• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - DOCRPIJM bee9d8a0b9 BAB IBAB 1 Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I - DOCRPIJM bee9d8a0b9 BAB IBAB 1 Pendahuluan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 1.1. Latar Belakang

Pembangunan daerah merupakan suatu upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan akan pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan masyarakat. Berbagai bentuk fasilitas, setiap tahun dibangun sebagai manifestasi terhadap pemenuhan tersebut. Karena itu, dengan semakin tumbuh dan berkembangnya pendukuk dan kemajuan, menuntut untuk pemenuhan itu secara bertahap dan berkesinambungan. Hal yang tidak terlepas dari pencapaian upaya tersebut, adalah perlu dilakukan perencanaan secara terintegrasi agar dalam pemenuhan fasilitas tersebut tidak terjadi tumpang tindih, salah arah dan memenuhi nilai manfaat bagi sasaran pembangunan. Salah satu unsur yang Compleceted dalam upaya pemenuhan fasilitas ini adalah Bidang Keciptakaryaan. Penanganan bidang ini mencakup berbagai sektor yang harus digarap agar upaya pemenuhan kebutuhan penduduk tersebut dapat duwujudkan secara serasi, selaras dan seimbang dengan daya dukung lahan dan penghuninya. Bidang ini lebih dikenal dengan Bidang Permukiman.

(2)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

semakin kompleks pula. Kondisi demikian, apabila tidak terus dilakukan antisipasi dan penanganan lebih dini, akan menjadikan kawasan permukiman yang semakin tidak sehat. Karena itu, upaya-upaya antisipasi dan kuratif terhadap permasalahan yang timbul, harus diambil secara lebih cepat agar tidak terjadi kondisi yang jauh lebih parah lagi dari yang diinginkan.

Permasalahan yang banyak muncul pada kawasan permukiman selama ini berkisar pada permukiman yang tidak sehat dan kumuh. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai indikasi yang mengisyaratkan ketidakmampuan daya dukung kawasan dengan interaksi yang terjadi diatasnya. Sebagai muaranya, menjadikan kawasan permukiman semakin tidak sehat dan kumuh dengan berbagai bentuk konflik. Oleh karena itu, kondisi demikian perlu segera diambil langkah-langkah antisipasi dan upaya-upaya preventif secara berkesinambungan. Penanganan dan pengambilan langkah-langkah secara berkesinambungan terhadap permasalahan yang timbul, tidak hanya menyangkut infrastruktur semata, tetapi penyediaan akses yang mengarah pada ekonomi dan sosial juga harus dipertimbangkan, sehingga tidak akan memberikan dampak negatif pada perkembangan kawasan perkotaan dan pedesaan secara menyeluruh.

(3)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Berbagai upaya dan langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah Daerah, pada dasarnya ditujukan untuk mengantisipasi dan memecahkan berbagai permasalahan yang timbul dalam kawasan permukiman. Ini dapat dilakukan manakala didukung dengan peluncuran program dan kegiatan yang mampu mengarah pada upaya peningkatan fungsi, perbaikan dan pengembangan kawasan secara lebih baik dan permanen. Apabila upaya ini mampu diwujudkan, maka merupakan wujud keberpihakan kepada masyarakat pula, khususnya kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah. Kita sadari bersama, bahwa pada kawasan-kawasan yang kumuh dan tidak sehat, rata-rata dihuni oleh orang-orang yang berpenghasilan rendah. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki lingkungan dimana mereka tinggal sebagai akibat keterbatasan penghasilannya. Oleh karena itu, pada kawasan kumuh, tidak sehat dan tertinggal, harus menjadi prioritas penanganan, baik yang menyangkut pembangunan infrastruktur, fasilitas ekonomi maupun fasilitas sosial mereka, baik di daerah perkotaan ataupun pedesaan.

Dalam upaya mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat, indah, nyaman, dan aman, harus disusun suatu perencanaan terpadu yang matang. Tanpa adanya perencanaan yang matang dan terpadu, maka setiap fasilitas dan utilitas yang diperlukan penduduk pada kawasan permukiman, baik di pedesaan maupun perkotaan tidak akan memenuhi standart layak huni yang nyaman. Berdasarkan standarisasi untuk mewujudkan permukiman yang layak tersebut, perencanaan pengembangan infrastruktur dan utilitas dalam mendukung kenyamanan permukiman harus diwujudkan. Apabila ini mampu dibangun dalam kawasan permukiman, maka akan memudahkan dan memurahkan akses masyarakat penghuni tersebut kelokasi tempat mereka berinteraksi, baik dalam kegiatan ekonomi, sosial maupun jasa lainnya di kawasan perkotaan dan dipedesaan.

(4)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

kawasan permukiman yang sehat, layak huni dan nyaman. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk program dan kegiatan yang berpihak kepada masyarakat, khususnya yang berpenghasilan menengah dan rendah, untuk memperoleh prasarana kehidupan yang layak. Untuk itu, dalam upaya memecahkan permasalahan permukiman yang terjadi di Kabupaten Merangin, maka disusunlah Rencana Program Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) Kabupaten Merangin Tahun 2009

– 2013. Melalui penyusunan RPIJM Kabupaten Merangin Tahun 2009 – 2013 ini diharapkan mendapatkan perhatian yang serius dari Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Provinsi dalam memecahkan permasalahan permukiman. Pemerintah Kabupaten Merangin menyadari bahwa investasi di Bidang Permukiman yang selama ini dilakukan, secara nyata juga belum mampu memenuhi tuntutan dan permintaan masyarakat perkotaan dan pedesaan. Hal ini diakibatkkan oleh pendanaan yang diluncurkan selama ini selalu saja tidak seimbang dengan kuantitas permintaannya, baik untuk pembangunan kawasan permukiman perkotaan maupun pedesaan yang terus meningkat. Mudah-mudahan dengan berbagai program dan kegiatan yang diusulkan, mendapatkan alokasi pendanaan sesuai shcedule yang direncanakan pada setiap kawasan yang akan ditangani secara bertahap dan berkesinambungan.

1.2. Maksud dan Tujuan

(5)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

rencana alokasi anggarannya agar mampu memberikan dukungan bagi pengembangan prasarana dan sarana pendukung kawasan perkotaan dan dipedesaan. Dengan adanya pengembangan, peningkatan dan perbaikan kawasan permukiman, maka tujuan untuk mencipatkan kemudahan dan kenyamanan dalam kawasan permukiman, harus diprogramkan secara cermat dalam memilih sasaran, cepat penanganan dan tepat hasil yang diinginkan selaras dengan pemograman dan input yang komprehensif dalam mendukung pengembangan sarana dan prasarana kawasan permukiman dipedesaan yang mengarah pada peningkatan perekonomian masyarakat.

Penyusunan RIPJM ini bertujuan antara lain untuk :

• Menjadikan dokumen program dan kegiatan koordinatif seluruh pelaku pembangunan, baik daerah sampai pemerintah pusat.

• Mendukung terwujudnya integrasi, sinkronisasi, sinergi antara daerah, antar ruang, dan antar waktu, serta antar fungsi pemerintah.

• Menjamin keterkaitan dan konsistensi, dalam penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan antara daerah, provinsi dan pusat.

• Merangsang dan meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat.

• Menciptakan pendayagunaan Sumber Daya Manusia yang efesien, efektif dan berkelanjutan dalam mendukung keberhasilan pembangunan.

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyusunan Rencana Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) Kabupaten Merangin Tahun 2009 – 2013 ini pada dasarnya

(6)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Mendasarkan pada cakupan yang akan ditulis dalam penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) ini, maka ruang lingkup yang akan dituangkan dalam buku ini adalah :

a. Mengarahkan proses penyusunan Rencana Program Investasi Jangka menengah ( RPIJM ) Bidang Keciptakaryaan yang dibiayai melalui dana APBD maupun APBN ( Cost Sharing maupun Joint Program ) antara Kabupaten, Provinsi dengan Pemerintah Pusat sebagaimana RPJMN 2004 –2009 dan MD’S Tahun 2015 yang akan datang.

b. Mendorong tersusunnya rencana prmbangunan Keciptakaryaan yang mendasarkan pada prioritas, termasuk kota-kota sedang dan kecil dalam pemerataan pembangunan dan peningkatan ekonomi daerah. c. Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari dalam penyusunan

prioritas program dan kegiatan terpilih yang akan dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan wilayah-wilayah priorittas dan terpilih untuk menjadi sasaran implementasi program dan kegiatan.

d. Menjadi kerangka dasar sekaligus ancar-ancar dan tahapan penanganan yang akan dilakukan, baik waktu pelaksanaan, sasaran program dan kegiatan dan rencana alokasi anggaran yang diinginkan pada setiap tahun pelaksanaan.

1.4. Sasaran

Dalam penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) ini mempunyai sasaran yang diinginkan Pemerintah Daerah. Sasaran tersebut adalah :

(7)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

b. Makin memantapkan kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat dan dunia usaha dalam melaksanakan pembangunan kawasan perkotaan, baik melalui organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, pengusaha maupun perorangan.

c. Terwujudnya pembangunan kawasan permukiman yang sehat, layak huni dan nyaman, baik diperkotaan maupun di pedesaan yang secara berkelanjutan sejalan dengan kebijakan program pengembangan pedesaan.

d. Terwujudnya integrasi pelaksanaan penanganan kawasan sesuai dengan arahan kebijakan dan strategi pembangunan kawasan perkotaan dan pedesaan sejalan dengan aspirasi masyarakat pada kawasan perencanaan.

e. Terwujudnya tatanan pembangunan yang terencana, terpadu dan berkesinambungan dan mampu memberikan implikasi positif terhadap daerah sekitarnya.

f. Meningkatkan kesejahteraan amsyarakat yang ditunjukkkan dengan meningkatnya pendapatan perkapita dan kualitas hidup enduduk yang semakin merata.

g. Berkurangnya penduduk miskin.

h. Meningkatnya kualita sfisik lingkungan sesuai dengan indikator mutu lingkungan.

1.5. Ruang Lingkup Pekerjaan

(8)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

( RPIJM yang berkualitas ), sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah dalam Bidang PU/Cipta Karya.

Panduan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya pada dasarnya mencakup penjelasan yang mencakup hal-hal yang melingkupi kegiatan yang diinginkan, sekaligus menjadikan rambu-rambu dalam penyusunan RPIJM. Rambu-rambu yang dimaksudkan, mencakup kebijakan, prioritas program, format dan muatan substansi yang perlu dikandung di dalam sebuah dokumen RPIJM. Adapun fungsi cakupan/panduan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya, yaitu:

1. Memberikan indikasi dan arahan program, kegiatan dan proses penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya, terutama yang dibiayai melalui dana APBN maupun APBD ( Cost Sharing maupun Joint Program ) Propinsi dengan Kabupaten dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang PU/Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam RPJMN 2004-2009 dan seterusnya maupun MDG’S 2015 yang akan datang.

2. Mendorong percepatan pembangunan daerah Bidang PU/Cipta Karya terutama di kota-kota yang mendapatkan prioritas, termasuk kota-kota sedang, dan kota kecil dalam rangka merangsang dan memeratakan pembangunan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. 3. Memberikan penjelasan umum mengenai hal-hal yang

dipertimbangkan dalam penyusunan RPIJM secara umum meliputi :

• Rambu-rambu, arahan kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional (RPJMN 2004-2009),

• Isu dan kecenderungan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan,

• Pola pikir penyusunan RPIJM bidang PU/Cipta Karya dan sasaran/keluaran yang perlu dicapai.

(9)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

akan dilaksanakan dan hal-hal yang perlu dibahas oleh masing-masing aspek atau komponen program mencakup :

• Rencana pembangunan kawasan perkotaan dan pedesaan,

• Sinkronisasi dan prioritas program dan kegiatan ( kesepakatan program / anggaran sebagai ringkasan memorandum program ),

• Program investasi infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya dalam penyediaan perumahan dan permukiman; perbaikan perumahan dan permukiman; penyehatan lingkungan permukiman ( pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, penanganan drainase ), penyediaan dan pengelolaan air minum; penataan bangunan; dan pembangunan jalan dan jembatan serta pengendalian banjir.

• Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

• Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program

• Pembangunan, Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah,

• Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah,

• Lampiran penunjang.

Cakupan komponen program investasi RPIJM tersebut pada hakekatnya harus dipertimbangkan selain untuk mencapai sasaran RPJM Kabupaten Merangin 2009-2013, juga harus ditinjau secara kontekstual sesuai dengan tantangan pembangunan masing-masing Kabupaten. Dalam hal ini, cakupan komponen program untuk Kabupaten yang satu dengan yang lainnya dapat saja berbeda sesuai dengan kebutuhan. Bisa saja terjadi program investasi suatu

Kabupaten hanya mencakup beberapa komponen program saja ( tidak perlu harus lengkap ) tergantung urgensi kebutuhan dan prioritas

(10)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

1.6. Pendekatan

Dalam rangka mencapai hasil penyusunan perencanaan, harus diambil pendekatan yang tepat. Ini dilakukan Pendekatan dalam penyusunan RPIJM Kabupaten Merangin tidak lain untuk mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu, pendekatan yang diambil berupa pendekatan partisipatif dan holistik. Melalui pendekatan ini, pada hakekatnya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain :

• Proses Perencanaan yang Partisipatif: Upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan pembangunan Kabupaten yang dinamis, membutuhkan penyediaan berbagai fasilitas infrastruktur, yang layak, memadai, terjangkau, adil, serta bagi masyarakat luas. Untuk itu diperlukan perencanaan program investasi yang partisipatif guna memenuhi tuntutan dan permintaan masyarakat;

• Membangun Transparansi dan Persepsi Bersama: Permasalahan yang dihadapi Kabupaten baik persoalan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan maupun kapasitas institusi harus dapat diketahui oleh semua pihak. Upaya ini tidak lain sebagai langkah pembentukan persepsi bersama, bahwa dalam melaksanakan pembangunan selalu saja dihadapkan berbagai permasalahan, termasuk pendanaan pembangunan;

• Keterpaduan dan Keberlanjutan: Perencanaan Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya secara prinsip harus mengacu pada pengembangan wilayah, RTRW/K, RPJMN, RPJMD, KSK, dan Renstra PU/Cipta Karya, Renstra Dinas Terkait, Masterplan Sektoral, Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota, maupun Peraturan Perundangan yang berlaku;

(11)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

dengan penilaian kelayakan ekonomi dan sosial serta lingkungan, akan memberikan nilai positif dan mencapai hasil optimal dalam pelaksanaan setiap kegiatan;

• Credit Worthiness dan Akuntabilitas; Perhitungan kemampuan penyediaan dana perlu didasarkan pada hasil analisis keuangan. Demikian pula kemampuan pelaksanaan perlu diperhitungkan dari hasil analisis kelembagaannya serta perlu mempertimbangkan keberlanjutan pembangunan.

Bertolak dari pentingnya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) dalam mendukung pembangunan infrastruktur bidang PU/CiptaKarya, pemerintah daerah perlu diberdayakan untuk menyusun RPIJM masing-masing. Dalam upaya melaksanakan hal tersebut, diperlukan adanya panduan penyusunan yang dapat memberikan kerangka, “ Bagaimana menyusun RPIJM Bidang PU/Cipta Karya secara profesional ? “. Melalui panduan yang jelas, terukur dan profesional tersebut, diharapkan pemerintah daerah mampu menyusun RPIJM secara mandiri, yang pada akhirnya mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen pembangunan bidang PU/Cipta Karya.

1.7. Landasan Hukum

Penyusunan RPIJM pada dasarnya harus bertitik tolak (mengacu) kepada peraturan perundangan maupun kebijakan yang berlaku. Peraturan dan perundangan maupun kebijakan yang mendasari dan perlu diacu tersebut diantaranya adalah sebagaimana berikut : 1. Peraturan Perundangan

a. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;

(12)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

c. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah;

d. UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah;

e. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara; f. UU No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air;

g. UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan pembangunan Nasional;

h. UU No. 38/2004 tentang Jalan;

i. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;

j. UU No. 4/1992 tentang Perumahan dan Permukiman; k. UU No. 16/1985 tentang Rumah Susun;

l. Peraturan dan Perundangan lainnya yang terkait.

2. Kebijakan dan Strategi

Dalam penyusunan dan pelaksanaan Rencana Program Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) ini, tidak terlepas dari kebijakan dan strategi pembangunan. Melalui Kebijakan dan strategi pembangunan dalam RPIJM ini diharapkan mampu mengarahkan program dan kegiatan yang menghasilkan kegiatan optimal sebagaimana target yang diinginkan. Adapun kebijakan dan strategi yang mendasari penyusunan RPIJM ini adalah sebagai berikut :

a. Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman, bahwa pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan diselenggarakansecara berencana dan terpadu;

(13)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

c. Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan; d. Keputusan Presiden No. 7/2004 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009.

Mendasarkan pada kebijakan tersebut, maka strategi yang harus diambil pemerintah Kabupaten Merangin adalah mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapai hasil yang optimal. Agar target dan kinerja ini mampu diwujudkan, maka harus menjadikan RPIJM ini sebagai bagian integral perencanaan pembangunan blue print oleh seluruh pelaku pembangunan. Disamping itu, menjadikan RPIJM sebagai acuan dasar pembangunan daerah, dengan mendasarkan pada pendekatan dan kebijakan ataupun arahan dari pimpinan Departemen PU/Cipta Karya serta kebijakan pimpinan instansi terkait.

1.8. Tujuan dan Pentingnya RPIJM

1.8.1. Pentingnya RPIJM

(14)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

tidak dapat dipisahkan dari produk-produk perencanaan yang dihasilkan di daerah.

Kedudukan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Daerah ( RPIJM ), sesuai Bidangnya PU/Cipta Karya merupakan kebijakan perencanaan yang bersifat spesifik dan spatial. Sifat spesifik ini ditunjukkan oleh sektor yang melingkupinya, yaitu sektor Cipta Karya. Sehingga secara umumnya, akan menekankan pada Rencana Pembangunan Infrastruktur ( Infrastructure Development Plan ), baik dalam skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota. RPIJM pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD. Kebijakan spasial dalam RPIJM mengacu pada RTRW Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kota. Sedangkan kebijakan sektoral/program dalam RPIJM mengacu pada RPJMN 2005 – 2025 dan RPJMD 2008-2013. Bilamana suatu daerah belum mempunyai Rencana Tata Ruang maupun Masterplan Sektor ( Rencana Investasi Sektoral ) masih dapat dilakukan assessment berdasarkan kebijakan tata ruang maupun kebijakan setoral yang ada.

RPIJM dimaksudkan bukan untuk menggantikan fungsi RPJMD sebagai dokumen politik sebagaimana Repelitada pada masa yang lalu, akan tetapi RPIJM merupakan dokumen teknis kelayakan program ( Feasibility Study ) untuk rencana pembangunan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya. Oleh karena itu, peluncuran program dan kegiatan secara berkesinambungan akan mengacu pada RPIJM ini, baik yang bersumber dari dana APBD kabupaten, APBD Provinsi maupun APBN.

(15)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

dialog rencana investasi dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak-pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas program/kelayakan program investasi. Dengan demikian, RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu merupakan Consolidated Feasibility Study yang dapat diterima semua pihak sebagai

bentuk pertanggungjawaban pemerintah.

Lebih jauh, yang perlu ditekankan terhadap alur berpikir dalam penyusunan RPIJM adalah bagaimana dapat mengenali permasalahan dan tantangan pembangunan perkotaan dan pedesaan, terutama dalam rangka merencanakan dan memprogramkan kegiatan investasi secara efektif dan efisien, sehingga diharapkan RPIJM yang disusun dapat menjawab tantangan pembangunan daerah. Untuk itu perlu dilakukan suatu analisis antara kondisi saat ini dengan kondisi yang ingin dicapai selama 5 ( lima ) tahun mendatang ( akhir RPIJM 2013 ) sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan serta kebijakan dan strategi penanganannya berdasarkan skala prioritas yang ditetapkan.

1.9. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten/Kota

1.9. 1. Tujuan Pembangunan Kabupaten/Kota

(16)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

kuantitas bangunan. Ini semua tidak lain sebagai manifestasi pembentukan lingkungan permukiman yang sehat, layak huni dan nyaman bagi penghuninya. Dengan menciptakan lingkungan perkotaan dan pedesaan yang sehat, layak huni dan nyaman, akan berimplikasi pula pada peningkatan kesejahteraan masyarakkat. Bahkan mampu bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi kawasan perkotaan maupun pedesaan, yang selanjutnya mampu mendukung perkembangan wilayah.

Dalam upaya menciptakan lingkungan yang sehat, layak huni dan nyaman, diperlukan berbagai upaya dan langkah-langkah konkrit di lapangan. Langkah ini tidak lain guna menciptakan terwujudnya keseimbangan dan keterpaduan hubungan antara perkotaan dan pedesaan. Hal ini berarti bahwa, segala usaha pembangunan tersebut haruslah dapat menjamin terciptanya:

Peningkatan produktifitas Kabupaten/Kota (productivity);

• Peningkatan efisiensi pelayanan dan kegiatan kota (efficiency),

• Pembangunan perkotaan yang berkelanjutan melalui pendekatan yang berwawasan lingkungan (sustainable environment);

• Pembangunan perkotaan yang berkeadilan sosial (socially just);

• Pembangunan perkotaan yang mendukung kelestarian udaya kota (culturally vibrant);

• Pembangunan perkotaan yang mendukung terciptanya jati kota (city sense or image);

Pembangunan perkotaan yang didukung oleh partisipasi politik masyarakat kota (politically participatory

).

1.9.2. Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota

(17)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 sebagai berikut:

 Terselenggaranya pengelolaan pembangunan perkotaan dan pedesaan yang lebih efektif dan efisien dalam pemanfaatan sumber daya alamnya yang mengacu kepada rencana tata ruang kota yang berkualitas termasuk pengelolaan administrasi pertanahan yang lebih tertib dan adil serta ditunjang oleh kelembagaan pemerintah yang makin siap melaksanakan otonomi daerah;

 Makin mantapnya kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat dan dunia usaha dalam pelaksanaan pembangunan perkotaan, baik melalui organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya maupun pengusaha perorangan;

 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ditujukan oleh meningkatnya pendapatan perkapita dan kualitas hidup penduduk yang semakin merata;

 Berkurangnya jumlah penduduk miskin;

 Meningkatnya kualitas fisik lingkungan sesuai dengan baku mutu lingkungan.

1.9. Mekanisme dan Framework Penyusunan RPIJM

Penyusunan RPIJM, pada dasarnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen perencanaan lainnya. Oleh karena itu, kedudukan RPIJM merupakan bagian integral dari RPJMD, namun lebih bersifat kebijakan spasial dan kebijakan sektoral. Kebijakan spasial yang langsung menjadi acuan penyusunan RPIJM yaitu RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, RTR-Kawasan, usulan dan permintaan masyarakat serta kebijakan sektoral. Atas dasar-dasar tersebut, maka dilakukan pemaduserasian untuk menjadi acuan dalam penyusunan RPIJM Daerah.

(18)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Induk Sistem (RIS) yang lebih rinci. Adapun kedudukan RPIJM tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1. Kedudukan RPIJM dalam Rencana Pembangunan Nasional

KEBIJAKAN SPASIAL

RTRWN

RTRW PROPINSI RTRW KAB/KOTA

KEBIJAKAN SEKTORAL/PROGRAM

RPJMN

RPJM PROPINSI RPJM KAB/KOTA Nasional

Propinsi Kabupaten/ Kota

STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA/KABUPATEN

Strategi Pembangunan Per Kawasan Strategi Pembangunan Sektoral

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH MASTER PLAN

(19)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Gambar 1.2 Diagram Penyusunan RPIJM

RTRW Kab/Kot RPJM Daerah RPJP Daerah

Dialog rencana dengan

RD Survey kebutuhan prasarana dan sarana

(20)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Gambar 1.3 Diagram Alir Proses Penyusunan RPIJM

(21)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Gambar 1.4. Kedudukan RPIJM Secara Historis

M

1.11. Sistematika Penulisan RPIJM Kabupaten Merangin

Guna mempermudah memahami dan mewujudkan perencanaan yang sistematis, maka penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) Keciptakaryaan ini dibagi dalam bab-bab yang sistematis. Ini dilakukan agar dalam mencapai tujuan dan sasaran

Era Orde Baru

RTRW Nasional RPJP Nasional

RTRW Propinsi/Daerah Dimensi spasial/sektoral Era Reformasi

RPJM Nasional

Community Plan Corporate Plan

Detailed Engineering Design

(22)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

pembangunan Bidang Keciptakaryaan dapat dengan mudah mengendalikannya. Adapin sistematika tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang, landasan hukum, tujuan dan sasaran serta pentingnya penyusunan RPIJM dan mekanismenya.

BAB II Gambaran Umum dan Kondisi Wilayah Kabupaten Merangin, yang memuat kondisi umum di Kabupaten Merangin, kondisi ekonomi, kondisi sosial dan kondiai penyediaan prasarana di daerah.

BAB III Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Merangin, yang berisikan visi dan misi yang akan ditempuh dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan di Kabupaten Merangin.

BAB IV Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Merangin, yang berisikan kebijakan-kebijakan sektoral yang akan dilaksanakan pemerintah daerah secara berkesinambungan.

BAB V Rencana Pembangunan Wilayah Kabupaten Merangin, yang berisikan rencana pembangunan yang didasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kabupaten Merangin, skenario pengembangan sistem prasarana wilayah dan strategi pengendalian pemafaatan ruang. BAB VI Analisis Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan,

yang memuat kondisi keuangan daerah dan kemampuan pendanaan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan.

(23)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

BAB VIII Rencana Program Ivestasi Infrastruktur Sub Bidang Pengembangan Air Minum, yang memuat kondisi, potensi, permasalahan dan analisis kebutuhan dan pengembangannya dengan didukung usulan program pengembangan air minum.

BAB IX Rencana Program Ivestasi Infrastruktur Sub Bidang Persampahan, yang memuat kondisi, potensi, permasalahan dan analisis kebutuhan dan pengembangannya dengan didukung usulan program pengelolaan persampahan.

BAB X Rencana Program Ivestasi Infrastruktur Sub Bidang Drainase, yang memuat kondisi, potensi, permasalahan dan analisis kebutuhan dan pengembangannya dengan didukung usulan program penanganan deainase.

Gambar

Gambar 1.1. Kedudukan RPIJM dalam Rencana         Pembangunan Nasional
Gambar 1.2 Diagram Penyusunan RPIJM
Gambar 1.3 Diagram Alir Proses Penyusunan RPIJM
Gambar 1.4. Kedudukan RPIJM Secara Historis

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa 1) sebagian besar, tuturan guru dan siswa dalam pembelajaran sudah memenuhi prinsip kerja sama dan kesantunan. Namun, masih ada

Melihat pemaparan diatas serta hasil pengamatan peneliti di lapangan bahwa dalam penerapan teknik pembelajaran round table pada mata pelajaran Fiqih materi jinayah,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan pengunjung mengenai event “Fresh 5k” melalui publisitas di Bandar Djakarta Surabaya. Alasan

Dalam proses pengolahan data pada kantor PPAT Muhammad Zaini, S.H sudah menggunakan sistem yang cukup baik, dimana calon klien akan mendatangi kantor PPAT Muhammad Zaini,

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Samhan Yanis, dalam penelitian yang berjudul, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan

Dilihat dari efisiensi secara ekonomis dari keempat saluran yang ada di Kabupaten Karanganyar maka saluran III adalah saluran pemasaran beras hitam yang

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk membuat aplikasi pengolahan data keberatan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Selatan dan

Walaupun banyak faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi kecerdasan emosional, tetapi dalam penelitian ini yang akan diteliti hanyalah faktor verbal abuse