• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPEKTROMETER FOTOAKUSTIK LASER SISTEM MULTIPASS KONFIGURASI BARU (LASER PHOTOACOUSTIC SPECTROMETER WITH NEW CONFIGURATION MULTIPASS SYSTEM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SPEKTROMETER FOTOAKUSTIK LASER SISTEM MULTIPASS KONFIGURASI BARU (LASER PHOTOACOUSTIC SPECTROMETER WITH NEW CONFIGURATION MULTIPASS SYSTEM)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SPEKTROMETER FOTOAKUSTIK LASER

SISTEM MULTIPASS KONFIGURASI BARU

(LASER PHOTOACOUSTIC SPECTROMETER WITH

NEW CONFIGURATION MULTIPASS SYSTEM)

Oleh :

Mitrayana, Muslim,

M. A. J. Wasono

Jurusan Fisika FMIPA UGM

INTISARI

Telah dilakukan pengembangan konfigurasi Spektrometer Fotoakustik (SFA) dari konfigurasi intrakavitas tanpa lensa menjadi konfigurasi intrakavitas dengan lensa dengan menggunakan sumber radiasi laser CO2. Diperoleh batas deteksi minimal SFA dari (200 ± 50) ppt menjadi (10 ± 5) ppt untuk C2H4 dengan sinyal latar dari (2,8 ± 0,1) ppb menjadi (0,20 ± 0,01) ppb.

ABSTRACT

A photoacoustic spectrometer set-up has been upgraded from an intracavity without lens into an intracavity with lens configurations using a CO2 laser as the spectometer’s radiation

source. The detection level of the upgrade Intracavity Photoacoustic Spectrometer (IPS) reached (10 ± 5) ppt from (200 ± 50) ppt for C2H4 with background signal (0,20 ± 0,01) ppb from (2,8 ±

0,1) ppb.

Kata kunci: intrakavitas, laser CO2, spektrometer fotoakustik Key words: intracavity, CO2 laser, photoacoutic spectrometer,

(2)

I Pendahuluan

Di lab. Atom inti Jurusan Fisika FMIPA UGM, Wasono (1990, 1998) telah membuat sistem spektroskopi fotoakustik dengan konfigurasi ektrakavitas dengan batas deteksi berorde ppbv (part per billion volume) untuk etilen. Hasil tersebut dirasakan belum optimal bila alat dipergunakan untuk mengukur objek yang mengemisikan etilen di bawah orde ppbv, misalnya bunga dan buah salak atau untuk penerapan kedokteran (Harren, 1988). Spektrometer dengan batas deteksi orde ppbv sudah cukup baik bila cuplikan yang diukur mengemisikan etilen cukup besar misalnya orde 100 ppb atau lebih (pisang, manggis, tomat dsb.) (de Vries, 1994). Selain itu dalam konfigurasi tersebut Wasono menggunakan sumber radiasi laser CO2 dengan jenis axial flowing, yang terbukti banyak mengkonsumsi gas untuk operasionalnya (yaitu He, N2, CO2) sehingga boros dalam pembiayaannya (Wasono, 1998).

Oleh karena itu dikembangkan konfigurasi SFA sehingga diperoleh batas deteksi yang lebih baik (orde ppt (part per trilliun)) serta biaya operasional yang lebih murah. Untuk memperoleh batas deteksi SFA yang lebih baik (orde ppt) maka dibuat suatu konfigurasi intrakavitas, yang telah terbukti mampu mencapai batas deteksi sampai 6 ppt (Harren, 1988). Untuk menghemat biaya operasional digunakan sumber radiasi laser CO2 jenis tertutup (Sealed-off), yang terbukti cukup hemat dalam penggunaan gasnya (de Vries, 1994).

II Metode Eksperimen

Konstruksi SFA untuk konfigurasi intrakavitas dapat dirancang sedemikian rupa sehingga pengepasan keadaan di ujung rongga laser dipenuhi yaitu bila jejari berkas w

( )

z dan jejari kelengkungan muka gelombang R

( )

z keduanya sama, baik saat perambatan ke muka maupun ke belakang (multipass propagation). Untuk memenuhi persyaratan tersebut cermin cekung (sebagai outcoupling mirror) harus ditempatkan pada jarak z dimana kelengkungannya sama dengan muka gelombangnya. Bila syarat tersebut dipenuhi maka aksi laser sumber SFA untuk konfigurasi intrakavitas terjadi.

Jejari kelengkungan muka gelombang R dan jejari berkas laser w sebagai fungsi jarak z dari pinggang berkas w (dimana w didefinisikan sebagai jarak dari sumbu laser ketika 0 amplitudo medan listriknya telah berkurang 1/e) dinyatakan sebagai berikut (Harren, 1988)

(3)

( )

[

( )

2

]

1 A z z z R = + (1)

( )

[

( )

2

]

12 01 z A w z w = + (2) dengan Aw02 λ dan λ = panjang gelombang. Bila sebuah lensa tipis disisipkan dalam berkas Gaussian maka transformasi pinggang berkas w0 ke w dan jarak pinggang berkas baru 1 dinyatakan sebagai berikut (Harren, 1988)

(

) (

)

[

]

12 1 2 0 1 w d f d f w = − − (3)

(

)

(

)

2 2 1 2 1 1 2 A f d A f d d f d + − + − = (4)

dengan Aw12 λ, sedang f = panjang fokus lensa, d1 = jarak antara pinggang pertama sampai

lensa, d2 = jarak antara lensa sampai pinggang berikutnya.

Pada konfigurasi intrakavitas selain ketepatan pengaturan lensa dan cermin keluaran untuk terjadinya aksi laser, konsentrasi sampel yang diselidiki juga sangat mempengaruhi terjadinya aksi laser tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harren (Harren, 1988), bahwa dalam sistem intrakavitas, akan terjadi penyerapan multipass tenaga radiasi oleh cuplikan, sehingga untuk konsentrasi cuplikan yang tinggi, proses emisi terstimulasi laser akan terganggu dan tentu akan mengganggu aksi laser.

Gambar (2.1) di bawah merupakan gambar skema SFA dengan konfigurasi intrakavitas dengan sumber radiasi laser CO2 tertutup(Sealed-off).

Gambar 2.1 Konfigurasi spektrometer fotoakustik intrakavitas. 1, Grating pemantul; 2, Chopper; 3, Tabung laser

CO2 tertutup; 4, Cermin datar pemantul 100%; 5, Sel fotoakustik; 6, Cermin cekung pemantul 100%;

(4)

III Hasil dan Pembahasan

3.1 Kestabilan dan Keluaran Daya Laser

Dengan menggunakan besar arus 5,33 mA dan tegangan 10,58 kV diperoleh daya keluaran maksimum intrakavitas sebesar 75 W dan spektrum garisnya nampak kuat di cabang 10P dan 10R (lihat Gb. 3.1). Garis-garis laser yang diperoleh dirasakan cukup memadai untuk mengukur gas kelumit etilen dan gas kelumit SF6 yaitu garis 10P12, 10P14 dan 10P16. Daya keluaran dari laser yang disusun cukup stabil, seperti yang terlihat pada Gb. 3.2. Gambar ini hanya menunjukkan daya keluaran dari garis 10P14 dan 10P12.

Dengan sumber radiasi laser CO2 tertutup (Sealed-off) biaya operasi SFA dapat ditekan sampai 90 % sebagai akibat konsumsi gas yang rendah/awet. Sebagai contoh telah dicoba laser semi sealed-off dengan tekanan operasi 30 mbar dan laser yang dapat bertahan dengan daya konstan dalam waktu 5 sampai 7 hari, sedang pada operasi laser CO2 jenis axial flowing tekanan operasi gas total biasanya sekitar 75 mbar. Bila dihitung ternyata laser semi sealed-off dapat menghemat gas dalam lima hari sampai 90% (Mitrayana, 2002).

Gambar 3.1 Grafik spektrum serapan C2H4 antara Gambar 3.2 Grafik kestabilan daya

sinyal akustik dalam satuan sebarang terhadap cacah intrakavitas laser antara daya 10P14 dan 10P12 motor grating. Spektrum garis tampak kuat pada terhadap waktu operasional.

(5)

3.2 Kurva Resonansi dan Faktor Kualitas

Gambar 3.3 merupakan gambar kurva resonansi sel FA (fungsi sinyal) yang digunakan, dengan frekuensi resonansi diperoleh dari hasil pengukuran tinggi sinyal FA sewaktu frekuensi modulator divariasikan di sekitar frekuensi teoretis (fot) yaitu 1700 Hz. Diperoleh frekuensi resonansi secara eksperimen (foe) di (1793 ± 1) Hz dengan lebar pita (∆f) sebesar (62 ± 1) Hz. Oleh karena itu diperoleh nilai faktor kualitas secara eksperimen (Qe) sebesar (28,9 ± 0,5).

Gambar 3.3 Grafik kurva resonansi antara sinyal fotoakustik dalam satuan sebarang terhadap

frekuensi chopper.

3.3 Kepekaan Spektrometer Fotoakusik Laser CO2 Tertutup

Gambar 3.4, dan 3.5 menunjukkan grafik hasil kalibrasi dan sekaligus menunjukkan kepekaan dan sinyal latar dari etilen dan SF6. Dari gambar tersebut diperoleh kepekaan alat untuk etilen adalah (200 ± 50) ppt dan (20 ± 5) ppt untuk SF6 dengan sinyal latar (2,8 ± 0,1) ppb untuk etilen dan (0,06 ± 0,01) ppb untuk SF6. Terlihat kepekaan SF6 lebih lebih baik satu orde dari pada etilen hal ini karena koefisien serapan SF6 lebih kuat dari pada etilen, misalnya pada garis 10P16 koefisien SF6 adalah 650 atm−1 cm−1 sedangkan koefisien etilen pada garis 10P16 sekitar 5,3 atm−1 cm−1 (Groot dkk., 1998).

(6)

Gambar 3.4 Grafik batas deteksi C2H4 antara Gambar 3.5 Grafik batas deteksi SF6

konsentrasi C2H4 terhadap waktu. antara konsentrasi SF6 terhadap waktu.

3.4 Waktu Siaga (Respons Time)

Waktu siaga (respons time) sel FA sangat bergantung pada dimensi resonator, jarak kuvet ke sel FA, besar laju aliran gas pembawa (udara tekan) dan kepekaan mikrofon. Dari Gb. 3.6 dengan menggunakan laju aliran etilen 10 l/h, jarak kuvet ke sel FA 20 cm, diameter resonator 6 mm dengan panjang 100 mm, dan kepekaan mikrofon model B&K 4179 1 V/Pa, dan laju rekorder 3 mm/detik diperoleh waktu tanggap sebesar (6,6 ± 0,2) detik. Suatu hasil yang sangat memuaskan karena dengan waktu tersebut dimungkinkan pengukuran laju emisi SF6 yang nyata-nyata (real) diemisikan cuplikan (Mitrayana, 2002).

Gambar 3.6 Grafik waktu siaga antara tinggi sinyal etilen dalam satuan sebarang akibat suntikan (y) terhadap

(7)

IV KESIMPULAN

1. Laser CO2 tertutup (Sealed-off) terbukti merupakan sumber laser spektrometer fotoakustik (SFA) yang efektif yang mampu menekan biaya operasi hingga 90% dan mampu lebih menyederhanakan dan merampingkan SFA.

2. Dengan konfigurasi intrakavitas, SFA mampu memiliki batas deteksi yang lebih baik dari pada konfigurasi ekstrakavitas yaitu dari orde ppb menjadi orde ppt walau menggunakan konfigurasi yang paling sederhana. Sistem SFA intrakavitas yang telah dibangun memiliki batas deteksi (200 ± 50) ppt untuk etilen dan (20 ± 5) ppt untuk SF6.

UCAPAN TERIMAKASIH

Kami ucapkan banyak terimakasih kepada Dr. Frans Harren dan Dr. Stefan Persijn yang telah bersedia menyediakan waktu untuk berdiskusi dan membantu dalam segala hal ketika kami melakukan eksperimen; kepada Cor Sikken yang telah membantu penyediaan peralatan; kepada P. Clauss yang telah membantu pembuatan sensor inframerah-reflektor; kepada KNAW yang telah memberikan kesempatan penelitian di Belanda selama 6 bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Bijnen, F. G. C., 1995, Refined CO-Laser Photoacoustic Trace Gas Detection; Observation of

Anaerobic Process in Insects, Soil and Fruit, Disertasi Doctor, Catholic University, Nijmegen, Belanda.

de Vries, H., 1994, Local trace gas measurements by laser photothermal detection; physics

meets physiology, Ph.D. Thesis, Khatolic University, Nijmegen, The Netherlands.

Groot, T.T., Cotti, G., Parker, D.H., Meijer, H.A.J., Harren, F.J.M., 1998, Monitoring gas

transport in rice using SF6 as tracer gas detected by laser photoacoustics. In: Photoacoustic and Photothermal Phenomena, (ed. F. Scudieri and M. Bertolotti) AIP Conference Proceedings 463 (Woodbury, New York, 673-675).

Harren, F., 1988, The Photoacoustic effect, Refined and Aplied to Biological Problems, Disertasi

Doctor, Catholic University, Nijmegen, Belanda.

Mitrayana, 2002, Spektrometer Fotoakustik Intrakavitas Kepekaan Tinggi Bersumberkan Laser

CO2 Tertutup (Sealed-Off) Dengan Penerapannya Pada Penentuan Volume Trachea Serangga Melalui Penyelidikan Pola Pernafasannya, Tesis S-2, Universitas Gadjah Mada.

Wasono, M.A.J., 1990, Spektrometer fotakustik untuk pelacakan gas, Tesis S-2, Pasca Sarjana

UGM, Yogyakarta.

Wasono, M.A.J., 1998, Konstruksi dan kinerja spektrometer fotoakustik laser CO2 untuk

memonitor emisi etilen dalam metabolisme buah tripis pasca panen, Disertasi, Pascasarjana UGM, Yogyakarta.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Anak yang berperilaku hidup kotor mudah terjangkit penyakit Anak yang berperilaku kotor tidak dapat belajar dengan tenang Anak yang berperilaku hidup kotor shalatnya tidak

Laporan keuangan yang dipakai pun masih sangat sederhana, dimana organisasi tersebut tidak membuat laporan keuangan yang lengkap yang seharusnya digunakan pada organisasi sektor

Instrumen penelitian menggunakan skala kecemasan terpakai yaitu HARS ( Hamilton Anxiety Rating Scale). Hasil penelitian menunjukkan : 1) tingkat Kecemasan ibu hamil

HO-3 c-1/RPP-KUR-2013 - 5.. diberikan guru, teman, lingkungan. Proses tersebut mungkin pula terjadi akibat dari stimulus dalam diri peserta didik yang terutama disebabkan oleh

Putnam (....) mendefinisikan modal sosial sebagai ”gambaran organisasi sosial, seperti jaringan, norma, dan kepercayaan sosial, yang memfasilitasi.. koordinasi dan kerjasama

Perpaduan kaum juga mungkin tidak akan tercapai jika kita tidak mempunyai warganegara yang berkualiti dan aktif dalam menunaikan tanggungjawab mereka. Sejajar dengan itu, remaja

Java Swing menyediakan sekumpulan Application Programming Interface (API) yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi-aplikasi GUI (Graphical User Interface) dan model GUI yang

• (“Kelompok kejahatan terorganisir” harus diartikan suatu kelompok terstruktur terdiri dari tiga orang atau lebih, yang ada pada suatu periode waktu dan yang bertindak secara