PENGGUNAAN KACANG HIJAU VARIETAS VIMA-1 SEBAGAI
LANGKAH ANTISIPATIF DALAM PENGELOLAAN SISTEM
USAHATANI YANG PRODUKTIF DI LUAR MUSIM
Yohanes Leki Seran, Medo Kote, dan Helena da SilvaBalai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT Jl. Timor Raya Km. 32 Kupang Telp. (0380) 833766 E-mail: lekiseran@yahoo.com
ABSTRAK
Kebiasaan masyarakat di kawasan Besikama mengusahakan kacang hijau varietas Fore Belu telah terpola dengan baik dan selalu diusahakan petani pada awal musim kemarau pada bulan Mei-Juni, baik secara monokultur maupun tumpangsari dengan tanaman jagung. Namun pada tahun-tahun terakhir ini terjadi perubahan iklim yang mengubah pola. Menghadapi masalah tersebut maka perlu langkah antisipasi dalam pengelolaan sistem usahatani. Salah satu langkah antisipatif yang dilakukan adalah memperkenalkan kacang hijau varietas Vima-1 yang ditanam di luar musim. Tujuan penelitian adalah (1) menyakinkan kepada petani keunggulan kacang hijau varietas Vima-1 di luar musim. (2) meningkatkan produktivitas kacang hijau dalam sistem usahatani. Penelitian dilaksanakan di Desa Weseben dan Desa Alkani, Kecama-tan Wewiku, dan Desa Umanen Lawalu, Umakatahan KecamaKecama-tan Malaka Tengah, Kabupaten Belu, pada MT 2010 dan 2011. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan partisipatif. Penelitian dilaksanakan bersama petani di lahan petani atau on farm research client oriented (OFCOAR), yaitu suatu pendekatan penelitian yang berorientasi kepada pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan varietas Vima-1 dalam sistem usahatani kacang hijau di Kawasan Pengembangan Pertanian (KPP) Besikama. Varietas Vima-1 dapat berproduksi secara baik di luar musim tanam (akhir musim kemarau, Septem-ber−November) dengan kisaran 0,9−1,7 t/ha.
Kata kunci: kacang hijau, Vima-1, lahan kering, tanam luar musim ABSTRACT
Introduction of mungbean Vima-1 variety as an anticipative strategy in off-season productive farming system management. Fore Belu is a local variety of mungbean, which has been released as national variety few years ago. This variety has been planted by Besikama farmers for long time. The growing season is usually from May – June, grown either in monoculture or itercropped with maize. Nevertheless, in the recent years, there was global climate change that changed pattern and agricultural system in that area. Facing that problem, there was a need of anticipative step in managing cropping system. One step was introducing recent released variety of Vima-1 and grew off-season. The objectives of the research were 1). To convince farmers for the superiority of Vima-1 when it was planted off-season (September-October), 2). To increase mungbean productivity. The research was conducted in Weseben and Alkani Sub-district in 2010, and in Umanen Lawalu and Umakatahan Villages of Malaka Tengah Sub-district in 2011. All are located in Belu Region. The research employed participative approach and used “on-farm research client oriented
PENDAHULUAN
Kawasan Pengembangan Pertanian (KPP) Besikama merupakan sentra produksi kacang hijau di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Varietas kacang hijau yang digunakan petani adalah varietas lokal yang adaptif dan toleran kekeringan. Varietas tersebut kemudian diusulkan untuk dilepas sebagai varietas unggul spesifik lokasi (di NTT) dengan nama Fore Belu.
Penggunaan kacang hijau varietas Fore Belu telah menjadi bagian yang integral dalam pengelolaan dan terpola dengan baik pada sistem usahatani kacang hijau yang dilaksanakan masyarakat di KPP Besikama. Komoditas ini selalu diusahakan setiap tahun, ditanam pada awal musim kemarau antara bulan Mei hingga Juni (Murdolelono dkk. 1997), baik secara monokultur maupun tumpangsari dengan jagung. Bagi masyarakat di sentra produksi, kacang hijau merupakan komoditas primer dalam sistem usahatani sehingga petani merasa kehilangan jika komoditas tersebut tidak diusahakan tepat pada musimnya. Kacang hijau varietas Fore Belu telah menyatu dalam tatanan budaya pertanian masyarakat setempat sehingga diusahakan secara turun temurun bahkan dikenal dengan nama Fore Wehali.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi perubahan iklim sehingga perlu mengubah pola tanam di KPP Besikama. Musim yang tidak beraturan telah mengganggu ketersediaan bahan pangan masyarakat, termasuk kacang hijau.
Menghadapi masalah tersebut perlu dilakukan langkah antisipasi dalam pengelolaan sistem usahatani kacang hijau, baik pada musimnya maupun di luar musim. Salah satu langkah antisipatif adalah memperkenalkan varietas unggul Vima-1. Selain varietas, juga dilaksanakan kegiatan pengembangan kacang hijau di luar musim. Hal ini untuk meyakinkan kepada petani bahwa usahatani kacang hijau di luar musim menggunakan benih unggul dan menerapkan teknologi yang sesuai dapat memberikan hasil yang cukup tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk meyakinkan kepada petani budi daya kacang hijau varietas Vima-1 di luar musim.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan di Desa Weseben dan Desa Alkani, Kec. Wewiku pada MT 2010, dan di Desa Umanen Lawalu dan Umakatahan, Kec. Malaka Tengah, Kab. Belu pada MT 2011. Penelitian ini melibatkan petani secara aktif. Petani yang terlibat pada kegiatan tahun 2010 sebanyak 25 petani, sedangkan pada tahun 2011 sebanyak 5 petani. Tanam dilakukan pada bulan September dan panen pada bulan November. Paket teknologi budi daya yang diintroduksikan kepada petani dapat dilihat pada tabel 1.
Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah polong, dan produktivitas tanaman. Data yang dikumpulkan kemudian ditabulasi dan selanjutnya dianalisis secara statistik.
Tabel 1. Paket teknologi budi daya kacang hijau.
Komponen teknologi Teknologi perbaikan
Varietas Vima-1
Kebutuhan benih (kg/ha) 20
Pengolahan tanah Tanpa olah tanah. Tanah dibersihkan dari rerumputan dengan
menyemprotkan herbisida
Cara tanam Tugal
Perlakuan benih Benih diperlakukan dengan insektisida
Jarak tanam 40 cm x 20 cm
Pemupukan Pupuk pelengkap cair
Penyiangan -
Pengendalian hama dan penyakit Berdasarkan pemantauan
Panen Kondisi polong mengering
Pemasaran hasil Berkelompok
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Budi Daya Kacang Hijau di Kawasan Besikama
Kacang hijau bagi masyarakat di KPP Besikama merupakan komoditas penghasil uang tunai. Masyarakat mengembangkannya setiap tahun sesuai dengan musim. Biasanya kacang hijau ditanam pada awal musim kemarau bulan Mei–Juni dan panen pada bulan Agustus−September. Deskripsi teknologi yang diterapkan petani disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Deskripsi teknologi budi daya kacang hijau “cara petani”.
Komponen teknologi Teknologi petani
Varietas Fore Belu
Kebutuhan benih (kg/ha) 20-30
Pengolahan tanah Dilakukan secara manual
Cara tanam Tugal
Perlakuan benih --
Jarak tanam Acak
Pemupukan --
Penyiangan Dilakukan secara manual
Pengendalian hama dan penyakit --
Panen Kondisi polong mengering
Pemasaran hasil Perorangan
Keterangan: -- : tidak dilakukan.
Tabel 2 menunjukkan bahwa penggunaan sarana produksi sangat kurang bahkan tidak ada sama sekali, kecuali benih. Mengingat komponen teknologi pemupukan dan pengen-dalian hama-penyakit tidak dilakukan, peluang untuk mendapatkan produksi yang
diha-yakni 1,5 t/ha, dan harga jual tinggi bahkan dapat mencapai Rp 15.000/kg di tingkat petani. Informasi lebih lanjut menyebutkan bahwa produktivitas varietas Fore Belu men-capai 1,160 t/ha, dibanding varietas Vima-1 (1,553 t/ha) (Basuki dkk 2009). Hal ini menunjukkan varietas Vima-1 berpeluang dikembangkan secara luas di NTT.
Upaya yang dilakukan dalam pengembangan varietas Vima-1 adalah melibatkan petani kooperator dalam penelitian di empat desa di dua kecamatan. Petani kooperator, luas lahan, dan waktu pelaksanaan penelitian dicantumkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Waktu tanam, jumlah petani, dan luas lahan pada kegiatan penelitian pengembangan kacang hijau varietas Vima-1 pada tahun 2010 dan 2011.
Waktu tanam Desa/kecamatan/kabupaten kelompok tani Jumlah
Jumlah petani (orang) Luas lahan (ha) September-Oktober 2010
(di luar musim) Weseben, Alkani/Wewiku/Belu 2 25 23
September 2011 (di luar musim)
Umanen Lawalu, Umakatahan/
Malaka Tengah/Belu 2 5 3,5
Jumlah 4 desa/2 kabupaten 4 30 26,5
Teknologi yang diterapkan pada pengembangan varietas Vima–1 telah dikaji pada penelitian sebelumnya.
Komponen Hasil dan Produktivitas Varietas Vima-1
Kacang hijau yang diusahakan di luar musim yaitu pada akhir musim kemarau (September−November) diharapkan dapat mensuplai kekurangan kacang hijau di pasar-an. Dengan mengusahakan kacang hijau pada akhir musim kemarau diharapkan dapat pula membantu petani menyediakan kacang hijau dalam jumlah yang memadai. Tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, dan jumlah polong varietas Vima-1 (Tabel 4).
Tabel 4. Komponen hasil tanaman kacang hijau varietas Vima-1
Tinggi tanaman (cm) produktif/pohon Cabang (cabang)
Jumlah polong/pohon (polong)
Tahun Desa Kabu-paten
Pola
petani perbaikan Pola petani Pola Pola per-baikan
Pola
petani Pola per-baikan
Weseben Belu 62,24 64,32 3,44 4,28 8,60 15,92 2010 Alkani Belu 62,48 65,20 3,36 4,68 7,56 16,12 Umanen Lawalu Belu - 77,77 - 4,95 - 25,48 2011 Umakatahan Belu - 73,15 - 4,86 - 22,3
Varietas Vima-1 yang diusahakan pada musim kemarau atau di luar musim tanam, baik pada tahun 2010 maupun 2011, mempunyai tinggi tanaman yang normal. Varietas Vima-1 adaptif pada tanah Alluvial dan toleran terhadap perubahan iklim di selatan Kab. Belu. Dengan demikian varietas ini memiliki peluang untuk dikembangkan oleh petani di wilayah tersebut.
Varietas Vima-1 dapat pula dikembangkan di Kab. Kupang. Namun perlu dipertim-bangkan waktu tanamnya karena periode hujan yang relatif singkat, dan waktu tanamnya bersamaan dengan waktu tanam jagung. Penampilan varietas Vima-1 yang ditanam pada awal Maret menunjukkan pertumbuhan yang normal.
Produktivitas varietas Vima-1 yang diusahakan petani di luar musim dengan menerap-kan teknologi introduksi dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Perbandingan produktivitas kacang hijau varietas Vima-1 antara teknologi petani dan teknologi introduksi.
Produktivitas (t/ha)
Tahun Desa Kabupaten
Teknologi petani Teknologi introduksi
2010 Weseben Belu 0,485 0,927
Alkani Belu 0,464 0,921
2011
Umanen Lawalu Belu - 1,707
Umakatahan Belu - 1,480
Produktivitas varietas Vima-1 yang dikembangkan dengan teknologi petani hanya 0,48 t/ha. Sedangkan produktivitas varietas Vima-1 yang dikembangkan dengan teknologi introduksi atau teknologi perbaikan menghasilkan 0,92–1,7 t/ha. Hal ini menunjukkan bahwa telah ada perbaikan produktivitas yang diperoleh dalam kegiatan pengembangan varietas Vima-1 dengan menerapkan teknologi yang sesuai. Walaupun kacang hijau ditanam di luar musim terutama di Kabupaten Belu, namun masih mampu memberikan hasil yang cukup memadai bagi petani sebagai sumber pendapatan dan yang lebih penting lagi hasil panenan dapat mensuplai kebutuhan pasar.
Hal pengkajian menunjukkan masih terjadi senjang hasil antara tingkat penelitian dan tingkat petani. Hal ini disebabkan oleh (1) petani belum menggunakan input produksi sesuai anjuran, (2) budidaya varietas Vima-1 membutuhkan perawatan yang intensif karena umur yang pendek dan di sisi lain adanya keterbatasan tenaga kerja, (3) pene-rapan teknologi oleh petani belum sesuai dengan pembelajaran.
Hasil pengkajian ini diharapkan dapat menjadi pendorong pengembangan varietas Vima-1 dalam skala luas dengan melibatkan stakeholder lainnya guna memfasilitasi dan memotivasi petani dalam mengembangkan usahatani kacang hijau.
KESIMPULAN
1. Varietas Vima-1 dapat diandalkan sebagai salah satu alternatif teknologi dalam pengembangan usahatani kacang hijau di Kawasan Pengembangan Pertanian (KPP) Besikama.
2. Varietas Vima-1 dapat tumbuh dengan baik meski ditanam di luar musim (akhir musim kemarau) dengan hasil biji 0,93−1,7 t/ha.
DAFTAR PUSTAKA
Murdolelono, B., T.S. Panjaitan, I.K. Lidjang, dan Subandi, 1997. Perakitan dan evaluasi sistem usahatani spesifik lokasi di Kawasan Besikama, Kabupaten Belu, NTT. Prodising Seminar Regional Hasil-Hasil Penelitian Pertanian Berbasis Perikanan, Peternakan dan Sistem Usahatani Kawasan Timur Indonesia, di Kupang 28−30 Juli 1997. Kerjasama BPTP Naibonat dengan DPIF-NT Australia. Hal. 975−1003.
Basuki T, Gusti Bagus Arsa, Douglas C, Rao CN Rachaputi, dan A.A. Rahmianna. 2009. Adaptasi Varietas Unggul Nasional Kacang Hijau Melalui Uji Coba Di Lahan Petani Di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur – Indonesia, Laporan Hasil Penelitian Kerja sama BPTP NTT, UNDANA, BALITKABI Malang DAN ACIAR.