• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Pelaksanaan Penelitian dan Analisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV Pelaksanaan Penelitian dan Analisa"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

Pelaksanaan Penelitian dan Analisa

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang pelaksanaan penelitian yaitu mulai dari pengumpulan data penelitian, perhitungan daya dukung tanah terhadap konstruksi jalan yang ada diatasnya, lalu perhitungan dan analisa terhadap biaya konstruksi yang dihasilkan oleh masing-masing metode konstruksi yang digunakan.

IV.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara observasi pada perencanaan dan pelaksanaan proyek jalan penghubung pelabuhan Tanjung Api-api dan kota Palembang, yaitu dengan tujuan untuk mendapatkan data yang valid sesuai dengan data yang diperlukan. Observasi merupakan metode yang sistematis untuk mengumpulkan data melalui survey dilapangan dan melakukan interview kepada perencana atau pihak-pihak yang terkait agar didapatkan informasi yang valid mengenai data-data yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian. Adapun obyek dari penelitian ini adalah proyek pembangunan jalan penghubung antara Pelabuhan Tanjung Api-api dan Kota Palembang yang berlokasi diwilayah Sumatera Selatan.

Data penelitian dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam data, yaitu gambaran umum proyek, gambaran data tinjauan penelitian . Dari kedua macam data ini penulis mengharapkan akan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek penelitian sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar.

IV.1.1. Gambaran Umum Proyek

Pelabuhan Tanjung Api-api mempunyai letak yang sangat strategis, karena berdekatan dengan jalur pelayaran regional dan internasional yang dimulai dari Selat Malaka – Laut Cina Selatan – Selat Karimata dan Laut Jawa. Pelabuhan Tanjung Api-api direncanakan sebagai pelabuhan samudera yang akan melayani arus barang yang akan diekspor dari wilayah Sumatera Bagian Selatan dan arus

(2)

barang impor. Rencana pembangunan pelabuhan Samudera Tanjung Api-api membawa dampak positif bagi perkembangan daerah di sekitarnya. Agar perkembangan tersebut terarah dan terkendali, telah ditetapkan pengembangan kawasan Tanjung Api-api. Pengembangan kawasan Tanjung Api-api memerlukan penanganan secara terpadu, terkait dengan pengembangan kegiatan perdagangan, industri serta ditunjang dengan pengembangan transportasi, dalam hal ini peningkatan jalan Palembang-Tanjung Api-api.

Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Selatan telah menyusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Tanjung Api-api oleh Bappeda Provinsi Sumatera Selatan yang antara lain memuat pengaturan yang baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi proyek pembangunan jalan Palembang-Tanjung Api-Api, yaitu :

• Penggunaan ruang untuk kawasan pelabuhan

Fungsi pelabuhan yang akan dikembangkan adalah pelabuhan samudera untuk melayani rute-rute pelayaran utama domestik maupun internasional, serta melayani rute-rute jarak dekat, termasuk pelayaran penyeberangan. • Penggunaan ruang untuk kawasan industri

Kegiatan industri yang akan dikembangkan meliputi industri yang berbasis kepada hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan. Juga dapat dikembangkan industri dasar dan industri manufaktur dengan orientasi ekspor yang meliputi industri kimia dasar dengan bahan dasar petrokimia, urea, polypropylene, industri elektronika dan sebagainya.

• Penggunaan ruang untuk pemukiman/perumahan.

Perumahan bagi penduduk datangan yang akan bekerja di sekitar kawasan harus disediakan agar tak terjadi hunian yang liar.

• Penggunaan ruang untuk perdagangan dan jasa

Pengoperasian suatu fungsi pelabuhan tak dapat dilepaskan dari dukungan kegiatan perdagangan dan jasa lain yang berkaitan, diantaranya meliputi jasa pergudangan, jasa pengangkutan serta jasa keuangan dan perbankan. Kegiatan perdagangan yang cenderung dapat berkembang adalah kegiatan perdagangan skala besar yang berkaitan dengan sirkulasi penyediaan

(3)

barang secara luas dan kegiatan barang skala kecil (retail) yang secara langsung melayani/menyediakan barang kebutuhan masyarakat dalam kawasan.

Data lengkap mengenai proyek pembangunan jalan Palembang – Tanjung Api-Api disajikan pada tabel IV.1 berikut ini

Tabel IV.1

Data Proyek Pembangunan Jalan Palembang-Tanjung Api-Api

Kegiatan Pembangunan Jalan Palembang - Tanjung Api

Api

Paket Palembang - Tanjung Api Api

Panjang Efektif 68.6 Km

Panjang Fungsional 68.6 Km

Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2005 - 2008

Konsultan Supervisi SEECONS KSO

Nomor Kontrak 620/PWS.IDK/02/XII/2005

Tanggal Kontrak 06 Desember 2005

Core Team PERENTJANA DJAJA KSO

Penyedia Jasa WIKA - CIA - TRJ, JO

Tanggal Mulai Kerja 05 Januari 2006 Waktu Pelaksanaan Asli 900 hari kalender Waktu Pelaksanaan Revisi 0

Rencana Penyerahan Pertama (PHO) PHO Tanggal 23 Juni 2008 Rencana Penyerahan Kedua (FHO) FHO Tanggal 23 Juni 2009

Masa Pemeliharaan 365

Tanggal 26 Desember 2005

(4)

Struktur Organisasi dari Proyek Pembangunan Jalan Palembang – Tanjung Api-Api disajikan pada gambar IV.1 berikut ini

Sumber : Dinas PU Bina Marga Sumatera Selatan

Gambar IV.1

Struktur Organisasi Kegiatan Tahun Jamak Garis komando Garis Koordinasi S STTRRUUKKTTUURR OORRGGAANNIISSAASSII K KEEGGIIAATTAANNTATAHHUUNNJAJAMMAAKK20200055- 2-2000088 KEPALA DINAS PU BINA MARGA

PROVINSI SUMATERA SELATAN Ir. H. Dharna Dahlan Pembina Utama Muda Nip. 110 041 600

PELAKSANA KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN PLG – TJ. API API

Ir. Rusman Nudin, MT Nip. 440 017 996 PELAKSANA KEGIATAN

PENGAWASAN TAHUN JAMAK Ir. Ansyori, AZ Nip. 440 018 742

CORE TEAM LEADER PENGAWASAN Ir. Maratoga Siregar

KONSULTAN SUPERVISI

(5)

Kondisi Awal Jalan Palembang – Tanjung Api Api disajikan pada Tabel. IV.2 berikut ini

Tabel. IV.2

Kondisi Awal Jalan Palembang – Tanjung Api Api

Sumber : Dinas PU Bina Marga Sumatera Selatan

PERKERASAN

NO. LOKASI PANJANG

(M) BAHU Kiri (M) LEBAR (Rata Rata) (M) BAHU Kanan (M) JENIS KONDISI KET

1. 00 + 000 – 03 + 400 3.4 2 - 3 7.0/L - 10.5/R 1 - 2 Hot Mix Baik

Dua jalur dengan median

0.50 – 3.00 M

2. 03 + 400 – 10 + 250 6.85 1 - 2 10 - 12 1 -2 Hot Mix Rusak -

3. 10 + 250 – 15 + 000 4.75 1 - 2 4.5 2 - 3 Hot Mix Rusak Berat -

4. 15 + 000 – 27 + 700 12.70 - 8 – 9 - Gravel Sedang -

(6)

Rencana Pembangunan Jalan Palembang – Tanjung Api-Api Gambar IV.2 berikut ini

Perencanaan Awal

Review Design

Sumber : Dinas PU Bina Marga Sumatera Selatan

Gambar IV.2

Rencana Pembangunan Jalan Palembang - Tanjung Api-Api Tahun Anggaran 2005-2008

0 + 000 68 +600

Aspal ( lebar 2 x 10.50 m, Panjang 68,800 Km)

0 + 000 3 + 400 10 + 200 15 + 000 33 + 000 Rigid (4.925 Km) 68 + 600 Rigid (22.800 Km) Aspal (35.669 Km) 08 + 325 Aspal (1.875 Km) Aspal (3.400 Km) 68,800 Km

(7)

Gambar Tipikal Crosssection Proyek Pembangunan Jalan Palembang – Tanjung Api-Api disajikan pada gambar IV.3 berikut ini :

Sumber : Dinas PU Bina Marga Sumatera Selatan Gambar IV.3.

Tipikal Potongan Melintang

Lokasi Proyek Jalan Palembang – Tanjung Api-Api disajikan pada gambar IV.4 berikut ini :

Sumber : Dinas PU Bina Marga Sumatera Selatan Gambar IV.4.

Peta Lokasi Proyek Jalan Palembang – Tanjung Api-Api

MAKARTI JAYA SUNGSANG TERUSAN TENGAH KARANG ANYAR Terusan Sebalik sta.40+200 TERUSAN DALAM MUARA TELANG KOTA PALEMBANG

PELABUHAN TANJUNG API-API

RENCANA PELABUHAN TANJUNG API-API

SALURAN AIR BAHU JALAN

3.50M 3.50 M 3.50 M 3.50 M 3.50 M 3.50 M

JALUR LALU LINTAS MEDIAN JALUR LALU LINTAS BAHU JALAN SALURAN AIR

PATOK DMJ PATOK DMJ

1.00 2.00 M 2.00 M 2.00 M 1.40 M 2.50-3.50 M 10.50 M 6.00-9.00 M 10.60 M 2.50-3.50 M 1.40 M 2.00 M 2.00 M 2.00 M 1.00

(8)

IV.1.2. Gambaran Tinjauan Penelitian

Data tinjauan penelitian merupakan data yang dijadikan acuan penulis dalam melakukan perhitungan maupun analisa seperti dijelaskan sebelumnya dalam bab I mengenai ruang lingkup penelitian. Penelitian ini melakukan perhitungan dan analisa mengenai stabilisasi tanah dengan menggunakan plat bertingkat dan sumuran semen dengan terlebih dahulu melakukan analisa terhadap stabilisasi tanah dengan geotekstil yang digunakan dalam rencana pelaksanaan Proyek Jalan Palembang – Tanjung Api-Api.

Proyek Pembangunan jalan Palembang – Tanjung Api-Api merupakan proyek pembangunan jalan yang keseluruhannya membangun jalan sepanjang 68,648 km (STA 0+00 – STA 68+648), terbagi menjadi dua paket pekerjaan yaitu paket pekerjaan I yang mengerjakan proyek pembangunan jalan Palembang - Tanjung Api-Api sepanjang 40 km (STA 00+00 – STA 40+00) dan paket pekerjaan II yang mengerjakan proyek pembangunan jalan Palembang – Tanjung Api-Api sepanjang 28, 648 km (STA 40+00 – 68+648). Data, perhitungan dan analisa yang disajikan pada penelitian ini dilakukan pada paket pekerjaan B saja, dimulai dengan penyajian data tanah asli kemudian dilanjutkan dengan perhitungan terhadap daya dukung tanah.

Penelitian ini menganalisa metode stabilisasi tanah dengan geotekstil yang digunakan pada proyek pembangunan jalan Palembang – Tanjung Api-Api kemudian menghitung serta menganalisa dua metode pembanding yaitu stabilisasi tanah dengan menggunakan plat bertingkat dan sumuran semen. Stabilisasi tanah dengan menggunakan metode plat bertingkat dan sumuran semen dapat meningkatkan daya dukung tanah menjadi lebih optimal akan tetapi memerlukan alokasi pendanaan yang lebid besar sedangkan ketersediaan dana sangat terbatas. Hal ini merupakan salah satu alasan penelitian ini dilakukan hanya pada STA jalan yang memiliki daya dukung tanah yang sangat rendah sehingga memerlukan metode stabilisasi yang lebih baik khususnya pada paket II proyek pembangunan jalan Palembang - Tanjing Api-Api. Data tanah pada Paket II Proyek Jalan Palembang Tanjung Api-Api disajikan pada tabel IV.3 berikut ini :

(9)

Tabel IV.3.

Soil Properties Paket II Proyek Jalan Palembang – Tanjung Api-Api

Sumber : Dinas PU Bina Marga Sumatera Selatan

Titik B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 Berat isi γ t/m³ 1.532 1.283 1.905 1.911 1.786 2.013 1.764 1.711 1.521 1.455 1.408 1.48 1.487 1.745 1.581 Kadar air ω % 69.72 129.61 32.39 25.14 33.63 19.16 39.38 39.52 68.85 60.58 84.17 73.15 83.32 43.75 56.28 Berat jenis Gs 2.44 2.29 2.7 2.64 2.53 2.65 2.53 2.38 2.49 2.41 2.55 2.56 2.62 2.61 2.67 Angka pori e 1.7 3.09 0.88 0.73 0.32 0.57 1 0.94 1.76 1.66 2.33 1.99 2.23 1.15 1.64 Porositas n 0.63 0.76 0.47 0.42 0.48 0.36 0.5 0.49 0.64 0.62 0.7 0.67 0.69 0.53 0.62 Derajat kejenuhan Sr % 99.92 95.82 99.92 91.24 94.4 88.82 99.55 99.8 97.23 87.96 91.94 93.92 97.87 99.33 91.64 Batas plastis PL % 29.27 36.32 30.49 30.58 33.75 25.88 26.45 35.54 36.71 29.8 38.78 29.37 34.91 32.14 26.82 Batas cair LL % 45.51 83.82 51.24 50.8 64.69 37.66 42.27 55.13 58.04 52.31 57.58 54.11 56.01 54.55 53.33 Indeks plastis PI % 16.24 47.5 20.75 20.22 30.94 11.78 15.82 19.58 21.33 22.51 18.81 24.74 21.1 22.41 26.51

Analisa saringan gravel G % 0 6.36 0.74 0.95 0.41 0.96 0 0 0 0 0 0 0 0 0

sand S % 3.7 17.06 19.47 6.68 2.99 10.89 3.72 1.6 0.11 1.7 0.37 2.5 1.02 7.48 3.32

silt M % 61.8 43.38 35.09 47.37 53.1 51.35 55.98 53.2 58.99 64.8 54.53 63.6 62.48 48.32 35.48

clay C % 34.5 33.2 44.7 45 43.5 36.8 40.3 45.2 40.9 33.5 45.1 33.9 36.5 44.2 41.2

Kuat tekan bebas qu kg/cm² 0.057 0.015 0.504 1.637 2.393 0.72 1.516 0.08 0.46 0.068

qu' kg/cm² 0.035 0.012 0.416 1.434 1.929 0.405 1.176 0.069 0.438 0.046 S 1.632 1.25 1.211 1.142 1.241 1.776 1.289 1.167 1.05 1.484 Cu kg/cm² 0.029 0.008 0.252 0.819 1.197 0.36 0.758 0.04 0.23 0.034 Triaxial φ 6.08 2.06 17.4 19.05 8.39 11.21 7.98 6.93 3.5 4.84 3.72 3.67 2.55 1.91 4.56 c kg/cm² 0.054 0.131 0.103 1.381 0.619 0.715 0.365 0.343 0.145 0.031 0.079 O.132 0.109 0.318 0.161 Konsolidasi Cc 0.5694 0.9231 0.1934 0.156 0.2559 0.1564 0.313 0.241 0.5044 0.3952 0.7434 0.5603 0.7958 0.2171 0.7434

(10)

IV.2 Menghitung Daya Dukung dan Penurunan Tanah

Perhitungan terhadap daya dukung dan konsolidasi tanah dilakukan melalui dua tahapan perhitungan, yaitu perhitungan daya dukung dan konsolidasi tanah asli serta perhitungan daya dukung dan konsolidasi tanah setelah diberi stabilisasi menggunakan plat bertingkat dan menggunakan sumuran semen. Dari perhitungan daya dukung dan konsolidasi tanah asli nantinya akan didapatkan besarnya nilai safety factor yang kemudian akan digunakan sebagai acuan dalam perhitungan terhadap konsolidasi tanah asli, sedangkan pada perhitungan daya dukung dan konsolidasi tanah setelah diberi stabilisasi dengan menggunakan plat bertingkat dan sumuran semen nantinya juga akan dijadikan acuan perhitungan konsolidasi dari masing-masing jenis stabilisasi tanah pembanding.

IV.2.1 Menghitung Daya Dukung dan Penurunan Tanah Asli

Daya dukung tanah asli yang dianalisa dan dihitung pada penelitian ini dilakukan setiap 2 km dimulai dari STA 40+00 sampai STA 68+648, karena diasumsikan dapat mewakili keadaan tanah disekitarnya, dengan perincian sebagai berikut :

• STA 40+00 : B1 • STA 42+00 : B2 • STA 44+00 : B3 • STA 46+00 : B4 • STA 48+00 : B5 • STA 50+00 : B6 • STA 52+00 : B7 • STA 54+00 : B8 • STA 56+00 : B9 • STA 58+00 : B10 • STA 60+00 : B11 • STA 62+00 : B12 • STA 64+00 : B13 • STA 66+00 : B14 • STA 68+00 : B15

(11)

Perhitungan daya dukung tanah asli dilakukan pada keadaan tanah asli untuk mendapatkan besarnya nilai Safety Factor (SF) sehingga nanti didapatkan titik lokasi penelitian tanah yang memerlukan metoda stabilisasi yang lebih optimum. Besarnya nilai Safety Factor pada penelitian ini diasumsikan menggunakan Safety Factor jalan arteri dimana Safety Factor yang memenuhi syarat daya dukung tanahnya dianyatakan memenuhi apabila lebih besar dari dua.

Nilai Safety Factor didapatkan dengan menggunakan perhitungan :

...(4.1)

Dimana :

SF = Safety Factor

Daya Dukung Tanah = c . Nc + γ. Df . Nq + 0,5 . γ . B . Nγ ...(2.3)

Beban = b timbunan+b perkerasan+b kendaraan = (γ x h timbunan)+(tebal pekerasan x 2) + 0,5

Berikut ini merupakan perhitungan daya dukung tanah asli dan safety factor dengan menggunakan data Tabel II.2.,Tabel IV.3., rumus 2.3. dan rumus 4.1.

Tabel IV.4.

Daya dukung tanah asli dan perhitungan safety factor Titik B1-B5

Titik B1 B2 B3 B4 B5 φ (º) 6,080 2,060 17,400 19,050 8,390 c (t/m²) 0,540 1,310 1,030 13,810 6,190 Nc 7,820 6,370 15,150 16,770 8,890 Nq 1,870 1,260 5,880 6,820 2,360 0,270 0,000 3,460 4,190 0,870 γ (t/m³) 1,532 1,283 1,906 1,911 1,786 Daya dukung Tanah Asli (t/m²)

4,223 8,345 15,605 231,594 55,029 Tinggi Timbunan (m) 2,431 1,271 0,811 0,681 2,571

SF 0,784 2,362 5,578 89,432 9,803

Sumber : Analisis penelitian

Beban Tanah DayaDukung SF =

(12)

Tabel IV.5.

Daya dukung tanah asli dan perhitungan safety factor Titik B6-B10

Titik B6 B7 B8 B9 B10 φ (º) 11210 7,980 6,930 3,500 4,480 c (t/m²) 7,150 3,650 3,430 1,450 0,310 Nc 10,404 8,690 8,210 6,830 7,150 Nq 3,120 2,270 2,050 1,450 1,570 1,490 0,750 0,460 0,000 0,000 γ (t/m³) 2,013 1,764 1,711 1,521 1,455 Daya dukung Tanah Asli (t/m²)

74,389 31,719 28,160 9,904 2,217 Tinggi Timbunan (m)

1,621 1,481 1,431 1,761 2,551

SF 18,172 8,197 7,431 2,294 0,397

Sumber : Analisis penelitian

Tabel IV.6.

Daya dukung tanah asli dan perhitungan safety factor Titik B10-B15

Titik B11 B12 B13 B14 B15 φ (º) 3,720 3,670 2,550 1,910 4,560 c (t/m²) 0,790 1,320 1,090 3,180 1,610 Nc 6,910 6,890 6,530 6,320 7,180 Nq 1,480 1,470 1,330 1,240 1,580 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 γ (t/m³) 1,408 1,480 1,487 1,745 1,581 Daya dukung Tanah Asli (t/m²) 5,459 9,095 7,118 20,098 11,560 Tinggi Timbunan (m) 1,751 0,671 1,911 2,481 2,101

SF 1,269 3,534 1,562 3,674 2,378

Sumber : Analisis penelitian

Dari data yang telah disajikan diatas serta analisa dan perhitungannya dapat diketahui bahwa banyak titik dari penelitian yang memiliki Safety Factor kurang

(13)

dari dua sehingga tidak memenuhi syarat Safety Factor sebagai jalan arteri, antara lain titik B1, titik B10, titik B11, dan titik B13. Dari semua titik yang memiliki angka Safety Factor kurang dari dua diatas dapat diketahui bahwa titik B10 memiliki angka Safety Factor yang paling rendah yaitu sebesar 0,353177 yang mewakili STA 57 – STA 59 , sehingga langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu menitik beratkan pada perhitungan onsolidasi tanah pada titik B10. Perhitungan konsolidasi tanah yang dilakukan terhadap titik B10 dilakukan untuk mengetahui seberapa besar penurunan yang terjadi.

Berikut ini merupakan perhitungan Penurunan Tanah pada titik B10 dengan menggunakan data Tabel IV.3. dan rumus 2.10.

Tabel IV.7.

Data Perhitungan Penurunan Pada Titik B10

Titik Elevesi dasar (m) h timbunan (m) Volume timbunan (m³) γ (t/m³) Cc e0 Cv (cm²/detik) Kdlm t.keras (m) Δq Po Penurunan (m) B10 48,08 2,551 96,49 1,46 0,4 1,66 0,0078 7 5,08 1,61 0,651

Sumber : Analisis penelitian

Perhitungan penurunan diferensial dengan stabilisasi geotekstil dengan menggunakan data Tabel IV.7. dan rumus dibawah ini

Penurunan diferensial jalan lebar penurunan _ = ... (4.2) 2200 651 , 0 = = 0,03 ≈ 3 %

(14)

Gambar IV.5.

Daerah Tinjauan Penelitian

Gambar IV.6.

Konstruksi Rencana Awal Dengan Menggunakan Geotekstil

A GR EGA T KELA S B

PER KER A SA N A SPA L

TIM B U N A N

PER KER A SA N A SPA L

A GR EGA T KELA S B TIM B U N A N TANAH KERAS 2 m 7 m TANAH AS LI TANAH LUNAK 68 +600 0 + 000 57+000 59+000

Daerah Tinjauan Penelitian

(15)

Gambar IV.7.

Konstruksi Setelah Distabilisasi dengan Plat Bertingkat

A GR EGA T KELA S B

PER KERA SA N B ETON

11 m 1 m

3 m 5,5 m TIM B U N A N

PER KERA SA N B ETON

A GR EGA T KELA S B TIM B U NA N TANAH KERAS 2 m 1,25 m 1,25 m 1,25 m 1,25 m 2 m TANAH AS LI TANAH LUNAK

(16)

Gambar IV.8.

Konstruksi Setelah Distabilisasi dengan Sumuran Semen

A GREGA T KELA S B

PER KERA SA N B ETON

11 m 1 m

3 m 5,5 m TIM B UN A N

PER KER A SA N B ETON

A GR EGA T KELA S B TIM B U NA N TANAH KERAS 2 m 5 m 2 m TANAH AS LI TANAH LUNAK

(17)

IV.2.2. Menghitung Daya Dukung dan Penurunan Tanah Setelah Diberi Stabilisasi

Perhitungan daya dukung dan konsolidasi tanah setelah diberi stabilisasi dilakukan menjadi dua tahapan perhitungan yaitu pada stabilisasi dengan menggunakan plat bertingkat dan stabilisasi dengan menggunakan sumuran semen

IV.2.2.1. Perhitungan Daya Dukung dan Penurunan Tanah dengan Menggunakan Plat Bertingkat

Berikut ini merupakan perhitungan daya dukung dengan stabilisasi menggunakan plat bertingkat dengan menggunakan data Tabel II.2.,Tabel IV.3., dan rumus 2.6.

Tabel IV.8.

Perhitungan daya dukung tanah dengan menggunakan plat bertingkat

Titik B10 φ (º) 4,480 c (t/m²) 0,310 Nc 7,150 Nq 1,570 Nγ 0,000 γ (t/m³) 1,455

Daya dukung Tanah Asli (t/m²) 2,217

Daya dukung 1 plat (ton) 2,262 Daya dukung 2 plat (ton)

6,765 Daya dukung 3 plat (ton)

13,510 Daya dukung 4 plat (ton) 22,497 Daya dukung 5 plat (ton) 33,725 Sumber : Analisis penelitian

Perhitungan safety factor dengan stabilisasi plat bertingkat dengan menggunakan data Tabel IV.3., Tabel IV.9., dan rumus 4.1. didapat nilai SF-nya adalah 1,75

(18)

Berikut ini merupakan perhitungan Penurunan Tanah pada titik B10 setelah diberikan stabilisasi plat bertingkat dengan menggunakan data Tabel IV.3., dan rumus 2.10.

Tabel IV.9.

Data Perhitungan Penurunan Pada Titik B10 dengan Stabilisasi Plat Bertingkat Titik Elevesi dasar (m) h timbunan (m) Volume timbunan (m³) γ (t/m³) Cc e0 CV (cm²/detik) Kdlm t.keras (m) Δq Po Penurunan (m) B10 48,08 2,551 96,49 1,46 0,4 1,66 0,0078 2 5,08 2,37 0,268

Sumber : Analisis penelitian

Perhitungan penurunan diferensial dengan stabilisasi plat bertingkat dengan menggunakan data Tabel IV.10. dan rumus 4.2.

Penurunan diferensial jalan lebar penurunan _ = 2200 268 , 0 = = 0,01 ≈ 1 %

IV.2.2.2 Perhitungan Daya Dukung dan Penurunan Tanah dengan Menggunakan Sumuran Semen

Berikut ini merupakan perhitungan daya dukung dengan stabilisasi menggunakan sumuran semen dengan menggunakan data Tabel II.2.,Tabel IV.3., dan rumus 2.6

(19)

Tabel IV.10.

Perhitungan daya dukung tanah dengan menggunakan sumuran semen

Titik B10 φ (º) 4,480 c (t/m²) 0,310 Nc 7,150 Nq 1,570 0,000 γ (t/m³) 1,455 Daya dukung Tanah Asli (t/m²)

2,217 Daya dukung kedlman semen 2m (ton) 24,386 Daya dukung kedlman semen 3m (ton) 26,179 Daya dukung kedlman semen 4m (ton) 27,972 Daya dukung kedlman semen 5m (ton) 29,765 Sumber : Analisis Penelitian

Perhitungan safety factor dengan stabilisasi sumuran semen dengan menggunakan data Tabel IV.3., Tabel IV.11., dan rumus 4.1. didapat nilai SF-nya adalah 1,54

Berikut ini merupakan perhitungan Penurunan Tanah pada titik B10 setelah diberikan stabilisasi sumuran semen dengan menggunakan data Tabel IV.3., dan rumus 2.10.

Tabel IV.11.

Data Perhitungan Penurunan Pada Titik B10 dengan Stabilisasi Sumuran Semen Titik Elevesi dasar (m) h timbunan (m) Volume timbunan (m³) γ (t/m³) Cc e0 CV (cm²/detik) Kdlm t.keras (m) Δq Po Penurunan (m) B10 48,08 2,551 96,49 1,46 0,4 1,66 0,0078 2 5,08 2,37 0,268

(20)

Perhitungan penurunan diferensial dengan stabilisasi sumuran semen dengan menggunakan data Tabel IV.12. dan rumus 4.2.

Penurunan diferensial jalan lebar penurunan _ = 2200 268 , 0 = = 0,01 ≈ 1 %

IV.3. Menghitung Biaya Konstruksi

Perhitungan terhadap biaya konstruksi dilakukan untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk melakukan stabilisasi tanah asli, stabilisasi dengan menggunakan plat bertingkat dan stabilisasi dengan menggunakan sumuran semen sehingga dapt digunakan sebagai bahan perbandingan untuk mengetahui keefektifan dana yang digunakan dengan besarnya daya dukung tanah yang dihasilkan.

IV.3.1. Biaya Konstruksi Perencanaan Awal Menggunakan Geotekstil Biaya konstruksi awal merupakan biaya konstruksi stabilisasi tanah awal yang digunakan pada proyek pembangunan jalan Palembang–Tanjung Api-Api, didapatkan tanpa melakukan langsung dari data Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Selatan.

Berikut ini merupakan perhitungan biaya yang digunakan pada stabilisasi tanah dengan geotekstil

(21)

Tabel IV. 12.

Biaya konstruksi stabilisasi tanah dengan menggunakan geotekstil No Keterangan Kuantitas harga satuan

(Rp)

Jumlah (Rp) 1 Agregat Klas A 2000x0.2x22 8800 415.152 3.653.338.128 2 Agregat Klas B 2000x0.3x22 13200 394.945 5.213.285.616 3 Agregat Klas B (bahu) 2(2000x0.5x1.5) 3000 394.945 1.184.837.640 4 Prime Coat 2000x0.85x22 37400 8.178 305.862.436 5 Track Coat 2(2000x0.25x22) 22000 7.958 175.084.800 6 AC - WC 2000x22 44000 59.060 2.598.678.280 7 AC - BC 2000x0.05x22 2200 1.449.543 3.188.995.062 8 AC - Base 2000x0.06x22 2640 1.411.694 3.726.873.955 9 Geotekstil 2000x35 70000 17.783 1.244.859.000 10 Timbunan 2000x35x2.5 175000 99.715 17.450.298.250 Jumlah 38.742.113.167

Sumber : Dinas PU Sumatera Selatan

IV.3.2. Biaya Setelah Diberi Stabilisasi

Biaya kontruksi setelah diberi stabilisasi merupakan biaya konstrusi hasil perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu biaya konstruksi stabilisasi tanah dengan menggunakan plat bertingkat dan biaya konstruksi stabilisasi tanah dengan menggunakan sumuran semen.

IV.3.2.1. Biaya Konstruksi Dengan Menggunakan Plat Bertingkat

Biaya konstruksi stabilisasi tanah dengan menggunakan plat bertingkat didapatkan dengan mengidentifikasi material yang digunakan kemudian menentukan kuanttas dari masing-masing material yang digunakan lalu dikalikan dengan harga satuan yang telah ditentukan sesuai dengan harga satuan yang berlaku di wilayah Propinsi Sumatera Selatan khususnya pada proyek pembangunan jalan Palembang – Tanjung Api-Api.

(22)

Berikut ini merupakan perhitungan biaya konstruksi stabilisasi tanah dengan menggunakan plat bertingkat

Tabel IV.13.

Biaya konstruksi stabilisasi tanah dengan menggunakan plat bertingkat

NNo Keterangan Kuantitas harga satuan (Rp)

Jumlah (Rp) 1 Agregat Klas B 2000x0.15x22 6600 394.945 2.606.642.808 2 Agregat Klas B (bahu) 2(2000x0.5x1.5) 3000 394.945 1.184.837.640 3 Pekerjaan jalan beton 2000x0.25x22 11000 1.408.178 15.489.964.592 4 Tiang baja penghubung 200x24 4800 987.000 4.737.600.000 5 Plat bertigkat 200x24 4800 2.161.500 10.375.200.000

6 Timbunan 2000x35x2.5 175000 99.715 17.450.298.250

Jumlah 51.844532.290

Sumber : Analisa Penelitian

IV.3.2.2. Biaya Konstruksi Dengan Menggunakan Sumuran Semen

Biaya konstruksi stabilisasi tanah dengan menggunakan sumuran semen didapatkan dengan mengidentifikasi material yang digunakan kemudian menentukan kuanttas dari masing-masing material yang digunakan lalu dikalikan dengan harga satuan yang telah ditentukan sesuai dengan harga satuan yang berlaku di wilayah Propinsi Sumatera Selatan khususnya pada proyek pembangunan jalan Palembang – Tanjung Api-Api.

Berikut ini merupakan perhitungan biaya konstruksi stabilisasi tanah dengan menggunakan sumuran semen

(23)

Tabel IV.14.

Biaya konstruksi stabilisasi tanah dengan menggunakan sumuran semen

No Keterangan Kuantitas harga satuan (Rp)

Jumlah (Rp) 1 Agregat Klas B 2000x0.15x22 6600 394.945 2.606.642.808 2 Agregat Klas B (bahu) 2(2000x0.5x1.5) 3000 394.945 1.184.837.640 3 Semen utk. pond. tnh

semen 0.942x200x24 4521.6 1.022.756 4.624.497.418

4 Lapisan pondasi tanah

semen 3.923x200x24 18830.4 103.915 1.956.774.386

5 Pekerjaan jalan beton 2000x0.25x22 11000 1.408.178 15.489.964.592 6 Tiang baja penghubung 200x24 4800 987.000 4.737.600.000

7 Timbunan 2000x35x2.5 175000 99.715 17.450.298.250

Jumlah 48.050.615.093

Sumber : Analisa Penelitian

IV.4. Resume Dan Analisa Hasil Perhitungan

IV.4.1. Resume Hasil Penelitian

Berikut ini merupakan resume dari semua perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini

Tabel IV.15 Resume hasil penelitian

No Jenis Stabilisasi Daya Dukung

(ton/m2) SF Penurunan (m) Penurunan Diferensial (%) Biaya ( Milyar Rp) 1 Geotekstil 2,217 0,39 0,66 3 38,742 2 Plat Bertingkat 33,725 1,75 0,27 1 51,844 3 Sumuran Semen 29,765 1,54 0,27 1 48,050

(24)

IV.4.2. Analisa Hasil Penelitian

Dari resume hasil penelitian diatas, dapat dilihat bahwa pada stabilisasi tanah dengan geotekstil yang digunakan pada proyek pembangunan jalan Palembang – Tanjung Api-Api ternyata daya dukungnya sangat rendah dan penurunan yang maksimum serta tidak memenuhi safety factor sebagai mana ditetapkan untuk jenis jalan arteri, akan tetapi memerlukan alokasi dana yang sangat minimum sedangkan dengan menggunakan stabilisasi plat bertingkat dan sumuran semen daya dukungnya dapat meningkat lebih besar dari keadaan awal, dengan tingkat penurunan tanah yang dapat dikurangi dari keadaan awal akan tetapi memerlukan alokasi dana yang cukup besar dengan kenaikan ± 30%.

Dari analisa hasil perhitungan seperti yang dikemukakan sebelumya, penulis menemukan hubungan antara besarnya daya dukung, biaya dan penurunan yang terjadi apabila menggunakan metode sabilisasi tanah yang berbeda antara stabilisasi awal (tanah dasar), stabilisasi dengan menggunakan plat bertingkat dan stabilisasi dengan menggunakan sumuran semen, yaitu :

• Semakin baik dan kompleks jenis stabilisasi tanah yang digunakan maka daya dukung tanah akan semakin baik dan biaya yang dibutuhkan akan semakin besar

• Semakin besar daya dukung tanah terhadap beban yang akan ditanggungnya maka penurunan yang akan terjadi dapat diminimalisasi tergantung pada jenis stabilisasi yang digunakan serta kedalaman tanah keras

Metode konstruksi stabilisasi tanah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu stabilisasi tanah dengan geotekstill, stabilisasi tanah dengan menggunakan plat bertingkat dan stabilisasi tanah dengan menggunakan sumuran semen memiliki berbagai variasi hubungan yang menyangkut penggunaan biaya terhadap daya dukung, safety factor, besarnya penurunan, dan penurunan diferensial yang terjadi, yaitu :

• Besarnya biaya terhadap besarnya daya dukung yang yang dihasilkan • Besarnya biaya terhadap besarnya nilai safety factor

(25)

• Besarnya biaya terhadap tingginya penurunan yang terjadi • Besarnya biaya terhadap penrunan diferensial yang terjadi

Gambar dari variasi hubungan antara biaya dengan besarnya daya dukung yang dihasilkan, biaya dengan besarnya nilai safety factor yang dihasilkan dan biaya terhadap tingginya penurunan yang terjadi seperti yang disajikan pada gambar IV.9 , IV.10, IV.11 dan IV.12 berikut ini ;

Gambar IV.9.

Hubungan Biaya dengan Daya Dukung Tanah

Gambar IV.10.

Hubungan Biaya dengan Safety Factor

0 0.5 1 1.5 2 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 SF

Biaya (milyar rupiah)

0 5 10 15 20 25 30 35 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70

Biaya (milyar rupiah)

D aya D u k ung ( ton) Geotekstil Sumuran Semen Plat Bertingkat Geotekstil Sumuran Semen Plat Bertingkat

(26)

Gambar IV.11.

Hubungan Biaya dengan Tinggi Penurunan yang Terjadi

Gambar IV.11.

Hubungan Biaya dengan Penurunan yang Terjadi

Gambar IV.12.

Hubungan Biaya dengan Penurunan Diferensial yang Terjadi

Dari perhitungan dan analisa yang telah dilakukan serta dengan melihat hubungan yang terjadi antara berbagai komponen tinjauan stabilisasi tanah (daya dukung, safety factor, penurunan, dan penurunan diferensial) terhadap besarnya biaya yang diperlukan dalam melaksanakan ketiga metode stabilisasi tanah (goetekstil, plat bertingkat, sumuran semen), maka dapat dipilih metode konstruksi yang paling efektif dan efisien dalam penggunaan biaya yaitu metode stabilisasi dengan menggunakan sumuran semen.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70

Biaya (milyar rupiah)

P e nur una n ( m ) Geotekstil

Sumuran Semen Plat Bertingkat

0 1 2 3 4 5 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70

Biaya (milyar rupiah)

P e nur una n D if e re ns ia l (% ) Geotekstil Sumuran Semen Plat Bertingkat

(27)

Ada beberapa alasan pemilihan stabilisasi dengan menggunakan sumuran semen merupakan metode stabilisasi yang paling efektif dan efisien dalam penggunaan biaya, yaitu :

• Jika dibandingkan dengan metode stabilisasi awal dengan menggunakan geotekstil maupun stabilisasi dengan menggunakan plat bertingkat, menggunakan stabilisasi dengan menggunakan sumuran semen ternyata menghasilkan daya dukung yang dapat menghasilkan nilai safety factor yang dapat memenuhi syarat/kriteria jalan arteri.

• Dari hubungan antara safety factor yang dihasilkan dengan biaya yang digunakan, ternyata kenaikan nilai safety factor yang mengiringi kenaikan biaya yang terjadi pada stabilisasi dengan menggunakan sumuran semen lebih tinggi jika dibandingkan yang terjadi pada stabilisasi dengan menggunakan plat bertingkat,

• Penurunan yang terjadi pada stabilisasi dengan menggunakan sumuran semen memiliki nilai yang sama dengan penurunan yang terjadi dengan menggunakan plat bertingkat, tetapi menggunakan biaya yang lebih rendah.

Gambar

Tabel IV.1
Gambar IV.1
Gambar IV.2
Gambar Tipikal Crosssection Proyek Pembangunan Jalan Palembang – Tanjung  Api-Api disajikan pada gambar IV.3 berikut ini :
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat

Hal tersebut, menunjukkan prinsip-prinsip kemitraan yang dibangun dan dijaga mencerminkan hubungan kemitraan yang setara secara garis lurus ( linear) tanpa ada pihak

29. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi

HAFISZ TOHIR DAERAH PEMILIHAN SUMATERA SELATAN I.. Oleh karena itu Anggota DPR RI berkewajiban untuk selalu mengunjungi ke daerah pemilihan telah ditetapkan sesuai dengan

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Opomba: Znesek »1« - zneski na podlagi dejanskih podatkov Znesek »2« - zneski ob predpostavki, da upoštevamo polovico davčnih olajšav Znesek »3« - zneski ob predpostavki, da

Dalam Renstra ini akan dipaparkan semua aspek strategis yang akan dicapai oleh FMIPA Unesa, meliputi: (1) mengembangkan tridarma perguruan tinggi dalam bidang

Berdasarkan ulasan dari jurnal yang terkait, perancangan model kebijakan persediaan dengan mempertimbangkan fenomena demand dependence penting dilakukan untuk meningkatkan