• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KUALITAS SEDIAAN TELUR Ascaris lumbricaides BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI LARUTAN GIEMSA - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBEDAAN KUALITAS SEDIAAN TELUR Ascaris lumbricaides BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI LARUTAN GIEMSA - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Preparat Sediaan Apusan Tinja

Preparat adalah hasil dari tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan sesuatu menjadi spesimen patologi maupun anatomi yang siap dan diawetkan untuk penelitian dan pemeriksaan (W.A. New Dorland, 2002).

Preparat apusan tinja adalah hasil dari proses pembuatan maupun penyiapan tinja (feses) yang dapat diperiksa secara langsung maupun diawetkan untuk penelitian.

Dalam penyajian preparat parasitologi didasarkan atas sampel yang digunakan dalam pembuatan preparat :

1.1. Preparat cacing, preparat yang sampelnya berupa telur cacing maupun cacing dewasa yang didapat lewat muntahan dan feses.

1.2. Preparat protozoa, preparat yang menggunakan sampel berupa protozoa yang ditemukan dalam feses.

1.3. Preparat entomologi, preparat yang menggunakan sampel berupa tungau, caplak, kutu, insekta, dll.

(2)

2.2. Ascaris lumbricaides 2.2.1. Morfologi

Cacing jantan mempunyai panjang 10-30 cm sedangkan cacing betina 22-35 cm. Cacing betina dapat bertelur 100 000 - 200 000 butir sehari, terdiri atas telur dibuahi dan telur tidak dibuahi. Di tanah yang sesuai, telur yang dibuahi tumbuh menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih tiga minggu.

Telur yang telah dibuahi berbentuk ovoid atau lonjong dengan ukuran 50-70 x 40-50 µ. Telur ini terdiri oleh suatu membrane vetialin yang tipis untuk meningkatkan daya tahan telur cacing tersebut dari lingkungan sekitar. Terdapat juga membrane yang mengelilingi membrane vetialin yaitu membran albuminoid yang pemukaannya tidak teratur atau terdapat benjolan-benjolan, lapisan albuminoid terkadang hilang oleh karena adanya zat kimia yang menghasilkan telur tanpa kulit (decorticated). Telur akan berwarna kecoklatan saat berada di usus karena adanya pigmen empedu.

(3)

Tabel 2.1 Karakteristik telurA. Lumbricaides(Permenkes, 2017) Fase

Telur

Ukuran Bentuk Warna Keterangan Jumlah Lapisan

Oval Jernih Bentuk hampir menyerupai telur

(4)

sehingga penderita batuk dan larva tertelan ke dalam esofagus, lalu ke usus halus. Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Sejak telur infektif tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih 2-3 bulan (Gambar 1).

Gambar 2.1 Siklus Masuk A. Lumbricaides Dalam Tubuh (Sumber : Permenkes No.15, 2017)

2.3. Metode Pemeriksaan Tinja

Pemeriksaan tinja secara mikroskopis dapat dilakukan dengan beberapa teknik dan metode sebagai berikut :

2.3.1. Pemeriksaan tinja metode langsung (Sediaan Basah)

(5)

cacing pada tinja secara langsung dengan menggunakan larutan pewarna Eosin 2% (dengan menggunakan kaca penutup) (Fuad, 2012).

Pemeriksaan dengan metode ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan kaca penutup dan tanpa kaca penutup. Cara kerja pembuatan sediaan langsung dengan mengambil feses sebanyak ± 2mg dengan lidi kemudian letakkan di kaca objek dicampurkan dengan eoisn 2% hingga homogen. Apabila terdapat bagian-bagian kasar dibuang. Lalu tutup dengan kaca slide ukuran 20 x 20 mm, usahakan tidak terdapat gelembung-gelembung udara. Kemudian dilakukan pengamatan di bawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10x dan 40x (Depkes, 2006).

2.3.2. Pemeriksaan tinja metode konsentrasi

1. Metode Sedimentasi (Metode Faust dan Russell, 1964)

Prinsip pemeriksaan dengan metode sedimentasi adalah dengan adanya gaya sentrifugal akan memisahkan antara suspensi dan supernatan sehingga diharapkan didapatkan telur cacing didalam endapan (Fuad, 2012).

2. Metode Flotasi dengan NaCl jenuh (Willis, 1921)

Prinsip pemeriksaan dengan metode flotasi adalah dengan adanya perbedaan berat jenis antara telur cacing yang lebih kecil dibanding NaCl jenuh sehingga telur dapat mengapung (Fuad, 2012).

(6)

Prinsip pemeriksaan teknik Kato adalah feses direndam dalam larutan gliserin hijau, dikeringkan dengan kertas saring dan didiamkan selama 20-30 menit pada inkubator dengan suhu 400C untuk mendapatkan telur cacing dan larva (Fuad,2012).

4. Metode Teknik Modifikasi Kato Katz (Katz et al., 1972)

Prinsip pemeriksaan dengan teknik modifikasi Kato Katz adalah feses ditutup dan diratakan di bawah cellophane tape yang direndam dalam larutanmalachite green(Depkes RI, 2006).

2.4. Pewarna Giemsa

Giemsa yang sering disebut juga sebagai pewarna Roamnowski adalah larutan pewarna yang umumnya digunakan untuk pewarnaan pada apusan darah tepi untuk mempelajari morfologi darah dan untuk mempelajari parasit-parasit yang menginfeksi darah (Gandasoebrata, 2007).

(7)

Azur merupakan hasil dari oksidasi methylen blue. Berdasarkan dari 4 sifat pewarna yang menyatakan afinitas (ikatan kimia) struktur sel oleh masing-masing zat warna dari campuran, yaitu :

1. Afinitas untukmethylen blue.

2. Afinitas untuk Azur B dikenal dengan azurefilik, menghasilkan warna ungu. 3. Afinitas untuk eosin dikenal asdofilik (eosin bersifat asam) atau eosinifilia yang

memberi warna merah muda kekuningan.

4. Afinitas untuk komplek zat warna yang terdapat dalam campuran, secara tidak tepat dianggap netral, dikenal nuetrofilia yang menghasilkan warna salmon-pink. (Safar, 2009)

Berdasarkan pedoman pemakaian giemsa yang telah ditetapkan oleh Depkes RI tahun 1993, Giemsa stock hanya boleh diencerkan menggunakan akuades, air buffer atau air pada saat akan digunakan dengan tujuan untuk memperoleh efek pewarnaan yang optimal. Pengambilan stok Giemsa harus menggunakan pipet khusus yang tidak tercemar dan harus ditempatkan dalam wadah bertutup rapat karena kandungan methanol dalam Giemsa dapat menarik air dari udara sehingga Giemsa stok akan cepat rusak.

(8)

2.5. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Pemeriksaan Sediaan Telur A.

lumbricaides

2.5.1. Tinja

Sampel tinja yang digunakan untuk pemeriksaan sebaiknya diperiksa dalam keadaan segar, karena apabila terlalu lama didiamkan maka unsur-unsur dalam tinja akan rusak. Pengiriman tinja dilakukan dengan menggunakan wadah yang terbuat dari bahan yang tidak mudah tembus seperti kaca atau plastik Apabila akan memeriksa tinja perlu dilakukan pemeriksaan makroskopis untuk memilih bagian dari tinja yang memberikan kemungkinan besar dapat ditemukannya kelainan, misalnya bercampur darah atau lendir (Gandasoebrata, 2007).

2.5.2. Kualitas Giemsa

Kualitas Giemsa stok yang akan digunakan harus memenuhi standar mutu antara lain tidak tercemar air dan masih aktif. Kualitas air pengencer Giemsa harus jernih, tidak berbau, dan memiliki derajat keasaman (pH) yang ideal berkisar 6,8 - ,7,2. Perubahan pH akan sangat berpengaruh terhadap hasil pewarnaan.

(9)

dengan satu persatu dengan jarak waktu tertentu sampai garis tengah Giemsa menjadi 5 – 7 cm atau terbentuk bulatan biru (methylen blue) di tengah, lingkaran cincin ungu (Azur B) di bagian luar dan lingkaran merah (eosin) tipis di bagian pinggir. Jika warna ungu dan merak tidak tampak menandakan Giemsa sudah rusak (Depkes, 1993).

2.5.3. Pembuatan Preparat

Pembuatan preparat dilakukan dengan meneteskan larutan atau sampel ke atas kaca objek. Dalam pembuatan preparat ini yang harus diperhatikan adalah pada saat penutupan sediaan dengan kaca slide (kaca penutup) usahakan tidak boleh terdapat gelembung udara. Sediaan harus tipis, agar unsur-unsur jelas terlihat dan dapat diidentifikasi (Gandasoebrata, 2007).

(10)

2.6. Kerangka Teori

2.7. Kerangka Konsep

2.8. Hipotesis

Terdapat perbedaan kualitas dan morfologi sediaan telurA. Lumbricoidespada variasi konsentrasi Giemsa 3%, 4%, 5%, 6%, dan 7%.

Kualitas telurA. lumbricaides

Kualitas Tinja

Teknik Pemeriksaan

Kualitas Buffer

Kualitas Giemsa

Metode Pemeriksaan

Sumber Daya Manusia

Variasi konsentrasi Giemsa 3%, 4%, 5%,

Gambar

Gambar 2.1 Siklus Masuk A. Lumbricaides Dalam Tubuh (Sumber : Permenkes

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 5.17 Halaman Hasil Polling Halaman sub-menu polling berisi data pertanyaan dan jawaban polling yang akan ditampilkan pada footer aplikasi untuk pelanggan, didalam

Hasil dan Diskusi Pada peneltian ini telah dilakukan penambahan nutrisi PDA pada pembuatan starter dengan mikroorganisme total jamur dengan bahan baku tepung beras dan jamur

Registrasi Nama Tempat Tanggal Lahir Penguruan Tinggi No... Registrasi Nama Tempat Tanggal Lahir Penguruan

Data yang diperlukan dalam analisis konjoin dapat berupa data nonmetrik (data berskala nominal atau ordinal atau kategorial) maupun data metrik (data berskala interval

Pendistribusian adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar serta mempermudah penyampaian produk dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga pengguna akhir

Tanah lempung lunak memiliki perilaku ekspansif yaitu mengembang bila terkena air, hal ini akan sangat membahayakan konstruksi yang akan dibangun di atasnya, karena tanah

Tiap tataran tersebut akan berkaitan dengan sejumlah “diri†yang hadir dalam situasi antar pribadi, yaitu pandangan kita mengenai diri sendiri, pandangan kita mengenai