IDENTIFI~A51 PRODU~ ~OR051 TERHADAP
~ELONG50NG BAHAN BAKAR TYPE 55-304
&
AL-1100F PADA TERAS REAKTOR ~ARTINI
Yohannes Sardjono
S
y
a rip
Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta
ABSTRAK
Telah selesai dilakukan identifikasi produk korosi ke-longsong bahan bakar type 55-304 dan Al-1100F yang berada dalam teras reaktor. Dalam identifikasi ini dilakukan dengan memampa air pada teras reaktor dalam keadaan operasi 100 kW selama 4 jam dan air tersebut dilewatkan pada resin penukar
ion dan resin terse but dianalisa secara radiometris.
Dari analisa radiometris diketemukan isotope-isotope Mn-57, Cu-67, Zn-65, Mn-56, Pb-214, Th-233, Ca-143, La-142, Al-30 dan Rb-90. Dari sebagian isotope-isotope tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan bakar mengalami proses korosi.
ABSTRACT
The identification of the corrosion product of fuel cladding type S5-304 and Al-1100 in the reactor core, has been done. With the 4 hours reactor operation at 100 KW power level, cooling water frome the reactor core is pumped and flowing through the ion exchange resin.
From the radiometrical analysis of the ion exchange resin we found the isotopes : Mn-57, Cu-67, Zn-65, Mn-56, Pb-214, Th-233, Ca-143, La-142, Al-30 and Rb-90. From those isotopes it can be concluded that the fuel cladding is undergoing the corrosion process.
dari S8E;i a. diITlEmsi
b. ketergantungannya terhadap fluks c. arti
f-isis
b. Pada kesiITlPulan:Laju korosi = 2,3x10-13 gr/cm2.detik - apakah itu hanya karena aktivasi
?
jika karena fluks neutron, berarti harus sebanding dengan fluks
Jadi Jika
f
=
1013
n/cm2.detik ---)korosi=
2,3
gr Apakah ini tidak terlalu besarJawaban
a. - Dari segi diITlensi
C =,52 cm-2 cm2 CITl-2gr1 cm-2 cm2 51
C = gr/cm2 5
Jadi dari segi diITlensi sudah betul bahwa laju korosi
gr/cm2• 5
- Kebergantungannya terhadap fluks tidak ada, karena pada pembilang
(Nb-)
da ~a (fluks neutron pada penyebut saling ITleniadakan, maksudnya ~a naik ITlaka Nb- 'naik juga demikian juga jikapa turun maka Nb-juga turun, sehingga C tidak berpengaruh terhadapfluks
Dari segi arti fisis, bahwa laju korosi tergantung
pada lamanya kelongsong berada pada medium air (H20) yaitu OH-1
b. Harga C = 2,3 X 10-13 gr/cm2.detik bukan karena aktivasi melainkan harga dari oksida logam sebagai penyusun kelongsong bahan bakar yang terlepas dari kelongsong yang tertangkap resin penukar ion.
Memang fluks neutron dalam teras dipakai untuk mengak-tifkan oksida logam yang selanjutnya oksida logam yang aktif ini dianalisa dengan spectrometer gamma.
Bahan bakar reaktor Kartini yang dioperasikan sejak bulan Oktober 1964 yaitu diroulai pada saat reaktor TRIGA MARK II di PPTN kritis pertaroa bulan Oktober 1964 tersebut di
atas, daya roaksirouropada waktu itu 250 kW, keroudian pada tahun 1971 teras reaktor dibongkar dan diganti dengan teras yang lebih besar, sehingga roeropunyaidaya roaksirouro1000 kW. Keroudian pada bulan Maret 1979 bahan bakar bekas TRIGA MARK II tersebut dipindahkan ke Yogyakarta dan dioperasikan lagi didalaro teras reaktor Kartini dan pada waktu itu maropu beroperasi hingga daya 50 kW. Dari saat kritis pertaroa hingga saat ini reaktor Kartini pernah roengalami penggantianbahan bakar sebanyak 13 buah, yaitu 6 buah di ring B dan 7 buah di
ring C diroana roasing-roasing diganti dari bahan bakar type 102 menjadi type 104 yang seroula berkelongsong AL-1100F menjadi 55-304.
Dengan deroikian bahan bakar reaktor Kartini telah roeroasukiusianya yang ke duapuluh tiga, usia ini aclalah suatu usia bahan bakar yang cukup panjang. Jumlah U-235 yang telah dibakar (burn-up) tertinggi adalah 2 gram dan yang terkecil adalah 0,3 graro. Hal ini roendorong perlu diadakan peroeriksaan terhadap eleroent bahan bakar tersebut yang meliputi :
- peroeriksaan integritas bahan bakar dengan roendeteksi kebocoran bahan bakar dan roendeteksi kerusakan bahan bakar (korosi)
peroeriksaan kerusakan bahan bakar karena radiasi pengion (radiation daroage)
peroeriksaan terhadap perouaian dan pengerobungan bahan bakar karena operasi pada tekanan dan suhu tinggi.
- peroeriksaan langsung (visual)
Pada kesempatan ini hanya dibatasi pada pemeriksaan integritas bahan bakar dengan mengidentifikasi hasil korosi dan fisi dari kelongsong dan bahan bakar yang ada didalam teras pada saat reaktor beroperasi pada daya max (full power) yaitu 100 kW selama 4 jam secara continyu. Pada pemeriksaan
ini berdasarkan analisa radiometris yaitu dengan dengan jalan memompa air dalam teras reaktor yang mana dari pemompaan itu produk korosi yang menempel pada permukaan kelongsong diharapkan dapat larut, yang kemudian larutan air tersebut ditangkap dengan resin penangkap prod uk korosi dan kemudian dideteksi dengan detektor· GE-LI dan dianalisa dengan MCA dapatlah beberapa prod uk korosi baik yang berumur pendek maupun panjang.
II.
T E 0 R I
Air merupakan molekul polar dan karenanya merupakan pelarut yang baik untuk padatan ion dan senyawa polar
lainnya. Karena sifat tersebut, dialam air tidak pernah terdapat dalam keadaan murni. Untuk memurnikannya digunakan teknik destilasi atau penukar ion.
Akhir-akhir ini telah banyak digunakan teknik pemurnian dengan osmosis balik (reverse osmosis) yang digabung dengan penukar ion dan karbon aktif. Penukar ion digunakan untuk mengabsorpsi ion yang dapat melewati membran osmosis dan karbon aktif untuk mengabsorpsi runutan senyawa organik yang terlarut dalam air. Teknik osmosis balik penukar ion-karbon aktif ini merupakan teknik pemurnian yang dapat menghasilkan air dicapai dengan kedua cara yang terdahulu. Air murni bukan penghantar listrik yang baik. Daya hantar yang tinggi dalam air disebabkan oleh ion terhidrasi yang bergerak membawa muatan listrik. Fakta ini telah digunakan sebagai indikator untuk menentukan kemurnian air. Tingkat kemurnian air yang sangat tinggi sering tidak dapat dipertahankan dalam
karena berbagai senyawa yang terabsorpsi pada permukaan wadah akan larut. Fenomena ini menyebabkan daya hantar air murni akan bertarobah dengan penyimpanan hingga mencapai keadaan setimbang.
Air dapat berfungsi sebagai medium untuk melangsungkan reaksi kimia. Dalaro kaitan ini air dapat berfungsi sebagai medium yang inert atau merupakan salah satu komponen yang melangsungkan reaksi. Kadang-kadang suatu interaksi hanya berlangsung jika air mengandung zat terlarut tertentu dalaro konsentrasi yang tertentu pula.
11.1. PROSES KOROS1 LOGAn AL-1100F
&
55-304 DALAn TERASREAKTOR
Jika logaro aluminium atau baja berada dalaro air, akan berlangsung berbagai interaksi yang umumnya mengakibatkan struktur logaro tersebut rusak. _
Pada dasarnya proses tersebut merupakan interaksi elektrokimia yang lebih dikenal sebagai proses korosi. Proses korosi dapat menghasilkan produk korosi yang kemudian terdeposit pada permukaan kelongsong bahan bakar. Oleh karena adanya reaksi (n, p) dan (n,
0 )
dalam teras reaktor, maka prod uk korosi dapat ditentukan dengan analisa radiometris. Adapun beberapa kemungkinan produk korosi yang timbul baik dari reaksi (n, p) maupun (n, ~) dapat dilihat pad tabel I dan II yang mana masing-masing produk korosi dari 55-304 dan AL-1100F. Akan tetapi mungkin dalaro pengukuran produk korosi dapat dikacaukan oleh isotop-isotop yang tidak berasal dari 55-304 dan AL-1100F, untuk itu disajikan isotop produkradiolisa air dan reaksi (n, p) maupun (n, ~) dari unsur kelumit seperti pada tabel III dan IV. Jenis dan laju korosi bergantung pada komposisi dan keaneka-ragaroan lingkungan dan permukaan logaro yang bersentuhan dengan lingkungan tersebut.
Faktor lain yang basar pengaruhnya terhadap proses korosi misalnya suhu dan gradien, suhu pada batas permukaan logam air, pertemuan antara dua jenis logam dalam lingkungan yang menghantarkan arus listrik, berbagai perlakuan terhadap
logam,misalnya pemanasan serta pengelasan dan sebagainya.
Aluminium merupakan logam reaktif dengan efinitas yang tinggi terhadap oksigen. Akan tetapi logam ini biasanya sangat tahan dalam berbagai lingkungan yang ganas dan bahan kimia. Ketahanan ini disebabkan oleh lapisan oksida aluminium yang inert dan bersifat melindungi permukaan logam. Sifat pelindung ini dapat berubah oleh adanya logam lain yang membentuk paduan dengan aluminium atau unsur pengotor pada
logam tersebut.
Dalam banyak hal laju korosi yang berlangsung pada logam aluminium makin lama menjadi sangat berkurang. Aluminium 1100 F.misalnya, dalam aquadest menunjukkan laju korosi awal yang tinggi, tetapi lama kela~aan makin lambat. Laju korosi awal ini dipengaruhi oleh pengotor dalam air. Satu bagian tiap juta Cl- atau lima bagian tiap juta Cu- dalam aquadest akan roempercepat laju korosi aluminium. Efek ion tembaga ini
telah terlihat pada konsentrasi Cu·· serendah 0,02 bagian tiap juta dalam air sadah, tetapi baru terlihat pada Kadar yang jauh lebih tinggi dalam air lunak. Sebaliknya ion fosfat menurunkan laju korosi logam aluminium. Selanjutnya diamati
pula bahwa laju korosi Al-1100 F dalam pH = 6,3 kurang lebih 10 kali lebih cepat dari pada pH =
5.
Sifat-sifat tersebut diaroati dalam larutan yang dijenuhkan ~.Pada pertemuan antara dua jenis logam dalam medium yang menghantarkan arus listrik, salah satu akan bersifat sebagai
anoda dan yang lain katoda. Luas relatif permukaan anoda terhadap katoda akan menentukan tingkat kerusakan akibat proses galvani. Anoda yang kecil dan katoda yang luas
mengakibatkan rapat arus yang tinggi pada anoda, sehingga laju korosi bertambah. Dalam larutan yang bersifat mengaktifkan korosi, pasangan logam galvani, misalnya tembaga atau kuningan dengan baja tahan karat menyebabkan laju korosi baja makin cepat, terutama jika permukaan baja terse but kecil dibandingkan dengan luas permukaan tembaga. Akan tetapi jika baja tersebut pasif, kontak antar logam tersebut ··tetap stabil" terhadap korosi. Sehubungan dengan halo ini telah dilaporkan bahwa kuningan, tembaga dan grafit dapat berpasangan dengan baja tahan karat austenitik (tipe
304)
tanpa menyebabkan kenaikan laju korosi yang berarti, jika dibandingkan dengan laju korosi baja yang sama tanpa adanya logam lain. Dalam air murni yang mengandung udara, Maekawa dan kawan-kawannya mendapatkan bahwa pad suhu 15~ - 36~ C, laju korosi baja304
tidak tergantung pada suhu dan kondisi permukaan baja (surface finish). Hasil utaroakorosi baja304
pada kondisi tersebutialah F820a.11.2. EFEK RADIAS1 PENG10N TERHADAP KOROS1 LOGAn
DAL~
AIRTelah laroa diketahui bahwa jika air terpapar radiasi sinar X atau sinar akan menghasilkan berbagai spesi ~eaktif yang berumur pendek, misalnya molekul air yang tereksitasi, radikal H dan OH. Selain itu terbentuk pula beberapa jenis molekul hasi
1
reaksi spesi reaktif ,
yai tu H2, D2, dan 112D2.Sebagian dari spesi tersebut bersifat sebagai oksidator dan sebagian yang lain bersifat reduktor. Kedua jenis spesi terse but tidak mungkin bersaroa-saroa berada dalaro keadaan setimbang .dengan konsentrasi yang tidak terlalu rendah. Radikal reaktif dan molekul hasil reaksi spesi reaktif dapat mengadakan interaksi dengan senyawa lain yang berada disekitarnya, terutaroa yang dapat direduksi atau dioksidasi. Untuk menentukan apakah suatu senyawa akan teroksidasi atau tereduksi, maka nilai potensial redoks senyawa tersebut
dibandingkan dengan nilai potensial ekivalent redoks suatu cairan yang redoks yang terpapar radiasi energi tinggi. Nilai potensial ekivalen redoks air yang terpapar sinar ialah sekitar 0,9 V lebih mulia dari pada hidrogen.
Seperti halnya dengan nilai potensial redoks biasa, nilai potensial ekivalen potensial red oks ini bergantung pada pH larutan. Untuk air, nilainya menjadi 59 mV kurang mulia jika pH larutan bertambah dengan satu-satuan. Dengan demikian maka dapat difahami jika lapisan Cr203 pada permukaan baja tahan karat dalam medan radiasi dapat teroksidasi menjadi Cr~, meskipun asam kromat pada kondisi yang sama akan tereduksi.
Sebagian dari tidak mengherankan dijumpai keaktifan karat misalnya 51Cr.
produk korosi ini akan larut, sehingga jika dalam air pendingin primer sering beberapa radionuklida bahan baja tahan
Radiasi neutron pada zat padat akan menghasilkan cacad kristal yang berupa kekosongan dan interstisial. Jika terletak pada permukaan, cacad kristal ini merupakan tempat yang reaktif untuk memulai korosi. Dengan memperhitungkan banyaknya cacad yang ditimbulkan oleh setiap satuan fluks neutron dan banyaknya cacad yang terbentuk pad a setiap satuan volume, diperkirakan bahwa agar laju korosi karena cacad kristal menjadi dua kali laju korosi biasa, baru akan terjadi j ika fluks neutron seki tar 1015n cm-2 det-l•
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan identifikasi terhadap produk kelongsong bahan bakar S5-304 dan Al-1100F dalam reaktor didapatkan bahwa
a.
6 isotope produk korosi Mn-57 berasal daridari SS- seperti
Fe-57 2,45 gram dalam
korosi teras
55-304 dan t1/2 = 1,61 menit dan Va = 13,3y.10-2~ cm2. - 2 isotope Ni-65 berasal dari Ni-64, 0,19 gram
dalam kelongsong 55-304 dan t1/2 = 2,52 jam,
Va = 4,6x10-24 cm2.
- Mn-58 berasal dari Fe-58 0,33 gram dalam kelongsong 55-304 dan t1/2 = 65,3 detik dan Us = 13,3x10-24 cm2. - Mn-56 berasal dari Fe-56 104,61 gram dalam kelongsong
55-304 dan t1/2 = 2,579 jam dan ~ = 13,3x10-24 cm2• - Al-30 berasal dari 5i-30 0,05 gram dalam kelongsong
55-304 dan t1/2 = 3,6 detik dan Ds = 0,23x10-24 cm2. b. 4 isotope produk korosi Al-1100F seperti
Cu-67 berasal dari Zn-57 0,003 gram dalam kelongsong Al-1100F dan t1/2 = 2,58 hari dan Va = 3,8x10-24 cm2. Zn-69 berasal dari Zn-68 0,01 gram dalam kelongsong Al-1100F dan t1/2 = 55,6 menit dan Va = 1 ,1x10-24 cm2.
Cu-66 berasal dari Cu-65 0,05 gram dalam kelongsong Al-1100F dan t1/2 = 5,10 men it dan ~ = 3,8x10-24 cm2• - Zn-65 berasal dari Zn-64 0,04 gram dalam kelongsong
Al-1100F dan t1/2 = 22,4 jam dan Va = 1 ,1x10-24 cm2.
Kecuali beberapa produk korosi yang didapatkan pada analisis radiometris juga ada isotope-isotope yang lain seperti Pb-214, La-143, La-142, Lb-90 dan Th-133, dimana Isotope-isotope diduga dari paparan-paparan yang melekat pada permukaan bahan bakar ketika bahan bakar akan dimasukkan dalam teras reaktor.
Isotope produk korosi dari 55-304 yang dihasilkan adalah untuk waktu para pendek yaitu antara 3,6 detik sampai dengan 2,57 jam hal ini sesuai dengan waktu operasi hanya 4 jam pada daya 100 kW at au pada fluks neutron 1x1012 n/cm2 detik.
Akan tetapi untuk isotope produk korosi dari Al-1100F ada yang waktu paronya 2,50 hari yaitu Zn-67, hal ini mengingat
bahan bakar type 102 yang kelongsongnya berasal dari Al-1100F sudah beroperasi ~ 20 tahun sehingga wajar kalau hal itu diketemukan pad a identifikasi produk korosi.
Isotope-isotope produk korosi yang lain yang belum diketemukan karena fasilitas pengambilan cuplikan air yang belum sempurna yaitu terutama belum semua isotope hasil korosi dapat larut dengan jalan pemompaan air dengan debit 1000 liter/menit dan dengan penambahan debit air serta lama operasi diwaktu penelitian mendatang diharapkan semua isotope produk korosi yang ada dapat di identifikasi semua.
IV. KESIMPULAN
Dengan operasi reaktor selama 4 jam dan daya 100 kw maka didapatkan isotope produk korosi dari 55-304 seperti :
Mn-57, Ni-65, Mn-58, Mn-56 dan Al-30.
Dan Al-1100F seperti : Cu-67, Zn-69, Cu-66 dan Zn-65.
Dari hazil tersebut dapat dikatakan bahwa kelongsong bahan bakar mengalami proses korosi dan karena tidak didapatkan isotope hasil fisi yang larut dalam air seperti Cs-137 maka bahan bakar tidak bocor berarti bahan bakar aman pada kondisi operasi 100 kW.
"
DAFTAR PUSTAKA
1. WISNU SUSETYO, "Spectrometer
,
Gamma",Diklat Instrumentasi( 1984 ) •
2. PUDJIYANTO. MS. dkk, "Kalibrasi effisiensi dan Energi Detektor Hp-Ge".
3. GUNANJAR, "Kimia Zat Pendingin",Diklat Operator Reaktor Pusdiklat BAT AN, 29 Agustus - 5 Noperober 1966, Yogyakarta. 4. WISNU SUSETYO ~Kimia Zat Pendingin ", Diklat Supervisor
Reaktor Pusdiklat BAT AN, 29 Agustus - 5 Oktober 1984, Yogyakarta.
5. HARJOTO DJOJOSUBROTO dkk, "Pentingnya Kualitas Air Tangki Reaktor ",Lokakarya Reaktor TRIGA Bandung Menuju 20 Tahun Beroperasi, 5 Februari 1985.
6. J.B. HERSUBENO, "Pemeriksaan Pasca Irradiasi Elemen Bakar TRIGA II Bandung didalam Hot cell", Seminar Teknologi Reaktor + PLTN, Bandung September 1986.
7. Y.Koine et All, "Wat.er Chemistry and Corrosion Problems in Nuclear Power Plant",Procedings of a Symposium,Viena, 22-26 Nopember 1982.
8. W.J. Small et All,"Long-lired Circulating Activity in the Army Package Power Reactor",August 28, 1957. Schenectady, New York.
9. \-1. E. Ruther, "Corrosion Experiments With 2s Aluminium at
2000
t ...
Argonne Naticnal Laboratory, March 1956.10. W.S. Brown et All, "Corrosion Product Activity in the Primary System of the Army Package Power Reactor
Schenectady New York, April 15, 1959
11. A.L. MEDIN, •• Literatur Survey for Activity Build-up on Reactor Primary System Components". Schencetady New York January 15, 1958
12. BJ. THAMER et All, •• Corrosion of Reactor 1'1aterials " Procedings of the Conference on Corrosion of Reactor Materials held by the IAEA, Austria 4 - 8 June 1962.
-~- Gamb~ 1 . Basil 8llalisis radiometris
l'm-
57 ~ Cu-67 :Pb-214 Zn-69 ( Ni-65 ( 1,61 m, 122 keY )2,58
j,
185
keY )deret Ra-226,295 keY)
55~6-
m; 319 keY )2,52 j, 366 keY)
Gambar 2
fm-58
(65,3 C, 459 keY) Th-233(22,4 m, 670 keY)Gambar 3 :
cu-66 (5,10 m, 1039 keY )
Zn-65 (244
h, 1115 keY )
Gambar 5 : ¥m-56 ( 2,579
j,1811 keY)
La-143(14,3
m, 1949 keY)
-
---...
-Gambar
7 :
Rb - 90 ( 2,55 m , 2806 keY)
La-142
(1,542
j,
2972 keY)
POMPA IN
JEMBATAN
KOTAK RESIN
----,r----TANGKt
ftE AKT~ _
It
PE'U.4UKAAN AIRt
II
::::.J-- ::. T AHGKI REAKTORi
~ENTRAl TI •••BlE -"-"
BAiANG KENDAll FASlUiAS JRADlA!iI KtSI ATAS DETEKTORKOTAK JONISASI L£KUKAH TEMPAT ••••~rn\S ~AJt1>I.ITlIB (lAZY SUSAton
taSI -BAWAH
--"r ,.'
'0..-/', '•••••
ALiRAH PERCOBAAH JDENTIVIKASI HA511. KOR051 «El.ONG5ONG BAHAN BAKAR REAKTOR KARTIHI
DETEKiOR
f<OTAK FISI
TABEL I. BEBERAPA KEMUNGKlNAN HASlL KOROSl DARl KELONGSONG BAHAN BAKAR TYPE 104 DALAn TERAS REAKTOR (TYPE KELONGSONG SS - 304).
A. Dari hasil;reaksi (n, ~)
5PE5IFIKA5I 55-3041 IntilKelimpahanl Intil Waktu ---1
Energi /
Unsur 1Prosentase 1Indukl ( %) 1Has i11 paro ( Kev )
Carbon I 0,08 I C12 1 98,89 1 C13 I stabill tidak ada
I
I
C13I
1,11 1 C14I
5730 tl tdk. ada/ ---1---1---1---1---1---1---Manga- 1 2,0 1 Mn551 100 I Mn5612,579 jI2112,8(10~; neseI
I
I
1 1 11810,7(,20); 1I
I
1I
1846,9(70), ---1---1---1---1---1---1---Phospho I I 1 1 1 I rus I 0,045 I p31 I 100 I p32 114,26 hltidakada ---1---1---1---1---1---5ulfur 1 0,030 1 532 1 95,02 1533
i stabill tidak adaI
I
S33I
0,75I
534I
stabill tidak adaI 1 534 1 4,21 I 535 I 87,5
hi
tidak ada /I 1 536 1 0 ,017 I 537 I 5, 05 m I 31 03 ; ---1---1---1---1---1---1---5ilicon I 1 ,0 1 5i281 95,02 I 5i291 stablll tidak ada
1 5i291 4,67 1 5i301 stabill tidak ada
I
I
Si30I
3,10 1 5i31I
2,62 jI
1266---1---1---1---1---1---1---Chromi-I 18 - 20 I Cr501 4,35 I Cr51 127,70 jl 320,0 (100)
urn I I Cr521 83,79 1 Cr531 3,55 Inl tidak ada
1 Cr531 9,50 1 Cr541 stabilj tldak ada
1 I Cr541 2,36 I Cr551 stabill tidak ada
---1---1---1---1---1---1---Nickel
I
8 - 12
I
Ni5el
68,3
I
Ni5917,5x104jl
tidak
ada
I Ni601
26,1
1Ni611stabil
Itidak
ada
I
Ni61
I1 ,12
INi621 stabil
Itidak
ada
I Ni621
3,59
I Ni631100 t
1tidak
ada
I
Ni641
0,91
INi651
2,52
j
I366,5(10);
I 1 I 'I
11115,4(30);
1
I
I
1
I
11481,7(50),
---1---1---1---1---1---1---Iron
I
sisanya
I
Fe54
I
5,8
1 Fe551 2,7
t
I
tidak
ada
1 1
Fe56
191,8
IFe571 stabi
1
1 tidak
ada
I I
Fe571
2,15
1
Fe5el
stabil
1 tidak
ada
I
I
Fe5el
0,29
1 Fe591 45,1
h 1192,5(2);
1
1 1 1 111098,6(50);
I
I
1
1
I
11291 ,5( 40) •
B. Dari hasil reaksi (n,
p)
SPESIFIKASI SS-3041
Inti
I
Keliropahan
I
Intil
Waktu
---1
Energi/
Unsur
IProsentaselIndukl
( 7.)
1Hasill
paro
(Kev)
Carbon
1
0,08
1C12 1
98,89
1 B12 120,2x10-3dI4439;
I 1C13
11,11
IB13 117,4x10-3dI3684.
---1---1---1---1---1---1---Manga-
I2,0
1Mn55
I100
ICr55
I3 ,55 ro
11528
nesel
1
1
1
1
I---1---1---1---1---1---1---Phospho 1
0,045
Ip31
1 100
1 Si3212,62
j
11266,2
rus I
I I I 1 I (1 00 )
---1---1---1---1---1---1---Sulfur
I0,030
IS32
195,02
Ip32
I14,26
h
Itdk.
ada
1
1 S33
I
0,75
I
p33
I
25,3
h
Itdk~
ada
I C' .=U=" r
I _1- - I o ,0"17 I p.3oS I 5,5 d 13290 ---I---I---I---I---i--~---I---Siliconl1,0 I 5i281 95,02 1 A1281 2,41 m 11778,9
I I 1 I I (100)
I 5i291 4,67 1 A1291 6,56 m 11273,3
1
I
I
1I
(100)I 5i301 3,10 I A1301 3,60 d 11779
Chromi-ICr501V501"1.1011tI4,3518 - 20I Itidak Qda 1 I Cr521 83,791 V521 3,75 .m1143"'f,4 1 I I (100) Cr531 9,50 1 V531 ,61 .m 11006 ;I 1 1 11289. Cr641 2,36 I V54149,8 .m835; I 1 I 1 989; I I 12259. Nickel I 8 - 12 I I I
I
I
N i61I
1 ,12I
C061I
1,65j
1 I Ni621 3,59 I C062113,50.m 1 I I I I 1,50 .m 1 I Ni641 0,91 I C064 I 0,30 s Ni581 68,3 Ni60126,1
C058170,8
h
9,2
j
C0601 5,27t
---1---1---1---1---1---1---Iron 1 sisanya I Fe541 5,8 1 Mn541312,21 h II I Fe56 I 91,8 I Mn661 2,579
j
11810,7; 1 1 1 1 I 12113; 1I
I
1 1I
846,9 1 I Fe571 2,15 I Mn571 1,61 .m 1 I Fe581 0,29 I Mn681 65,3 d 1 1 I 1 13,0
d
TABEL II • BEBERAPA KEMUNGKIHAN TERJADIHYA HASIL KOROSI DARl KELONGSONG BAHAN DAKAR TYPE 102 DAN BAHAN STRUKTUR LAIN DALAH TERAS REAKTOR (TYPE AL-11DOF).
A. Dari hasil reaksi (n,(()
---SPE5IFIKA51 Al-1100FI Inti IKelimpahanl Inti
---1
Unsur IProsentaselInduk ( 7.) IHasil
Waktu IEnergi/
I
paro I (KeV)
---Silicon I 1,0
I
Si28 I 92,23I
5i29
I
stabilltdk.adaSi29 I 4,67 I 5i30 1 stabilltdk.ada
5i30
I 3,10 I5i31
I 2,62j
11266,21 I I I I I (100)
---1---1---1---1---1---1---I ron
I1 ,0
iFe5<4
I5,8
IFe55
I2,7
j
Itdk. ada
Fe56 I 91,8 I Fe57 I stabilltdk.ada
re57
I 2,15I
Fe58
I stabillra58
1 0,29 I Fe59 I 45,1 h11099;I I I I I 11292.
---I---I---I---I---I---j---Cuprum
I
0,05-0,2 I CU63 I 69,2 I Cu6<4 112,7j
11345,5I
I
1 II
1(100)I
I
CU65I
30,8I
CU66 I 5,10 ro11039,0I I 1 I I 1(100) ---I---!---I---I---I---I---Manganese I 0,05 I Mn55 1 100
I
Mn56 12,579j
I
847; 11811 ; 12113. ---Zink 0,1 0 Zn6<4 48,63 27,9Zn65
124~,O h!1115,4 1(100)Zn67
I stabilltdk.ada1 Zn68 I stabilltdk.ada 1 Zn69 114,0
j
1 574 1 155,6 ro I 319 1 Zn71 1 3,94j
1386;487; I I 1 .620. I 1 2,5 ro 1512;910; I 1 I 1 I 1390. ---1---1---1---1---1---1Alrouniuro 1 sisanya 1 A127 1 100 1 A128 12,241 rol1779
Zn67
Zn68
Zn704,1
18,8 0,62---B. Dar~ hasil reaksi (n, p)_
.---SPESIFIKASI Al-1100FI Inti 1Keliropahan1 Inti ---1
Waktu 1Energi
Unsur IProsentaselInduk ( %) IHasil para
1/(
Kev) ---~---1 A---~---128 12,241 ro 11779 1 A129 16,56 ro 11273; 1 1 12426; 1 I 12028. 1 A130 13,60 d 12235; 1 1 11263 ; 1 1 1I
I
13498. ---1---1---1---1---1---1 Iron 1 1,0 I Fe54 1 5,8 I Mn54 1312,21 hl835 1 I Fe56 1 91,8 1 Mn56 12,579j
1847; I 1 1 1 1 1181 1; 1 1 1 I 1 12113 1 1 Fe57 1 2,15 1 Mn57 11,61 ro 114;122; 1 I 1 1 1 1692. 1 1 Fe58 I 0,29 1 Mn58 165 ,3d 1811; 1 1I
I
I 11323 ; 1 I 1 1 I 1459 Silicon1 ,0
Si28Si29
Si30 92,23 4,67 3,10
---1---1---1---1---1---1---Cuprum 1 0,05-0,2 I CU63 I 69,2 I Ni63 1100
t
Itdk.ada1
CU65
1 30,8 INi65
I 2,52j ---Manganese I 0,05 I Mn55 1 100 1 Cr55 I 3,55 ro 11528 --~~~-~~~~---ZinkZn64CU6448,630,10I112,7I 111346I j I 1 1 I I 1 I Zn66CU6627,9II I 5,10 roI1 039 ; I I I I I 1834. 1 I Zn67CU674,1II I 2,58 h11 85; 93 ; I 1 1 I I 191 • I 1 Zn6SCu6S3,7518,8II ro11077I I 1 1 I 131 d I1 077 ; 1 1 I 1 I 11261 • I 1 Zn70Cu701885;0,621146dI I I I 1 I 1902; 1 I 1 1 1 11252 1 1 I I I 51885d~~~--~-~--~---Alrounium sisanya A127 100 Mg27 9,46 ro 1844;
110i4.
---~---TABEL III •. BEBERAPA KEMUNGKINAN TERJADINYA HASIL AKTIVASI DENGAN AIR PENDINGIN PRIMER REAKTOR KARTINI.
A. Dengan reaksi (n, ~ ) Nuklida induk Keliropahan ( 7. ) Nuklida hasil
t
1/2
Energi ( Kev ) ---~---H2016
01'7
018
0,015 99,759 0,037 0,204 HE! 01'7018
019
12,26
t
stabil stabil29
d
tidak ada stabil stabil o ,1 9 ; 1 , 37 ;1 ,1 0
B. Dengan reaksi (n, p) Nuklida induk Keliropahan ( 7. ) Nuklida hasilt
1/2
Energi ( Kev ) ---H2016
017
018
0,015 99,759 0,037 C,204 tidak ad a N16 N1'7 tidak ada tidak ada7,4
d
4,4
d
tidak ada tidak ada 6,13;7,10; 2,7 tidak ada tidak adaPRIMER REAKTOR KARTIHI.
Nuklida Kelimpahan Reaksi yang Cross section t1/2 Energi
induk (
% )
terjadi (barns) (Kev)----~--~---Na24 100 Na23( n ;()Na2415 j 0,53 2,75; Ne23 100 Na23(n,p)Ne2340
-d0,44; 1 ,65 Na25 10 ,1 l"Ig25(60 n,p )Na25-d
0,98; 0,58 0,38 Mg27 11 ,1 Mg26(n,}t1g279,5m0,03 0,84; 1 ,02 0,18 p32 100 p31 (n, ) p32 adatdk.14,5h0,20 5i31 100 p31 Cn,p)5i311 ,262,62j -p33 0,75 533 Cn,p)25p33-h
tdk.ada 535 4,2 534 (n ,-y>87535
0,26 h tdk.ada p34 4,2 5,94 (n,p)2,1 ;4,012,4dp34 -C136 75,5 C135( n, y>C1364,4 3,1x105t tidak ada C138 24,47 C137( n, ~C138 0,5637,3m 2,1;4,0 Ca41 96,9 Ca40(n,
y>Ca410,2 1 ,1x105ttidak ada K42 0,64 Ca42Cn,p)1 ,5 ;0 ,3212,5j K42-
---.---
---I ---Inti
Hasi 1 : cp 900
5I E·fi si ensi
:
Yi el d
:
Dps
: BerasC\.l : .:::eli mpahan:
Proses
:---.---.---_._---:
1'1n-57
:
4058
:
0,105
:
0,095:
501:
S8-304:
2,15
: Fe5'7(n,p)Mn:'37
:---:
:
Cu-67
:
2310
:
0,079
I
0,467:
69
I AI-II00FI
4,1
: Zn67(n,p)Cu67
:
.-.---.---~---:
Pb--:2l4
:
1055
:
0,038
:
0, 1.92
I
160
-.---
..---.---.---.---.---.---.---_.-: Zn--t,9 Ni-t~,5
1443
836
0,030
0,0:21
0,001
0,046
53330
963
I Al-1100F:
: 88-304
18,8
0,91
Zn6'" (n, '0')Zn6r,,> : Ni64(n,o)Ni65 I ,----...---.---.---.---.---.---1:
t·'1n-58
I
113
:
0,020
:
0,214:
28
158--304
I
0,29
: Fe~"!HiI(n,p)t'1n~H:J:
:---.---.---:Th-:233
:
570
I
0,018
:
0,003
:
11666
.---.---.---.---.---.---.----.--._-:Cu-66
7330,016
0,08 633 . : Al -11 OOF I30,8
: Cu6l'.5(n,o)Cu66\J1
&
. I--.--.--.---.---.-.---
...
--.----I
Zn-t~.5 :71.159
I
0,015
:
0,507
:
10396
: Al-1100F:
48,6
: Zn64(n,'t)Zn6~:'J
---.---.---.---.---.---.---: ".Jj __L'5 I 1nn:"!:
'nn
1'") In
'?<;c:; I <;04 I C:;C--<;04 I 0 01 I Ni 64(n
..,(')t·h6~" I '". LJ, I .... _ ._ I _ ., _ . .L. I _ .,.1. __ , •••• I ._ / I '-\oJ __ I _ .,I . I ., () , I I 1---·-·"---·---.---'-'--1:
t'1n-.56
::2451. 9
:
0 , 0 1.1
:
0 , 272:
9 10:
-
:
:---_._---.---.---.---_ .._--: f • _ IL.0--14~3
6~30
0,010
:
-
:
-
:
-.--..----.--- ...---.---_.-: : ()l-::;::0
:
4442
:
0 ~095
:
0,
65~SI
79:
55-304:
~3,10
: 5i
."3<:>(n ~p) (.)1
30 : .. _. . ._. .. _.h . . ::
nb-90
:
663
:
0,090
:
-
:
-
:
-
I
-
:
-.
:
:---_
.._._---_. __.._---~--_._--_._----_._---~---:La"-'142
7070~)
0,0800,033
29757
1 •
Dalam isotop yang dihasilkan oleh korosi terdapat Th-233 dari mana itu, apakah mungkin kelongsong mengeluarkan Th-233.
Jawaban
Tidak mungkin, pr imer (cHam)
2. A. Syaukat
keroungkinan berasal dari pending in
Bagaimana pengaruh korosi sistem primer dan struktur reaktor lainnya dapat dieliminer
?
Jawaban
bahan
Secara teoritis seroua unsur-unsu~ yang terkandung dalam air primer telah disajikan Cterlampir) termasuk kemung-kinan isotop-isotop yang timbul jadi dalam prakteknya juga terbukti bahwa unsur-unsur tersebut bisa dipisah-pisahkan/di identifikasikan.
3. Made B.
a. Bagaimana menentukan spesifikasi bahan kelongsong untuk be~bagai bahan bakar