• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MENULIS SASTRA YANG BERORIENTASI PADA PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA KELAS VIII. FKIP, Universitas PGRI Madiun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN MENULIS SASTRA YANG BERORIENTASI PADA PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA KELAS VIII. FKIP, Universitas PGRI Madiun"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MENULIS SASTRA YANG BERORIENTASI PADA

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA KELAS VIII

Aris Wuryantoro

1

, Agung Nasrulloh Saputro

2

, Asri Musandi Waraulia

3 1,2,3

FKIP, Universitas PGRI Madiun

Email: 1allaam_71@yahoo.co.id 2goeng_15@yahoo.co.id 3Asrimusandi@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran menulis sastra yang berorientasi pada pembentukan karakter siswa kelas VIII dan efektivitas buku ajar menulis sastra yang berorientasi pada pembentukan karakter siswa kelas VIII. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik metode observasi, wawancara, dan angket. Penelitian diadakan di 5 SMP di Kabupaten Ngawi tahun pembelajaran 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pembelajaran menulis sastra yang berorientasi pada pembentukan karakter siswa kelas VIII berhasil dan kelas sangat aktif, materi dalam buku ajar sangat tepat dan mendukung kompetensi yang diajarkan, dan mayoritas siswa berpandangan positif berkaitan dengan proses pembelajaran dan buku ajar menulis sastra; dan (2) buku ajar menulis menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa efektif jika diterapkan pada pembelajaran menulis cerpen dan puisi. Hal ini berdasarkan pada dua indikator, yakni (a) keterlaksanaan RPP, dan (b) aktivitas siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Kata kunci: pembelajaran, efektivitas, menulis sastra, pembentukan karakter

PENDAHULUAN

Permasalahan yang ada dalam pendidikan formal senantiasa bertambah dari tahun ke tahun. Salah satunya adalah masalah kualitas pada pendidikan dasar. Kualitas pendidikan pada pendidikan dasar harus selalu ditingkatkan karena siswa yang telah lulus masih melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai lembaga pendidikan dasar yang formal memberikan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan yang fundamental harus benar-benar menjalankan tugas dengan baik. Tingkat ini baik, maka pendidikan jenjang berikutnya akan menjadi mantap dan dapat mencapai tujuan yang dicita-citakan. Melihat kenyataan yang ada, agaknya tujuan ideal pembelajaran sastra yang apresiatif merupakan sesuatu yang sulit untuk dicapai, masih sebatas hal yang dicita-citakan, kalau bukan hanya sebuah khayalan belaka. Jika maksud kita ingin membawa anak didik untuk memahami dan menghargai karya-karya sastra Indonesia dengan segala ragamnya (cerpen, puisi, novel, drama), seyogianya karya-karya tersebutlah yang dicetak ulang sebanyak-banyaknya dan didistribusikan ke sekolah-sekolah di seluruh wilayah negeri ini. Dengan demikian, para siswa dapat membaca karya-karya sastra tersebut, baik yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang mereka pelajari maupun hanya sebagai bahan bacaan sampingan, bukan dalam bentuk kutipan-kutipan fragmen (ringkasan) atau sinopsisnya.

Buku ajar adalah buku siswa yang digunakan sebagai buku panduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran, yang memuat materi pembelajaran, kegiatan penyelidikan berdasarkan konsep, kegiatan sains, informasi, contoh-contoh penerapan sains dalam kehidupan sehari-hari (Trianto,

(2)

2007: 74). Sejalan dengan pendapat tersebut, A.J Loveridge (dalam Muslich 2010: 50) menjelaskan bahwa buku teks adalah buku sekolah yang memuat bahan ajar yang telah diseleksi mengenai bidang tertentu, dalam bentuk tertulis dan memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan belajar mengajaar dan disusun secara sistematis untuk diasimilasikan. Muslich (2010: 24) menyatakan bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah buku yang bersi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disususn secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pelajaran, dan berkembangan siswa, untuk diasimilasikan. Buku ini dipakai sebagai sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran sekolah.

Menurut Akhadiah (1997:3) menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan. Tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antar manusia yang menggunakan simbol atau lambing bahasa yang sudah disepakati pemakaiannya. Komunikasi tertulis terdapat empat unsur yang terlibat di dalamnya, yaitu (1) penulis sebagai suatu pesan, (2) pesan atau isi tulisan, (3) saluran atau medium tulisan, (4) pembaca sebagai penerima pesan. Hartig (dalam Tarigan 1986:24-25) mengungkapkan bahwa tujuan menulis adalah (1) assignment purpose yaitu penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan karena kemauan sendiri; (2) altruistic purpose yaitu penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu; (3) persuasive purpose yaitu tulisan yang bertujuan untuk menyakinkan para pembaca dan kebenaran gagasan yang diutarakan; (4) informational purpose yaitu tulisan yang bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca; (5) self-expressive purpose yaitu tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sebagai sang pengarang kepada para pembaca; (6) creative purpose yaitu tulisan yang bertujuan untuk mencapai nilai artistik dan nilai-nilai kesenian; (7) problem-solving purpose yaitu tulisan yang bertujuan untuk mencerminkan atau menjelajahi pikiran-pikiran agar dapat dimengerti oleh pengarang.

Cerpen, sesuai dengan namanya, adalah cerita yang pendek. Edgar Allan Poe (dalam Nurgiyantoro, 2005: 10) mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam, suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk sebuah novel. Lebih lanjut, Nurgiyantoro (2005: 12) menjelaskan berbagai ciri yang dapat memperjelas yang dimaksud dengan cerpen adalah plot, tema, penokohan, latar, dan kepaduan.

Puisi adalah jenis sastra imajinatif yang mengutamakan unsuk fiksional, nilai seni, daan rekayasa bahasa (Najid, 2003: 14). Puisi pada hakikatnya teori puisi mengomunikasikan pengalaman yang penting-penting karena puisi lebih terpusat dan terorganisasi (Badrun 1989:2). Hakikat pembelajaran puisi adalah terciptanya proses bagaimana pengarang sedapatnya merealisasikan atau mengonkretkan semua yang dirasakannya, tentunya melalui ungkapan bahasa. Hakikat pembelajaran puisi adalah bagaimana pengarang dapat menyatakan apa yang dirasakannya dengan penuh perasaan (ungkapan emosional) sebagai ekspresi (baca:curahan jiwa) pengarang. Puisi adalah ungkapan emosi, suasana hati, rasa kagum (baca:pesona), dan rasa takzim. Itu sebabnya, dibandingkan karya sastra lainnya, seperti cerita pendek, novel, atau drama, puisi lebih mengedepankan ungkapan perasaan sebagai luapan emosi, ungkapan pengalaman, dan penyatuan ide atau gagasan yang mengisi baris dan bait puisi. (B.P. Situmorang, 1983: 12).

(3)

Hidayatullah (2010: 13) menyimpulkan bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong atau penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. Pendidikan karakter pada prinsipnya merupakan strategi dalam mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan seutuhnya. Menurut Khan (2010: 2) ada empat jenis pendidikan karakter yang selama ini dikenal dan dilaksanakan dalam proses pendidikan, antara lain: (1) Pendidikan karakter berbasis nilai religius, yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan (konservasi moral), (2) Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, Pancasila, apresiasi sastra, keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa (konservasi lingkungan), (3) Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konservasi lingkungan), dan (4) Pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan (konservasi humanis).

METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan metode kualitatif yang bersumber pada hasil studi lapangan yang diadakan pada kelas VIII di 5 SMP di Kabupaten Ngawi tahun pembelajaran 2014. Ke lima SMP yang dimaksud adalah SMP N I Widodaren, SMPN I Ngawi, SMP N I Mantingan, SMP N I Jogorogo, dan SMPN I Geneng. Adapun peneliti mengambil sample pada lima sekolah tersebut untuk dapat mewakili lima daerah di kabupaten Ngawi, yakni bagian tengah, utara, selatan, timur dan barat. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan angket. Teknik-teknik ini dianggap mampu untuk menggali kegiatan pembelajaran menulis sastra yang berorientasi pada pembentukan karakter siswa kelas VIII dan efektivitas buku ajar menulis sastra yang berorientasi pada pembentukan karakter siswa kelas VIII.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran buku ajar menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa yang dilaksanakan berupa kegiatan siswa pada saat pembelajaran menulis sastra (cerpen dan puisi) dengan menggunakan buku ajar dengan berbasis karakter siswa. Kegiatan pada saat pembelajaran terbagi menjadi empat, yaitu observasi, wawancara dengan guru, angket siswa, dan penilain terhadap tes menulis sastra siswa. Hasil kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. Observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Data observasi menunjukkan: (a) semua siswa memperhatikan penjelasan guru, (b) siswa melaksanakan perintah guru menulis cerpen dan puisi, (c) siswa merespon buku ajar menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa, (d) siswa bertanya kepada guru, (e) siswa aktif selama pelajaran berlangsung, dan (f) siswa dapat menulis cerpen dan puisi dengan buku ajar menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa. Sedangkan wawancara dilaksanakan oleh peneliti terhadap guru kelas VIII selama pembelajaran berlangsung terhadap buku ajar menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa. Hasil wawancara guru adalah (a) bahasa yang digunakan cukup menarik, (b) tampilan warna sesuai, dan (c) materi dalam buku ajar sangat tepat dan mendukung kompetensi yang diajarkan. Berdasarkan data wawancara tersebut maka dapat

(4)

ini berhasil. Data angket siswa diperoleh dari pemakai produk buku ajar. Data angket diharapkan dapat memberikan gambaran tentang harapan, minat, dan situasi pembelajaran menulis cerpen menggunakan buku ajar menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa. Hasil penyampaian angket siswa menyebutkan bahwa siswa banyak memberikan pandangan positif terhadap buku ajar menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa, seperti yang dikemukakan oleh Maryati bahwa buku ajar ini isinya lengkap, kata-katanya menarik, mudah dimengerti, isinya menarik untuk dibaca, dan dapat mengungkapkan perasaan. Serupa dengan pendapat Maryati, Eko W.W menyatakan bahwa dengan buku ini kita menjadi lebih mengerti tentang cerpen dan puisi dan mendapatkan ilmu tentang menulis cerpen dan puisi dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa. Berdasarkan data angket siswa tersebut maka dapat dianalisis bahwa pembelajaran menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa ini berhasil.

Analisis data tentang efektivitas buku ajar menulis sastra yang berorientasi pada pembentukan karakter siswa yang dikembangkan juga dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk menentukan skor para penilai/validator dan pemakai buku ajar (guru dan siswa kelas VIII). Data dari siswa dalam hal ini berupa angket dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Efektivitas penerapan (uji coba) buku ajar menulis sastra yang berorientasi pada pembentukan karakter siswa, dalam hal ini efektivitas diindikatori oleh beberapa analisis dalam proses penggunaan buku ajar di dalam kaitannya dengan proses berlangsungnya kegiatan atau proses belajar mengajar. Adapun analisis efektivitas mencakup analisis indikator (a) keterlaksanaan pengembangan buku ajar, (b) aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), (c) respon siswa terhadap pembelajaran, dan, (d) ketuntasan belajar siswa (Tes Hasil Belajar Siswa)

SIMPULAN DAN SARAN

Pembelajaran buku ajar menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa berupa kegiatan siswa pada saat pembelajaran menulis sastra dengan menggunakan buku ajar menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa. Kegiatan pada saat pembelajaran terbagi menjadi tiga, yaitu observasi, wawancara dengan guru, dan angket siswa. Hasil kegiatan tersebut dalam tahap observasi menyebutkan bahwa pembelajaranmenulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa ini berhasil dan kelas sangat aktif, pada data wawancara terdapat beberapa penemuan yaitu bahasa yang digunakan cukup menarik, tampilan warna sesuai, dan materi dalan buku ajar sangat tepat dan mendukung kompetensi yang diajarkan; dan data angket siswa menunjukkan berhasil karena mayoritas siswa berpandangan positif berkaitan dengan proses pembelajaran dan buku ajar menulis cerpen.

Efektivitas buku ajar menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa

yang dikembangkan ditinjau berdasarkan pada hasil pelaksanaan pembelajaran menulis sastra menggunakan buku ajar menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa. Efektivitas buku ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini diukur melalui dua indikator, yakni (a) keterlaksanaan RPP, (b) aktivitas siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar, (c) respon siswa terhadap pembelajaran, dan (d) ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan keempat indikator efektivitas pengembangan buku ajar menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa

tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa efektif jika diterapkan pada pembelajaran menulis cerpen dan puisi.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1997. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa. Jakarta: Erlangga.

Borg, Walter R dan Gall, Meredith D. 1983. Educational Research, fourth edition.Longman Inc.

Borg, Walter R dan Gall, Meredith D. 1983. Educational Research, Fourth Edition. Longman Inc. Borich, H.T., 1994. Observation Skill for Effective Teaching. New York: McMillan Publishing Company.

Burhan Nurgiyantoro. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE. Dwiyono, Agus dkk. 2002. Integrasi Budi Pekerti dalam PPKn. Jakarta: Yudhistira.

Hidayatullah, M. Furkon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Kadipura Surakarta: Yuma Pustaka.

Kemp, Jerrold. E. 1994. Proses Perancangan Pengajaran. Bandung: ITB

Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta: Pelangi Publishing.

Koesoema, Doni A. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo.

Kurniasari.2010. Pengembangan Buku Ajar Bahasa Indonesia Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Siswa Kelas IV Sekolah Dasar (Tesis Tidak Diterbitkan). Surabaya: Pascasarjana Unesa.

Nurgiantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE Nurudin. 2007. Dasar-dasar Penulisan. Malang : UMM Press.

Rahardi, F. 2006. Panduan Lengkap Menulis Artikel, Feature, dan Esai. Jakarta : Kawan Pustaka. Riduwan. 2003. Dasar-dasar Statistika. Bandung: ALFABETA.

Semi, Atar .1990.Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D: Bandung: ALFABETA.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jalur sepeda di Kota Surakarta tidak sesuai dengan teori jalur sepeda dalam konteks kota layak huni, yaitu bahwa sepeda merupakan salah

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel minat baca secara parsial terhadap prestasi belajar mahasiswa, (3) Berdasarkan hasil uji t

Robusta bean imports from Vietnam are expected to be lower due to increased local production, while Arabica beans from Brazil are expected to increase slightly due to

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah kelompok “ Keterkaitan Materi Pembelajaran Ipa Kelas VI SD Dengan Konsep Ipa 1 (Biologi) ” untuk

Dalam artikel yang diunduh dari http://diarykecilavryl.wordpress.com/tag/teknik-bola-voli mengungkapkan teknik spike menurut Muhajir (2006: 23) ”Teknik dalam

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. ©Mochammad Iqbal Rafsanjani (2014)

[r]

[r]