• Tidak ada hasil yang ditemukan

MORFOLOGI KOTA NEIRA 1753-1864 - UNS Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MORFOLOGI KOTA NEIRA 1753-1864 - UNS Institutional Repository"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MORFOLOGI KOTA NEIRA 1753-1864

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sejarah Program Studi Ilmu Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh ZULYANI EVI

C0513059

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN

Nama : Zulyani Evi

NIM : C0513059

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Morfologi Kota Neira 1753-1864 adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan oleh orang lain. hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, 16 Januari 2018

Yang membuat pernyataan,

(5)

v

MOTTO

"These mountains that you are carrying, you were only supposed to climb."

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Tiada syukur yang lebih dalam dan segala puji hanya untuk Allah subhanahu wa taala, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penyusunan skripsi berjudul Morfologi Kota Neira 1753-1864 ini dapat terselesaikan. Selawat dan salam senantiasa tercurah kepada uswah dan pemimpin umat Nabi Muhammad sallallahu alaihi wassalam, keluarganya, para sahabat, dan kepada semua pengikut sunah beliau hingga akhir zaman.

Ternyata, skripsi dapat memberikan arti lebih dari sekadar tugas akhir di masa perkuliahan. Skripsi mengajarkan proses pendewasaan, yakni mimpi harus dibangun di atas kaki sendiri. Mengajarkan sebuah pergulatan melawan ego dan pandangan bahwa skripsi adalah momok yang menakutkan. Segala kesulitan dalam pembuatan skripsi, ataupun empat tahun lebih masa perkuliahan, terbayar dengan kebanggaan orang tua akan kelulusan anaknya. Penulis persembahkan karya ini untuk kedua orang tua tercinta yang telah menahan rindu menahun, merelakan penulis merantau mencari ilmu. Tanpa doa restu mereka, sungguh tak akan mudah jalan yang dilalui.

(8)

viii

selama perkuliahan. Tak lupa kepada seluruh dosen serta staf Program Studi Ilmu Sejarah, khususnya Kepala Program Studi, Ibu Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S., M.Hum. yang sudah menjadi selayaknya ibu kedua bagi penulis. Juga kepada para alumni yang tergabung dalam Tali Sejarah, khususnya Bapak Agus Hakka dan Bapak Wahyu Susilo yang telah memotivasi dan menginspirasi penulis dalam berkarya untuk sejarah.

Sejarah tidaklah menjadi pilihan pertama dan utama bagi kebanyakan orang. Akan tetapi, sejarahlah yang membawa penulis bertemu dengan Banda Neira, kepulauan antah-berantah yang dahulu menjadi incaran seluruh dunia. Kekayaan sejarahnya yang melimpah, menjadi tantangan bagi para sejarawan untuk dapat menyingkapnya. Menuliskan sejarah Banda merupakan suatu kepuasan. Dibingkai panorama alam yang luar biasa, khazanah alam bawah laut yang memesona, keragaman menu masakan khasnya yang metropolis, keramahtamahan masyarakat yang pluralistis, begitu banyak meninggalkan kesan dan pelajaran berharga.

(9)

ix

Ambon. Tidak lupa kepada teman seperjuangan, mahasiswa dari Jawa yang sama-sama melakukan penelitian di Banda Neira, Antonius Deo Yoga, serta para pemuda di Kampung Baru dan Boiyouw. Kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hatta-Sjahrir Banda Naira, khususnya dari Program Studi Sejarah yang telah sudi bersumbangsih waktu untuk menemani penulis dalam eksplorasi peninggalan-peninggalan di Banda. Berjalan kaki di kala hujan dan terik matahari.

Kepada Dr. Lilie Suratminto, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Budhi Dharma Tangerang, penulis ucapkan terima kasih atas bimbingannya, yang walaupun singkat, tetapi memberikan pencerahan pada penulisan skripsi ini. Doktor Lilie adalah seorang ahli dalam bidang kajian semiotik batu nisan VOC, bukunya yang berjudul Makna Sosio-Historis Batu Nisan VOC di Batavia telah memberikan inspirasi kepada penulis untuk turut menggunakan batu nisan sebagai sumber data penulisan sejarah. Kepada Dr. Titis Srimuda Pitana, S.T, M.Trop.Arch atas kesediannya berbagi pandangan mengenai arsitektur dan kebudayaan. Dari beliau, penulis belajar bahwa sesungguhnya yang tampak di luar adalah pantulan hasrat. Morfologi kota sendiri lebih banyak dipengaruhi oleh hasrat kuasa (politik dan ekonomi).

(10)

x

terima kasih telah menjadi teman belajar kebahasaan, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Kepada rekan-rekan kos yang menopang logistik selama proses pengerjaan skripsi: Ratri, Zana, Santi, Erna dan Mira, terima kasih atas perhatian tulus dari kalian. Tim Senang-Senang Project yang sama-sama berjuang, saling menyemangati di tengah produksi. Keluarga besar kontrakan Green Looser yang selalu menghibur di perantauan. Semoga kelancaran juga diberikan kepada karya-karya kalian. Terakhir, kepada sahabat terbaik yang menerima segala kekurangan penulis dengan lapang dada, Nindi Rustianingsih, kesabaranmu tentu tidak akan bisa terbalas hanya dengan ucapan terima kasih.

Rindang teduhnya kampus hijau Kentingan, kelak akan menjadi sumber kerinduan. Tawa canda yang hadir di sela perkuliahan, bersama Historia 2013, tentu tidak akan pernah terlupakan. Terekam menjadi memori indah masa kuliah. Akhir kata, sebagai mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi, ucapan terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan jalan kepada penulis untuk dapat mengecap bangku perkuliahan. Tanpa program tersebut, penulis tidak akan begitu termotivasi untuk mengharumkan nama Indonesia dengan tiga kewajiban: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat (Tridarma Perguruan Tinggi). Mengutip surat yang diberikan oleh mantan Presiden Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono:

(11)

xi

Bayar dan tebuslah. Sebagian persyaratan yang terselesaikan guna menggenapi kesarjanaan, sungguh hanya permulaan bagi penulis untuk dapat seutuhnya berada di tengah masyarakat dan larut dalam permasalahan negeri ini. Ketika itu, gelar yang telah disematkan akan menjadi tanda mata yang senantiasa mengingatkan akan tridarmanya.

Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Maka, penulis memohon maaf atas segala kesalahan, baik lisan maupun tulisan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Kritik dan saran dari para pemerhati, khususnya yang dapat mengembangkan penelitian ini, akan menjadi sangat berarti. Penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada peneliti lain yang tertarik mengupas eksotisme Banda. Salam.

Surakarta, Januari 2018

(12)

xii

1. Kondisi Geografis dan Demografis ... 26

(13)

xiii

1. Sebelum Tahun 1753... 72

2. Tahun 1753-1864 ... 76

BAB III. ARSITEKTUR KOTA NEIRA. ...……… 88

A. Perkembangan Arsitektur di Hindia Belanda... 89

1. Masa VOC ... 90

2. Jaringan Jalan dan Transportasi ... 130

BAB IV. PRANATA KOTA NEIRA... 136

A. Kebijakan Politik ... 137

1. Wilayah Administratif ... 137

2. Birokrasi Pemerintahan ... 141

3. Hukum dan Peradilan ... 143

4. Pertahanan dan Keamanan ... 144

B. Kebijakan Ekonomi ... 145

1. Penggunaan Lahan dan Sumber Daya Alam ... 145

2. Perpajakan ... 147

3. Penghapusan Monopoli Rempah... 149

C. Kependudukan... 151

1. Segregasi Ras ... 153

2. Stratifikasi Sosial ... 156

(14)

xiv

b. Budak ... 163

c. Pegawai Pemerintah ... 166

d. Vrijburger dan Mardijker ... 168

3. Kesehatan ... 170

4. Sistem Religi dan Pendidikan ... 172

BAB V. KESIMPULAN ... 175

DAFTAR PUSTAKA ... 179

(15)

xv

DAFTAR TABEL

(16)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

VOC : Vereenigde Oost Indiesche Companie

HB : Hindia Belanda

OK : Orang Kaya

(17)

xvii

DAFTAR ISTILAH

Belverders : Panggung

Bijlagen : Lampiran

Burger : Orang Belanda independen yang masa kontrak kerjanya dengan VOC selesai

Empire style : Gaya imperial

Grandeur : Megah

Groot Banda : Banda Besar Indische Culture : Budaya Indis Klein Banda : Banda Kecil

Kora-kora : Perahu dengan pendayung Mini Palace : Istana Mini

Nederlandsch-Indie : Hindia Belanda

Opzoter plus : Pengawas bangunan plus Orang Kaya : Tokoh masyarakat Banda

Perk : Perkebunan

Perkenier : Pengusaha perkebunan berlisensi yang memenuhi syarat untuk mengelola perk

Proclamatie : Maklumat

Resolutie : Keputusan

Schutterij : Pertahanan rakyat atau pertahanan kota Spices Islands : Kepulauan Rempah-rempah

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta Seram, Ambon, dan Kepulauan Banda 1753 ... 187

2. Peta dari tiga pulau besar dan beberapa pulau kecil di Kepulauan Banda 1599 ... 188

3. Lukisan wajah Banda Neira karya Johannes Vingboons 1660 ... 189

4. Peta Kepulauan Banda: Gunung Api, Neira, dan Lonthor atau Banda Besar (karya Johannes Vingboons tahun 1660) ... 190

5. Lukisan pemandangan Pulau Banda Neira karya Johannes Vingboons 1665 ... 191

6. Peta Kepulauan Banda 1665-1668 ... 192

7. Pemandangan Pulau Banda Neira di Maluku, dari Valentine's Old and New East Indies diterbitkan pada 1724 ... 193

8. Wajah Pulau Banda Neira 1753 ... 194

9. Peta topografi Banda Neira 1854 ... 195

10. Peta Banda Besar, Gunung Api, Neira, dan lain-lain. ... 196

11. Rencana Puri Nassau. ... 197

12. Rencana Benteng Belgica ... 198

13. Ilustrasi Benteng Nassau, Benteng Belgica, dan redoubt Neira ... 199

14. Pemandangan Kota Banda 1824 ... 200

15. Inkripsi prasasti Benteng Belgica ... 201

16. Inskripsi batu nisan di lantai gereja... 202

17. Inkripsi batu nisan perkenier di Pulau Ay ... 206

(19)

xix

19. Elemen-elemen arsitektur kolonial Belanda ... 208 20. Daftar nama pemuka masyarakat yang dieksekusi Belanda ... 209 21. Inskripsi Batu Nisan di Pemakaman Belanda Banda Neira ... 210 22. Inventaris Arsip Banda (K.40), Nomor 3: Bandasche Resolution

dengan bijlagen 1791-1792 ... 211 23. Inventaris Arsip Banda (K.40), Nomor 87.3: Sensus umum penduduk

(20)

xx

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Kepulauan Banda pada tahun 1753 ... 28

Gambar 2. Kora-kora, perahu dengan pendayung, Pulau Banda... 35

Gambar 3. Produk perdagangan utama: Pala dan Fuli ... 40

Gambar 4. Para pedagang pala di Kepulauan Banda 1599 ... 44

Gambar 5. Pembunuhan Laksamana Verhoefen ... 53

Gambar 6. Keterangan gambar: 1) Permukiman di pesisir utara, 2) Permukiman di pesisir timur ... 61

Gambar 7. Permukiman di pesisir selatan Pulau Neira ... 63

Gambar 8. Ilustrasi bangunan di dalam Benteng Nassau (1646) ... 66

Gambar 9. Sket Benteng Nassau dan Belgica ... 71

Gambar 10. Penyortiran biji pala pada perusahaan di Pulau Banda, Maluku (1929) ... 79

Gambar 11. Jalanan Kota Neira yang sepi teduh dan asri ... 81

Gambar 12. Potret atas dari Benteng Nassau ... 82

Gambar 13. Gereja yang berada di dekat Benteng Nassau ... 84

Gambar 14. Reruntuhan yang ditengarai lokasi Parigi Rante di dalam Benteng Nassau ... 97

Gambar 15. Gerbang Selatan Benteng Nassau ... 98

Gambar 16. Reruntuhan dinding Benteng Nassau ... 99

Gambar 17. Prasasti pembangunan Benteng Belgica ... 101

(21)

xxi

Gambar 19. Bagian dalam bentuk pentagon dari Benteng Belgica ... 103

Gambar 20. Tampak jauh Benteng Belgica ... 103

Gambar 21. Sumur di tengah bangunan Benteng Belgica ... 104

Gambar 22. Jalan masuk menuju bagian dalam Benteng ... 105

Gambar 23. Salah satu sisi tembok Benteng Belgica... 106

Gambar 24. Halaman depan Istana Mini ... 107

Gambar 25. Beranda depan Istana Mini... 108

Gambar 26. Beranda belakang Istana Mini ... 108

Gambar 27. Surat yang digoreskan di kaca oleh pegawai kolonial. ... 109

Gambar 28. Rumah Deputi Gubernur VOC ... 110

Gambar 29. Rumah kontrolir di Kompleks Istana Mini ... 111

Gambar 30. Rumah Pengasingan Dr. Tjipto Mangunkusumo ... 112

Gambar 31. Rumah pengasingan Bung Sjahrir ... 112

Gambar 32. Beranda belakang bangunan utama Rumah Pengasingan Bung Hatta ... 113

Gambar 33. Ruang kelas di teras bangunan kedua ... 114

Gambar 34. Rumah tinggal Kapten Christopher Cole ... 115

Gambar 35. Rumah dengan gamble berbentuk segitiga ... 115

Gambar 36. Jalanan Kota Neira dengan rumah perkenier di kanan-kirinya ... 117

Gambar 37. Gedung pertemuan di Banda Neira, Maluku ... 119

(22)

xxii

Gambar 39. Gereja tua di Banda Neira ... 121

Gambar 40. Bagian dalam gereja, jalan menuju mimbar dipenuhi dengan batu nisan kolonial ... 123

Gambar 41. Wisata religi di kelenteng San Tio Kong ... 125

Gambar 42. Batu nisan Johannes Verschuir, mantan Residen Banda ... 127

Gambar 43. Pemakaman komunitas Kristen di Banda Neira... 128

Gambar 44. Nisan berbentuk tugu setengah jadi melambangkan cita-cita yang putus ... 129

Gambar 45. Pemakaman Cina di Banda Neira ... 130

Gambar 46. Kiri: jaringan jalan grid, kanan: potongan peta tahun 1854 yang menunjukkan jaringan jalan grid di Kota Neira ... 131

Gambar 47. Lingkaran merah: akses jalan menuju pasar yang bertambah 132 Gambar 48. Jalan menuju Gereja Banda Neira (1929) ... 134

Gambar 49. Jalan di tengah permukiman Banda Neira ... 134

Gambar 50. Jalan menuju bangunan Perk Zevenbergen dan Hersteller Banda Neira (1910) ... 135

Gambar 51. Jalan di tengah permukiman Banda Neira ... 138

Gambar 52. Serambi dalam rumah perkenier di Groot-Waling, tampak mebel dan benda-benda seni yang mewah ... 160

Gambar 53. Batu nisan Paulus van den Broeke di Pulau Ay ... 161

(23)

xxiii

ABSTRAK

Zulyani Evi. C.0513059. 2018. Morfologi Kota Neira 1753-1864. Skripsi: Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini memiliki tiga tujuan; yaitu untuk mengetahui pola tata ruang Kota Neira pada 1753-1864, arsitektur bangunan, dan pengaruh kebijakan pemerintah kolonial terhadap morfologi kota.

Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dimulai dengan heuristik, yakni pengumpulan data dari sumber-sumber sejarah sezaman. Selanjutnya adalah kritik sumber, yakni membandingkan dan mengkritik sumber sejarah untuk memperoleh data yang valid. Kemudian interpretasi, yakni tahap menganalisis data sehingga diperoleh fakta. Terakhir adalah menuliskan sejarah atau historiografi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola tata ruang Kota Neira terdiri dari pusat pemerintahan, pusat pertahanan, dan pusat perekonomian. Pola permukiman terbagi berdasarkan etnis, yakni permukiman Cina, permukiman Eropa, dan permukiman pribumi. Permukiman yang mulanya terkonsentrasi di sebelah barat mulai bergeser ke timur menjauh dari gunung api sebagai upaya meminimalisir dampak letusan. Arsitektur Kota Neira pada masa VOC tidak memiliki orientasi yang jelas. Di bawah pemerintahan Daendels (1800-1811), arsitektur kota mulai dipengaruhi gaya imperial yang berbau Prancis. Pendudukan Inggris yang singkat tidak begitu banyak memberikan warna pada arsitektur Kota Neira. Saat kekuasaan diambil alih kembali oleh Belanda, pemerintah kolonial mulai membangun bangunan-bangunan mewah. Kebijakan pemerintah kolonial mengenai status wilayah administratif Kota Neira turut mempengaruhi morfologi kota. Pada masa VOC, Banda adalah ibu kota provinsi (Gouvernement van Banda). Kota Neira dijadikan pusat pertahanan dan permukiman gubernur jenderal Hindia Belanda. Keruntuhan VOC dan masa-masa transisi membawa perubahan bagi status wilayah Kepulauan Banda. Pada 1817, statusnya berubah menjadi resident atau setingkat kabupaten. Kebijakan penghapusan monopoli rempah dan penerapan perdagangan bebas pada 1864 juga membuat para perkenier tidak berdaya. Banyak di antara mereka yang menjual kebun dan aset-aset di Kota Neira sehingga membuat dinamika kawasan ini menurun.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah morfologi Kota Neira pada tahun 1753-1864 memperlihatkan potret dinamika kota metropolis yang kian menyurut karena berbagai faktor diantaranya bencana alam dan kebijakan kolonial.

(24)

xxiv ABSTRACT

Zulyani Evi. C.0513059. 2018. Morphology of Neira Town 1753-1864. Thesis: Historical Science Department Faculty of Cultural Studies Sebelas Maret University.

This research has three objectives; to know the spatial pattern of the Neira Town in 1753-1864, the architecture of the buildings, and the influence of the colonial government's policy on the morphology of the city.

This research uses a historical method that starts with heuristics, that is data collection from contemporary historical sources. Furthermore, source criticism, that is comparing and criticizing historical sources to obtain valid data. Then the interpretation that is the stage of data analyzing to obtain fact, and the last is to write history or historiography.

The results show that the Neira Town’s spatial pattern consists of a central government located in a mini palace complex, a defense center located in Nassau Fortress, and an economic center located in a fish market at southeast ot the town. The pattern of settlement is divided by ethnicity. Chinese settlements are located on the western coast of the Neira Town, European settlements on the eastern side of mini palace complex (downtown area), and indigenous settlements are located in suburbans. The initially concentrated settlement in the west began to shift east away from the volcano as an effort to minimize the impact caused by its eruption. Characteristics of Neira Town architecture can be seen in terms of periods of architectural development. In the VOC period, Dutch colonial architecture did not have a clear form orientation. Then Daendels (1800-1811) changed the architectural style in Dutch East Indies with a indische empire style. But the colonial architecture before 1900 was considered to be inferior quality. In Neira Town this architectural development can be seen from several buildings such as Nassau Fortress, Belgica Fortress, Mini Palace Complex, Residence, Societat Harmonie, Church, and Chinese Temple. The political policy of the colonial government which included the status of administrative territory also influenced the morphology of Neira Town. During the VOC period, Banda was the provincial capital (Gouvernement van Banda). At this time Neira Town became central defense and residence of general governor of the Dutch East Indies. The collapse of the VOC and the transitional periods brought changes to the status of the Banda Islands region. In 1817, the status changed to Resident or district level. The policy of abolishing the spice monopoly and the application of free trade in 1864 also made the perkeniers helpless. Many of them sold their gardens and assets in Neira Town, cause the dynamics of the town decreased.

Referensi

Dokumen terkait

Wilayah analisis dan perencanaan pada tugas akhir ini adalah Unit Pelayanan Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten yang terdiri dari tiga Unit Pelayanan Ibu Kota

Tabel 31 disajikan secara rinci sebagai berikut, untuk responden yang menyatakan sebesar 3.80 menunjukkan bahwa tidak ada asosiasi antara alasan responden masuk kuliah

Hasil pengujian daya hambat Staphylococcus saprophyticus dari ekstrak jahe menunjukan bahwa pada kontrol negatif tidak terdapat diameter zona hambat dan pada konsentrasi

 Negasi dari pernyataan “Jika semua siswa hadir, maka tidak ada kursi yang kosong.”adalah …..  Negasi dari pernyataan “Jika semua siswa hadir, maka tidak ada kursi

Berdasarkan hal tersebut, pada internal validity akan dilakukan validitas dengan cara menyesuaikan data yang telah peneliti temukan dilapangan dengan argumentasi

Mengenaipasti punca pengabaian yang sedang berlaku terhadap Rumah Tradisonal Melayu ialah dengan memastikan faktor-faktor dan punca berlakunya pengabaian sama ada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan penggunan metode everyone is a teacher here dengan media audio visual terhadap hasil belajar peserta didik

mengoptimalkan penerimaan Pajak Daerah, serta untuk melaksanakan ketentuan Lampiran I angka 57 Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2015, maka perlu menetapkan