• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN JADWAL TENAGA KERJA DENGAN METODE PDM PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG MUSHALLA MTsN MODEL MEULABOH (Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat) Suatu Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan Untuk Memperoleh Ija

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERENCANAAN JADWAL TENAGA KERJA DENGAN METODE PDM PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG MUSHALLA MTsN MODEL MEULABOH (Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat) Suatu Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan Untuk Memperoleh Ija"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

(Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat)

Suatu Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan Untuk Memperoleh

Ijazah Sarjana Teknik

Disusun Oleh :

ZULFITRAH ILHAM

NIM : 13302069

Bidang : Manajemen Rekayasa Konstruksi Jurusan : Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ALUE PEUNYARENG

ACEH BARAT

(2)

ii

MODEL MEULABOH

(Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat)

Nama Mahasiswa : Zulfitrah Ilham Nomor Induk Mahasiswa : 13302069

Jurusan : Teknik Sipil

Bidang Studi : Manajemen Rekayasa Konstruksi

Meulaboh, Agustus 2014

Disetujui Oleh,

Pembimbing, Co. Pembimbing

Zakia, ST, MT Andi Yusra, ST

NIDN. 01-0811-7104 NIDN. 01-2311-7302

Pembahas I, Pembahas II,

Bambang Tripoli, ST Astiah Amir, ST, MT

NIDN. 01-1002-7901 NIDN. 01-2303-7304

Diketahui/Disahkan oleh,

Ketua Jurusan Teknik Sipil,

Astiah Amir, ST, MT

(3)

iii

MODEL MEULABOH

(Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat)

Nama Mahasiswa : Zulfitrah Ilham Nomor Induk Mahasiswa : 13302069

Jurusan : Teknik Sipil

Bidang Studi : Manajemen Rekayasa Konstruksi

Meulaboh, Agustus 2014

Disetujui Oleh,

Pembimbing, Co. Pembimbing

Zakia, ST, MT Andi Yusra, ST

NIDN. 01-0811-7104 NIDN. 01-2311-7302

Diketahui/Disahkan Oleh,

Ketua Jurusan Teknik Sipil, Dekan Fakultas Teknik

Astiah Amir, ST, MT Ir. Rusman AR, MSME

(4)

iv

dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini. Salawat serta salam penulis

haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya

dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Tugas akhir ini berjudul “Perencanaan Jadwal Tenaga Kerja Dengan

Metode PDM Pada Proyek Pembangunan Gedung Mushalla MTsN Model

Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, yang ditulis dalam

rangka melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat yang diperlukan

untuk menyelesaikan pendidikan sarjana pada Fakultas Teknik Universitas Teuku

Umar.

Dalam melaksanakan penelitian dan penulisan tugas akhir ini, penulis telah

memperoleh bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak terutama dari

Pembimbing dan Co. Pembimbing. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan

dan terima kasih kepada Bapak Zakia, ST, MT sebagai Pembimbing dan Bapak

Andi Yusra, ST, sebagai Co. Pembimbing.

Selanjutnya, pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih

kepada:_

1. Bapak Dekan (Ir. Rusman AR, MSME), Ibu Ketua Jurusan (Astiah Amir, ST,

MT), serta semua dosen Fakultas Teknik yang telah mendidik, mengajar dan

memberi dorongan kepada penulis.

2. Bapak/Ibu Pembahas (…I…), (…II…), yang telah memberikan banyak

masukan untuk perbaikan tulisan ini.

3. Kedua orang tua tercinta, ayahanda (Muhammad Zubir) dan Ibunda (Lili

Erdiani) serta kadinda Zulia Oktaviani, SE, dan adinda Zulita Fitriani yang

telah memberikan doa dan dorongan yang tiada hentinya, sehingga penulis

(5)

v

Nya dan dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf atas segala

kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian buku ini. Akhir kata, hanya kepada

Allah SWT jualah kita berserah diri, karena tiada satupun yang dapat terjadi jika

tidak atas Kehendak-Nya. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, kehilafan

hanya milik manusia semata.

Meulaboh, Agustus 2014

Penulis,

Zulfitrah ilham

(6)

vi

secara keseluruhan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan penggunaan tenaga kerja semerata mungkin atau fluktuasi yang terjadi tidak terlalu tajam dengan menggunakan pemerataan sumber daya (resource leveling) yaitu metode

MMA (Minimum Momen Algorithm) dan Microsoft Project. Sedangkan

penjadwalan dilakukan dengan menggunakan metode PDM (Precedent Diagram

Method) yang menggunakanMicrosoft Project sebagai alat bantu pengaplikasian.

Studi kasus pada pembangunan ini adalah pada Proyek Pembangunan Mushalla MTsN Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan - Aceh Barat. Pembangunan dimulai dengan penjadwalan. Proses penjadwalan tercakup penguraian komponen pekerjaan, penentuan durasi, perkiraan jumlah tenaga kerja tiap item pekerjaan, hubungan antar kegiatan, serta analisis alokasi kebutuhan tenaga kerja. Durasi untuk penelitian ini diasumsikan. Pada MMA (Minimum Moment Algorithm),

pemerataan dicapai bila nilai IF (Improvement Factor) yang diperoleh telah negatif dan dilakukan hanya pada kegiatan yang memiliki nilai free float, yaitu untuk kegiatan 3.1.3, IF = -90, untuk kegiatan 4.3.5. IF = -960, untuk kegiatan 4.5.3, IF = -7, untuk kegiatan 4.5.6, IF = -486. Sedangkan pemerataan tenaga kerja yang menggunakan fasilitas resource levelling pada Microsoft Project

dengan sumber daya yang direncanakan yaitu menggunakan sumber daya tidak terbatas yang dapat dituang dalam bentuk histogram, sehingga terjadi perubahan yang tidak begitu signifikan. Perubahan yang terjadi mengakibatkan sumber daya pekerja pada aktifitas akan bergeser. Histogram yang diperoleh dari 2 (dua) cara pemerataan tersebut ditelusuri dengan penyajian tabel perbandingan jumlah kebutuhan tenaga pekerja/hari. Dari tabel perbandingan menghasilkan perubahan yang terjadi pada 2 (dua) cara pemerataan tersebut tidak begitu signifikan dibandingkan dengan kondisi awal.

(7)

vii

The limitation of labor can cause many of important projects are behind schedule. The background of this planning established is to avoid this problem to happen. The purpose of this planning is to estimate the number of required labor and to analyze the allocation of labor requirement. Microsoft Project is the application software which is used in this planning. The example of this planning was taken at the construction of SD 62 Cot Mesjid, Nanggroe Aceh Darussalam. The planning is started with scheduling. The process of scheduling involve decomposition of work component, determination of duration, estimation of number of labor of the task, determination of task relationship, and also to analyze the allocation of labor requirement. Scheme of schedule was made in two alternatives. Alternative 1 is assumed that the number of labor is unlimited, with limitation of project duration. Alternative 2 is assumed that the number of labor is limited, without limitation of project duration. The 2 alternatives give different result. In alternative 1, 180 days is the duration to complete the project with 510 planned numbers of labor. But in alternative 2, 190 days were achieved to complete the project with 410 numbers of planned labor. And at the end, the conclusion obtained from the two alternatives above is the amount of labor which is allocated to project must have equality with project duration, so at the time project will be run, the availability of the numbers of labor are available as required.

(8)
(9)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam pengertian sehari-hari mushalla merupakan pembangunan tempat

sholat orang muslim, mushalla yang dibangun dipekarangan MTsN Model

Meulaboh ini supaya siswa-siswi dapat melakukan sholat berjamaah dan demi

pendukung kegiatannya, baik sarana peribadatan, pendidikan dan pelatihan demi

untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa siswa-siswi MTsN Model sekaligus

berwawasan pengetahuan yang luas seiring dengan era globalisasi dan kemajuan

zaman. Pembangunan Mushalla MTsN Model Meulaboh ini berlokasi

dikecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Lokasi proyek dapat dilihat

pada Lampiran A. Pelaksanaan pembangunan mushalla ini dilakukan oleh CV.

Edy Brothers. Dana yang dikeluarkan untuk membiayai proyek pembangunan

mushalla ini sebesar Rp. 308.000.000,- (Tiga Ratus Delapan Juta Rupiah). Proyek

Pembangunan Mushalla MTsN Model Meulaboh ini terdiri dari 2 (dua) lantai

yang lokasinya dikelilingi oleh rumah penduduk.

Untuk menyelenggarakan proyek pembangunan tersebut, salah satu

sumber daya yang menjadi faktor penentu keberhasilannya adalah faktor tenaga

kerja. Dalam pemakaian tenaga kerja diperlukan adanya perencanaan yang erat

kaitannya dengan penjadwalan. Dengan demikian apabila penjadwalan tenaga

kerja tidak efektif maka usaha-usaha mencapai keberhasilan dari pelaksanaan

pembangunan tersebut akan mengalami keterlambatan dan kenaikan biaya.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana mengatur kebutuhan tenaga

kerja pada setiap kegiatan yang dilaksanakan agar lebih efektif dan efisien. Dalam

penulisan ini ruang lingkup pekerjaan yang ditinjau yaitu pada pekerjaan sub

structure (bangunan bawah) yang terdiri dari pekerjaan pondasi dan sloof

sedangkan pelaksanaan pekerjaan super structure/ upper structure (bangunan

atas) yaitu pada pekerjaan kolom, balok lantai, plat lantai. Untuk tenaga kerja

(10)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jadwal tenaga kerja

yang optimal dengan menggunakan pemerataan sumber daya (resource leveling)

yaitu menggunakan metode MMA (Minimum Momen Algorithm) dan program

Microsoft Project. Sedangkan penjadwalan dilakukan dengan menggunakan

metode PDM (Precedent Diagram Method). Untuk menentukan nilai analisa

tenaga kerja menggunakan analisa SNI-2007.

Pengumpulan data bersumber pada data sekunder. Data sekunder berupa

dokumen kontrak, gambar rencana, Time Schedule dan kurva-S, serta Rencana

Anggaran Biaya (RAB) yang diperoleh dari CV. Edy Brodhers.

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

manajemen tahap pelaksanaan yang dapat mengendalikan dan memantau

kebutuhan tenaga kerja selama waktu pelaksanaan proyek. Dengan demikian

rencana pengadaan/perekrutan tenaga kerja dapat dilakukan lebih tepat serta

memberikan informasi mengenai penjadwalan tenaga kerja.

Dari hasil perencanaan pemerataan tenaga kerja pekerja dengan metode

MMA, perhitungan dilakukan pada aktifitas yang memiliki nilai free float (FF)

yaitu aktifitas 3.1.3, 4.3.5, 4.5.3, 4.5.6. Kondisi awal untuk aktifitas tersebut

menghasilkan nilai IF (Improvement Factor), yaitu untuk aktifitas 3.1.3 dengan

IF= 0, aktifitas 4.3.5 dengan IF= 40, aktifitas 4.5.3, dengan IF= 20 dan untuk

aktifitas 4.5.6 dengan IF = 0. Semua aktifitas yang memiliki nilai free float (FF)

diatas, nilai IF yang didapat masih bernilai positif sehingga perlu dilakukan

perbaikan yaitu dengan perhitungan kembali nilai IF sampai mencapai nilai

negatif. Setelah dilakukan perbaikan maka didapat hasil perhitungan nilai IF

negatif terbesar untuk aktifitas 3.1.3 setelah digeser selama 3 hari menghasilkan

nilai IF terbesar adalah -90, IF negatif terbesar untuk aktifitas 4.3.5 setelah digeser

selama 2 hari menghasilkan nilai IF terbesar adalah -960, IF negatif terbesar untuk

aktifitas 4.5.3 setelah digeser 1 hari menghasilkan nilai IF terbesar adalah -7,

sedangkan nilai IF negatif terbesar untuk aktifitas 4.5.6 setelah digeser selama 3

(11)

Pemerataan tenaga kerja pekerja dengan Microsoft Project dilakukan

dengan pengaplikasian fasilitas resource leveling pada Microsoft Project yang

mempergunakan sumber daya yang tidak terbatas yang hasilnya tertuang dalam

bentuk histogram. Untuk hasil lebih lanjut pemerataan tenaga kerja (resource

levelling) dengan cara Microsoft Project dapat ditelusuri dengan penyajian tabel

perbandingan jumlah kebutuhan tenaga pekerja/hari pada kondisi awal dengan

kondisi Microsoft Project. Perubahan yang terjadi mengakibatkan sumber daya

pekerja pada aktifitas akan bergeser dan relatif merata atau fluktuasi yang terjadi

(12)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Untuk mendukung dalam menyelesaikan permasalahan dan pedoman

untuk penulisan ini, maka pada bab ini dikemukakan berbagai teori dan

rumus-rumus yang dikutip dari beberapa literatur yang bertujuan untuk membentuk

kerangka teori dan kerangka konsepsi sebagai dasar untuk mendukung

perhitungan dan pembahasan dalam penulisan.

2.1 Proyek Konstruksi Gedung

Menurut Syafriandi (2003:4), proyek adalah suatu urutan dan peristiwa

yang dirancang dengan baik dengan suatu permulaan dan suatu yang akhir, yang

di arahkan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas.

Menurut Ervianto (2003:12), konstruksi adalah hasil dari suatu rangkaian

kegiatan berupa bangunan, misalnya: jalan raya, jembatan, rumah, saluran air, dan

sebagainya. Menurut Ervianto (2003:9), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian

yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek.

Bangunan gedung dapat berupa : rumah, kantor, pabrik, dan lain

sebagainya. Adapun ciri-ciri dari bangunan gedung adalah proyek konstruksi

menghasilkan tempat orang bekerja atau tempat tinggal, pekerjaan dilaksanakan

pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi pondasi umumnya sudah diketahui,

serta dibutuhkan manajemen terutama untuk progressing (kemajuan) pekerjaan.

Setiap proyek konstruksi selalu dimulai dengan proses perencanaan yang

kemudian diikuti dengan proses pengendalian.

Perencanaan (planning) menurut Ervianto (2003:5), dapat didefinisikan

sebagai peramalan masa yang akan datang dan perumusan kegiatan-kegiatan yang

langkah perbaikan bila diperlukan. Proses ini dapat dilakukan jika sebelumnya

telah ada kegiatan perencanaan.

Permasalahan utama yang sering timbul dalam menangani suatu proyek

(13)

1. Sulitnya menyelesaikan proyek pada tepat waktu;

2. Seringnya pelaksanaan proyek membutuhkan biaya yang lebih besar dari

rencana;

3. Sulitnya menggunakan sumber daya seefisien mungkin.

2.2 Penjadwalan

Menurut Ervianto (2003:154), penjadwalan adalah kegiatan untuk

menentukan waktu yang dibutuhkan dan urutan kegiatan serta menentukan waktu

proyek untuk dapat diselesaikan. Menurut Soeharto (2001:263), penjadwalan

adalah pengaturan perincian yang diperlukan untuk melaksanakan rencana.

Tujuan perencanaan penjadwalan menurut Syafriandi (2003:5), adalah:

1. Mempermudah perumusan masalah proyek;

2. Menentukan metode atau cara yang sesuai;

3. Agar lebih terorganisirnya kelancaran kegiatan;

4. Mendapatkan hasil yang optimum.

Manfaat dari hasil penyusunan perencanaan bagi suatu proyek adalah:

1. Diketahuinya keterkaitan antar kegiatan;

2. Adanya kegiatan yang perlu menjadi perhatian (kegiatan kritis);

3. Kapan waktu untuk memulai dan waktu harus selesainya kegiatan dapat

diketahui dengan jelas.

2.2.1 Metode-metode penjadwalan

Soeharto (1999:235), menyebutkan pengelolaan proyek selalu ingin

mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan waktu dan jadwal

untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek yang cenderung

bertambah. Sehingga muncul metode-metode seperti metode bagan balok (bar

chart)dan analisis jaringan kerja.

Menurut Soeharto (1999:235), bagan balok disusun dengan maksud

(14)

kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian, dan pada saat

pelaporan. Bagan ini sangat berfaedah sebagai alat perencanaan dan komunikasi.

Namun penggunaannya sangat terbatas karena tidak menunjukkan secara spesifik

hubungan ketergantungan antar kegiatan, sukar mengadakan perbaikan atau

pembaharuan karena harus dilakukan dengan membuat bagan balok baru. Untuk

proyek ukuran sedang dan besar, lebih-lebih yang bersifat kompleks, penggunaan

bagan balok akan menghadapi kesulitan.

Soeharto (1999:238), jaringan kerja merupakan menyempurnaan metode

bagan balok dan dianggap mampu menyuguhkan teknik dasar dalam menentukan

urutan dan kurun waktu kegiatan unsur proyek, dan pada giliran selanjutnya dapat

dipakai memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Di antara

berbagai versi jaringan kerja yang amat luas pemakaian adalah Metode Jalur

Kritis (Critical Path Method – CPM), Teknik Evaluasi dan Review Proyek

(Project Evaluation and Review Technique – PERT), dan Metode Preseden

Diagram (Presedent Diagram MethodPDM), serta Teknik Evaluasi dan Review Grafikal (Grafical Evaluation and Review Technique – GERT). Dari 4 (empat)

metode hanya 3 (tiga) yang sering dijumpai pada kegiatan konstruksi dan

penelitian, yaitu : CPM, PERT, PDM.

2.2.2 Metode PDM(precedent diagram method)

Soeharto (1999:279), menyebutkan bahwa PDM (Precedent Diagram

Method) adalah jaringan kerja yang termasuk dalam klasifikasi AON(Activity on

Node). Pada PDM ini kegiatan ditulis dalam bentuk node yang umumnya

berbentuk segiempat, sedangkan anak panah hanya menunjukkan hubungan antara

kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Kotak tersebut menandai suatu kegiatan,

dengan demikian harus dicantumkan identitas kegiatan dan waktu pelaksanaanya

(durasi). Adapun peristiwa yang dimaksud merupakan ujung-ujung kegiatan, dan

setiap node mempunyai dua peristiwa, yaitu peristiwa awal dan akhir. Ruangan

dalam node dibagi dalam beberapa bagian-bagian kecil yang berisi tentang

(15)

penulisan ini adalah waktu pelaksanaan kegiatan (D), identitas kegiatan (nomor

kegiatan dan nama), mulai dan selesainya kegiatan (ES = Earliest Start, LS =

Latest Start, EF =Earliest Finish, LF =Latest Finish).

Keunggulan dari PDM (Precedent Diagram Method) ini adalah dapat

memperlihatkan hubungan ketergantungan antar kegiatan dengan jelas dan lebih

sederhana pada diagramnya. Menurut Soeharto (1999:281), hubungan antar

kegiatan dalam PDM dapat berkembang menjadi beberapa kemungkinan berupa

constrain. constrain ini menunjukan hubungan antar kegiatan dengan satu garis

dari node terdahulu ke node berikutnya. Penulisan constrain pada PDM yaitu

dengan dicantumkan diatas anak panah yang menghubungkan dua kegiatan. Satu

constrain hanya menghubungkan dua node yaitu ujung awal atau mulai (S) dan

ujung akhir atau selesai (F). Maka ada 4 (empat) macam constrain, yaitu awal ke

awal (SS), awal ke akhir (SF), akhir ke akhir (FF), dan akhir ke awal (FS). Pada

garis constrain ini diberi penjelasan mengenai waktu mendahului (lead) atau

waktu terlambat tertunda (lag). Bila kegiatan (i) mendahului (j) dan satuan waktu

adalah hari, maka penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Constrain Finish to start(FS), dirumuskan FS (i-j) = a

Constrain ini menjelaskan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan

selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai suatu aktifitas (j) mulai a

hari, setelah aktifitas yang mendahuluinya (i) selesai. Besar angka a = 0. Jenis

ini identik dengan kaidah utama CPM atau PERT, yaitu kegiatan dapat

dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya selesai.

2. Constrain Start to start(SS), dirumuskan SS (i-j) = b

Constrain ini menjelaskan hubungan antara mulainya kegiatan dengan

mulainya kegiatan terdahulu. Berarti suatu aktifitas (j) mulai setelah b hari

aktifitas terdahulu (i) dimulai. Constrain ini terjadi bila sebelum kegiatan

terdahulu selesai 100 %, maka kegiatan (j) boleh dimulai, atau kegiatan (j)

boleh dimulai setelah bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai. Besar angka b

tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegiatan terdahulu. Disini sering

terjadi kegiatan tumpang tindih.

(16)

Constrain ini menjelaskan hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan

selesainya kegiatan terdahulu. Ini berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah c

hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Besarnya angka c tidak boleh melebihi

angka kurun waktu kegiatan yang bersangkutan (j)

4 Constrain Start to Finish(SF), dirumuskan SF (i-j) = d

Constrain ini menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan

dimulainya kegiatan terdahulu. Berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah d hari

kegiatan (i) terdahulu mulai. Jadi sebagian kegiatan terdahulu harus selesai

sebelum bagian akhir kegiatan yang dimaksud boleh diselesaikan.

2.2.3 Penggambaran PDM(precedent diagram method)

Menurut Soeharto (1997:242), penggambaran denah yang lazim pada node

PDM(Precedent Diagram Method)adalah sebagai berikut :

1).

Gambar 2.1 Node PDM Sumber : Soeharto (1997)

2).

ES

LS

Nama Kegiatan

(Tanggal)

Kurun Waktu (D)

(Tanggal)

EF

LF Nomor Urut

Tanggal mulai : ES/LS

Tanggal mulai : EF/LF

Kurun Waktu : D

Float Total Nomor dan Nama kegiatan

(17)

Ruangan dalam node dibagi menjadi kompertemen-kompertemen kecil

yang berisi keterangan spesifik dari kegiatan dan peristiwa yang bersangkutan

yang dinamakan atribut. Beberapa atribut yang sering dicantumkan diantaranya

adalah kurun waktu kegiatan (D), identitas kegiatan (nomor dan nama kegiatan),

mulai dan selesainya kegiatan (ES = Earliest Start, LS = Latest Start, EF =

Earliest Finish, LF =Latest Finish).

PDM dalam pelaksanaannya dapat digambarkan dalam bentuk diagram

seperti diperlihatkan pada gambar 2.1 berikut ini :

2.2.4 Perhitungan PDM(precedent diagram method)

Soeharto (1997:284), menyatakan bahwa perhitungan PDM dilakukan

bertahap, yaitu proses perhitungan maju dan mundur.

1. Perhitungan maju, berlaku untuk hal-hal sebagai berikut :

• Menghasilkan ES, EF, dan kurun waktu penyelesaian proyek. • Diambil angka ES terbesar bila lebih satu kegiatan bergabung.

• Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu dan (j) kegiatan yang sedang ditinjau • Waktu awal dianggap nol

FF (i-j) FS (i-j)

SS (i-j)

SF (i-j) (i)

ES EF

Kegiatan D(i)

LS LF

(j)

ES EF

Kegiatan D(j)

LS LF

(18)

a) Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang sedang ditinjau ES (j) adalah

sama dengan angka terbesar dari jumlah angka kegiatan terdahulu ES (i)

atau EF (i) ditambah konstrain yang bersangkutan. Rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut :

ES j = ES (i) + SS (ij)

ES j = ES (i) + SF (ij)–D (j)

ES j = EF (i) + FS (ij)

ES j = EF (i) + FF (ij)–D (j)

Dari keempat rumus tersebut diambil angka terbesar.

b) Angka waktu selesai paling awal kegiatan yang sedang ditinjau EF (j)

adalah sama dengan angka waktu mulai paling awal kegiatan tersebut

ES(j), ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan D (j). Rumus

yang digunakan adalah :

EF (j) = ES (j) + D (j)

2. Perhitungan mundur, berlaku untuk hal-hal sebagai berikut : • Menentukan LS, LF, dan kurun waktufloat.

• Bila lebih dari satu kegiatan bergabung diambil angka LS yang terkecil • Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah

kegiatan berikutnya.

a) Dihitung LF (i), waktu selesai paling akhir kegiatan (i) yang sedang

ditinjau, yang merupakan angka terkecil dari jumlah kegiatan LS Dan LF

plus konstrain yang bersangkutan. Rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut :

LF i = LF (j) - FF (ij)

LF i = LS (j) - FS (ij)

LF i = LF (j) - SF (ij) + D (i)

LF i = LS (j) - SS (ij) + D (j)

Dari keempat rumus tersebut diambil angka terkecil.

b) Waktu mulai paling akhir kegiatan yang sedang ditinjau LS (i) adalah

sama dengan waktu selesai paling akhir kegiatan tersebut LF (i), dikurangi

kurun waktu yang bersangkutan. Rumus yang digunakan adalah :

(19)

2.3 Tenaga Kerja

Soeharto (1997:222), menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan salah

satu sumber daya yang penting dan seringkali penyediaanya terbatas, baik karena

faktor kualitas ataupun hal-hal lainnya. Merekrut, menyeleksi, dan melatih tenaga

kerja memerlukan biaya mahal dan membutuhkan waktu yang lama sebelum

mereka siap pakai. Sedangkan menurut Ibrahim (1994:193), tenaga kerja adalah

besarnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan bagian

pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan.

Soeharto (1997:162), secara teoritis, keperluan rata-rata jumlah tenaga

kerja dapat dihitung dari total lingkup kerja proyek yang dinyatakan dalam

jam-orang (man-hour) atau bulan-orang (man-month) dibagi dengan kurun waktu

pelaksanaan. Adapun salah satu cara untuk memperkirakan tenaga kerja yang

dibutuhkan adalah dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Jumlah tenaga kerja= x volume

Durasi

Jam-orang untuk menyelesaikan pekerjaan = koefisien analisa tenaga kerja (m2/

jam).

2.4 Perkiraan Tenaga Kerja Periode Puncak

Soeharto (1997:171), menyebutkan bahwa periode puncak (peak) adalah

periode yang paling sangat sibuk dalam arti paling banyak membutuhkan tenaga

kerja.

Menurut Soeharto (1997:172), metode yang sering digunakan untuk

menghitung keperluan tenaga kerja adalah metode Trapesium dengan

angka-angka yang berbeda untuk tahap perencanaan dan pembelian dengan tahap

(20)

Keterangan :

AD = Kurun waktu implementasi fisik

AB = Periode menanjak

BC = Periode puncak

CD = Periode menurun(run down)

t = Jumlah tenaga kerja pada periode puncak

2.5 Pemerataan(levelling)Penggunaan Sumber Daya

Menurut Callahan (1992:279), pemerataan sumber daya adalah batasan

sumber daya yang menjadi beban suatu pelaksanaan kegiatan yang dilakukan

dengan mengukur penggunaan dari sumber daya sehingga waktu penyelesaian

juga waktu mulai paling awal (earliest start), waktu mulai paling akhir (lates

start), dan waktu selesai paling akhir(latest finish)dapat diketahui.

Menurut Callahan (1992:283), mengemukakan bahwa pemerataan sumber

daya dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu Trial and Error dan

Minimum Momen Algorithm(MMA).

1. MetodeTrial and Error

Dimulai dengan menggambarkan suatu bagan balok dari suatu aktifitas.

Pendekatan metode ini dengan cara mencoba-coba, membuat perpindahan Tenaga Kerja

B C

t

a = 20 % b = 60 % c = 20 %

A D

Waktu

(21)

suatu kegiatan dengan menggunakan float, proses ini dilakukan

berulang-ulang sampai mencapai total histogram sumber daya yang dicapai. Pendekatan

ini kurang sistematis karena memerlukan waktu yang lebih lama dalam

mencari penggunaan sumber daya yang seragam.

2. MetodeMinimum Momen Algorithm(MMA)

Menggambarkan suatu proses yang sistematis untuk keperluan pemerataan

sumber daya di mana jadwal(schedule)dapat mengukur setiap perbaikan yang

terjadi untuk setiap upaya pemerataan yang dilakukan. Sasaran minimum

moment algorithm adalah untuk mencapai pendistribusian sumber daya yang

seragam selama pelaksanaan proyek. Tingkat perubahan tersebut dapat

ditentukan dengan suatu faktor yang disebut faktor perbaikan (Improvement

Factor)dengan rumus sebagai berikut :

IF= r 

IF = Improvement Factor, faktor perbaikan pergeseran aktifitas

r = Sumber daya harian

m = Jumlah hari minimum aktifitas yang digeser atau durasi aktifitas (free

float)

xi = Jumlah sumber daya perhari untuk rentang waktu bersangkutan dimana

sumber daya direduksi

wi = Jumlah sumber daya perhari untuk rentang waktu bersangkutan di mana

sumber daya ditambahkan.

Langkah kerja metodeMinimum Momen Algorithm(MMA):

1. Membuat jaringan kerja dari ketergantungan antar aktifitas;

2. Menentukan jalur kritis, kegiatan yang termasuk dalam lintasan kritis

diletakkan pada urutan pertama pada bagan balok dan kemudian diikuti

oleh kegiatan yang bukan jalur kritis sesuai dengan urutan;

3. Aktifitas yang tidak mempunyai ambang bebas (FF) tidak perlu

(22)

4. Improvement Factor (IF) untuk setiap hari pergeseran untuk setiap aktifitas

dapat dihitung;

5. IF yang mempunyai nilai positif terbesar yang diambil;

6. Jika terdapat hasil yang sama diantara pilihan, prioritas diberikan kepada

aktifitas yang mempunyai tenaga kerja harian yang terbesar;

7. Setelah pergeseran aktifitas terjadi, rekalkulasi total sumber daya harian,

proses ini dilanjutkan sampai semua nilai IF telah mencapai harga negatif.

2.6 Microsoft Projectsebagai Alat Bantu

Syafriandi (2003:13), menyatakan salah satu keunggulan dari penggunaan

alat bantu komputer adalah kemampuan mengolah data dalam jumlah besar

dengan kemungkinan kesalahan yang kecil, dengan demikian penyusunan jadwal

dapat dilakukan secara terpadu (waktu, material, tenaga kerja serta biaya) cepat,

tepat, memudahkan dalam pengambilan keputusan serta kunci-kunci pokok

permasalahan pelaksanaan proyek. Penggunaan alat bantu komputer dengan

Microsoft Project menggunakan perhitungan network planning, khususnya

dengan menggunakan Precedent Diagram Method (PDM) serta menggunakan

diagrambarchartsebagai tampilan grafisnya agar memudahkan pembacaan.

Untuk mendapatkan grafik tenaga kerja yang baik dengan Microsoft

Project dapat dilakukan dengan memasukkan data-data sumber daya yang ada

sehingga terbentuk grafik yang sesuai. Apabila terjadi grafik yang tidak merata

maka dilakukan levelling(perataan) sesuai dengan tahapan-tahapan yang terdapat

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang akan dikemukakan pada bab ini sesuai dengan

permasalahan dan didukung oleh tinjauan kepustakaan. Permasalahan dalam

perencanaan ini adalah bagaimana mengatur kebutuhan tenaga kerja sehingga

lebih efektif dan efisien dengan menggunakan metode penjadwalan PDM yang

diaplikasikan melalui software dalam hal ini Microsoft Project sebagai alat bantu

dalam melakukan perencanaan.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian pada tenaga kerja yaitu meliputi tukang, mandor,

kepala tukang dan pekerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan seluruh

pekerjaan pada proyek pembangunan mushalla MTsN Model Meulaboh. Tenaga

kerja tersebut berasal dari sekitar proyek dan luar daerah. Lokasi proyek terletak

di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Lokasinya juga dikelilingi

oleh rumah-rumah penduduk sehingga situasi di sekitar proyek tidak sepi.

Pembangunan proyek ini hanya ditinjau pada pekerjaan sub structure

(bangunan bawah) yang terdiri dari pekerjaan pondasi sloof, dan pelaksanaan

pekerjaan super structure (bangunan atas) yaitu pada pekerjaan kolom, balok

lantai, plat lantai. Ruang lingkup perencanaan penjadwalan tenaga kerja adalah

untuk pekerja karena kebutuhan pekerja relatif lebih banyak dari pada jenis tenaga

kerja lainnya.

3.2 Subyek Dan Objek Penelitian

Objek penelitian ini akan dilakukan kepada pekerjaan pembangunan

Mushalla MTsN Model Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh

Barat, pembangunan ini di rencanakan oleh CV. Edy Brodhers. Subyek penelitian

pada penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui penjadwalan tenaga kerja

(24)

3.3 Pengumpulan Data

Untuk menganalisa perencanaan ini membutuhkan sejumlah data. Data

yang dikumpulkan berupa data sekunder. Data sekunder dengan mempelajari

dokumen kontrak Proyek Pembangunan Mushalla MTsN Model meulaboh yang

berlokasi di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat yang diperoleh

dari CV. Edy Brothers, data tersebut meliputi;

1. Gambar rencana

Data ini digunakan untuk mengetahui bentuk fisik bangunan, komponen

pekerjaan gedung, serta jenis bahan material konstruksi sehingga dapat

dijadikan patokan dalam menentukan jumlah tenaga kerja untuk tiap

pekerjaan serta untuk merencanakan jaringan kerja

2. Time Scheduledan kurva-S

Time Schedule dan kurva-S digunakan untuk mengetahui jangka waktu

pelaksanaan proyek.Time Scheduledan kurva-S

3. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Untuk mengetahui item-item pekerjaan dan mengetahui besarnya jumlah

tenaga kerja serta besarnya volume untuk setiap pekerjaan juga dibutuhkan

dalam pengolahan jaringan PDM. Data RAB

3.4 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data sebagai tahap awal pengolahan data dibuat

beberapa asumsi dalam melakukan perancangan yaitu : • Jumlah hari kerja 6 hari/minggu;

(25)

Tahap selanjutnya untuk metode pengolahan data dilakukan dengan

pendekatan sebagai berikut :

1. Menginventarisasikan kegiatan, yaitu dengan mempelajari aktifitas/kegiatan

yang ada dalam proyek.

2. Menghitung jumlah tenaga kerja untuk setiap pekerjaan yang menggunakan

rumus persamaan 2.1 pada bab II halaman 11, yaitu berdasarkan dari volume

pekerjaan, untuk durasi pekerjaan diasumsikan, serta jam-orang untuk

menyelesaikan pekerjaan yang dikutip berdasarkan daftar analisa SNI –2007

yang berasal dari data proyek.

3. Menghubungkan ketergantungan antar setiap kegiatan dan menganalisa

hubungan antar kegiatan tersebut.

4. Menyusun jaringan kerja yaitu dengan menentukan hubungan antara kegiatan

yang dirangkaikan dengan berbagai kegiatan sehingga keseluruhan kegiatan

tersusun menjadi suatu jaringan kerja dalam betuk PDM. Dalam hal ini PDM

menggunakan Microsoft Project sebagai alat bantu mempercepat proses

terbentuknya suatu jaringan kerja.

5. Hasil yang diperoleh dijabarkan dalam bentuk bagan balok sehingga dapat

dibuat histogram sumber daya harian. Dari histogram ini dapat diketahui

kenaikan tenaga kerja untuk tiap harinya.

7. Dari pengalokasian jumlah tenaga kerja yang tidak merata, maka dilakukan

pemerataan sumber daya pekerja dengan metode Minimum Momen Algorithm

(MMA) dan Microsoft Project. Berdasarkan persamaan 2.2 pada bab II

halaman 13, batasan perhitungan metode MMA dicapai bila nilai perbaikan

(IF) telah mencapai harga negatif semua.

Adapun tahap-tahap resource leveling (pemerataan sumber daya) dengan

metode MMA ini yaitu:

a. penyusunanbarchat,

b. pengindentifikasian jalur kritis,

(26)

Contoh seperti jaringan berikut ini, berbentuk CPM (Critical Path Method),

kemudian dirubah dalam bentuk PDM(Presedent Diagram Method).

3.5 Metode Analisis Hasil

Gambar 3.1 Diagram Jaringan Kerja dalam bentuk CPM Sumber : Callahan, 1992

(27)

3.5 Metode Analisa Hasil

Analisa hasil penelitian meliputi identifikasi terhadap jalur kritis, float,

alokasi tenaga kerja, serta hasil yang di dapat berupahistogram.

a. Identifikasi jalur kritis danfloat

Jalur kritis dan float yang terjadi merupakan hasil dari penentuan hubungan

ketergantungan dan durasi, serta penempatan waktu untuk tiap kegiatan. Pada

penulisan ini, analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan aplikasi

Microsoft Project sebagai alat bantu. Pada Microsoft Project, float berarti

slack.

b. Analisis alokasi kebutuhan tenaga kerja

Setelah menempatkan tenaga kerja pada masing-masing kegiatan, selanjutnya

dianalisis jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan setiap harinya.

c. Menganalisa hasilhistogram

Setelah melalui langkah pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan

menganalisis hasil. Hasil disini berupa histogram tenaga kerja pekerja yang

(28)

BAB IV

HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dikemukakan hasil pengolahan data dan pembahasan

dari pokok permasalahan. Pengolahan data yang dimaksud adalah perhitungan

jumlah tenaga kerja pekerja untuk setiap pekerjaan, membuat hubungan

ketergantungan antara aktifitas kemudian dijabarkan dalam jaringan kerja, lalu

dituangkan dalam bentuk bagan balok dan selanjutnya dilakukan pemerataan

tenaga kerja dengan menggunakan metode MMA (Minimum Moment Algorithm)

dan Microsoft Project. Pembahasan metode MMA dilakukan dengan tolak ukur

saat harga IF telah mencapai harga negatif.

4.1 Hasil perhitungan

Hasil pengolahan data yaitu berupa suatu balok berbentuk histogram

sumber daya manusia yaitu pekerja. Pemerataan dilakukan dengan metode MMA

(Minimum Momen Algorithm)yang akan disajikan dalam bentuk perhitungan dan

tabel-tabel hasil serta pengaplikasian denganMicrosoft Project.

4.1.1 Analisa tenaga kerja

Untuk mengaplikasikan Microsoft Project, terlebih dahulu dilakukan

beberapa penentuan terhadap urutan pekerjaan, durasi dan jumlah tenaga kerja.

a. Penguraian komponen pekerjaan

Sebagai langkah awal perhitungan dilakukan penguraian komponen pekerjaan

yang sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan yang akan memudahkan dalam

(29)

Tabel 4.1 Uraian Pekerjaan

Persiapan Lapangan, Penetapan dan pengukuran Direksi keet

Beton (mutu K-250) untuk pondasi

b. Penentuan durasi dan jumlah tenaga kerja pada setiap kegiatan

Penentuan durasi dan jumlah tenaga kerja pada setiap kegiatan dalam

pelaksanaan proyek ini didasarkan pada nilai koefisien setiap tenaga kerja

terhadap volume pekerjaan yang ada dengan mempertimbangkan waktu rencana

masing-masing aktifitas tersebut. Koefisien tenaga kerja mengacu pada daftar

analisa SNI–2007 yang berasal dari data proyek dengan memakai tenaga kerja

sumber daya manusia seperti mandor, kepala tukang, tukang, dan pekerja.

Tabel 4.2 Contoh Perhitungan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja

(30)

Pada Tabel 4.2 untuk pekerjaan beton pada pondasi dipakai analisa

SNI-06-07-B-6.5.C dengan durasi yang direncanakan selama 14 hari dan volume 31 m3

maka dibutuhkan pekerja sebanyak 13,29≈ 14 orang-hari.

c. Hubungan Antara Aktifitas

Penjadwalan kegiatan proyek dimulai dengan membuat network planning

yang sesuai dengan PDM yaitu menentukan predecessorsehingga terbentuk suatu

hubungan antara aktifitas. Seperti pada tabel 4.3 dapat dilihat beberapa kegiatan

yang diikuti denganpredecessor,constrain, danlead/lag.

Tabel 4.3 Hubungan Antar Aktifitas

Kode Uraian Pekerjaan Predecessor

Persiapan Lapangan, Penetapan dan pengukuran Direksi keet

Beton (mutu K-250) untuk pondasi

1

4.1.2 Penjadwalan denganmicrosoft project

Setelah dilakukan penentuan urutan, durasi dan jumlah tenaga kerja tiap

kegiatan, tahap pengolahan data selanjutnya adalah dengan aplikasi Microsoft

Project,yang terdiri dari :

a. Input/pemasukan data berupa tanggal mulai proyek dan waktu kerja.

Tanggal dimulainya proyek Mushalla MTsN Model dilakukan pada tanggal 3

Juni 2013, sesuai dengan data yang diperoleh dari pelaksana proyek. Hari

kerja yang dipergunakan berupa asumsi yaitu selama 6 hari dalam seminggu,

(31)

b. Input/pemasukan data uraian kegiatan, durasi dan hubungan ketergantungan

kegiatan.

Penguraian kegiatan dan durasi kegiatan diinput berdasarkan data dan

perhitungan yang telah disebutkan sebelumnya. Sedangkan data mengenai

hubungan ketergantungan setiap kegiatan telah diperlihatkan sebelumnya, dimana

pada aplikasiMicrosoft Projecthubungan ketergantungan ini diproses lebih lanjut

dengan menggunakan PDM. Pada Tabel 4.4 diperlihatkan hubungan beberapa

kegiatan denganconstraindanlead/lag-nya.

Tabel 4.4 Hubungan kegiatan denganconstraindanlead/lag

Kode Uraian Pekerjaan Predecessor Konstrain Lead/lag (hari)

Persiapan Lapangan, Penetapan dan pengukuran Direksi keet

Beton (mutu K-250) untuk pondasi

1

c. Input/pemasukan data jumlah tenaga kerja tiap kegiatan dan jumlah tenaga

kerja.

d. Identifikasi jalur kritis danfloat(slack)

(32)

seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

Gambar 4.1 : Jalur kritis

Sumber : pengaplikasianmicrosoft project

Gambar 4.2 :Free Floatdan TotalFloat

(33)

4.1.3 Penjadwalan tenaga kerja

Hasilhistogram penjadwalan tenaga kerja yang diperoleh dari pengolahan

data yang dilakukan dengan bagan balok metode MMA, nilai IF yang didapat

belum bernilai negatif. Untuk kegiatan 3.1.3 dengan IF= 0, kegiatan 4.3.5 dengan

IF= 40, kegiatan 4.5.3 dengan IF= 20, kegiatan 4.5.6 dengan IF = 0. Kondisi

histogramdari kegiatan tersebut dapat dilihat padahistogramdibawah ini;

Histogram Kebutuhan Pekerja sebelum Perbaikan (Awal)

22

Kondisi histogram diatas masih belum merata, sehingga perlu dilakukan

pemerataan. Untuk hasil perhitungan pada kondisi sebelum pemerataan.

4.1.4 Pemerataan tenaga kerja pekerja dengan metode MMA

Pemerataan tenaga kerja untuk pekerja dilakukan dengan menggunakan

metode Minimum Moment Algorithm (MMA) yang bertolok ukur pada nilai IF

telah mencapai negatif. Perataan dilakukan pada aktifitas yang memiliki nilai free

float dengan cara menggeser hari dari aktifitas, yaitu memajukan ataupun

memundurkan hari dari aktifitas yang dituang dalam bentuk bagan balok MMA. Gambar 4.3 :HistogramPekerja Sebelum Perbaikan

(34)

Contoh hasil perhitungan pemerataan tenaga kerja pekerja dengan menggunakan

metode MMA dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini;

Tabel 4.5 Pemerataan tenaga kerja pekerja dengan MMA

NO AKTIFITAS r ∑Xi ∑Wi m IF = r (∑xi -∑wi-mxr)

1 4.3.5 10 13 1 1 20 2 4.3.5 10 26 2 2 40

Nilai IF untuk aktifitas 4.3.5 mengalami perbaikan kedua,

NO AKTIFITAS r ∑Xi ∑Wi m IF = r (∑xi -∑wi-mxr)

1 4.3.5 10 12 50 1 -480 2 4.3.5 10 24 100 2 -960

pemerataan telah dicapai karena telah bernilai negatif, sehingga menghasilkan

histogramseperti di bawah ini;

Histogram Kebutuhan Pekerja Setelah Perbaikan dengan MMA

22

Pada gambar 4.4 halaman 26, kegiatan 3.1.3 dimulai pada hari ke-15 Gambar 4.4 :HistogramPekerja Sesudah Perbaikan dengan MMA

(35)

digeser selama 3 hari sehingga IF negatif terbesar diperoleh = -90,

kegiatan 4.3.5 dimulai pada hari ke-85, digeser selama 2 hari dengan IF = -960,

kegiatan 4.5.3 dimulai pada hari ke-89, kemudian digeser selama 1 hari dengan

perolehan nilai IF= -7, kegiatan 4.5.6 dimulai pada hari ke-98, kemudian digeser

selama 3 hari dengan IF = -486. Nilai IF telah mencapai negatif maka kondisi

semua kegiatan yang memiliki nilaifree floattelah merata.

Histogram awal yang terbentuk pada gambar 4.3, telah mengalami

perbaikan pada nilai IF sehingga terjadi perubahan dari bernilai positif menjadi

negatif, seperti yang terlihat pada gambar 4.4 histogram dengan metode MMA

yang bertolak ukur pada nilai IF mencapai negatif. Perubahan terjadi pada hari

ke-15 sampai hari ke-19, hari ke-85 sampai hari ke-91, kemudian pada hari ke-94 s/d

hari ke-98.

4.1.5 Pemerataan tenaga kerja pekerja denganmicrosoft project

Pemerataan tenaga kerja pekerja pada Microsoft Project dapat dilakukan

dengan menggunakan fasilitas levelling (perataan) pada Microsoft Project.

Pemerataan tenaga kerja pekerja lebih dahulu dilakukan dengan menginput jumlah

sumber daya pekerja pada setiap aktifitas, hasil tersebut dapat dituang dalam

bentuk histogram. Sumber daya yang digunakan merupakan sumber daya yang

tidak terbatas. Dari hasil penginputan jumlah sumber daya pekerja maka di dapat

(36)

Histogram Kebutuhan Pekerja Pada Kondisi Mirosoft Project

Dari hasil pengolahan data ketiga kondisi tersebut, diperoleh perbandingan jumlah

kebutuhan tenaga kerja (pekerja) sebagai berikut;

Tabel 4.6 Tabel Perbandingan Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja (Pekerja)/hari

Hari Kondisi Kondisi Kondisi Perbandingan Perbandingan Perbandingan Ke- awal

Gambar 4.5 : Histogram Pekerja denganMicrosoft Project

(37)

Dari hasil perencanaan histogram dengan 3 (tiga) kondisi yaitu kondisi awal

(sebelum perbaikan), kondisi perbaikan dengan MMA, dan kondisi pada Microsoft

Projectdapat dituang dalam bentuk grafik seperti di bawah ini;

Grafik Kebutuhan Pekerja Pada 3 Kondisi (Awal,MMA,Microsoft Project)

0

Dari hasil pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan bagan

balok MMA, perbaikan dilakukan hanya pada aktifitas yang mempunyai nilaifree

float, yaitu kegiatan 3.1.3, 4.3.5, 4.5.3, 4.5.6. Semua aktifitas yang mempunyai

nilai free floattersebut ternyata sumber daya yang diperoleh dalam hal ini adalah

pekerja pada kondisi awal masih belum merata, karena masih adanya nilai positif

pada masing-masing aktifitas tersebut. Pemerataan sumber daya pekerja dalam

perencanaan ini dilakukan dengan 2 (dua) metode, yaitu dengan metodeMinimum

Moment Algorithm (MMA)danMicrosoft Project.

Dari hasil pengolahan data untuk pemerataan tenaga kerja dengan

menggunakan metode MMA, didapatkan hasil yang tidak begitu signifikan

dibandingkan dengan hasil pada kondisi awal. Perbaikan terjadi pada hari ke-15

sampai hari ke-19, hari ke-85 sampai hari ke-91, kemudian pada hari ke-94

sampai hari ke-98. Pada metode Minimum Moment Algorithm (MMA), Gambar 4.6 : Grafik dengan 3 Kondisi (Awal, MMA,Microsoft Project)

(38)

pemerataan tenaga kerja pekerja dicapai bila hasil IF (Improvement Factor) telah

bernilai negatif. Dari hasil pemerataan tenaga kerja metode Minimum Moment

Algorithm(MMA) untuk nilai IF diperoleh hasil sebagai berikut;

1. Untuk aktifitas 3.1.3 pada kondisi awal nilai IF yang diperoleh bernilai 0,

sehingga perlu dilakukan pemerataan sumber daya untuk perbaikan kedua.

Pergeseran aktifitas 3.1.3 sebesar 3 hari memberikan nilai IF terbesar adalah

0, berarti aktifitas 3.1.3 dapat digeser selama 3 hari menghasilkan nilai IF

terbesar adalah -90.

2. Untuk aktifitas 4.3.5 pada kondisi awal nilai IF yang diperoleh masih bernilai

positif, sehingga perlu dilakukan pemerataan sumber daya untuk perbaikan

kedua. Pergeseran aktifitas 4.3.5 sebesar 2 hari memberikan nilai IF terbesar

adalah 40, berarti aktifitas 4.3.5 dapat digeser selama 2 hari menghasilkan

nilai IF terbesar adalah -960.

3. Untuk aktifitas 4.5.3 pada kondisi awal nilai IF yang diperoleh masih bernilai

positif, sehingga perlu dilakukan pemerataan sumber daya untuk perbaikan

kedua. Pergeseran aktifitas 4.5.3 sebesar 1 hari memberikan nilai IF terbesar

adalah 20, berarti aktifitas 4.5.3 dapat digeser selama 1 hari menghasilkan

nilai IF terbesar adalah -7.

4. Untuk aktifitas 4.5.6 pada kondisi awal nilai IF yang diperoleh bernilai 0,

sehingga perlu dilakukan pemerataan sumber daya untuk perbaikan kedua.

Pergeseran aktifitas 4.5.6 sebesar 3 hari memberikan nilai IF adalah 0, berarti

aktifitas 4.5.6 dapat digeser selama 3 hari menghasilkan nilai IF terbesar =

-486.

Dari hasil yang diperoleh dengan metode MMA, untuk semua aktifitas

yang mempunyai nilai free float diatas sudah mencapai nilai negatif dan ini

menandakan bahwa semua aktifitas tersebut sumber daya pekerja yang

(39)

Dari hasil pengolahan data pemerataan tenaga kerja yang menggunakan

fasilitas resource levelling pada Microsoft Project dengan sumber daya yang

direncanakan yaitu menggunakan sumber daya tidak terbatas yang dapat dituang

dalam bentuk histogram, maka perubahan yang terjadi tidak begitu signifikan

dibandingkan dengan kondisi awal. Perubahan tersebut terjadi pada hari ke-14,

kemudian pada hari ke-39 sampai hari ke-40.

Pemerataan padaMicrosoft Projectdapat ditelusuri dengan penyajian tabel

perbandingan jumlah kebutuhan tenaga pekerja/hari. Pada tabel tersebut terlihat

perbandingan jumlah tenaga kerja pekerja tiap harinya pada kondisi awal dan pada

Microsoft Project. Perubahan yang terjadi mengakibatkan sumber daya pekerja

pada aktifitas akan bergeser dan relatif merata atau fluktuasi yang terjadi tidak

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil perancangan dan pembahasan dapat diperoleh suatu

kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari penulisan ini dan juga saran yang

perlu disampaikan. Dari hasil perancangan dengan menggunakan metode MMA

(Minimum Moment Algorithm) dan Microsoft Project maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan

1. Dari hasil perencanaan dengan MMA didapatkan hasil alokasi sumber daya

pekerja yang digunakan pada proyek mushalla MTsN model Meulaboh masih

belum merata yang ditandai dengan masih adanya nilai positif yang didapat

dari perhitungan pertama. Sehingga perlu dilakukan perhitungan kedua agar

harga IF (improvement factor) bernilai negatif. Hasil IF yang diperoleh

setelah dilakukan perataan dengan MMA untuk aktifitas 3.1.3 adalah -90,

nilai IF untuk aktifitas 4.3.5 adalah 960, nilai IF untuk aktifitas 4.5.3 adalah

-7, nilai IF untuk aktifitas 4.5.6 adalah -486.

2. Tenaga pekerja atau sumber daya yang digunakan sesuai rencana adalah

sumber daya yang tidak terbatas sehingga memudahkan dalam pemerataan

tenaga pekerja dengan Microsoft Project. Pemerataan dilakukan dengan

menggunakan fasilitas levelling (perataan) yang terdapat pada Microsoft

Project. Hasil pemerataan yang diperoleh selain dapat ditelusuri dengan

histogram juga dapat ditelusuri dengan penyajian tabel perbandingan jumlah

kebutuhan tenaga pekerja/hari. Dari tabel tersebut akan terlihat jumlah

pekerja setiap harinya yang mengalami pergeseran akibat dilevelling

(41)

5.2 Saran

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam penjadwalan proyek,

sebaiknya pemerataan tenaga kerja dengan Microsoft Project dilakukan pada

sumber daya terbatas sehingga kebutuhan tenaga kerja lebih teralokasi dengan

baik di masa yang akan datang sehingga dapat memberikan gambaran yang tepat

mengenai penjadwalan proyek secara keseluruhan baik itu segi waktu maupun

(42)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2014, Peta Kabupaten Aceh Barat, Google Map 2014.

2. Anonim, 2013, Dokumen Kontrak, CV. Edy Brothers, Meulaboh.

3. Anonim, 2007,Kumpulan Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan

Perumahan,Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

4. Callahan, M.T, 1992,Construction Project Schedulling, McGraw-Hill Book

Company, New York.

5. Ervianto, W.I, 2003, Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit ANDI,

Yogyakarta..

6. Syafriandi, 2003,Aplikasi Microsoft Project 2000 untuk Penjadwalan Kerja

dalam Proyek Teknik Sipil, Penerbit Dinastindo Adiperkasa Internasional,

Jakarta.

7. Soeharto, I., 1999, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai

Operasional,Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

8. Soeharto, I., 1997, Pemerataan Sumber Tenaga Kerja, Penerbit Erlangga,

Jakarta

9. Soedrajat, S.A, 1984,Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan, Penerbit Nova,

(43)

34

3. Anonim, 2007,Kumpulan Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan

Perumahan,Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

4. Callahan, M.T, 1992,Construction Project Schedulling, McGraw-Hill Book

Company, New York.

5. Ervianto, W.I, 2003, Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit ANDI,

Yogyakarta..

6. Syafriandi, 2003,Aplikasi Microsoft Project 2000 untuk Penjadwalan Kerja

dalam Proyek Teknik Sipil, Penerbit Dinastindo Adiperkasa Internasional,

Jakarta. .

7. Soeharto, I., 1999, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai

Operasional,Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

8. Soeharto, I., 1997, Pemerataan Sumber Tenaga Kerja, Penerbit Erlangga,

Jakarta

9. Soedrajat, S.A, 1984,Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan, Penerbit Nova,

Gambar

Gambar 2.1 Node PDM
Gambar 2.2 Diagram PDM
Gambar 2.3 Metode Trapesium
Gambar 3.2 Pemerataan sumber daya dengan MMA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kontrol keamanan yang direkomendasikan pada analisis risiko, selanjutnya akan dinilai kembali dari aspek efektivitas dan efisiensi dalam menurunkan setiap risiko, pada proses

Berdasarkan tabel 2 perbedaan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe pada kelompok intervensi setelah diberikan SMS Reminder diperoleh sebanyak 17 ibu hamil (85%) patuh dalam

Ngopi Doeloe adalah sebuah bisnis kreatif yang mulai berkiprah dalam industri restoran sejak tanggal 20 November 2006, yang berarti bisnis kreatif ini sudah

Pernyataan 1 & 2 kuisioner penelitian yang diajukan kepada responden terkait pengetahuan masyarakat tentang dasar keberadaan bank syariah yakni adanya fatwa

Sedangkan metode KNN dapat melakukan klasifikasi dengan cepat berdasarkan jarak terdekat diantara objek data.Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan, penggunaan

Sedangkan menurut indeks pencemaran menurut Kep.Men LH No.51 Tahun 2004 berada pada tingkat pencemaran berat, dengan kondisi sebagian besar parameter perairan yang

Tes statistik dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon menunjukkan nilai yang signifikan yaitu 0.000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyeri

1) memperjelas tujuan dari kelompok belajar aksi. Penyajian masalah atau tugas kelompok. kelompok A dapat menangani satu masalah atau banyak. 4) setiap kelompok mempresentasikan