• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PIJAT OKSITOSIN PADA ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT Prof MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PIJAT OKSITOSIN PADA ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT Prof MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - Elib Repository"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PIJAT OKSITOSIN PADA ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI DI RUANG FLAMBOYAN

RUMAH SAKIT Prof MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun Oleh: Nur Arifah Afiani, S. Kep

A31500835

PEMINATAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Nur Arifah Afiani, S. Kep NIM : A31500835

Tanda Tangan :

(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik STIKes Muhammadiyah Gombong, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nur Arifah Afiani, S. Kep NIM : A31500835

Program Studi : Program Ners Keperawatan Jenis Karya : Karya Ilmiah Ners

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada STIKes Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Execlusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS PIJAT OKSITOSIN PADA ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI DI RUANG FLAMBOYAN

RUMAH SAKIT Prof MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini STIKes Muhammadiyah Gombong berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Gombong, Kebumen Pada Tanggal : 10 Agustus 2016

Yang Menyatakan

(6)

vi Program Ners Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTA, Agustus 2016

Nur Arifah Afiani, Herniyatun

ABSTRAK

ANALISIS PIJAT OKSITOSIN PADA ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI DI RUANG FLAMBOYAN

RUMAH SAKIT Prof MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Latar Belakang: Setiap ibu menghasilkan air susu yang kita sebut Air Susu Ibu (ASI) sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan salah satu sarana yang diandalkan untuk membangun SDM yang berkualitas sejak dini.

Tujuan Penulisan: Menguraikan hasil analisis pijat oksitosin pada asuhan keperawatan ketidakefektifan pemberian ASI di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto.

Hasil: Diagnosa yang muncul pada klien yaitu ketidakefektifan pemberian ASI. Tindakan: Tindakan yang dilakukan dalam penanganan ketidakefektifan pemberian ASI pada klien, penulis melakukan pijat oksitosin.

Evaluasi: Hasil evaluasi menunjukkan diagnosa ketidakefektifan pemberian ASI teratasi.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Ners ini dengan judul “Analisis pijat oksitosin pada asuhan keperawatan ketidakefektifan pemberian ASI di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis mendapat kemudahan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. M. Madkhan Anis, S.Kep, Ns, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.

2. Dadi Santoso, M.Kep., Ns, selaku Ketua Program Ners Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.

3. Herniyatun, S. Kp., M.Kep Sp Mat selaku pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga karya Karya Ilmiah Ners ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Gombong, Agustus 2016

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v

C. Konsep Dasar Ketidakefektifan Pemberian ASI ... 20

D. Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Nutrisi ... 21

BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN ... 25

A. Profil Lahan Praktek ... 25

B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan ... 29

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Analisis Karakteristik Klien/ Pasien ... 35

B. Analisis Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemberian ASI 36

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan salah satu indikator derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka Kematian bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan noenatal kurang baik, untuk itu dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut (Saragih, 2011).

Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 Angka Kematian Bayi (AKB) didunia 54 per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup. Menurut data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 sebesar 34/1000 kelahiran hidup sedangkan angka Kematian balita (AKBAL) pada tahun 2007 sebesar 44/1000 kelahiran hidup (Wijaya, 2010).

Tingginya masalah kematian bayi ini dapat ditanggulangi jika bayi mendapatkan asupan yang baik serta gizi yang mencukupi, yaitu melalui pemberian ASI. American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa bayi- bayi yang diberikan ASI pada tahun pertama kehidupannya dapat menurunkan resiko terjadinya penyakit infeksi, termasuk diantaranya adalah diare, penyakit pernafasan, infeksi telinga, serta infeksi kemih (American Academy of Pediatrics, 2008).

Setiap ibu menghasilkan air susu yang kita sebut Air Susu Ibu (ASI) sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan salah satu sarana yang diandalkan untuk membangun SDM yang berkualitas sejak dini. ASI bukan cuma sumber gizi terbaik, tetapi dapat menyelamatkan jiwa bayi pada bulan-bulan pertama yang rawan. Bagi bayi ASI merupakan makanan yang paling sempurna, dimana kandungan gizinya sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan

(10)

yang optimal. ASI juga mengandung zat untuk perkembangan kecerdasan, zat kekebalan (mencegah dari berbagai penyakit). ASI juga mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian (Digirolamo, 2008).

Manfaat menyusui bagi ibu tidak hanya dapat menjalin kasih sayang, tetapi terlebih lagi dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi risiko terkena kanker payudara, dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ibu (Piliteri, 2009).

Manfaat ekonomi pemberian ASI bagi keluarga adalah mengurangi biaya pengeluaran terutama untuk membeli susu, lebih jauh lagi, bagi negara pemberian ASI dapat menghemat devisa negara, menjamin tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, menghemat subsidi biaya kesehatan masyarakat, dan mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan plastik sebagai bahan peralatan susu formula (botol dan dot), dengan demikian menyusui bersifat ramah lingkungan (Perinasia, 2006). Jangka panjang dari manfaat pemberian ASI adalah menurunkan kejadian penyakit kegemukan, dan penyakit kronik seperti diabetes, alergi, serta asma (Baldwin & Friedman, 2006).

Usaha untuk terus memberikan ASI secara eksklusif selama enam bulan terus di menjadi program prioritas organisasi kesehatan dunia (WHO), pada kenyatannya banyak ibu yang tidak dapat menyusui secara eksklusif selama enam bulan dikarenakan beberapa hal yaitu kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ia mampu menyusui bayinya, adanya masalah pada posisi perlekatan dan kondisi payudara ibu, adanya persepsi bahwa ASI ibu tidak mencukupi kebutuhan bayinya, serta kurangnya dukungan dari para tenaga kesehatan (Dhandapany, 2008).

(11)

bahwa ibu- ibu yang diberikan konseling baik konsep mengenai menyusui serta bagaimana untuk terus menyusui meskipun ibu dalam keadaaan sakit serta mengalami masalah dalam menyusui lebih baik daripada mereka yang tidak diberikan konseling selama prenatal. Beberapa masalah- masalah selama menyusui seperti kurangnya rasa percaya diri dalam menyusui, masalah dalam melakukan perlekatan serta posisi dalam menyusui, nyeri pada nipel, pesepsi tentang produksi ASI yang kurang, dapat diatasi jika ibu diberikan informasi mengenai menyusui serta kesiapan untuk menyusui secara eksklusif.

Pusat data nasional di Amerika melaporkan, meskipun ada peningkatan dalam pemberian ASI secara dini, namun banyak diantaranya yang tidak dapat melanjutkan menyusui secara eksklusif serta mempertahankan lamanya menyusui, rata- rata terbesar terjadinya penurunan dalam mempertahankan menyusui terjadi pada minggu pertama postpartum (Centers for Disease Control and Prevention, 2006).

Penurunan produksi dan pengeluaran ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi dan pengeluaran ASI. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran produksi dan pengeluaran ASI yaitu perawatan payudara frekuensi penyusuan, paritas, stress, penyakit atau kesehatan ibu, konsumsi rokok atau alkohol, pil kontrasepsi, asupan nutrisi (Bobak, 2008). Perawatan payudara sebaiknya dilakukan segera setelah persalinan (1-2 hari), dan harus dilakukan ibu secara rutin. Dengan pemberian rangsangan pada otot-otot payudara akan membantu merangsang hormon prolaktin untuk membantu produksi air susu (Bobak, 2008).

(12)

ke otak, yakni hipofisis anterior sehingga prolaktin disekresi dan dilanjutkan hingga ke hipofisis posterior sehingga sekresi oksitocin meningkat yang menyebabkan otot-otot polos payudara berkontraksi dan pengeluaran ASI dipercepat (Bobak, 2008). Oleh karena itu segera setelah bayi lahir harus segera dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD).

Terganggunya IMD mengakibatkan masalah terhadap proses menyusui serta produksi ASI pada ibu. Karena akan menghambat terjadinya skin-to-skin contact atau sentuhan antara ibu dan bayi segera setelah kelahiran akan mendorong ikatan dan melepaskan hormon yang berperan dalam proses menyusui. Penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2006) menunjukkan bahwa IMD sangat berpengaruh terhadap produksi ASI karena rangsangan hisapan bayi. Demikian pula penelitian lain menunjukkan bahwa penurunan hisapan bayi akan menurunkan stimulasi hormone prolaktin dan oksitosin, sedangkan hormone prolaktin dan oksitosin sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI.

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan produksi ASI berhenti sama sekali (Perinasia, 2011). Kesehatan ibu memegang peranan penting dalam produksi ASI. Bila ibu tidak sehat, asupan makanannya kurang atau kekurangan darah untuk membawa nutrient yang akan diolah oleh sel-sel acini payudara, hal ini akan meyebabkan produksi ASI menurun (Bahiyatun, 2009).

(13)

harus dilakukan langsung oleh petugas kesehatan tetapi dapat dilakukan oleh suami atau anggota keluarga yang lain. Petugas kesehatan mengajarkan kepada keluarga agar dapat membantu ibu melakukan pijat oksitosin karena teknik pijatan ini cukup mudah dilakukan dan tidak menggunakan alat tertentu. Asupan nutrisi yang seimbang dan memperbanyak konsumsi sayuran hijau serta dukungan suami dan keluarga juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produksi dan pengeluaran ASI.

Usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI pada ibu setelah melahirkan selain dengan memerah ASI, dapat dilakukan juga dengan melakukan perawatan atau pemijatan payudara, membersihkan puting, sering-sering menyusui bayi meskipun ASI belum keluar, menyusui dini dan teratur serta pijat oksitosin (Yohmi & Roesli, 2009).

Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan hormone oksitosin dari hipofisis, sehingga mioepitel yang terdapat di sekitar alveoli dan duktus kelenjar ASI berkontraksi dan ASI pun otomatis keluar. Selain itu manfaat pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI, 2007). Penelitian yang dilakukan Amin (2011) mengemukakan pelaksanaan rolling massage (punggung) sangat efektif dalam meningkatkan produksi ASI. Tindakan ini dapat memberikan sensasi relaks pada ibu karena massage dapat merangsang pengeluaran hormone endorphine serta dapat menstimulasi reflek oksitosin. Serta penelitian lain yang dilakukan oleh Mardiyaningsih (2011) menunjukkan bahwa kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin dapat meningkatkan produksi ASI.

(14)

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk menguraikan hasil analisis asuhan keperawatan pada klien dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto.

2. Tujuan Khusus

a. Memaparkan hasil pengkajian pada klien dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI

b. Memaparkan hasil analisa data dan keperawatan pada klien dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI

c. Memaparkan hasil diagnosa pada klien dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI

d. Memaparkan perencanaan keperawatan yang dilakukan pada klien dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI

e. Memaparkan implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI

f. Memaparkan evaluasi keperawatan yang dilakukan pada klien dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI

g. Memaparkan hasil inovasi tindakan pada klien dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah: 1. Manfaat Keilmuan

(15)

2. Manfaat Aplikatif

Hasil Karya Ilmiah ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi karya tulis bagi pihak rumah sakit tentang asuhan keperawatan khususnya pada klien dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI. 3. Manfaat Metodologis

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, dan Jensen. (2009). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. alih bahasa Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugrah (Edisi 4), Jakarta: EGC.

Cox, S,. (2006). Breast Feeding with Confidence. Panduan Untuk Belajar Menyusui dengan Percaya Diri. PT Elex Multimedia Computindo. Jakarta

Dhandapany, et al . (2008). Antenatal counseling on breastfeeding. Department of Pediatrics, Mahatma Gandhi Medical College and Research Institute.

Digirolamo, A.M., Ramirez-Zea, M. (2009). Role of Zinc in Maternal and Child Mental Health. Am J Clin Nutr, 89 (Suppl): 940–5S.

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2015). NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions & Classification, 2015–2017. 10 nd ed. Oxford: Wiley Blackwell.

Saragih E. (2011). Perilaku Ibu Primipara dalam Merawat Bayi Baru Lahir di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun. Skripsi fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pilliteri Adele. (2009). Maternal and Child Health Nursing: Care of The Childbearing Family. Fourth Edition . Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Perinasia. (2006). American Academy of Pediatrics dan American Heart Association. Buku panduan resusitasi neonatus. Edisi ke-5. Jakarta: Perinasia

(17)
(18)

PIJAT OKSITOSIN

PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN NO REVISI Halaman

TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH 1 Pengertian Menjaga kebersihan dan menjaga kelancaran aliran ASI

2 Tujuan 1. Menjaga atau memperlancar ASI 2. Mencegah terjadinya infeksi

3 Indikasi Ibu yang mempunyai bayi dan memberikan ASI secara eksklusif

4 Prosedur 1. Persiapan alat a. Alat-alat b. Kursi c. Meja

d. Minyak kelapa

e. BH kusus untuk menyusui f. Handuk

2. Persiapan perawat

a. Menyiapkan alat dan mendekatkanya ke pasien b. Membaca status pasien

c. Mencuci tangan 3. Persiapan lingkungan

a. Menutup ordien atau pintu b.Pastikan prifaci pasien terjaga 4. Bantu ibu secara pesikologis

a. Bangkitkan rasa percaya diri

(19)

c. Bantu pasien agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya

5 Pelaksanaan 1. Perawat mencuci tangan

2. Menstimulir puting susu : menarik puting susu dengan pelan-pelan memutar puting susu dengan perlahan dengan jari-jari

3. Mengurut atau mengusap ringan payudara dengan ringan dengan menggunakan ujung jari

4. Ibu duduk, bersandar ke depan, melipat lengan diatas meja di depanya dan meletakan kepalanya diatas lenganya. Payudara tergantung lepas, tanpa baju, handuk dibentangkan diatas pangkuan pasien. Perawat menggosik kedua sisi tulang belakang, dengan menggunakan kepalan tinju kedua tangan dan ibu jari menghadap kearah atas atau depan. Perawat menekan dengan kuat, membentuk gerakan lingkaran kecil dengan kedua ibu jarinya. Perawat menggosok kearah bawah kedua sisi tulang belakang, pada saat yang sama, dari leher kearah tulang belikat, selama 2 atau 3 menit.

5. Amati respon ibu selama tindakan

6 Evaluasi 1. Menanyakan kepada ibu tentang seberapa ibu paham dan mengerti tehnik refleksi oksitosin (perawatan payudara)

2. Evaluasi perasaan ibu 3. Simpulkan hasil kegiatan

4. Lakukan kontrak kegiatan selanjutnya 5. Akhiri kegiatan

(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

Referensi

Dokumen terkait

Solusi untuk tidak melakukan pembaja- kan software memang sudah ada, yaitu de- ngan menggunakan produk yang berdasar pada open source. Tetapi pada kenyataan- nya, mengubah

Partisipasi penyusunan anggaran juga sebagai penentu kinerja sebuah organisasi UKM, semakin tinggi faktor penentu tersebut maka akan semakin tinggi pula

Dengan demikian, dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa Islam lebih dahulu mengenal sistem akuntansi, karena Alquran telah diturunkan pada tahun 610 M, yakni 800 tahun

Hasil penelitian hari ke 12, sesuai dengan teori bahwa perubahan – perubahan normal pada uterus selama post partum hari ke-14 TFU sudah tidak teraba lagi tetapi pada

Dari pertanyaan 14, dapat dilihat prilaku responden dalam mengevaluasi informasi terhadap informasi yang telah diperoleh, 88,89% pada umumnya responden menjawab mendiskusikannya

Model Hurdle Poisson merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk memodelkan data cacahan (count) dengan excess zero pada data konsumsi rokok dalam

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Duta Besar RI untuk WTO di Jenewa yang menyatakan bahwa permintaan otorisasi oleh Indonesia kepada Ketua DSB untuk tindakan

Usia 6 bulan merupakan usia bayi memasuki tahap perkembangan, dimana bayi akan lebih banyak menggunakan aktifitas fisiknya, selain itu meningkatnya kemampuan bayi