Film dokumenter ini menceritakan mengenai kehidupan masyarakat suku Baduy yang dimana terdapat problematika sosial budaya dalam konteks kepercayaan yang di pegang teguh oleh masyarakat suku Baduy pada umumnya. Tujuan penulis dalam pembuatan film dokumenter ini ialah untuk memberikan informasi mengenai adanya masyarakat pedalaman yang masih taat terhadap adat dan tidak terlalu terpengaruh dengan kehidupan masyarakat modern, selain itu penulis juga bertujuan agar film dokumenter ini dapat memberi pengetahuan kepada anak-anak muda mengenai adat budaya Sunda, serta pada isi film dokumenter ini penulis juga menyuguhkan satu kasus yang terjadi mengenai identitas agama pada masyarakat suku Baduy yang dimana tidak tercantumnya ajaran Sunda Wiwitan di dalam kolom E-KTP (Elektronik Kartu Tanda Penduduk) kemudian masyarakat yang menyaksikannya dapat berfikir dan memberikan tanggapannya terhadap kasus yang terjadi. Penulis juga ingin agar film dokumenter ini memberikan provokatif positif bagi masyarakat suku Baduy maupun khalayak yang menyaksikan, dengan tidak menimbulkan adanya perspektif yang memberikan efek negatif bagi banyak orang.
3.2 Strategi Aplikatif
Dengan menggunakan tipe atau gaya dokumenter sainsdiharapkan film ini mampu memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak yang menontonnya, karya dokumenter ini bertujuan untuk membuat strategi komunikasi dengan memberikan pengaruh dalam bentuk video dan audio dengan menggunakan konsep framming, dalam penggunaan konsep framming ini diharapkan dapat mengkonstruksikan kejadian nyata sehingga khalayak mampu memahami serta menjadikan tayangan film dokumenter ini sebagai sebuah contoh kasus kecil yang ada pada lingkungan masyarakat suku Baduy. Framing menjadi strategi yang tepat karena dipandang sebagai penempatan-penempatan informasi dalam konteks yang khas sehingga isu dalam film dokumenter mendapat alokasi yang lebih besar dari pada isu lain. Framing memberikan tekanan lebih pada bagaimana hasil audio visual ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan atau dianggap penting oleh pembuat film dokumenter.26 Kata penonjolan itu sendiri dapat didefinisikan: membuat informasi lebih terlihat jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat khalayak. Informasi yang menonjol lebih diterima oleh khalayak. Dengan bentuk seperti itu, sebuah ide atau informasi lebih mudah terlihat, lebih mudah diperhatikan, diingat dan ditafsirkan karena berhubungan dengan skema pandangan khalayak.
26
http://belajardimanasajadan.blogspot.co.id/2013/09/metode-penelitian-komunikasi-analisis.html diakses pada 10 Juli 2016
3.3. Analisa Spesifikasi Program
3.3.1. Deskripsi Program
Film Dogma Djatisunda merupakan sebuah film dokumenter yang dibuat dengan pendekatan secara naratif dengan menggunakan pemaparan dokumenter sains. Dalam film ini penulis menceritakan keseharian dan kehidupan masyarakat suku Baduy, serta dalam film dokumenter ini menceritakan sebuah kasus mengenai identitas kepercayaan masyarakat suku Baduy yaitu Sunda Wiwitan yang tidak tercantum dalam E-KTP, pada isi cerita dalam film ini juga menyuguhkan adanya pendapat dari beberapa ahli, masyarakat suku baduy serta pimpinan masyarakat suku Baduy dengan di sertai bukti-bukti mengenai adanya kasus ini. Berikut adalah elemen-elemen deskripsi film dokumenter Dogma Djatisunda :
- Format Program : Film, Non-fiksi, Dokumenter
- Format Media : MP4 dan DVD
- Judul Program : Dogma Djatisunda
- Durasi Program : 28 Menit
- Target Audience :
Alasan memilih usia dewasa umur 19 – 35 tahun menjadi target premier karena pada usia tersebut tingkat kematangan pemikiran manusia sudah mulai matang dan kritis menghadapi dan melihat kasus yang ada pada film ini.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
c. Status Sosial Ekonomi : B dan C
menengah atas dan bawah
3.3.2 Konsep Perancangan
Shot Deskripsi
Long shot, high angle
Establish ladang menggunakan drone
Long shot, high angle
Establish pemungkiman atap rumah adat Baduy
Long shot, eye level
Establish pemungkiman masyarakat Baduy
Long shot, low angle
Timelapse ladang masyarakat Baduy
Close up, single shot
Wawancara tokoh adat Baduy dalam
Close up, single shot
Wawancara Jaro adat Baduy luar
Close up, single shot
Close up, single shot
Wawancara dinas kependudukan Kabupaten Lebak
Close up, single shot
Wawancara masyarakat Baduy Luar
Long shot, single shot
Kegiatan berladang masyarakat Baduy
Medium shot, group shot
Medium shot, group shot
Anak-anak baduy yang sedang bermain
Close Up, two shot
Pemain musik masyarakat Baduy Luar
3.3.3. Konsep Eksekusi Karya
Konsep eksekusi film dokumeter DOGMA DJATISUNDA ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu proses pra produksi , produksi dan pasca produksi. Pada tahap pra produksi ada 5 hal kegiatan yang dilakukan yaitu
Concepting Film Ideas, Researches, Survey Location, Work Scheduling,
dan Observation & Interviews. Dalam tahap produksi tim melakukan
urutan kegiatan shooting yang terdiri dari : DailyBriefing, ReadingScript, Shooting, dan Daily Evaluation. Tahap terakhir yaitu pasca-produksi tim melakukan kegiatan seperti : Logging, Paper Edit, Assembly Edit, Rough Cut, FineCut, Mastering.
Agama adalah koleksi terorganisir dari sebuah kepercayaan, sistem budaya dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan / perintah dari kehidupan. Namun bagaimana jika sebuah kepercayaan atau agama yang dianut tidak mendapatkan tempat di mata negara. Sunda Wiwitan adalah agama atau kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan dan arwah leluhur yang dianut oleh masyarakat tradisional Sunda, yang dimana ajaran ini sudah ada sebelum adanya ajaran lain masuk ke Indonesia. Pada dasarnya film ini dibuat untuk memberikan informasi kepada khalayak luas akan adanya kasus mengenai tidak tercantumnya status identitas agama Sunda Wiwitan di kolom E-KTP, yang dimana banyak masyarakat yang menganut ajaran ini merasa tidak adanya keadilan dari pihak pemerintah mengenai kosongnya status agama Sunda Wiwitan di kartu identitas. Karena belum adanya perkembangan mengenai permintaan dari masyarakat yang menganut ajaran ini membuat terbentuknya karya dokumenter Dogma Jati Sunda.
3.3.5. Gambaran Isi Pesan dan Media Promosi
Isi pesan dalam film dokumenter ini, yang pertama ialah memberikan informasi mengenai adat budaya suku Sunda, yang kedua ialah memberikan pengetahuan mengenai tentang sebuah kepercayaan adat yang di anut oleh sebagian masyarakat Suku Sunda di desa Kanekes Baduy, yang ketiga ialah memberikan informasi mengenai adanya problematika yang terjadi pada masyarakat Suku Baduy yang dimana tidak tercantumnya Sunda Wiwitan pada kolom identitas kependudukan.
mengenai permasalahan yang ada dengan menyuguhkan beberapa pendapat dari narasumber yang terkait.
Media adalah alat penghubung, perantara dan sarana serta saluran alat komunikasi untuk memperkenalkan dan mempromosikan pesan kepada target sasaran. Dengan perencanaan sistematik dan mendapatkan tanggapan dari peerima pesan. Setiap media mempunyai kelebihan dan keterbatasan yang sangat berbeda, dari aspek efektifdan efesiensinyawaktu, ruang, dan biaya yang dianggarkan. Dalam penyampaian informasi kepada target sasaran dan tetap berorientasi pada tujuan perancanga, maka diperlukan media yang sesuai agar informasi dapat sampai dan dipahami dengan baik. Media dapat dibedakan menjadi dua yaitu media utama dan media pendukung.
1. Media Utama a. Film Dokumenter
Media film dokumenter ini menjelaskan tentang kebudayaan suku baduy, dan media film dokumenter ini adalah media promosi audio visual yang akan di perlihatkan kepada khalayak.
b. Trailers
Thrailer ini digunakan untuk memberikan sedikit gambaran terhadap film dokumenter ini, yang berisi video berkisar 30 detik.
2. Media Pendukung a. Poster
Poster merupakan media luar ruang yang informasinya mudah tersampaikan.
b. X-Banner
Media ini digunakan untuk memberikan informasi atau promosi pada saat pemutaran film dokumenter.
3. 4. Time Table dan Anggaran 3.4.1 Time Table
Tabel 1.1 Production Schedule Januari - Juni
No Tahap Aktifitas Produksi
Target Waktu Per-Bulan
1 2 3 4 5 6 1 Pra Perencanaan * 2 Pematangan Konsep * 3 Treatment Dan Script * * *
4 Survey Lokasi &
Riset * * * 5 Pengumpulan Data * * * 1 2 3 4 5 6 6 Produksi Shooting scene 1-10 * * 7 Shooting scene 11-20 * * 8 Shooting scene 21- *
1 2 3 4 5 6 9 Pasca Logging * * * 10 Editing * * * * 11 Finishing * * 3.4.2 Budgeting
Tabel 1.2 Budget List
Deskripsi Rincian Jumlah
A. Pra Produksi -Inventaris 1. Komputer
2. Telepon dan Internet 3. Transportasi 4. Print -Konsumsi -Penginapan Survey 3 Unit 1 Unit x @100.000 2 Unit x @70.000 -Rp. 100.000 Rp. 140.000 Rp. 50.000 Rp. 100.000 Rp. 200.000 B. Produksi - Peralatan Shooting 1. DSLR Canon 60D 2. Baterai Canon 60D 3. Lensa 18 – 135 mm 4. Lensa 18 – 55 mm 5. Lensa Fix 50 mm 6. Recorder ZoomH4N 7. Clip On
8. Tripod For Video 9. Slider DIY 2 Unit 2 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 3 Unit 1 Unit
10. Shutter Release 11.Sdcard Extream 32GB 12.Sdcard Extream 16GB 13. LED 14. Batrei Alkaline - Penginapan - Konsumsi - Transportasi - Biaya print - Narasumber Kang Idong Ayah Mursyid Jaro Saija Kang Musung - Tak Terduga 1 Unit 1 Unit x @420.000 2 Unit 1 Unit 5 box x @20.000 Rp. 420.000 Rp. 100.000 Rp. 900.000 Rp. 1.000.000 Rp. 700.000 Rp. 50.000 Rp. 450.000 Rp. 250.000 C. Pasca Produksi - Komputer - Grafis - Print - X-Banner - Poster - Tak Terduga 3 Unit 1 Unit, 1cm x 2cm Rp. 200.000 Rp. 200.000 Rp. 100.000 Rp. 300.000 Rp. 200.000 Total Keseluruhan Rp. 4.550.000