• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN THERMOREGULASI PADA NY.S DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN THERMOREGULASI PADA NY.S DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN THERMOREGULASI PADA NY.S DI RUANG DAHLIA

RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh: Nina Wanda Kartika

A01301791

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)
(3)
(4)

iv Program Studi DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2016

Nina Wanda Kartika1, Ike Mardiati Agustin2 M.Kep.S.Kep.J

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN THERMOREGULASI PADA Ny.S DI RUANG DAHLIA RSUD

Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar Belakang : Penyakit thypoid merupakan salah satu penyakit yang mudah menyerang tubuh manusia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu makanan yang terkontaminasi dan kebersihan lingkungan yang kurang memadai. Salah satu gejala yang paling sering muncul yaitu demam. Dengan kondisi tesebut perlu dilakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan thermoregulasi untuk mengatasi demam.

Tujuan Asuhan Keperawatan: Untuk memeberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhan termoregulasi pada klien dengan Thypoid.

Asuhan Keperawatan: Asuhan keperawatan pada Ny.S di ruang Dahlian RSUD Kebumen yang dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 09-11 Juni 2016 klien mengatakan badannya demam sudah 5 hari tidak turun demamnya. Sehingga muncul masalah keperawatan Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit, intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan adalah memberikan kompres hangat pada daerah dahi dan lipat ketiak. Evaluasi dari tindakan tersebut yakni klien dapat melakukan kompres hangat dengan benar dan masalah demam klien teratasi.

Analisa Tindakan: Untuk mempermudah klien menggunakan kompres hangat untuk menurunkan demam, inovasi tindakan yang direkomendasikan adalah kompres menggunakan bawang merah.

Kata Kunci: Thyphoid, Demam, Kompres Hangat

(5)

v Nursing Studies Program D III

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Nursing Care Report, August 2016

Nina Wanda Kartika1, Ike Mardiati Agustin2, M.Kep.S.Kep.J

ABSTRACT

NURSING CARE OF FULFILLING THERMOREGULATION NEED TO Mrs.S IN DAHLIA WARD, Dr.SOEDIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN

Background : Typhoid disease is a disease that is easily invade the human body caused by several factors such as contaminated food and inadequate environmental hygiene. The most frequent symptom of the disease is fever. Thermoregulation is needed to fulfill this human basic need to cope the fever. Objective : To describe nursing care of fulfilling thermoregulation need to Mrs.S in dahlia ward, Dr.Soedirman hospital of Kebumen.

Nursing : Nursing care conducted for 3 days from 9 to 11 June 2016 showed that the client has five days fever and keep having the fever. The main nursing diagnosis was Hyperthermia associated with the disease process. The implementation of interventions that have been done was giving a warm compress on the forehead and armpits fold. Evaluation showed that the client could do a warm compress correctly and the problem has been resolved.

Treatment Analysis : Warm compress may reduce the fever. Recommended innovative compress is using onion.

Keywords: Thyphoid, fever, warm compress

1. University student Diploma III of Nursing Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rakhmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Uji Komprehensif ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Thermoregulasi Pada Ny.S Di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Adapun maksud penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan hasil ujian komprehensif dalam rangka tahap akhir jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Terwujudnya Laporan Hasil Uji Komprehensif ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya dan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak M. Madkhan Anis, S. Kep. Ners, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammmadiyah Gombong.

2. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, M.Sc selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. 3. Ibu Ike Mardiati Agustin.M,Kep.Sp.Kep.J, selaku Dosen pembimbing

KTI.

4. Ibu kepala dan seluruh staf serta tim kesehatan Ruang Dahlia RSUD Kebumen yang telah memberikan bimbingan dan kerja sama dalam melaksanakan studi kasus.

5. Pembimbing dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong beserta seluruh staf dan karyawan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian laporan ini.

(7)

vii

7. Kedua orang tua Bapak Nandang dan Ibu Sulistiyani yang selalu memberikan dukungan semangat, kasih sayang, canda dan tawa dan banyak hal yang tidak mungkin bisa di sebutkan satu persatu.

8. Leny Oktaviani P.R, Nesi Nur Istiqomah, Nurul Istiqomah, Nofidon Laela, Imas Susanti, Ike Puji A, Linda Ristianingsih, Jehan Pristya, Herlina

Yulianti, Nur Za’adah, Nur Khoiriyah, Mita Windiani, dan Ayu Prianti

yang selalu memeberikan dukungan, semangat, serta canda dan tawa dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman-teman Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong yang saya sayangi, yang telah berjuang bersama-sama, memberikan dukungan, semangat dan membantu dalam penusunan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Hasil Uji Komprehensif ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bentuk maupun isinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Gombong, Agustus 2015

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 5

C. Manfaat ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemenuhan Termoregulasi... 7

1. DefinisiTermoregulasi... 7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Termoregulasi ... 8

3. Managemen Termoregulasi ... 9

B. Diagnosa Keperawatan... 12

C. Tindakan Inovasi Keperawatan ... 12

BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian ... 17

B. Analisa Data ... 19

C. Intervensi, Implementasi, Evaluasi ... 20

BAB IV PEMBAHASAN A. Asuhan Keperawatan ... 26

B. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan... 35

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan merupakan salah satu utama dalam bidang kesehatan yang saat ini sering terjadi. Salah satu penyakit yang sering terjadi di Indobesia adalah penyakit thypoid. Penyakit ini dapat menyerang siapapun baik anak kecil, orang dewasa, sampai orang tua. Penyakit thypoid merupakan salah satu penyakit yang mudah menyerang tubuh manusia karena penularannya yang sangat mudah yaitu bisa melalui makanan yang terkontaminasi, pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, dan kebersihan air yang kurang memadai (Henry,2008).

Penyakit thypoid di Indonesia banyak disebabkan oleh beberapa faktor yaitu makanan yang terkontaminasi dan kebersihan lingkungan yang kurang memadai. Hal ini terbukti dengan tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakit thypoid. Angka kesakitan thypoid adalah sebesar 500 per 100.000 penduduk, dan angka kematiannya yaitu 0,65% (Raflizar,2010).

(10)

2

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat sekitar 16-33 juta kasus demam thypoid di seluruh dunia dengan kejadian 500-600 ribu per kasus kematian tiap tahun. Hingga saat ini penyakit demam thypoid masih merupakan masalah kesehatan di Negara-negara tropis termasuk Indonesia dengan angka kematian sekitar 760 sampai 810 kasus pertahun sedangkan kematian 3,1 sampai 10,4 %. (R, Aden,2010).

Kejadian thypoid angka bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan, di daerah semarang (jawa tengah) 157 kasus per 100.000 penduduk, sedangkan diderah urban ditemukan 760-810 per 100.000 penduduk. Perbedaan insiden di daerah perkotaan berhubungan erat dengan penyediaan air bersih yang belum memadai serta sanitasi lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya sebagai salah satu syarat kesehatan lingkungan (Widiastuti, Samekto 2006).

Thypoid adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang biasanya terjadi secara ringan, dan biasanya menunjukan gejala yang sama dengan penyakit enteritis akut. Penyebab penyakit demam thypoid adalah kuman Salmanella typhi

atau Salmonella Paratyphi. Salmonella thypi merupakan bakteri gram negatif yang menyebabkan demam thypoid. Penularan bakteri ini terjadi secara fecal oral

melalui makanan yang terkontaminasi dan mengalami masa inkubasi dalam tubuh penderita selama 7-14 hari (Abro,dkk,2009).

(11)

3

disertai gangguan pada saluran pencernaan berupa diare dan konstipasi (Herawati, MH,Lannywati Ghanie,2007).

Salah satu tanda dan gelaja dari demam thypoid adalah meningkatnya suhu tubuh pasien. Suhu tubuh adalah sebagai salah satu tanda vital yang menggambarkan status kesehatan seseorang. Dibandingkan dengan primata lainnya, manusia mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mentolerer suhu tinggi karena banyaknya kelenjar keringat. Didalam tubuh energi panas dihasilkan oleh jaringan yang aktif dalam otot,lenjar keringat, lemak, tulang, jaringan ikat, serta saraf. Energi panas yang dihasilkan keseluruh tubuh melalui sirkulasi darah, namun suhu bagian-bagian tubuh tidak merata (Nelwan,2012).

Gejala yang mudah diketahui dari penyakit thypoid adalah demam yang tinggi. Demam adalah proses salami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,50 C), biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit autoimun keganasan, ataupun obat-obatan. Peningkatan suhu mengakibatkan demam dan merupakan salah satu manifestasi klinis paling umum pada penyakit (Surinah,2009).

Demam pada penyakit thypoid dapat diatasi oleh beberapa cara yaitu dengan kompres hangat, pemberian obat antipiretik (paracetamol), menyeka dengan air hangat (tepid sponging) . Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh adalah dengan melebarkan pembuluh darah perifer dengan cara menyeka dengan air hangat (tepid sponging) atau kompres hangat.

(12)

4

kompres hangat lebih baik dibandingkan hanya menggunakan antipiretik saja, selain itu mengurangi rasa tidak nyaman akibat gejala demam yang dirasakan (Kelly, Greg.2006).

(13)

5

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan gambaran hasil Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Thermoregulasi pada Ny.S di Ruang Dahlia RSUD Dr.Soedirman Kebumen.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk :

a. Mahasiswa mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan Thermoregulasi pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen

b. Mahasiswa mampu mendeskripsikan masalah keperawatan yang ditemukan pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen

c. Mahasiswa mampu mendeskripsikan prioritas masalah yang muncul pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen

d. Mahasiswa mampu mendeskripsikan perencanaan keperawatan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen

e. Mahasiswa mampu mendeskripsikan tindakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen f. Mahasiswa mampu mendeskripsikan evaluasi pencapaian tujuan

asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan thermoregulasi pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen

(14)

6

C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Keilmuan

a. Manfaat bagi Institusi

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan menjadi referensi bagi institusi keperawatan dalam mengembangkan asuhan keperawatan agar para mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan tentang penyakit Thypoid.

2. Manfaat Aplikatif

a. Manfaat bagi Rumah Sakit

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan Thermoregulasi.

b. Manfaat bagi Pasien dan Keluarga

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Corpenito, Lynda Juall.2009.Diagnosis Keperawatan : aplikasi pada praktik klinis.Jakarta:EGC

Fraser, M Diane., and Margaret,A.C.2009. Myles textbook for midwives (14thed), Rahayu, Sri .(2009),Jakarta: EGC

Herdman, T. Hearter., and Kamitsuru, S.2012 .NANDA International Inc. Nursing Diagnoses : Definition & Clasification 2012-2014 (10thed), Anna, B Keliat.(2015)(alih bahasa),Jakarta:EGC

Kelly, Greg.2006.Body Temperature Variability (Part 1): A review of the History of Body Temperature and it’s Variability Due to Site Selection Biological Rhythms, Fitnes, and Aging.Alternative Medicine Review.Volume 11,Number 4 Page 278-293

Kozier, Berman, Snyder., and Erb.2008.Fundamentals of Nursing Conceot Proses and Practice (8thed),New Jersey:Pearson Education

Mohammad, Fatmawati.2012.Efektifitas kompres hangat dalam menurunkan demam pada pasien thypoid abdominalis di ruang G1

lantai 2 RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo

Maling, B.Haryani S, dan Arif S.2012.Pengaruh Kompres Tepid Sponge

Maryunani, Anik.2010.Prinsip perawatan demam pada anak.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Notoatmojo.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta:Jakarta

(16)

Purwanti, Sri dan Winarsih, N.A.2008.Pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu pada pasien anak hipertermia di ruang rawat inap

RSUD dr.Moewardi.Surakarta

R, Aden.2010.Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak.Yogyakarta: Siklus

Santoso, Hery.2008.Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Siklus Demam Thypoid.Fakultas Kedokteran UNDIP

Setiawati, Tia.2009.Pengaruh Tepid Sponge.Jakarta:Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia

(17)

LAPORAN PENDAHULUAN THYPOID

Disusun Oleh

Nina Wanda Kartika (A01301791)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(18)

I. Definisi

Thypoid adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. (FKUI, 2006)

Tifus adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum yang tercemar dan sering timbul dalam wabah dan disebabkan oleh bakteri salmonela thyposa. (Markum, 2007).

II. Etiologi

Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun

III. Patofisiologi

(19)

Di organ RES ini sebagian kuman akan difagosif dan sebagian yang tidak difagosif akan berkembang biak dan akan masuk pembuluh darah sehingga menyebar ke organ lain, terutama usus halus sehingga menyebabkan peradangan yang mengakibatkan malabsorbsi nutrien dan hiperperistaltik usus sehingga terjadi diare. Pada hipotalamus akan menekan termoregulasi yang mengakibatkan demam remiten dan terjadi hipermetabolisme tubuh akibatnya tubuh menjadi mudah lelah.

Selain itu endotoksin yang masuk kepembuluh darah kapiler menyebabkan roseola pada kulit dan lidah hiperemi. Pada hati dan limpa akan terjadi hepatospleno megali. Konstipasi bisa terjadi menyebabkan komplikasi intestinal (perdarahan usus, perfarasi, peritonitis) dan ekstra intestinal (pnemonia, meningitis, kolesistitis, neuropsikratrik).

IV. Manifestasi Klinis

Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama 30 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodomal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersamangat kemudian menyusul gejala klinis sbb:

 Demam

(20)

meningkat, biasanya turun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada minggu 2 penderita terus demam dan minggu ke-3 penderita demamnya berangsur-angsur normal.

 Gangguan pada saluran pencernaan

Nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah putih kotor (coated tongue) ujung dan tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa membesar. disertai nyeri pada perabaan

 Gangguan kesadaran

Kesadaran menurun walaupun tidak berapa dalam yaitu apatis sampai samnolen.

(21)

V. Pathways

Makanan terkontaminasi salmonella Mulut

HCL (lambung) Hidup

usus terutama plag peyer kuman mengeluarkan endotoksin pada kulit hiperemi

(22)

VI. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d arbsorpsi nutrisi 2. Hipertermi b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus 3. Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan cairan sekunder terhadap

diare

4. Intoleransi aktivitas b/d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut

5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi b/d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat

VII. Fokus Intervensi

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d arbsorpsi nutrisi Tujuan:

Kebutuhan nutrisi terpenuhi Intervensi:

a. Dorong tirah baring Rasional:

Menurunkan kebutuhan metabolic untuk meningkatkan penurunan kalori dan simpanan energi

b. Anjurkan istirahat sebelum makan Rasional:

(23)

c. Berikan kebersihan oral Rasional :

Mulut bersih dapat meningkatkan nafsu makan

d. Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan

Rasional:

Lingkungan menyenangkan menurunkan stress dan konduktif untuk makan

e. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat Rasional:

Nutrisi yang adekuat akan membantu proses

f. Kolaborasi pemberian nutrisi, terapi IV sesuai indikasi Rasional:

Program ini mengistirahatkan saluran gastrointestinal, sementara memberikan nutrisi penting.

2. Hipertermi b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus Tujuan:

Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal Intervensi:

a. Pantau suhu klien Rasional:

(24)

b. pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur sesuai dengan indikasi

Rasional:

Suhu ruangan atau jumlah selimut harus dirubah, mempertahankan suhu mendekati normal

c. Berikan kompres mandi hangat Rasional :

Dapat membantu mengurangi demam d. Kolaborasi pemberian antipiretik

Rasional:

Untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya hipotalamus

3. Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan cairan sekunder terhadap diare

Tujuan:

Mempertahankan volume cairan adekuat dengan membran mukosa, turgor kulit baik, kapiler baik, tanda vital stabil, keseimbangan dan kebutuhan urin normal

Intervensi:

a. Awasi masukan dan keluaran perkiraan kehilangan cairan yang tidak terlihat

Rasional:

(25)

b. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa turgor kulit dan pengisian kapiler

Rasional:

Menunjukkan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi c. Kaji tanda vital

Rasional :

Dengan menunjukkan respon terhadap efek kehilangan cairan d. Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring

Rasional:

Kalau diistirahkan utnuk penyembuhan dan untuk penurunan kehilangan cairan usus

e. Kolaborasi utnuk pemberian cairan parenteral Rasional:

Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan cairan untuk mempertahankan kehilangan

4. Intoleransi aktivitas b/d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut

Tujuan:

Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas Intervensi:

a. Tingkatkan tirah baring dan berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung

(26)

Menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan b. Ubah posisi dengan sering, berikan perawatan kulit yang baik

Rasional:

Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

c. Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi Rasional :

Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan karena keterbatasan aktifitas yang menganggu periode istirahat

d. Berikan aktifitas hiburan yang tepat (nonton TV, radio) Rasional:

Meningkatkan relaksasi dan hambatan energi

5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi b/d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat

Tujuan:

Dapat menyatakan pemahaman proses penyakit Intervensi:

a. berikan nformasi tentang cara mempertahankan pemasukan makanan yang memuaskan dilingkungan yang jauh dari rumah

Rasional:

Membantu individu untuk mengatur berat badan b. Tentukan persepsi tentang proses penyakit

(27)

Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu

c. Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor pendukung

Rasional :

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J (2005). Buku Saku Keperawatan. Edisi VI.EGC: Jakarta Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi XII. EGC : Jakarta

Staf Pengajar IKA (2007). Ilmu Kesehatan Anak. EGC : Jakarta

(29)
(30)

1 SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

PENYAKIT THYPOID

Disusun Oleh: Nina Wanda Kartika

(A0130191)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(31)

2 SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Diagnosa Keperawatan :Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya paparan informasi

Pokok Bahasan : PenyakitThypoid

Sub Pokok Bahasan : Mengetahui pengertian, manifesstasi klinis, makanan yang dihindari,penyebab,pencegahan, Sasaran : Ny. S dan keluarga

Waktu : 20 Menit

Hari/ Tanggal Pelaksanaan : Jum’at, 10 Juni2016 Tempat : Ruang Dahlia

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran kesehatan tentang Thypoid selama 20 menit diharapkan Ny. S dan keluarga mampu mengetahui pengertian, penyebab, makanan yang dihindari, tanda dan gejala, pencegahan.

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat : 1. Mengetahui tentang apa itu PenyakitThypoid

2. Menyebutkan penyebab Thypoid dengan benar tanpa melihat catatan/ leaflet

3. Menyebutkan tanda dan gejala dengan benar tanpa melihat catatan/ leaflet

4. Menyebutkan makanan yang harus dihindari dengan benar 5. Menyebutkan pencegahan yang harus dilakukan dengan benar C. Pokok Materi

1. Pengertian thypoid 2. Penyebab thypoid

(32)

3

1 Mempersiapkan materi, media, tempat,kontrak

(33)

4

5. Pencegahan yang dapat dilakukan

10 menit Ceramah Leaflet Menyimak dan men-dengarkan

4 Evaluasi :

Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya dan memberi kesempatan kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan

7 menit Ceramah,tanya jawab kasih atas kesematanya dan mengucapkan salam.

3 menit Ceramah Menjawab

(34)

5 G. Sumber

Almatsier S. 2007. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Corwin, Elizabeth J. 2010. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Sheps. 2006. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC. Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2004). Buku Ajaran Keperawatan

Medikal Bedah Bruner & Suddarth.Jakarta: EGC.

Soeparman. 2008. Ilmu Penyakit Dalam Edisi 2. Jakarta : FKUI. Wexler. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Prima Medika. H. Evaluasi

Prosedur : Post test

Jenis tes : Pertanyaan secara lisan Butir soal : 3 soal

1. Evaluasi Struktural

a. Satuan Acara Pembelajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan.

b. Kontak waktu sudah tepat dengan pasien dan keluarganya. c. Media sudah disiapkan yaitu foto copy materi.

2. Evaluasi Proses

a. Media dapat digunakan dengan baik.

b. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu kontrak. c. Peserta dapat mengikuti sampai selesai.

3. Evaluasi Hasil

a. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan penjelasan penyakit thypoid. b. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan penyebab yang sudah

dijelaskan.

c. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala sudah dijelaskan

d. Pasien dan keluarga mampu menyebutkan makanan yang harus dihindari yang sudah dijelaskan

(35)

6 I. Materi dan Media

(36)

7 Lampiran Materi

A. Definisi

Thypoid adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran (FKUI, 2006).

B. Penyebab Thypoid

Penyebab penyakit ini ialah infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri menular melalui makanan yang terinfeksi atau mengandung kuman bakteri. Saat seseorang mengonsumsi makanan tersebut dan daya tahan tubuhnya rendah, bakteri akan menyerang usus orang tersebut. Selanjutnya, bakteri masuk ke dalam peredaran darah dan terjadinya penyakit tifoid.

C. Pencegahan Thypoid

1. Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamin kebersihannya 2. Menjaga kebersihan lingkungan

3. Membiasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, minimal selama 15 detik

4. Mencuci sayuran dan buah-buahan sampai bersih sebelum dimakan 5. meminum air yang matang

6. Mendapatkan Vaksin Thypoid

D. Makanan yang Dihindari

- Kacang merah - Beras merah - Santan

(37)

8 E. Tanda dan Gejala Penyakit Thypoid

1. Demam lebih dari 15 hari dan sakit kepala pada minggu I, biasanya demam pada sore hari dan minggu II demam dari pagi hingga sore hari 2. Bibir kering, lidah kotor dan terkadang pecah-pecah

3. Nyeri pada Ulu hati/Lambung dan kadang bisa disertai mual/muntah dapat membuat tidak nafsu makan

(38)

THYPOID

(39)

APA ITU THYPOID?

(40)

LALU APA SAJA TANDA & GEJALANYA?

1.

Demam

2.

MualMuntah

3. LidahKotor

4.

Diare

(41)
(42)
(43)

LALU APA PENCEGAHANNYA?

(44)
(45)

Tifus atau demam Tifoid

adalah

penyakit infeksi saluran

pencernaan khususnya pada usus

Thypoid adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat

pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari

satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan

(46)

TANDA DAN GEJALA

Demam lebih dari 15 hari dan sakit kepala pada minggu

I, biasanya demam pada sore hari dan minggu II

demam dari pagi hingga sore hari

Bibir kering, lidah kotor dan terkadang pecah-pecah

Nyeri pada Ulu hati/Lambung dan kadang bisa disertai

mual/muntah dapat membuat tidak nafsu makan

(47)

MAKANAN YANG DIHINDARI

1.

KACANG MERAH

2.

BERAS MERAH

3.

SANTAN

(48)

Penyebab

Penyebab penyakit ini ialah infeksi bakteri Salmonella

typhi. Bakteri menular melalui makanan yang terinfeksi

atau mengandung kuman bakteri. Saat seseorang

mengonsumsi makanan tersebut dan daya tahan tubuhnya

rendah, bakteri akan menyerang usus orang tersebut.

(49)

PENCEGAHAN

Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamin kebersihannya

Menjaga kebersihan lingkungan

Membiasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, minimal

selama 15 detik

Mencuci sayuran dan buah-buahan sampai bersih sebelum dimakan

meminum air yang matang

(50)

APAKAH TIFUS

Tifus atau demam Tifoid

adalah

penyakit infeksi saluran

pencernaan khususnya

pada usus

Penyebab Utama :

Kuman

Salmonella typhi

atau

Salmonella

paratyphi

Faktor yang memudahkan

terkena sakit Tifus atau

Tifoid:

Tertular oleh penderita lain , baik

berasal dari tinja, urin, muntahan

yang terinfeksi yang

mencemari

makanan,

minuman, maupun

sayuran

Daya tahan tubuh yang rendah atau

belum imunisasi lengkap

Kebiasaan Jajan di tempat yang

kurang terjamin kebersihannya

Bermain di tempat-tempat yang

tercemar kuman Salmonella typhi ( pasir, tanah)

Kebersihan diri yang kurang

(perilaku mencuci tangan yang jarang)

Demam lebih dari 15 hari dan sakit

kepala pada minggu I, biasanya demam pada sore hari dan minggu II demam dari pagi hingga sore hari

Bibir kering, lidah kotor dan terkadang pecah-pecah

Nyeri pada Ulu hati/Lambung dan kadang bisa disertai mual/muntah dapat membuat tidak nafsu makan

Diare atau bisa juga sulit buang air besar

Gangguan Kesadaran

Menyebar ke Organ lain seperti hati, paru-paru bahkan bisa sampai ke otak

Mengganggu Pertumbuhan dan perkembangan anak

Gangguan Pencernaan

Perforasi (kebocoran Usus)

CARA

PENCEGAHAN

Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamin kebersihannya

Menjaga kebersihan lingkungan

Membiasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, minimal

selama 15 detik

Mencuci sayuran dan buah-buahan sampai bersih sebelum dimakan

meminum air yang matang

(51)

CARA

PERAWATAN

1. Istirahat yang cukup

2. Beri makanan tinggi kalori, tinggi protein dan rendah serat dalam bentuk bubur kasar, tidak pedas, tidak asam dan lunak

3. Berikan ASI dan minuman yang cukup

4. Berikan obat antibiotik sesuai indikasi dokter

5. Jika Demam/panas:

- Berikan kompres hangat pada kedua lipat ketiak dan lipat paha atau seluruh tubuh - Berikan pakaian tipis dan

menyerap

- Berikan makanan dan minuman yang cukup

- apabila muntah usahakan berikan minum lagi

- Beri obat penurun panas sesuai dosis

Program Studi DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Gombong

2016

(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)

Referensi

Dokumen terkait

SQL Server 7.0 merupakan aplikasi DBMS yang sangat berguna bagi user yang memerlukan informasi dari suatu perusahaan atau departemen tertentu yang terkait dengan aplikasi ini.SQL

Bahaya (hazard) adalah agen-agen biologis, kimia, maupun fisika yang terdapat dalam pangan dan berpotensi untuk menyebabkan efek buruk bagi kesehatan. Evidence base adalah

Oleh karena itu, ANIMA CONSULTING hadir sebagai solusi yang tepat bagi semua orang yang membutuhkan mitra yang handal dan dapat dipercaya dalam menghadapi berbagai

Membentuk Tim Percepatan Pengembangan Kawasan Teknopolitan Provinsi Lampung di lahan BPPT Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016 dengan susunan personalia

Gemarani Harsari, S351502017, PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMBELI UNIT APARTEMEN YANG BERDIRI DI ATAS TANAH YANG DIBEBANKAN HAK TANGGUNGAN, 2017, Program Magister

NIKEN DWI HAPSARI, D1215037, POLA PENCARIAN INFORMASI MASYARAKAT KOTA (Studi Kasus di Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat)

keletihan emosi; c) keletihan emosi merupakan pengantara yang menghubungkan persepsi sokongan organisasi dan tingkah laku kerja tidak produktif; dan d) PKBO merupakan penyederhana

Judul Tugas Akhir : Basis Akuntansi Pemerintahan di Indonesia: Kualitas Informasi Akuntansi dan Kebermanfaatan Bagi Pengambilan Keputusan (Studi Kasus pada Pemerintah