti Ha diterima bahwa ketiga kelompok memiliki rata-rata nilai tes yang berbeda. Hasil uji tukey menunjukkan bahwa kelompok tengah dan kelompk bawah dengan nilai sig. 0.00 dan nilai mean difference berturut-turut sebesar 0,1917 dan 0,3625 cocok diterapkan model pembelajaran sains bervisi SETS. Respon siswa terhadap pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran sains bervisi SETS termasuk kategori sangat kuat yang mana hal ini berarti siswa memberikan repon positif terhadap pembelajaran biologi yang menerapkan model pembelajaran sains bervisiSETS.

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Peningkatan Literasi Sains Melalui Penggunaan Model

Pembelajaran Sains Bervisi SETS pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

di SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon”.

Adapun dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan

bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Maksum Mochtar, MA., Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon,

2. Bapak Dr. Saefudin Zuhri, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon,

3. Ibu Dr. Kartimi, M.Pd., Ketua Jurusan Tadris IPA-Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan Pembimbing I,

4. Bapak Djohar Maknun, S.Si, M.Si., Pembimbing II,

5. Bapak Drs. H. Tarno, M.Pd., Kepala SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon,

6. Ibu Sri Handayani, S.Pd., Guru Biologi SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon,

7. Keluarga, terutama ayah, ibu, dan kakak tercinta serta

8. Teman-teman yang selalu memberikan motivasi dan dukungan hingga

terselesaikannya skripsi ini.

(5)

Teriring ucapan do’a dan harapan, semoga Allah menerima jasa dan amal baik

mereka. Amin ya Robbal’alamin.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan

dan kelemahannya, oleh karena itu saran serta kritik uang membangun sangat

penulis harapkan. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis berharap

semoga skripsi ini dapat berguna kepada para pembaca dan menjadi sumbangsih

bagi almamater tercinta IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Cirebon, Juli 2013

Amarini Magfiroh

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Kerangka Berpikir ... 9

F. Hipotesis ... 11

BAB IITINJAUAN PUSTAKA A. Literasi Sains ... 12

1. Pengertian Literasi Sains... 12

2. Aspek Literasi Sains ... 15

a. Aspek Konten Sains ... 15

b. Aspek Proses Sains ... 17

c. Aspek Konteks Aplikasi Sains ... 18

B. Konsep PendekatanSETS ... 19

1. Saling Keterkaitan KomponenSETS ... 20

2. Pembelajaran Sains BervisiSETS ... 21

3. Tujuan Pembelajaran Sains BervisiSETS... 22

C. Pencemaran Lingkungan ... 22

D. Penelitian Lain yang Relevan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

B. Kondisi Umum Wilayah Penelitian ... 31

C. Desain Penelitian ... 33

(7)

Halaman

D. Langkah-langkah Penelitian ... 34

1. Menetapkan Sumber Data ... 34

2. Menentukan Populasi dan Sampel ... 34

3. Melakukan Pengumpulan Data ... 35

4. Prosedur Penelitian ... 37

5. Melakukan Teknik Pengolahan Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49

1. Peningkatan Literasi Sains Secara Keseluruhan Aspek ... a. Deskripsi Peningkatan Literasi Sains Berdasarkan 50 Keseluruhan Aspek Literasi Sains ... 50

b. Uji Statistik ... 53

2. Peningkatan Literasi Sains pada Setiap Aspek Literasi Sains Terhadap Keseluruhan Siswa ... 58

3. Perbedaan Peningkatan Literasi Sains Berdasarkan Kelompok Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 77

4. Respon Siswa ... 83

B. Pembahasan ... 85

1. Peningkatan Hasil Tes Literasi Sains pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 85

2. Peningkatan Literasi Sains Siswa pada Setiap Aspek Literasi Sains ... 91

3. Perbedaan Peningkatan Literasi Sains Berdasarkan Kelompok Siswa Kelas Eksperimen ... 95

4. Respon Siswa terhadap Peningkatan Literasi Sains dan Teknologi Melalui Model Pembelajaran Sains BervisiSETS... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA... 100

LAMPIRAN–LAMPIRAN... 102

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, untuk sekarang dan masa yang akan datang

semua bangsa di dunia ini mau tidak mau suka atau tidak suka harus

berselancar membangun masa depan bangsa dan negaranya di antara

gelombang deras arus globalisasi, „suatu fenomena kompleks yang berkaitan

dengan aspek kehidupan‟ (Robertson & Khondker, 1998; Mortimer, 1998

dalam Hayat; 2010:3).

Berkembangnya pendidikan sekarang ini diakibatkan oleh arus

globalisasi khususnya yang menyangkut dengan teknologi informasi, yang

berpengaruh terhadap belajar siswa penguasaan pada mata pelajaran IPA

menuntut untuk ditingkatkan dalam rangka penyesuaian terhadap perubahan

dan perkembangan ilmu teknologi. Peningkatan kemampuan dan

pemahaman terhadap sains dan teknologi merupakan kunci kemajuan suatu

bangsa. Sampai saat ini, peran sains dan teknologi semakin dirasakan

manfaatnya. Tak dapat diragukan lagi, penerapan atas sains dan teknologi

telah menunjukkan perubahan yang sangat besar di banyak negara. Mata

pelajaran pendidikan sains di sekolah mempunyai tujuan membangun

masyarakat yang melek sains.

Era globalisasi seperti yang telah disebutkan di atas menurut Wahidin

(9)

2

perkembangan dunia informasi, dan peradaban manusia secara menyeluruh.

Sesuai dengan kemajuan dunia. Orang yang “melek sains” tidak akan alergi

dengan perubahan, karena perubahan adalah sunatullah. Kenyataannya masyarakat kita masih takut dengan perubahan. Perubahan menuntut risiko

dan tanggung jawab. Orang yang sadar terhadap perkembangan dunia tidak

akan tinggal diam, tetapi selalu menyesuaikan diri dengan terus

meningkatkan kemampuan diri.

Menghasilkan orang yang melek informasi dan teknologi, tentu

diawali dengan cara mengajar yang mendukung ke arah itu. Permasalahan di

sekolah yang dialami para murid yang ditemukan dewasa ini adalah

kecenderungan para siswa yang telah terbiasa menggunakan sebagian kecil

saja dari potensinya atau kemampuan berpikirnya. Untuk itu, komunitas

bangsa yang memiliki kualitas daya saing handal dan siap tempur di kancah

global dalam hal ini melek sains dan teknologi mutlak diperlukan untuk

mampu menopang perkembangan sains dan teknologi yang serba cepat dan

pesat. Salah satu cara membentuk individu yang literat sains dan teknologi

adalah melalui pembangunan dalam hal pendidikan.

Berkaitan dengan permasalahan literasi sains, the Organisation for economic Cooperation and Development atau yang disingkat OECD meluncurkan suatu program yang dikenal dengan nama PISA (the

Programme for International Student Assesment) pada tahun 1997. Indonesia sendiri pernah mengikutsertakan para siswanya untuk mengikuti tes literasi

(10)

3

2009 berada di peringkat 60 dengan skor rata-rata 383 diantara 65 negara

peserta yang mengikuti tes yang diadakan oleh OECD tersebut. Peringkat

literasi sains Indonesia tersebut dapat mencerminkan bagaimana sistem

pendidikan Indonesia yang sedang berjalan saat ini dan kemampuan peserta

didiknya. Keadaan seperti ini memperlihatkan kepada kita bahwa

kemampuan literasi sains siswa Indonesia masih di bawah rata-rata.

Rendahnya literasi sains siswa Indonesia dapat disebabkan oleh

peserta didik yang hanya mempelajari sains hanya sebatas produk,

menghafalkan konsep, teori, dan hukum. Keadaan tersebut lebih ironis lagi

ketika pembelajaran hanya berorientasi pada ujian saja. Akibatnya sains

sebagai proses, aplikasi, dan sikap tidak diarahkan dalam pembelajaran di

sekolah-sekolah. Untuk itu pemilihan model, strategi mempunyai peran yang

dapat menunjang keberhasilan dalam pembelajaran agar dapat membantu

siswa mengeksplorasi dan mengaplikasikan pengetahuan yang didapatnya

dari pembelajaran di sekolah yang mengarah pada ketiga aspek literasi sains.

Dalam permasalahan ini model pembelajaran sains bervisi SETS dianggap dapat membantu siswa untuk menjadi peserta didik yang literat.

Pendekatan SETS yang akan digunakan dalam pembelajaran di sekolah, siswa dilatih agar setelah keluar dari sekolah mampu hidup mandiri.

Karena pencapaian siswa dalam pengetahuan dan keterampilan sains dapat

berimplikasi pada kesiapan mereka dalam menghadapi era pemanfaatan

(11)

4

saing internasional setelah mereka keluar sekolah nanti untuk menghadapi

dunia yang sesungguhnya.

Sains dan teknologi merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Teknologi merupakan hasil produk sains dan seni sebagai buah peradaban

manusia (Wahidin, 2006:158). Teknologi yang membawa perubahan dan

perkembangan sains dan peradaban manusia. Teknologi yang menyebabkan

sains berkembang, dan sebaliknya gagasan-gagasan sains bisa kreatif

disebabkan adanya teknologi. Masyarakat adalah pengguna sains, teknologi

dan lingkungan itu sendiri. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa pendekatan SETS merupakan suatu strategi pembelajaran yang memadukan pemahaman dan pemanfaatan konsep sains, teknologi,

lingkungan dan masyarakat dengan tujuan agara konsep sains dapat

diaplikasikan melalui keterampilan yang bermanfaat bagi peserta didik dan

masyarakat.

Berdasarkan uraian-uraian di atas hasil observasi dan wawancara

dengan guru biologi di SMA Negeri I Sumber dalam proses belajar mengajar

masih belum diterapkan model-model pembelajaran terlebih model

pembelajaran sains bervisi SETS. SMA Negeri I Sumber merupakan salah satu sekolah favorit di kabupaten Cirebon akan tetapi nilai KKM untuk mata

pelajaran biologi yaitu 70 dengan pembelajaran masih bersifat ceramah atau

teacher centered sehingga mengakibatkan siswa masih beranggapan bahwa pelajaran biologi adalah pelajaran membosankan yang hanya berisikan

(12)

5

mempelajari sains yang diakibatkan cara penyampaian materi oleh guru yang

cenderung tidak mengarahkan siswa untuk memperkenalkan sains sebagai

proses sains, konten sains, dan aplikasi sains menyebabkan kemampuan

literasi sains siswa masih kurang. Salah satu upaya untuk membentuk

individu yang melek sains adalah dengan menerapkan model pembelajaran

bervisi SETS.Alasan dipilihnya model pembelajaran sains bervisis SETS ini seperti yang diungkapkan oleh Binadja (2002: 24) dalam Juniati (2009: 16)

pendekatan SETS merupakan pembelajaran yang mengaitkan keempat unsurnya yakni Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat dalam

pembelajaran. Materi pelajaran dikaitkan dengan contoh-contoh nyata yang

berhubungan dengan masyarakat di sekitar peserta didik yang sering

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mudah untuk memahami

materi tersebut.

Untuk itu, dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk menggunakan

model pembelajaran sains bervisi SETS untuk meningkatkan literasi sains

siswa kelas X SMAN I Sumber Kabupaten Cirebon pada pokok bahasan

Pencemaran Lingkungan. Pokok bahasan yang dipilih dalam penelitian ini

adalah mengenai pencemaran lingkungan dimana materi ini merupakan

materi yang terjadi dalam kehidupan nyata sehari-hari dan fenomena alam

lingkungan dapat diamati. Selain itu materi tentang alam terdapat dalam

cakupan pengetahuan yang ditetapkan oleh PISA sehingga materi yang

(13)

6

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

pembelajaran sains di sekolah saat ini kurang mengaitkan antara sains,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat sehingga literasi sains siswa tidak

berkembang; pendidikan sains yang diperoleh peserta didik di sekolah

tidak digunakan untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari

karena penyampaian materi oleh guru yang cenderung tidak

mengarahkan siswa untuk memperkenalkan sains sebagai proses sains,

konten sains, dan aplikasi sains menyebabkan kemampuan literasi sains

siswa masih kurang.

2. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terarah dan dapat mencapai sasaran maka perlu

adanya batasan masalah dalam penelitian ini yaitu :

a. Penelitian ditekankan pada peningkatan literasi sains siswa dalam

dimensi konten sains, proses sains dan konteks aplikasi sains.

b. Penelitian ini difokuskan pada literasi sains

c. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran sains bervisi

SETS.

3. Pertanyaan Penelitian

Untuk lebih memperjelas permasalahan di atas, penulis menjabarkan

rumusan massalah tersebut ke dalam beberapa pertanyaan penelitian di

(14)

7

a. Bagaimanakah peningkatan kemampuan literasi sains siswa pada

pokok bahasan pencemaran lingkungan di kelas X SMAN I Sumber

Kabupaten Cirebon?

b. Apakah terdapat perbedaan literasi sains siswa yang menggunakan

pembelajaran bervisi SETS dan yang menggunakan pembelajaran dengan metode konvensional di kelas X SMAN I Sumber

Kabupaten Cirebon?

c. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran biologi menggunakan

pendekatan pembelajaran sains bervisi SETS terhadap kemampuan literasi sains siswa pada pokok bahasan pencemaran lingkungan

kelas X SMAN I Sumber Kabupaten Cirebon?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengkaji peningkatan kemampuan literasi sains siswa kelas X

melalui pembelajaran bervisiSETS.

2. Untuk menganalisis perbedaan literasi sains siswa yang menggunakan

pembelajaran bervisi SETS dan yang menggunakan pembelajaran dengan metode konvensional.

3. Untuk mengkaji respons dan tanggapan siswa terhadap penggunaan

(15)

8

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak, diantaranya:

1. Bagi Siswa

Siswa kelas X SMAN I Sumber Kabupaten Cirebon dapat

meningkatkan hasil belajarnya melalui penggunaan model

pembelajaran bervisi SETS untuk meningkatkan literasi sains siswa secara mandiri dalam semua dimensi literasi sains, baik konten, proses

maupun konteks aplikasi serta memotivasi siswa untuk dapat

menerapkan kemampuan literasi sainsnya dalam memecahkan masalah

terkait dengan konsep Biologi pada kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi

memilih alternatif pendekatan pembelajaran dan sebagai rujukan dalam

mengembangkan kemampuan literasi sains untuk mengaktifkan siswa

dalam proses belajarnya.

3. Bagi Lembaga Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk

meningkatkan mutu pendidikan serta memperkaya pembelajaran dalam

Biologi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran sains bervisi

(16)

9

E. Kerangka Berpikir

Di dalam proses belajar mengajar di kelas sudah seharusnya guru

memiliki gaya mengajar yang baik, dimana guru harus memilki keterampilan

dalam hal penggunaan media maupun metode dalam pembelajaran, sehingga

dalam proses belajar mengajar siswa menjadi lebih aktif dan memahami

materi pelajaran yang disajikan oleh guru sehingga proses pembelajaran

lebih efektif dan efisien. Tentunya tidak terlepas dari kurikulum yang

dikembangkan oleh sekolah sehingga proses belajar mengajar yang dicapai

siswa sesuai dengan standar kurikulum yang ditetapkan. Karena kurikulum

sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis

dimana seluruh kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum.

Guru dalam menciptakan suasana belajar agar berjalan dengan baik,

maka harus mampu mengemas proses pembelajaran dengan baik dengan

mengembangkan kreatifitas yang dimiliki oleh seorang pendidik (guru).

Kreatifitas guru dalam mengelola pembelajaran di kelas, artinya guru harus

mampu memilih metode atau strategi pembelajaran yang ditetapkan sesuai

dengan materi atau bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswanya.

Dalam hal ini ada kaitannya dengan penggunaan pendekatan/ model

pembelajaran, karena pendekatan/ model pembelajaran yang baik yang dapat

membantu guru menyampaikan materi pembelajaran.

Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui informasi mengenai

peningkatan literasi sains dan teknologi siswa pada materi pencemaran

(17)

10

pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) ini, dapat diterapkan strategi belajar mengajar yang dapat membantu siswa

memahami pelajaran tidak hanya dari satu sisi, karena dalam literasi sains

siswa dapat mengembangkan pola pikirnya dari dimensi konten, proses, dan

konteks aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih memperjelas

penulis menuangkannya dalam kerangka pemikiran tersebut kedalam sebuah

bagan sebagai berikut :

Kurikulum

Penetapan Bidang Kajian

Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran bervisiSETS

Guru PBM Siswa

Penerapan model pembelajaranSETSuntuk meningkatkan literasi sains siswa

Hasil (Literasi Sains)

(18)

11

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha: Terdapat perbedaan peningkatan literasi sains siswa yang signifikan

antara yang menggunakan model pembelajaran sains bervisi SETS dengan yang menggunakan pembelajaran metode konvensional pada

pokok bahasan pencemaran lingkungan di kelas X SMAN I Sumber

(19)

100 100 100

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bukhori, A. 2005. Menciptakan Generasi Literat (online). Tersedia: http://www.pikiranrakyat.com (Diakses 10 Oktober 2012)

Darwiyanto. Pembelajaran IPA Berwawasan Science Environment Technology and Society (SETS).Tidak diterbitkan

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Materi latihan terintegrasi. Ilmu Pengetahuan Alam dan Biologi.Jakarta: Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional. 2008.Panduan Analisis Butir Soal.

Dewi, H. 2011. Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA melalui Pendekatan Science, Environment, Technologi, and Society (SETS) pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi pada FMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Ekohariadi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Dasar Volume 10 Nomor 1 Maret 2009 (28-41)

Firman, Nuryani & Kardiawarman. 2004. Analisis Tes PISA. Pusat Penelitian Pendidikan Depdiknas (online). Tersedia: http://forumliterasi.blogspot.com (diakses tanggal 11 November 2012)

Hayat, B. 2010. Benchmark Internasional Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Hake, R. Richard. 1998. Interactive Engagement Versus Traditional Methods A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for introductory physics courses. Am. J. Phys. 66, 64-74 http://www.physics.indiana.edu/sdi/ (Diakses tanggal 11 November 2012)

Juniati. 2009. Peningkatan Aktivitas, Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik dengan Metode SETS di Kelas IXE SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah pada Konsep Energi dan Daya Listrik. Berkala Fisika Indonesia Volume 2 Nomor 1 Juli 2009.

Mulyitno. 2010. Pembelajaran Tematik Pengaruh Zat Aditif Makanan Terhadap Kesehatan Dengan Pendekatan STL (Science Technology Literacy) Untuk Meningkatkan Literasi Sains. Tesis pada Jurusan Pendidikan IPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

(20)

101 101 101

PISA. 2006. Sciences Competencies for Tomorrow’s World Volume 1-analysis. OECD (online). Tersedia: www.oecd.org/statistics/ statlink (Diakses tanggal 11 November 2012)

Poedjiadi, A. 2005. Sains Teknologi Masyarakat. Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai.Bandung: Remaja Rosdakarya

Pratiwi, et, all. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU Kelas 1. Jakarta : Erlangga

Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi I. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Rustaman, N.Y. 2006. “Literasi Anak Indonesia 2000 dan 2003”. Makalah pada Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia, Jakarta: Puspendik Depdiknas.

Sastradi, T. 2013. Model Pembeljaran Sains Teknologi Masyarakat dan

Lingkungan (STML) (online). Tersedia:

http://mediafunia.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-sains-teknologi.html (Diakses tanggal 28 April 2013)

Subanaet al. 2000.Statistik Pendidikan. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Subratha, Nyoman. Efektivitas Pembelajaran Kontektual Dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Dan Literasi Sains. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja. Tidak diterbitkan

Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung :PT Rosdakarya.

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Pendidian.Bandung: Alfabeta.

Syamsuri, Istamar. 2007.Biologi untuk SMA kelas X.Malang : Erlangga

Trihendradi, C. 2009.Step by step spss analisis data statistik.Yogyakarta: Anda Wahidin. 2006. Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Sangga

Buana

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat memahami dan menguasai teori dasar mengenai struktur atom, ikatan kimia, sifat molekul, stereokimia, sifat dan reaksi senyawa-

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

Sedangkan defisiensi atau kekurangan hormon melatonin akan menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia, tidur tidak nyenyak, pembesaran prostat, depresi, kelelahan, siklus haid

memperoleh nilai rata-rata 68 dengan kategori cukup. 2) Kemampuan siswa dalam menulis teks cerpen pada tes akhir atau posttest di. kelas eksperimen setelah diberi

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI.. Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam mengumpan menggunakan kaki bagian dalam, yang harus diperhatikan adalah: 1) Tempatkan kaki tumpu disamping bola, bukan kaki untuk mengumpan. 2) pada saat mengumpan

mulal diberlakukan set elah mendapat kan Pengesahan dari Gubem ur Propinsi Jaw a Timur sam pal dlt et apkannya Perat uran Daerah Kabupat en Pacit an t ent ang APBD Tahun

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMKN 2 Jombang tahun 2016 didapatkan bahwa dari 61 responden setelah diberikan pendidikan kesehatan sebagian