• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY."S" MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA NY."S" MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY."S" MASA HAMIL,

BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA

BERENCANA DI UPT PUSKESMAS BANGSAL

KABUPATEN MOJOKERTO

FETRINA YANA FEBRIANTI NIM. 1311010016

Subject : Kehamilan, Persalinan, Nifas, Neonatus, Keluarga Berencana

DESCRIPTION

Angka kematian maternal dan angka kematian perinatal di dunia masih cukup tinggi. Secara umum kehamilan berlangsung dengan normal dan aman, namun sebagian besar terdapat ibu yang menderita komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan juga mempengaruhi kesejahteraan bayi yang mengancam jiwa ibu serta mempengaruhi kesejahteraan bayi yang dilahirkan. Tujuan studi kasus ini adalah menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, KB dan bayi baru lahir sesuai dengan standar asuhan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP dengan pendekatan managemen kebidanan.

Studi kasus di lakukan di wilayah puskesmas Bangsal, Desa Ngrowo, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, subyek studi kasus adalah Ny.”S” usia 33 tahun. Proses manajemen kebidanan diselesaikan melalui 5 langkah SOAP, yaitu pengkajian, merumuskan diagnosa, menyusun rencana asuhan secara menyeluruh, implementasi dan mengevaluasi.

Pemberian asuhan kehamilan pada Ny.”S” dari hasil pemeriksaan ditemukan kesenjangan yaitu ibu mempunyai riwayat abortus namun pada proses persalinan berjalan secara normal dan fisiologis. Asuhan persalinan berlangsung fisiologis tanpa adanya penyulit. Asuhan pada nifas menunjukkan hasil pemeriksaan bahwa Ny.“S” tidak ada penyulit dan masa nifas berjalan secara fisiologis. Asuhan neonatus menunjukan hasil pemeriksaan bayi tidak mengalami ikterus, kondisi bayi baik dan normal. Pada kunjungan keluarga berencana ibu menggunakan KB suntik 3 bulan.

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan, ibu hamil seharusnya dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar apabila terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera diatasi dan melakukan konsultasi tentang kehamilan, persalinan, neonatus, nifas dan KB.

(2)

ABSTRACT

Maternal mortality and perinatal mortality rate in the world is still quite high. Generally pregnancy lasts normally and safely, but most of them there are mothers who suffer from life-threatening complication that can affect the welfare of the mother and also the baby. The purpose of this case study was to comprehensively implement midwifery care to the mother from pregnancy, parturition, postpartum, and neonatal in accordance with the standard of care by using SOAP documentation with midwifery management approach.

The case study was conducted in the Puskesmas Bangsal, Ngrowo, Bangsal, Mojokerto, the subject of the case study was Mrs. "S" age of 33 years. Midwifery management process completed through the five steps of SOAP, namely the assessment, formulate a diagnosis, plan of, comprehensive care, implementation and evaluation.

Antenatal Care on Mrs."S" from the results of the examination found a gap that the mother has a history of abortion but in the parturition process was running normally and physiologically. Intranatal Care was running normally and physiologically. Postnatal Care showed results that Mrs."S" had no complication and it was running physiologically. Neonatal care showed the results of infant jaundice, the baby's condition was good and normal. On family planning visit mothers using 3 monthly contraceptive injection.

Based on the results of midwifery care that is done, pregnant mothers should do routine checkups at health personnel so that if there are complications in pregnancy it can be immediately overcome and do consultation about

pregnancy, parturition, neonatal, postpartum and family planning.

Keywords: midwifery care of pregnant mother, parturition, post-partum, neonatal family planing.

Contributor :1. Ika Yuni Susanti, MPH

2. Dyah Permata Sari, MM Date : 08 Mei 2016

Type Material : Laporan Penelitian Identifier :

Right : Open Document Summary :

LATAR BELAKANG

Kematian ibu menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Penyebab terbesar kematian ibu masih tetap sama yaitu perdarahan dan partus lama (Kemenkes RI, 2014). Kematian bayi dari jumlah penduduk yang meninggal mencapai usia sebelum 1 tahun. Penyebab kematian bayi antara lain diphteri dan campak. Kepesertaan KB menurut penggunaan metode kontrasepsi menunjukkan bahwa sebagian besar peserta KB memilih untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek melalui suntikan (Profil Kesehatan Indonesia, 2012)

(3)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014). Capaian Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Timur tahun 2012 sebesar 102 per 100.000 kh (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2013). AKI di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 tercatat sebanyak 22 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2014).

Capaian AKB di Tahun 2012 yaitu target MDGs di tahun 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Estimasi AKB telah mencapai 28,31 per 1.000 kh (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2013). AKB di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 tercatat sebanyak 129 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2014).

Capaian cakupan K1 di Indonesia tahun 2014 mencapai 94,99% (Profil Kesehatan Indonesia, 2014). Capaian cakupan K1 di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 mencapai 95,07% (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012 memiliki cakupan pelayanan ibu hamil K1 sebesar 89,23% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2013). Capaian cakupan K4 di Indonesia tahun 2014 86,70% (Profil Kesehatan Indonesia , 2014). Capaian cakupan K4 di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 mencapai 87,36% (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Cakupan K4 di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 mncapai 81,44% (Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2014). Capaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia tahun 2014 mencapai 88,68% (Profil Kesehatan Indonesia, 2014). Capaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Jawa Timur tahun 2013 mencapai 97,53% (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 mencapai 87,99% (Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2014). Cakupan kunjungan nifas di Indonesia tahun 2014 mencapai 86,41% (Profil Kesehatan Indonesia , 2014). Cakupan pelayanan nifas untuk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 adalah 87,49% (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2013). Cakupan capaian kunjungan nifas di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 mencapai 85,50% (Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2014).

Pelayanan antenatal apabila seorang ibu hamil datang langsung untuk bersalin di tenaga kesehatan tanpa adanya riwayat pelayanan antenatal sebelumnya, maka faktor resiko dan kemungkinan komplikasi saat persalinan akan lebih sulit diantisipasi. Semakin lebar jarak persalinan dengan kunjungan nifas, maka resiko terjadinya kematian ibu semakin besar. (Kemenkes RI, 2014).

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan program terobosan Kementerian Kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat tentang kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat tentang kesehatan ibu sebagai upaya untuk menurunkan kematian ibu (Factsheet Ditjen Bina Kesehatan Ibu). Setiap kehamilan yang mendapat buku KIA dan membuat perencanaan persalinan dituliskan pada lembar tersebut (Riskesdas, 2013).

(4)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan SOAP yaitu S (Subjektive) menggambarkan hasil pendokumentasian anamnesis, O (Objektive) menggambarkan

pendokukmentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I varney, A (Assesment) menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dari interpretasi data objektif dalam identifikasi yang meliput Diagnosa atau masalah , Antisipasi diagnosa atau masalah potensial, Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi, kolaborasi atau rujukan sebagai langkah II, III, IV varney dan P (Planning) menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi berdasarkan asuhan yang diberikan

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

Asuhan Kebidanan Antenatal Care (ANC) pada Ny." S" GIIIP1011 mulai

dari kunjungan pertama sampai kunjungan ke tiga melalui pengumpulan data yaitu ibu mengeluh sering buang air kecil, nyeri pinggang, dan kaki oedem. Menurut teori Kusmiati (2009), mengatakan bahwa sering buang air kecil terjadi karena tekanan uterus pada kandung kemih dan keadaan tersebut merupakan keaadaan yang fisiologis pada wanita hamil pada umumnya. Pada teori Kusmiati (2009), disebutkan juga bahwa nyeri pinggang dikarenakan oleh tekanan dari uterus pada ligamentum. Edema pada mata kaki di akhir kehamilan merupakan hal yang sering terjadi dan keadaaan ini biasanya hilang di malam hari dan tidak signifikan pada ibu yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah dan proteinuria (Fraser, 2009). Pada riwayat menstruasi teratur tidak ada gangguan HPHT 29 Mei 2015 dan tafsiran persalinan yaitu 06 Maret 2016. Riwayat obstetri yang lalu ibu pernah mengalami abortus pada kehamilan kedua saat usia 3 bulan dikarenakan ibu jatuh (kepleset) dan akhirnya di bawa ke Rumah Sakit, dokter menjelaskan bahwa janin tidak bisa dipertahankan sehingga harus dilakukan kuret.

Pada hasil pemeriksaan selama hamil kunjungan pertama tekanan darah ibu adalah 110/80 mmHg, nadi: 82x/menit, suhu: 36,60C, pernafasan: 20x/menit. Pada kunjungan ke dua 100/80 mmHg, nadi: 84x/menit, suhu: 36,70C, pernafasan: 20x/menit. Sedangkan kunjungan ke tiga tekanan darah ibu adalah 110/70 mmHg, nadi: 82x/menit , suhu: 36,70C , pernafasan: 18x/menit. Nadi dan suhu di atas normal menunjukkan adanya infeksi. Tekanan darah yang meningkat menunjukkan adanya hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia) dan harus mendapatkan tindakan untuk mencegah terjadinya eklamsia (Kamariyah, 2014).

Leopold I : TFU : 33 cm setinggi processus xipodeous, teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong). Leopold II : Sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas). Sebelah kanan teraba keras, panjang seperti papan (punggung), puka. Leopold III : teraba bulat, keras, melenting (kepala) (sudah masuk PAP).Leopold IV : sudah masuk PAP 4/5 bagian, Ʉ. DJJ : 142 x/menit. Tafsiran Berat Janin : (TFU-11) x 155 = (33-11) x 155 = 3410 gram. TFU sesuai dengan usia kehamilan. TBJ sesuai dengan usia

(5)

kehamilan dapat di peroleh dari TFU, jika kepala belum masuk PAP dengan rumus (TFU-12) x 155 sedangkan jika sudah masuk PAP (TFU-11) x 155 (Rukiah, 2013).

Pengkajian asuhan kebidanan pada Ny."S" sejalan antara fakta dan teori bahwa ditemukan keluhan utama yang meliputi sering buang air kecil, nyeri pinggang, dan kaki oedem merupakan hal fisiologis yang sering terjadi pada ibu hamil trimester III. Dan pada Ny."S" penulis menganalisa yaitu GIIIP1011,

multigravida, UK 39 minggu, hidup, tunggal, letak kepala, intrauterine, kesan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik.

Kuret merupakan alternatif yang dilakukan oleh tindakan medis untuk membersihkan rahim dari sisa-sisa proses kehamilan. Rahim yang masih ada sisa-sisa dari proses kehamilan sangat rentan jika rahim tersebut terdapat kehamilan kembali. Sisa-sisa tersebut bisa mempengaruhi kehamilan yang terjadi saat ini. Bisa saja sisa dari proses kehamilan tersebut bisa menyebabkan gangguan janin, rahim bermasalah dan menyebabkan keguguran kembali.

Ny “S” datang ke Puskesmas Bangsal Mojokerto tanggal 08 Maret 2016 jam 17.00 WIB, mengatakan bahwa perutnya mulas-mulas dan mengeluarkan lendir bercampur darah sejak tanggal 08 Maret 2016. Jam 12.00 WIB dan semakin lama semakin sering. Ibu mengatakan hamil anak ke ketiga, usia kehamilan 40 minggu 3 hari. HPHT 29 Mei 2015 dan tafsiran persalinan tanggal 06 Maret 2016. Pada kala I fase aktif didapatkan hasil pemeriksaan dalam jam 17.00 : VT : Ø 4 cm, effacement 50%, presentasi kepala, deniminator UUK, hodge II, tidak ada molase, ketuban (+), tidak ada bagian yang menumbung. Ketuban masih utuh. Kenceng-kenceng atau kontraksi rahim menandakan adanya tanda tanda persalinan. Mengeluarkan lendir darah merupakan adanya pembukaan pada serviks (Sulistyawati, 2013).

Pada hasil pemeriksaan menandakan bahwa ibu akan melahirkan, dan tanda-tanda yang dialami ibu merupakan hal yang wajar bagi seorang ibu yang akan melahirkan dan hasil pemeriksaan dalam yang dilakukan pada ibu menunjukan tidak ada masalah dan dalam batas normal. Pada observasi selanjutnya didapatkan pemeriksaan dalam pada jam 21.00 WIB yaitu: VT : Ø 8 cm, effacement 80%, presentasi kepala, deniminator UUK, hodge I, tidak ada molase, ketuban (+), tidak ada bagian yang menumbung.

Ibu mengalami kenaikan tekanan darah yang awal datang pada jam 17.00 WIB dengan hasil 120/80 mmHg dan 4 jam kemudian pada jam 21.00 WIB menjadi 130/90 mmHg, dan mengalami penurunan his pada setiap 30 menitnya. Frekuensi his semakin sering (>3x/menit), intensitas semakin, durasi his >40 detik (Sulistyawati, 2013). Dari hasil pemeriksaan di atas bahwa keadaan Ny."S" mengalami kesenjangan karena hasil observasi his mengalami penurununan sedangkan dalam teori disebutkan bahwa frekuensi his pada saat persalinan semakin sering. Kemudian pada jam 22.00 Ny."S" di rujuk ke Rumah Sakit Kartini Mojosari dikarenakan pasien mempunyai riwayat abortus, tekanan darah pada kala 1 fase aktif meningkat 130/90 mmHg, ekstremitas bawah oedem +/+, dan HIS semakin lama semakin menurun pada setiap observasi 30 menitnya.

(6)

Pada hasil pemantuan kala IV di Rumah Sakit Kartini Mojosari Ny,"S" melahirkan dengan selamat secara normal dan telah didapatkan hasil bahwa ibu tidak mengalami perdarahan (150 cc), kontraksi uterus keras, kandung kemih 20cc, terdapat luka laserasi perineum derajat 2 dan telah di hecting

secara jelujur, hasil tanda-tanda vital ibu yaitu tekanan darah: 110/80 mmHg, nadi: 84 x/menit, suhu: 37,3 °C, pernafasan: 20 x/menit.

Asuhan kebidanan Prenatal Care (PNC) di Rumah Sakit Kartini Mojosari pemantauan 2 jam post partum pada Ny “S” pada tanggal 09 Maret 2016 jam 01.00 WIB . Didapatkan hasil bahwa Ny."S" telah melahirkan anaknya yang pertama tanggal 08 Maret 2016 jam 22.40 WIB, jenis kelamin perempuan 3200 gram. Hasil pemantauan didapat data obyektif yaitu: keadaan umum: baik, kesadaran: composmentis, tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 84x/menit, pernafasan: 22x/menit, suhu: 36,8 oC, TFU: 3 jari di bawah pusat,

lochea: rubra, kontraksi uterus keras, kandung kemih 20cc. Pada kunjungan ke dua (7hari postpartum) tanggal 17 Maret 2016 jam 10.00 WIB didapatkan hasil tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 82 x/menit, suhu: 36,6 oC, TFU: pertengah pusat dan symphisis, kontraksi uterus keras, lochea sanguinolenta. Kunjungan ke tiga (2 minggu post partum) TFU tidak teraba di atas

symphisis,lochea serosa.

Kunjungan ke empat (6 minggu post partum) TFU normal seperti sebelum hamil, lochea alba. Menurut teori (Nugroho, 2014), tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena ada pendarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsia. Sedangkan denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau perdarahan postpartum. Pada teori (Damai Yanti, 2014) disebutkan bahwa frekuensi pernafasan normal orang dewasa adalah 16-24 kali per menit. Pada ibu postpartum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dlam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nasi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa poatpartum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

Satu hari (24 jam) suhu naik sedikit (37,5–38°C) sebagi akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan. Apabila keadaan normal, suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ke-3 suhu badan naik lagi karena ada pembentukan ASI dan payudara menjadi bengkak, berwarna merah karena banyak ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, traktus genitalis, atau system lain (Vivian Nanny Lia D, 2014).

Menurut (Vivian, 2014) perubahan uterus selama masa nifas yaitu pada saat bayi lahir TFU setinggi pusat, berat uterus 1000gr, uri lahir TFU 2 jari di

(7)

bawah pusat, berat uterus 750gr, 1 minggu TFU pertengahan pusat-symphisis, berat uterus 500gr, 2 minggu TFU tak teraba di atas symphisis, berat uterus 350gr, 6 minggu TFU bertambah kecil, berat uterus 50-60gr, dan delapan minggu TFU sebesar normal, berat uterus 30gr. Sedangkan lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi masa yang ada pada vagina normal. Lokia rubra yaitu muncul pada hari pertama sampai hari ke tiga masa post partum, warnanya merah bercampur darah, lokia sanguinolenta muncul pada hari ke 3-5 masa post partum, warna merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma darah, lokia serosa muncul hari ke 6-9 postpartum biasanya kekuningan atau kecoklatan, dan lokia alba muncul lebih dari hari ke 10. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati.

Hasil pemantauan pemeriksaan bayi Ny."S" di RS Kartini Mojosari pada tanggal 09 Maret 2016 jam 01.00 WIB dengan berat badan 3200 gram, panjang 52cm, jenis kelamin perempuan, gerak aktif, menangis kuat, kulit kemerahan, tidak ada kelainan kongenital, bayi lahir saat usia kehamilan 40 minggu 3 hari. Pada bayi baru lahir diberikan Vitamin K 11mg IM di paha kiri dan salep mata tetrasiklin 1% pada jam 22.50 WIB, dan diberikan suntikan imunisasi hepatitis B IM di paha kanan pada jam 23.50 WIB di Ruang Perinatal.

Tanda-tanda vital pada kunjungan pertama yaitu pernafasan 48x/menit, suhu 36,8 °C, denyut jantung 142x/menit, kunjungan kedua pernafasan 42x/menit, suhu 37 °C, denyut jantung 148x/menit, kunjungan ketiga pernafasan 46x/menit, suhu 36,7 °C, denyut jantung 146x/menit.

Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Wahyuni, 2011). Frekuensi nafas normal adalah 40-60x/menit, suhu normal adalah 36,5°C-37°C, frekuensi denyut jantung normal 120-160x/menit.

Hasil anamnase Ny."S" ingin menggunanakan kontrasepsi KB suntik 3 bulan dan sekarang sedang menyusui. Hasil pemeriksaan keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, tanda-tanda vital : TD: 120/80 mmHg, R : 20x/menit, N : 84x/menit, S: 36,9 oC, berat badan : 57 kg, tinggi badan : 156 cm. Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga (Sulistyawati, 2012). Suntikan Keluarga Berencana adalah obat KB yang disuntikkan 1 bulan sekali atau 3 bulan sekali. Untuk yang 1 bulan sekali berisi Estrogen dan Progesteron, dan yang 3 bulan sekali berisi Progesteron saja. Wanita yang menyusui sebaiknya tidak menggunakan yang 1 bulan karena akan mempengaruhi produksi ASI (Irianto, 2014).

Pilihan kontrasepsi 3 bulan sesuai dengan kondisi ibu saat ini yang cara kerjanya tidak mempengaruhi produksi ASI dimana ibu sedang menyusui

(8)

bayinya. Kontrasepsi suntik 3 bulan adalah pilihan yang tepat bagi ibu menyusui. Kontrasepsi ini kerap membuat ibu ragu-ragu karena takut produksi ASI terganggu atau ada kandungan hormon yang bercampur dengan ASI. Memang ada hormon yang akan masuk ke ASI, namun jumlahnya relatif kecil, yakni sekitar 1% dan kontrasepsi hormonal tidak memengaruhi pertumbuhan pada bayi.

SIMPULAN

1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

Asuhan Kebidanan pada kehamilan trimester III yang diberikan pada Ny."S" di usia kehamilan 39 minggu telah dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali dan dari hasil pengkajian kunjungan pertama sampai kunjungan ke tiga tidak didapatkan kesenjangan, karena pada keluhan utama ibu masih dalam keadaan fisiologis yaitu ibu mengatakan sering Buang Air Kecil (BAK), nyeri pinggang, dan kaki oedem. Namun pada riwayat obstetri yang lalu ibu pernah mengalami abortus pada kehamilan kedua saat usia 3 bulan.

2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Pada persalinan Ny."S" terjadi kesenjangan tidak sesuai dengan teori karena kondisi ibu yang mengalami penurunan his pada saat proses persalinan dan tidak mengalami kemajuan bidang hodge pada pemeriksaan dalam yang dilakukan Vagina Toucher (VT) setiap 4 jam. Namun pada saat Ny."S" di rujuk ke Rumah Sakit Kartini proses persalinannya berjalan dengan normal. 3. Asuhan Kebidanan Pada ibu Nifas

Asuhan kebidanan pada masa nifas Ny."S" dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan dan tidak di temukan kensenjangan antara fakta dan teori, hanya saja terdapat bekas luka jahitan pada perineum. Poses involusi pada Ny."S" berjalan dengan normal tidak ada keluhan selama masa nifas.

4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Asuhan kebidanan pada neonatus dilakukan sebanyak 3 kali, dan selama kunjungan bayi tidak mengalami ikterus, bayi dalam kondisi baik.

5. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Ber-KB

Pada kunjungan KB, ibu dan keluarga telah mendapatkan penjelasan tentang macam-macam KB yang sesuai untuk ibu menyusui. Ibu telah menggunakan KB suntik 3 bulan setelah masa nifas selesai.

REKOMENDASI

1. Bagi Institusi

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi untuk pembelajaran mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan dari institusi mengenai Asuhan Kebidanan secara komprehensif terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan Keluarga Berencana (KB). Dan institusi diharapkan menyediakan sumber-sumber pustaska yang up to date sehingga mahasiswa dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terutama pada bidang kesehatan.

(9)

2. Bagi Lahan Praktek

Meningkatkan mutu terhadap pelayanan masyarakat terutama pada kesehatan ibu dan anak. Serta mengaktifkan kembali program-program yang ada di Puskesmas seperti PONED dan lainnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. (2011). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Fraser, D. M. (2009). Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kamariyah, N. (2014). Buku Ajar Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

Kemenkes. (2012). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta Selatan : Kementrian Kesehatan RI.

Nugroho, T. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. (2014).

Profil Kesehatan Indonesia . (2014). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Profil Kesehatan Indonesia. (2012).

Profil Kesehatan Indonesia. (2013). Kementrian Kesehatan RI , 72. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2013). Dinas Kesehatan .

Rencana strategi Kementerian Kesehatan . (2015). Kementerian Kesehatan RI .

Riskesdas. (2013). Jakarta: Riset Kesehatan Dasar.

Romauli, S. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika .

Romauli, S. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.

Rukiah, A. Y. (2013). Asuhan Kebidanan Kehamilan Berdasarkan kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Trans Info Media.

Saifuddin, A. B. (Ed.). (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Suherni, H. W. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Sukarni, I. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan dilengkapi dan patologi.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Sulistyawati, A. (2014). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. jakarta: salemba medika.

Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

Vivian Nanny Lia D, T. s. (2014). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.

(10)

ALAMAT CORRESPONDENSI

Email : fetrinayana95@gmail.com

Alamat : Ds.Teken Glagahan, Kecematan Loceret, Kabupaten Nganjuk No. Hp : 085608213085

Referensi

Dokumen terkait

Kata Sandang (di depan huruf syamsiah dan qamariah) Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf لا namun dalam transliterasi ini kata sandang dibedakan

Berdasarkan penenlitian ini dapat disimpulkan bahwa Senyawa 3-BM dapat disintesis melalui reaksi benzoilasi antara asam 3-amino-4-metil benzoat dengan benzoil klorida,

(7) Dalam hal pemegang izin tidak memberi tanggapan dalam tenggang waktu yang telah ditetapkan, atau memberi tanggapan dengan mengemukakan alasan-alasan yang tidak sesuai

Selain itu, selama ini PKn masih dianggap sebagai pelajaran yang mementingkan hafalan semata, bukan untuk berpikir kreatif, kritis, dan analitis (Ananda, 2017: 22). Hasil

Tahlil : merupakan kalimat yang berbunyi “ la> ila>ha illallah” yang artinya adalah tiada Tuhan selain Allah. Yang mana kalimat tahlil dari kata hallala yang

Dalam matriks QSPM yang dapat dilihat pada tabel 9 untuk faktor internal dan tabel 10 untuk faktor eksternal, terdapat empat alternatif strategi yang dimasukkan, yaitu

(2016) dengan judul Pengaruh Brand Image dan Persepsi Harga terhadap Loyalitas Konsumen (survei pada Mahasiswa Pengguna Sepatu Merek Nike di Fakultas Ilmu

dapat menitipkan nominal pembayaran terlebih dahulu kepada sistem rekening bersama sebagai jaminan kepada penjual bahwa pembayaran telah terjadi, kemudian setelah adanya