• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Media tulis prasasti terdiri atas beberapa jenis antara lain :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Media tulis prasasti terdiri atas beberapa jenis antara lain :"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prasasti adalah suatu putusan resmi yang di dalamnya memuat sajak untuk memuji raja, atas karunia yang diberikan kepada bawahannya, agar hak tersebut sah dan dapat dipertahankan secara yuridis. Prasasti dirumuskan dalam bahasa resmi hukum dengan gaya hukum tertentu. Prasasti adalah suatu putusan resmi atau dokumen yang tertulis di atas batu atau logam, dirumuskan menurut kaidah-kaidah tertentu, berisikan anugerah dan hak yang dikaruniakan dengan beberapa upacara (Bakker, 1972 : 10). Prasasti yang dikeluarkan oleh raja atau ratu sangat penting artinya bagi desa atau pihak penerima prasasti, karena di dalamnya diatur kewenangan, kewajiban, serta tugas pihak penerima prasasti yang patut dilaksanakan oleh masyarakat.

Prasasti pada umumnya berisi tentang ketetapan hukum atau penetapan sebidang tanah menjadi sima atau daerah otonom, larangan lalu lalang di tempat-tempat suci, pemisahan pemerintah secara administratif antar dua desa, peninjauan pajak, dan lain sebagainya (Setiawan, 2010 : 29).

Media tulis prasasti terdiri atas beberapa jenis antara lain :

(1) Prasasti yang terbuat dari batu berdiri atau meja batu disebut lingga prasasti.

(2) Media tulis prasasti yang ditatah di atas logam disebut tambra prasasti (3) Media tulis prasasti yang di tulis pada daun tal atau lontar disebut ripta

(2)

Menurut Casparis (1975) prasasti merupakan tulang punggung dalam penulisan sejarah kuno Indonesia. Isi dari prasasti mencakup berbagai aspek kehidupan seperti agama, ekonomi, politik, hukum, teknologi dan aspek lainnya (Suarbhawa, 2000 : 137). Data yang terkandung di dalam prasasti merupakan sebuah informasi tentang gambaran peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Hal inilah yang membedakan antara prasasti dengan bukti tertulis lainnya. Keberadaan prasasti menjadi sangat penting untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan masyarakat pada masa itu. Penelitian terhadap prasasti-prasasti yang ditemukan di Bali, Goris memberikan sistem penomoran dan penamaan menggunakan data kronologis tiponomis dengan pertimbangan umur prasasti, tempat ditemukan atau tempat penyimpanan prasasti. Semua prasasti diberi nama menurut tempat dimana prasasti itu ditemukan atau disimpan. Sebagian prasasti disimpan di pura, sehingga di belakang nama desa ditambahkan nama pura, sering juga terjadi di suatu desa atau pura terdapat sekumpulan prasasti dari masa yang berbeda dan raja yang berlainan, maka ditambahkan kode A, B, C, D, dan seterusnya I, II, III, dan seterusnya. Prasasti yang paling tua diberikan nomor paling kecil, demikian seterusnya sehingga semakin muda penanggalan prasasti nomornya semakin besar.

Pada umumnya masih banyak prasasti yang tidak dapat dibaca dengan baik oleh peneliti karena adanya berbagai kendala. Kendala itu diantaranya karena kondisi prasasti rusak sehingga sulit untuk dimengerti, prasasti tidak lengkap, banyak istilah yang tidak terdapat di dalam kamus, prasasti sangat dikeramatkan oleh masyarakat yang sangat fanatik, walaupun kemungkinan sebagian besar

(3)

mereka tidak mengetahui isi prasasti tersebut. Bertitik tolak dari fakta tersebut, maka perlu adanya pendekatan simpatik kepada masyarakat demi terungkapnya isi prasasti. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengetahui bagian-bagian gelap dari kehidupan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeinginan untuk meneliti salah satu prasasti tembaga yang merupakan temuan baru dan belum pernah dipublikasikan secara holistik oleh pihak yang berkompeten yakni prasasti Bengkala. Prasasti ini disimpan di Pura Bale Agung Desa Pekraman Bengkala, Kecamatan Kubutambahan.

Prasasti Bengkala merupakan salah satu prasasti yang dikeluarkan oleh Sri Maharaja Haji Jayapangus Arkajacihna beserta kedua permaisurinya. Ada beberapa pertimbangan yang melandasi pemilihan prasasti ini sebagai objek penelitian. Salah satu pertimbangannya yakni prasasti tersebut merupakan temuan baru pada tahun 1971 dalam keadaan utuh dan lengkap. Prasasti ini merupakan salah satu prasasti yang sudah pernah diteliti oleh para ahli epigrafi dari Balai Arkeologi Denpasar pada bulan Februari tahun 2009. Penelitian yang dilakukan sebelumnya hanya berupa survei dan alih aksara prasasti kemudian diterbitkan dalam Forum Arkeologi NO.III Oktober 2009 oleh Balai Arkeologi Denpasar dengan judul Budaya Tulis di Desa Bengkala, Kubutambahan, Buleleng, terbitan serupa juga diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dalam bentuk buku dengan judul Himpunan Prasasti-Prasasti Bali Masa Pemerintahan Raja Jayapangus pada tahun 2004.

Prasasti Bengkala secara garis besar berisi tentang perintah Paduka Raja Jayapangus yang mendengar ketidakberdayaan masyarakat Bengkala karena

(4)

bersengketa dan selalu ditekan paksa oleh Sang Admak Akmitan Apigajih (para petugas pemungut pajak) setiap bulan cetra (sasih kesanga). Supaya tidak terbengkalai segala masalah perpajakan, dinyatakan dengan jelas oleh baginda Sri Maharaja bahwa semua jenis perpajakan dari pada masyarakat Bengkala, berkat kebijaksanaan raja yang telah memperhatikan isi kitab Manawa Kamandaka dikeluarkanlah prasasti yang berisi tentang keringanan pajak dengan maksud agar dapat dipakai pedoman bagi masyarakat tidak dipertentangkan sampai kelak dikemudian hari. Itulah sebabnya mereka diberikan menjaga prasasti sebagai pegangan dan tuntunan dalam bertindak dan harus dijaga untuk mengokohkan dirinya dan menunggui masyarakat sebagai wilayah swatantra (otonomi).

Prasasti Bengkala ditemukan oleh Kaki Sawit pada tahun 1971 dalam dua buah lobang pada tebing Tukad Daya di sekitar Tibuan Lantang, dengan jarak kedua lobang kurang lebih 6 meter (Sunarya, 2009 : 92). Prasasti Bengkala terdiri atas enam lempeng yang berbentuk persegi panjang. Keenam lempeng prasasti tembaga ini merupakan prasasti lengkap, yang isinya memuat bagian awal sampai akhir. Berdasarkan laporan penelitian, prasasti ini menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno. Lempeng pertama ditatah 6 baris aksara hanya pada satu sisi, lempeng II, III, IV, V, dan VI ditatah 6 baris aksara pada masing-masing sisi. Lempeng VI B yang merupakan bagian akhir prasasti ditatah 4 baris aksara (Sunarya, 2009 : 93). Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian menyangkut kebahasaan yang akan dikaji secara terperinci baik dari segi aksara, ejaan, dan afiksasi.

(5)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim epigrafi Balai Arkeologi Denpasar, maka penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian lanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai informasi yang diperoleh dari prasasti Bengkala. Prasasti Bengkala menyebutkan bahwa prasasti ini ditujukan kepada karaman Bengkala dan dianugerahkan oleh Raja Jayapangus.

Penelitian lanjutan ini menggunakan beberapa analisis dan teori yang menunjang penelitian, sehingga memperoleh hasil penelitian yang holistik atau menyeluruh karena pada penelitian yang sebelumnya hanya bersifat pendekatan pendahuluan. Isi laporan penelitian sebelumnya hanya berupa alih aksara dan terjemahan saja. Selain itu, kemungkinan terdapat kesalahan di dalam men-transliterasi atau alih aksara, sehingga penelitian ini diharapkan mendapatkan hasil yang lebih spesifik terhadap prasasti Bengkala.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang penelitian, maka penulis merumuskan dua permasalahan. Adapun permasalahannya sebagai berikut.

1. Bagaimana aspek kebahasaan dari prasasti Bengkala, khususnya di bidang aksara atau paleografi, ejaan, bahasa, dan afiksasinya?

2. Bagaimana aspek pranata sosial masyarakat yang disebutkan dalam prasasti Bengkala?

(6)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan salah satu tolak ukur dalam upaya menjawab secara mendetail semua permasalahan yang telah dirumuskan pada rumusan masalah. Pada umumnya terdapat dua tujuan penelitian yang tidak dapat dihilangkan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini yakni mengacu pada tujuan dari ilmu epigrafi dan ilmu paleografi, yaitu menjabarkan tulisan kuna khususnya pada prasasti Bengkala. Selain itu, untuk mengungkap secara holistik aspek budaya pada masa lampau melalui tulisan-tulisan kuna yaitu melalui prasasti Bengkala yang menitikberatkan pada isi dan struktur prasasti. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat Bengkala dan masyarakat luas tentang peradaban masyarakat sebagai pendukung dari prasasti pada masa lampau.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk menjawab semua permasalahan yang telah dituangkan dalam rumusan masalah secara terarah dan terperinci yaitu :

1. untuk mengetahui aspek kebahasaan melalui bahasa dan aksara, serta ejaan dan afiksasi yang terdapat pada prasasti Bengkala, dan

2. untuk mengetahui aspek pranata sosial masyarakat yang disebutkan dalam prasasti Bengkala.

(7)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini sangat diharapkan agar dapat membantu dan memberikan sumbangan pemikiran kepada berbagai kalangan. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis merupakan suatu manfaat yang bersifat ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu arkeologi. Penelitian ini sangat bermanfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran secara ilmiah khususnya bagi ilmu epigrafi. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan data dan informasi mengenai aspek sosial budaya pada masa lampau yang dapat diketahui melalui identifikasi, transliterasi, atau alih aksara serta rangkuman isi prasasti. Melalui cara tersebut dapat diketahui pula peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tersebut.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan informasi-informasi penting bagi pemerintah atau instansi-instansi terkait. Khusus bagi masyarakat Desa Bengkala dapat mengetahui isi dari Prasasti Bengkala sehingga menambah pengetahuan masyarakat setempat mengenai peninggalan yang terdapat di wilayah Desa Bengkala berupa prasasti yang merupakan warisan leluhur serta budaya yang harus dilestarikan.

(8)

Ruang lingkup penelitian sangatlah penting di dalam melakukan penelitian yang berisikan tentang batasan-batasan yang jelas tentang objek yang akan diteliti serta tidak melebar atau menjauh dari objek penelitian dan permasalahan yang akan dipecahkan. Ruang lingkup penelitian terdiri atas ruang lingkup objek dan ruang lingkup permasalahan.

1.5.1 Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek penelitian mencakup prasasti, wilayah ditemukannya prasasti, dan tempat disimpannya prasasti. Prasasti yang dijadikan objek penelitian ini adalah prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Jayapangus yang bernama prasasti Bengkala. Adapun wilayah yang dijadikan batasan penelitian ini, yakni desa tempat ditemukannya prasasti, yaitu Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Prasasti Bengkala terdiri atas enam lempeng prasasti tembaga dan menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno. Lempeng I ditatah 6 baris aksara hanya pada satu sisi, lempeng II, III, IV, V, VI ditatah 6 baris aksara pada masing-masing sisi kecuali pada lempeng VI B yang merupakan bagian akhir prasasti yang ditatah 4 baris aksara.

1.5.2 Ruang Lingkup Permasalahan

Ruang lingkup permasalahan ini meliputi permasalahan yang diajukan pada penelitian. Diantaranya terdapat dua permasalahan yang disebutkan yakni terkait dengan aspek kebahasaan dan isi dari prasasti Bengkala. Aspek kebahasaan ini terdiri dari aspek epigrafi dan aspek paleografi. Aspek kebahasaan berupa aksara, ejaan, bahasa, dan afiksasi. Aspek isi dari prasasti Bengkala yaitu

(9)

menyangkut tentang aspek pranata sosial yang terdapat di dalam prasasti Bengkala.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin di capai pada kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan peternak dalam memelihara ternak sapi potong secara baik dan

Kesimpulan penelitian adalah (1) SMP Negeri di Bandar Lampung berpotensi untuk pengembangan modul, yang ditandai dengan belum adanya modul dan buku yang digunakan

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa kelompok puyuh dengan penerangan cahaya hijau (P2) memiliki pertambahan bobot tubuh paling tinggi yaitu 28.00 (g/ekor/hari)

Mengacu pada manifestasi yang mengindikasikan suatu daerah sebagai sumber panas bumi, daerah Guci - Kabupaten Tegal layak untuk dibangun unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak berkesulitan belajar membaca menulis melaksanakan pembelajaran seperti dengan siswa reguler yang lain baik dari segi tujuan,

Berdasarkan prosedur coding dan olah data distribusi frekuensi yang telah dilakukan sebagai rangkaian analisis isi, diketahui terdapat 5 jenis strategi komunikasi

Volume residu, kapasitas residu fungsional, dan kapasitas paru total kesemuanya merupakan volume udara paru yang tinggal di dalam paru, bahkan udara ini masih tetap tersisa

Tingkat pengetahuan ibu hamil berdasarkan definisi kebudayaan, terutama pada pertanyaan tentang kehamilan merupakan proses alamiah sebagai kodratnya sebagai perempuan,