• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Desi Sofiana BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Desi Sofiana BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi tinja encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiah,2005). Diare dapat dipahami sebagai penyakit yang berbahaya dimasyarakat, sehingga penanganan diare dimasyarakat sudah cukup baik, antara lain perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), jamban keluarga, pemberian oralit, pemenuhan cairan segera, pemenuhan makanan yang bergizi, melanjutkan pemberian ASI lebih sering, pengobatan dipuskesmas dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Menurut WHO 2005, penatalaksanaan diare berdasarkan MTBS ditambahkan dengan pemberian tablet Zinc untuk semua penderita diare (balita) selama 10 hari (DEPKES RI, 2008).

(2)

Tengah sebesar (6,5%). Pada tahun 2012, diare merupakan salah satu kasus dari kejadian luar biasa di wilayah Provinsi Jawa Tengah terjadi pada 24 desa /kelurahan yang berada di 21 kecamatan, jumlah penderita 330 balita (Dinkes Jateng, 2012).

Evaluasi kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2010-2012, cakupan penemuan dan penanganan penderita diare sebesar 38,7 % (Dinkes Jateng, 2012). Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kalibagor Kabupaten Banyumas, data tentang penyakit diare dari bulan Mei-November 2014 sejumlah 60 kejadian diare pada balita (data primer Peskesmas Kalibagor, 2014).

Berdasarkan kategori umur, masa balita adalah usia 0-5 tahun (Depkes RI, 2009). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) mengumpulkan data beberapa penyakit infeksi utama pada anak umur dibawah lima tahun (balita), seperti infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), pnemonia, diare, dan gejala demam. Menurut WHO di negara berkembang diperkirakan 1,87 juta anak balita meninggal karena diare, 8 dari 10 kematian tersebut pada umur kurang dari 2 tahun. Rata-rata anak usia kurang dari 3 tahun di negara berkembang mengalami diare 3 kali dalam setahun (Kemenkes RI, 2011).

(3)

Puskesmas Banyumas angka kejadian diare pada balita diwilayah Puskesmas Banyumas cenderung tinggi sebesar 715 kasus ditahun 2014. Diare menempati urutan ke 2 setelah ISPA. Hasil peneitian yang sudah dilakukan di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang tentang hubungan pemberian tablet Zinc dengan kejadian diare berulang pada balita, menunjukan pemberian Zinc sebagian salah sebanyak 74,0%, kejadian diare sebagian besar adalah sebanyak 72,0%. Kesimpulannya ada hubungan pemberian tablet Zinc dengan kejadian diare pada balita (Pvalue=0,000) (Hastuti, 2013).

Zinc merupakan salah satu micronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc diberikan pada balita 10-20 mg perhari dan tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya (Kemenkes RI, 2011). American Academy of Pediatric (AAP) dan WHO merekomendasikan cairan rehidrasi oral (Oral Rehidration Solution/ORS) sebagai tindakan pertama untuk mengatasi dehidrasi ringan (Maria U., 2010). Namun cairan rehidrasi oral tidak signifikan dalam menurunkan defekasi dan durasi diare, oleh karena itu tahun 2004 WHO dan United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) kembali merekomendasikan kebijakan terbaru mengenai penatalaksanaan diare pada anak yaitu dengan menambahkan suplementasi Zinc (Zn) pada terapi rehidrasi oral tersebut.

(4)

2008 pada buku bagan MTBS sesuai rekomendasi WHO 2005, Kebijakan Lintas Program Terkait dan Protokol Unit Kerja Koordinasi (UKK) IDAI Tahun 2008. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No 2500/MENKES/SK/XII/2011 tentang Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) tahun 2011, tablet Zinc telah diusulkan untuk masuk dalam DOEN karena penggunaan pada program pengendalian penyakit diare untuk balita dan anak oleh pemerintah.

Suksesnya program pemerintah perlu di dukung oleh tingkat informasi mengenai pemberian tablet Zinc dan pengetahuan ibu dalam menerima informasi tersebut yang diperoleh ketika menerima tablet Zinc dari petugas kesehatan. Sehingga dapat diketahui tingkat kepatuhan seorang ibu dalam pemberian tablet Zinc setelah diberikan ajuran dan nasehat oleh tenaga kesehatan.

(5)

Berdasarkan permasalahan diatas penulis ingin mengetahui gambaran tingkat kepatuhan ibu dalam pemberian tablet Zinc pada balita diare.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang terjadi, diare merupakan penyebab kematian balita tertinggi dan WHO merekomendasikan Zinc sebagai penatalaksanaan diare pada anak karena Zinc terbukti mampu menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bukan berikutnya.

Maka peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran tingkat kepatuhan ibu dalam pemberian tablet Zinc pada balita diare?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui gambaran tingkat kepatuhan ibu dalam pemberian tablet Zinc pada balita diare.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik responden.

b. Mengetahui gambaran kepatuhan pemberian tablet Zinc.

D. Manfaat Peneltian

1. Bagi peneliti

(6)

2. Bagi tempat penelitian

Mampu memberikan informasi yang signifikan baik dalam membantu meningkatkan kepatuhan ibu dalam pemberian tablet Zinc pada balita diare.

3. Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam membimbing dan menambahkan pengetahuan mahasiswi kebidanan tentang pemberian tablet Zinc.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran perpustakaan penulis menemukan penelitian yang sejenis dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.1 keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Metode Hasil

(7)

pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi yang

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, peristiwa turunnya Al Qur’an selalu terkait dengan kehidupan para sahabat baik peristiwa yang bersifat khusus atau untuk pertanyaan yang muncul.Pengetahuan

Semoga Allah SWT memberikan limpahan karunia kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, kasih sayang serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

Hal ini disebabkan karena formula dengan jumlah manitol semakin tinggi menghasilkan granul berukuran kecil, granul yang berukuran kecil akan memiliki kontak antar

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū

Emisi surat utang korporasi di pasar domestik selama Januari 2018 mencapai Rp7,67 triliun atau naik 2,84 kali dibandingkan dengan Januari 2018, berdasarkan data oleh

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut