• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN ANAK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN ANAK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

i

ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN

DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN ANAK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

OLEH :

NAIM MUNAWAROH NIM : 010214A055

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Artikel skripsi dengan judul ”Hubungan Antara Motivasi Perawat Dengan Pelaksanaan Discharge Planning Pada Pasien Anak di RSUD Tugurejo Semarang” yang disusun oleh ;

Nama : Naim Munawaroh

NIM : 010214A055

Program Studi : S1 Keperawatan Transfer

Telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Keperawatan

Ungaran, Februari 2016 Pembimbing Utama

(Priyanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.K.MB) NIDN. 0625047601

(3)

Hubungan Antara Motivasi Perawat Dengan Pelaksanaan Discharge Planning

Pada Pasien Anak di Rsud Tugurejo Semarang 1

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN

DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN ANAK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Naim Munawaroh*) Priyanto**) Abdul Wakhid***)

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Discharge planning atau rencana pemulangan pasien adalah proses interdisiplin terkoordinasi yang memastikan bahwa semua pasien mempunyai rencana untuk melanjutkan perawatan setelah meninggalkan rumah sakit. Di dalam pelaksanaan discharge planning

dibutuhkan motivasi dari perawat sebagai ujung tombak pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit. Motivasi adalah dorongan psikologis untuk melakukan perilaku tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara motivasi perawat dengan pelaksanaan discharge planning pada pasien anak di RSUD Tugurejo Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah perawat, metode pengambilan sampel dengan total sampling sejumlah 45 responden. Alat yang digunakan untuk penelitian adalah kuisioner tentang motivasi dan pelaksanaan discharge planning. Uji statistik menggunakan korelasi Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak (48,9%) responden memiliki motivasi tinggi dan sebanyak (51,1%) responden memiliki motivasi rendah. Pelaksanaan discharge planning

sesuai SOP sebanyak (33,3%) dan pelaksanaan discharge planning tidak sesuai SOP sebanyak (66,7%). Ada hubungan yang signifikan antara motivasi perawat dengan pelaksanaan discharge planning pada pasien anak di RSUD Tugurejo Semarang (p = 0,045).

Saran untuk perawat agar meningkatkan motivasi dalam memberikan discharge planning kepada pasien sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien setelah pulang dari rumah sakit.

Kata kunci : Motivasi Perawat, Perawat, Discharge Planning Kepustakaan : 20 pustaka (2004-2015)

(4)

ABSTRACT

Discharge planning is a coordinated interdisciplinary process which ensures that all patients have a plan to continue treatment after leaving hospital. In the implementation of discharge planning, the motivation by the nurses is needed as they are the spearhead of health care providers at the hospital. Motivation is a psychological drive to conduct certain behaviors. This study aims to analyze the correlation between nurse’s motivation and the implementation of discharge planning in pediatric patients at RSUD Tugurejo Semarang.

This was a descriptive-correlative study correlation with cross sectional approach. The data sampling in this study used total sampling technique as many as 45 respondents. The data instrument in this study used questionnaires about the nurse’s motivation and the implementation of discharge planning. The Statistical analysis used Chi –Square test.

The results of this study indicate that there are 51,1% of respondents have high motivation and 48,9% of respondents have low motivation. The implementation of discharge planning which comply with SOP (Standar Operasional Procedur) as many as 66,7% and which do not comply with SOP (Standar Operasional Procedur) as many as 33,3%. There is a tpediatric patients at RSUD Tugurejo Semarang with p value of 0.045.

The nurses are expected to improve their motivation in giving the discharge planning

for the patientst to improve the life quality of patients after discharging from the hospital. Keywords : Nurse’s motivation, Nurse, Discharge planning

Bibliographies : 20 (2004-2015)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Perawat merupakan sumber daya terbesar di rumah sakit, karena jumlahnya dominan yaitu lebih dari 50 %, serta profesi yang memberikan pelayanan yang terus menerus dan berkesinambungan selama 24 jam kepada pasien. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kualitas pelayanan di rumah sakit. Salah satu komponen yang termasuk dalam pelayanan keperawatan adalah perencanaan pemulangan pasien atau sering disebut dengan discharge planning. Perawat sebagai bagian dari pemberi pelayanan kepada pasien harus bisa melaksanakan discharge planning

(Perry & Potter, 2006).

Discharge planning dilakukan

sejak pasien diterima di suatu unit pelayanan kesehatan di rumah sakit dan

bertujuan untuk meningkatkan kemajuan pasien membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup yang optimal sebelum di pulangkan. Discharge planning secara signifikan dapat mengurangi kunjungan ulang pasien ke rumah sakit (Philip, dkk, 2004). Pelaksanaan discharge planning

tersebut harus didokumentasikan di catatan rekam medis pasien sesuai dengan

PERMENKES No

269/MENKES/PER/11/2008 tentang Rekam Medis (Medical Record).

Pelaksanaan discharge planning

dibutuhkan motivasi dari perawat. Motivasi merupakan dorongan psikologis untuk melakukan perilaku tertentu (Asmuni, 2013). Motivasi adalah salah satu faktor yang menentukan hasil kerja, seseorang yang termotivasi dalam bekerja akan sekuat tenaga untuk mewujudkan dan menyelesaikan tugasnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Pribadi tahun 2009 di RSUD Kelet Jepara

(5)

Hubungan Antara Motivasi Perawat Dengan Pelaksanaan Discharge Planning

Pada Pasien Anak di Rsud Tugurejo Semarang 3

tentang analisis hubungan faktor pengetahuan, motivasi dan persepsi perawat tentang supervisi kepala ruangan dengan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan didapatkan ada hubungan antara motivasi perawat dengan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan (p value = 0,0001) jadi salah satu faktor yang mempengaruhi pendokumentasian adalah motivasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Herniyatun, dkk (2009) tentang efektivitas program discharge planning terhadap tingkat kepuasan pasien di RSUD Kebumen menyatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang terhadap kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan. Ini berarti bahwa salah satu indikator kepuasan pasien adalah adanya discharge planning yang diberikan oleh perawat.

Penelusuran yang dilakukan terhadap data rekam medis pasien di RSUD Tugurejo Semarang pada tahun 2014 didapatkan pasien anak yang dirawat inap dengan kasus bronchopneumonia sebanyak 426 anak, 20 anak diantaranya mengalami kekambuhan dan harus menjalani rawat ulang 2-3 kali dengan kasus yang sama yaitu bronchopneuonia. Kekambuhan berulang masalah yang dialami oleh pasien seharusnya bisa diminimalkan.

Standar Operasional Prosedur (SPO) tentang rencana pemulangan pasien di RSUD Tugurejo Semarang sudah diatur dalam SK Direktur RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah Nomor : 445.61/525/2013. Dalam SOP tersebut menyatakan yang bertanggungjawab terhadap program discharge planning

pasien adalah PPJP (Perawat Penanggung Jawab Pasien) dan kepala ruang akan tetapi dalam pelaksanaannya program discharge planning dilakukan oleh semua perawat yang saat pertama kali menerima pasien baru masuk di ruang Melati tersebut baik

Katim (Ketua Tim), PPJP, maupun perawat pelaksana.

Wawancara dengan perawat ruang melati RSUD Tugurejo menyatakan bahwa discharge planning pada pasien anak di ruang Melati kebanyakan dilakukan hanya untuk kelengkapan administratif resume pulang pasien. Pemberian informasi hanya berkisar tentang informasi waktu kontrol, cara minum obat. Informasi ini diberikan dengan sangat terbatas kepada keluarga pasien saat akan pulang, bukan dikemas dalam format pendidikan kesehatan yang memadai. Perawat menganggap pengisian lembar discharge planning merupakan rutinitas yang biasa dilakukan sehari-hari yang tidak akan di evaluasi oleh pimpinan atau supervisi sehingga tampak sekali iklim motivasi perawat baik dari dalam diri perawat maupun dari lingkungan kerja dalam pelaksanaan discharge planning

sangat kurang, padahal seharusnya di tengah beban kerja perawat yang semakin besar membutuhkan motivasi yang besar pula dari lingkungan kerja perawat.

Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul hubungan antara motivasi perawat dengan pelaksanaan

discharge planning pada pasien anak di RSUD Tugurejo Semarang.

Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara motivasi perawat dengan pelaksanaan discharge planning pada pasien anak di RSUD Tugurejo Semarang?.

Tujuan Penelitian

Menganalisis hubungan antara motivasi perawat dengan pelaksanaan discharge planning pada pasien anak di RSUD Tugurejo Semarang.

Manfaat Penelitian

Bagi perawat sebagai pedoman dalam pemberian discharge planning pada

(6)

pasien anak sehingga kualitas hidup meningkat dan mencegah kekambuhan.

METODOLOGI

Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional dan menggunakan pendekatan cross sectional.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Ruang rawat inap anak di RSUD Tugurejo Semarang pada tanggal23-26 Januari 2016.

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di ruang anak RSUD Tugurejo Semarang

Sampel

Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu berjumlah 45 sampel.

Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan instrument kuisioner yaitu kuisioner motivasi perawat dan kuisioner pelaksanaan discharge planning pada pasien anak.

Analisa Data

Untuk mengetahui gambaran masing-masing variabel menggunakan analisa univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent terhadap variabel dependent menggunakan analisa bivariat menggunakan uji korelasi

chi square. Taraf signifikasi (α ) sebesar 5

%.

HASIL PENELITIAN

Gambaran Motivasi Perawat Untuk Melaksanakan Discharge Planning di RSUD Tugurejo Semarang

Tabel 1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan motivasi perawat untuk melaksanakan discharge planning di RSUD Tugurejo Semarang, Januari 2016 Tingkatan Frekuensi (f) Prosentase (%) Tinggi 22 48.9 Rendah 23 51.1 Total 45 100.0

Tabel 2 Distribusi frekuensi responden

berdasarkan pelaksanaan

discharge planning pasien anak di RSUD Tugurejo Semarang, Januari 2016 Tingkatan Frekuensi (f) Prosentase (%) Sesuai SOP 15 33.3 Tidak sesuai SOP 30 66.7 Total 45 100.0 Tabel 3

Hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan discharge planning pada

pasien anak di RSUD Tugurejo

Semarang, Januari 2016 Motivasi perawat Discharge Planning Sesuai SOP Tidak sesuai SOP Total x2 p-value F % F % F % 5,380 0,045 Tinggi 11 50 11 50 22 100 Rendah 4 26,7 19 63,3 23 100 Total 15 48,9 30 51,1 45 100 PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada motivasi perawat anak RSUD Tugurejo didapatkan responden yang mempunyai motivasi tinggi sebanyak 22 responden dengan persentase 48,9%, dan responden yang

(7)

Hubungan Antara Motivasi Perawat Dengan Pelaksanaan Discharge Planning

Pada Pasien Anak di Rsud Tugurejo Semarang 5

mempunyai motivasi rendah sebanyak 23 responden dengan persentase 51,1 %.

Motivasi yang ada pada perawat dalam bekerja merupakan dorongan psikologis untuk melakukan perilaku tertentu (Asmuni, 2013), dalam hal ini tentunya melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Motivasi perawat dalam bekerja tentunya sangat dipengaruhi oleh dirinya sendiri maupun dari lingkungan termasuk salah satunya dari pimpinan atau dari supervisi.

Dari 45 orang perawat yang menjadi responden penelitian 58 % sebagai pegawai kontrak dan 42 % sebagai pegawai negeri, dengan tingkat pendidikan D3 keperawatan sebanyak 31 % dan sarjana keperawatan sebanyak 69 %. Berdasarkan karakteristik responden yang mempunyai tingkat pendidikan sarjana keperawatan kebanyakan adalah pegawai kontrak rumah sakit tentunya dalam hal penggajian dan pemberian insentiv tampak berbeda, hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi motivasi perawat dalam bekerja. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suarli dan Bahtiar (2012) tentang teori motivasi pada teori harapan bahwa cara bertindak dan berprilaku seseorang ditentukan oleh harapan yang ingin dicapai.

Motivasi rendah pada perawat tentunya menjadi hal yang harus diperhatikan oleh pihak institusi untuk memberikan motivasi kepada perawat yang bekerja. Hal yang bisa dilakukan adalah mengkaji mengapa motivasi perawat yang rendah persentasenya lebih tinggi daripada motivasi tinggi dilihat dari berbagai faktor misalya beban kerja. Sehingga bisa meghadirkan motivasi perawat yang baik yang akan berdampak positif pula bagi pelayanan keperawatan pada pasien anak.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada pelaksanaan

discharge planning pada pasien anak di RSUD Tugurejo Semarang didapatkan hasil dari 15 responden sebanyak 33,3 %

melaksanakan discharge planning sesuai dengan SOP dan 30 responden sebanyak 66,7 % melaksanakan discharge planning

tidak sesuai SOP. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perawat yang melaksanakan discharge planning sesuai lebih sedikit daripada yang tidak sesuai SOP.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi perawat dengan pelaksanaan discharge planning pada pasien anak di RSUD Tugurejo Semarang. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai korelasi = 5,380 dengan p-value =0,045 yang artinya p-value < 0,05 sehingga Ho ditolak.

Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam pengumpulan data peneliti tidak menunggui secara langsung proses pengisian kuisioner oleh responden.

KESIMPULAN

Sebagian besar responden memiliki motivasi yang rendah yaitu sebanyak 23 dengan prosentase sekitar 51,1 % diikuti oleh 22 responden yang memiliki motivasi tinggi dengan prosentase sekitar 48,9 %. Sedangkan responden pelaksanaan

discharge planning sebagia besar

responden yaitu 15 orang melaksanakan

discharge planning sesuai SOP dengan presentase 33,3 % dan 30 responden melaksanakan discharge planning tidak sesuai SOP dengan presentase 66,7 %.

Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang siknifikan antara motivasi perawat dengan pelaksanaan discharge planning pada pasien anak di RSUD Tugurejo Semarang (p-value 0,045>0,05).

SARAN

Bagi pihak Rumah sakit dapat mensosialisasikan kepada seluruh staf keperawatan terkait hasil penelitian agar

(8)

dapat digunakan sebagai dasar dalam meningkatkan motivasi perawat dalam pelaksanaan discharge planning pada pasien anak. Pihak rumah sakit bisa memberikan reinforcement kepada perawat yang berprestasi atau sebaliknya memberikan punishment kepada perawat yang tidak bekerja sesuai prosedur.

Bagi perawat sebagai responden bisa meningkatkan motivasi dalam pelaksanaan discharge planning pasien anak dengan cara banyak membaca, banyak belajar atau bertukar pengalaman dengan sesama teman perawat atau bisa juga dengan berprestasi sehingga bisa mendapat reinforcement dari rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Almborg. HA, Ulander K dan Thulin A. 2010. Discharge After Stroke Important factor for Health Related Quality of Life. Jurnal of Clinical Nursing.

Asmuji. 2013. Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Discharge Planning Assotiation. 2008.

Discharge Planning di http : www. discharge Planning. org. au/index. htm. Diunduh pada 28 November 2015.

Doenges EM, Moorhause MF, dan Murr AC. 2007. Nursing Diagnosis Manual: Planning, Individualizing and Documenting Client Care. Edition two. FA. Davis:Company Philadelphia.

Herniyatun, dkk . 2009. Efektifitas

Program Discharge Planning

Terhadap Tingkat Kepuasan

Pasien di RSUD Kabupaten

Kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan

Keperawatan. Jurusan

Keperawatan. Stikes

Muhammadiyah Gombong.

Kozier,B. 2006. Fundamental of Nursing Concept Process and Practice. 1st. volume 6 th Edition. New Jersey: Pearsan Identice hall

Lestari, Titik. 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi, Penelitian Ilmu, Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Perry A G dan Potter PA. 2006. Clinical Nursing Skill & Technique, 6 th edition. Missouri : Mosby Inc. Philips CO, dkk. 2004. Comprehensive

Discharge Planning With Post Discharge Support for Older Patients Congestive Heart Failure : Meta analysis . NHS. National Institute for Health Research. Pratiknya, Ahmad Watik. 2013.

Dasar-Dasar Metodologi Penelitian

Kedokteran & Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Pribadi, Agung. 2009. Analisis hubungan factor pengetahuan, motivasi dan persepsi perawat tentang supervisi

kepada ruangan terhadap

pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat inap

RSUD Kelet Jepara

http://eprints.undip.ac.id/16228/1/

Agung Pribadi.pdf diperoleh

Nopember 2015.

Rahmi, Upik. 2011. “Pengaruh Discharge Planning Terstruktur Terhadap -Kualitas Hidup Pasien Stroke Iskemik di RSUD AL-Ihsan dan RS

(9)

Hubungan Antara Motivasi Perawat Dengan Pelaksanaan Discharge Planning

Pada Pasien Anak di Rsud Tugurejo Semarang 7

Keperawatan Universitas Indonesia.

Rugaya. 2006. Hubungan variabel tingkat pendidikan, sikap, motivasi, imbalan dan supervisi dengan kinerja perawat pelaksana dalam

pendokumentasian Asuhan

Keperawatan di ruang rawat inap

RSUD Dr. Chasan Baesoirie

Ternate.

Sitorus, Ratna dan Rumondang Panjaitan. 2011. Manajemen Keperawatan : Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta Sagung Seto.

RSUD Tugurejo Semarang. 2013. Standar Operasional Prosedur Discharge Planning.

Suarli dan Yanyan Bahtiar. 2014.

Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta : Erlangga Medikal Servis.

Sujarweni, V Wiratna. 2014. Metodologi

Penelitian Keperawatan.

Yogyakarta : Gava Media

Triyanto, Endang dan Ridwan Kamaludin. 2008. Gambaran Motivasi Perawat Dalam Melakukan Dokumentasi Keperawatan.

Wibowo. 2010.Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penetitian mengenai berapa besar permintaan akan pelayanan angkutan umum dan jumlah armada

Perilaku Netral Perilaku Buruk (deliberate) (accidental) (deliberate) Selalu log-off saat komputer tidak sedang digunakan Berbagi nama pengguna dan password Meng-hack

collaborative learning, 2) nilai-nilai karakter peduli dan semangat maju bersama atau caring community. Learning community juga membangun kreativitas bagaimana guru

2 di media sosial Facebook pada Pilpres 2014 secara tidak langsung merepresentasikan kondisi Indonesia dalam perspektif Facebook Jokowi yang terdapat dalam sebuah

PT Samsung Electronics Indonesia membentuk satu divisi lagi dengan nama PT Graha Service Indonesia ( Samsung Service Center ) yang merupakan salah satu perusahaan dari

lain yang terdapat dalam moodle adalah: [1] assignment yang digunakan untuk memberikan tugas dari guru kepada siswa secara online, sehingga siswa dapat mengakses

Keadaan bentuk muka bumi yang berbukit – bukau akan menghasilkan cerun - cerun semulajadi. Cerun semulajadi adalah stabil dan kurang mengalami risiko kegagalan. Namun,

Sehingga pada penelitian ini penurunan kadar MDA yang terjadi pada kelompok II, III, dan IV belum dapat dikatakan sebagai akibat pemberian ekstrak herba thymi karena penurunan kadar