BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 1. Gerakan jumat bersih
Gerakan jumat bersih adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan kebersihan pada suatu tempat, sedangkan kegiatan jumat bersih yang dilakukan pada suatu instalasi rumah sakit misalnya dapur rumah sakit bertujuan untuk menjaga kebersihan atau menyeterilkan suatu ruangan dari kehadiran mikroba kontaminan seperti jamur dan bakteri. (Rs Roemani)
2. Mikroorganisme
2.1 Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan jasad renik atau mahluk hidup yang berukuran kecil sehingga untuk melihatnya harus menggunakan mikroskop. Mikroba selain hidupnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi keadaan lingkungan. Misalnya, bakteri Termogenesis menimbulkan panas di medium tempat tumbuhnya. Beberapa mikroba dapat pula mengubah PH dari medium tempat hidupnya, perubahan ini dinamakan perubahan secara kimia.
Aktifitas mikroba dipengaruhi oleh faktor - faktor lingkungan perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan morfologi dan fisiologi mikroba. Beberapa kelompok mikroba sangat resisten terhadap perubahan faktor lingkungan. Mikroba tersebut dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru. Faktor lingkungan meliputi faktor - faktor abiotik (fisik dan kimia ) dan biotik.
2.2 Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan Mikroorganisme 2.2.1 Pengaruh Temperatur
Temperatur merupakan salah satu faktor yang penting di dalam kehidupan. Beberapa jenis mikroba dapat hidup didaerah temperatur yang luas sedang jenis lainnya pada daerah yang terbatas. Pada umumnya batas daerah temperatur bagi kehidupan mikroba terletak di antara 0°C dan 90°C, sehingga untuk masing - masing mikroba dikenal nilai temperatur minimum yaitu nilai paling rendah dimana kegiatan mikroba masih berlangsung, optimum yaitu nilai yang paling sesuai atau baik untuk kehidupan mikroba, dan maksimum adalah nilai tertinggi yang masih dapat digunakan untuk aktivitas mikroba tetapi pada tingkat kegiatan fisiologi yang paling minimal. Berdasarkan daerah aktivitas temperatur, mikroba dibagi menjadi 3 golongan yaitu:
a. Mikroba psikofilik adalah golongan mikroba yang dapat tumbuh pada daerah temperatur antara 0°C sampai 30°C, dengan temperatur optimum 15°C, kebanyakan golongan ini tumbuh di tempat - tempat dingin
b. Mikroba mesofilik adalah golongan mikroba yang mempunyai temperatur optimum pertumbuhan antara 25°C sampai 37°C minimum 15°C dan maksimum disekitar 55°C, umumnya hidup didalam alat pencernaan, kadang - kadang ada juga yang dapat hidup dengan baik
c. Mikroba termofilik adalah golongan mikroba yang dapat tumbuh pada daerah temperatur tinggi, optimum 55°C sampai 60°C, minimum 40°C, sedangkan maksimum 75°C. golongan ini terutama terdapat didalam sumber - sumber air panas dan tempat - tempat lain yang bertemperatur lebih tinggi dari 55°C.
2.2.2 Pengaruh perubahan nilai osmotik
Tekanan osmose sebenarnya sangat erat hubungannya dengan kandungan air. Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis maka selnya akan mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan masuk kedalam sel, sel membengkak dan akhirnya akan pecah. Berdasarkan tekanan osmotik yang diperlukan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu
a. mikroba osmofil adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar gula tinggi
b. mikroba halofil adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar garam halogen yang tinggi
c. mikroba halodurik adalah mikroba yang dapat tahan(tidak mati) tetapi tidak dapat tumbuh pada kadar garam tinggi, kadar garamnya dapat mencapai 30% contohnya(E.coli dan Basillus Sp.)
2.2.3 Kadar ion hydrogen
mikroba umumnya menyukai PH netral(PH7). Beberapa bakteri dapat hidup pada PH tinggi (medium alkali).contohnya Bakteri nitrat, bakteri Rhizobia, bakteri Acetobacter dan bakteri Sarcina ventriculi. Baketri yang bersifat asidofil misalnya Thiobacillus. Jamur umumnya dapat tumbuh pada kisaran PH rendah. Apabila mikroba ditanam pada media dengan PH 5 maka pertumbuhan didominasi oleh jamur, tetapi apabila PH media 8 maka pertumbuhan didominasi oleh bakteri. Berdasarkan PHnya mikroba dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: a. Mikroba asidofil adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada PH
2 sampai 5
b. Mikroba mesofil adalah kelompok mikroba yang dapat tumbuh pada PH 5,5 sampai 8
c. Mikroba alkalifil adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada PH 8,4 sampai 9,5.
2.2.4 Pengaruh sinar
kebanyakan bakteri tidak dapat mengadakan fotosintesis bahkan setiap radiasi dapat berbahaya bagi kehidupannya. Sinar yang nampak oleh mata kita yaitu yang bergelombang antara 390mµ sampai 760mµ, tidak begitu berbahaya, yang berbahaya adalah sinar yang lebih pendek gelombangnya yaitu yang bergelombang antara 240mµ sampai 300mµ. Lampu air rasa banyak memancarkan sinar bergelombang
penyinaran yang dekat bakteri akan dengan cepat mati, sedang dengan jarak yang agak jauh hanya pembiakannya saja yang terganggu. Spora-spora dan virus dapat bertahan terhadap sinar UV, Sinar UV biasa dipakai untuk mensterilkan udara, air, plasma darah dan bermacam - macam bahan lainya. Kesulitanya adalah bakteri atau virus mudah tertutup oleh benda - benda kecil, sehingga dapat terhindar dari pengaruh penyinaran.contonya(Aspergillus Sp, E.coli dan Bacillus Sp)
2.3 Beberapa teknik isolasi mikroba dan pertumbuhannya 2.3.1 Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada media isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan oleh organisme lainnya.setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah diinkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu metoda gores kuadran dan metode cawan tuang.
a. Metode gores kuadran bila metode ini dilakukkan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.
b. Metode agar tuang berbeda dengan metode gores kuadran cawan tuang dengan menggunakan medium agar yang dicairkan dengan didinginkan (50°C) dan kemudian dicawankan. Pengenceran tetap
perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni - koloni yang terpisah atas permukaan atau didalam cawan. 2.3.2 Isolasi pada medium cawan
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. 2.3.3 Isolasi sel tunggal
Mmetode isolasi sel tunggal dilakukkan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis. Sumber buku mikrobiologi. (karya Inggit Winarni).
3. Aspergillus
3.1 Pengertian Apergillus
Aspergillus adalah jenis jamur udara yang berserabut, Spesies Aspergillus sangat aerobik dan ditemukan pada hampir semua lingkungan yang kaya oksigen, dimana mereka umumnya tumbuh sebagai jamur pada permukaan substrat, sebagai akibat dari ketegangan oksigen tinggi. Koloninya
Beberapa spesies Aspergillus menyebabkan penyakit serius pada manusia. yang paling umum adalah spesies patogenik menyebabkan Aspergillus fumigatus dan Aspergillus flavus. Aspergillus flavus menghasilkan aflatoxin yang bersifat racun dan karsinogen, dan yang dapat berpotensi mengkontaminasi makanan. Yang paling sering menyebabkan alergi penyakit Aspergillus fumigatus dan Aspergillus clavatus..
Aspergillus dapat menyebabkan spektrum penyakit pada manusia, bisa jadi akibat reaksi hipersensitivitas hingga bisa karena angioinvasi langsung. Umumnya Aspergillus akan menginfeksi paru - paru, yang menyebabkan empat sindrom penyakit, yakni Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis (ABPA), Chronic Necrotizing Pneumonia Aspergillosis (CNPA), Aspergiloma, dan Aspergilosis invasif. Pada pasien yang Imunokompromais Aspergilosis juga dapat menyebar ke berbagai organ menyebabkan endoftalmitis, endokarditis, dan abses miokardium, ginjal, hepar, limpa, jaringan lunak, hingga tulang. (Surange, 1985)
3.2 Jenis – jenis jamur Aspergillus antara lain
Aspergillus fumigates bersifat parasit yang menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan unggas, Aspergillus flavus penghasil aflatoksin yang diduga sebagai penyebab penyakit kanker hati. Kapang ini benyak terdapat pada kacang tanah dan makanan yang terbuat darinya, Aspergillus niger menghasilkan asam sitrat, Aspergillus oryzae untuk merombak zat pati dalam pembuatan minuman berakohol, Aspergillus nidulan parasit pada telinga
menyebabkan outomikosis, Aspergillus soyae untuk pembuatan kecap. (Geiser, D. 2009)
3.3 Patogenitas Aspergillus sp
Jamur masuk lewat inhalasi sampai ke paru - paru, spora akan mengikuti aliran darah menuju plasenta dan menyebabkan plasentitis diikuti oleh kematian fetus dan abortus. Jamur juga dapat masuk ke tubuh melalui makanan, lewat ingesti spora masuk rumen menyebabkan rumenitis kemudian masuk ke dalam darah menuju plasenta dan menyebabkan plasentitis yang diikuti oleh abortus, Masa inkubasi sampai beberapa minggu dengan gejala gangguan pernafasan seperti bronchitis, atelektasis, pneumonia, abses, emphysema. Kadang - kadang ditemukan granuloma pada bagian luar telinga atau sinus paranasal. (Prihatno, 2006).
3.4 Akibat dari kontaminasi Aspergillus sp
Spesies Aspergillus yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia ialah Aspergillus fumigatus dan Aspergillus niger, kadang - kadang bisa juga akibat Aspergillus flavus dan Aspergillus clavatus yang semuanya menular dengan transmisi inhalasi. Aspergillus dapat menyebabkan spektrum penyakit pada manusia.