• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat penting yang digunakan untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat penting yang digunakan untuk"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian

Laporan keuangan merupakan suatu alat penting yang digunakan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai sarana pengambilan keputusan baik dari pihak internal maupun pihak eksternal. Laporan keuangan harus memiliki karakteristik kualitatif yaitu dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan dan dapat diperbandingkan. Para pemakai laporan keuangan membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen (akuntan publik) untuk memberikan jaminan bahwa suatu laporan keuangan berkualitas dan dapat memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

Jasa professional yang independen dan obyektif yaitu akuntan publik diperlukan untuk menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen dan bertugas untuk melaksanakan audit terhadap laporan keuangan dan memberikan suatu pendapat apakah suatu laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, dan hasil usaha entitas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

(2)

Profesi akuntan publik adalah profesi yang sangat penting. Namun, saat ini integritas dan objektivitas para akuntan publik sudah mulai diragukan oleh pihak yang berkepentingan atas laporan akuntan publik akibat dari maraknya skandal keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Bawono dan Singgih (2010) menyebutkan bahwa makin banyaknya skandal keuangan yang terjadi di luar maupun di dalam negeri sangat mempengaruhi kepercayaan pengguna laporan keuangan auditan pada profesi akuntan publik. (William Jefferson dan Ketut Budiartha : 2015).

Pada tahun 2014, Akuntan Publik Drs. Dharma Surjadi Latief dikenai sanksi pembekuan selama 3 bulan oleh Pusat Pembinaan Profesi Keuangan. Sedangkan pada tahun 2015, Akuntan Publik Ben Ardi dikenai sanksi pembekuan selama 6 bulan. Tabel 1.1 dibawah ini menunjukkan kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan oleh Akuntan Publik selama tahun 2014 dan 2015:

Tabel 1.1

Kasus Pelanggaran Etika Yang Dilakukan Akuntan Publik/Kantor Akuntan Publik Selama Tahun 2014-2015 di Indonesia

No. Nama KAP No. KMK Kasus

1. Akuntan Publik Drs.

Dharma Surjadi Latief 603/KM.1/2014 Pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

2. Akuntan Publik Ben Ardi 445/KM.1/2015 Pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas Laporan Keuangan PT Bumi Citra Permai tahun buku 2013

(3)

Pada tahun 2017, terjadi kasus pelanggaran didalam negeri yang dilakukan oleh KAP Ernst&Young di Indonesia. KAP Ernst&Young dikenai sanksi oleh PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) sebesar US$ 1.000 million yang disebabkan karena gagal menyajikan bukti pendukung perhitungan sewa 4.000 menara seluler dalam laporan keuangan PT Indosat Tbk untuk tahun 2011. KAP Ernst & Young memberikan opini wajar tanpa pengecualian terhadap laporan keuangan tersebut sedangkan perhitungan dan analisisnya atas perhitungan sewa tersebut belum selesai.

Kasus pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan publik dan kantor akuntan publik tidak hanya terjadi di dalam negeri. Kasus pelanggaran etika juga banyak terjadi pada akuntan publik dan kantor akuntan publik yang terdapat di luar negeri. Tabel 1.2 menunjukkan kasus-kasus pelanggaran etika yang terjadi di luar negeri :

Tabel 1.2

Kasus Pelanggaran Etika Yang Dilakukan Akuntan Publik/Kantor Akuntan Publik di Luar Negeri

No. Nama KAP Kasus

1. KAP Cooper &

Lybrandt Manajemen Phar Mor Inc . merekrut staff dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Cooper & Lybrand yang dipromosikan menjadi vice president bidang financial dan kontroller dan turut terlibat aktif dalam pembuatan laporan ganda.

2. KAP Ernst & Young KAP Ernst & Young diduga tidak teliti dalam memeriksa laporan keuangan yang disajikan Lehman Brothers dan mengeluarkan hasil audit palsu atas Laporan Keuangan Lehman Brothers.

(4)

Berdasarkan Undang-Undang No.5 Tahun 2011 tentang akuntan publik, menteri keuangan memiliki wewenang untuk mengenakan sanksi administratif kepada akuntan publik yang melakukan pelanggaran berupa rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu, peringatan tertulis, pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis entitas tertentu, pembatasan pemberian jasa tertentu, pembekuan izin, pencabutan izin dan denda. Tabel 1.3 dibawah ini menunjukkan daftar izin akuntan publik yang dicabut oleh menteri keuangan selama periode Januari 2015 sampai dengan Januari 2016 :

Tabel 1.3

Daftar Izin Akuntan Publik Yang Dicabut Oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia Tahun 2015 – 2016

No. Nama No. SK

Pencabutan Tanggal SK Pencabutan 1. Suparno Supardjo 27/KM.1.2015 21/01/2015 2. Moenaf Hamid Regar 122/KM.1/2015 17/02/2015

3. Hakim Murni 385/KM.1/2015 15/05/2015

4. Felix Ivanata Darmasetia 438/KM.1/2015 29/05/2015 5. Heryanto Subrata Gani 565/KM.1/2015 30/06/2015

6. Jajat Marjat 941/KM.1/2015 21/12/2015

7. Sich Jerry Matanari 49/KM.1/2016 27/01/2016 Sumber : Ikatan Akuntan Publik Indonesia/http:iapi.or.id

Contoh kasus-kasus audit lain yang terjadi di Indonesia antara lain PT. Telkom yang melibatkan KAP Eddy Pianto & Rekan dalam kasus ini laporan keuangan auditan PT Telkom tidak diakui oleh SEC (pemegang otoritas pasar modal di Amerika Serikat). Peristiwa ini mengharuskan dilakukannya audit ulang terhadap PT. Telkom oleh KAP lain. Selain itu ada juga kasus penggelapan pajak oleh KAP KPMG Sidharta & Harsono yang menyarankan kepada kliennya (PT.

(5)

Easman Christensen) untuk melakukan penyuapan kepada aparat perpajakan Indonesia untuk mendapatkan keringanan atas jumlah kewajiban pajak yang harus dibayar. (Ludigdo, 2006 dalam Nirmala, 2013).

Kasus PT. Bumi Resources yang terkena denda oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam) karena adanya laporan atas transaksi material, serta runtuhnya Bank Summa yang dinyatakan bangkrut beberapa bulan setelah Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Anderson menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangannya. Kasus lain, hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atas kertas kerja yang dibuat oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Dari 10 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang melakukan audit terhadap 37 bank bermasalah ternyata hanya 1 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tidak melanggar SPAP (Bangkit, 2001 dalam Purnamasari, 2006).

Kasus PT Great River International Tbk (Great River) dimana Menteri Keuangan (Menkeu) RI terhitung sejak tanggal 28 Nopember 2006 telah membekukan izin Akuntan Publik (AP) Justinus Aditya Sidharta selama dua tahun. Sanksi tersebut diberikan karena Justinus terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan Laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT Great River International Tbk (Great River) tahun 2003.

Pembekuan izin Akuntan Publik Drs. Petrus Mitra Winata dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Mitra Winata dan Rekan oleh Menteri Keuangan

(6)

(Menkeu) terhitung sejak tanggal 15 Maret 2007, selama dua tahun. Sanksi pembekuan izin diberikan karena AP tersebut melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT Muzatek Jaya tahun buku berakhir 31 Desember 2004 dan melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan audit umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan Apt Nuansa Hijau sejak tahun buku 2001 sampai dengan tahun 2004.

Kasus – kasus diatas menimbulkan keraguan atas integritas, objektivitas dan independensi dari seorang auditor. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi integritas, obyektivitas dan independensi yaitu pelaksanaan jasa lain untuk klien audit. Jika seorang auditor disamping melakukan audit, juga melaksanakan jasa lain untuk klien yang sama, maka ia harus menghindari jasa yang menuntut dirinya melaksanakan fungsi manajemen atau melakukan keputusan manajemen.

Oleh karena itu, KAP perlu menjaga reputasi yang dimiliki nya dengan meningkatkan kualitas audit, meningkatkan integritas dan memperhatikan independensi, due professional care agar dapat dipercaya kembali oleh pihak yang berkepentingan.

Ancaman kehilangan reputasi muncul ketika terdapat pengungkapan publik terkait dengan kegagalan auditor dalam menerbitkan opini audit yang tepat sehingga dapat mengurangi kepercayaan publik dan mengancam reputasi KAP, juga menimbulkan risiko kehilangan klien dimasa datang (Ruiz-Barbadillo et al, 2009). Ancaman kehilangan reputasi merupakan suatu mekanisme dalam

(7)

meningkatkan independensi auditor sehingga membuat penerapan rotasi wajib KAP tidak efektif dilakukan (Ruiz-Barbadillo et al 2009). Fanny dan Saputra (2005) menyatakan bahwa KAP yang sudah memiliki reputasi yang baik akan berusaha untuk mempertahankan reputasinya dan bersikap objektif dalam pekerjaannya. (Inggy Citrasari Saputri : 2012)

Menurut Efraim (2010), KAP besar identik dengan KAP bereputasi tinggi. Ukuran KAP yang besar menjelaskan kemampuan auditor untuk bersikap independen dan professional terhadap klien, sebab kurang tergantung pada klien berharga. Klien kurang dapat mempengaruhi opini yang diberikan oleh auditor. Januarti (2009 dalam Brilina Elita Mada, 2013) menyatakan bahwa KAP yang memiliki reputasi yang baik akan berusaha untuk mempertahankan reputasinya dan bersikap objektif dalam pekerjaanya. Auditor KAP besar yang memiliki reputasi cenderung lebih independen dan menghindari hal-hal yang mengancam reputasi mereka.

(Nurul et al., 2012:3), menemukan bukti bahwa KAP besar (Big 4) lebih cenderung untuk mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dibandingkan dengan KAP Kecil (non-Big 4). KAP besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik dibanding KAP kecil, termasuk dalam pengungkapan masalah going concern. Berdasarkan ukuran KAP dibedakan menjadi dua yaitu untuk KAP yang berafiliasi dengan KAP big four dan KAP lainnya (non big four).

(8)

Geiger et al (1996) dalam Mirna Dyah Praptitorini dan Indira Januarti (2011) menemukan bukti terjadinya peningkatan pergantian auditor yang mengeluarkan opini going concern pada perusahaan financial disstress. Kondisi tersebut memungkinkan manajemen untuk berpindah ke auditor lain apabila perusahaannya terancam menerima opini audit going concern. Fenomena seperti ini disebut opinion shopping. Manajer dapat menunda atau menghindari opini audit

going concern dengan memberikan laporan keuangan yang baik untuk meyakinkan

auditor atau dengan melakukan pergantian auditor (auditor switching) dengan harapan bahwa auditor baru tidak memberikan opini going concern (Bruynseels et al. 2006). Menurut Lennox (2000) bahwa perusahaan yang mengganti auditor (switching auditor) kemungkinan akan memperoleh opini yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengganti auditornya. Perusahaan yang berhasil dalam opinion shopping melakukan pergantian auditor dengan harapan mendapat unqualified opinion dari auditor baru.

Pergantian auditor lebih banyak dilakukan perusahaan yang bermasalah dibandingkan dengan perusahaan yang sehat. Pergantian auditor ini disebabkan banyak faktor, misalnya adalah manajemen tidak puas dengan opini yang diberikan oleh auditor dan dengan melakukan pergantian auditor perusahaan mengharapkan akan mendapatkan unqualified opinion.

Menurut Elisha dan Icuk Rangga (2010) Auditor harus bersikap independen dalam memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun disisi lain dia juga harus bisa

(9)

memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar fee atas jasanya agar kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya di waktu yang akan datang. Selain independensi, persyaratan-persyaratan lain yang harus dimiliki oleh seorang auditor seperti dinyatakan dalam Pernyataan Standar Auditing (SPAP, 2001 : 150.1) adalah keahlian dan due professional care.

Menurut Nirmala (2013) Auditor yang independen adalah yang tidak mudah dipengaruhi, tidak memihak siapapun, dan berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, tetapi juga kepada pihak lain pemakai laporan keuangan yang mempercayai hasil pekerjaannya. Auditor yang independen akan memberikan penilaian yang sebenarnya terhadap laporan keuangan yang diperiksa sehingga jaminan atas keandalan laporan yang diberikan dapat dipercaya pihak-pihak yang berkepentingan. Sementara itu, due professional care mengacu pada kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Kemahiran profesional menuntut auditor untuk selalu berpikir kritis terhadap bukti audit yang ditemukannya. Due professional care merupakan hal penting yang harus diterapkan oleh para akuntan publik agar tercapainya kualitas audit yang memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul “PENGARUH OPINION SHOPPING, INDEPENDENSI DAN DUE

PROFESSIONAL CARE TERHADAP REPUTASI KANTOR AKUNTAN

(10)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penelitian ini bermaksud untuk melihat faktor-faktor yang diduga mempengaruhi reputasi Kantor Akuntan Publik, sehingga dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu :

a. Apakah opinion shopping berpengaruh terhadap reputasi Kantor Akuntan Publik?

b. Apakah independensi berpengaruh terhadap reputasi Kantor Akuntan Publik?

c. Apakah due professional care berpengaruh terhadap reputasi Kantor Akuntan Publik?

C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan jawaban yang ingin dicapai dari masalah yang dikaji dalam penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisis apakah opinion shopping berpengaruh terhadap reputasi Kantor Akuntan Publik.

b. Untuk menganalisis apakah independensi berpengaruh terhadap reputasi Kantor Akuntan Publik.

c. Untuk menganalisis apakah due professional care berpengaruh terhadap reputasi Kantor Akuntan Publik.

(11)

2. Kontribusi Penelitian 1. Kontribusi Praktik

Untuk dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi para pihak yang terkait, terutama para auditor didalam menjalankan audit dan menjaga profesionalitas sehubungan dengan reputasi Kantor Akuntan Publik dan Standar profesi yang berlaku.

2. Kontribusi Akademik

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia akademis mengenai pengaruh opinion shopping, independensi dan due professional care terhadap reputasi Kantor Akuntan Publik.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi penelitian dimasa yang akan datang di bidang dan permasalahan sejenis atau bersangkutan.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Cawan Petri ke- 2 dan ke-3 untuk diameter zona hambat yang dibentuk oleh getah kulit buah pisang goroho sama yaitu 11,5 mm tetapi hasilnya berbeda untuk diameter zona

l. Para Dekan di lingkungan Universitas nwegeri Yogyakarra i. Pendidikan dan Kerjasama Universitas Negeri yogyakarta /. Keuangan Universitas Negeri Yogyakarta.. l.

dapat dilihat bahwa akurasi per pola rugae menggunakan ciri mean ini menghasilkan akurasi sebesar 25%-100% dengan pola yang tidak terdeteksi oleh sistem yakni

(1) Dengan jumlah Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Tahun Anggaran 2003 sebesar Rp336.155.527.000.000,00 (tiga ratus tiga puluh enam triliun seratus lima puluh lima miliar

Demir Nüve: Manyetik akı ortamını sa ğ layan demir nüvenin kesiti ve di ğ er nitelikleri, o akım trafosunun bazı karakteristik de ğ erlerini belirler. Bir akım

1) Mengetahui Material Safety Data Sheets (MSDS) dari setiap material atau bahan. 2) Tempat penyimpanan bahan-bahan kimia harus dikelompokan dan disimpan dengan

Minat mahasiswa menggunakan GO-JEK mengalami kenaikan. Kenaikan ini disebabkan oleh persepsi, preferensi dan perilaku konsumen Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Gambar sepuluh, merupakan citra satelit Lansat 8 pada dearah Gunung Sinabung (setelah erupsi) pada tahun 2016 yang telah diclustering pada tahap sebelumnya yang menunjukkan