• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. tersebut diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya World Development

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. tersebut diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya World Development"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

dalam bentuk data panel. Data panel merupakan suatu gabungan antara data time

series dan cross section.Negara-negara yang termasuk dalam penelitian ini yaitu negara-negara di kawasan ASEAN+6, Uni Eropa, dan Amerika Utara. Periode

waktu yang digunakan adalah dari tahun 2000 sampai tahun 2010. Data-data

tersebut diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya World Development

Indicators 2010 dari World Bank, International Financial Statistic (IFS) dari

Internatinal Monetary Fund (IMF), United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD),dan CEIC. Peneliti juga menggunakan sumber-sumber lain seperti jurnal, artikel serta literatur-literatur lainnya untuk menambah

informasi terkait penelitian.

Tabel 3.1 Variabel-Variabel yang Digunakan dalam Penelitian

No. Variabel Keterangan Sumber Data

1. ln GDP PDB riil per kapita (constant

2005, US$) UNCTAD

2. FDI Inwards Foreign Direct

Investment, (persen dari GDP) UNCTAD

3. ln X Ekspor barang, jasa, dan

pendapatan (constant 2005, US$)

World Development Indicators 2010

4. ln M Impor barang, jasa, dan

pendapatan (constant 2005, US$)

World Development Indicators 2010

5. K Gross Capital Formation (persen dari GDP)

World Development Indicators 2010

(2)

Pada Tabel 3.1 disajikan variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian beserta keterangan singkat dan sumber data tersebut. Variabel-variabel

tersebut diantaranya PDB riil per kapita, inwards FDI, ekspor, impor, Gross

Capital Formation, dan total angkatan kerja.

3.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis kuantitatif dan deskriptif. Penelitian ini akan menganalisis hubungan

kausalitas antara FDI, perdagangan internasional, jumlah modal, dan jumlah

angkatan kerja dengan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini juga akan

menganalisis strategi yang paling baik dalam mempercepat proses pertumbuhan

ekonomi di negara maju dan negara berkembang. Metode kuantitatif yang

digunakan adalah analisis panel data dinamis. Perangkat lunak yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Microsoft Office Excel 2007, Eviews 6, dan STATA

v.10.

3.3 Perumusan Model

Pada penelitian ini, model yang digunakan merujuk pada model yang

digunakan oleh Iqbal et al (2010) serta Tiwari dan Mutascu (2011). Model Iqbal

et al (2010) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai fungsi dari FDI, ekspor, dan impor. Model tersebut digunakan untuk menganalisis hubungan

kausalitas antara variabel-variabel di dalam model. Negara yang menjadi subjek

penelitian ini adalah Pakistan. Model Tiwari dan Mutascu (2011) mempunyai

(3)

pertumbuhan ekonomi sebagai fungsi dari jumlah modal, jumlah angkatan kerja,

FDI, dan ekspor. Fungsi dari model ini untuk menganalisis hubungan antara

variabel-variabel yang akan diuji serta untuk mengkaji cara yang paling baik

dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara di kawasan Asia.

Kedua model tersebut menjadi baseline model pada penelitian ini.

Berdasarkan tujuan dan fokus dari penelitian, maka ada sebuah model yang akan

digunakan dalam penelitian ini untuk dua kasus berbeda, yaitu pada kasus negara

maju dan negara berkembang. Model yang akan digunakan pada penelitian kali

ini, yaitu:

0 1 , 1 2 3 4 5 6

lnGDPit lnGDPi t FDIit lnXit lnMit Kit lnLit it ...(3.1)

dimana:

ln GDPit = pertumbuhan ekonomi negara i pada waktu t

ln GDPi,t-1 = lag pertumbuhan ekonomi negara i pada waktu t FDIit = inwards FDI negara i pada waktu t

ln Xit = nilai ekspor barang, jasa, dan pendapatan negara i pada waktu t

ln Mit = nilai impor barang, jasa, dan pendapatan negara i pada waktu t

Kit = jumlah modal negara i pada waktu t

ln Lit = jumlah angkatan kerja negara i pada waktu t εit = error term

(4)

3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Metode Data panel

Data panel merupakan salah satu metode dalam ekonometrika yang

muncul karena adanya keterbatasan pada metode time series dan cross section.

Istilah lain dari data panel, menurut Gujarati (2004) adalah pooled data

(kumpulan dari data time series dan data cross section), micropanel data,

longitudinal data (kombinasi studi atas dasar waktu dari berbagai variabel atau

kelompok subjek), event history analysis (studi perubahan suatu objek dengan

syarat waktu), atau cohort analysis.

Keuntungan menggunakan panel data menurut Hsiao (2003) dan

Klevmarken (1989) dalam Baltagi (2005), yaitu:

1. Dapat mengontrol heterogenitas individu.

2. Data panel memberikan informasi yang lebih banyak, lebih beragam,

mengurangi kolinearitas antar variabel, meningktakan derajat bebas, dan

lebih efisien.

3. Data panel lebih baik untuk studi dynamics of adjusment.

4. Data panel lebih baik untuk mengidentifikasi dan mengukur efek

sederhana yang tidak terdeteksi dalam data cross section murni atau time

series murni.

5. Model data panel memungkinkan kita untuk membangun dan menguji

model perilaku yang lebih kompleks dibandingkan data cross section

(5)

3.4.2 Data Panel Dinamis

Menurut Indra (2009), relasi diantara variabel-variabel ekonomi pada

kenyataanya banyak yang bersifat dinamis. Analisis data panel dapat digunakan

pada model yang bersifat dinamis dalam kaitannya dengan analisis penyesuaian

dinamis (dynamic of adjustment). Hubungan dinamis ini dicirikan oleh

keberadaan lag variabel dependen diantara variabel-variabel regresor. Sebagai

ilustrasi, perhatikan model data panel dinamis sebagai berikut:

, 1

it i t it it

y y x u ; i = 1, ... , N ; t = 1, ... , T ... (3.2)

dengan menyatakan suatu skalar, xit menyatakan matriks berukuran 1 x K dan β

matriks berukuran K x 1. Dalam hal ini, diasumsikan mengikuti model one way

error component sebagai berikut:

it i it

u v

... (3.3)

dengan μi ~ IID (0, σ2μ) menyatakan pengaruh individu dan vit ~ IID (0, σ2v)

menyatakan gangguan yang saling bebas satu sama lain atau dalam beberapa

literatur disebut sebagai transient error.

Dalam model data panel statis, dapat ditunjukkan adanya konsistensi dan

efisiensi baik pada Fixed Effect Model (FEM) maupun Random Effect Model

(REM) terkait perlakuan terhadap μi. Dalam model dinamis, situasi ini secara

substansi sangat berbeda, karena yit merupakan fungsi dari μi maka yi,t-1 juga

merupakan fungsi dari μi. Karena μi adalah fungsi dari uit maka akan terjadi

korelasi antara variabel regressor yi t, 1 dengan uit maka akan menyebabkan

penduga least square (sebagaimana digunakan pada model data panel statis)

(6)

Untuk mengilustrasikan kasus tersebut, berikut diberikan model data

panel autoregresif (AR (1)) tanpa menyertakan variabel eksogen

, 1

it i t it

y y u ; 1; t = 1, ... , T ... (3.4)

dengan uit i vit di mana μi ~ IID (0, σ2μ) dan vit ~ IID (0, σ2v) saling bebas

satu sama lain. Penduga fixed effect bagi δ diberikan oleh

, 1 , 1 1 1 2 , 1 , 1 1 1 ˆ N T it i i t i i t FE N T i t i i t y y y y y y ... (3.5)

dengan yi 1/T Tt 1yit dan yi, 1 1/T Tt 1yi t, 1. Untuk menganalisis sifat dari

ˆ

FE, dapat disubstitusi persamaan (3.4) ke (3.5) untuk memperoleh

1 , 1 , 1 1 1 1 , 1 , 1 1 1 ˆ N T NT i t it i i t i FE N T NT i t i t i v v y y y y ... (3.6)

Penduga ini bersifat bias dan inkonsisten untuk N dan T tetap, bentuk

pembagian pada persamaan (3.6) tidak memiliki nilai harapan nol dan tidak

konvergen menuju nol bila N . Secara khusus, hal ini dapat ditunjukkan

Nickel (1981) dan Hsiao (1986) dalam Verbeek (2004)) bahwa

2 , 1 , 1 2 2 1 1 1 1 lim 0 1 T N T v it i i t i i t N T T p v v y y NT T ... (3.7)

sehingga, untuk T tetap akan dihasilkan penduga yang inkonsisten.

Untuk mengatasi masalah ini, pendekatan method of moments dapat

digunakan. Arrelano dan Bond (1991) dalam Verbeek (2004) menyarankan suatu

pendekatan Generalized Method of Moments (GMM). Pendekatan GMM

(7)

Pertama, GMM merupakan common estimator dan memberikan kerangka yang

lebih bermanfaat untuk perbandingan dan penilaian. Kedua, GMM memberikan

alternatif yang sederhana terhadap estimator lainnya, terutama terhadap maximum

likelihood.

Penduga GMM juga mempunyai kelemahan. Adapun beberapa

kelemahannya, yaitu GMM estimator adalah asymptotically efficient dalam

ukuran contoh besar tetapi kurang efisien dalam ukuran contoh yang terbatas

(finite). Kelemahan selanjutnya dari GMM adalah estimator ini terkadang memerlukan sejumlah implementasi pemrogaman sehingga dibutuhkan suatu

perangkat lunak (software) yang mendukung aplikasi pendekatan GMM.

Ada dua jenis prosedur estimasi GMM yang umumnya digunakan untuk

mengestimasi model linear autoregresife, yakni:

1. First-Difference GMM (FD-GMM atau AB-GMM) 2. System GMM (SYS-GMM)

3.4.2.1 First-Differences GMM (AB-GMM)

Untuk mendapatkan estimasi yang konsisten dimana N dengan T

tertentu, akan dilakukan first-difference pada persamaan (3.4) untuk

mengeliminasi pengaruh individual i sebagai berikut:

, 1 , , 2 , 1

it i t i t i i t it i t

y y y y v v ; t = 2, ... , T ... (3.8)

Namun, pendugaan dengan least square akan menghasilkan penduga yang

inkonsisten karena yi t, 1dan vi t, 1 berdasarkan definisi berkorelasi, bahkan bila

(8)

menggunakan suatu pendekatan variabel instrumen. Sebagai contoh, yi t, 2 akan

digunakan sebagai instrumen. Di sini, yi t, 2 berkorelasi dengan yi t, 1 yi t, 2

tetapi tidak berkorelasi dengan vi t, 1, dan vit tidak berkorelasi serial. Di sini,

penduga variabel instrumen bagi disajkan sebagai

, 2 , 1 1 2 , 2 , 1 , 2 1 2 ˆ N T i t it i t i t IV N T i t i t i t i t y y y y y y ... (3.9)

syarat perlu agar penduga ini konsisten adalah

, 1 , 2 1 2 1 lim 0 1 N T it i t i t i t N T p v v y N T ... (3.10)

Penduga (3.9) merupakan salah satu penduga yang diajukan oleh

Anderson dan Hsiao (1981) dalam Verbeek (2004). Mereka juga mengajukan

penduga alternatif di mana yi t, 2 yi t, 3 digunakan sebagai instrumen. Penduga

variabel instrumen bagi disajikan sebagai:

, 2 , 3 , 1 1 3 2 , 2 , 3 , 1 , 2 1 3 ˆ N T i t i t it i t i t IV N T i t i t i t i t i t y y y y y y y y ... (3.11)

syarat perlu agar penduga ini konsisten adalah

, 1 , 2 , 3 1 3 1 lim 0 2 N T it i t i t i t i t N T p v v y y N T ... (3.12)

Perhatikan bahwa penduga variabel instrumen yang kedua (IV (2))

memerlukan tambahan lag variabel untuk membentuk instrumen, sehingga jumlah

amatan efektif yang digunakan untuk melakukan pendugaan menjadi berkurang

(9)

menyatukan penduga dan mengeliminasi kerugian dari pengurangan ukuran

sampel. Langkah pertama dari pendekatan metode ini adalah mencatat bahwa

, 1 , 2 , 1 , 2 1 2 1 lim 0 1 N T it i t i t it i t i t i t N T p v v y E v v y N T ... (3.13)

yang merupakan kondisi momen (moment condition). Dengan cara yang sama

dapat diperoleh , 1 , 2 , 3 , 1 , 2 , 3 1 3 1 lim 0 2 N T it i t i t i t it i t i t i t i t N T p v v y y E v v y y N T ... (3.14)

yang juga merupakan kondisi momen. Kedua estimator (IV dan IV (2))

selanjutnya dikenakan kondisi momen dalam pendugaan. Sebagaimana diketahui

penggunaan lebih banyak kondisi momen meningkatkan efisiensi dari penduga.

Arellano dan Bond (1991) dalam Verbeek (2004), menyatakan bahwa daftar

instrumen dapat dikembangkan dengan cara menambah kondisi momen dan

membiarkan jumlahnya bervariasi berdasarkan t. Untuk itu, Arellano dan Bond

(1991) dalam Verbeek (2004) mempertahankan T tetap. Sebagai contoh, ketika T

= 4 diperoleh 2 1 0 0 i i i E v v y , untuk t = 2 3 2 1 0 i i i E v v y dan E vi3 vi2 yi0 0, untuk t = 3 4 3 0 0 i i i E v v y , E vi4 vi3 yi2 0, dan E vi4 vi3 yi3 0, untuk t = 4

Semua kondisi momen dapat diperluas ke dalam GMM. Selanjutnya,

untuk memperkenalkan penduga GMM, misalkan didefinisikan ukuran sampel

(10)

2 1 , , 1 ... i i i i T i T v v v v v ... (3.15)

sebagai vektor transformasi error, dan

0 0, 1 0 , 2 0 0 0 0 0 0 , , i i i i i i T y y y Z y y         ... (3.16)

sebagai matriks instrumen. Setiap baris pada matriks Zi berisi instrumen yang

valid untuk setiap periode yang diberikan. Konsekuensinya, himpunan seluruh

kondisi momen dapat dituliskan secara ringkas sebagai

0

i i

E Z v

... (3.17)

yang merupakan kondisi bagi 1+2+...+T-1. Untuk menurunkan penduga GMM,

tuliskan persamaan sebagai

, 1 0

i i i

E Z y y

... (3.18)

karena jumlah kondisi momen umumnya akan melebihi jumlah koefisien yang

belum diketahui, akan diduga dengan meminimumkan kuadrat momen sampel

yang bersesuaian, yakni

, 1 , 1 1 1 1 1 min N N i i i N i i i i i Z y y W Z y y N N ... (3.19)

dengan WNadalah adalah matriks penimbang definit positif yang simetris. Dengan

mendiferensiasikan terhadap akan diperoleh penduga GMM sebagai berikut

(11)

... (3.20)

Sifat dari penduga GMM (3.20) bergantung pada pemilihan WN yang konsisten

selama WN definit positif, sebagai contoh WN = I yang merupakan matriks

identitas.

Matriks penimbang optimal (optimal weighting matrix) akan memberikan

penduga yang paling efisien karena menghasilkan matriks kovarian asimtotik

terkecil bagi ˆGMM. Sebagaimana diketahui dalam teori umum GMM (Verbeek,

2004), diketahui bahwa matriks penimbang optimal proposional terhadap matriks

kovarian invers dari momen sampel. Dalam hal ini, matriks penimbang optimal

seharusnya memenuhi 1 1 lim N i i i i i i N p W V Z v E Z v v Z ... (3.21)

dalam kasus biasa, dimana tidak ada restriksi yang dikenakan terhadap matriks

kovarian vi , matriks penimbang optimal dapat diestimasi menggunakan first-step

consistent estimator bagi dan mengganti operator ekspektasi dengan rata-rata

sampel, yakni (two step estimator)

1 1 1 ˆopt N ˆ ˆ N i i i i i W Z v v Z N ... (3.22)

dengan vˆi menyatakan vektor residual yang diperoleh dari first-step consistent

estimator. 1 , 1 , 1 1 1 , 1 , 1 1 1 ˆ N N GMM i i N i i i i N N i i N i i i i y Z W Z y y Z W Z y

(12)

Pendekatan GMM secara umum tidak menekankan bahwa vit ~iidpada

seluruh individu dan waktu, dan matriks penimbang optimal kemudian diestimasi

tanpa mengenakan restriksi. Sebagai catatan bahwa, ketidakberadaan autokorelasi

dibutuhkan untuk menjamin validitas kondisi momen. Oleh karena pendugaan

matriks penimbang optimal tidak terestriksi, maka dimungkinkan (dan sangat

dianjurkan bagi sampel berukuran kecil) menekankan ketidakberadaan

autokorelasi pada vit dan juga dikombinasikan dengan asumsi homoskedastis.

Dengan catatan di bawah restriksi sebagai berikut:

2 2 2 1 0 1 2 0 0 1 0 1 2 i i v v E v v G      ... (3.23)

matriks penimbang optimal dapat ditentukan sebagai (one step estimator).

1 1 1 N opt N i i i W Z GZ N ... (3.24)

Sebagai catatan bahwa persamaan (3.24) tidak mengandung parameter yang tidak

diketahui, sehingga penduga GMM yang optimal dapat dihitung dalam satu

langkah bila error vit diasumsikan homoskedastis dan tidak mengandung

autokorelasi.

Jika model data panel dinamis mengandung variabel eksogenus, maka

persamaan (3.4) dapat dituliskan kembali menjadi

, 1

it it i t i it

y x y v

... (3.25)

Parameter persamaan (3.25) juga dapat diestimasi menggunakan

(13)

yang dibuat terhadap xit, sekumpulan instrumen tambahan yang berbeda dapat

dibangun. Bila xit strictly exogenous dalam artian bahwa xit tidak berkorelasi

dengan sembarang error vis, akan diperoleh

, 0

is it

E x v ; untuk setiap s dan t ... (3.26)

sehingga x1, …, xiT dapat ditambah ke dalam daftar instrumen untuk persamaan

first difference setiap periode. Hal ini akan membuat jumlah baris pada Zimenjadi

besar. Selanjutnya dengan menggunakan kondisi momen

, 0

it it

E x v ; untuk setiap t ... (3.27)

matriks instrumen dapat dituliskan sebagai berikut

0 2 0 3 0 , 2 , 0 0 0 , , 0 0 0 0 ,..., , i i i it i i i i T it y x y y x Z y y x     ... (3.28)

Bila variabel xit tidak strictly exogenous melainkan predetermined, dalam kasus di

mana xit dan lag xit tidak berkorelasi dengan bentuk error saat ini, akan diperoleh

, 0

it is

E x v untuk s t. Dalam kasus dimana hanya xi,t-1,…, xi1 instrumen yang

valid bagi persamaan first difference pada periode t, kondisi momen dapat

dikenakan sebagai

, 0

i t j it

E x v ; j = 1, ... , t – i , t ... (3.29)

Dalam prakteknya, kombinasi variabel x yang strictly exogenous dan

predetermined dapat terjadi lebih dari sekali. Matriks Zi kemudian dapat disesuaikan. Baltagi (1995), menyajikan contoh dan diskusi tambahan untuk kasus

(14)

Penduga AB-GMM dapat mengandung bias pada sampel terbatas

(berukuran kecil), hal ini terjadi ketika tingkat lag (lagged level) dari deret

berkorelasi secara lemah dengan first-difference berikutnya, sehingga instrumen

yang tersedia untuk persamaan first-difference lemah (Blundell & Bond, 1998).

Dalam model AR (1) di persamaan (3.4), fenomena ini terjadi karena parameter

autoregresif ( ) mendekati satu, atau varian dari pengaruh individu (μi) meningkat

relatif terhadap varian transient error (vit).

Blundell dan Bond (1998) menunjukkan bahwa penduga AB-GMM

dapat terkendala oleh bias sampel terbatas, terutama ketika jumlah periode amatan

yang tersedia relatif kecil. Hal ini menekankan perlunya perhatian sebelum

menerapkan metode ini untuk mengestimasi model autoregresif dengan jumlah

deret waktu yang relatif kecil.

Keberadaan bias sampel terbatas dapat dideteksi dengan mengkomparasi

hasil AB-GMM dengan penduga alternatif dari parameter autoregresif.

Sebagaimana diketahui dalam model AR (1), least square akan memberikan suatu

estimasi dengan bias yang ke atas (biased upward) dengan keberadaan pengaruh

spesifik individu (individual-spesific effect) dan fixed effect akan memberikan

dugaan dengan bias yang ke bawah (biased downward). Selanjutnya penduga

konsisten dapat diekspektasi di antara penduga least square atau fixed effect. Bila

penduga AB-GMM dekat atau di bawah penduga penduga fixed effect, maka

kemungkinan penduga AB-GMM akan biased downward, yang kemungkinan

(15)

3.4.2.2 System GMM (SYS-GMM)

Indra (2009) mengatakan bahwa ide dasar dari penggunaan metode

system GMM adalah untuk mengestimasi sistem persamaan baik pada first-differences maupun pada level yang mana instrumen yang digunakan pada level

adalah lag first-differences dari deret. Blundell dan Bond (1998) menyatakan

pentingnya pemanfaatan initial condition dalam menghasilkan penduga yang

efisien dari model data panel dinamis ketika T berukuran kecil. Salah satunya

dengan membuat model autoregresif data panel dinamis tanpa regresor eksogenus

sebagai berikut: , 1 it i t i it y y v ... (3.30) dengan 0 i E , 0 it E v , dan 0 i it E v untuk i = 1, 2, …. , N; t = 1, 2,

…, T. Dalam hal ini, Blundell dan Bond (1998) memfokuskan pada T=3, oleh karenanya hanya terdapat satu kondisi ortogonal yang diberikan oleh

1 3 0

i i

E y v sedemikian sehingga tepat teridentifikasi (just indentified).

Dalam kasus ini, tahap pertama dari regresi variabel instrumen diperoleh dengan

meregresikan yi2dan yi1. Perhatikan bahwa regresi ini dapat diperoleh dari

persamaan (3.30) yang dievaluasi pada saat t=2 dengan mengurangi kedua ruas

persamaan tersebut, yakni

2 1 ,1 2

i i i i

y y v

... (3.31)

Dikarenakan eskpektasi E yi i 0, maka 1 akan bias ke atas (upward

(16)

2 2 ˆ lim 1 1 / u c p c ... (3.32)

dengan c 1 / 1 . Bias dapat menyebabkan koefisien estimasi dari

variabel instrumen yi1 mendekati nol. Selain itu, nilai statistik-F dari regresi

variabel instrumen tahap pertama akan konvergen ke 12dengan parameter

non-centrality 2 2 2 2 0 u u c c , dengan 1

karena 0 maka penduga variabel instrumen menjadi lemah. Di sini, Blundell

dan Bond mengaitkan bias dan lemahnya presisi dari penduga first-difference

GMM dengan masalah lemahnya instrumen yang mana hal ini dicirikan dari

parameter konsentrasi (Baltagi, 2005).

3.4.2.3 Uji Spesifikasi Model Panel Dinamis

Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan model panel

dinamis atau GMM terbaik. Menurut Firdaus (2011), model GMM terbaik yaitu

model yang memenuhi kriteria berikut, diantaranya tidak bias, instrumen valid,

dan konsisten. Uji tidak bias dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

estimator dari fixed effects dan pooled least squares (PLS). Estimator dari fixed

effects bersifat biased downward, sedangkan estimator dari PLS bersifat biased upward. Model dikatakan tidak bias apabila nilai estimator dari model tersebut berada diantara keduanya.

(17)

Validitas instrumen diperiksa menggunakan Uji Sargan. Maksud dari

validitas disini adalah tidak ada korelasi antara instrumen dengan komponen

error. Instrumen dikatakan valid apabila Uji Sargan tidak dapat menolak hipotesis nol. Sementara, untuk sifat konsistensi dari estimator dapat diperiksa dari hasil

statistik Arrelano-Bond m1 dan m2 yang nilainya dapat dihitung secara otomatis

pada suatu perangkat lunak. Estimator dikatakan konsisten apabila nilai statistik

m1 menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak sementara nilai statistik m2

menunjukkan hipotesis nol tidak ditolak.

3.4.3 Granger Causality Test pada Data Panel

Hubungan kausalitas (causality) adalah hubungan jangka pendek antara

kelompok tertentu dengan menggunakan pendekatan ekonometrik yang mencakup

juga hubungan timbal balik dan fungsi-fungsi yang muncul dari analisis spektrum,

khususnya hubungan penuh antar spektrum dan hubungan partial antar spektrum.

Berdasarkan pandangan ekonometrik, ide utama dari kausalitas adalah sebagai

berikut: pertama, jika X memengaruhi Y, berarti informasi masa lalu X dapat

membantu dalam memprediksikan Y. Dengan kata lain, dengan menambah data

masa lalu X ke regresi Y dengan data Y masa lalu maka dapat meningkatkan

kekuatan penjelas (explanatory power) dari regresi. Kedua, data masa lalu Y tidak

dapat membantu dalam memprediksikan X, karena jika X dapat membantu dalam

memprediksikan Y dan Y dapat membantu memprediksikan X, maka

kemungkinan besar terdapat variabel lain, katakan Z, yang memengaruhi X dan Y

(18)

Pada tahun 1969, Granger memperkenalkan hubungan sebab akibat

antara dua variabel yang saling berkaitan. Hubungan kausalitas dapat dibagi atas

tiga kategori, yaitu hubungan kausalitas satu arah, hubungan kausalitas dua arah

dan hubungan timbal balik. Dengan panjang lag optimal, p, maka prinsip kerja

dari Granger Causality Test pada data panel didasarkan atas regresi model pooled

sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

0 1 1 ... 1 1 ... it t t p t t p t t p t p it y y y x ... (3.33) 0 1 1 ... 1 1 ... it t t p t t p t t p t t p it x x x y y ... (3.34)

Pada persamaan regresi model pooled pertama (3.33), X memengaruhi Y atau

hubungan kausalitas satu arah dari X ke Y apabila koefisien 1 tidak sama dengan

nol (0). Hal yang sama juga untuk persamaan regresi model pooled kedua (3.34),

Y memengaruhi X atau terdapat hubungan kausalitas satu arah dari Y ke X jika

koefisien 1 tidak sama dengan nol. Sementara apabila keduanya terjadi maka

dikatakan terdapat hubungan timbal balik (feedback relationship) antara X dan Y

atau terdapat hubungan kausalitas dua arah (bidirectional causality) antara X dan

Y.

Dalam penelitian ini, Granger Causality Test dilakukan untuk

menganalisis hubungan pertumbuhan ekonomi dengan variabel-variabel lain pada

penelitian. Dengan menggunakan software Eviews 6, hipotesis nol yang

digunakan untuk hubungan dua variabel adalah X tidak memengaruhi Y dan Y

tidak memengaruhi X. Dasar penolakan hipotesis nol dengan menggunakan

kriteria probabilitas < 0.1 atau 10%. Seluruh pengolahan data dalam penelitian ini

Referensi

Dokumen terkait

Bahan serat gelas yang dipakai dalam laminasi pembuatan molding sebanyak 5 lapis sehingga akan menghasilkan komposit lamina yang kuat, kaku dan tidak berubah bentuk pada saat

Glaukoma adalah suatu keadaan tekanan intraokular/tekanan dalam bola mata relatif cukup besar (≥ 21mmHg atau bahkan mencapai 50 – 60 mmHg pada keadaan akut) untuk

dibidang dagang. Pembiayaan tersebut termasuk pembiayaan yang paling banyak dijalankan oleh pihak KJKS-BMT Ummat Sejahtera Abadi, karena banyak dari mereka adalah para

Adanya kerjasama tersebut tentunya akan menguntungkan kedua belah pihak, perajin yang kelebihan order tidak perlu menambah tenaga kerja tapi produksinya selesai,

Upaya mengnyinergikan pariwisata dan budaya dalam pengembangan dan pemasaran sektor pariwisata telah menjadi praktek yang sering dilakukan. Sebagian besar daerah tujuan

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduan, 2008: 12).. Dengan

Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa cukup banyak waktu yang dihabiskan oleh para siswa ini untuk bermain video game yang dapat membawa beberapa dampak tertentu pada