• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014 ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Volume 4, No. 7, Oktober 2014 ISSN :"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, DISIPLIN KERJA DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. PERTANI (PERSERO) CABANG PALEMBANG

Maryam Zanariah *), Muhammad Hatta**)

Dosen MM UTP*) dan DPPKAD **)Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Telp. 0711-372164-360717, Fax. 0711-360725

Wab site : www/mm-utp.com ; E-mail : [email protected]

ABSTRACT

Hipotesis penelitian ini adalah : 1) Diduga terdapat pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara simultan terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang. 2). Diduga terdapat pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara parsial terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini jumlah populasi sebanyak 60 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Sampel Jenuh yang dilakukan secara keseluruhan dari jumlah populasi. Dalam hal seperti ini cara terbaik adalah cukup dengan mengambil persentase tertentu, katakanlah 5%, 10% atau 50% dari seluruh populasi. cara menentukan besarnya persentase sampel yaitu : 1) Bila pupulasi N besar, persentase yang kecil saja sudah dapat memenuhi syarat. 2). Besarnya sampel hendaknya jangan kurang dari 30. Penelitian ini dengan mempertimbangkan jumlah sampel sebanyak 60 orang dengan rincian 20 orang sebagai sampel uji coba dan 40 orang sebagai sampel penelitian. Untuk mengetahui hipotesis Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang dihitung dengan Uji F jika : a). H0 : b1,b2,b3 = 0, artinya tidak ada pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang. b). H1 : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang. Kriteria pengujian : Terima H0, jika sig ≥ 0,05 dan Tolak H0, jika sig < 0,05. Bardasarkan tabel 30 terlihat bahwa F hitung variabel Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kinerja dengan nilai sig F sebesar 0,000 < α (0,05) artinya ada Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis maka : 1) Terdapat pengaruh yang signifikan Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara simultan terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang. Dengan model regresi Ŷ = 3,879 + 0,511 X1 + 0,324 X2 + 0,247 X3 + e. Korelasi (R) sebesar 0,670 artinya menunjukkan korelasi yang kuat dan bersikap positif (searah) dan nilai koefisien determinasinya R Square sebesar 0,448 atau 44,8%. Ketiga variabel bebas tersebut berjalan seiring dengan variabel terikat artinya makin tinggi Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal makin tinggi pula Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang. 2) Terdapat pengaruh yang signifikan Kepemimpinan secara parsial terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang yang ditunjukan nilai sig t sebesar 0,000 < α (0,05). 3). Terdapat pengaruh yang signifikan Disiplin Kerja secara parsial terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang yang ditunjukan nilai sig t sebesar 0,026 < α (0,05). 4). Terdapat pengaruh yang signifikan Komunikasi Interpersonal secara parsial terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang yang ditunjukan nilai sig t sebesar 0,030 < α (0,05). 5). Variabel Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang lebih dominan sebesar 32,4%.

Kata Kunci : Pengaruh Kepemimpinan dan Disiplin Kerja

PENDAHULUAN A. Latar Belakang.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur yang strategis dalam menentukan sehat tidaknya suatu organisasi. Pengembangan sumber daya manusia yang terencana dan berkelanjutan merupakan kebutuhan mutlak organisasi. Sebuah organisasi memerlukan manusia sebagai sumber daya manusia yang berkualitas akan terus memajukan organisasi sebagai suatu wadah peningkatan kinerja SDM tersebut. Kedudukan strategis untuk meningkatkan kinerja SDM dapat terwujud dengan Kepemimpinan, Motivasi dan Komunikasi para pegawai.

Kepemimpinan mempunyai peran yang penting dalam mempengaruhi cara kerja pegawai,

kepemimpinan akan memberikan dampak positif maupun negatif terhadap kinerja pegawai yang dipimpinnya. Karena kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat dan kekuatan moral yang kreatif, yang marnpu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka konform dengan keinginan pemimpin.

Seorang pemimpin harus dapat mempelajari karakter pegawainya sehingga dapat mengevaluasi dirinya dan mengetahui apakah kepemimpinannya telah sesuai dengan kemauan, kemampuan maupun harapan pegawai, karena gaya kepemimpinan yang sesuai dengan harapan pegawai akan memberikan peran besar dalam kemajuan

(2)

suatu organisasi. Dalam hal ini pengaruh seorang pemimpin sangat menentukan, karena untuk merealisasikan tujuan, perusahaan perlu menerapkan kepemimpinan atau pola kerja yang konsisten terhadap situasi kerja yang dihadapi. Selain itu seorang pemimpin didalam melaksanakan tugasnya harus berupaya menciptakan dan memelihara hubungan yang baik dengan bawahannya agar mereka dapat bekerja secara produktif. Dengan demikian, secara tidak langsung pun produktivitas perusahaan dapat ditingkatkan. Keberhasilan seorang pemimpin dalam gaya kepemimpinannya, dimana terdapat perbedaan perilaku antar individu yang dihadapi akan menunjang terbentuknya suatu gaya kepemimpinan yang efektif. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin membawa pengaruh yang besar terhadap kelangsungan kegiatan dan perkembangan organisasi.

Disiplin kerja karyawan yang sebaik-baiknya itu harus ditanamkan dalam diri setiap karyawan, sebaliknya bukan atas paksaan atau tuntutan semata tetapi didasarkan atas kesadaran dari dalam diri setiap pegawai. Untuk mendapatkan disiplin kerja yang baik, pegawai harus taat terhadap aturan waktu, taat terhadap peraturan instansi/perusahaan, taat terhadap aturan perilaku dalam bekerja dan taat terhadap aturan lainnya di instansi/perusahaan.

Konsep disiplin merupakan sikap ketaatan terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organisasi yaitu menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan keinsyafan, bukan karena unsur paksaan (Wursono, 2005 : 32). Sementara itu pendapat lain mengatakan bahwa suatu kedisiplinan penting bagi suatu organisasi sebab adanya kedisiplinan akan dapat ditaati oleh sebagian besar para karyawan dan akan dilakukan secara efektif. Bilamana kedisiplinan tidak dapat ditegakan maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien (Nitisemito, 2002 : 26). Jadi dapat ditekankan pada unsur kesadaran dan penyesuaian diri secara sukarela bukan atas dasar paksaan.Disiplin itu sendiri diartikan sebagai keadilan seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi. Apabila suatu organisasi ingin mengusahakan agar kinerja pegawai meningkat maka salah satu usaha yang harus dilakukan adalah menegakkan disiplin kerja. Dalam menegakkan disiplin unsur pemimpin diharapkan dapat selalu

menciptakan, menegakkan dan memelihara kedisiplinan yang baik dari para anggota sehingga kinerja yang diinginkan dapat terwujud.

Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar. Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. sesama dalam kelompok dan masyarakat. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan. Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.

Di antara kedua belah pihak harus ada

two-way-communications atau komunikasi dua

arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam perkantoran. Menurut Kohler ada dua model komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perkantoran ini. Pertama, komunikasi koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian (subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi interaktif, ialah proses pertukaran informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub sistem dalam perkantoran, maupun antara perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan intensitas komunikasi yang dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut. Dalam hal komunikasi yang terjadi antar pegawai, kompetensi komunikasi yang baik akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat kinerja suatu organisasi (perkantoran) menjadi semakin baik. Dan sebaliknya, apabila terjadi komunikasi yang buruk akibat tidak terjalinnya hubungan yang baik, sikap yang otoriter atau acuh, perbedaan

(3)

pendapat atau konflik yang berkepanjangan, dan sebagainya, dapat berdampak pada hasil kerja yang tidak maksimal.

Peningkatan kinerja pegawai secara perorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan dan memberikan feed

back yang tepat terhadap perubahan perilaku,

yang direkflesikan dalam kenaikan produktifitas. Belum terwujudnya optimalisasi kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang masih belum menunjukan hasil yang hasil yang optimal. Apabila dikaji lebih mendalam kondisi yang demikian disebabkan kepemimpinan yang belum mendukung terciptanya iklim kerja yang baik, belum terlaksananya fungsional manajemen pengembangan sumber daya manusia (karyawan) dalam memberikan bimbingan dan pengendalian karyawannya pada arah kemajuan kinerja yang optimal sehingga dibutuhkan motivasi dari pimpinan, kurangnya ketaatan para karyawan terhadap peraturan, seperti masih ada karyawan yang masuk kerja terlambat dan pulang tidak sesuai yang ditetapkan perusahaan, masih kurangnya komitmen karyawan terhadap penyelesaian suatu pekerjaan sehingga hasil dari pekerjaan tersebut kurang baik, masih kurangnya proses komunikasi interpersonal yang terjadi antara pimpinan dan karyawan dan evaluasi kinerja karyawan yang memberikan perhatian serius pada setiap kemajuan yang dicapai oleh setiap karyawan belum berjalan secara intensif.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai uraian di atas dapat diidentifikasi masalah yang mempunyai pengaruh terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang antara lain :

1. Kepemimpinan yang belum mendukung terciptanya iklim kerja yang baik

2. Belum terlaksananya fungsional manajemen pengembangan sumber daya manusia (karyawan) dalam memberikan bimbingan dan pengendalian karyawannya pada arah kemajuan kinerja yang optimal sehingga dibutuhkan motivasi dari pimpinan.

3. Kurangnya ketaatan para karyawan terhadap peraturan, seperti masih ada karyawan yang masuk kerja terlambat dan pulang tidak sesuai yang ditetapkan perusahaan.

4. Masih kurangnya komitmen karyawan terhadap penyelesaian suatu pekerjaan sehingga hasil dari pekerjaan tersebut kurang baik.

5. Masih kurangnya proses komunikasi interpersonal yang terjadi antara pimpinan dan karyawan.

6. Evaluasi kinerja karyawan yang memberikan perhatian serius pada setiap kemajuan yang dicapai oleh setiap karyawan belum berjalan secara intensif.

C. Pembatasan Masalah

Disebabkan adanya keterbatasan-keterabatasan dalam diri penulis baik menyangkut kemampuan, waktu, maupun dana dan agar penelitian ini lebih terfokus, maka dari beberapa masalah yang telah teridentifikasi diatas penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti hanya pada pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

D. Perumusan Masalah

Adapun masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh Kepemimpinan,

Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara simultan terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang? 2. Bagaimanakah pengaruh Kepemimpinan,

Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara parsial terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diinginkan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis, mengetahui dan membuktikan pengaruh :

(a) Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara simultan terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

(b) Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara parsial terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, hipotesis penelitian yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga terdapat pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara simultan terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

(4)

2. Diduga terdapat pengaruh Kepemimpinan,

Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara parsial terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan andil dan manfaat dalam peningkatan Kinerja melalui Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal.

Dalam penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan dari bulan Desember 2013 sampai bulan Februari 2014.

B. Teknik Analisis

1. Analisis Statistik Deskriftif

Statistik deskriftif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data selain penyajian tabel dan grafik untuk mengetahui deskrifsi data diperlukan ukuran yang lebih eksak. Dua ukuran penting yang sering dipakai dalam pengambilan keputusan adalah :

a) Mencari central tendency (kecenderungan terpusat) seperti mean, median dan modus. b) Mencari ukuran dispersioan seperti range,

standar deviasi dan varians

Selain kedua ukuran diatas, ukuran lain yang bisa dipakai adalah skweness dan kurtosis untuk mengetahui kemiringan data. Untuk bentuk grafik, dianjurkan menggunakan histogram dengan kurva normalnya.

2. Analisis Butir Instrumen

Setelah dilakukan tabulasi terhadap setiap butir pertanyaan/pernyataan pada setiap variabel yang diteliti, maka dilakukan analisis butir pertanyaan/pernyataan. Analisis ini dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata dari setiap butir pertanyaan/pernyataan. Dengan dilakukannya analisis butir pertanyaan maka dapat diketahui dimensi dan indikator mana yang masih lemah dari setiap instrumen variabel yang diteliti.

3. Analisis Statistik Inferensial

a. Regresi Linier Berganda

Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Persamaanya adalah : Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +e Dimana : Y : Variabel Kinerja a : Konstanta X1 : Variabel Kepemimpinan X2 : Variabel Disiplin Kerja

X3 : Variabel Komunikasi Interpersonal b1, b2, b3 : Koefisien regresi

e : Residu b. Koefisien Korelasi

Pada kasus di atas, untuk mengetahui keeratan pengaruh antara Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal terhadap kinerja digunakan besaran yang akan dianalisis adalah korelasi (r). korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam hal ini tidak ditentukan variabel mana yang mempengaruhi variabel yang lainnya. Nilai koefisien berkisar antara -1 dan 1. Semakin mendekati satu nilai absolute koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin kuat sedangkan semakin kecil (mendekati nol) nilai absolute koefisien korelasi maka pengaruh antara variabel tersebut semakin lemah. Tanda positif atau negatif menunjukkan arah hubungan.

Kuat dan lemahnya korelasi antara variabel tidak ada ukuran yang pasti, menurut Young (2002 : 317), ukuran korelasi diterjemahkan sebagai berikut :

a) 0,70 – 1,00 (baik positif atau minus) menunjukkan adanya derajat asosiasi yang tinggi.

b) 0,40 - < 0,70 (baik positif atau minus) menunjukkan hubungan yang substansial. c) 0,20 – 0,40 (baik positif atau minus)

menunjukkan adanya korelasi yang rendah. d) < 0,20 (baik positif atau minus) korelasi

dapat diabaikan. c. Koefisien Determinasi

Untuk mengambil seberapa jauh variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi atau penentuan R2.

Nilai R2 ini berkisar antara 0 – 1, semakin mendekati 1 nilai R2 tersebut berarti semakin besar variabel independen (X) mampu menerangkan variabel dependent (Y). analisis terhadap nilai R-square (R2) ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas (X1

dan X2) dapat menerangkan hubungan

perubahan variabel terikat (Y). sifat-sifat

R-square sangat dipengaruhi oleh banyak variabel

bebas dimana semakin banyak variabel bebas semakin besar nilai R-square.

(5)

Untuk menganalisis data deskriftif tentang nilai indikator dan item pertanyaan setiap variabel, dipergunakan skala penafsiran sebagai berikut :

Tabel 1. Skala Penafsiran Nilai Indikator

No Interval Nilai Penafsiran

1 0 < 1,00 Tidak Baik

2 1,00 < 2,00 Kurang Baik 3 2,00 < 3,00 Cukup Baik

4 3,00 < 4,00 Baik

5 4,00 - 5,00 Sangat Baik Lebih lanjut dikemukakan Juanda (2003 : 6) metode statistika inferensi terdiri atas prosedur-prosedur untuk menarik kesimpulan tentang ciri-ciri suatu populasi berdasarkan informasi yang terkandung di dalam contoh yang diambil dari populasi bersangkutan. Aspek utama dari statistik dari data contoh untuk mengambil kesimpulan tentang parameter populasi. Perlunya analisis inferensia karena kita hanya mengamati data contoh. Statistik inferensial dalam penelitian ini dipergunakan untuk :

a) Mengetahui hubungan-hubungan variabel X1,

X2 , X3 dengan Y. untuk mengetahu hubungan

ini dipergunakan Analisis Korelasi Parsial dan Analisis Korelasi Multipel.

b) Untuk mengetahui pengaruh X1, X2 , X3

terhadap Y dipergunakan analisis regresi berganda.

Untuk mengetahui pengaruh satu variabel dengan yang lain, digunakan analisis korelasi. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan 1 atau -1 ≤ ryx ≤ 1. Penafsiran koefisien korelasi sesuai

pendapat Sugiono (2000 : 216) adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Penafsiran Koefisien Korelasi

No Interval Nilai Penafsiran

1 0,00 < 1,999 Sangat Rendah 2 0,20 < 0,399 Rendah 3 0,40 < 0,599 Sedang 4 0,60 < 0,799 Kuat 5 0,80 -1,000 Sangat Kuat 4. Uji Persyaratan

Sebelum data dianalisis menggunakan SPSS versi 17 terlebih dahulu data tersebut harus memenuhi syarat uji persyaratan sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Untuk melakukan uji normalitas distribusi data, penulis menggunakan uji Kolmogorof

Smirnov dari program SPSS. Normalitas distribusi

data dihitung dengan cara membandingkan nilai

Asymtotic Significance yang diperoleh dengan nilai

α = 0,05. Apabila Asymp Sig > α= 0,05 maka data dinyatakan normal.

b. Uji Homogenitas

Sebagai salah satu persyaratan untuk melakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi, data perlu di uji homogenitasnya. Uji homogenitas perlu memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogeny. Pengujian homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Cquare dengan menetapkan signifikansi 5% (α = 0, 05). Interpretasi homogenitas data dihitung berdasarkan Asymtotic Significance yang diperoleh. Jika Asymp Sig > α 0,05 maka data dinyatakan homogen.

c. Uji Linearitas

Uji ini dipergunakan untuk mengetahui apakah regresi yang diperoleh “berarti” apabila dipergunakan untuk membuat kesimpulan antar variabel yang sedang dianalisis, pengujian lineartitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan One

Way Anova program SPSS. Pengujian lineritas

menggunakan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Interpretasi data dilakukan dengan ketentuan jika F hitung F tabel maka variabel bebas dengan variabel terikat tersebut mempunyai hubungan yang linear.

d. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas

Multikoliniearitas merupakan situasi dimana terjadi korelasi berganda yang sangat tinggi, jika salah satu dari variabel-variabel bebas berregresi terhadap variabel bebas yang lain. Seperti dikatakan Rietvelt (2003 : 16). Multikolinieritas memiliki arti adanya korelasi diantara dua atau lebih variabel bebas. Berarti jika diantara variabel yang digunakan sama sekali tidak berkorelasi antara satu dengan yang lain atau berkorelasi tetapi tidak lebih tinggi dari r, maka bisa dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. Uji asumsi multikolinieritas ini dilakukan dengan cara menghitung nilai

Variance Inflating Factor (VIF), apabila VIF lebih

kecil dari 5 maka berarti tidak terjadi multikolieritas (Santoso, 2009). Sementara itu dalam referensi lain disebutkan nilai kritik untuk nilai VIF adalah 10.

(6)

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pasda periode t dengan kasalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji = 5%. Apabila D-WαDurbin-Watson (D-W) dengan tingkat kepercayaan terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi (Santoso, 2002)

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji Glejer, yang dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual yang diperoleh dari model regresi sebagai variabel dependen terhadap variabel independen dalam model regresi. Apabila nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas dalam model regresi ini tidak signifikan secara statistik, maka dapar disimpulkan tidak terjadi heteroskedasitistas (Sumodiningrat, 2001).

G. Uji Hipotesis Statistik

1. Uji secara signifikan, digunakan Uji F yaitu :

1. H0 : b1,b2,b3 = 0, artinya Tidak ada

pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara simultan terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

H1 : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya terdapat

pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara simultan terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

Kriteria pengujian :

- Terima H0, jika sig.F ≥ 0,05

- Tolak H0, jika sig.F < 0,05

2. Uji secara Parsial, digunakan Uji t a. H0 : b1 = 0, artinya tidak ada

pengaruh Kepemimpinan

terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

H1 : b1 ≠ 0, artinya terdapat

pengaruh Kepemimpinan

terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

b. H0 : b2 = 0, artinya tidak ada

pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang n. H1 : b2 ≠ 0, artinya terdapat

pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang. c. H0 : b3 = 0, artinya tidak ada

pengaruh Komunikasi

Interpersonal terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

H1 : b3 ≠ 0, artinya terdapat

pengaruh Komunikasi

Interpersonal terhadap Kinerja karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

Kriteria pengujian : Terima H0, jika sig.t ≥ 0,05

Tolak H0, jika sig.t < 0,05 HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

Pada uraian deskripsi dan statistik inferensial data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan untuk mendapatkan gambaran tentang beberapa karakteristik dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel terikat yaitu Kinerja maupun variabel bebas yaitu Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal. Karakteristik deskripsi yang dimaksud berupa distribusi skor variabel yang diwujudkan dalam bentuk nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, modus, median, standar deviasi serta varians. Kemudian akan dilakukan uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas serta uji asumsi klasik sebagai syarat untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan statistik inferensial, sedangkan pada bagian akhir dilakukan

(7)

pengujian hipotesis yang diikuti dengan pembahasan hasil penelitian.

A. Uji Instrumen 1. Uji Validitas

Sebelum melakukan penyebaran ke 40 orang responden penelitian perlu dilakukan penyebaran kuesioner ke responden sementara dengan jumlah 20 orang untuk pengujian validitas terhadap kuesioner sebagai alat uji yang valid.

a. Uji Validitas Variabel Kinerja (Y)

Perhitungan dalam uji validitas dilakukan menggunakan korelasi dengan bantuan program SPSS versi 15. Hasil uji validitas dari 20 item pertanyaan untuk mengukur variabel Kinerja (Y) dari 20 responden sementara yang diteliti terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. Hasil SPSS Korelasi Variabel Kinerja (Y)

No Pernyataan Korelasi Keterangan

1. Item 1 0.956** Valid 2. Item 2 0.840** Valid 3. Item 3 0.766** Valid 4. Item 4 0.906** Valid 5. Item 5 0.878** Valid 6. Item 6 0.832** Valid 7. Item 7 0.761** Valid 8. Item 8 0.576** Valid 9. Item 9 0.685** Valid 10. Item 10 0.808** Valid 11. Item 11 0.582** Valid 12. Item 12 0.829** Valid 13. Item 13 0.957** Valid

14. Item 14 0.005 Tidak Valid

15. Item 15 0.298 Tidak Valid

16. Item 16 0.952** Valid 17. Item 17 0.818** Valid 18. Item 18 0.781** Valid 19. Item 19 0.855** Valid 20. Item 20 0.836** Valid

Dari 20 pertanyaan yang diajukan kepada 20 orang responden ternyata variabel Kinerja, ada item (pertanyaan) yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 14 dan 15. Item tersebut tidak digunakan di dalam data penelitian.

Kesemua item yang valid membuktikan dalam pengujian ini, bahwa item-item pertanyaan yang diberikan kepada Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang dapat direspon dan dimengerti dengan baik karena adanya keterkaitan item per item pertanyaan mengenai Kinerja.

b. Uji Validitas Variabel Kepemimpinan (X1)

Perhitungan dalam uji validitas dilakukan menggunakan korelasi dengan bantuan program SPSS versi 15. Hasil uji validitas dari 18 item pertanyaan untuk mengukur variabel

Kepemimpinan (X1) dari 20 responden sementara yang diteliti terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. Hasil SPSS Korelasi Variabel Kepemimpinan (X1)

No Pernyataan Korelasi Keterangan

1. Item 1 0.947** Valid 2. Item 2 0.836** Valid 3. Item 3 0.782** Valid 4. Item 4 0.882** Valid 5. Item 5 0.814** Valid 6. Item 6 0.828** Valid 7. Item 7 0.753** Valid

8. Item 8 0.079 Tidak Valid

9. Item 9 0.695** Valid

10. Item 10 0.874** Valid

11. Item 11 -0.308 Tidak Valid

12. Item 12 0.560** Valid 13. Item 13 0.958** Valid 14. Item 14 0.579** Valid 15. Item 15 0.958** Valid 16. Item 16 0.833** Valid 17. Item 17 0.951** Valid 18. Item 18 0.782** Valid

Dari 18 pertanyaan yang diajukan kepada 20 orang responden ternyata variabel Kepemimpinan ada item (pertanyaan) yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 8 dan 11. Item tersebut tidak digunakan kedalam data penelitian.

Kesemua item yang valid membuktikan dalam pengujian ini, bahwa item-item pertanyaan yang diberikan kepada Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang dapat direspon dan dimengerti dengan baik karena adanya keterkaitan item per item pertanyaan mengenai Kepemimpinan.

c. Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja (X2)

Perhitungan dalam uji validitas dilakukan menggunakan korelasi dengan bantuan program SPSS versi 15. Hasil uji validitas dari 18 item pertanyaan untuk mengukur variabel Disiplin Kerja (X2) dari 20 responden sementara yang diteliti terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5. Hasil SPSS Korelasi Variabel Disiplin Kerja (X2)

No Pernyataan Korelasi Keterangan

1. Item 1 0.859** Valid 2. Item 2 0.903** Valid 3. Item 3 0.815** Valid 4. Item 4 0.716** Valid 5. Item 5 0.906** Valid 6. Item 6 0.742** Valid 7. Item 7 0.761** Valid 8. Item 8 0.584** Valid

(8)

9. Item 9 0.843** Valid 10. Item 10 0.823** Valid 11. Item 11 0.907** Valid 12. Item 12 0.753** Valid 13. Item 13 0.706** Valid 14. Item 14 0.742** Valid 15. Item 15 0.813** Valid 16. Item 16 0.253 Tidak Valid 17. Item 17 0.121 Tidak Valid

18. Item 18 0.684** Valid

Dari 18 pertanyaan yang diajukan kepada 20 orang responden ternyata variabel Disiplin Kerja ada item (pertanyaan) yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 16 dan 17. Item tersebut tidak digunakan kedalam data penelitian.

Kesemua item yang valid membuktikan dalam pengujian ini, bahwa item-item pertanyaan yang diberikan kepada Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang dapat direspon dan dimengerti dengan baik karena adanya keterkaitan item per item pertanyaan mengenai Disiplin Kerja.

d. Uji Validitas Variabel Komunikasi Interpersonal (X3)

Perhitungan dalam uji validitas dilakukan menggunakan korelasi dengan bantuan program SPSS versi 15. Hasil uji validitas dari 18 item pertanyaan untuk mengukur variabel Komunikasi Interpersonal (X3) dari 20 responden sementara yang diteliti terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel 6. Hasil SPSS Korelasi Variabel Komunikasi

Interpersonal (X3)

No Pernyataan Korelasi Keterangan

1. Item 1 0.828** Valid 2. Item 2 0.864** Valid 3. Item 3 0.808** Valid 4. Item 4 0.874** Valid 5. Item 5 0.745** Valid 6. Item 6 0.864** Valid 7. Item 7 0.808** Valid

8. Item 8 0.232 Tidak Valid

9. Item 9 0.662** Valid 10. Item 10 0.814** Valid 11. Item 11 0.969** Valid 12. Item 12 0.674** Valid 13. Item 13 0.955** Valid 14. Item 14 0.797** Valid

15. Item 15 0.290 Tidak Valid

16. Item 16 0.749** Valid

17. Item 17 0.620** Valid

18. Item 18 0.788** Valid

Dari 18 pertanyaan yang diajukan kepada 20 orang responden ternyata variabel Komunikasi Interpersonal ada item (pertanyaan) yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 8 dan 15. Item tersebut tidak digunakan kedalam data penelitian.

Kesemua item yang valid membuktikan dalam pengujian ini, bahwa item-item pertanyaan yang diberikan kepada Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang dapat direspon dan

dimengerti dengan baik karena adanya keterkaitan item per item pertanyaan mengenai Komunikasi Interpersonal.

2. Uji Reliabilitas

a. Uji Reliabilitas Kinerja (Y)

Untuk melihat ke reliabilitas pada variabel Kinerja (Y) yang telah dilakukan pengisian kuesioner oleh 20 orang responden sementara dengan menjawab 18 pertanyaan yang valid. Ke 18 item pertanyaan tersebut dijadikan sebagai indikator terhadap variabel Kinerja (Y).

Tabel 7. Uji Reliabilitas Untuk Variabel Kinerja (Y)

Reliabi lity Statisti cs

,961 18

Cronbach's

Alpha N of Items

Dari hasil analisis diatas didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,961. Maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel

b. Uji Reliabilitas Kepemimpinan (X1)

Untuk melihat ke reliabilitas pada variabel Kepemimpinan (X1) yang telah dilakukan pengisian kuesioner oleh 20 orang responden sementara dengan menjawab 16 pertanyaan yang valid. Ke 16 item pertanyaan tersebut dijadikan sebagai indikator terhadap variabel Kepemimpinan (X1).

Tabel 8. Uji Reliabilitas Untuk Variabel Kepemimpinan (X1)

R eliabi lity Statisti cs

,967 16

C ronbach' s

Alpha N of Items

Dari hasil analisis diatas didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,967. Maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel.

c. Uji Reliabilitas Disiplin Kerja (X2)

Untuk melihat ke reliabilitas pada variabel Disiplin Kerja (X2) yang telah dilakukan pengisian kuesioner oleh 20 orang responden sementara dengan menjawab 16 pertanyaan yang valid. Ke 16 item pertanyaan tersebut dijadikan sebagai indikator terhadap variabel Disiplin Kerja (X2).

(9)

Tabel 9. Uji Reliabilitas Untuk Variabel Disiplin

Kerja (X2)

Reliabi lity Statisti cs

,960 16

Cronbach's

Alpha N of Items

Dari hasil analisis diatas didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,960. maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel.

d. Uji Reliabilitas Komunikasi Interpersonal (X3)

Untuk melihat ke reliabilitas pada variabel Komunikasi Interpersonal (X3) yang telah dilakukan pengisian kuesioner oleh 20 orang responden sementara dengan menjawab 16 pertanyaan yang valid. Ke 16 item pertanyaan tersebut dijadikan sebagai indikator terhadap variabel Komunikasi Interpersonal (X3).

Tabel 10. Uji Reliabilitas Untuk Variabel Komunikasi Interpersonal (X3)

Reliabi lity Statisti cs

,965 16

Cronbach's

Alpha N of Items

Dari hasil analisis diatas didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,965. maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel.

B. Analisis Deskriptif

1. Analisis Statistik Deskriptif

Penelitian ini ada tiga variabel bebas yaitu variabel Kepemimpinan (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Komunikasi Interpersonal (X3) sedangkan untuk variabel terikat atau tak bebas yaitu Kinerja (Y). Masing-masing variabel diukur dengan memberikan pertanyaan kepada 40 responden, beberapa item pertanyaan sebagai indikator terhadap variabel-variabel tersebut. Secara terperinci deskripsi variabel-variabel tersebut berturut-turut dari nikai skor terendah, nilai skor tertinggi, nilai rata-rata, simpangan baku, median dan modusnya pada tabel dibawah ini :

Tabel 11. Data Deskriptif Variabel Penelitian

Statistics 40 40 40 40 0 0 0 0 63,48 62,38 62,90 72,05 1,030 1,008 1,294 1,084 63,50 63,00 63,00 71,50 63 63 55a 71a 6,516 6,376 8,183 6,857 42,461 40,651 66,964 47,023 -,174 -,491 -,583 ,151 ,374 ,374 ,374 ,374 -,332 -,692 ,320 -,630 ,733 ,733 ,733 ,733 28 24 35 28 48 49 39 58 76 73 74 86 2539 2495 2516 2882 Valid Missing N Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Dev iation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum Kepemim pinan Disiplin Kerja

Komunikasi Interpersonal Kinerja

Multiple modes exist. The smallest v alue is shown a.

a. Deskripsi Variabel Kinerja (Y)

Untuk mengetahui diskripsi data dari variabel Kinerja (Y), sesuai data pada tabel 16 diatas, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variabel Kinerja dengan 40 responden memiliki nilai rata-rata 72,05, median 71,50, mode 71, standar deviasi 6,857, nilai minimum 58, nilai maksimum 86 dan total 2882.

Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi variabel Kinerja sebaran datanya cenderung berdistribusi normal.

Gambar 1. Grafik Histogram Variabel Kinerja (Y)

b. Variabel Kepemimpinan (X1)

Sesuai data pada tabel 16 diatas, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variabel Kepemimpinan dengan 40 responden memiliki nilai rata-rata 63,48, median 63,50, mode 63, standar deviasi 6,516, nilai minimum 48, nilai maksimum 76 dan total 2539.

Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi variabel Kepemimpinan sebaran datanya cenderung berdistribusi normal.

(10)

Gambar 2. Grafik Histogram Variabel Kepemimpinan (X1)

c. Variabel Disiplin Kerja (X2)

Sesuai data pada tabel 16 diatas, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variabel Disiplin Kerja dengan 40 responden memiliki nilai rata-rata 62,38, median 63,00, mode 63, standar deviasi 6,376, nilai minimum 49, nilai maksimum 73 dan total 2495.

Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi variabel Disiplin Kerja sebaran datanya cenderung berdistribusi normal.

Gambar 3. Grafik Histogram Variabel Disiplin Kerja (X2)

d. Variabel Komunikasi Interpersonal (X3)

Sesuai data pada tabel 16 diatas, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variabel Komunikasi Interpersonal dengan 40 responden memiliki nilai rata-rata 62,90, median 63,00, mode 55, standar deviasi 8,183, nilai minimum 39, nilai maksimum 74 dan total 2516.

Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi variabel Komunikasi Interpersonal sebaran datanya cenderung berdistribusi normal. Gambar 4. Grafik Histogram Variabel Komunikasi

Interpersonal (X3)

2. Analisis Butir Instrumen

Analisis butir instrumen adalah pengajian pertanyaan atau pernyataan instrumen agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai. Menganalisis instrumen merupakan upaya untuk mengetahui tingkat kebaikan butir instrumen yang akan digunakan.

Berdasarkan butir pertanyaan yang dibagikan kepada 40 responden, untuk mengetahui variabel Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu distribusi nilai rata-rata skor jawaban responden untuk variabel Kinerja adalah sebagai berikut : Tabel 12. Hasil Nilai Rata-Rata Skor Jawaban

Variabel Kinerja (Y)

Descrip tive Statistics

40 2 5 4,25 ,840 40 2 5 3,88 1,017 40 2 5 4,15 ,975 40 2 5 4,10 ,744 40 2 5 4,05 1,037 40 2 5 4,13 1,017 40 2 5 4,10 ,871 40 2 5 4,05 ,932 40 2 5 3,95 ,783 40 2 5 4,08 ,829 40 3 5 4,13 ,822 40 2 5 3,93 ,997 40 2 5 3,85 ,864 40 2 5 4,03 ,974 40 2 5 3,85 1,075 40 2 5 3,75 1,032 40 2 5 4,10 ,955 40 2 5 3,70 ,939 40 58 86 72,05 6,857 40 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 Total Valid N (listwise)

N Minimum Maxim um Mean St d. Dev iation

Berdasarkan statistik diskriptif tersebut menunjukkan bahwa indikator-indikator Kinerja sudah cukup optimal, karena berada pada interval nilai 3,00-4,00 yaitu 2,9,12,13,16,18 telah berkategori baik, sedangkan pada pertanyaan lainnya telah berkategori sangat baik dengan interval nilai 4,00-5,00. Indikator yang masih rendah yaitu memahami pedoman kerja dengan baik dan bekerja sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada Selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut yaitu distribusi nilai rata-rata skor jawaban responden untuk variabel Kepemimpinan adalah sebagai berikut :

(11)

Tabel 13. Hasil Nilai Rata-Rata Skor Jawaban Variabel Kepemimpinan (X1) Descriptive Statistics 40 2 5 4,18 ,903 40 2 5 3,65 ,975 40 2 5 4,00 ,877 40 2 5 4,20 ,723 40 2 5 3,93 1,023 40 2 5 3,90 ,955 40 2 5 4,00 ,751 40 1 5 3,93 ,888 40 1 5 3,85 ,893 40 1 5 4,05 ,876 40 1 5 3,95 ,959 40 2 5 3,90 1,008 40 1 5 3,65 1,001 40 2 5 4,30 ,992 40 2 5 4,03 ,920 40 2 5 3,98 ,920 40 48 76 63,48 6,516 40 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 Total Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation

Berdasarkan statistik diskriptif tersebut menunjukkan bahwa indikator-indikator Kepemimpinan sudah cukup optimal, karena berada pada interval nilai 3,00-4,00 yaitu 2,3,5,6,8,9,11,12,13,16 telah berkategori baik, sedangkan pada pertanyaan lainnya telah berkategori sangat baik dengan interval nilai 4,00-5,00. Indikator yang masih rendah perlu dioptimalkan antara lain pimpinan selalu memberikan arahan yang jelas sebelum dan sesudah melaksanakan tugas dan pimpinan memberikan pujian kepada karyawan yang semangat dalam bekerja

Selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut yaitu distribusi nilai rata-rata skor jawaban responden untuk variabel Disiplin Kerja adalah sebagai berikut :

Tabel 14. Hasil Nilai Rata-Rata Skor Jawaban Variabel Disiplin Kerja (X2)

Descrip tive Statistics

40 1 5 3,50 ,906 40 1 5 3,93 1,118 40 2 5 3,58 ,931 40 2 5 3,90 ,810 40 2 5 3,88 ,822 40 1 5 3,88 1,017 40 3 5 4,23 ,733 40 2 5 4,10 ,900 40 2 5 3,88 ,757 40 3 5 4,25 ,670 40 3 5 3,80 ,723 40 2 5 3,70 ,966 40 3 5 3,85 ,802 40 2 5 4,08 ,944 40 2 5 4,08 1,071 40 2 5 3,78 1,050 40 49 73 62,37 6,376 40 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 Total Valid N (listwise)

N Minimum Maxim um Mean St d. Dev iation

Berdasarkan statistik diskriptif tersebut menunjukkan bahwa indikator-indikator Disiplin Kerja sudah cukup optimal, karena berada pada

interval nilai 3,00-4,00 yaitu

1,2,3,4,5,6,9,11,12,13,16 telah berkategori baik, sedangkan pada pertanyaan lainnya telah berkategori sangat baik dengan interval nilai

4,00-5,00. indikator yang masih rendah perlu dioptimalkan antara lain datang dan pulang tepat waktu dalam melaksanakan tugas kantor dan memakai atribut lembaga dalam melaksanakan tugas di kantor.

Selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut yaitu distribusi nilai rata-rata skor jawaban responden untuk variabel Komunikasi Interpersonal adalah sebagai berikut :

Tabel 15. Hasil Nilai Rata-Rata Skor Jawaban Variabel Komunikasi Interpersonal (X3) Descriptive Statistics 40 2 5 4,10 ,810 40 2 5 3,80 1,043 40 1 5 3,80 1,114 40 2 5 3,83 ,931 40 2 5 3,85 1,051 40 2 5 4,03 1,000 40 2 5 4,05 ,904 40 2 5 4,10 ,900 40 1 5 3,70 ,992 40 2 5 3,93 ,917 40 2 5 4,10 ,841 40 2 5 4,03 ,862 40 2 5 3,93 1,047 40 2 5 3,78 1,050 40 1 5 3,85 ,893 40 1 5 4,05 ,876 40 39 74 62,90 8,183 40 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 Total Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation

Berdasarkan statistik diskriptif tersebut menunjukkan bahwa indikator-indikator Komunikasi Interpersonal sudah cukup optimal, karena berada pada interval nilai 3,00-4,00 yaitu 2,3,4,5,9,10,13,14,15 telah berkategori baik, sedangkan pada pertanyaan lainnya telah berkategori sangat baik dengan interval nilai 4,00-5,00. Indikator yang masih rendah perlu dioptimalkan antara lain pimpinan orang yang mahir berkomunikasi dengan siapapun dan adanya interaksi sosial antar karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.

C. Analisis Statistik Inferensial 1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas untuk sampel uji persyaratan disini menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan SPSS Versi 15. Kolmogorov Smirnov Z merupakan angka Z yang dihasilkan dari teknik Kolmogorov Smirnov untuk menguji kesesuaian distribusi data kita dengan suatu distribusi tertentu, dalam hal ini distribusi normal. Asymp Sig (2-tailed) merupakan nilai p yang dihasilkan dari uji hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang diuji

(12)

dengan distribusi data normal. Jika nilai p lebih besar dari 0,05 maka kesimpulan yang diambil adalah hipotesis nol gagal ditolak atau dengan kata lain sebaran data yang kita uji mengikuti distribusi normal.

Tabel 16. Data Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

40 40 40 40 63,48 62,38 62,90 72,05 6,516 6,376 8,183 6,857 ,096 ,164 ,132 ,104 ,053 ,104 ,087 ,084 -,096 -,164 -,132 -,104 ,607 1,038 ,836 ,658 ,855 ,232 ,487 ,779 N Mean St d. Dev iation

Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Extreme Dif f erences Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Kepemim

pinan Disiplin Kerja

Komunikasi

Interpersonal Kinerja

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom data. b.

Dari hasil uji normalitas maka didapat suatu kesimpulan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) merupakan nilai p variabel Kinerja sebesar 0,779, Kepemimpinan sebesar 0,855, Disiplin Kerja sebesar 0,232 dan Komunikasi Interpersonal sebesar 0,487 dengan probabilitas diatas 0,05, maka fungsi distribusi populasi yang diwakili sampel distribusi data normal.

2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas untuk sampel uji persyaratan disini menggunakan Uji Chi Square dengan bantuan Program SPSS versi 15. Chi Square untuk menguji perbedaan distribusi data dalam hal ini ke homogenitas.

Interpretasi homogenitas : Uji Chi Square a) Sig. p>0,05 : Tidak Ada Beda (Homogen) b) Sig. p<0,005 : Ada Beda (Tidak Homogen)

Asymp Sig (2-tailed) merupakan nilai p yang dihasilkan dari uji hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang diuji dengan distribusi data normal. Jika nilai p lebih besar dari 0,05 maka kesimpulan yang diambil adalah hipotesis nol gagal ditolak atau dengan kata lain sebaran data yang kita uji mengikuti distribusi homogen.

Tabel 17. Data Hasil Uji Homogenitas

Kepemim-pinan Disiplin Kerja Komunikasi Interpersonal Kinerja Chi-Square(a,b,c,d) 15,200 17,600 11,300 10,400 df 22 17 18 20 Asymp. Sig. ,854 ,414 ,881 ,960

Dari nilai Chi Square masing-masing variabel Kinerja sebesar 0,960, Kepemimpinan sebesar 0,854, Disiplin Kerja sebesar 0,414 dan Komunikasi Interpersonal sebesar 0,881. Kesemua nilai Chi

Square masing-masing variabel lebih besar dari α

sebesar 5% maka dapat disimpulkan bahwa data populasi memiliki varians homogen.

3. Uji Linearitas

a. Uji Linearitas antara Variabel Kepemimpinan (X1) dengan Kinerja (Y)

Uji linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan menggunakan One

Way Anova program SPSS dengan taraf

signifikan 5% (α=0,05). Berdasarkan perhitungan uji linearitas dengan Anova didapatkan nilai sig pada baris Deviation sebesar 0,589 nilai yang diperoleh > α 5% maka H0 diterima berarti variabel Kepemimpinan (X1)

dengan Kinerja (Y) mempunyai hubungan yang linear.

Tabel 18. Hasil Uji Linear Variabel

Kepemimpinan (X1) dengan Kinerja (Y)

ANOVA Kinerja 1157,933 22 52,633 1,324 ,280 400,174 1 400,174 10,064 ,006 757,760 21 36,084 ,907 ,589 675,967 17 39,763 1833,900 39 (Combined) Weighted Dev iation Linear Term Between Groups Within Groups Total Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

b. Uji Linearitas antara Variabel Disiplin Kerja (X2) dengan Kinerja (Y)

Uji linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan menggunakan One

Way Anova program SPSS dengan taraf

signifikan 5% (α=0,05). Berdasarkan perhitungan uji linearitas dengan Anova didapatkan nilai sig pada baris Deviation sebesar 0,401 nilai yang diperoleh > α 5% maka H0 diterima berarti variabel Disiplin Kerja (X2)

dengan Kinerja (Y) mempunyai hubungan yang linear.

Tabel 19. Hasil Uji Linear Variabel Disiplin Kerja (X2) dengan Kinerja (Y)

ANOVA Kinerja 980,067 17 57,651 1,485 ,190 289,312 1 289,312 7,454 ,012 690,755 16 43,172 1,112 ,401 853,833 22 38,811 1833,900 39 (Combined) Weighted Dev iation Linear Term Between Groups Within Groups Total Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

c. Uji Linearitas antara Variabel Komunikasi Interpersonal (X3) dengan Kinerja (Y)

Uji linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan menggunakan One

Way Anova program SPSS dengan taraf

signifikan 5% (α=0,05). Berdasarkan perhitungan uji linearitas dengan Anova

(13)

didapatkan nilai sig pada baris Deviation sebesar 0,940 nilai yang diperoleh > α 5% maka H0 diterima

berarti variabel Komunikasi Interpersonal (X3) dengan Kinerja (Y) mempunyai hubungan yang linear.

Tabel 20. Hasil Uji Linear Variabel Komunikasi Interpersonal (X3) dengan Kinerja (Y)

ANOVA Kinerja 664,400 18 36,911 ,663 ,809 218,961 1 218,961 3,932 ,061 445,439 17 26,202 ,470 ,940 1169,500 21 55,690 1833,900 39 (Combined) Weighted Deviation Linear Term Between Groups Within Groups Total Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

4. Analisis Regresi Linier Berganda a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas

Berikut ini hasil dari uji multikolinearitas antara variabel-variabel bebas yaitu Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal.

Tabel 1 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel-Variabel Bebas Coeffi cientsa ,992 1,008 ,909 1,100 ,904 1,106 Kepemimpinan Disiplin Kerja Komunikasi Interpersonal Model 1 Tolerance VI F Collinearity Statistics

Dependent Variable: Kinerja a.

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut di atas, untuk menguji ada tidaknya Multikolinearitas pada model regresi linier dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF masing-masing variabel independen dan melihat nilai korelasi antar variabel independen. Menurut Santoso (2009 : 22) Uji asumsi multikolinieritas ini dilakukan dengan cara menghitung nilai Variance Inflating

Factor (VIF), apabila VIF lebih kecil dari 5 maka

berarti tidak terjadi multikolieritas.

Pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel independen lebih kecil dari pada 5, yaitu nilai VIF Variabel Kepemimpinan sebesar 1,008, nilai VIF Variabel Disiplin Kerja sebesar 1,100 dan nilai VIF Variabel Komunikasi Interpersonal sebesar 1,106. Sedangkan pada bagian Coefficient Correlations, dapat dilihat bahwa nilai korelasi di antara variabel independen dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di

antara variabel independen tersebut tidak ada korelasi atau tidak terjadi Multikolinearitas pada model regresi linier.

2) Uji Autokorelasi

Untuk menguji apakah ada dapat deteksi dengan Durbin Watson (DW) Statistik. Menurut Sritua Arif (2006 : 43) apabila nilai Durbin Watson (DW) statistik makin mendekati 2 maka tidak terdapat adanya gejala autokorelasi. Jika DW statistik semakin mendekati 0, maka menunjukkan bahwa terdapat autokorelasi yang positif. Apabila nilai DW statistik mendekati 4 maka terdapat petunjuk adanya autokorelasi negative. Berikut ini dapat dilihat hasil uji autokorelasi sebagai berikut :

Tabel 22. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb ,670a ,448 ,402 5,301 1,158 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Durbin-Wat son

Predictors: (Constant), Komunikasi I nt erpersonal, Kepemimpinan, Disiplin Kerja

a.

Dependent Variable: Kinerja b.

Dari tabel Model Summary diatas diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,158 karena nilai Durbin Watson masih mendekati nilai 2 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

3) Uji Heteroskedastisitas

Pada penelitian ini gejala heteroskedastisitas dideteksi dengan metode

Spearman Rank. Metode ini diambil karena

sederhana dan mudah dipahami. Dari hasil pengujian Spearman Rank tersebut dibandingkan peluang kesalahan dengan tingkat signifikan (α = 5%). Apabila peluang kesalahan lebih besar dari α maka gejala heteroskedastisitas tidak terjadi hasil pengujian Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

(14)

Correlations 1,000 ,093 -,083 -,039 ,294 -,119 . ,569 ,611 ,812 ,066 ,464 40 40 40 40 40 40 ,093 1,000 ,300 -,281 -,134 ,251 ,569 . ,060 ,079 ,411 ,118 40 40 40 40 40 40 -,083 ,300 1,000 -,094 -,466** ,051 ,611 ,060 . ,564 ,002 ,755 40 40 40 40 40 40 -,039 -,281 -,094 1,000 ,237 -,136 ,812 ,079 ,564 . ,141 ,401 40 40 40 40 40 40 ,294 -,134 -,466** ,237 1,000 -,176 ,066 ,411 ,002 ,141 . ,278 40 40 40 40 40 40 -,119 ,251 ,051 -,136 -,176 1,000 ,464 ,118 ,755 ,401 ,278 . 40 40 40 40 40 40 Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Kepemimpinan Disiplin Kerja Komunikasi Interpersonal absx1 absx2 absx3 Spearman's rho Kepemim pinan Disiplin Kerja

Komunikasi

Interpersonal absx1 absx2 absx3

Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Dari tabel hasil perhitungan korelasi Spearman diatas diperoleh nilai korelasi antara variabel bebas dengan nilai residu absolutnya masing-masing sebesar -0,039 dengan nilai sig sebesar 0,812 untuk korelasi variabel Kepemimpinan (X1) dengan absx1 (Residual X1), sebesar -0,134 dengan nilai sig sebesar 0,411 untuk korelasi variabel Disiplin Kerja (X2) dengan absx2 (Residual X2), sebesar 0,051 dengan nilai sig sebesar 0,755 untuk korelasi variabel Komunikasi Interpersonal (X3) dengan absx3 (X3). Kesemua nilai peluang kesalahan dengan tingkat signifikan > 0,05 maka diinterpretasikan tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Dari hasi uji asumsi klasik maka variabel Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal bebas dari multikolinearitas, autokorelasi dan Heteroskedastisitas sehingga dapat digunakan dalam analisis regresi linier berganda.

b. Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja

Untuk melihat pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 24. Hasil Regresi Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Coefficientsa 3,879 12,674 ,306 ,761 ,511 ,131 ,486 3,907 ,000 ,324 ,140 ,301 2,318 ,026 ,247 ,109 ,295 2,264 ,030 (Constant) Kepemimpinan Disiplin Kerja Komunikasi Interpersonal Model 1 B Std. Error Unstandardized Coeff icients Beta Standardized Coeff icients t Sig.

Dependent Variable: Kinerja a.

Dari tabel diatas ditemukan persamaan regresi yaitu :

Ŷ = 3,879 + 0,511 X1 + 0,324 X2 + 0,247 X3 Konstanta sebesar 3,879 menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan variabel Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal maka Kinerja tetap sebesar 3,879 unit skor, sedangkan dengan melihat besarnya koefisien regresi bahwa variabel Kepemimpinan sebesar 0,511 Disiplin Kerja sebesar 0,324 dan Komunikasi Interpersonal sebesar 0,247 artinya kecenderungan proyeksi perubahan antara variabel Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal terhadap variabel Kinerja menunjukkan bahwa setiap perubahan atau peningkatan variabel Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal sebesar 100% maka mengakibatkan peningkatan pula pada variabel Kinerja sebesar 51,1%, 32,4% dan 24,7%. Sedangkan jika dilihat dari uji F terhadap variabel Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal sebesar 7,839 secara simultan mempengaruhi Kinerja dengan tingkat signifikan yang lebih kecil dari α yaitu 0,000 < 0,05, artinya secara simultan pengaruhnya positif dan signifikan.

Tabel 25. Hasil Uji F Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja ANOVAb 822,090 3 274,030 9,750 ,000a 1011,810 36 28,106 1833,900 39 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan, Disiplin Kerja a.

Dependent Variable: Kinerja b.

5. Analisis Korelasi dan Determinasi

Dalam analisis ini, akan dijabarkan penggunaan, korelasi dan determinasi. Sebelum melakukan korelasi dan determinasi. Data yang disampaikan melalui jawaban kuesioner merupakan bentuk data ordinal. Tabel 26. Hasil Uji Korelasi Variabel

(15)

Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Model Summary ,670a ,448 ,402 5,301 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Komunikasi I nterpersonal, Kepemimpinan, Disiplin Kerja

a.

Berdasarkan tabel Model Summary di atas menunjukkan besarnya korelasi (R) variabel Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja sebesar 0,670 artinya menunjukkan korelasi yang kuat dan bersikap positif (searah). Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya R Square sebesar 0,448 atau 44,8% variabel Kinerja dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal sedangkan sisanya 55,2% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.

D. Uji Hipotesis Statistik

Melakukan interpretasi hasil analisis penelitian tesis ini yaitu melakukan penafsiran terhadap pengujian hipotesis. Pengujian Hipotesis statistik untuk hipotesis pertama dilakukan dengan Uji F dan untuk hipotesis kedua, ketiga dan keempat dilakukan dengan uji t.

2. Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

Untuk mengetahui hipotesis Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang dihitung dengan Uji F jika :

a. H0 : b1,b2,b3 = 0, artinya tidak ada pengaruh

Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

b. H1 : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh

Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

Kriteria pengujian :

- Terima H0, jika sig ≥ 0,05

- Tolak H0, jika sig < 0,05

Bardasarkan tabel 30 terlihat bahwa F hitung variabel Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kinerja dengan nilai sig F sebesar 0,000 < α (0,05) artinya ada Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

3. Pengaruh Kepemimpinan, terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang

Hipotesis yang akan diuji secara statistik dalam penelitian adalah :

d. H0 : b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh

Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang. e. H1 : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh

Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

Berdasarkan nilai t hitung dari tabel 29 terlihat bahwa t hitung variabel Kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel Kinerja yang ditunjukan nilai sig t sebesar 0,000 < α (0,05) artinya terdapat pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

4. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang

Hipotesis yang akan diuji secara statistik dalam penelitian adalah :

a. H0 : b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh

Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang. b. H1 : b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh

Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

Berdasarkan nilai t hitung dari tabel 29 terlihat bahwa t hitung variabel Disiplin Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel Kinerja yang ditunjukan nilai sig t sebesar 0,026 < α (0,05) artinya terdapat pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

5. Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang

(16)

Hipotesis yang akan diuji secara statistik dalam penelitian adalah :

a. H0 : b3 = 0, artinya tidak ada pengaruh

Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

b. H1 : b3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh

Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

Berdasarkan nilai t hitung dari tabel 29 terlihat bahwa t hitung variabel Komunikasi Interpersonal mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel Kinerja yang ditunjukan nilai sig t sebesar 0,030 < α (0,05) artinya terdapat pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dipaparkan diatas maka ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara simultan terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang. Dengan model regresi Ŷ = 3,879 + 0,511 X1 + 0,324 X2 + 0,247 X3 + e. Korelasi (R) sebesar 0,670 artinya menunjukkan korelasi yang kuat dan bersikap positif (searah) dan nilai koefisien determinasinya R Square sebesar 0,448 atau 44,8%. Ketiga variabel bebas tersebut berjalan seiring dengan variabel terikat artinya makin tinggi Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal makin tinggi pula Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan Kepemimpinan secara parsial terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang yang ditunjukan nilai sig t sebesar 0,000 < α (0,05).

3. Terdapat pengaruh yang signifikan Disiplin Kerja secara parsial terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang yang ditunjukan nilai sig t sebesar 0,026 < α (0,05). 4. Terdapat pengaruh yang signifikan Komunikasi

Interpersonal secara parsial terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang

Palembang yang ditunjukan nilai sig t sebesar 0,030 < α (0,05).

5. Variabel Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang lebih dominan sebesar 32,4%.

B. Saran

1. Bagi Karyawan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang, disarankan untuk lebih meningkatkan lagi Kinerja yang sudah berjalan baik sekarang ini, terutama indikator yang masih rendah yaitu memahami pedoman kerja dengan baik dan bekerja sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada.

2. Bagi Pimpinan PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang agar dapat lebih meningkatkan Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal dan Kinerja yang sudah terlaksana saat ini, hal ini perlu diperbaiki dan dilakukan dalam upaya meningkatkan Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Interpersonal secara optimal yaitu :

a. Kepemimpinan, beberapa indikator yang masih rendah perlu dioptimalkan antara lain pimpinan selalu memberikan arahan yang jelas sebelum dan sesudah melaksanakan tugas dan pimpinan memberikan pujian kepada karyawan yang semangat dalam bekerja.

b. Disiplin Kerja, beberapa indikator yang masih rendah perlu dioptimalkan antara lain datang dan pulang tepat waktu dalam melaksanakan tugas kantor dan memakai atribut lembaga dalam melaksanakan tugas di kantor. c. Komunikasi Interpersonal, beberapa

indikator yang masih rendah perlu dioptimalkan antara lain pimpinan orang yang mahir berkomunikasi dengan siapapun dan adanya interaksi sosial antar karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.

3. Bagi peneliti lain, untuk menindaklanjuti lebih jauh hasil penelitian ini dengan mengembangkan variabel-variabel bebas yang lain sehingga dapat meningkatkan Kinerja PT. Pertani (Persero) Cabang Palembang.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Dharma 2001. Dasar-Dasar Prilaku Organisasi, Andi Offset, Yogyakarta.

Faisal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cintya Press, Jakarta.

Faustino Cardos Gomes, 2003. Manajemen Sumber

Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta.

Gibson, 2005. Prilaku Dalam Organisasi, Erlangga, Jakarta

Griffin. 2005, Human Resources Management, Salemba Empat, Jakarta

Handoko, 2003. Prilaku Keorganisasian, BPFE, Yogyakarta.

Handoko Sanjaya, 2008. Pengaruh Gaya Motivasi

dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai PT. Wagen Wijaya. Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Malang. Hasibuan, 2000. Organisasi dan Motivasi : Dasar

Peningkatan Produk, Jakarta. Bumi Aksara.

Haryono, Siswoyo, 2004. Metodologi Penelitian

Bisnis. Unanti, Palembang.

Heidjracman Ranupandajo dan Suad Husnan, 2000,

Manajemen Personalia. Yogyakarta.

Hodgetts, 2003. Manajemen Sumber Daya

Manusia, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Juanda. 2003. Metodologi Penelitian. Gunung Agung, Jakarta.

Kartono, 2001. Organisasi dan Motivasi : Dasar

Peningkatan Produk, Jakarta. Bumi Aksara

Mangkunegara, 2001. Riset Sumber Daya Manusia

dalam organisasi, Edisi Revisi, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Maryoto, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya

Manusia. BPFE, Yogjakarta.

Moh As’ad, 2003. Dasar-Dasar Prilaku Organisasi, UII Press, Yogyakarta

Mudjahirin Tohir, 2002. Metode Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.

M.Sinungan 2002. Produktifitas, Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara, Jakarta

Nawawi, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia

Untuk Bisnis Yang Kompetitif, Yogyakarta,

Gajah Mada University Press..

Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Analisis Serta

Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi. Gunung Agung, Jakarta

Ranupandojo dan Husnan, 2002. Manajemen

Personalia. Penerbit, Yogyakarta

Sarwoto, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara, Jakarta

Schuller dan Jackson. 2004. Manajemen

Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad ke-21. Erlangga. Jakarta.

Siagian, 2004. Organisasi Kepemimpinan Perilaku Administrasi. Gunung Agung.

Jakarta.

Simamora, 2004. Manajemen Sumber Daya

Manusia, Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi

YKPN. Yogyakarta.

Soelaiman, Sukmalana. 2005. Langkah dan

Kebijakan Evaluasi Kinerja, Universitas

Tridinanti Palembang.

Soejono, 2003. Sistem dan Prosedur Kerja. Bumi Aksara, Jakarta.

Sugiono, 2003. Manajemen Sumber Daya

Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Sukma, 2001. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Sulita, Bandung

Sulbahri Madjir dkk, 2011. Pengolahan Data

dengan Program SPSS, Unsri, Palembang

Terry, 2001. Prilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta.

T. Hani Handoko, 2001. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Yogyakarta. Liberty

Thomson. 2002. Manajemen Sumber Daya

Manusia : Salemba Empat, Jakarta.

Wursanto, 2001. Manajemen Kepegawaian. Kanisius, Yogyakarta

Young, 2001. Metodologi Penelitian. PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Gambar

Tabel 3. Hasil SPSS Korelasi Variabel Kinerja (Y)
Tabel 8. Uji Reliabilitas Untuk Variabel  Kepemimpinan (X1)
Tabel 10. Uji Reliabilitas Untuk Variabel Komunikasi  Interpersonal (X3)
Gambar 2. Grafik Histogram Variabel  Kepemimpinan (X1)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, tidak hanya kompetensi SDM yang harus ditingkatkan untuk mencapai kualitas pelayanan yang baik tetapi faktor-faktor seperti kelengkapan sarana dan

Seseorang yang gemuk akan berusaha untuk menghindari makanan – makanan yang berasa manis. Gula dalam tubuh akan dimetabolisme dalam tubuh menjadi suatu energi atau

Kesembilan sektor tersebut antara lain sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan /

Tuntasnya, kebahagiaan yang dapat disimpulkan menurut Aristotle ialah apabila manusia dapat menjalankan fungsinya dengan baik, dengan cara seseorang itu telah mencapai

Ketiga domain ini saling berhubungan dalam membangun kesiapan untuk penerapan IPE (Lee, 2009). Identitas profesi merupakan suatu hal yang penting karena hal ini menjadi

- Makin banyak atom C pada alkohol dengan gugus OH yang sama banyak, maka makin mudah larut dalam petroleum eter dan makin sukar larut dalam eter4. - Makin banyak gugus OH makin

Strategi dalam peningkatan pelayanan Jaminan Persalinan di Kota Tanjungbalai adalah Strategi Agresif yaitu : Menggunakan kekuatan yaitu adanya peraturan tentang

Keuntungan tersebut didapatkan oleh bank tidak secara langsung tetapi melalui mekanisme perambatan, yaitu dengan meningkatnya pinjaman yang diberikan oleh bank terhadap