ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN THERMOREGULASI PADA NY.S DI RUANG DAHLIA
RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Pendidikan Ahli Madya Keperawatan
Disusun Oleh: Nina Wanda Kartika
A01301791
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
iv Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2016
Nina Wanda Kartika1, Ike Mardiati Agustin2 M.Kep.S.Kep.J
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN THERMOREGULASI PADA Ny.S DI RUANG DAHLIA RSUD
Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar Belakang : Penyakit thypoid merupakan salah satu penyakit yang mudah menyerang tubuh manusia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu makanan yang terkontaminasi dan kebersihan lingkungan yang kurang memadai. Salah satu gejala yang paling sering muncul yaitu demam. Dengan kondisi tesebut perlu dilakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan thermoregulasi untuk mengatasi demam.
Tujuan Asuhan Keperawatan: Untuk memeberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhan termoregulasi pada klien dengan Thypoid.
Asuhan Keperawatan: Asuhan keperawatan pada Ny.S di ruang Dahlian RSUD Kebumen yang dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 09-11 Juni 2016 klien mengatakan badannya demam sudah 5 hari tidak turun demamnya. Sehingga muncul masalah keperawatan Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit, intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan adalah memberikan kompres hangat pada daerah dahi dan lipat ketiak. Evaluasi dari tindakan tersebut yakni klien dapat melakukan kompres hangat dengan benar dan masalah demam klien teratasi.
Analisa Tindakan: Untuk mempermudah klien menggunakan kompres hangat untuk menurunkan demam, inovasi tindakan yang direkomendasikan adalah kompres menggunakan bawang merah.
Kata Kunci: Thyphoid, Demam, Kompres Hangat
v Nursing Studies Program D III
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Nursing Care Report, August 2016
Nina Wanda Kartika1, Ike Mardiati Agustin2, M.Kep.S.Kep.J
ABSTRACT
NURSING CARE OF FULFILLING THERMOREGULATION NEED TO Mrs.S IN DAHLIA WARD, Dr.SOEDIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN
Background : Typhoid disease is a disease that is easily invade the human body caused by several factors such as contaminated food and inadequate environmental hygiene. The most frequent symptom of the disease is fever. Thermoregulation is needed to fulfill this human basic need to cope the fever. Objective : To describe nursing care of fulfilling thermoregulation need to Mrs.S in dahlia ward, Dr.Soedirman hospital of Kebumen.
Nursing : Nursing care conducted for 3 days from 9 to 11 June 2016 showed that the client has five days fever and keep having the fever. The main nursing diagnosis was Hyperthermia associated with the disease process. The implementation of interventions that have been done was giving a warm compress on the forehead and armpits fold. Evaluation showed that the client could do a warm compress correctly and the problem has been resolved.
Treatment Analysis : Warm compress may reduce the fever. Recommended innovative compress is using onion.
Keywords: Thyphoid, fever, warm compress
1. University student Diploma III of Nursing Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rakhmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Uji Komprehensif ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Thermoregulasi Pada Ny.S Di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Adapun maksud penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan hasil ujian komprehensif dalam rangka tahap akhir jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Terwujudnya Laporan Hasil Uji Komprehensif ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya dan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak M. Madkhan Anis, S. Kep. Ners, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammmadiyah Gombong.
2. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, M.Sc selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. 3. Ibu Ike Mardiati Agustin.M,Kep.Sp.Kep.J, selaku Dosen pembimbing
KTI.
4. Ibu kepala dan seluruh staf serta tim kesehatan Ruang Dahlia RSUD Kebumen yang telah memberikan bimbingan dan kerja sama dalam melaksanakan studi kasus.
5. Pembimbing dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong beserta seluruh staf dan karyawan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian laporan ini.
vii
7. Kedua orang tua Bapak Nandang dan Ibu Sulistiyani yang selalu memberikan dukungan semangat, kasih sayang, canda dan tawa dan banyak hal yang tidak mungkin bisa di sebutkan satu persatu.
8. Leny Oktaviani P.R, Nesi Nur Istiqomah, Nurul Istiqomah, Nofidon Laela, Imas Susanti, Ike Puji A, Linda Ristianingsih, Jehan Pristya, Herlina
Yulianti, Nur Za’adah, Nur Khoiriyah, Mita Windiani, dan Ayu Prianti
yang selalu memeberikan dukungan, semangat, serta canda dan tawa dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Teman-teman Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong yang saya sayangi, yang telah berjuang bersama-sama, memberikan dukungan, semangat dan membantu dalam penusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Hasil Uji Komprehensif ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bentuk maupun isinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Gombong, Agustus 2015
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 5
C. Manfaat ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemenuhan Termoregulasi... 7
1. DefinisiTermoregulasi... 7
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Termoregulasi ... 8
3. Managemen Termoregulasi ... 9
B. Diagnosa Keperawatan... 12
C. Tindakan Inovasi Keperawatan ... 12
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian ... 17
B. Analisa Data ... 19
C. Intervensi, Implementasi, Evaluasi ... 20
BAB IV PEMBAHASAN A. Asuhan Keperawatan ... 26
B. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan... 35
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 36
B. Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan salah satu utama dalam bidang kesehatan yang saat ini sering terjadi. Salah satu penyakit yang sering terjadi di Indobesia adalah penyakit thypoid. Penyakit ini dapat menyerang siapapun baik anak kecil, orang dewasa, sampai orang tua. Penyakit thypoid merupakan salah satu penyakit yang mudah menyerang tubuh manusia karena penularannya yang sangat mudah yaitu bisa melalui makanan yang terkontaminasi, pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, dan kebersihan air yang kurang memadai (Henry,2008).
Penyakit thypoid di Indonesia banyak disebabkan oleh beberapa faktor yaitu makanan yang terkontaminasi dan kebersihan lingkungan yang kurang memadai. Hal ini terbukti dengan tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakit thypoid. Angka kesakitan thypoid adalah sebesar 500 per 100.000 penduduk, dan angka kematiannya yaitu 0,65% (Raflizar,2010).
2
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat sekitar 16-33 juta kasus demam thypoid di seluruh dunia dengan kejadian 500-600 ribu per kasus kematian tiap tahun. Hingga saat ini penyakit demam thypoid masih merupakan masalah kesehatan di Negara-negara tropis termasuk Indonesia dengan angka kematian sekitar 760 sampai 810 kasus pertahun sedangkan kematian 3,1 sampai 10,4 %. (R, Aden,2010).
Kejadian thypoid angka bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan, di daerah semarang (jawa tengah) 157 kasus per 100.000 penduduk, sedangkan diderah urban ditemukan 760-810 per 100.000 penduduk. Perbedaan insiden di daerah perkotaan berhubungan erat dengan penyediaan air bersih yang belum memadai serta sanitasi lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya sebagai salah satu syarat kesehatan lingkungan (Widiastuti, Samekto 2006).
Thypoid adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang biasanya terjadi secara ringan, dan biasanya menunjukan gejala yang sama dengan penyakit enteritis akut. Penyebab penyakit demam thypoid adalah kuman Salmanella typhi
atau Salmonella Paratyphi. Salmonella thypi merupakan bakteri gram negatif yang menyebabkan demam thypoid. Penularan bakteri ini terjadi secara fecal oral
melalui makanan yang terkontaminasi dan mengalami masa inkubasi dalam tubuh penderita selama 7-14 hari (Abro,dkk,2009).
3
disertai gangguan pada saluran pencernaan berupa diare dan konstipasi (Herawati, MH,Lannywati Ghanie,2007).
Salah satu tanda dan gelaja dari demam thypoid adalah meningkatnya suhu tubuh pasien. Suhu tubuh adalah sebagai salah satu tanda vital yang menggambarkan status kesehatan seseorang. Dibandingkan dengan primata lainnya, manusia mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mentolerer suhu tinggi karena banyaknya kelenjar keringat. Didalam tubuh energi panas dihasilkan oleh jaringan yang aktif dalam otot,lenjar keringat, lemak, tulang, jaringan ikat, serta saraf. Energi panas yang dihasilkan keseluruh tubuh melalui sirkulasi darah, namun suhu bagian-bagian tubuh tidak merata (Nelwan,2012).
Gejala yang mudah diketahui dari penyakit thypoid adalah demam yang tinggi. Demam adalah proses salami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,50 C), biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit autoimun keganasan, ataupun obat-obatan. Peningkatan suhu mengakibatkan demam dan merupakan salah satu manifestasi klinis paling umum pada penyakit (Surinah,2009).
Demam pada penyakit thypoid dapat diatasi oleh beberapa cara yaitu dengan kompres hangat, pemberian obat antipiretik (paracetamol), menyeka dengan air hangat (tepid sponging) . Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh adalah dengan melebarkan pembuluh darah perifer dengan cara menyeka dengan air hangat (tepid sponging) atau kompres hangat.
4
kompres hangat lebih baik dibandingkan hanya menggunakan antipiretik saja, selain itu mengurangi rasa tidak nyaman akibat gejala demam yang dirasakan (Kelly, Greg.2006).
5
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan gambaran hasil Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Thermoregulasi pada Ny.S di Ruang Dahlia RSUD Dr.Soedirman Kebumen.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk :
a. Mahasiswa mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan Thermoregulasi pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen
b. Mahasiswa mampu mendeskripsikan masalah keperawatan yang ditemukan pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen
c. Mahasiswa mampu mendeskripsikan prioritas masalah yang muncul pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen
d. Mahasiswa mampu mendeskripsikan perencanaan keperawatan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen
e. Mahasiswa mampu mendeskripsikan tindakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen f. Mahasiswa mampu mendeskripsikan evaluasi pencapaian tujuan
asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan thermoregulasi pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen
6
C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Keilmuan
a. Manfaat bagi Institusi
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan menjadi referensi bagi institusi keperawatan dalam mengembangkan asuhan keperawatan agar para mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan tentang penyakit Thypoid.
2. Manfaat Aplikatif
a. Manfaat bagi Rumah Sakit
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan Thermoregulasi.
b. Manfaat bagi Pasien dan Keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Corpenito, Lynda Juall.2009.Diagnosis Keperawatan : aplikasi pada praktik klinis.Jakarta:EGC
Fraser, M Diane., and Margaret,A.C.2009. Myles textbook for midwives (14thed), Rahayu, Sri .(2009),Jakarta: EGC
Herdman, T. Hearter., and Kamitsuru, S.2012 .NANDA International Inc. Nursing Diagnoses : Definition & Clasification 2012-2014 (10thed), Anna, B Keliat.(2015)(alih bahasa),Jakarta:EGC
Kelly, Greg.2006.Body Temperature Variability (Part 1): A review of the History of Body Temperature and it’s Variability Due to Site Selection Biological Rhythms, Fitnes, and Aging.Alternative Medicine Review.Volume 11,Number 4 Page 278-293
Kozier, Berman, Snyder., and Erb.2008.Fundamentals of Nursing Conceot Proses and Practice (8thed),New Jersey:Pearson Education
Mohammad, Fatmawati.2012.Efektifitas kompres hangat dalam menurunkan demam pada pasien thypoid abdominalis di ruang G1
lantai 2 RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo
Maling, B.Haryani S, dan Arif S.2012.Pengaruh Kompres Tepid Sponge
Maryunani, Anik.2010.Prinsip perawatan demam pada anak.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Notoatmojo.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta:Jakarta
Purwanti, Sri dan Winarsih, N.A.2008.Pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu pada pasien anak hipertermia di ruang rawat inap
RSUD dr.Moewardi.Surakarta
R, Aden.2010.Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak.Yogyakarta: Siklus
Santoso, Hery.2008.Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Siklus Demam Thypoid.Fakultas Kedokteran UNDIP
Setiawati, Tia.2009.Pengaruh Tepid Sponge.Jakarta:Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia
LAPORAN PENDAHULUAN THYPOID
Disusun Oleh
Nina Wanda Kartika (A01301791)
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
I. Definisi
Thypoid adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. (FKUI, 2006)
Tifus adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum yang tercemar dan sering timbul dalam wabah dan disebabkan oleh bakteri salmonela thyposa. (Markum, 2007).
II. Etiologi
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun
III. Patofisiologi
Di organ RES ini sebagian kuman akan difagosif dan sebagian yang tidak difagosif akan berkembang biak dan akan masuk pembuluh darah sehingga menyebar ke organ lain, terutama usus halus sehingga menyebabkan peradangan yang mengakibatkan malabsorbsi nutrien dan hiperperistaltik usus sehingga terjadi diare. Pada hipotalamus akan menekan termoregulasi yang mengakibatkan demam remiten dan terjadi hipermetabolisme tubuh akibatnya tubuh menjadi mudah lelah.
Selain itu endotoksin yang masuk kepembuluh darah kapiler menyebabkan roseola pada kulit dan lidah hiperemi. Pada hati dan limpa akan terjadi hepatospleno megali. Konstipasi bisa terjadi menyebabkan komplikasi intestinal (perdarahan usus, perfarasi, peritonitis) dan ekstra intestinal (pnemonia, meningitis, kolesistitis, neuropsikratrik).
IV. Manifestasi Klinis
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama 30 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodomal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersamangat kemudian menyusul gejala klinis sbb:
Demam
meningkat, biasanya turun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada minggu 2 penderita terus demam dan minggu ke-3 penderita demamnya berangsur-angsur normal.
Gangguan pada saluran pencernaan
Nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah putih kotor (coated tongue) ujung dan tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa membesar. disertai nyeri pada perabaan
Gangguan kesadaran
Kesadaran menurun walaupun tidak berapa dalam yaitu apatis sampai samnolen.
V. Pathways
Makanan terkontaminasi salmonella Mulut
HCL (lambung) Hidup
usus terutama plag peyer kuman mengeluarkan endotoksin pada kulit hiperemi
VI. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d arbsorpsi nutrisi 2. Hipertermi b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus 3. Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan cairan sekunder terhadap
diare
4. Intoleransi aktivitas b/d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi b/d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat
VII. Fokus Intervensi
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d arbsorpsi nutrisi Tujuan:
Kebutuhan nutrisi terpenuhi Intervensi:
a. Dorong tirah baring Rasional:
Menurunkan kebutuhan metabolic untuk meningkatkan penurunan kalori dan simpanan energi
b. Anjurkan istirahat sebelum makan Rasional:
c. Berikan kebersihan oral Rasional :
Mulut bersih dapat meningkatkan nafsu makan
d. Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan
Rasional:
Lingkungan menyenangkan menurunkan stress dan konduktif untuk makan
e. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat Rasional:
Nutrisi yang adekuat akan membantu proses
f. Kolaborasi pemberian nutrisi, terapi IV sesuai indikasi Rasional:
Program ini mengistirahatkan saluran gastrointestinal, sementara memberikan nutrisi penting.
2. Hipertermi b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus Tujuan:
Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal Intervensi:
a. Pantau suhu klien Rasional:
b. pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur sesuai dengan indikasi
Rasional:
Suhu ruangan atau jumlah selimut harus dirubah, mempertahankan suhu mendekati normal
c. Berikan kompres mandi hangat Rasional :
Dapat membantu mengurangi demam d. Kolaborasi pemberian antipiretik
Rasional:
Untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya hipotalamus
3. Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan cairan sekunder terhadap diare
Tujuan:
Mempertahankan volume cairan adekuat dengan membran mukosa, turgor kulit baik, kapiler baik, tanda vital stabil, keseimbangan dan kebutuhan urin normal
Intervensi:
a. Awasi masukan dan keluaran perkiraan kehilangan cairan yang tidak terlihat
Rasional:
b. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa turgor kulit dan pengisian kapiler
Rasional:
Menunjukkan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi c. Kaji tanda vital
Rasional :
Dengan menunjukkan respon terhadap efek kehilangan cairan d. Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring
Rasional:
Kalau diistirahkan utnuk penyembuhan dan untuk penurunan kehilangan cairan usus
e. Kolaborasi utnuk pemberian cairan parenteral Rasional:
Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan cairan untuk mempertahankan kehilangan
4. Intoleransi aktivitas b/d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut
Tujuan:
Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas Intervensi:
a. Tingkatkan tirah baring dan berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung
Menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan b. Ubah posisi dengan sering, berikan perawatan kulit yang baik
Rasional:
Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan
c. Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi Rasional :
Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan karena keterbatasan aktifitas yang menganggu periode istirahat
d. Berikan aktifitas hiburan yang tepat (nonton TV, radio) Rasional:
Meningkatkan relaksasi dan hambatan energi
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi b/d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat
Tujuan:
Dapat menyatakan pemahaman proses penyakit Intervensi:
a. berikan nformasi tentang cara mempertahankan pemasukan makanan yang memuaskan dilingkungan yang jauh dari rumah
Rasional:
Membantu individu untuk mengatur berat badan b. Tentukan persepsi tentang proses penyakit
Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu
c. Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor pendukung
Rasional :
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J (2005). Buku Saku Keperawatan. Edisi VI.EGC: Jakarta Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi XII. EGC : Jakarta
Staf Pengajar IKA (2007). Ilmu Kesehatan Anak. EGC : Jakarta
1 SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
PENYAKIT THYPOID
Disusun Oleh: Nina Wanda Kartika
(A0130191)
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2 SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Diagnosa Keperawatan :Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya paparan informasi
Pokok Bahasan : PenyakitThypoid
Sub Pokok Bahasan : Mengetahui pengertian, manifesstasi klinis, makanan yang dihindari,penyebab,pencegahan, Sasaran : Ny. S dan keluarga
Waktu : 20 Menit
Hari/ Tanggal Pelaksanaan : Jum’at, 10 Juni2016 Tempat : Ruang Dahlia
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran kesehatan tentang Thypoid selama 20 menit diharapkan Ny. S dan keluarga mampu mengetahui pengertian, penyebab, makanan yang dihindari, tanda dan gejala, pencegahan.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat : 1. Mengetahui tentang apa itu PenyakitThypoid
2. Menyebutkan penyebab Thypoid dengan benar tanpa melihat catatan/ leaflet
3. Menyebutkan tanda dan gejala dengan benar tanpa melihat catatan/ leaflet
4. Menyebutkan makanan yang harus dihindari dengan benar 5. Menyebutkan pencegahan yang harus dilakukan dengan benar C. Pokok Materi
1. Pengertian thypoid 2. Penyebab thypoid
3
1 Mempersiapkan materi, media, tempat,kontrak
4
5. Pencegahan yang dapat dilakukan
10 menit Ceramah Leaflet Menyimak dan men-dengarkan
4 Evaluasi :
Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya dan memberi kesempatan kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan
7 menit Ceramah,tanya jawab kasih atas kesematanya dan mengucapkan salam.
3 menit Ceramah Menjawab
5 G. Sumber
Almatsier S. 2007. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Corwin, Elizabeth J. 2010. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Sheps. 2006. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC. Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2004). Buku Ajaran Keperawatan
Medikal Bedah Bruner & Suddarth.Jakarta: EGC.
Soeparman. 2008. Ilmu Penyakit Dalam Edisi 2. Jakarta : FKUI. Wexler. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Prima Medika. H. Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan Butir soal : 3 soal
1. Evaluasi Struktural
a. Satuan Acara Pembelajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan.
b. Kontak waktu sudah tepat dengan pasien dan keluarganya. c. Media sudah disiapkan yaitu foto copy materi.
2. Evaluasi Proses
a. Media dapat digunakan dengan baik.
b. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu kontrak. c. Peserta dapat mengikuti sampai selesai.
3. Evaluasi Hasil
a. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan penjelasan penyakit thypoid. b. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan penyebab yang sudah
dijelaskan.
c. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala sudah dijelaskan
d. Pasien dan keluarga mampu menyebutkan makanan yang harus dihindari yang sudah dijelaskan
6 I. Materi dan Media
7 Lampiran Materi
A. Definisi
Thypoid adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran (FKUI, 2006).
B. Penyebab Thypoid
Penyebab penyakit ini ialah infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri menular melalui makanan yang terinfeksi atau mengandung kuman bakteri. Saat seseorang mengonsumsi makanan tersebut dan daya tahan tubuhnya rendah, bakteri akan menyerang usus orang tersebut. Selanjutnya, bakteri masuk ke dalam peredaran darah dan terjadinya penyakit tifoid.
C. Pencegahan Thypoid
1. Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamin kebersihannya 2. Menjaga kebersihan lingkungan
3. Membiasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, minimal selama 15 detik
4. Mencuci sayuran dan buah-buahan sampai bersih sebelum dimakan 5. meminum air yang matang
6. Mendapatkan Vaksin Thypoid
D. Makanan yang Dihindari
- Kacang merah - Beras merah - Santan
8 E. Tanda dan Gejala Penyakit Thypoid
1. Demam lebih dari 15 hari dan sakit kepala pada minggu I, biasanya demam pada sore hari dan minggu II demam dari pagi hingga sore hari 2. Bibir kering, lidah kotor dan terkadang pecah-pecah
3. Nyeri pada Ulu hati/Lambung dan kadang bisa disertai mual/muntah dapat membuat tidak nafsu makan
THYPOID
APA ITU THYPOID?
LALU APA SAJA TANDA & GEJALANYA?
1.
Demam
2.
MualMuntah
3. LidahKotor
4.
Diare
LALU APA PENCEGAHANNYA?
Tifus atau demam Tifoid
adalah
penyakit infeksi saluran
pencernaan khususnya pada usus
Thypoid adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat
pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari
satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan
TANDA DAN GEJALA
Demam lebih dari 15 hari dan sakit kepala pada minggu
I, biasanya demam pada sore hari dan minggu II
demam dari pagi hingga sore hari
Bibir kering, lidah kotor dan terkadang pecah-pecah
Nyeri pada Ulu hati/Lambung dan kadang bisa disertai
mual/muntah dapat membuat tidak nafsu makan
MAKANAN YANG DIHINDARI
1.
KACANG MERAH
2.
BERAS MERAH
3.
SANTAN
Penyebab
Penyebab penyakit ini ialah infeksi bakteri Salmonella
typhi. Bakteri menular melalui makanan yang terinfeksi
atau mengandung kuman bakteri. Saat seseorang
mengonsumsi makanan tersebut dan daya tahan tubuhnya
rendah, bakteri akan menyerang usus orang tersebut.
PENCEGAHAN
Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamin kebersihannya
Menjaga kebersihan lingkungan
Membiasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, minimal
selama 15 detik
Mencuci sayuran dan buah-buahan sampai bersih sebelum dimakan
meminum air yang matang
APAKAH TIFUS
Tifus atau demam Tifoid
adalah
penyakit infeksi saluran
pencernaan khususnya
pada usus
Penyebab Utama :
Kuman
Salmonella typhi
atau
Salmonella
paratyphi
Faktor yang memudahkan
terkena sakit Tifus atau
Tifoid:
Tertular oleh penderita lain , baik
berasal dari tinja, urin, muntahan
yang terinfeksi yang
mencemari
makanan,
minuman, maupunsayuran
Daya tahan tubuh yang rendah atau
belum imunisasi lengkap
Kebiasaan Jajan di tempat yang
kurang terjamin kebersihannya
Bermain di tempat-tempat yangtercemar kuman Salmonella typhi ( pasir, tanah)
Kebersihan diri yang kurang(perilaku mencuci tangan yang jarang)
Demam lebih dari 15 hari dan sakit
kepala pada minggu I, biasanya demam pada sore hari dan minggu II demam dari pagi hingga sore hari
Bibir kering, lidah kotor dan terkadang pecah-pecah
Nyeri pada Ulu hati/Lambung dan kadang bisa disertai mual/muntah dapat membuat tidak nafsu makan
Diare atau bisa juga sulit buang air besar
Gangguan Kesadaran
Menyebar ke Organ lain seperti hati, paru-paru bahkan bisa sampai ke otak
Mengganggu Pertumbuhan dan perkembangan anak
Gangguan Pencernaan
Perforasi (kebocoran Usus)
CARA
PENCEGAHAN
Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamin kebersihannya
Menjaga kebersihan lingkungan
Membiasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, minimal
selama 15 detik
Mencuci sayuran dan buah-buahan sampai bersih sebelum dimakan
meminum air yang matang
CARA
PERAWATAN
1. Istirahat yang cukup
2. Beri makanan tinggi kalori, tinggi protein dan rendah serat dalam bentuk bubur kasar, tidak pedas, tidak asam dan lunak
3. Berikan ASI dan minuman yang cukup
4. Berikan obat antibiotik sesuai indikasi dokter
5. Jika Demam/panas:
- Berikan kompres hangat pada kedua lipat ketiak dan lipat paha atau seluruh tubuh - Berikan pakaian tipis dan
menyerap
- Berikan makanan dan minuman yang cukup
- apabila muntah usahakan berikan minum lagi
- Beri obat penurun panas sesuai dosis