• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

 Angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2016 sebanyak 17,31 juta orang, turun sekitar 602 ribu orang dibanding angkatan kerja Februari 2016 dan bertambah 14 ribu orang dibanding Agustus 2015.

 Penduduk yang bekerja di Jawa Tengah pada Agustus 2016 sebesar 16,51 juta orang, bertambah sekitar 76 ribu orang dibanding keadaan pada Agustus 2015 dan berkurang sekitar 651 ribu orang dibandingkan Februari 2016.

 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Tengah Agustus 2016 sebesar 4,63 persen, mengalami penurunan sebesar 0,36 persen dibanding TPT Agustus 2015 (4,99 persen) dan mengalami peningkatan sebesar 0,43 persen dibandingkan TPT Februari 2016 (4,20 persen).  Selama setahun terakhir (Agustus 2015 ― Agustus 2016), peningkatanpenyerapan tenaga kerja

terjadi di sektor Pertanian (358 ribu orang) dan Sektor Transportasi (2 ribu orang). Sementara penurunan penyerapan tenaga kerja terutama terjadi pada Sektor Konstruksi (98 ribu orang), Sektor Perdagangan (93 ribu orang), Sektor Lembaga Keuangan (42 ribu orang), Sektor Lainnya (40 ribu orang), Sektor Jasa (37 ribu orang), dan Sektor Industri (16 ribu orang).

 Pada Agustus 2016, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 5,75 juta orang (34,80 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar sebesar 3,09 juta orang (18,70 persen) dan berusaha sendiri sejumlah 2,63 juta orang (15,94 persen).

 Penduduk yang bekerja di atas 35 jam per minggu (pekerja penuh) pada Agustus 2016, sebanyak 12,29 juta orang (74,43 persen) sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 0,84 juta orang (5,10 persen).

Pada Agustus 2016, penduduk yang bekerja di Jawa Tengah masih tetap didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 51,12 persen, sementara penduduk yang bekerja dengan pendidikan tinggi ke atas hanya sebesar 7,78 persen.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,63

PERSEN

(2)

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Pengangguran

Keadaan ketenagakerjaan di Jawa Tengah dalam setahun terakhir menunjukkan adanya perubahan yang digambarkan dengan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja dan penduduk yang bekerja. Jumlah angkatan kerja mencapai 17,31 juta orang bertambah sebesar 14 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2015 dan berkurang sebesar 602 ribu orang dibanding keadaan Februari 2016. Penduduk yang bekerja pada Agustus 2016 naik sebesar 76 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2015, dan berkurang 651 ribu orang dibanding keadaan Februari 2016. Sementara jumlah penganggur pada Agustus 2016 mengalami penurunan sebesar 62 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2015 dan naik sebesar 49 ribu orang jika dibanding keadaan Februari 2016. Dalam setahun terakhir, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami penurunan sebesar 0,71 persen poin.

Tabel 1

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, Tahun 2015 – 2016

(Juta orang)

Jenis Kegiatan Utama Satuan

2015 2016

Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

1. Angkatan Kerja Juta orang 18,29 17,30 17,91 17,31

Bekerja Juta orang 17,32 16,44 17,16 16,51

Pengangguran Juta orang 0,97 0,86 0,75 0,80

2. Bukan Angkatan Kerja Juta orang 7,05 8,19 7,72 8,47

3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 72,19 67,86 69,89 67,15

4. Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,31 4,99 4,20 4,63

5. Pekerja Tidak Penuh Juta orang 4,91 4,51 4,97 4,22

Setengah Penganggur Juta orang 1,18 1.07 1,23 1,02

Paruh waktu Juta orang 3,73 3,44 3,74 3,20

Sumber : Data diolah dari Sakernas Februari dan Agustus 2015-2016

2. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Struktur lapangan pekerjaan hingga Agustus 2016 tidak mengalami perubahan, dimana Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Sektor Industri dan Sektor Jasa Kemasyarakatan secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah. Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2015, penduduk yang bekerja meningkat terutama Sektor Pertanian sebanyak 358 ribu orang (7,61 persen) dan Sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi sebanyak 2 ribu orang (0,38 persen). Sedangkan Sektor yang mengalami penurunan yaitu Sektor Konstruksi sebanyak 98 ribu orang (6,43 persen); Sektor Perdagangan sebanyak 93 ribu orang (2,44 persen); Sektor Lainnya (Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Listrik, Gas dan Air Minum; Lembaga Keuangan, Real Estate; Ush Persewaan & Js Perusahaan) sebanyak 40 ribu orang (7,99 persen); Sektor Jasa sebanyak 37 ribu orang (1,79 persen) dan Sektor Industri sebanyak 16 ribu orang (0,49 persen).

(3)

Tabel 2

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2015 – 2016

(juta orang)

Lapangan Pekerjaan Utama

2015 2016

Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5]

Pertanian 5,39 4,71 5,16 5,07

Industri 3,33 3,27 3,22 3,25

Konstruksi 1,33 1,53 1,28 1,43

Perdagangan 4,01 3,80 4,11 3,71

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 0,49 0,55 0,55 0,55 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 2,29 2,08 2,39 2,04

Lainnya*) 0,48 0,50 0,45 0,46

J u m l a h 17,32 16,44 17,16 16,51

Sumber : Data diolah dari Sakernas Februari dan Agustus 2015-2016

*) Lapangan pekerjaan utama lainnya terdiri dari sektor Pertambangan, Listrik, Gas dan Air, Lembaga Keuangan,

Real Estate, Ush Persewaan & Js Perusahaan

3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Secara sederhana, kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Agustus 2016 sebesar 6,25 juta orang (37,83 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 10, 26 juta orang (62,17 persen) bekerja pada kegiatan informal.

Tabel 3

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2015 – 2016

(juta orang)

Status Pekerjaan Utama

2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5]

Berusaha sendiri 3,03 2,68 2,86 2,63

Berusaha dibantu buruh tidak tetap 3,01 2,94 3,35 3,09

Berusaha dibantu buruh tetap 0,57 0,58 0,54 0,50

Buruh/Karyawan/Pegawai 6,09 5,71 5,89 5,74

Pekerja bebas 2,25 2,34 2,20 2,30

Pekerja keluarga/tak dibayar 2,37 2,19 2,32 2,25

J u m l a h 17,32 16,44 17,16 16,51

Sumber : Data diolah dari Sakernas Februari dan Agustus 2015-2016

Dalam setahun terakhir (Agustus 2015 - Agustus 2016), penduduk bekerja dengan status buruh/karyawan/pegawai bertambah sebanyak 40 ribu orang (0,69 persen). Sebaliknya penduduk yang

(4)

bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap/dibayar mengalami penurunan sebesar 84 ribu orang (14,40 persen) menyebabkan jumlah pekerja formal berkurang sekitar 45 ribu orang dan persentase pekerja formal turun dari 38,28 persen pada Agustus 2015 menjadi 37,83 persen pada Agustus 2016.

Komponen pekerja informal terdiri dari penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas dan pekerja keluarga/tak dibayar. Dalam setahun terakhir (Agustus 2015 - Agustus 2016) pekerja informal naik sebanyak 121 ribu orang dan persentase pekerja informal bertambah dari 61,72 persen pada Agustus 2015 menjadi 62,17 persen pada Agustus 2016. Peningkatan pada komponen pekerja informal berasal dari mereka yang berstatus berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tdk dibayar ada sebanyak 153 ribu orang.

4. Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja

Secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja perminggu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam ke atas per minggu dimana pada Agustus 2016 jumlahnya mencapai 12,29 juta orang (74,43 persen). Sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu (pekerja tidak penuh) sebanyak 4,22 juta orang (25,57 persen), sementara penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu ada sebanyak 0,84 juta orang (5,10 persen).

Tabel 4

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Perminggu, 2015–2016

(juta orang)

Jumlah Jam Kerja Perminggu

2015 2016

Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5] 1–7 0,26 0,18 0,27 0,21 8–14 0,74 0,74 0,99 0,63 15–24 1,80 1,70 1,72 1,57 25–34 2,11 1,90 1,99 1,81 1–34 4,91 4,52 4,97 4,22 35+ *) 12,41 11,92 12,19 12,29 J u m l a h 17,32 16,44 17,16 16,51

Sumber : Data diolah dari Sakernas Februari dan Agustus 2015-2016 *) Termasuk sementara tidak bekerja

5.

Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan

Penyerapan tenaga kerja hingga pada Agustus 2016 masih didominasi oleh penduduk yang berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah sebesar 8,44 juta orang (51,12 persen) dan Sekolah Menengah Pertama sebesar 3,29 juta orang (19,93 persen). Penduduk bekerja dengan pendidikan tinggi hanya sekitar

(5)

1,28 juta orang mencakup 0,35 juta orang (2,14 persen) berpendidikan diploma dan 0,93 juta orang (5,64 persen) berpendidikan universitas.

Perbaikan kualitas tenaga kerja ditunjukkan oleh penurunan tenaga kerja berpendidikan rendah yaitu mereka yang hanya tamat sekolah dasar (SD) atau lebih rendah. Sementara tenaga kerja berpendidikan SMP atau SMA cenderung terus meningkat. Kecendrungan ini merupakan dampak dari kebijakan pemerintah di bidang pendidikan dasar dalam bentuk pembebasan biaya untuk tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Dalam periode setahun terakhir (Agustus 2015 ― Agustus 2016), penduduk bekerja dengan pendidikan rendah secara persentase mengalami penurunan dari 71,10 persen pada Agustus 2015 menjadi 71,04 persen pada Agustus 2016. Sementara penduduk bekerja berpendidikan tinggi juga mengalami penurunan dari 8,26 persen pada Agustus 2015 menjadi 7,78 persen pada Agustus 2016.

Tabel 5

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2015 – 2016

(juta orang)

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

2015 2016

Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5]

SD ke Bawah 9,39 8,61 8,92 8,44

Sekolah Menengah Pertama 3,15 3,16 3,28 3,29

Sekolah Menengah Atas 3,45 3,40 3,54 3,50

Diploma I/II/III dan Universitas 1,33 1,27 1,42 1,28

J u m l a h 17,32 16,44 17,16 16,51

Sumber : Data diolah dari Sakernas Februari dan Agustus 2015-2016

6.

Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan

Jumlah pengangguran pada Agustus 2016 mencapai 0,80 juta orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung meningkat dari 4,20 pada Februari 2016 menjadi 4,63 persen pada Agustus 2016.

Pada Agustus 2016, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Atas mencapai posisi tertinggi yaitu sebesar 10,40 persen, disusul oleh TPT Sekolah Menegah Pertama sebesar 4,68 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 2,10 persen. Jika dibandingkan keadaan Agustus 2015, TPT yang mengalami penurunan terjadi pada semua tingkat pendidikan, dimana penurunan tertinggi terjadi tingkat pendidikan diploma I/II/III dan universitas.

(6)

Tabel 6

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (persen), 2015-2016

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

2015 2016

Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5]

SD ke Bawah 3,89 2,15 2,73 2,10

Sekolah Menengah Pertama 9,81 5,60 4,97 4,68

Sekolah Menengah Atas 5,53 10,64 6,83 10,40

Diploma I/II/III dan Universitas 3,31 6,06 4,75 3,96

Jawa Tengah 5,31 4,99 4,20 4,63

(7)

Konsep Definisi

Penduduk usia kerja

Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas.

Bekerja

Kegiatan bekerja didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi dengan menghasilkan

barang atau jasa yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau

membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak

terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan

pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi.

Pengangguran

Pengangguran meliputi penduduk yang sedang mencari pekerjaan, atau

mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan,

atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)

Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah ukuran yang menggambarkan

perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja dan dihitung

dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas dikali

100.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT)

TPT adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100

penduduk yang masuk kategori angkatan kerja

.

Pekerja Tak Penuh

Penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu)

.

 Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja

normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau

masih bersedia menerima pekerjaan

Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja

normal ( kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau

tidak bersedia menerima pekerjaan lain (sebagian pihak menyebutkan

sebagai pekerja paruh waktu/part time worker).

Referensi

Dokumen terkait

Pada sistem ini, penerbit kartu akan diwajibkan untuk memberikan informasi kepada nasabah kartu terkait transaksi yang telah dilakukan melalui program transaction alert. Informasi

Variabel independen yaitu usia, jenis kelamin, besar uang saku, aktivitas fi sik, pola konsumsi makanan, beban glikemik, tingkat konsumsi zat gizi (energi, karbohidrat, lemak

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh defisit anggaran, nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, dan jumlah uang beredar terhadap inflasi di Indonesia

Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan SC13 belum menguasai soal nomor 1 karena tidak mencermati soal sehingga menggunakan data yang tidak tepat meskipun

“Price Earning Ratio (PER) adalah rasio ini diperoleh dari harga pasar saham biasa dibagi dengan laba per saham (EPS), maka semakin tinggi rasio ini akan

Beberapa blok permukiman tergolong kelas kesehatan sedang karena aspek penggunaan sumber air bersih yang masih menggunakan air tanah, lebar jalan masuk yang cenderung

Disebutkan bahwa hampir setiap hari pasukan penjajah Zionis sengaja menyerang para petani di berbagai wilayah timur Jalur Gaza dan para nelayan di sepanjang pantai Jalur

Penelitian ini pengambilan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan subjek penelitian berdasarkan karakteristik dan ciri-ciri tertentu yang telah