• Tidak ada hasil yang ditemukan

28 STUDI PEMUNGUTAN SERBUK UMo DARI GAGALAN PEB DISPERSI UMoAl MENGGUNAKAN TEKNIK ELEKTROLISIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "28 STUDI PEMUNGUTAN SERBUK UMo DARI GAGALAN PEB DISPERSI UMoAl MENGGUNAKAN TEKNIK ELEKTROLISIS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

28

Beberapa keunggulan bahan bakar UMo/Al dibandingkan dengan bahan bakar yang lain yaitu mempunyai densitas lebih tinggi sebesar 16,4 g/cm3, tahan terhadap korosi, tampang lintang serapan neutron Mo rendah. Namun mempunyai kekurangan pada sifat keuletannya, sehingga sukar dibuat menjadi serbuk, sehingga memerlukan perhatian dalam pengerjaan secara mekanik. Selama proses produksi bahan bakar UMo/Al, banyak pengujian yang harus diterapkan agar diperoleh kualitas uji bahan dasar, produk setengah jadi, dan produk akhir yang memenuhi persyaratan spesifikasi sebagai bahan bakar. Hasil yang diperoleh diluar ketentuan spesifikasi dianggap sebagai gagalan produksi, maka UMo yang berada di dalamnya harus dipungut kembali, agar segi ekonomi, keselamatan, akuntabilitas bahan nuklir terpenuhi dan menjadi lebih jelas. Tujuan kajian ini adalah mempelajari metoda pemungutan kembali (recovery) UMo dalam UMo/Al yang gagal selama produksi bahan bakar berlangsung. Bahan bakar UMo/Al merupakan kandidat pengganti bahan bakar bentuk oksida U3O8/Al ataupun bentuk logam U3Si2/Al yang telah

digunakan sebelumnya di RSG-GAS. Kajian proses pemungutan UMo menggunakan metoda elektrolisis dilakukan dengan cara memotong gagalan pelat elemen bakar (PEB) dengan dimensi 625 mm x 70 mm x 1,3 mm, berukuran 10 mm x 70 mm (sebagai anoda), kemudian dicelupkan dalam beker gelas yang berisi 500 mL larutan elektrolit HNO3 atau NaOH. Katoda digunakan

adalah Cu (C, Ag, Pt, SS), selanjutnya dialiri arus searah dari sumber DC power supply. Parameter yang digunakan dalam percobaan ini meliputi tegangan (volt), temperatur proses, waktu proses, jarak elektroda, bentuk fisik elektroda, konsentrasi elektrolit. Hasil kajian menunjukkan bahwa waktu berpengaruh terhadap variasi konduktivitas, tegangan, H2O dan pH. Hasil kajian ini

diharapkan dapat memberi informasi tentang metoda pemungutan UMo dari gagalan PEB, sehingga diperoleh kondisi proses yang optimum dan dapat digunakan dalam proses produksi bahan bakar.

Kata Kunci: Pemungutan, uranium-molibdenum, gagalan, pelat elemen bakar, elektrolisis, elektroda, elektrolit

PENDAHULUAN

Penelitian pengembangan bahan bakar reaktor riset di dunia terus dilakukan secara berkelanjutan agar kelak diperoleh bahan bakar baru yang mempunyai tingkat

muat uranium (TMU) tinggi. Hingga saat ini Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN)-BATAN, Serpong sedang melakukan penelitian dan pengujian salah satunya

bahan bakar UMo/Al. Bahan bakar UMo/Al merupakan bahan bakar tipe pelat yang disiapkan sebagai kandidat pengganti bahan bakar sebelumnya yaitu U3O8/Al dan

U3Si2/Al. Kedua produk bahan bakar tersebut telah digunakan oleh RSG-GAS, namun kedua bahan bakar tersebut masih mempunyai kekurangan, sehingga harus mencari

alternatif bahan bakar lain, maka dipilihlah UMo/Al. Karena bahan bakar logam bentuk UMo/Al ini mempunyai densitas lebih tinggi yaitu sebesar 16,4 g/cm3[1-3]. Keunggulan

bahan bakar UMo-Al tahan terhadap korosi, tampang lintang serapan neutron Mo rendah. Namun bahan bakar UMo mempunyai kekurangan yaitu terletak pada keuletnya sehingga

(2)

29

Untuk memperoleh bahan bakar yang handal harus memenuhi spesifikasi seperti ditunjukkan dalam Lampiran 1[4]. Oleh karena itu, pada setiap proses baik bahan bakar

UMo/Al maupun bahan bakar lainnya, harus dikenai uji kualitas mulai dari uji bahan dasar, produk setengah jadi, hingga produk akhir bahan bakar. Apabila hasil uji yang diperoleh

tidak memenuhi dipersyaratkan atau spesifikasi bahan bakar, maka bahan bakar tersebut dianggap sebagai produk gagal. Agar tinjauan dari segi ekonomi, akuntabilitas bahan

nuklir, serta keselamatan lingkungan terpenuhi, maka UMo yang berada dalam bahan bakar UMo/Al harus dipungut kembali menggunakan teknologi olah ulang dingin (cold recovery process). Bentuk UMo yang akan dipungut dari PEB UMo/Al ditunjukkan pada

Gambar 1[5].

Gambar 1. Meat UMo/Al dan kelongsong AlMg2[5]

Saat ini fasilitas telah tersedia di PT. INUKI (Industri Nuklir Indonesia)-Batan, Serpong dan telah dioperasikan untuk memungut kembali uranium dari bahan bakar bentuk oksida.

Oleh karena itu apabila produk gagal telah mencukupi kapasitas untuk diproses pada unit pemungutan gagalan produksi, maka gagalan produksi bahan bakar UMo/Al dapat segera

dilakukan proses pemungutannya.

TEORI

Prog RERTR (Reduced Enrichment Reactor and Testing Reactor) digulirkan pada setiap pertemuan dan selalu mengetengahkan/membahas tentang recovery produk gagal

bahan bakar baik cold recovery process maupun hot recovery process untuk bahan bakar bekas[5-6]. Cara recovery konvensional produk gagal bahan bakar masih tetap dilakukan

pada skala laboratorium. Sementara teknologi alternatif sedang dalam kajian dan penelitian yang kesemuanya dapat diperoleh hasil recovery yang lebih efisien.

Teknologi pemungutan UMo (recovery) dalam bahan bakar memerlukan tahapan proses yang panjang (long recovery process), meliputi proses-proses berikut :

Pelat tutup AlMg2

Pelat bingkai AlMg2

(3)

30

1. Melarutkan kelongsong atau matriks tersebut dalam soda (NaOH 20%)

berlebihan[6-11];

2. Melarutkan residu UMo berimpuritas dalam asam nitrat 11-14 M [12-16],

membentuk UO2(NO3)2 dan Mo(NO3)2;

3. Melakukan ekstraksi-striping UO2(NO3)2 dan Mo(NO3)2 untuk memisahkan dengan

impuritasnya;

4. Melakukan evaporasi UO2(NO3)2 dan Mo(NO3)2;

5. Melakukan proses konversi kimia meliputi proses pengendapan sekaligus memisahkan antara UO2(NO3)2 dengan Mo(NO3)2[15-17], karena terdapat perbedaan kondisi proses dintara kedua yaitu pH pengendapan dan temperatur

proses, sehingga dengan mudah dapat dipisahkan karena UO2(NO3)2 mengendap terlebih dahulu. Proses berikutnya UO2(NO3)2 proses dikenai hidroflourinasi,dan

akhirnya proses kalsiometri reduksi hasil produk uranium bentuk logam[9];

6. Merupakan tahap akhir core UMo dengan jalan melebur logam U dicampurkan dengan serbuk Mo dalam tungku peleburan temperatur tinggi kondisi gas inert

tekanan < 1 atm[1-2].

Teknologi alternatif dari kekurangan proses recovery UMo konvensional tersebut

adalah menggunakan teknik elektrolisis (short recovery process)[17-20], yang diperoleh dari

proses ini (teknik elektrolisis) berupa serbuk UMo. Penanganan proses dilakukan dengan jalan gagalan PEB UMo/Al dipotong-potong dan dipakai sebagai elektroda (anoda),

sedangkan katoda dapat menggunakan bahan antara lain: tembaga (Cu), gafit (C), cadmium (Cd), perak (Ag), platina (Pt), stainless steel (SS), dan lain-lain yang dapat dipakai sebagai parameter proses elektrolisis[17-18,21-22]. Agar efisiensi proses recovery UMo cukup baik/tinggi dapat diterapkan parameter yang lain seperti voltage, temperatur

proses, waktu proses, jarak katoda, bentuk fisik elektroda, konsentrasi elektrolit, dan

lain-lain.

Proses pemungutan UMo dari gagalan PEB UMo/Al mengadopsi teknik eletrolisis

dengan mengunakan 3 formula/hukum/persamaan:

1. Hukum deret volta’s[23-24], yang menyatakan bahwa unsur-unsur logam Li, Mg, Al,

dan seterusnya (bertindak sebagai anoda), sedangkan di sebelah kanan unsur hidrogen (H) yaitu Cu, Hg, Ag, Pt, dan Au (bertindak sebagai katoda). Dalam hukum tersebut dikatakan pula bahwa semakin ke kanan dari unsur hidrogen

semakin kuat menarik/mengikat unsur di sebelah kiri unsur hidrogen.

2. Hukum Faraday yang menyatakan bahwa selama proses elektrolisis: (1) massa

zat yang diendapkan pada suatu elektroda sebanding dengan besarnya muatan

(4)

31

diendapkan pada elektroda akan setara dengan muatan listrik yang dialirkan ke dalam sel.

Hukum Faraday ditunjukkan pada rumus (1)[23], sebagai berikut :

(1)

Keterangan,

B = massa zat yang terbentuk, g, I = jumlah arus yang mengalir, A, t = waktu, det e = massa ekivalen zat yang dibebaskan, g.mol-1.valensi-1 , F = jumlah arus yang

diperlukan untuk membebaskan sejumlah gek suatu zat.

Hubungan antara tegangan dan arus dapat dilihat pada rumus (2)[23] berikut ini :

(2) Keterangan, I = banyaknya arus, A, V = tegangan, V, dan R = tahanan, Ω

Rumus (2) disubstitusikan ke rumus (1), maka diperoleh rumus (3), sebagai berikut:

(3)

3. Persamaan Nernst yang menyatakan bahwa selama proses elektrolisis berlangsung, dapat terjadi proses oksidasi, atau proses reduksi, dan atau dapat terjadi proses kedua-duanya (oksidasi-reduksi). Salah satu proses elektrolisis

seperti ditunjukkan pada rumus (3)[23], sebagai berikut :

(4) Keterangan ,

E = potensial elektroda, V, Eo = standar potensial elektroda, V, n = koefisien elektron

R = tetapan gas ideal, 8,314 J K-1mol-1, T = temperatur absolut, ( t + 273)oK, F = number Faraday, 9,6487 x 104 C mol-1, Men+ = konsentrasi unsur/logam/

metal .

Proses elektrolisis dapat berlangsung baik apabila secara teori dapat mengikuti rumus (5)[23], sebagai berikut :

(5) Keterangan,

(5)

32

Ilustrasi proses recovery UMo dari gagalan PEB UMo/Al menggunakan teknik

elektrolisis seperti ditunjukkan pada Gambar 2[18], berikut :

Gambar 2. Foto percobaan elektrolisis dari gagalan PEB UMo/Al[18]

METODOLOGI

Proses pemungutan UMo menggunakan metoda elektrolisis dilakukan dengan cara memotong gagalan PEB UMo/Al (dimensi 625 mm x 70 mm x 1,3 mm) menjadi berukuran 10 mm x 70 mm (sebagai anoda), kemudian dicelupkan dalam beker gelas

yang berisi larutan elektrolit HNO3 atau NaOH, dan sebagai katoda digunakan Cu, C, Pt, Ti, selanjutnya dialiri arus searah dari sumber DC power supply. Dalam percobaan

digunakan parameter : 1) voltage, 2) temperatur proses, 3) waktu proses, 4) jarak katoda dengan elektroda lainnya, 5) bentuk fisik elektroda, dan 6) konsentrasi elektrolit.

Pembahasan dilakukan berdasarkan berbagai pustaka yang mengetengahkan proses elektrolisis dengan berbagai parameter, selanjutnya dilakukan evaluasi dari berbagai

parameter tersebut. Parameter-parameter yang dipelajari dalam kajian proses pemungutan UMo dari gagalan PEB UMo/Al diantaranya pemilihan jenis elektrolit yang

digunakan (HNO3, NaOH), konsentrasi elektrolit, elektroda, waktu proses elektrolisis, voltage yang disetting, temperatur proses elektrolisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemilihan Jenis Elektrolit a. Asam Nitrat, HNO3

Dalam proses elektrolisis larutan elektrolit HNO3 terurai menjadi ion-ionya seperti

ditunjukkan pada reaksi (1-2)[23] berikut :

2 HNO3 2H+ + 2 NO3- (1)

2 H+ + 2 e- H2 (2)

Anoda PEB UMo/Al Katoda (Cu,C, Pt, Ti) DC Power

Supply

(6)

33

Selama berlangsungnya proses elektrolisis pada elektroda akan dilepaskan gas hidrogen (H2). Untuk menghindari agar tidak terlalu banyak/cepat laju gas H2 yang mengakibatkan letupan, maka setting parameter yang harus diperhatikan adalah penurunan temperatur

dan penurunan voltage, mengurangan waktu proses serta pengaturan laju pengadukan. Pada reaksi ionisasi (1) selanjutnya bereaksi dengan Al (cladding dan matriks) dari

gagalan PEB UMo/Al membentuk reaksi (5-6) dan diawali oleh paduan fisik UMo/Al

UMo+Al dan reaksi ikatan ion (3-5)[2,12-16,23]

Al+3 + 3 e- Al (3)

Al+3 + 3NO3- Al(NO3)3 (4)

UMo + HNO3 + H2O UO2(NO3)2 + Mo(NO3)2 + NO2 + H2O (5)

Reaksi-reaksi (1-5) tersebut dapat terjadi apabila proses elektrolisis belum dilakukan/dijalankan. Namun, apabila sampai proses elektrolisis terjadi kegagalan, maka

tetap dapat diperoleh UMo meskipun memerlukan proses pemungutan yang panjang (long recovery process). Oleh karena itu untuk mengatasi agar dapat terhindar dari

terjadinya reaksi (1-3), maka pengaturan parameter proses harus diterapkan sebelum proses dimulai.

Jenis elektrolit HNO3 dapat menjadi pilihan walaupun selama proses elektrolisis berlangsung timbul gas NO2 yang berbahaya (tidak ramah lingkungan). Untuk mengatasi

gas NO2 hasil proses tersebut, maka sebelum dibuang ke lingkungan dilakukan penyerapan menggunakan sistem scrubahan bakarer. Hasil penyerapan gas NO2 dalam scrubahan bakarer terbentuk HNO3 encer yang dapat dimanfaatkan kembali dalam

proses elektrolisis (proses lebih efisien) yang berkelanjutan:

b. Soda Api, NaOH

Dalam kondisi normal, Al (cladding dan matriks) dalam PEB UMo/Al bereaksi

dengan elektrolit NaOH dan apabila pemakaiannya berlebihan, maka semua Al yang ada dalam PEB larut karena sifat dari Al adalah amfoter, sedangkan UMo masih tetap dalam

bentuk padatan. Pada kondisi ini campuran UMo dan Al (terlarut) dipisahkan secara filtrasi, kendati UMo yang diperoleh masih mempunyai impuritas, sehingga masih memerlukan perlakuan pemurnian/ekstraksi-striping[6,19], seperti ditunjukkan pada reaksi

(6), berikut :

UMo/Al + NaOH + H2O UMo + NaAlO2 + 3/2 H2 (6)

Rekasi (6) pada kondisi normal ini sedikit mengkhawatirkan karena timbul gas H2 yang

(7)

34

campuran NaNO3 (NaNO2), agar gas H2 yang timbul dapat dihindari[6,19]. Reaksi (6) kemungkinan tidak akan terbentuk, karena laju arus listrik (DC power supply) akan

memacu proses elektrolisis. Akibatnya Al mendahului menempel pada elektroda dan

kemungkinan kecil laju kelarutan Al dalam larutan elektrolit (NaOH) dapat diturunkan. Oleh karena itu larutan elektrolit NaOH dapat menjadi alterntif kedua selain larutan

elektrolit HNO3[9,23-24]. Pada Gambar 3 diperlihatkan penggunaan beberapa elektrolit dengan masing-masing efektivitasnya[24].

Konsentrasi, mol

Gambar 3. Hubungan antara konsentrasi elektrolit (basa) terhadap harga efektivitas masing-masing elekrolit[26]

Gambar 3 dapat dijelaskan bahwa pemakaian jenis elektrolit menurut pustaka[26], hanya NaOH yang mempunyai efektifitas lebih baik dibanding dengan elektrolit KOH dan

LiOH, karena NaOH mampu melarutkan semua Al yang ada dalam PEB (UMo/Al). Untuk asam sulfat/H2SO4 tidak dikehendaki karena apabila terjadi kegagalan dalam proses

elektrolisis UMo/Al justru akan memperpanjang proses selanjutnya (ion exchange, elektrodialisis, dll), apabila dibanding dengan menggunakan elektrolit HNO3.

Apabila ditinjau dari segi ekonomi kemungkinan larutan HNO3 lebih mahal tetapi lebih efisien karena dapat di recycle (karena gas NO2 yang timbul mudah di-scrub menjadi

HNO3), sedangkan NaOH lebih murah, tetapi penanganan awal proses agak rumit.

Pemilihan Jenis Elektroda

Elektroda (katoda : Cu, C, Pt, Ti) berfungsi sebagai penangkap Al dan Mg yang

berada dalam PEB UMo/Al. Reakitivitas elektroda (katoda) untuk mengikat/menarik Al dan Mg tergantung dari standar elektroda masing-masing elektroda yang digunakan. Standar elektroda metal pada temperatur 25oC, seperti ditunjukkan dalam Tabel 2

(lampiran).

E

fe

ktivita

s,

µ

(8)

35

Pada teori yang dikatakan dalam hukum deret Volta’s menyatakan bahwa kekuatan unsur (elektroda) di sebelah kanan unsur H2 (Pt) akan semakin kuat menarik

unsur yang berada di sebelah kiri unsur H2. Jadi unsur H2 (Pt) sebagai elektroda dibandingkan unsur Cu kurang kuat (Au, EO= +1.50 V > Pd > Ag > Hg > C > H2/Pt, EO =

0,00 V). Dengan demikian dapat dikatakan unsur elektroda yang mempunyai kekuatan tertinggi yaitu Au (emas). Namun pada pemilihan jenis elektroda perlu dipertimbangkan

unsur yang akan dipungut, karena berkaitan dengan tingkat ekonomis. Oleh karena itu dipilih elektroda yang selektif terhadap material yang akan diikat dan biasanya elektroda semacam ini dipakai sebagai parameter dalam percobaan elektrolisis. Jadi pada keadaan

ini dipilih elektroda Pt, karena elektroda Pt sifatnya inert tidak larut dalam media asam maupun basa yang dipakai sebagai larutan elektrolit.

Parameter Dalam Pengkajian

Selain elektroda yang dipakai sebagai parameter, kondisi proses dipakai juga sebagai parameter mengikuti formula (1-4) yaitu voltage, temperatur proses, waktu

proses, jarak elektroda, bentuk fisik elektroda, konsentrasi elektrolit.

Penggunaan parameter voltage dan waktu proses sesuai dengan rumus (3) yang

menyatakan berat unsur yang diikat/menempel pada elektroda (katoda) berbanding lurus dengan voltage dan waktu proses. Hal itu dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi voltage

yang digunakan dan waktu proses semakin lama, hasil yang diperoleh semakin meningkat , demikian sebaliknya. Apabila voltage dinaikkan, maka pemakaian arus akan

semakin besar (rumus/formula 2) mengakibatkan hasil UMo yang diperoleh menurun, karena laju unsur Al yang menuju ke katoda menjadi lebih cepat, sehingga dimungkinkan unsur Al belum sempat menempel sudah terhamburkan dan bercampur dengan UMo

mengendap didasar larutan elektrolit. Oleh karena itu parameter voltage proses elektrolisis harus dicari yang paling baik, agar efisiensi hasil UMo yang diperoleh tinggi.

Parameter waktu proses elektrolisis, tentu tidak jauh berbeda dengan parameter voltage pada rumus (3), karena berbanding lurus juga dengan berat hasil yang diperoleh.

Hal itu tentu ada waktu maksimum yang harus diupayakan, agar proses elektrolisis menghasilkan UMo yang optimum dan menggunakan waktu yang tepat. Beberapa gafik

yang menggunakan parameter waktu proses elektrolisis yang menggambarkan terjadinya kenaikan dan penurunan tegangan, konduktivitas larutan elektrolit, konsentrasi elektrolit,

(9)

36

Waktu, jam Waktu, jam

(A) (B)

Waktu, jam Waktu, jam

(C) (D)

Gambar 4. Hubungan konduktivitas (A), penurunan tegangan (B), elektrolit (H2O) (C) dan keasaman elektrolit (pH) (D) terhadap waktu[27-28]

Penggunaan kedua parameter ini yaitu voltage dan waktu proses sesuai dengan

hukum Faraday yang menyatakan bahwa efisiensi arus yang terjadi pada proses

pelapisan Al menempel pada katoda sangat erat kaitannya dengan arus listrik yang mengalir dalam proses elektrolisis[17].

Parameter temperatur proses elektrolisis, yang disajikan pada rumus (4) yang menyatakan bahwa potensial eletroda bergantung kepada temperatur. Apabila temperatur dinaikkan, maka potensial akan semakin kuat, artinya Al dalam dispersi UMo/Al akan

cepat lepas dan segera (menempel) ditarik oleh elektroda. Namun, kenaikan temperatur tentu harus dipelajari/diperhatikan agar tidak menyamai temperatur didih larutan elektrolit

yang digunakan. Hal ini dikhawatirkan akibat temperatur tinggi pergerakan larutan elektrolit dapat merusak Al yang telah menempel pada elektroda lepas kembali, sehingga

proses elektrolisis gagal.

Parameter bentuk fisik elektroda, elektroda dapat berbentuk rod (silinder pejal),

(10)

37

Parameter jarak elektroda, semakin dekat elektroda antara anoda denga katoda akan semakin cepat proses elektrolisis berlangsung, artinya Al dari UMo/Al akan cepat

terlepas dan menempel pada elektroda yang dipilih (dikaji), karena terjadi saling tumbuk-menumbuk diantara Al-nya sendiri. Oleh karena itu jarak elektroda perlu dikaji agar

diperoleh jarak yang tepat, sehingga banyak Al yang menempel pada elektroda (anoda) artinya diperoleh hasil UMo yang banyak.

KESIMPULAN

Teknik elektrolisis yang digunakan pada kajian pemungutan serbuk UMo dari

gagalan PEB dispersi UMo/Al dapat dilakukan dengan cara memotong PEB hingga berukuran kecil kemudian dilarutkan dalam larutan elektrolit, selanjutnya dilakukan proses elektrolisis menggunakan elektroda. Parameter yang dipelajari diantaranya: voltage,

temperatur proses, waktu proses, jarak katoda, bentuk fisik elektroda, konsentrasi elektrolit. Waktu proses elektrolisis dilakukan sampai 1200 jam dengan variasi

konduktivitas, tegangan, H2O dan pH. Kesemuanya untuk mendukung proses elektrolisis dan diharapkan dapat diperoleh hasil UMo yang optimum dan dapat memberi informasi

pada proses yang sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Supardjo dan Ghaib Widodo, (2007) :”Kajian Pengaruh Bentuk Butir Serbuk UMo

Dalam Fabrikasi Bahan Bakar Dispersi UMo/Al Tipe Pelat”, Buletin Triwulan Daur

Bahan Bakar Nuklir,”URANIA”, PTBN-BATAN, Vol. 13 No. 4, hal. 147-154 Serpong

(2007), ISSN 0852-4777, Akreditasi No. : 71/Akred-LIPI/P2MB/5/2007

2. Supardjo dan Masrukan, (2007) :”Pembuatan dan Karakteristik Paduan UMo

Sebagai Kandidat Bahan Bakar Nuklir Tipe Dispersi”, Jurnal Teknologi Bahan Bakar Nuklir, PTBN-BATAN, Vol. 4 No. 2, hal. 48-57 Serpong (2007), ISSN 1907-2635,

Akreditasi No. : 82/Akred – LIPI/P2MBI/5/2007

3. M. Husna Al Hasa dan Asmedi, S. (1999) :”Karakterisasi Mekanik dan Struktur Mikro

UMo Sebagai Kandidat Bahan Bakar Reaktor Riset”, Prosiding Presentasi Ilmiah

Daur Bahan Bakar, Serpong 1999

4. PT. Batan Teknologi, (2005) :”Sertifikat Uji, Elemen Bakar Uji (EBU) U3Si2/Al Tingkat

Muat Uranium 4,5 dan 5,2 g/cm3, No. Dokumen BT021-F01-035, Serpong 2007

5. J. Figueroa, M.A. Williamson, M.A. Van Kleeck, R.J. Blaskovitz, T.A. Cruse, J.L. Willit, S. Chemerisov, and G.F. Vandegift, (2011) :”GTRI Progess in Developing

(11)

38

6. Suroto Ronodirdjo , (1988) :”Proses Ulang Bahan Bakar Bekas”, Diklat Teknologi

Industri Bahan Bakar Nuklir, PUSDIKLAT-PEBN- BATAN, Serpong 1988

7. PT. Batan Teknologi, (2005) :”Proses Olah Ulang Gagalan Produk (5F)”, BT.121

-A01-30306, Petunjuk Pelaksanaan , April 2005

8. Nukem, (1983) :”Basic and Detail Engineering Process Element Fabrication Plant for

BATAN”, Vol. 4 Nukem VT. No. 2.0080., Hanau, (1983).

9. Youjian Yang, Bingliang Gao, Zhaowen Wang, Zhongning Shi, Xianwei Hu, (2015) :”The Formation and Dissolution of Crust Upon Alumina Addition into Cryolite

Electrolyte”, The Journal Of The Minerals, Metals & Materials Society (TMS),

ISSN: 1047-4838 (Print) 1543-1851, 08 Jul 2015, China

10. Youjian Yang, Bingliang Gao, Zhaowen Wang, Zhongning Shi, Xianwei Hu, Jiangyu

Yu, (2014) :”Dispersion Caused by Carbon Dioxide During Secondary Alumina

Dissolution: A Lab-Scale Research”, Metallurgical and Materials Transactions B, June 2014, Volume 45, Issue 3, pp 1150-1156

11. Y. Yang, B. Gao, X. Hu, Z. Wang, andZ. Shi, (2014) :”Influence of LOI on Alumina

Dissolution in Molten Aluminum Electrolyte”, Molten Salts Chemistry and

Technology, DOI: 10.1002/-9781118448847.china. 1h, 11 May 2014

12. Schulz, W.W.,(1962) :”Preprocessing Uranium–Molybdenum Alloy Fuels-Dissolution

in Concentrated Nitric Acid”, HW-64432, UC-10, Chemistry-Separation Processes for Plutonium and Uranium (TID-4500, 15th Ed), Hanford Atomic Products Operation

Richlad, Washington, copy rate (1962)

13. Buchholz, B.A. and Vandegift, G.F, (1965) :”Processing of LEU Targets for Mo-99 Production–Dissolution of U3Si2 Targets By alkaline Hydrogen Peroxide”, International Meeting on RERTR, Prancis, 18-21 September (1995)

14. Ghaib Widodo, (2010) :”Kajian Pemungutan Uranium dari Gagalan Kandidat Bahan

Bakar UMo-Al Tipe Pelat”, Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia, Seminar Nasional XIII, ISSN : 0854-4778, Akta No. : 24/15/IV/1993, Jogjakarta, 15 Juli 2010

15. www.ajmenrivo.com.au. :”Separation and Recovery of Molybdenum Value From Uranium Process Waste”, United State Patent 4584184

16. Anonim :”Method of Separating Molybdenum From Uranium”, United Statet Patent 4407781

17. Lounis, A., Setti, L., Djennane, A., and Melikehi, R. (2007) :”Separation of

Molybdenum-Uranium by a Process Combining Ion Exchange Resin and

Membrane”, Journal of Applied Sciences 7 (14), ISSN 1812-5654, Algeria (2007)

18. L.E. Seran, (2012) :”Hukum Faraday”, Universitas Negeri Malang, MIPA, wanibesak-

(12)

39

19. G. Svehla, (1985) :”Texbook of macro and semimicro qualitative inorganic analysis”,

Vogel’s, Library of Congess Cataloging in Publication Data, New York 1985

20. Ghaib Widodo dan Prayitno, (2006) :”Pemungutan Serbuk U3Si2 Dari Gagalan

Produksi PEB Dispersi berisi U3Si2-Al Secara Elektrolisis Menggunakan Elektroda

Tembaga”, Jurnal Teknologi Bahan Nuklir, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir

-Batan, ISSN 1907-2635, Vol. 2 No. 2 Juni 2006

21. Ghaib Widodo dan Supardjo, (2007) :”Pemungutan Serbuk U3Si2 Dari PEB Dispersi

berisi U3Si2-Al Secara Elektrolisis Dengan Menggunakan Elektroda Selektif”, Urania Buletin Daur Bahan Nuklir, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-Batan, ISSN

0852-4777, Akreditasi No. : 71/Akred-LIPI/P2MB/5/2007, Vol. 13 No. 4, Oktober 2007

22. Kaveh Mazloomi, Nasri b. Sulaiman, Hossein Moayedi, (2012) :”An Investigation Into

The Electrical Impedance Of Water Electrolysis Cells-With A View To Saving

Energy”, Int. J. Electrochem. Sci., 7 (2012) 3466 – 3481, Malaysia, Iran

23. A. Holda, Z. Kolenda, (2014) :”Mathematical Models Validation Of Aluminium Electrolysis Process Using Exergy Method”, Int. J. of Exergy, Vol. 15, No. 3, 2014,

ISSN: 1742-8297, Switzerland

24. G. Goupil, S. Helle, B. Davis, D. Guay, L. Roué, (2013) :”Anodic behavior of

mechanically alloyed Cu–Ni–Fe and Cu–Ni–Fe–O electrodes for aluminum electrolysis in low-temperature KF-AlF3 electrolyte”, Electrochimica Acta, Volume

112, Canada, 1 December 2013, Pages 176–182

25. Laurent Cassayre, Patrice Palau, Pierre Chamelot, and Laurent Massot, (2010)

:”Properties of Low-Temperature Melting Electrolytes for the Aluminum Electrolysis

Process”, DOI: 10.1021/-je100214x, J. Chem. Eng. Data, France, October 1,

2010, 55 (11), pp 4549–4560

26. Rong Xu, Alfonso Berduque, Zongli Dou, (2009) :”Further Electrolyte Development

For High Temperature Aluminium Electrolytic Capacitors”, Electrolytic Innovation

Centre BHC Components Ltd (KEMET), Conference, Jacksonville, FL, USA, April 2009, pp. 83-94

27. Y. Yang, B. Gao, X. Hu, Z. Wang, andZ. Shi, (2014) :”Influence of LOI on Alumina

Dissolution in Molten Aluminum Electrolyte”, Molten Salts Chemistry and

Technology, DOI: 10.1002/-9781118448847.china. 1h, 11 May 2014

28. Rebecca Jayne Thorne, Camilla Sommerseth, Arne Petter Ratvik, Stein Rørvik, Espen Sandnes, Lorentz Petter Lossius, Hogne Linga, and Ann Mari Svensson,

(2015) :”Bubahan bakarle Evolution and Anoda Surface Properties in Aluminium

Electrolysis”, Journal of The Electrochemical Society, May 12, 2015.

(13)

40

Lampiran 1.

Standar Uji Kualitas IEB dan PEB Sebagai Bahan Bakar [4,20-21]

No. Parameter Uji Angka Uji Yang Diterima

IEB PEB

10 Pemeriksaan kontaminasi permukaan - < 0,37 Bq/cm2 11 Pemeriksaan ketebalan kelongsong - 0,38- 0,08+ 0,05 mm

Potensial Standar Elektroda Metal Pada Temperatur 25oC[19]

Gambar

Gambar 1.  Meat UMo/Al dan kelongsong AlMg2[5]
Gambar 2.  Foto percobaan elektrolisis dari gagalan PEB UMo/Al[18]
Gambar 3. Hubungan antara konsentrasi elektrolit (basa) terhadap [26]
Gambar 4. Hubungan konduktivitas (A), penurunan tegangan (B), elektrolit (H2O) [27-28]

Referensi

Dokumen terkait

Konflik perbatasan pemerintahan daerah / wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan Kota Samarinda muncul sebagai akibat dari adanya perubahan batas yang dilakukan

Hal yang terlihat sangat berbeda adalah pada komponen kadar sari terlarut dalam air yaitu 29,97% yang sangat tinggi diper- oleh pada daun encok hasil kultur in vitro

Menetapkan batas angka acak atau bilangan random menggunakan n random menggunakan pecahan desimal yang dimulai dari 0,0000.. Simulasi Monte Carlo sampai pasien ke-150.. c)

Dari hasil analisis ANOVA, juga dapat disimpulkan bahwa kompleksitas struktur produk tidak berpengaruh terhadap makespan minimum, kesimpulan tersebut diperkuat dengan

Peningkatan lama waktu pendarahan bahan uji yaitu senyawa metil 2- asetoksibenzoat menyerupai peningkatan waktu pendarahan dengan kontrol positif atau asam

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian asam alfa lipoat (ALA) terhadap gambaran histopatologi pulau Langerhans pankreas tikus yang diinduksi diabetes

Kementerian Pendidikan telah diberikan misi oleh Kerajaan supaya melaksanakan Polisi Pengajaran dan Pembelajaran Sains dan Matematik dalam bahasa Inggeris (PPSMI), iaitu Pengajaran

8 Hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran bercerita dapat meningkatkan percaya diri anak pada aspek anak berani bertanya, anak berani menjawab