• Tidak ada hasil yang ditemukan

B2 Komunikasi Manusia Esensi &Aplksi Dalam dinamika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "B2 Komunikasi Manusia Esensi &Aplksi Dalam dinamika"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Komunikasi Manusia

Esensi dan Aplikasi Dalam Dinamika Sosial Ekonomi

politik

Dr. Eko HarrySusanto

Editor:

1. Drs. Widayatmoko, MM.

2.Dra. Riris Loisa, M.Si.

EL

EdisiAsti

?ftit*,

HakCipta@20t0,penerbitMitraWacanaMedia

WAG-dnEi

T"lp.

: (021) 824-3te3r

DIediA

Faks.

: (02t) 824-3te3t

Pen e r b

it

Website

: http//www.mitrawacanamedia.com

E-mail

:[email protected]

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi

buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun meka-nik, termasuk mem

fotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sisteln penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dr. Eko HarrySusanto

Komunikasi Manusia

Esensi dan Aplikasi Dalam Dinamika Sosiat Ekonomi politik Edisi Pertama

-Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010

I

jll.,17 x24 cm, hal. 200

ISBN: 978-602-849 5 -53 -0

1.

Politik

2. Iudul

tr

ffCI

rft

rB

E{l

E{

hGra

ir-dJrr

qril

ref

tu

PT

Elisar

UNDANG-UNDANG NOMOR T9 TAHT]N 2OO2 TENTANG HAK CIPTA I. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak

suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tuiuh) tahun dan/atau denda paling banyak np s.ooo.oo0-.000,00-(lima

miliar rupiah).

Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelangguru., H"k cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (i), dipidana dengan pidana penjara paling

Iama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (iima ratus

juta rupiah).

(3)

E:."'

[ruh isi lk mem tertulis

:barry"k

I

r paling I

o (hma I

I

menjual

I

au Hak I

a paling I

ra ratus I I

Kata

Pengantar

Buku berjudul Komunikasi Manusia : Esensi dan Aplikasi Dalam

Dinamika

Sosiat Ekonomi poutik,

i;rupaya

untuk

melihat komunikasi dalam

perspe}tif

teoritis

dan penerap*rryu pua" kehidupan bermasyarakat' berbangsa mauPun bernegara.

Tulisan yang terdapat dalam

bukuini,

terbagi

menja&

dua

bagian'-yj*

pada Bab

r ,"*pui

nu'u

IV

mengemukakan aspek yang

substansial

dalam

komunikasi

manusia,

dan

Bab

v

sampai Bab

vI

merupakan,

artikel

yang

ditulis

pada

tahu

n

2ao4sampai dengan tahun 2009,

yang

berkaitan dengan

demokrasi, keterbukaan inforrirasi dan pemahaman terhadap keanekaragaman

masyarakat

dilihat

dari sudut pandang

ilmukomunikasi'

Kumpulan artikel sebagai

bentukPeneraPanl"-"ilhti

manusia yang ada

dalam buku

ini,

,.U"to*rriu

sudah

iimuat

di Harian Kompas, Koran T1mfo,

suaraPembaruan, Medialndonesia, Bisnis Indonesia, Seputarlndonesia' Jurnal

Nasional, Suara Karya dan

Pikiran

Rakyat randln-g.- Tentu saja

seiak'ell

2A04 Grjadi

perubi"u

r"t

irrgga

artikei

yang ada di byku ini, mungkin

tidak

sesuai dengan kondisi sekaran;, atau

justru

menjawab keadaan sekarangyang

seb elumnya sudah diPrediksikan'

Khusus tulisan

-

tulisan

tentang

transparansi informasi

yang beruntun,

sesungguhnya

tidak

terlepas

dari

pengalaman keikutsertaan

penulis

dalam berbagai &skusi yurrg

*.-Uahas

tompleksitas transParansi informasi yang diseienggarut

u,

ot.ti

pemerintah maupun berbagai lem-baga yang

memiliki

kepedulian

untuk

*".ip*;o*gt *

kebebasan iniormasi' Secara kontekstual' tulisan didalamnya, disampingberisi analisis, penelaahan,

kritikmaupun

saran dalam upaya menciptakan transparansi informasi' juga

T","g*3:Tj:^1tT:

;tffid;;;tttliy*g

*"*iiiki

otoritas dalam pengelolaan

informasi'

mau

I

menerima prinsip

kJt#oku"r,

informasi, demi untuk mencapai masyarakat

informasi yang demokratis.

,

ruaa

hakikatnya,

aplikasi komunikasi

manusia

yang dituangkan

pada

I

tulisan

iri, *.rrflt*

g"r"uaran

faktual situasi yang berlangsung pada saat
(4)

itu, yang ditelaah dari sudut

perspektif ilmu

komunikasi sebagai bidang

ilmu

yang multidisipliner.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada Ir. Alphonsus

Priyo

Hutomo,

S.Si.,

M.Si,

Drs.

Widayatmoko,

MM., Dr. Andy Corry W,

Dra. Riris

Loisa, M.Si., Drs.

Atang

Sugiyono, M.Si.,

dan

Dr.

Chairy

Saidjan sebagai teman diskusi penulisan

buku.

Terimakasih kepada semua

pihak

di

Fakultas

Ilmu

Komunikasi Universitas

Tarumanagara

|akarta,

perguruan

tinggi

lainnya tempat penulis

mengajar

yang

memberikan dukungan,

kritik

ataupun saran

pada

setiap tulisan saya yang dimuat

di

surat kabar, dan Yayat

Supriyatna yang mengumpulkan artikel saya di surat kabar.

Kepada Maya, Dekky, Dennis dan Deffri, yang selalu memberikan komentar

pendek

terhadap tulisan saya

di

surat kabar, saya mengucapkan terimakasih.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melindungi kita semua.

)akarta, September 2009 Penulis.

-

Xda,

Wta

Brb

(5)

lonsus

ry

w.,

iaidjan

hak

di

luruan

kritik

L Yayat

Ientar

rkasih.

,Daftor

Isi

t,Vr^ata

Pengantar

iii

v

Daftar Isi

Bab

Komunikasi Manusra

A.

Esensi Komunikasi

1.

Menggambarkan Realitas

2.

Menjelaskan Realitas

3.

Prediksi,

Kontrol

dan Pemahaman

4.

Reformasi

B.

Konteks Komunikasi

1.

Komunikasi Intrapersonal

2.

Komunikasi Interpersonal

3.

Komunikasi Kelompok

4.

Komunikasi Organisasi

5.

Komunikasi Massa

C.

Teknologi Komunikasi

D.

Komunikasi

Efektif

E.

Penelitian Dalam Komunikasi

Komunikasi

Politik

A.

Batasan Komunikasi

Politik

1.

Komunikator

Politik

2.

Pesan

Politik:

Pembicaraan

Politik

dan Persuasi

Politik

a.

Pembicaraan

Politik

b.

Persuasi

Politik

3.

Media Komunikasi

Politik

4.

Khalayak Komunikasi

Politik

,

5.

Dampak Komunikasi

Politik

(6)

Bab

Bab

Bab

Bab

B.

Komunikasi

Politik

dan Pembangunan

C.

Media Massa dan Kekuasaan

Politik

Komunikasi

Politik

dan

Globalisasi

A.

Konflik Antar

Kelompok dan

Opini

Global

B.

Ketergantungan Informasi

C.

Marginalisasi Negara Pinggiran Dalam

Opini

Internasional

Teknologi

Komunikasi

dan

Perubahan

Sosial

A.

Dampak Teknologi Komunikasi

B.

Demokrasi, Hak Asasi Manusia

dan Teknologi Komunikasi

C.

TeknologiKomunikasi:

Sarana Menuju Globalisasi

Dinamika

Partai

Politik

i.

Kredibilitas

Politik

PDIP

2.

Mempersiapkan Partai Lokal

3.

TargetPANTahun200g

4.

Marissa dan PDIP 2009

5.

Peran Oposisi Partai Moncong

Putih

6.

Menduga Pemenang Pilkada ]akarta

7.

Menakar Megawati Pada2009

8.

Tokoh Muda, Pemilih Muda dan Megawati

9.

Kabinet Bayangan Calon Presiden 10. Menimbang Pasangan Mega - Sultan 11. Duet Megawati - |usuf Kalla

12. Menduga Pasangan Presiden 2009 13. Koalisi Pasca Kemenangan Demokrat

14. Menduga Arah Partai Golkar

Komunikasi

Politik

dan Kekuasaan

l.

Deputi Khusus Pancasila Lemhannas

2.

Standar Informasi Gempa

3.

Kemandirian Penasehat Presiden

4.

Komunikasi di Wilayah

Politik

(7)

23 29 35 37

4t

44

5l

52 54 56 59 59 62 64 66 68 70 /J 75 78 80 82 85 87 91 95 95 97 99 02

5.

Lee Kuan Yew dan Demokrasi

6-

Program Instan Kompor Gas

Iklan Politik

dan

Pencitraan

1.

Membaca Hasil |ajak PendaPat

2.

Iklan Puas

Diri

Mendagri

3.

Sentimen

Anti

Amerika

Pendahuluan

Hasil survei Sentimen

Anti Amerika

Asumsi Kendala Penelitian

Dalam Kutub Pendapat MaYoritas Penutup

4.

"Polling" Pilkada Dalam RUU Pemilu

5.

Iklan

Politik

6.

Pluralisme dan Retorika

Politk

7.

|ajak Pendapat dan Kampanye Terselubung

104

t07

m

Brb

Transparansi Informasi

dan

Korupsi

111

1.

RUU Informasi dan Pemberantasan

Korupsi

111

2.

RUU RahasiaNegara dan Pelembagaan

Anti

Kritik

113

3.

Meneropong Korupsi di

Legislatif

115

4.

Melahirkan Bibit Pemberantasan

Korupsi

118

5.

RUU

KMIP

dan

Kultur

Keterbukaan

120

6.

Keterbukaan Informasi

BUMN

122

7-

Keterbukaan Informasi dan

FOIA

125

Freedom of Information

Act

(FOIA)

126

Menumbuhkan

Kultur

Demokrasi

127

8.

Keterbukaan Informasi

dan Pemberantasan KoruPsi

9.

Birokrasi Informasi dan Korupsi

10. Perkecualian Informasi RUU KIP

dan Potensi

Alam

132

11. Rahasia Negara, Korupsi dan Komisi

Informasi

135

12. Rahasia Negara, KPK dan Komisi

Informasi

138
(8)

Bab I

Kebebasan

Informasi

dan

Politiklokal

1.

Marginalisasi Politik Pedesaan

2.

Transparansi Politik Kepala Desa

3.

ErcronMobil: Harapan Masyarakat Desa

4.

Bunuh

Diri

Korban Gempa

5.

Revitalisasi (Politik) Pertanian

6.

Plus Minus Calon Independen

7.

Rating dan Integrasi Nasional

167

167

170

172

t74

176 178

181

185

191

Daftar

Pustaka

Biodata

Penulis

vlll

r

ffi

rl

(9)

67

,.67

70 72 74 76 78

81

Bab

L

f.

&nsi

Komunikasi

klm

pembahasan

tentang

komunikasi manusia,

Ruben

(1992:al)

mcryatakan,

"komunikasi

merupakan

studi

interdisipliner, berbagai

ilmu

Fngetahuan memberikan corak perkembangan terhadap ilmu komunikasi

itu

mdiril

sejalan dengan pernyataan tersebut adalah pendapat

Littlejohn (L992

:

ll),

komunikasi manusia

merupakan

studi interdisipliner yang menyelidiki

proces komunikasi, dengan menggunakan pandangan

dari

berbagai

disiplin

urdisional ilmu

pengetahuan.

IGrena itu, sesuatu yang wajar jika pengertian komunikasi sangat beragam, Urgantung dari pendekatan yang digunakan dalam menelaah eksistensi maupun hompleksitas komunikasi. Keberagaman tentang batasan komunikasi tersebut,

menrpakan

implikasi

terbentuknya

teori, yang memiliki tujuan

tertentu,

rehingga satu sama lain mempunyai perbedaan pendekatan yang spesifik.

Menurut Julia T. Wood (2006 :31), "teori di formulasikan

untuk

mencapai

hiuan

- tuiuan tertentu, yang menggambarkan realitas (deskripsi), menj elaskan

rcalitas (eksplanasi), dan melakukan prediksi,

kontrol,

dan pemahaman, dan

reformasi'l Faktor

-

faktor

tersebut

memiliki

karakteristik

tertentu

dalam menggambarkan atau membentuk suatu fenomena dalam teori komunikasi.

L

ilenggambarkanRealitas

Teori menggambarkan realitas atau suatu fenomena, yang

dimulai

dengan

merinci karakteristik

dan

komponen

utama

dari

suatu fenomena. Didalam menggambarkan

suatu fenomena

tersebut,

ilmuwan

cenderung

subyektif, karena apa yang ditangkap dalam pemahaman seorang

ilmuwan

dipengaruhi
(10)

rum

a

Iun

tidak namPuatr

memadai

Bab2

Iroilullllm$ P0llill(

komunikasi

politik

biasa dihubungkan dengan pembicaraan penyampaian pesan

politik

verbal maupun non verbal, yang dapat

i

rakyat

ataupun

pemegang kekuasaan

dalam suatu

sistem

Dryd

juga dikatakan, komunikasi

politik

adalah penyampaian Pesan

politik

dari suatu sumber kepada penerima untuk menciptakan makna bersama.

erat

komunikasi dan

politik,

khususnya

dalam

penelaahan

negara, ditegaskan oleh MacBride ( I 983 : 85 ), bahwa komunikasi

tacluruhan

tidak

dapat dimengerti apabila tidak dihubungkan dengan

politik,

masalah-masalahnya

tidak

dapat disesuaikan apabila

tidak

hubungan

politik-politiknya.

Secara

umum,

komunikasi

politik

dalam konteks penelaahan pesan-pesan yang

di

organisasikan dan kepada rakyat oleh organ-organ kekuasaan negara maupun institusi

kan

Komunikasi

Politik

lhrkmemahami

komunikasi

politik,

ada baiknya diketahui lebih dahulu

@an

mendasar

dari Watzlawik

(dalam Bower

dan

Bradac, 1982

:3),

ia adalah makhluk yang tidak bisa tidak berkomunikasi". Dengan kata

l[t+

remua tingkah laku manusia, termasuk pada saat diam,

tidak

merespon

pmn

politik dari

suatu sumber, tetap saja menimbulkan makna yang lekat

{

m

nuansa

politik.

Sedangkan

Dan

Nimmo

(1993

:

167), menyatakan

eufuflq saluran komunikasi bukan sekadar

titik

sambungan, tetapi

terdiri

atas

reeftian

bersama tentang siapa dapat berbicara kepada siapa, mengenai apa,

dltm

keadaan bagaimana, sejauhmana dapat dipercaya.
(11)

hr

Bab

3

P0Uil!(

dan

Gt0BH.lSASl

selatanmempunyaipersoalanyangpelikdalamurusan domestik

umsan

internasional. Problem yang

muncul

merupakan gambaran ftheadaan negara yang belum mapan secara sosial, ekonomi dan

politik.

tersebut tampak dari timbulnya gejolak,

konflik

bahkan

huru-terjadi

di

dalam negeri maupun dalam hubungan bilateral dengan

,hin

Ketika

negara-negara sedang berkembang masih dikuasai oleh

represif

dan penyebaran

teknologi

komunikasi masih menjadi

Fpotensial

bagi negara pinggiran, maka gaung ketidakdemokratisanpun

lire

dinikmati oleh

sekelompok masyarakat

yang

memiliki

akses p,

dEgan media alternatif,

di luar kendali manajemen komunikasi para

dengan semakin berkembangnya

teknologi komunikasi

dalam

hrm

informasi, maka persoalan dalam negeri suatu negara berkembang

rnrnimbulkan

penilaian

atau

opini

masyarakat

internasional

yang

ikepedulian terhadap perdamaian dunia, atau mereka yang

memiliki

secara langsung maupun tidak langsung. Artinya, kejadian di suatu

ndm

tingkah

laku

politik

rezim yang berkuasa dimanapun,

di

belahan terdeteksi dengan mudah oleh masyarakat internasional.

pesanyangsangat cepattidakterlepas dari kekuatankomunikasi

png

didukung oleh teknologi komunikasi.

Menurut

Baylist dan Smith

: E), dobalisasi berkembang dengan cepat dan menciptakan dampak ke

&rnia

Globalisasi merupakan

ruang

bersama yang menghilangkan

dekonomi,

politik

dan batas relatif terhadap nasionalisme.

a,

dalam

koridor

globalisasi, kedudukan negara

sedang

justru

mempunyai ketergantungan dalam bidang sosial, ekonomi
(12)

Bab

4

Gl

ltoilUllll(Asl

N

PERUBIHAII

$ll$I[1

il

menryakan gejala yang wajar

di

dalam

masyarakat'

tetapi

fo,u-a p,erubahan, adaiah -permasalahan

yang periu

ditelaah

m-

FILgr-elt

(1976

:

9)

menyatakan,"tidak

ada

masyarakat

eL

karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang Ery,E atau lambat'i Hakekat perubahan sosial

menurut

Rogers

r:69

:

8)

adalah, "proses dimana

terjadi

perubahan

struktur

;*_

sistem sosial,,. Sementara

itu

secara singkat

arti

perubahan

oleh Daniei

Lerner

(1983

:29

-

3l)

yang pada intinya

'trertrbahan sosial adalah mengubah cara- cara

di

dalam mana

iridup sehari

-

hari.

_jfuitorvangmemicuterjadinyaperubahansosialdalampandangan

m d.ikemukakan oleh Rogers

(

rgao : 110),

"

teknologi komunikasi

sal.ah

satu

dari

sebaf,

-

sebab

yang

penting dari

perubahan

sosialdimasyarakat,,.Teknologikomunikasilebihbanyak

terhadap anak

-

anak muda dibandingkan kepada

anak--

anak

ura.

misalnya efek dari televisi dan komputer yang

lanyak

beredar

&at

Namun dalam perkembangannya, televisi dan komputer juga fr*

,"ogurrh

yang kuat terhadap anak

-

anak maupun orang dewasa'

nenqandung pesan dan informasi

yang

dibutuhkan ataupun menarik

miua

orang, tanpa tersegmentasi dalam usia'

Kc*hartatiran

terhadap

teknologi

komunikasi yang berdampak negatif,

u nse,niadi pembicaraan yurrg

menarik

ketika masyarakat menghubungkan

u."

k.b.basan

akses informasi. Daiam konteks

itu,

Tom

Bottomore

i

; [ 14) mengatakan, "sewaktu gelombang industrialisasi dan modernisasi :rah ke luar, ia

merusak

unit

-

unit

sosial

dan politik

sebelumnya yang

,ffi;;

sebelumnya dipercaya'1 Rusaknya

tatanan

dalam masyarakat
(13)

,noml Pollttk

Bab

4

rEnn0

10G

I

l(0il1

u

1l I

lm$l

DA]I

PTRUBAHI]I

SOSII1

sosial merupakan gejala yang wajar

di

dalam masyarakat, tetapi

terjadinya perubahan, adalah

permasalahan

yang perlu

ditelaah

mendalam.

Hoogvelt (1976

:

9)

menyatakan,"tidak

ada

masyarakat stagnant,

oleh

karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang

i

secara cepat atau lambat". Hakekat perubahan sosial

menurut

Rogers

Svenning (1969

:

8)

adalah, "proses dimana

terjadi

perubahan

struktur

firngsi suatu sistem sosial'l Sementara

itu

secara singkat

arti

perubahan

dikemukakan oleh

Daniel Lerner

(1983

:

29

-

3l)

yang pada intinya

tkan, "perubahan sosial adalah mengubah

cara-

cara

di

dalam mana manusia hidup sehari

-

hari.

Faktor

-

faktor yang memicu terjadinya perubahan sosial dalam pandangan

i

dikemukakan oleh Rogers

(

1986 : 110),

"

teknologi komunikasi adalah salah

satu

dari

sebab

-

sebab

yang

penting dari

perubahan

perubahan sosial

di

masyarakat".

Teknologi komunikasi

lebih

banyak

ruh

terhadap anak

-

anak muda dibandingkan kepada anak

-

anak orang

tua,

misalnya efek dari televisi dan komputer yang banyak beredar masyarakat. Namun dalam perkembangannya, televisi dan komputer juga

i

pengaruh yang

kuat

terhadap anak

-

anak maupun orang dewasa,

mengandung pesan dan informasi

yang

dibutuhkan ataupun menarik

s€mua orang, tanpa tersegmentasi dalam usia.

Kekhawatiran terhadap

teknologi

komunikasi yang berdampak negatif, menjadi pembicaraan yang

menarik

ketika masyarakat menghubungkan

era kebebasan akses

informasi.

Dalam konteks

itu,

Tom

Bottomore : 114) mengatakan, "sewaktu gelombang industrialisasi dan modernisasi

ke luar, ia

merusak unit

-

unit

sosial

dan politik

sebelumnya yang

umum

sebelumnya

dipercaya'l

Rusaknya

tatanan

daiam masyarakat
(14)

nu p

di(1

n sehi

&

hal

y

yang

I dak

aun

tla )eru

encaku

runikas

ad

nm

:au

t

san

kuas

rknologi

Lbungan

iemakin

Bab

5

illtff[Il([

PIBTAI

Pollrll(

Kredibilitas Politik

PDI P 10 Mei 2006)

an dalam pilkada Tuban adalah

ironi

bagi

PDI-B

yang sebelumnya

im

telah

-.-"ru.rgi

50 persen pilkada yang diselenggarakan sejak

|uni

2005 sampai dengan Maret 2006.

Prestasi mencengangkan yang dikemukakan oleh Tjahjo Kumolo tersebut

salah satu keberhasilan PDI-P dalam persaingan

politiklokal

setelah

n

diri

sebagai

partai

oposisi terhadap pemerintahan Yudhoyono-Kalla.

Belum tuntas masalah Tuban,

PDI-P dituding mencuri start

kampanye 2009, setelah

partai

berlambang banteng gemuk

itu

mengumpulkan bupati,

wali

kota, dan gubernur, serta para ketua DPRD

dari

berbagai

dalam rakornas

di

Surabaya. Mereka

berikrar

setia terhadap delapan

partai yang disebut dengan Hasta Prasetya, sebuah Program partai peduli terhadap kesejahteraan dan keadilan bagi ralcyat dengan bingkai

" partai oposisi.

Sebenarnya orang

tidak

perlu terburu-buru menuduh

"ikrar

kesetiaan"

i

tindakan

mencuri start

dan

berpotensi

menimbulkan

ambivalensi

tas terhadap partai atau pemerintah. Sebab,

jika

kita kaji tanpa prejudice kekuatan

partai

oposisi, Hasta Prasetya

PDI-P

sama

juga

dengan pemerintah. Kekhawatiran terhadap rakornas PDI-P dengan sejumlah

politis adalah berlebihan.

(15)

Bab 6

touulflm$

P0Uilil

ltffi

tfflul$AA]t

Deputi Khusus

Pancasila

lemhannas

27 Juni 2006)

retorika belaka.

ideologi

negara, Pancasila

menjadi

wacana yang

ramai

dibicarakan

di

kalangan elite

politik

dan kalangan yang

*.-iliki

perhatian besar

kelangsungan negara dalam bingkai girirrrr.ku

f.rnggA

n<a. Dalam

koridor

reformasi

politik,

diskusi tentang pancasila

menjadi kian rn is karena menghasilkan keb eragaman

pemikirai,

dari yang menyuarakan

ila

dafam analisis

positivistik

bersifat

final

yang

iebili

,rrerekankan

an

nilai

sesuai perkembangan zaman,

maupun

pendapat

lain

yang subyektif

berpijak

pada penafsiran

integralistik^untuk

kepentingan

Namun, yangmuncul dalam wacana publiktetap adakesepakatan, pancasila hh payung ideologis

kehidupan

bernegara.

Nu-rrr,

jika

masih muncul

ratrran atas menipisnya pemahaman atas

nilai-nilai

yang terkandung

Pancasila adalah sikap wajar, mengingat pengabaian

t..hlaup

ideorogi

ra mendorong muncurnya

konflik

kepentingu,

dulu,,

-uryu*kut

yarig meningkat.

*:*::l,dan

penghiyrtT.

terhadap pancasila tampaknya

tidak

tagi

t

matematis

dengan

butir-butir

pengembangan

daii

tiap

sila

yan-g

ial dipakai s ebagai alat p enguaru

*.rrglrufrkarit<ebll

ak*rryu.

sejatinya

nilai-nilai

pancasila

yang

hakiki

adalah

sumber

kekuatan pkrasi dalam kehidupan bernegaia,

jila

dijaranku, a..rgur,

t

nar dan tidak
(16)

BabT

sl

tlttontrl[sl

llAll

l(0RUP$l

lnformasi

dan

Pemberantasan

Korupsi

Seputar Indonesia, 21 Maret 2006)

Undang-Undang Kebebasan Memperoleh Informasi Publik

(KMIP)

pekerjaan rumah Dewan Perwakilan Rakyat RI yang akan segera i tahap pembahasan antara Komisi 1 DPR RI dar-r pihak pemerintah.

relanjutnya diharapkan RUU

KMIP

segera dipisahkan menjadi undang-sehingga upaya masyarakat dalam mencari,memilih,sumber,menyalur

menolak secara tegas informasi dapat dijamin legalitasnya.

informasi

dalam

RUU KMIP

sudah tertuang pada pasal demi

f,ecara komprehensif. Namun sep ertinya,p enj elasan terhadap pasal-pasal

belum mampu untuk menempatkan informasi sebagai alat

efektif

mengawasi

lalu

lintas

informasi

dibelantara birokrasi badan

publik

di

:sia. Sebab,

yang tampak menonjol

adalah

justru

uPaya mengemas

i

sebagai

komoditas

yang

direkayasa,

di

bumbui dan

dibingkai is sehingga

tidak

menampakkan

lagi bentuk

naturalnya sebagaimana seharusnya disampaikan kepada masyarakat.

Dalam bentuk lain,informasi publik versi RUU KMIP berpeluang mengalir

arah tertentu dan dipakai

secara kasar

untuk

merepresentasikan

negara

yang alergi

terhadap

pluralisme informasi.

Artinya

:

pemerintah

diposisikan

sebagai

informasi yang harus

dipercaya annya tanpa memberikan peluang munculnya transaksi Pesan secara

di

masyarakat. Ternyata, ideologi paranoid dalam bernegara yang

fiunjung

tinggi

doktrin

"pengendali

informasi

adalah

negara beserta

-organ kekuasaannya"

masih terus

menancapkan

kukunya.

Di

pihak
(17)

akat ;ood ilam ITE" ierta

onik

rede

masi

ndr*

ma,si

'rkry

Bab

8

ilflfi]t P0llill(

B[lt

PEItClIR[[lt

1.

Membaca

Hasil

Jajak pendapat

(Kompas, 9 Agustus 2005)

.

Hasil jajak pendapat yang

ditulis

Kompas pada 25 Juli 2005 yang intinya bahwa

pemerintahan

Presiden

Susilo

Bambang

yudhoyono

masih

sangat

populer

di

mata rakyat, ditanggapi dengan sukacita oleh

Andi

Mallarangeng

relaku Juru Bicara Presiden. .

Membaca hasil jajak pendapat

tidak

sebatas melihat data

kuantitatif

yang

dipaparkan secara sepenggal-sepenggal,

tidak

terintegrasi. Menelaah

data

pimer

memerlukan kejernihan

pemikiran

yang

bebas

nilai,

dalam

artian

&lam

benak

kita tidak

boleh

ada persepsi terhadap persoalan yang

diteliti

klebih

dahulu.

Ini

merupakan sesuatu yang

mutlak

dalam perrelitian

ilmiah,

thrl<ecuali terhadap model penelitian yang sifatnya pesanan

untuk menjalankan

hbqakan

publik

ataupun memengaruhi

konsum"r.

D"lu-

lingkup akademis,

ettian ilmiah

pesanan sering

dikatakan

sebagai

penelitiin

pelat

merah

pun penelitian berbasis gizi.

Menarik

apa yang dieksplorasi oleh

Andi

Mallarangeng

dari

hasil jajak

Japat mengomparasikan popularitas presiden

SBy

a""gu,

d,r"

pr.rid.,

umnya

dalam

menangani masalah:

(1)

perekonomian,

(z)

poiitik

dan ranan,

(3)

kesejahteraan sosial,

serta

(4) hukum.

penilaian

responden

masa pemerintahan Presiden SBY selama sembilan bulan dibandingkan

r dua presiden terdahulu adalah presiden SBy memperoleh

77 ,5o/o,7g,60/o,

, dan82,3o/o, Presiden Megawati soekarnoputri dengan nilai 5g,0%,

63,1o/o,

,

dan 57,7o/o, sedangkan Presiden

Abdurrahman

wahid

mendapatkan

52,0o/o, 5 4,2o/o, 5 2,60/o, dan 5 4o/o . An gka - an gka

itu

m enunj ukkan pre siden
(18)

Bab 9

TGBEBISII]

lllt0RMASl

IIA]I

P0llTll(

101m1

L.

Marginalisasi

Politik

Pedesaan

(Media Indonesia, 2Maret 2006)

Tidak banyak reaksi dan bungkam kepanjangan adalah sikap berbagai kaiangan dalam menyikapi demonstra-si para kepala desa yang menuntut agar larangan kepala desamenjadi pengurus partai

politik

direvisi'

Tiga pekan telah berlalu ketika Persatuan Kepala Desa dan Perangkatan Desa

Nusantara (Parade Nusantara) b eramai- ramai mendatangi D epartemel D a-lam

Negeri. sepertinya

tidak

akan muncul gaung yang kuat

untuk

mendiskusikan

secara terbuka dan demonstrasi terhadap peran kepala desa dalam kehidupan

poiitik

di wilayahnYa.

Kecendrungan

elite

pemerintahan

dan politisi

mengabaikan

politik

pedesaan,

menlmbulkan

sejumlah pertanyaan, agakah

-saat

ini

komunitas

pedesaan dianggap tidak memiliki posisi strategis sebagai alat untuk melakukan

bargainingpolitik.

Atau mungkinkah sikap yang tiada peduli tersebut sebagai strategi

"-"t*

mengecilkan persoalatr,

puiun"'t

dibJik

semua

itu,

sesunguhnya adalah

kesadaran yang

tinggi

bahwa desa adalah sumber potensial

untuk

pemilhan umum yang akan datang.

Hakikatnya, melarang kepala desa menjadi pengurus-partai

politik

tentu

saja secara faktual tidak

iejalan

dengan kehidupan

politik di

pedesaan yang dinamis sejak bergulirnya reformasi di Indonesia'
(19)

trtutffi

DaUni-

hdoae-wotsi

Iakarta -I<on- Gem-rs US. Dasar, krfor-

r-im-U,,

:rm- otn- lan-rda

t9l

uan&,

lung :

BIODATA

PENULIS

Dr.Eko Harry Susanto, lahir di Pekalongan, Iawa Tengah. Menyelesaikan pendidikan, Sekolah Dasar Negeri, SMP Negeri dan SMA Negeri di Pekalongan. Tahun 1976 kuliah

di

|urusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta. Menulis

skripsi

"Pengaruh Partisipasi Masyarakat Nelayan Dalam Pembangunan Terhadap Peningkatan Pendapatan Nelayan'l Mengambil lokasi penelitian di kawasan Pantai Utara Kabupaten Batang, |awa Tengah, dan berhasil lulus sarjana tahun 1981. Mengawali mengajar pada berbagai Perguruan Tinggi di |akarta sejak tahun

t982.

Tahun 1993 kuliah di Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, menyusun tesis tentang Kepemimpinan Kepala Desa sebagai Agen Modernisasi : Kendala dan Faktor

-

Faktor Pendukung Dalam Hubungan Antar Etnik. Pada prinsipnya tesis

tersebut mengupas pola komunikasi dalam suatu kawasan yang plural dan heterogin dari

segi etnisitas,

di

salah satu wilayah Pantai Utara fawa Barat. Tahun 1996 lulus Magister

Sains (M.Si) Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia.

Karena ketetarikannya meneliti kompleksitas model komunikasi di masyarakat, tahun 1998 melanjutkan kuliah din Program Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung, dan lulus bulan |anuari 2004. Menulis disertasi tentang Krediblitas Opinion

Leader Pedesaan

(

Studi tentang Perubahan Peran Pemuka Pendapat

di

Desa

-

Desa

Lokasi Industri). Dengan lokasi penelitian di salah satu Kabupaten di |awa Barat, disertasi kualitatif yang ditulis itu, hakikatnya menelaah tentang, dinamika kawasan industri di

wilayah penyangga kota, yang berjalan linier dengan hiruk pikuk reformasi politik di

Indonesia. Tuntutan demokratisasi kehidupan berbangsa dan bernegara di tahun 1998,

memiliki dampak yang sangat berarti terhadap peran opinion leader yang tidak lagi dalam pengendalian hegemoni kekuasaan negara. Kuliah di Program Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran diselesaikan pada bulan Ianuari Tahun 2004.

Saat

ini

Dr. Eko Harry Susanto, mengajar

di

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara ]akarta. Selain itu, menjadi dosen pada Program 51 dan 52 di berbagai perguruan tinggi lain. Menulis buku Komunikasi Politik dan Otonomi Daerah (2009), memberi pengantar Buku Sketsa Politik Pilkada Kalsel (2009), dan menjadi salah satu penulis buku Kapita Selekta Ekonomi Indonesia - Suharsono Sagir (2009).

Aktif menulis di |urnal Ilmiah, dan menuangkan pendapatnya lewat opini di Harian

Kompas, Koran Tempo, Suara Pembaruan, Media Indonesia, Bisnis Indonesia, Seputar Indonesia, Suara Karya, |urnal Nasional dan Pikiran Ralryat Bandung. Kegiatan lainnya adalah, memberikan ceramah ataupun sebagai fasilitator dalam seminar, diskusi publik dan workshop, yang berkaitan .dengan Komunikasi Politils Strategi Pencitraan, dan masalah lain yang terkait dengan tranparansi komunikasi maupun otonomi daerah.

]akarta, September 2009

ikasi

(20)

?pti-Dalam bingkai demokratisasi berbangsa dan bernegara, esensl' haros ditempatkan secara proporsional ketika akan menelaah

dinamika ,oriul-bodryr, ekonomi dan politik' I{omunikasi yang

substantif seiatinya hatus berialan linier dengan peradabao manusia, yang diwarnai oleh beragam masalah'

Persoalannla, komunikasi seringkali dieksploitasi hanya

sebatas

untuk

retorika yang

tidak

menghasilkan makna betsama.Padakonteksini,adapetsoalanseriusmenyangkutkonsistensiafltata

informasi yang dieksplorasi dengan kondisi faktual. I{arcnaitu, buku ini berupaya memaparkan pendekatan teoritis yang memberikan gambaran seputar :

.

I{omunikasi Manusia

yang

mencakgp Esensi, I(onteks, Teknologi Komunikasi, Efektivitas I(omunikasi dan Penelitian l(omunikasi

.

Batasan I{omunikasi Politik, yang tefkait batasan Pembangunan' Media

N{assa dan l(ekuasaan

.

I{omunikasi Politik dan Globalisasi, yang fokus kepada Konflik, Opini'

Ketergantungan Informasi

.

Teknologi I(omunikasi, dengan titik berat padaDampak Perubahan Sosial, Demoktasi dan HAM

Secara substansiai, tidak semua esensi dan model komunikasi bisa dipakai

untuk membedah penyelesaian masalah. I(endati demikian, komunikasi yang

efektif tetap dipedukan demi keseiahteraan umat manusia'

***

ISBN r 978-602-8495-53-0

Referensi

Dokumen terkait

Gangguan psikiatrik seperti delirium, depresi, kecemasan dan sindrom disequilibrium sering dialami oleh pasien dengan gagal ginjal kronis.. Kemampuan untuk mengenali

Dari keseluruhan dimensi yang dilibatkan dalam variabel input, yakni: program sekolah, kurikulum, sumber daya manusia, siswa, sarana dan prasarana, keuangan, semuanya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengelolaan perkebunan kelapa sawit; 2) Hubungan antara biaya pengelolaan dengan pendapatan bersih rumah tangga

Penerapan Algoritma Topsis untuk Sistem Pendukung Keputusan Penerima bantuan bedah pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Deli Serdang yang berjalan

Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut penulis membuat kerangka penelitian disertai beberapa hipotesa mengenai wallpaper “Ragnarok” Online Games versi Indonesia yaitu

5.124.640.000,- (Lima Milyar seratus dua puluh empat juta enam ratus empat puluh ribu Rupiah) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DPA-SKPD

Walaupun kecelakaan tersebut dilatarbelakangi oleh faktor degeneratif yang dialami lansia, namun faktor lingkungan juga mempunyai dampak yang besar dalam kecelakaan tersebut

• World Wide Web Consortium (W3C): bertangggung jawab terhadap perkembangan dari berbagai. protokol dan standar yang terkait dengan Web.  Seperti misalnya