• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 9 TAHUN 1999 SERI B.2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 9 TAHUN 1999 SERI B.2"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TINGKAT II S U M E D A N G

NOMOR 9 TAHUN 1999 SERI B.2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

NOMOR 10 TAHUN 1998 T E N T A N G

RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG a. Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkan

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah yang terkait atas pemakaian kekayaan Daerah perlu disesuaikan ;

b. bahwa untuk melaksanakan penyesuaian sebagaimana dimaksud huruf a, perlu mengatur kembali Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) ;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037) ;

(2)

3. undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76) ;

4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692) ;

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 1978 tentang Pelaksanaan Tuntutan Bendaharawan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Materiil Daerah ;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1979 tentang Pelaksanaan Pengelolaan Barang Pemerintah Daerah ;

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan ;

9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 171 Tahun 1997 tentang Prosedur Pengesahan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ;

10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah ;

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah ; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor

6 Tahun 1986 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang (Lembaran Daerah Nomor 5 Tahun 1986 Seri D) ;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Sewa Menyewa Barang Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang (Lembaran Daerah Nomor 2 Tahun 1996 Seri D.1.).

(3)

Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

a. Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ; c. Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sumedang ;

d. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa pemberi ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan ; f. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang pada Bank

Jabar Cabang Sumedang ;

g. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya ;

h. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu ;

(4)

i. Bendaharawan Khusus Penerima adalah Bendaharawan Khusus Penerima pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;

j. Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah ;

k. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial, karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta ; l. Kekayaan Daerah adalah kekayaan yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Daerah

Tingkat II Sumedang, meliputi tanah, bangunan, gedung dan kendaraan/alat-alat berat milik daerah, alat-alat laboratorium ;

m. Tanah adalah tanah yang dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;

n. Surat Ketetapan Retribusi Daerah selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang ;

o. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar ;

p. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan ;

q. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dipungut Retribusi atas Pemakaian Kekayaan yang dimiliki/dikelola Daerah.

Pasal 3

(5)

Pasal 4

Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memanfaatkan/memakai kekayaan Daerah.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah termasuk Golongan Retribusi Jasa Usaha. BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa terhadap pemakaian kekayaan milik Pemerintah Daerah berdasarkan :

a. Pemakaian tanah milik Pemerintah Daerah berdasarkan lokasi, luas tanah dan peruntukkannya serta waktu pemakaian ;

b. Pemakaian Gedung/Bangunan Pemerintah Daerah berdasarkan fasilitas milik Pemerintah Daerah diukur berdasarkan lokasi, luas ruangan, fasilitas dan waktu pemakaian ;

c. Pemakaian alat-alat berat dan alat-alat laboratorium untuk pengujian mutu bahan dan mutu hasil pekerjaan milik Pemerintah Daerah berdasarkan jenis, kondisi dan waktu pemakaiannya.

d. Pemakaian WC umum milik Pemerintah Daerah berdasarkan lokasi, kondisi dan fasilitasnya.

BAB V

PRINSIP DAN DASAR PENETAPAN, STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 7

(1) Prinsip penetapan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah pemakaian tanah, gedung/bangunan, lapang olah raga, alat-alat berat dan WC umum milik Pemerintah

(6)

Daerah adalah untuk memperoleh keuntungan dengan memperhitungkan biaya pengadaan, perawatan/pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya asuransi dan biaya pembinaan.

(2) Dasar pengenaan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah nilai perolehan Kekayaan Daerah dengan memperhitungkan jenis, lokasi, kondisi dan peruntukannya.

Pasal 8

Struktur dan besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut : 1. Pemakaian Tanah

a. Pemakaian tanah untuk keperluan perumahan, pertanian, perikanan dan keperluan lainnya :

a.1. Tanah Darat (Perumahan) :

- Perkotaan ... Rp. 50,-/m2/thn - Pedesaan ... Rp. 40,-/m2/thn a.2. Tanah Darat Pertanian/Perikanan :

- Tanah Sawah Tadah Hujan ... Rp. 30,-/m2/thn - Tanah Sawah Pengairan dan Kolam Rp. 60,-/m2/thn a.3. Tanah Darat Perkebunan ... Rp. 10,-/m2/thn b. Pemakaian Tanah untuk Perdagangan :

Jasa dan Industri (Diluar Lingkungan Pasar) :

- Perkotaan ... Rp. 4.000,-/m2/thn - Pedesaan ... Rp. 3.000,-/m2/thn Pemakaian untuk Perusahaan Jasa :

- Perkotaan ... Rp. 4.000,-/m2/thn - Pedesaan ... Rp. 3.000,-/m2/thn

c. Pemakaian Tanah Pemerintah Daerah dilingkungan Pasar yang dipergunakan untuk kegiatan usaha dagang :

c.1. Dilingkungan Pasar Kelas I :

- Berbentuk barang dan jasa ... Rp. 4.000,-/m2/thn - Keperluan lainnya ... Rp.3.000,-/m2/thn

(7)

c.2. Dilingkungan Pasar Kelas II :

- Berbentuk barang dan jasa ... Rp. 3.000,-/m2/thn - Keperluan lainnya ... Rp. 2.000,-/m2/thn c.3. Dilingkungan Pasar Desa :

- Berbentuk barang dan jasa ... Rp. 1.500,-/m2/thn - Keperluan lainnya ... Rp. 1.000,-/m2/thn d. Keperluan lain-lain ... Rp. 300,-/m2/thn

2.1. Pemakaian Bangunan :

Bangunan-bangunan yang terletak di : a). Jl. P.Geusan Ulun No.208 dan 206 A

sebesar ... Rp.165.000,-/bulan. b). Jl. P.Geusan Ulun No.191

sebesar ... Rp. 75.000,-/bulan. c). Jl. P.Geusan Ulun No.210

sebesar ... Rp. 42.500,-/bulan. d). Jl. P.Geusan Ulun No.206B

sebesar ... Rp. 15.000,-/bulan. e). Jl. Pager Betis (Kios Pasar Sulambitan)

sebesar ... Rp. 6.250,-/bulan. f). Kios Komplek Gelora A.Yani

sebesar ... Rp. 12.500,-/bulan. g). Bangunan Pasar yang dibiayai dana Pemerintah :

- Kios ...Rp. 1.050,-/m2/bulan. - Los ... Rp. 900,-/m2/bulan. h). Bangunan Usaha Lainnya ... Rp. 1.500,-/m2/bulan. 2.2. Pemakaian Gedung Nasional :

- Untuk olah raga ... Rp. 6.250,-/club (4 minggu @ 3 jam). - Untuk hiburan ... Rp.100.000,-/hari/malam. - Untuk selamatan ... Rp. 80.000,-/hari/malam. - Untuk rapat dinas/sosial ... Rp. 25.000,-/1 kali pakai.

(8)

3. Pemakaian alat-alat berat dan alat-alat laboratorium : A. Pemakaian alat-alat berat :

1. Dump Truk 5 ton ... Rp. 75.000,-/hari 2. Dump Truk 3,5 ton ... Rp. 65.000,-/hari 3. Truk Hino FC.141 KA ... Rp. 70.000,-/hari 4. Truk 3,5 ton ... Rp. 65.000,-/hari 5. Trailer 10 ton ... Rp.200.000,-/hari 6. Trailer 1 ton ... Rp. 35.000,-/hari 7. Water Tank Truck 3000 L ... Rp. 60.000,-/hari 8. Fuel Tank Truck 3000 L ... Rp. 65.000,-/hari 9. Mesin Gilas 8 - 10 ton ... Rp. 65.000,-/hari 10. Mesin Gilas 6 - 8 ton ... Rp. 60.000,-/hari 11. Mesin Gilas 2,5 ton ... Rp. 50.000,-/hari 12. Tandem roller 6 - 7 ton ... Rp. 85.000,-/hari 13. Pedestrian roller (1 ton) ... Rp. 50.000,-/hari 14. Pneutmetic Tyre Roller YT.9/16 ... Rp. 85.000,-/hari 15. Stamper ... Rp. 35.000,-/hari 16. Bulldozer FD 9 ... Rp.275.000,-/hari 17. Motor Grader MG.2001 ... Rp.110.000,-/hari 18. Excavator PC.100 ... Rp.275.000,-/hari 19. Wheel Loader L.201 ... Rp.150.000,-/hari 20. Jack Hammer ... Rp. 50.000,-/hari 21. Conrete mixer 125 1 ... Rp. 35.000,-/hari 22. Water pump 3 “ ... Rp. 30.000,-/hari 23. Asphalt Sprayer (das 53 dm) ... Rp. 45.000,-/hari 24. Asphalt Sprayer (das 54 dm) ... Rp. 55.000,-/hari 25. Stone Crusher BGS 0117/CS ... Rp.100.000,-/hari

B. Alat-alat Laboratorium untuk pengujian mutu bahan dan mutu hasil pekerjaan. (Dihitung per satu set/1x pemeriksaan bahan) :

(9)

6.500,-2. Sand Equivalen ... Rp. 8.000,- 3. Abrasi ... Rp. 12.500,-4. Kadar Air ... Rp. 4.500,- 5. Atterberg Limit ... Rp. 8.000,-6. Pemadatan Standard ... Rp. 30.000,- 7. Pemadatan Modified ... Rp. 40.000,-8. CBR Stantard ... Rp. 34.000,- 9. CBR Modified ... Rp. 35.000,-10. Berat jenis dan penyerapan Agregat halus ... Rp. 13.500,- 11. Berat jenis dan penyerapan Agregat kasar ... Rp. 12.000,-12. Berat jenis dan penyerapan Agregat kasar/halus . Rp. 5.500,- 13. Kelekatan Agregat terhadap Aspal ... Rp. 8.500,-14. Kotoran Organik Agregat Halus ... Rp. 5.000,- 15. Alat Indek Kepipihan ... Rp. 4.500,-16. Cetakan Kubus Beton ... Rp. 2.000,-17. Kuat tekan kubus beton ... Rp.

6.500,-Dihitung/satu set/1 x pemeriksaan/titik :

18. Alat kepadatan lapangan metode Sand Cone ... Rp. 6.500,-19. Alat pengukur kadar aspal (Extrasi) ... Rp. 15.500,-20. Alat Slump Tes ... Rp. 4.000,-21. Alat Core Drill ... Rp. 4.000,-22. Alat Dinamik Cone Penetrometer ... Rp. 3.000,-23. Alat Sondir Tanah ... Rp. 62.000,-4. WC Umum :

1. WC Umum di lokasi Pasar Tanjungsari disewakan

sebesar ... Rp. 275.000,-/bulan 2. WC Umum di lokasi Pasar PPKS A disewakan

sebesar ... Rp. 286.000,-/bulan 3. WC Umum di lokasi Pasar PPKS B disewakan

sebesar ... Rp. 26.000,-/bulan 4. WC Umum di lokasi Pasar Inpres Gemah

(10)

Ripah A isewakan sebesar ... Rp. 492.000,-/bulan 5. WC Umum di lokasi Pasar Inpres Gemah

Ripah B disewakan sebesar ... Rp. 480.000,-/bulan 6. WC Umum di lokasi Pasar Parakan Muncang

disewakan sebesar ... Rp. 138.000,-/bulan 7. WC Umum di lokasi Pasar Conggeang

disewakan sebesar ... Rp. 100.000,-/bulan 8. WC Umum di lokasi Pasar Darmaraja

disewakan sebesar ... Rp. 26.000,-/bulan 9. WC Umum di lokasi Pasar Wado

disewakan sebesar ... Rp. 87.000,-/bulan 10. WC Umum di lokasi Pasar Jembatan Cipeles

disewakan sebesar ... Rp. 104.000,-/bulan 11. WC Umum di lokasi Pasar Terminal Ciakar

disewakan sebesar ... Rp. 294.000,-/bulan 12. WC Umum di lokasi Pasar Rancamulya

disewakan sebesar ... Rp. 37.500,-/bulan BAB VI

TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENGGUNAAN Pasal 9

(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Hasil pungutan Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Peraturan Daerah ini disetor ke Kas Daerah.

Pasal 10

Setiap penggunaan/pemakaian kekayaan daerah yang berupa tanah, bangunan dan WC Umum harus dibuatkan surat perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Daerah yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah.

(11)

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 11

Wilayah pemungutan Retribusi adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. BAB VIII

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 12

Dalam hal wajib Retribusi tidak membayar tepat waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari besarnya Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.

BAB IX

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 13

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dibayar sekaligus.

(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur oleh Bupati Kepala Daerah.

BAB X

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 14

(1) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis disampaikan Wajib Retribusi harus melunasi retribusi yang terutang.

(12)

(3) Surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.

BAB XI

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 15

(1) Bupati Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi.

(2) Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi.

(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah.

BAB XII KADALUWARSA

Pasal 16

(1) Penagihan Retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi.

(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini tertangguh apabila :

a. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa atau ;

b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

(13)

BAB XIII

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUWARSA

Pasal 17

(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapus.

(2) Bupati Kepala Daerah menetapkan keputusan penghapusan piutang Retribusi Daerah yang sudah kadaluwarsa sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini.

BAB XIV PENGAWASAN

Pasal 18

Bupati Kepala Daerah menunjuk Pejabat tertentu untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini.

BAB XV

KETENTUAN PIDANA Pasal 19

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XVI

PENYIDIKAN Pasal 20

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah.

(14)

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapat bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah.

g. menyuruh berhenti melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e.

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah. i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka

atau saksi;

j. menghentikan penyidikan;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini memberitahukan dimulainya

penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

(15)

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 21

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah.

Pasal 22

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang.

Ditetapkan di S U M E D A N G pada tanggal 1 September 1998

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI KEPALA DAERAH

TINGKAT II KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G, S U M E D A N G

K e t u a,

Cap./Ttd. Cap./Ttd. Drs. H. ANANG SURYANA. H. MISBACH.

Disahkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor 974.32-172

(16)

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 9 Tahun 1999

Tanggal 16 Maret 1999 Seri B.2

SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G,

Drs. H. DIMYATI SYAFRUDIN. Pembina Tk.I

Referensi

Dokumen terkait

ENSO menyebabkan variasi iklim tahunan. Ketika tahun ENSO, sirkulasi zonal di atas Indonesia divergen, sehingga terjadi subsidensi udara atas. Divergensi massa udara

Sebagai contoh manifestasi teknologi informasi dan komunikasi yang mudah dilihat di sekitar kita adalah pengiriman surat hanya memerlukan waktu singkat, karena kehadiran surat

Desember 1967 PNS UPT Pendidikan & Kebudayaan Beringin Timur 19 Dosen STMIK- MURA Lubuklinggau Dinas Pendapatan Daerah Kab.. Mangga

Pembuatan Aplikasi Pengenalan Budaya Sumatera untuk Anak-anak menggunakan Adobe Flash CS4, diharapkan mampu membuat proses belajar kebudayaan menjadi cukup menyenangkan untuk

Apakah terdapat pengaruh investment opportunity set, ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen perusahaan manufaktur sektor makanan dan

PPP mendukung fungsi tersebut dengan menyediakan extensible Link Control Protocol (LCP) dan keluarga Jaringan Control Protokol (NCPs) untuk menegosiasikan parameter

Dari rumusan pengertian di atas disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada kondisi belajar yang lebih

Gambar 3.13 Hasil Jawaban Kuesioner Pertanyaan Nomor 13 Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui fitur yang akan ada di aplikasi membuat user lebih tertarik.5. Dari