• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159 ISBN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159 ISBN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159 ISBN 978-979-99448-6-3 EKSPLORASI DAN INVENTARISASI ANGGREK DI LERENG SELATAN GUNUNG

MERAPI : DATA TERAKHIR SEBELUM ERUPSI 2010 Orchid Exploration and Inventory in Southern Slope of Mount Merapi:

Last Data Before Eruption 2010

Susila, H.,* A. R. U. Wibowo, I. B. Nugroho, M. Bait, M. B. Atmaja, A. C. Pamuji,

T. Sukoco dan H. Wardhana

Biology’s Orchid Study Club (BiOSC) Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Jalan Teknika Selatan Sekip Utara, Bulaksumur, Yogyakarta

*

E-mail : hendrymail@yahoo.co.id Abstract

Exploration and inventory of orchid in southern slope of Mount Merapi were done periodically since 2008 until 2010. Exploration was carried out by forest survey at the northwest of dusun Pelemsari, desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta. Last inventory of Orchids species has been conducted before eruption of Mount Merapi at the end of 2010. The result showed that there were 23 orchid species, 19 epiphytic and 4 terrestrial orchids. Epiphytic orchids recorded during that time are Acriopsis javanica Reinw. ex Blume., Appendicula sp., Appendicula reflexa Blume., Bulbophyllum flavescens (Blume) Lindl., Coelogyne sp., Cymbidium bicolor Lindl., Dendrobium crumenatum Swartz., Dendrobium mutabile (Blume) Lindl., Dendrobium sagittatum J.J. Sm., Dendrobium sp., Eria retusa (Blume) Rchb.f., Eria sp., Flickingeria sp., Gastrochillus sororius Schlechter, Liparis condylobulbon Rchb.f., Liparis latifolia (Blume.)Lindl., Oberonia sp., Pholidota carnea (Blume) Lindl.,dan Thrixspermum anceps (Blume) Rchb.f, and the terestrial are Arundina graminifolia [D Don] Hochr., Epipogium roseum (D. Don) Lindl., Malaxis sp.,and Habenaria sp.

Keywords : Eruption 2010, Exploration, Inventory, Orchid, Southern slope of Mount Merapi PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang kaya akan biodiversitas anggrek, setidaknya 5.000 dari 30.000 spesies anggrek di dunia dapat ditemukan di Indonesia. Sebagian anggrek yang terdapat di Indonesia adalah anggrek endemik yang tidak dapat ditemukan di daerah lain (Sapto, 2009). Oleh karena itu, anggrek Indonesia adalah kekayaan alam yang perlu dilestarikan. Upaya pelestarian anggrek sangat penting mengingat laju kepunahan anggrek di lapangan sangat cepat akibat adanya perambahan anggrek secara ilegal, penggundulan hutan, dan juga bencana alam. Eksplorasi dan inventarisasi adalah salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk melestarikan anggrek di lapangan.

Lereng selatan Gunung Merapi adalah lokasi yang yang terbentang di kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 134/Menhut-II/2004, hampir seluruh daerah di lereng selatan Gunung Merapi secara administratif adalah bagian dari Taman Nasional Gunung Merapi. Berdasarkan SK yang sama, setidaknya terdapat 47 spesies anggrek yang tersebar diseluruh wilayah TNGM. Namun, data keragaman jenis anggrek di lereng selatan Gunung Merapi, terutama di wilayah yang rawan akan erupsi belum disampaikan dengan detail.

Gunung Merapi adalah gunung vulkanik aktif. Aktivitas gunung Merapi meningkat pada akhir tahun 2010. Erupsi Gunung Merapi pada bulan Oktober 2010 telah menghancurkan beberapa kawasan di lereng selatan gunung Merapi. Kawasan desa Umbulharjo, Sleman, DI Yogyakarta adalah salah satu lokasi yang terkena dampak cukup parah. Penelitian ini memberikan data mengenai anggrek di lereng selatan gunung Merapi, terutama di daerah yang musnah akibat erupsi pada bulan Oktober 2010. Data keanekaragaman anggrek di wilayah ini sebelum erupsi sangat penting untuk usaha konservasi dan rekonstruksi kawasan lereng selatan Gunung Merapi di masa mendatang.

BAHAN DAN METODE

Eksplorasi dan inventarisasi dilakukan dengan menjelajahi hutan di sebelah barat laut dusun Pelemsari, desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta dari bulan Agustus 2008 hingga Juni 2010. Dokumentasi dilakukan dengan memotret, mencatat nama spesies dan kondisi anggrek ketika ditemukan. Identifikasi dilakukan secara langsung di lapangan dan di Fakultas Biologi UGM dengan kunci identifikasi dan buku pencandraan.

(2)

Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159 ISBN 978-979-99448-6-3 Tabel 1. Data terakhir anggrek di lereng selatan gunung Merapi, dusun Pelemsari, desa Umbulharjo, Kecamatan

Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta sebelum erupsi tahun 2010

Epifit Terestrik

Acriopsis javanica Bulbophyllum flavescens Arundina graminifolia Appendicula sp. Appendicula reflexa Epipogium roseum

Cymbidium bicolor Coelogyne sp. Malaxis sp.

Dendrobium mutabile Dendrobium crumenatum Habenaria sp. Dendrobium sp. Dendrobium sagittatum

Eria sp. Eria retusa Gastrochillus sororius Flickingeria sp. Oberonia sp. Liparis condylobulbon Liparis latifolia Pholidota carnea Thrixpermumanceps

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, berhasil diidentifikasi 23 spesies anggrek, meliputi 19 anggrek epifit dan 4 anggrek terestrial yang terdiri dari 15 marga berbeda. Dendrobium adalah marga yang ditemui paling banyak. Tabel 1. di atas adalah data dari anggrek hasil eksplorasi dan inventarisasi.

Berikut adalah deskripsi anggrek yang dijumpai pada penelitian ini.

1. Acriopsis javanica Reinw. ex Blume.

Anggrek epifit, simpodial. Umbi semu : bulat telur, menggerombol. Daun : 2-4 daun tiap umbi semu, bentuk pita memanjang berukuran 28x2 cm. Bunga : majemuk malai, panjang tangkai 60 cm, kuntum kecil dengan diameter 1-2 cm, kelopak dan mahkota bunga berwarna putih-kuning pucat dengan bercak coklat- kemerahan di bagian tengah. Bibir : terbuka lebar, berwarna putih dan bercak merah di bagian tengah.

2. Appendicula sp.

Anggrek epifit. Batang : menjuntai, hingga 60 cm. Daun : bulat telur, ujung berlobus dua tidak sama besar, pangkal daun memeluk batang. Bunga : muncul dari bagian samping dan ujung batang.

3. Appendicula reflexa Blume.

Anggrek epifit. Batang : memanjang, mencapai 1 meter, menjuntai, bercabang di bagian pangkal. Daun : membulat-memanjang, ujung berlobus dua tidak sama besar, daun memeluk batang, bagian pangkal terpuntir, 4,5 x 1,5-2 cm. Bunga : muncul dari bagian samping batang, capitulum, 10-12 bunga, ukuran 4-5 mm. Braktea : lanset merucing, hijau, terkeluk turun, 2-3 x 1,5 mm. Kelopak dorsal : berbentuk segitiga-bulat telur, ujung tumpul membulat, hijau, 2-3 x 1,5-2 mm. Kelopak lateral : berbentuk segitiga-bulat telur, ujung tumpul, hijau pucat, bagian basal lebih lebar, blade 2,5 mm, membentuk mentum. Mahkota : lanset,

ujung tumpul membulat, 2 x 0,7-1 mm, hijau pucat. Bibir : ujung jantung terbalik tumpul, melengkung, putih, urat tengah hijau pucat tebal muncul dari ujung daun, 3 x 2 mm. 4. Arundina graminifolia (D. Don) Hochr.

Angrek terestrial. Batang : tegak, langsing dan kaku, tidak bercabang, mencapai 1-2 m. Daun : lanset-garis, ujung runcing, 12-30 x 0,6-2,5 cm. Bunga : terminal, 2-6 bunga, diameter 4-9 cm. Kelopak dorsal : lanset membulat, ujung runcing, putih-merah muda pucat, 4-6 x 1-1,5 cm. Kelopak lateral : lanset membulat, ujung runcing, putih-merah muda pucat, menyatu di bawah gynostemium, 4-6 x 1-1,5 cm. Mahkota : bulat telur, merah muda pucat, 4-6,5 x 2,5-3,3 cm. Bibir : berlobus tiga, bulat memanjang, ujung membundar, panjang 6-6,5 cm, pangkal melekat pada gynostemium, keriting, mesochillium berwarna semburat kuning dan memiliki urat ungu, ujung bibir berlobus dua, 3 keel muncul 1,5 cm dari ujung bibir.

5. Bulbophyllum flavescens (Blume) Lindl. Anggrek epifit, simpodial. Daun : lanset kaku, dengan panjang 20 cm, setiap tangkai daun muncul dari satu umbi semu. Karangan bunga tandan, lebih dari 25 kuntum bunga. Bunga : berwana kuning, berukuran 6 mm-2cm.

6. Coelogyne sp.

Angrek epifit. Batang : rimpang, memanjat. Umbi semu : bulat telur memanjang, mendukung 2 daun. Daun : membulat, ujung runcing. Bunga : muncul dari umbi semu rudimenter, jingga-cokelat. Kelopak dorsal : bulat telur terbalik memanjang, ujung runcing. Kelopak lateral : bulat telur, ujung runcing. Mahkota : bulat memanjang lurus, ujung runcing.Bibir: berlobus tiga, 2 kalus memita dari pangkal hingga ujung epichillium.

7. Cymbidium bicolor Lindl.

Anggrek epifit. Umbi semu : menjorong pipih. Daun : pita, keras, menyerupai talang, ujung miring-berlobus dua tidak sama besar, 72 x 3 -

(3)

Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159

4 cm. Bunga : coklat-merah, harum, 9 - 12 bunga, diameter 4,5 cm. Kelopak dorsal : bulat memanjang, ujung runcing, 1,5 x 0,5 - 0,8 cm. Sepala lateral : bulat memanjang, ujung runcing, 2 x 0,5 - 0,8 cm. Petala : bulat telur, ujung

ISBN 978-979-99448-6-3

runcing, 0,8 - 1 x 0,5 cm. Bibir : berlobus tiga, ujung epichillium melipat ke bawah 180°, 2 keel muncul dari basal bibir hingga mesochillium.

Gambar 1. Anggrek epifit, A. Acriopsis javanica,B. Appendiculareflexa, C. Appendicula sp. D.Bulbophyllum flavescens, E. Coelogyne sp., F. Cymbidium bicolor, G. Dendrobium crumenatum, H. Dendrobium sp., I. Dendrobium mutabile, J.Dendrobiumsagittatum, K. Eria retusa, L. Eria sp., M. Gastrochillus sororius, N. Flickingeria sp., O. Liparis condylobulbon., P.Liparis latifolia, Q. Oberonia sp., R. Pholidota carnea, dan S. Thrisxpermum anceps.

(4)

Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159 ISBN 978-979-99448-6-3

Gambar 2. Anggrek terestrik, A.Arundina graminifolia,B. Epipogium roseum, C.Malaxis sp., dan D. Habenaria sp.

8. Dendrobium crumenatum Swartz.

Anggrek epifit. Umbi semu : beruas banyak tersusun rapat satu sama lain, panjang 60-100 cm, pangkal kecil, bagian tengah membesar, dan bagian ujung mengecil kembali. Daun : ellipticus, berukuran 9x2 cm, kadang berbintik ungu. Bunga : majemuk tandan, 8-12 kuntum per tandan berdiameter 2-3 cm, berwarna putih. Kelopak median : bentuk taji. Kelopak lateral : berbentuk segitiga. Bibir : putih dengan pangkal kuning.

9. Dendrobium mutabile (Blume) Lindl. Anggrek epifit. Umbi semu : bercabang, ramping dan beruas nyata, panjang mencapai 1,5 m. Daun : duduk sessile, lanset, ujung rucing, berukuran 5-9x2 cm, permukaan bawah kadang berwarna merah keunguan. Bunga : tandan, muncul dari ruas umbi semu yang tidak berdaun, terdapat sekitar 12 kuntum bunga tiap tandan. Kelopak dorsal : berwarna putih sampai merah muda berukuran 1,2x0,5 cm. Kelopak lateral : putih, ujung runcing, berukuran 1,5x0,5 cm. Mahkota : berwarna merah muda dengan tepi bergelombang, berukuran 1,2x0,9 cm. Bibir : berwarna putih, berbentuk lidah dengan tepi bergelombang.

10.Dendrobium sagittatum J.J. Sm.

Anggrek epifit. Batang : memanjang, 10-25 cm. Daun : pipih di bagian samping batang tersusun dua baris, lanset, ujung runcing, tebal, 3 x 2 cm. Bunga : muncul di ujung batang, mengerombol, 2-6 bunga, diameter 3-4 cm. Kelopak dorsal : bulat telur memanjang, ujung runcing, merah muda terang, 3 x 2-2,5 cm. Kelopak lateral : bulat telur, ujung runcing,

merah muda terang, 3-3,5 x 2,5-3 cm, membentuk mentum. Mahkota : bulat memanjang, ujung runcing-membulat, 3 x 1 cm. Bibir : berlobus tiga, kalus muncul dari ujung hingga mesochillium, 3 alur kalus memita; hipochillium berbentuk delta, dengan urat berwarna merah muda gelap, blade 2-2,5 cm; ujung epichillium runcing, putih.

11.Dendrobium sp.

Anggrek epifit. Umbi semu : menjuntai, silindris. Daun : membulat, ujung runcing, berseling.

12.Epipogium roseum (D. Don) Lindl.

Anggrek saprofit. umbi: bulat telur, horizontal. Batang : tegak, pangkal coklat dan putih di bagian ujung, berair, berongga, 13 - 30 cm. Braktea : berjumlah 4 - 7, 5 - 13 x 7 - 20 mm. Bunga : karangan bunga hingga 80 cm, putih, ±2,5 cm, berbulu halus 3 - 5 mm. Kelopak dorsal : bulat memanjang, ujung runcing, 7 - 12 x 1 -2,5 mm. Kelopak lateral : bulat memanjang, ujung runcing, 7 - 12 x 1 - 2,5 mm. Mahkota: bulat telur terbalik, ujung meruncing 9 x 3 mm. Bbir: membentuk spura, putih dengan titik merah, 12 - 13 x 10 mm, kalus terdapat pada mesochillium, tepi epichillium bergigi. Ovarium : 7 x 6 mm.

13.Eria retusa (Blume) Rchb.f.

Anggrek epifit. Umbi semu : berbentuk bulat- oval, bergerombol, berdiameter 1-1,5 cm. Daun : lanset, berdaging, 1-2 daun tiap umbi semu dengan ujung berlekuk. Bunga : majemuk tandan, muncul dari umbi semu, 12-16 kuntum tiap tandan, berwarna kuning pucat, waktu mekar sangat singkat. Bibir : berbentuk bulat

(5)

Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159 telut dan berukuran sangat kecil. 14.Eria sp.

Anggrek epifit. Batang : menjuntai, berdaging, 20 - 39 cm. Daun : bulat memanjang, ujung runcing, 13 x 1,8 - 2,5 cm.

15.Flickingeria sp.

Anggrek epifit. Batang : menjalar, bercabang pada bagian basal. Umbi semu : bulat memanjang, hijau-kuning, 15 - 20 x 8 - 10 mm. Daun : bulat telur memanjang, ujung runcing, 6 - 7 x 1 - 2 cm.

16.Gastrochilus sororius Schltr.

Anggrek epifit. Batang : 5-10 cm. Daun : lanset, tebal berdaging, berlobus dua tidak sama besar, 8 x 1,8 cm. Bunga : muncul di ketiak daun, malai, 2-6 bunga, kuning bercak merah, diameter 1,2-1,5 cm. Kelopak dorsal : bulat telur terbalik, ujung tumpul membulat, hijau- kuning dengan bercak merah, 8 x 4 mm. Kelopak lateral : bulat telur terbalik, ujung membulat, hijau-kuning dengan bercak merah, 7 x 3 mm. Mahkota: bulat telur terbalik, ujung membulat, hijau-kuning dengan bercak merah, 7 x 3 mm. Bibir: memiliki kantung berwarna putih dengan titik merah di bagian dalam, bagian luar kantung berwarna kuning, tepi epichillium berumbai.

17.Habenaria sp.

Anggrek terestrial. Batang : tegak, terminal, 50 - 60 cm. Daun : lanset-elips, ujung runcing. Bunga :karangan bunga tandan, 7 - 10 bunga, putih, memiliki braktea. Kelopak dorsal : bulat telur terbalik, ujung runcing. Kelopak lateral : bulat telur, ujung runcing. Mahkota :lanset- bulat telur terbalik, ujung runcing. Bibir : berlobus tiga, ujung epichillium runcing.

18.Liparis condylobulbon Rchb.f.

Anggrek epifit. Umbi semu : silindris mengerucut ke atas, hijau - kuning, 6-12 cm x 5-8 mm, mengkilat. Daun : lanset-garis, 10-25 cm x 1-1,5 cm, 2 helai, ujung runcing atau tumpul, pangkal melekat pada tangkai yang pendek. Bunga : tiap kuntum tersusun rapat satu sama lain, warna hijau sampai mendekati putih. Kelopak : membulat, ujung tumpul. Mahkota: garis, ujung tumpul. Bibir: bulat telur terbalik, berlobus dua.

19.Liparis latifolia (BI.) Lindl.

Anggrek epifit. Umbi semu : berdaging, berbentuk kerucut, bergerombol, kedua sisi pipih sama rata, hijau pucat - kuning pucat. Daun : lanset membulat, ujung runcing, berdaging. Bunga : karangan bunga hingga 30 cm, jingga-coklat muda, ukuran 2 cm. Kelopak dorsal : bulat telur terbalik, ujung runcing. Kelopak lateral : oval, ujung runcing. Mahkota: memanjang ujung runcing. Bibir: ujung

ISBN 978-979-99448-6-3

berlobus dua, tepi epichillium bergelombang kecil, 2 kalus pada pangkal.

20.Malaxis sp.

Anggrek Terestrial. Batang : 25 cm, terselubungi oleh daun. Daun : lanset, ujung runcing, 10 - 12 cm x 5 - 6 cm.

21.Oberonia sp.

Anggrek Epifit. Batang : pipih, tertutupi oleh daun, hanya 1 cm. Daun : lanset, ujung runcing, berjumlah 4-5, saling bertindihan, 6 - 20 x 2 - 3 cm. Bunga : hijau, tersusun melingkar, ukuran 1,5 - 2 mm. Kelopak dorsal : bulat telur, ujung runcing. Kelopak lateral : bulat telur, ujung runcing. Mahkota: bulat telur memanjang, ujung runcing. Bibir: melebar di bagian ujung, berlobus dua, tepi bergelombang.

22.Pholidota carnea (BI.) Lindl.

Anggrek epifit. Batang : rimpang, memanjat, menjuntai, coklat. Umbi semu : membulat, hijau, mendukung 2 daun. Daun : lanset-garis, ujung runcing, 3 urat. Bunga : muncul dari umbi semu, karangan bunga hingga 25 cm, 15 - 25 bunga tersusun dalam dua baris berseling, jingga pucat, ukuran±6mm. Kelopak dorsal : bulat telur, ujung membulat, 3,2 - 2,2 mm. Kelopak lateral : bulat telur, ujung runcing, 3,5 - 2,5 mm, urat tengah menebal di bagian dorsal. Mahkota: Elips-bulat telur terbalik, ujung tumpul, 2,5 - 1,5 mm. Bibir: kuning-jingga, panjang 3 mm, mesochillium 3 urat, epichillium agak meruncing.

23.Thrixspermum anceps (Blume) Rchb.f.

Anggrek epifit. Batang : memanjat, pipih, mencapai 30 cm. Daun : membulat, ujung runcing, 8 x 2 cm. Bunga : muncul dari samping batang diantara dua daun, 2-3 bunga dalam satu tandan, putih, diameter 5 - 8 mm. Kelopak dorsal : oval-bulat telur terbalik, ujung tumpul, 5 x 2 mm. Kelopak lateral : bulat telur terbalik, 6 x 3 mm. Mahkota: bulat telur terbalik, 5 x 2 mm. Bibir: berlobus tiga, putih, bagian luar bawah berwarna kuning-jingga, kalus menebal di tengah mesochillium, epichillium jantung terbalik.

DAFTAR PUSTAKA

Cullen, J. (ed). 1992. The Orchid Book: A Guide to the Identification of Cultivated Orchid Species. Cambridge University Press. London.

Harris, J.G. and M.W. Harris. 1994. Plant Identification Terminology, An Illustrated Glossary, 2nd edition. Spring Lake

Publishing. London.

Puspaningtyas, D.M., S. Mursidawati, Sutrisno, dan J. Asikin. 2003. Anggrek Alam di Kawasan

(6)

Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159 ISBN 978-979-99448-6-3 Konservasi Pulau Jawa. Pusat Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Bogor. LIPI. Bogor. Sapto, H.P. 2009. Keragaman Anggrek Nusantara

dan Minimnya ahli Taksonomi.

http://www.lipi.go.id/www.cgi.?berita&125

2461803&2009. Diakses tanggal 16 Maret 2010.

Segerback, L.B. 1992. Orchid of Malaya. Routladge. London.

Sheehan, T. and M.R. Sheehan. 1995. An Illustrated Survey of Orchid Genera. Timber Press. London.

Gambar

Tabel 1. Data terakhir anggrek di lereng selatan gunung Merapi, dusun Pelemsari, desa Umbulharjo, Kecamatan   Cangkringan, Sleman, D.I
Gambar 1. Anggrek epifit, A. Acriopsis javanica, B. Appendicula reflexa, C. Appendicula sp
Gambar 2. Anggrek terestrik, A. Arundina graminifolia, B. Epipogium roseum, C. Malaxis sp., dan D

Referensi

Dokumen terkait

PROSES DAN PRODUK PEMBUATAN TRIHIDROKSIXANTON DARI ASAM 2-PHENOXYBENZOAT SEBAGAI BAHAN DASAR. UNTUK OBAT

Penelitian menggunakan sembilan variabel yang terdiri dari persepsi kerumitan (perceived complexity), persepsi kesesuaian (perceived compatibility), ketertarikan individu

Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan pada bab sebelumnya, maka dapat dijelaskan bahwa variabel-variabel yang mempunyai pengaruh terhadap Indeks

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini dilakukan penentuan enzim restriksi yang sesuai untuk deteksi mutasi daerah RRDR gen rpoB Mtb serta

Teknologi pendidikan adalah studi dan praktik etis memfasilitasi pembelajaran danmeningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola yang sesuaiproses

3. Peneliti memberikan tes karakteristik kemampuan berpikir lntuitif kepada siswa gaya tipe juding. Peneliti memberi kesempatan kepada subjek untuk menyelesaikan lembar

Hal ini dapat terjadi karena apabila PDN meningkat berarti peningkatan aktiva valas yang diberikan dengan persentase yang lebih besar dari peningkatan pasiva valas,

Satu-satunya ketentuan dalam pasal 93 ayat (1) Undang- Undang Nomor 37 tahun 2004 Tentang Kepailitan dan PKPU secara teori dimungkinkannya untuk menerapkan tahanan badan