• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman BPMU 2017-lengkap.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman BPMU 2017-lengkap.pdf"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

PEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL (BPMU) PROVINSI JAWA BARAT

Lampiran Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 978.3/12019-BPMU Tanggal 8 April 2017

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN

 

PENGANTAR

Dalam rangka mencapai visi pembangunan Jawa Barat tahun 2013-2018, misi pertama yang telah dirumuskan adalah Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing. Salah satu kebijakan strategis yang ditempuh dalam rangka mewujudkan misi tersebut adalah dengan Peningkatan kualitas dan daya saing masyarakat Jawa Barat melalui pendidikan yang unggul, terjangkau, merata dan terbuka. Salah satu program pembangunan pendidikan di Jawa Barat yang telah dirancang yaitu melalui peningkatan dan perluasan sarana dan kapasitas pendidikan dasar dan menengah yang disertai dengan program alokasi anggaran pendidikan 20% dari APBD yang lebih efektif menuju penyelenggaraan program pendidikan gratis pada semuan jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA dan SMK, dengan tetap melanjutkan paradigma penyelenggaran pembangunan pendidikan di Jawa dengan lebih melibatkan peran dan partisipasi masyarakat, dan Daerah (Kabupaten/Kota).

Untuk mendukung program dan kegiatan tersebut maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan pemberian biaya kepada Sekolah-sekolah, dengan mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 (berikut perubahannya) tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pada jenjang Pendidikan menengah, pemberian dana kepada sekolah-sekolah dilakukan melalui Kegiatan Pemberian Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) Provinsi, sebagai pendamping BOS Pusat, guna membantu sekolah-sekolah memenuhi biaya operasional sekolah.

Dengan memperhatian prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, dan tetap memperhatikan azas-azas tertib admistrasi, efektif, efisien, transparan dan akuntabel, kepatutan dan saling percaya (mutual trust) maka perlu disusun sebuah “Pedoman Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) Provinsi Jawa Barat Tahun 2017”.

Pedoman Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) Jenjang Pendidikan Menengah Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 ini disusun untuk menjadi acuan semua pihak yang terkait dalam rangka perencanaan/penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, monitoring dan eveluasi, serta pelaporan dan pertanggungjawaban. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah merancang dan menyelesaikan penyusunan pedoman ini.

Semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Bandung, 8 April 2017

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,

Dr. Ir. H. AHMAD HADADI, M.Si.

Pembina Utama Madya NIP. 19611231 198703 1 042

DAFTAR ISI

Pengantar ... i Daftar Isi ... ii Deskripsi Program ... v BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Dasar Hukum ... 3 C. Pengertian ... 5 D. Tujuan ... 5

E. Sasaran Program dan Besar Bantuan ... 6

F. Waktu Penyaluran Dana ... 6

G. Kriteria Penerima ... 6

H. Persyaratan Penerima ... 6

I. Penolakan Dana Bantuan BPMU ... 7

BAB II PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL (BPMU) SMA/MA/SMK PROVINSI JAWA BARAT DALAM PENDANAAN PENDIDIKAN ... 8

A. Peranan Program BPMU Provinsi Untuk SMK/SMA/MA Dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Menengah Universal (PMU) ... 8

B. Program BPMU SMK/SMA/MA Dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ... 8

C. Skenario Pendanaan Pendidikan Menengah ... 8

BAB III IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL (BPMU) SMK/SMA/MA PROVINSI JAWA BARAT  ... 9

A. Peruntukan Dana BPMU SMK/SMA/MA Untuk SMA/SMK negeri ... 9

B. Peruntukan Dana BPMU SMK/SMA Swasta dan MA Negeri dan Swasta ... 10

C. Peruntukan Dana BPMU Bagi SMA/SMK Penyelenggara Pembelajaran Jarak Jauh dan Sekolah Terbuka ... 12

D. Kebijakan BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Terhadap Siswa ... 13

E. Program BPMU SMK/SMA/MA Dan Konsep Pembiayaan Partisipatif ... 14

BAB IV ORGANISASI PELAKSANA ... 15

A. Tim Pengarah ... 15

B. Tim Pengelola BPMU Provinsi ... 15

C. Tim Pengelola BPMU pada BP3 Wilayah ... 16

D. Tingkat Sekolah/Madrasah/Ponpes ... 16

BAB V MEKANISME PELAKSANAAN ... 18

A. Mekanisme Pendataan dan Penyaluran BPMU untuk SMK dan SMA Negeri ... 18

B. Mekanisme Pendataan, Usulan, Pencairan dan Monev Hibah BPMU untuk SMK-SMA Swasta dan MA Negeri dan Swasta ... 20

C. Prinsip Pengelolaan ... 22

BAB VI MONITORING DAN SUPERVISI ... 24

A. Monitoring oleh Tim Manajemen BPMU Provinsi ... 24

B. Monitoring oleh BP3 Wilayah ... 24

BAB VII PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN ... 25

A. PELAPORAN ... 25

1. Pengelolaan Pelaporan di Tingkat SMK/SMA Negeri ... 25

2. Pengelolaan Pelaporan di Tingkat SMK/SMA Swasta dan MA Negeri dan Swasta ... 25

3. Pelaporan oleh Tim Manajamen BPMU Provinsi ... 27

B. PERPAJAKAN ... 28

BAB VIII PENGAWASAN DAN SANKSI ... 29

A. Pengawasan ... 29

B. Sanksi ... 29

BAB IX PENUTUP ... 30

Lampiran : Format Usulan Pencairan BPMU ... 31

Format Penggunaan Dana BPMU ... 44

DESKRIPSI PROGRAM :

1. Nama Program 

Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) Provinsi Jawa Barat

2. Pengertian

a. BPMU SMK/SMA/MA Provinsi adalah program Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat berupa pemberian dana kepada SMK/SMA/MA baik Negeri maupun Swasta dimana besarnya dana bantuan yang diterima sekolah dihitung berdasarkan jumlah siswa masing-masing sekolah dikalikan satuan biaya (unit cost) bantuan;

b. Dana BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Jawa Barat adalah bantuan dana untuk membantu sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah kejuruan dalam membantu memenuhi biaya operasional sekolah;

c. Dana BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Jawa Barat merupakan Bantuan Keuangan untuk SMK-SMA Negeri dan Hibah untuk SMK-SMA Swasta dan MA Negeri dan Swasta yang disalurkan dalam rangka menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan Pemerintah Daerah di bidang pendidikan sesuai dengan kebutuhan dasar minimal melalui kegiatan penyediaan aksesibilitas dan penguatan kelembagaan sekolah.

3. Tujuan

a. Tujuan Umum :

Tujuan umum BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Di Jawa Barat adalah mewujudkan layanan pendidikan SMK/SMA/MA di Jawa Barat yang bermutu, terjangkau, dan terbuka bagi semua, dalam mewujudkan Pendidikan Menengah Universal (PMU).

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus BPMU SMK/SMA/MA Provinsi di Jawa Barat adalah : 1) Membantu biaya operasional sekolah;

2) Mengurangi angka putus sekolah siswa SMK/SMA/MA;

3) Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa SMK/SMA/MA;

4) Mewujudkan keberpihakan pemerintah bagi siswa SMK/SMA/MA dengan cara meringankan biaya sekolah;

5) Memberikan kesempatan bagi siswa SMK/SMA/MA untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu;

6) Membantu pelaksanaan program pendidikan Karakter, Pendidikan Kebangsaan dan Bela Negara, Pembinaan Kewirausahaan, Pembinaan penaggulangan HIV/Narkoba dan Pembinaan penanggulangan kenakalan remaja/kriminalitas di sekolah menengah.

4. Sasaran dan Nilai Bantuan

Sasaran program adalah SMK/SMA/MA Negeri dan Swasta di seluruh Provinsi Jawa Barat. Besar bantuan per sekolah/madrasah diperhitungkan dari jumlah siswa, satuan biaya adalah besaran satuan biaya per siswa per tahun. Bantuan yang diterima sekolah/madrasah dihitung berdasarkan jumlah siswa per sekolah/madrasah dikalikan satuan biaya BPMU SMK/SMA/MA dengan proporsi Rp 500.000,- sampai dengan 700.000,- per siswa per tahun.

5. Pemanfaatan Dana

a. Untuk SMA-SMK Negeri digunakan sebagai pendamping BOS Pusat sesuai dengan peruntukan yang ditentukan pada Dokumen Pelaksananaan Anggaran;

b. Untuk SMK-SMA Swasta dan MA Negeri dan Swasta digunakan untuk : 1) Honorarium Guru Honorer;

2) Honorarium Tenaga Kependidikan Honorer.

c. Untuk SMK-SMA penyelenggara Pemblajaran Jarak Jauh dan Sekolah Terbuka digunakan untuk :

1) Honorarium Tutor;

2) Honorarium Tenaga Kependidikan.

6. Persyaratan Penerima

a. Telah mengisi data pokok pendidikan menengah (dapodikdasmen); b. Mengajukan Usulan Penerima BPMU;

c. Menyerahkan kelengakapan administrasi berupa:

1) Akta Notaris mengenai pendirian lembaga atau dokumen lain yang dipersamakan; 2) Surat Pernyataan Tanggungjawab;

3) NPWP;

4) Surat Keterangan Domisili Lembaga dari Desa/Kelurahan setempat; 5) Izin operasional/tanda daftar lembaga dari instansi yang berwenang;

6) Bukti kontrak sewa gedung/bangunan, bagi lembaga yang kantornya menyewa; 7) Salinan/fotocopy Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku atas nama ketua dan

sekretaris atau sebutan lain; dan

7. Penyaluran Dana

Pada Tahun Anggaran 2017, sesuai dengan alokasi anggaran pada APBD, BPMU SMK/SMA/MA akan disalurkan masing-masing 1 (satu) kali. yaitu :

a. Berdasarkan APBD Murni, disalurkan untuk satuan pendidikan penerima BPMU yang sudah tercantum pada Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017, akan disalurkan sekitar bulan Mei-Juni setelah sekolah menyampaikan dokumen usulan pencairan.

b. Berdasarkan APBD Perubahan, disalurkan untuk satuan pendidikan penerima BPMU yang sudah tercantum pada Penjabaran APBD Perubahan Tahun Anggaran 2017, akan disalurkan sekitar bulan Oktober-Nove,ber setelah sekolah menyampaikan dokumen usulan pencairan.

8. Layanan Informasi

Tim Pengelola BPMU SMK/SMA/MA

Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan dan Bidang Pendidikan Menengah Umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Jl. Dr. Rajiman No. 6 Bandung Telp. : (022) 4264813 Fax. : (022) 4264881

Wisselbord : (022) 4264944, 4264957, 4264973 WEB : bpmujabar.info

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memberikan arahan bahwa penyelenggaraan pendidikan menggunakan 3 (tiga) strategi pembangunan sebagai pilar, yaitu : (1) Investasi Akses, (2) Peningkatan Mutu, Relevansi dann Daya Saing, (3) Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik. Penyelanggaraan Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional tersebut dilaksanakan pada setiap jalur, jenjang dan satuan pendidikan, melalui berbagai program dan kegiatan pembangunan pendidikan. Demikian halnya Visi Pendidikan Nasional yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai program nasional mempunyai visi, agar tercapai sistem pendidikan yang bagus dan kuat agar bisa memberdayakan sumber daya manusianya atau seluruh warga negara Indonesia menjadi manusia yang unggul, berkualitas sehingga diharapkan mampu menyikapi/menjawab semua tantangan zaman.

Sedangkan untuk misinya adalah, “mengupayakan pemerataan pendidikan yang mempunyai mutu tinggi kepada seluruh lapisan masyarakat baik yang di perkotaan hingga yang di pelosok sekalipun.

Sejalan pula dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana pengelolaan jenjang SMA dan SMK sudah menjadi kewenangan penuh Pemerintah Daerah Provinsi. Maka Pemerintah Daerah Provinsi mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan dan mengelola SMA dan SMK sesuai amanat undang-undang tersebut. Dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sduah melaksanakan kewajiban tersebut yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Jawa Barat yang menjelaskan visi jangka panjang pembangunan Jawa Barat 2005-2025 yakni : “Dengan Iman dan Taqwa Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia“. Secara bertahap menuju pencapaian visi tersebut telah ditempuh rangkaian tahapan pembangunan Provinsi Jawa Barat, yakni Tahap I, Periode 2005-2008 yang disebut Tahapan Penataan dan Persiapan Pranata Pendukung Melalui Kualitas SDM; Tahap II, Periode 2008-2013 yang disebut Tahapan Penyiapan Kemandirian Masyarakat Jawa Barat dan pada saat ini telah memasuki Tahap III, Periode 2013-2018 yang disebut Tahapan Memantapkan Pembangunan Secara Menyeluruh. Pada Tahap III periode 2013-2018 telah dirumuskan Visi Pembangunan Jawa Barat Tahun 2013-2018 yaitu “Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua”.

Dalam rangka mencapai visi pembangunan Jawa Barat tersebut, maka misi pertama yang telah dirumuskan adalah Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing. Kebijakan strategis yang ditempuh dalam rangka mewujudkan misi pertama tersebut antara lain : 1) Peningkatan kualitas dan daya saing masyarakat Jawa Barat melalui pendidikan yang unggul, terjangkau, merata dan terbuka; 2) Pelayanan kesehatan bagi semua dan revitalisasi infrastruktur kesehatan; 3) Peningkatan kemandirian masyarakat melalui pemenuhan dan perlindungan terhadap kebutuhan dasar dan hak dasar manusia; dan 4) Pengokohan ketahanan keluarga sebagai basis ketahanan sosial.

Berdasarkan kebijakan strategi Peningkatan kualitas dan daya saing masyarakat Jawa Barat melalui pendidikan yang unggul, terjangkau, merata dan terbuka maka salah satu program pembangunan pendidikan di Jawa Barat yang telah dirancang di antaranya adalah : Peningkatan dan perluasan sarana dan kapasitas pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang disertai dengan program alokasi anggaran pendidikan 20% dari APBD yang lebih efektif, program peningkatan kesejahteraan guru dan didukung program pendidikan gratis pada jenjang SD, SMP dan SMK/SMA/MA. Di samping itu harus diteruskan paradigma penyelenggaran pembangunan pendidikan di Jawa Barat yang telah dilaksanakan selama ini dengan dengan lebih melibatkan peran dan partisipasi masyarakat, dan Daerah (Kabupaten/Kota).

Dalam rangka penyelenggaraan satuan pendidikan, maka setiap satuan pendidikan di Daerah, diharuskan memenuhi kebutuhan minimun terhadap 8 (delapan) komponen standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam PP No. 32 Tahun 2013, yang mencakup : (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar tenaga pendidikan dan kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Karena itulah, maka Provinsi Jawa Barat dalam rangka penyelenggaraan satuan pendidikan yang bermutu maka secara bertahap diupayakan melakukan pemenuhan 8 standar pendidikan tersebut pada semua jenjang satuan pendidikan.

Dalam hal pemenuhan Standar Pembiayaan dan dalam rangka Pencapaian Program Pendidikan Menengah Universal (PMU), Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mulai tahun 2013 telah meluncurkan Program Bantuan Operasional Sekolah Menengah di seluruh Indonesia. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ini adalah program utama dari perwujudan program PMU, dengan maksud memberikan bantuan kepada sekolah/ madrasah untuk memenuhi biaya operasional sekolah/madrasah dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu.

Untuk mendukung program BOS Pusat pada sekolah menengah tersebut, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun anggaran 2014 menyelenggarakan pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi untuk jenjang pendidikan menengah, pada Tahun 2015, 2016 dan tahun anggaran 2017 dilanjutkan dengan pemberian Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) kepada Sekolah-sekolah, dengan mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomo 20 tahun 2003, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 yang telah diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, serta Peraturan Gubernur Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban, Pelaporan Serta Monitoring Dan Evaluasi Belanja Hibah Dan Belanja Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat. Secara khusus pemberian BPMU kepada jenjang SMK/SMA/MA, dilakukan guna membantu sekolah-sekolah/madrasah dalam memenuhi biaya operasional sekolah.

Dalam rangka membangun koordinasi dan sinergitas pelaksanaan Kegiatan Pemberian BPMU kepada SMK/SMA/MA di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017, baik dengan Pemerintah, Pemerintan Daerah Provinsi Jawa Barat, dan sekolah penerima bantuan, dengan tetap memperhatian prinsip-prinsip penyelenggaraan otonomi daerah, dan tetap memperhatikan azas-azas tertib admistrasi, efektif, efisien, transparan dan akuntabel, kepatutan dan saling percaya (mutual trust) maka Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyusun “Pedoman Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) SMK/SMA/MA Provinsi Jawa Barat Tahun 2017”.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat Berita Negara tanggal 4 Juli 1950);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1400);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2017 tentang Pemerintahan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

10. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP);

11. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

12. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

13. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

14. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

15. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

16. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

17. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah yang terakhir dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 Pedoman Pemberian Hibah Dan Batuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Standar Biaya Operasi

Nonpersonalia Tahun 2009 Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB);

21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 119 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah;

22. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.

23. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah, 24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 1 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);

25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 48);

26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 7 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 43); 27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45);

28. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 108 Tahun 2009 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 181 Seri E); 29. Peraturan Gubernur Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan,

Penatausahaan, Pertanggungjawaban, Pelaporan Serta Monitoring Dan Evaluasi Belanja Hibah Dan Belanja Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat;

30. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor : 16 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah Kejuruan Dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa/ Sederajat Tahun Pelajaran 2017/2018

31. Keuputusan Gubernur Nomor 978/Kep.297.Disdik/2017 tanggal 3 April 2017 tentang Bantuan Pendidikan Menengah Universal Tahun Anggaran 2017.

C. Pengertian

1. Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) SMK/SMA/MA Provinsi Jawa Barat adalah program Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat berupa pemberian dana kepada SMK/SMA/MA sebagai pendamping BOS Pusat yang diberikan kepada sekolah/madrasah Negeri maupun Swasta dimana besarnya dana bantuan yang diterima sekolah/madrasah dihitung berdasarkan jumlah siswa masing-masing sekolah/madrasah dikalikan satuan biaya (unit cost) bantuan;

2. Dana BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Jawa Barat adalah bantuan dana untuk membantu Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan dalam membantu memenuhi biaya operasional sekolah;

3. Dana BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Jawa Barat merupakan dana bantuan yang disalurkan kepada sekolah/madrasah sebagai satuan pendidikan dalam menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan Pemerintah Daerah di bidang pendidikan sesuai dengan kebutuhan dasar minimal melalui kegiatan penyediaan aksesibilitas dan penguatan kelembagaan sekolah.

D. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Tujuan umum BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Di Jawa Barat adalah mewujudkan layanan pendidikan SMK/SMA/MA di Jawa Barat yang bermutu, terjangkau, dan terbuka bagi semua, dalam mewujudkan Pendidikan Menengah Universal (PMU).

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus BPMU SMK/SMA/MA Provinsi di Jawa Barat adalah : a. Membantu biaya operasional sekolah;

b. Mengurangi angka putus sekolah siswa SMK/SMA/MA;

c. Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa SMK/SMA/MA;

d. Mewujudkan keberpihakan pemerintah bagi siswa SMK/SMA/MA dengan cara meringankan biaya sekolah;

e. Memberikan kesempatan bagi siswa SMK/SMA/MA untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu;

f. Membantu pelaksanaan program pendidikan Karakter, Pendidikan Kebangsaan dan Bela Negara, Pembinaan Kewirausahaan, Pembinaan penaggulangan HIV/Narkoba dan Pembinaan penanggulangan kenakalan remaja/kriminalitas di sekolah menengah.

E. Sasaran Program dan Besar Bantuan

Sasaran program adalah SMK/SMA/MA Negeri dan Swasta di seluruh Provinsi Jawa Barat. Besar bantuan per sekolah/madrasah diperhitungkan dari jumlah siswa, satuan biaya adalah besaran satuan biaya per siswa per tahun. Bantuan yang diterima sekolah/madrasah dihitung berdasarkan jumlah siswa per sekolah/madrasah dikalikan satuan biaya BPMU SMK/SMA/MA dengan proporsi Rp 500.000,- sampai dengan 700.000,- per siswa per tahun.

F. Waktu Penyaluran Dana

Pada Tahun Anggaran 2017, sesuai dengan alokasi anggaran pada APBD, BPMU SMK/SMA/MA akan disalurkan masing-masing 1 (satu) kali. yaitu :

1. Berdasarkan APBD Murni, disalurkan untuk satuan pendidikan penerima BPMU yang sudah tercantum pada Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017, akan disalurkan sekitar bulan Mei-Juni setelah sekolah menyampaikan dokumen usulan pencairan.

2. Berdasarkan APBD Perubahan, disalurkan untuk satuan pendidikan penerima BPMU yang sudah tercantum pada Penjabaran APBD Perubahan Tahun Anggaran 2017, akan disalurkan sekitar bulan Oktober-Nove,ber setelah sekolah menyampaikan dokumen usulan pencairan.

G. Kriteria Penerima

1. Seluruh SMK/SMA/MA Negeri dan Swasta di seluruh Provinsi Jawa Barat yang telah memiliki ijin operasional, ijin pendirian atau Surat Keterangan Operasional Sekolah/Madrasah dari Lembaga berwenang dan sudah tercantum pada Dapodikdasmen bagi SMA dan SMK serta sudah tercantum pada data Emis bagi MA;

2. Sebagai wujud keberpihakan terhadap siswa miskin atas pengalokasian dana BPMU SMK/SMA/MA, sekolah/madrasah diwajibkan untuk membebaskan biaya dan/atau membantu siswa miskin serta mengurangi beban biaya siswa dari keluarga mampu dari kewajiban membayar iuran untuk biaya sekolah/madrasah;

3. Mengikuti Pedoman BPMU SMA/SMA/SMK Tahun 2017;

H. Persyaratan Penerima

1. Menyerahkan kelengakapan administrasi untuk usulan calon penerima berupa:

a. Surat permohonan calon penerima BPMU ;

b. Fakta Integritas/Surat Pertanggungjawaban;

c. Profile Sekolah/Madrasah;

d. Fotocopy KTP atas nama Ketua/Pimpinan organisasi;

e. Fotocopy Rekening Bank;

f. Fotocopy Surat Keterangan Domisili;

g. Fotocopy Ijin Operasional;

h. Fotocopy Surat Pengesahan Lembaga/Yayasan;

i. Daftar Siswa.

2. Telah mengisi data usulan calon penerima BPMU secara online pada web bpmujabar.info pada bulan Oktober-November 2016 yang akan dipergunakan sebagai data calon penerima BPMU pada APBD Tahun 2017, serta mengisi data secara online pada web bpmujabar.info pada bulan Oktober-November 2017 yang akan dipergunakan sebagai data calon penerima BPMU pada APBD Tahun 2018.

Data jumlah siswa yang diusulkan oleh sekolah/madrasah harus sesuai dengan data pada Dapodik per tanggal mengusulkan, dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berhak menyesuaikan jumlah siswa pada data usulan tersebut terhadap jumlah siswa per sekolah sesuai dengan data pada Dapodik;

3. Menyerahkan dokumen usulan pencairan yang akan diberitahukan kemudian melalui Surat dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

I. Penolakan Dana Bantuan BPMU.

Apabila SMK/SMA/MA menolak menerima BPMU Provinsi maka harus dibuat Surat Pernyataan Menolak disertai alasan yang jelas, ditandatangani oleh paling sedikit 10% Orang Tua Siswa, Komite Sekolah, Kepala Sekolah dan diketahui Kepala Dinas Pendidikan untuk SMK-SMA, serta oleh Kepala Kemenag Kabupaten/Kota untuk MA, dilaporkan kepada Tim Pengelola BPMU Provinsi.

BAB II PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN MENENGAH (BPMU) SMK/SMA/MA PROVINSI JAWA BARAT DALAM PENDANAAN PENDIDIKAN

A. Peranan Program BPMU Provinsi Untuk SMK/SMA/MA Dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Menengah Universal (PMU)

Program BPMU SMK/SMA/MA merupakan salah satu program utama pemerintah yang bertujuan mendukung keberhasilan program PMU yang dirintis pada tahun 2013. Seluruh stakeholder pendidikan wajib memperhatikan pentingnya program BPMU SMK/SMA/MA yaitu:

1.

Memberikan kesempatan yang setara bagi semua siswa untuk mendapatkan layanan pendidikan menengah yang terjangkau dan bermutu.

2.

Merupakan sarana penting untuk meningkatkan akses layanan pendidikan menengah yang terjangkau dan bermutu.

3.

Menyediakan sumber dana bagi sekolah untuk mencegah siswa miskin putus sekolah karena tidak mampu membayar iuran sekolah dan biaya ekstrakulikuler sekolah.

4.

Mendorong dan memberikan motivasi kepada pemerintah daerah serta masyarakat yang mampu, untuk memberikan subsidi kepada siswa miskin.

B. Program BPMU SMK/SMA/MA Dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Program ini memberikan dukungan kepada sekolah dalam menerapkan konsep MBS yaitu: kebebasan untuk perencanaan, pengelolaan dan pengawasan program yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing sekolah. Penggunaan dana semata-mata ditujukan hanya untuk kepentingan peringkatan layanan pendidikan. Pengelolaan program BPMU SMK/SMA/MA Provinsi menjadi kewenangan sekolah secara mandiri dengan mengikutsertakan komite sekolah dan masyarakat.

C. Skenario Pendanaan Pendidikan Menengah

Pendanaan pendidikan menengah merupakan upaya untuk menyediakan sejurnlah dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses pendidikan di sekolah menengah. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan menyebutkan bahwa biaya pendidikan meliputi: (a) Biaya Investasi Sekolah (Pengelolaan Pendidikan), (b) Biaya Operasional Sekolah (Biaya di Satuan Pendidikan), dan (c) Biaya Pribadi Peserta Didik.

Gambar 1. Skenario Pembiayaan Pendidikan Menengah

(Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan)

Biaya Pengelolaan Pendidikan (Investasi)

Biaya Satuan Pendidikan (Operasional)

Biaya Pribadi Peserta Didik

Biaya Investasi SDM

· Pengembangan Guru dan Tenaga Kependidikan

Uang Saku

Akomodasi dan Transportasi Pakaian dan Perlengkapan

Biaya Operasi Non Personalia (Permendiknas No. 59 Tahun 2009)

· ATK

· Daya dan Jasa

· Penerimaan Siswa Baru

· Barang habis pakai

· Dan lainnya

Buku dan Alat Tulis Biaya Operasi Personalia

· Gaji dan Tunjangan Guru dan Tenaga Kependidikan Biaya Investasi Sarana

Prasarana

· Lahan

· Bangunan

· Peralatan

Biaya investasi sekolah meliputi biaya investasi untuk meningkatkan kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), dan biaya investasi sarana dan prasarana. Sedangkan, biaya operasional sekolah meliputi biaya operasional personalia untuk gaji dan tunjangan PTK dan biaya operasional non personalia. Adapun biaya pribadi peserta didik merupakan biaya yang ditanggung oleh siswa untuk mengikuti proses pembelajaran secara berkelanjutan.

Pemerintah berusaha memenuhi pendanaan pendidikan untuk ketiga kategori biaya tersebut melalui mekanisme pemberian bantuan langsung baik ke sekolah, PTK, dan siswa. Biaya investasi sekolah dipenuhi melalui penyediaan Hibah atau Bansos sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan biaya operasional sekolah non personalia berusaha dipenuhi melalui penyediaan dana untuk operasional sekolah melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Tingkat Pusat dan BPMU di tingkat Provinsi Jawa Barat. Adapun, biaya operasi personalia berusaha dipenuhi melalui pemberian tunjangan guru. Sementara itu, untuk meningkatkan 'daya beli' siswa terhadap layanan pendidikan SM dan mencegah siswa putus sekolah, pemerintah mengalokasikan dana Bantuan Biaya Pendidikan melalui Program Indonesia Pintar (PIP) dan beasiswa yang dapat digunakan siswa untuk biaya pribadi peserta didik.

BAB III IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL (BPMU) SMK/SMA/MA PROVINSI JAWA BARAT

A. Peruntukan Dana BPMU untuk SMK/SMA Negeri 

Penggunaan dana BPMU Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2017 adalah dalam rangka Pencapaian Standar Pelayanan Minimum sekolah. Bagi. Peruntukan dana BPMU Untuk SMA/SMK Negeri adalah sebagai berikut :

1. Peruntukan dana BPMU bagi SMA Negeri : 

a. Kegiatan pembelajaran/intrakurikuler dan ekstrakurikuler :

1) Pembiayaan kegiatan pembelajaran/intra kurikuler seperti:

a) Pembelajaran remedial dan pembelajaran pengayaan;

b) Pemantapan persiapan ujian;

c) Pelaksanaan try out dan lainnya;

2) Pembiayaan kegiatan pembinaan siswa melalui ekstra kurikuler seperti:

a) Ekstra kurikuler kesiswaan, antara lain OSIS, Pramuka, PMR, UKS, KIR,

Kegiatan Kepemimpinan dan Bela Negara dan lainnya;

b) Ekstra kurikuler olahraga dan kesenian, antara lain voli, pencak silat, karate,

seni tari, marching band dan lainnya.

3) Pembiayaan kegiatan pengembangan pendidikan karakter/ penumbuhan budi pekerti;

4) Pembiayaan kegiatan pengembangan sekolah sehat, aman, ramah anak dan menyenangkan;

5) Cakupan pembiayaan untuk kegiatan pada butir 1) sampai 4) meliputi pembelian alat dan atau bahan habis pakai, sewa fasilitas bilamana sekolah tidak memiliki fasilitas yang dibutuhkan, konsumsi, transportasi, honor guru pembimbing dan jasa profesi bagi nara sumber dari luar sekolah. (jika diperlukan).

6) Pembiayaan kegiatan program pelibatan keluarga di sekolah, yang meliputi alat dan atau bahan habis pakai pendukung kegiatan serta konsumsi/transportasi panitia dan jasa profesi bagi nara sumber dari luar sekolah (jika diperlukan);

b. Pembiayaan kegiatan peningkatan kualitas pembelajaran dan manajemen sekolah

1) Pembiayaan untuk penyelenggaraan kegiatan MGMP dan MKKS di sekolah.

2) Pembiayaan untuk mengadakan kegiatan di sekolah semacam In House Training 

(IHT)/workshop/lokakarya untuk peningkatan mutu, seperti dalam rangka

pemantapan penerapan kurikulum/silabus, pemantapan kapasitas guru dalam

rangka penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pengembangan dan penerapan program penilaian kepada siswa;

3) Pembiayaan pada butir 1) dan 2) di atas, meliputi fotokopi bahan/materi, pembelian

alat dan atau bahan habis pakai, konsumsi, transportasi dan jasa profesi bagi nara sumber dari luar sekolah (jika diperlukan).

2. Peruntukan dana BPMU bagi SMK Negeri : 

a. Pengadaan alat habis pakai praktikum pembelajaran:

1) Pembelian alat habis pakai yang ditujukan untuk mendukung proses pembelajaran

teori dan praktikum kejuruan;

3) Pembelian peralatan ringan/ handtools, antara lain obeng, tang, dan alat ringan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum;

4) Pembelian peralatan praktikum IPA, antara lain preparat, sendok, baterai, dan alat lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum IPA;

5) Pembelian peralatan praktikum bahasa, antara lain CD, kaset, headset, dan alat lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum bahasa;

6) Pembelian suku cadang alat praktikum komputer, antara lain CD, mouse, keyboard, dan suku cadang lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum komputer;

7) Pembelian alat praktek olahraga, antara lain raket, bat, net, dan alat olahraga lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktek olahraga;

8) Pembelian alat praktek kesenian, antara lain gitar, seruling, dan alat musik lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktek kesenian;

9) Biaya transportasi dan konsumsi dalam pembelian alat habis pakai praktikum pembelajaran SMK.

b. Pemeliharaan dan perawatan sarana/prasarana sekolah:

Biaya untuk memelihara dan merawat sarana dan prasarana sekolah agar tetap

berfungsi dan layak digunakan, meliputi:

1) Pengecatan, perawatan dan perbaikan atap bocor, pintu dan jendela, mebeler,

lantai, plafond, lampu/bohlam dan lainnya;

2) Perbaikan mebeler, termasuk pembelian meja dan kursi siswa/ guru jika meja dan

kursi yang ada sudah tidak berfungsi atau jumlahnya kurang mencukupi kebutuhan;

3) Perawatan dan perbaikan sanitasi sekolah (kamar mandi dan WC);

4) Perawatan dan perbaikan instalasi listrik sekolah;

5) Perawatan dan perbaikan saluran pembuangan air hujan;

6) Perawatan dan perbaikan komputer praktek, printer, laptop sekolah, LCD, AC, dan lainnya;

7) Perawatan dan perbaikan peralatan praktek utama kejuruan sehingga dapat berfungsi;

8) Pemeliharaan taman dan fasilitas sekolah lainnya;

9) Seluruh pembiayaan di atas dapat dikeluarkan pembayaran upah tukang,

transportasi dan konsumsi.

B. Peruntukan Dana BPMU SMK/SMA Swasta dan MA Negeri dan Swasta. 

Penggunaan dana BPMU Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2017 dalam rangka

Pencapaian Standar Pelayanan Minimum sekolah/madrasah, Peruntukan dana BPMU untuk

SMA/SMK Swasta dan MA Negeri dan Swasta adalah untuk Belanja Operasi Personalia

dalam hal membayar honor bulanan/kegiatan Guru Honorer yang mengajar mata pelajaran

yang sesuai dengan kualifikasinya dan untuk membayar honor Tenaga Kependidikan

Honorer berupa :

1. Honorarium Guru Honorer: 

a. Honor bulanan untuk Guru dalam pelaksanaan :

1) Mengajar mata pelajaran sesuai dengan kualifikasinya dan sesuai dengan struktur

kurikulum yang digunakan;

2) Pembinaan ekstrakurikuler pada kegiatan Pendidikan Karakter, Pendidikan

Kebangsaan,

Pembinaan

Kewirausahaan,

Pembinaan

penanggulangan

HIV/Narkoba dan Pembinaan penanggulangan kenakalan remaja/kriminalitas;

3) Honor Wali Kelas, Ketua Jurusan/Ketua Program Studi dan Kepala Lab.

b. Honor Kegiatan Guru berupa :

1) Honor penyusunan naskah soal untuk ujian semester dan ujian sekolah;

2) Honor Pengawasan & Pemeriksaan Hasil Ujian Sekolah (SMK/SMA/MA) dan Uji

Kompetensi Keahlian Praktek (Khusus SMK Kls XII);

3) Honor Panitia Kegiatan Penerimaan Siwa Baru;

4) Honor Panitia/Penyelenggaraan Ulangan/Ujian Semester/Sekolah;

5) Honor Penyusunan RPP dan Bahan Ajar;

2. Honorarium Tenaga Kependidikan Honorer: 

Diberikan sebagai honorarium bulanan kepada :

a. Tenaga layanan administrasi/penatausahaan kegiatan sekolah/madrasah;

b. Tenaga layanan perpustakaan;

c. Tenaga layanan pembelajaran praktikum/ laboratorium;

d. Tenaga layanan umum (caraka, keamanan, kebersihan).

Standar pembayaran honorarium disesuaikan dengan standar yang diberlakukan di

masing-masing sekolah/madrasah dengan mempertimbangkan faktor keadilan dan beban

kinerja masing-masing personil. Honorarium diberikan kepada Guru Honorer dan

Tenaga Kependidikan Honorer yang tercantum pada Surat Keputusan Kepala Sekolah.

3. Penggunaan dana BPMU bagi SMK/SMA Swasta dan MA Negeri dan Swasta yang tidak diperbolehkan.

a. Belanja Operasional Personalia yang tidak boleh didanai oleh BPMU Provinsi antara lain: 1) Honor/Insentif/Transport Pengelola Sekolah/Madrasah (Kepala Sekolah atau Wakil

Kepala Sekolah);

2) Honor/Insentif/Transport Pengelola dana BPMU; 3) Transport kegiatan (kegiatan rutin atau insidental)

4) Upah pekerja atau non personil sekolah dalam kegiatan rehab, panitia, dsb. 5) Dibayarkan kepada siswa

6) Honor kelebihan jam mengajar bagi Guru PNS

7) Belanja untuk membayar personalia diluar peruntukan yang tercantum pada Point 1 dan 2 di atas.

b. Belanja/kegiatan lainnya yang tidak diperbolehkan didanai oleh BPMU Provinsi antara lain: 1) Biaya Invest/Pengadaan Sarana Prasarana Sekolah/Madrasah, antara lain :

a) Biaya pengembangan SDM (PTK); b) Rehabilitasi ruang dan bangunan; c) Membangun gedung/ruangan baru; d) Membeli peralatan pendidikan. 2) Biaya pribadi Peserta Didik, antara lain :

a) Membeli Alat Tulis;

b) Membeli pakaian, seragam, sepatu bagi siswa; c) Biaya akomodasi dan transportasi;

d) Biaya makan minum.

4) Biaya pemeliharaan/perbaikan kendaraan 5) Pembelian seragam guru dan pegawai.

6) Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan. 7) Dipinjamkan/dititipkan kepada pihak lain.

8) Membeli lembar kerja siswa (LKS)

9) Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour (Format Karya wisata) dan sejenisnya.

10) Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD Kecamatan/ Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat atau pihak lainnya.

11) Membayar bonus, transportasi rutin untuk guru. 12) Menanamkan saham.

13) Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasi sekolah, misalnya membiayai iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara keagamaan/acara keagamaan.

14) Membiyai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/pendampingan terkait program BPMU/Perpajakan program BPMU yang diselenggarakan di luar SKPD pendidikan Provinsi/Kabupaten/kota serta kementerian pendidikan dan kebudayaan. 15) Membiayai kegiatan non personalia lainnya diluar peruntukan yang tercantum pada Bab

III point A Pedoman ini.

C. Peruntukan Dana BPMU Bagi SMA/SMK Penyelenggara Pembelajaran Jarak Jauh dan Sekolah Terbuka. 

Bagi SMA-SMK Negeri dan Swasta yang ditunjuk sebagai sekolah induk

penyelenggara Pembelajaran Jarak Jauh dan atau Sekolah Terbuka, dana BPMU dapat

digunakan untuk Belanja Operasi Personalia dalam hal membayar honor Guru/Tutor yang

melaksanakan pembelajaran dan untuk membayar honor Tenaga Kependidikan pada

pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh dan atau Sekolah Terbuka.

Tutor dan Tenaga Kependidikan yang dibayar dari dana BPMU adalah personil yang

diberikan Surat Keputusan oleh Sekolah Induk Penyelenggara dalam setiap satu tahun

pembelajaran dan belum menerima honor dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah sebagai

Tutor dan Tenaga Kependidikan pada Penyelenggara Pembelajaran Jarak Jauh dan atau

Sekolah Terbuka di tempat yang sama.

Standar honor yang diberikan kepada Tutor dan Tenaga Kependidikan disesuaikan

dengan Standar Biaya dan Belanja yang diberlakukan di daerah tempat penyelenggaraan

Pembelajaran Jarak Jauh dan atau Sekolah Terbuka.

1. Honorarium Tutor. 

Honorarium untuk Tutor dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh dan atau

Sekolah Terbuka diberikan dalam bentuk :

a. Honor Bulanan untuk membiayai :

1) Honor mengajar mata pelajaran sesuai dengan kualifikasinya dan sesuai dengan

struktur kurikulum yang digunakan;

2) Honor Pembinaan ekstrakurikuler pada kegiatan Pendidikan Karakter, Pendidikan

Kebangsaan,

Pembinaan

Kewirausahaan,

Pembinaan

penanggulangan

HIV/Narkoba dan Pembinaan penanggulangan kenakalan remaja/kriminalitas;

b. Honor Kegiatan untuk membiayai:

1) penyusunan naskah soal untuk ujian semester dan ujian sekolah;

2) Pengawasan & Pemeriksaan Hasil Ujian Sekolah dan Uji Kompetensi Keahlian

Praktek (Khusus SMK Kls XII);

3) Panitia Kegiatan Penerimaan Siwa Baru;

4) Panitia/Penyelenggaraan Ulangan/Ujian Semester/Sekolah;

5) Penyusunan RPP dan Bahan Ajar;

2. Honorarium Tenaga Kependidikan: 

Diberikan sebagai honorarium bulanan kepada :

a. Tenaga layanan administrasi/penatausahaan kegiatan PJJ dan Sekolah Terbuka;

b. Tenaga layanan pembelajaran praktikum/ laboratorium;

Pertanggungjawaban BPMU bagi penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh dan atau

Sekolah Terbuka merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertanggungjawaban

penggunaan dana BPMU secara keseluruhan oleh sekolah penyelenggara.

D. Kebijakan BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Terhadap Siswa 

Konsep pendidikan untuk semua (education for all) memberikan kesempatan yang

seluas-luas kepada setiap individu untuk mendapat layanan pendidikan bermutu sesuai

dengan minat dan potensi siswa. Sesuai dengan perkembangan jaman, sekolah bermutu di

dominasi oleh siswa dari keluarga mampu. Siswa miskin yang mempunyai minat dan

potensi, kurang mempunyai kesempatan belajar di sekolah bermutu serta menutup

kesempatan mereka untuk merubah nasib dan status sosialnya.

Peranan Program BPMU SMK/SMA/MA dalam konteks tersebut di atas adalah

memberikan keadilan dan kesempatan kepada siswa miskin untuk memperoleh layanan

pendidikan bermutu dengan mewajibkan sekolah membebaskan (fee waive) dan/atau

memberikan keringanan (discount fee) tagihan biaya sekolah kepada siswa miskin. 

Untuk memperjelas hal tersebut, berikut ini disajikan ilustrasi cara kerja konsep discount fee di suatu sekolah. 

Gambar 2. Konsep Discount Fee Untuk Sekolah dengan Kondisi Tingkat Ekonomi

Siswa Homogen

Ilustrasi gambar di atas menggambarkan pelaksanaan konsep memberikan keringanan

(discount fee) untuk sekolah dengan kondisi tingkat ekonomi siswa homogen (semua siswa).

Untuk kondisi sekolah tersebut, semua siswa mendapatkan perlakuan yang sama, yaitu

mendapatkan keringanan biaya sekolah sesuai dengan unit cost yang telah ditentukan.

Komposisi jumlah siswa miskin yang mendapat pembebasan (fee waive) dan

keringanan (discount fee), menjadi diskresi/kewenangan sekolah sesuai dengan konsep

MBS. Namun demikian sekolah tetap harus memperhatikan kriteria siswa miskin dan faktor

lainnya, yaitu: (a) biaya pendidikan per siswa, (b)jumlah siswa miskin dan, (c) dana BPMU

yang diterima sekolah.

Pelaksanaan konsep membebaskan (fee waive) dan keringanan (discount fee) untuk

sekolah dengan kondisi tingkat ekonomi siswa homogen (semua siswa kaya / semua siswa

miskin). Untuk kondisi sekolah tersebut, semua siswa mendapatkan perlakuan yang sama,

yaitu mendapatkan keringanan biaya sekolah sesuai dengan unit cost yang telah ditentukan.

Menuju BOS SM dengan unit cost yang lebih mencukupi sehingga dapat mencukupi tagihan

biaya pendidikandi sekolah untuk seuruh

siswa Persentaase Biaya (%) 75 100 Y 50 25 0 Siswa Discount Fee

Garis Kondisi ideal yang diharapkan dimana seluruh siswa terpenuhi biaya pendidikannya dengan BOS SM

Komposisi jumlah siswa yang mendapat bantuan disesuaikan dengan kebutuhan dan

kebijakan sekolah (diskresi). Hal ini memungkinkan sekolah untuk mengubahnya sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan sekolah.

Peranan pemerintah melalui program BPMU SMK/SMA/MA ini adalah:

1.Membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa miskin yang mempunyai minat dan potensi untuk bersekolah di sekolah bermutu agar kelak mereka mampu

meningkatkan kualitas hidupnya dengan bekal kemampuan dan keahlian yang mereka

dapatkan dan mampu mengangkat ekonomi keluarga (eskalasi sosial).

2.Melaksanakan amanah Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yaitu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk

mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu. Dalam hal ini, pemerintah mendorong

lulusan SMP untuk melanjutkan ke pendidikan menengah.

E. Program BPMU SMK/SMA/MA Dan Konsep Pembiayaan Partisipatif 

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pedidikan Nasionl

megamanatkan bahwa Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara

Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Hal ini memungkinkan adanya dana

partisipatif dari masyarakat termasuk dari orang tua siswa untuk menjadi salah satu potensi

bagi satuan pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

Pemerintah dan masyarakat menuntut sekolah untuk memberikan layanan pendidikan

yang bermutu kepada peserta didik. Tuntutan tersebut berimplikasi pada kebutuhan biaya

pendidikan sekolah yang tinggi. Semakin tinggi tuntutannya, maka akan semakin tinggi pula

biaya yang dibutuhkan oleh sekolah untuk meningkatkan layanan pendidikan bermutu.

Pembiayaan partisipatif yang didapat dari sumber-sumber potensial diatur dan

disepakati bersama antara sekolah/madrasah dengan Komite Sekolah, orang tua siswa, serta

pihak pemberi biaya lainnya. Biaya tersebut merupakan dana pendidikan yang harus

dimasukan kedalam perhitungan pada Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

bersama dengan pembiayaan lainnya yang berasal dari Pemerintah dan atau Pemerintah

Daerah.

BPMU tidak menghalangi peserta didik, orang tua yang mampu, atau walinya

memberikan sumbangan sukarela yang tidak mengikat kepada satuan pendidikan.

Sumbangan sukarela dari orang tua peserta didik harus bersifat ikhlas, tidak terikat waktu

dan tidak ditetapkan jumlahnya, tidak mendiskriminasikan mereka yang tidak memberikan

sumbangan, serta adanya kesepakatan antara pihak yang memberikan sumbangan dengan

pihak sekolah dalam hal penggunaan sumbangan tersebut.

BAB IV ORGANISASI PELAKSANA

A. Tim Pengarah 

1. Gubernur

2. Wakil Gubernur

3. Sekretaris Daerah

B. Tim Pengelola BPMU Provinsi

1. Tim Provinsi 

a. Penanggungjawab

1) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2) Asisten Daerah

3) Kepala BPKAD

4) Kepala Kanwil Depag Provinsi b. Tim Pelaksana

1) Ketua 2) Sekretaris

3) Urusan Pengolahan Data

4) Urusan Administrasi dan Keuangan

5) Urusan Layanan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat

2. Tugas dan Tanggungjawab Tim Pengelola BPMU Provinsi

a. Mempersiapkan sekretariat dan perlengkapannya di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi; b. Menyusun Pedoman Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) Provinsi Jawa Barat

untuk Jenjang Pendidikan Menengah yang disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi; c. Melaksanakan kerjasama dengan bank penyalur;

d. Melaksanakan koodinasi dengan instansi/lembaga teerkait;

e. Memvalidasi usulan calon penerima BPMU Provinsi dari sekolah/madrasah;

f. Membuat usulan calon penerima BPMU kepada Instansi terkait yang disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.

g. Membuat usulan Keputusan Gubernur tentang penetapan penerima BPMU; h. Menyelenggarakan sosialisasi program BPMU Provinsi jenjang Dikmen;

i. Memfasilitasi proses usulan pencairan kepada sekolah/madrasah penerima BPMU; j. Memvalidasi usulan pencairan dari sekolah;

k. Mengajukan pencairan dana BPMU Provinsi kepada Gubernur melalui Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Barat;

l. Melakukan pemantauan penyaluran dana kepada sekolah/madrasah penerima;

m. Melakukan inventarisasi laporan pertanggungjawaban penggunaan dana yang disampaikan oleh sekolah/madrasah;

n. Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program BPMU;

o. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat. p. Membuat laporan pengelolaan yang mencakup :

1) Daftar penerima BPMU Provinsi; 2) Hasil Penyerapan Dana BPMU Provinsi; 3) Hasil Monitoring dan Evaluasi;

4) Penanganan Pengaduan Masyarakat; 5) Kegiatan Lainnya.

C. Tim Pengelola BPMU pada BP3 Wilayah.

1. Tim Pengelola : 

a. Penanggungjawab : 1) Kepala BP3 Wilayah

2) Kepala Kandepag Kabupaten/Kota b. Tim Pelaksana Pengelola BPMU :

1) Ketua 2) Anggota

Pengelola BPMU Provinsi di Tingkat Wilayah terdiri dari unsur BP3 wilayah dan atau unsur Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Kepla Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

2. Tugas dan Tanggungjawab Tim Pengelola BPMU Provinsi Tingkat Wilayah

a. Melaksanakan sosialisasi program BPMU kepada sekolah/madrasah di wilayah kerja yang bersangkutan;

b. Memfasilitasi proses usulan calon penerima BPMU; c. Memfasilitasi proses usulan pencairan;

d. Melakukan pemantauan penyaluran dana kepada sekolah/madrasah penerima;

e. Mengumpulkan data dan laporan dari sekolah/madrasah dan menyampaikannya kepada Tim pengelola BPMU Provinsi;

f. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.

g. Melaporkan pelaksanaan program BPMU kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi melalui Tim pengelola BPMU Provinsi;

h. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;

i. Menindaklanjuti kasus penyalahgunaan dana BPMU Provinsi di tingkat sekolah/madrasah.

D. Tingkat Sekolah/madrasah

 1. Tim Pengelola BPMU

a. Kepala Sekolah/Madrasah/Ketua Komite Sekolah sebagai Penanggungjawab

b. Kepala Sekolah/Madrasah menunjuk Panitia Pengelola BPMU SMK/SMA/MA Provinsi yang terdiri dari :

a. Ketua b. Bendahara

c. Anggota terdiri dari :

1) Perwakilan Orang Tua Siswa yang disetujui oleh Komite Sekolah 2) Opertaror Data Sekolah

2. Tugas dan Tanggungjawab Tim Pengelola BPMU Tingkat Sekolah/Madrasah.

a. Menyampaikan dokumen usulan calon penerima BPMU; b. Mengisi data usulan calon penerima secara online;

c. Membuat RKAS bersama-sama dengan Komite Sekolah atau unsur terkait lainnya;

d. Membuat Rencana Penggunaan Dana BPMU Provinsi bersama-sama dengan Komite Sekolah atau unsur terkait lainnya;

e. Bersama-sama dengan Komite Sekolah/madrasah, mengidentifikasi siswa miskin untuk pembebasan biaya sekolah;

f. Mengelola dana BPMU Provinsi secara bertanggungjawab sesuai dengan Pedoman BPMU Povinsi;

g. Bertanggungjawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di sekolah/madrasah; h. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;

i. Melaporkan penggunaan dana BPMU Provinsi kepada Tim Pengelola BPMU Provinsi 

j. Melaporkan dan mengembalikan kelebihan penerimaan dana BPMU kepada Kas Umum

Daerah pada bjb Nomor Rekening 0010210238361 a.n. Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan bukti transfer sebanyak 2 rangkap dilampirkan dalam dokumen Laporan. 

BAB V MEKANISME PELAKSANAAN

A. Mekanisme Pendataan dan Penyaluran BPMU untuk SMK dan SMA Negeri.

1. Tahap Pendataan 

a. Penyerahan dokumen usulan calon penerima

Satuan Pendidikan menyampaikan dokumen usulan calon penerima BPMU kepada Tim Pengelola BPMU Provinsi pada bulan Oktober 2016 berupa :

1) Surat permohonan calon penerima BPMU ;

2) Fotocopy Rekening Bank;

3) Daftar Siswa.

b. Mengisi data usulan calon penerima BPMU secara online pada web bpmujabar.info pada bulan Oktober 2016 yang akan dipergunakan sebagai data calon penerima BPMU pada APBD Tahun 2017, serta mengisi data secara online pada web bpmujabar.info pada bulan Oktober 2017 yang akan dipergunakan sebagai data usulan calon penerima BPMU pada APBD Tahun 2018. Sesuai keperluan, selain waktu teresebut, Satuan Pendidikan mengisi data secara online pada waktu lainnya yang akan ditentukan kemudian oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat;

b. Data jumlah siswa yang diusulkan oleh Satuan Pendidikan pada usulan calon penerima BPMU harus sesuai dengan data pada Dapodik per tanggal mengusulkan. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berhak menyesuaikan jumlah siswa pada data usulan tersebut terhadap jumlah siswa per sekolah sesuai dengan data pada Dapodik;

2. Mekanisme Pengelolaan Anggaran BPMU untuk SMA/SMK Negeri

a. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat membuat usulan Penerima BPMU jenjang SMA-SMK Negeri bersama-sama dengan usulan penerima BPMU bagi SMA-SMK Swasta dan MA Negeri dan Swasta kepada Gubernur;

b. Gubernur menetapkan daftar penerima dan Dana BPMU pada setiap satuan pendidikan Negeri dengan keputusan Gubernur;

c. Berdasarkan alokasi Dana BPMU yang tercantum dalam Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud pada angka 2.a., Kepala SMA/SMK Negeri menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dan DPA BPMU;

d. Penyusunan RKAS/DPA BPMU bagi SMA-SMK Negeri sebagaimana dimaksud pada poin c, mempedomani ketentuan pengelolaan Belanja Kegiatan;

e. Apabila harus dilakukan penyesuaian alokasi Dana BPMU sebagaimana dimaksud pada poin c, maka harus dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan perubahan Perkada tentang Penjabaran APBD, dan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam Perda tentang perubahan APBD.

f. Berdasarkan RKAS/DPA Dana BPMU sebagaimana dimaksud pada angka c, Kepala SKPD Dinas Pendidikan Provinsi menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD), yang memuat rencana belanja Dana BPMU pada kelompok belanja langsung.

3. Pelaksananaan dan Penatausahaan dana BPMU,

a. Berdasarkan DPA-SKPD sebagaimana disebut angka 2, bendahara pengeluaran SKPD Dinas Pendidikan mengajukan permintaan pencairan Dana BPMU kepada BUD melalui mekanisme Uang Persediaan/Tambahan Uang (UP/TU) sesuai peraturan perundang-undangan.

b. UP/TU Dana BPMU sebagaimana dimaksud pada angka a disesuaikan dengan besaran penyaluran setiap tahapan penyaluran.

c. Untuk menyelenggarakan fungsi perbendaharaan Dana BPMU, atas usul Kepala SKPD Dinas Pendidikan melalui PPKD, Gubernur menetapkan Bendahara Dana BPMU pada masing-masing SMA/SMK Negeri yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

d. Bendahara Dana BPMU pada masing-masing SMA/SMK Negeri sebagaimana dimaksud pada angka c, membuka rekening Dana BPMU atas nama SMA/SMK Negeri sesuai Peraturan Perundang-undangan pada Bank penyalur.

e. Bendahara Dana BPMU pada masing-masing SMA/SMK Negeri mencatat belanja Dana BPMU pada Buku Kas Umum serta Buku Pembantu sekurang-kurangnya: Buku Pembantu Kas Tunai, Buku Pembantu Bank, Buku Pembantu Pajak, Buku Pembantu Rincian Objek Belanja.

f. Dalam hal terdapat bunga dan/atau jasa giro dalam pengelolaan Dana BPMU, maka bunga dan/atau jasa giro tersebut disetor langsung ke RKUD Provinsi melalui Bendahara Pengeluaran SKPD sesuai Peraturan Perundang-undangan.

g. Dalam hal sampai dengan berakhirnya tahun anggaran, terdapat sisa Dana BPMU pada SMA/SMK Negeri, maka sisa Dana BPMU tetap berada di rekening bendahara Dana BPMU dan dilaporkan kepada PPKD melalui SKPD Dinas Pendidikan Provinsi, selanjutnya digunakan kembali pada tahun anggaran berikutnya dengan berpedoman pada Pedoman BPMU yang berlaku.

h. Dalam hal pelaksanaan kegiatan Dana BPMU, terdapat paket kegiatan yang menurut Peraturan Perundang-Undangan di bidang pengadaan Barang/Jasa pemerintah perlu dilakukan perikatan dengan Pihak Ketiga, maka SMA/SMK Negeri mengajukan pengadaan Barang/Jasa tersebut kepada Kepala BP3 Wilayah untuk dilakukan mekanisme pengadaan sesuai peraturan yang berlaku.

4. Pelaporan dan Pertanggungjawaban.

a. Bendahara Dana BPMU pada SMA/SMK Negeri, melaporkan realisasi belanja Dana BPMU setiap bulan kepada Kepala SMA/SMK Negeri berupa pengesahan Buku Kas Umum dan Buku Pembantu, dengan melampirkan bukti-bukti belanja yang sah dan lengkap, paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. untuk pengesahan oleh Kepala Satuan Pendidikan. b. Berdasarkan Buku Kas Umum dan/atau Buku Pembantu yang telah mendapat pengesahan

sebagaimana dimaksud pada poin 1, Bendahara Dana BPMU menyusun Laporan Realisasi Belanja Dana BPMUmasing-masing SMA/SMK Negeri setiap semester.

c. Bendahara Dana BPMU menyampaikan Laporan Realisasi Belanja Dana BPMUsebagaimana dimaksud pada angka 2 kepada Kepala Satdikmen Negeri /Satdiksus Negeri, untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala SKPD Dinas Pendidikan Provinsi melalui Bendahara Pengeluaran SKPD Dinas Pendidikan pada setiap semester paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah semester yang bersangkutan berakhir.

d. Penyampaian Laporan Realisasi Belanja Dana BPMUsebagaimana dimaksud pada angka 3, dilampiri Surat Pernyataan Tanggungjawab Kepala SMA/SMK Negeri .

e. Dalam hal realisasi belanja Dana BPMU oleh masing-masing SMA/SMK Negeri yang menghasilkan Aset Tetap dan Aset Lainnya serta menghasilkan Barang Persediaan berdasarkan hasil Stok Opname akhir tahun, dilaporkan kepada Kepala SKPD Dinas Pendidikan Provinsi untuk dicatat sebagai Barang Milik Daerah sesuai Peraturan Perundang-Undangan.

f. Berdasarkan Laporan Realisasi belanja Dana BPMUyang disampaikan oleh masing-masing SMA/SMK Negeri sampai dengan Semester II tahun berkenaan dan bukti penyaluran Dana BPMU sampai dengan akhir tahun anggaran oleh Bendahara Pengeluaran SKPD Dinas Pendidikan Provinsi, Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD Dinas Pendidikan Provinsi melakukan rekonsiliasi sebagai bahan penyusunan laporan keuangan SKPD Dinas Pendidikan Provinsi.

g. Kepala SMA/SMK Negeri bertanggungjawab secara formal dan material atas belanja Dana BPMUyang dikelola oleh masing-masing Satuan Pendidikan.

h. Sisa Kas yang berada pada SMA/SMK Negeri per tanggal 31 Desember 2017 diakui sebagai penambah SILPA pemerintah daerah provinsi, berdasarkan Berita Acara Serah Terima Sisa Kas dari SMA/SMK Negeri kepada Pemerintah Provinsi, melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Pemerintah Provinsi menyiapkan Berita Acara Serah Terima Sisa Kas pada SMA/SMK Negeri posisi per tanggal 31 Desember 2016 untuk ditanda tangani oleh Kepala SMA/SMK Negeri dan Gubernur.

2) Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Sisa Kas sebagaimana pada huruf h.1), PPKD Provinsi melakukan koreksi tambah atas SiLPA Tahun Anggaran 2017 dengan menambahkan sebesar nilai yang tercantum dalam Berita Acara Serah Terima Kas dimaksud.

B. Mekanisme Pendataan, Usulan, Pencairan dan Monev Hibah BPMU untuk SMK-SMA Swasta dan MA Negeri dan Swasta.

Gambar 3. Bagan Mekansime Pendataan, Usulan, Pencairan dan Monev BPMU.

Keterangan :

1. Mengisi data usulan calon penerima BPMU secara online pada web bpmujabar.info pada bulan Oktober 2016 yang akan dipergunakan sebagai data calon penerima BPMU pada APBD Tahun 2017, serta mengisi data secara online pada web bpmujabar.info pada bulan Oktober 2017 yang akan dipergunakan sebagai data usulan calon penerima BPMU pada APBD Tahun 2018. Sesuai keperluan, selain waktu teresebut, Satuan Pendidikan mengisi data secara online pada waktu lainnya yang akan ditentukan kemudian oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat;

2. Data jumlah siswa yang diusulkan oleh Satuan Pendidikan pada usulan calon penerima BPMU harus sesuai dengan data pada Dapodik per tanggal mengusulkan. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berhak menyesuaikan jumlah siswa pada data usulan tersebut terhadap jumlah siswa per sekolah sesuai dengan data pada Dapodik.

3. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat membuat usulan Calon Penerima BPMU jenjang Dikmen kepada Gubernur untuk ditetapkan.

4. Tim Pengelola BPMU Provinsi membuat Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) BPMU yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi atas nama Gubernur Provinsi Jawa Barat dengan masing-masing Kepala Satuan Pendidikan dengan dilengkapi dokumen usulan pencairan yang dipersyaratkan.

5. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat membuat Surat Permohonan Pencairan Dana BPMU Provinsi kepada Gubernur Jawa Barat melalui Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah disertai dokumen yang diperlukan untuk pencairan.

6. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah melakukan penatausahaan keuangan dan pemindah bukuan Dana BPMU Provinsi ke Rekening masing-masing sekolah/madrasah di tiap Kabupaten/Kota. Tim BPMU Provinsi Tim BPMU Kab/Kota Tim BPMU Sekolah/ Madrasah 1. Pendataan Form Data BPMU Hasil Verifikasi Data Input Data Usulan Penerima BPMU NPHD Setda Usulan Pencairan Penatausahaan& Pemindahbukuan Pencairan dan Penggunaan Dana BPMU KepGub Usulan Penerima BPMU

2. Penetapan 3. Usulan Pencairan, Pemindahbukuan &

Penggunaan Dana BPMU 4. Monev

Laporan Laporan Laporan Laporan Monev Monev Monev Pedoman 5. Pelaporan Maret 2017 Maret-Desember 2017 Oktober-Desember 2017 Juli 2017 November 2016

7. Penyaluran dana BPMU Provinsi dari Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat ke sekolah/madrasah penerima dilaksanakan sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku. 8. Pengambilan dana BPMU oleh Sekolah/Madrasah dilakukan setelah terjadi transfer/pemindahbukuan dana dari Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat ke sekolah/madrasah penerima melalui rekening penerima yang telah ditentukan pada usulan pencairan.

9. Penggunaan dana BPMU oleh sekolah/madrasah dilaksanakan sesuai dengan RKAS dan dibukukan sebagaimana tersebut pada BAB VII Pedoman ini.

10. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Setda Provinsi Jawa Barat, Tim Pengelola BPMU Provinsi dan Tim Pengelola BPMU Provinsi di Kabupaten/kota.

11. Pelaporan dilakukan oleh Sekolah/Madrasah penerima BPMU kepada Tim Pengelola BPMU Provinsi di Kabupaten/Kota, dari Tim Pengelola BPMU Provinsi di Kabupatebn/Kota kepada Tim Pengelola BPMU Provinsi, dan dari Tim Pengelola BPMU Provinsi kepada Biro Admbang Setda Provinsi Jawa Barat.

1. Ketentuan Usulan Calon Penerima dan Usulan Pencairan

a. Penyerahan dokumen usulan calon penerima:

Satuan Pendidikan menyampaikan dokumen usulan calon penerima BPMU kepada Tim Pengelola BPMU Provinsi pada bulan November 2018 berupa :

1) Surat Permohonan Penerima BPMU (Form.E) (2 rangkap); 2) Surat Pernyataan Tanggungjawab (Format K-7a) (2 rangkap);

3) Rencana Penggunaan Biaya (RPB);

4) Kuitansi Penerimaan Dana BPMU bermaterai cukup (2 rangkap);

5) Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) BPMU yang ditandatangani Kepala SMK/SMA/MA dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi (3 rangkap);

6) Fotocopy KTP atas nama Ketua/Pimpinan organisasi;

7) Fotocopy Rekening Bank;

8) Fotocopy Surat Keterangan Domisili;

9) Fotocopy Ijin Operasional;

10) Fotocopy Surat Pengesahan Lembaga/Yayasan;

11) Copy NPWP;

12) Daftar Siswa (Format K2-a);

d. Untuk Realisasi pencairan, mengingat variabel untuk menentukan nominal bantuan adalah jumlah siswa dan unit cost, maka data pada usulan pencairan mengikuti kondisi jumlah siswa riil terakhir sekolah pada saat tanggal pembuatan usulan pencairan;

e. Apabila jumlah siswa riil di sekolah pada saat tanggal pembuatan usulan pencairan lebih besar daripada jumlah siswa pada APBD Penjabaran, maka sekolah membuat usulan pencairan sesuai dengan data jumlah siswa pada ABPD Penjabaran;

f. Apabila jumlah siswa riil pada saat tanggal pembuatan usulan pencairan lebih sedikit daripada jumlah siswa pada APBD Penjabaran, maka sekolah membuat usulan pencairan sesuai dengan data jumlah siswa riil;

g. Apabila sekolah mengusulkan pencairan sesuai jumlah siswa pada APBD Penjabaran,

sementara jumlah siswa rill pada saat tanggal pembuatan usulan pencairan lebih sedikit, maka sekolah/madrasah dinyatakan menerima kelebihan dana dan berkewajiban untuk mengembalikan kelebihan dana BPMU dimaksud kepada Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Kelengkapan Penggunaan Dana BPMU

Dana BPMU yang sudah diterima oleh sekolah/madrasah digunakan sesuai dengan rencana yang tertuang pada RKAS/RAB/RPB. Dokumen yang dipergunakan untuk pembukuan penggunaan dana BPMU sebagaimana dijelaskan pada BAB VII.

Pelaporan penggunaan dana BPMU memuat pelaporan keuangan, kegiatan dan pelaporan personil. Dokumen yang dipergunakan untuk pelaporan penggunaan dana BPMU sebagaimana dijelaskan pada BAB VII.

C. Prinsip Pengelolaan

Pengelolaan program BPMU SMK/SMA/MA provinsi mengacu pada konsep Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management) yang mengandung arti, yaitu:

1. Swakelola dan Partisipatif

Pelaksanaan program dilakukan secara swakelola (direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri) dengan rnelibatkan warga sekolah dan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam memberikan dukungan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Transparan

Pengelolaan dana harus dilakukan secara terbuka agar warga sekolah dan masyarakat dapat memberikan saran, kritik, serta melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program.

3. Akuntabel

Pengelolaan dana harus dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan pedoman pelaksanaan yang sudah disepakati.

4. Demokratis

Penyusunan perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah ditempuh melalui jalan musyawarah/mufakat dengan memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengajukan saran, kritik atau pendapat.

5. Efektif dan Efisien

Pemanfaatan dana harus efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan yang ada.

6. Tertib Administrasi dan Pelaporan

Sekolah penerima dana harus menyusun dan menyampaikan laporan basil pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan sesuai ketentuan yang dipersyaratkan.

7. Saling Percaya

Pemberian dana berdasarkan pada rasa saling percaya (mutual trust) antara pemberi dan penerima dana. Oleh Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kepercayaan tersebut dengan memegang amanah dan komitrnen yang ditujukan semata-mata hanya untuk membangun pendidikan yang lebih baik.

D. Pengambilan dana BPMU Provinsi

1. Dana BPMU Provinsi harus diterima secara utuh dan tidak diperkenankan adanya pemotongan atau pungutan biaya apapun dengan alasan apapun dan oleh pihak manapun.

2. Dana BPMU Provinsi yang diambil bukan berarti dana harus dihabiskan dalam periode tersebut. Besar penggunaan dana tiap bulan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah/madrasah sebagaimana tertuang dalam RKAS.

3. Bilamana terdapat sisa dana di sekolah/madrasah pada akhir tahun anggaran maka dana tersebut tetap menjadi hak sekolah dan dapat dipergunakan pada tahun anggaran berikutnya dengan menggunakan Pedoman BPMU di tahun berjalan.

4. Jika satuan pendidikan menerima kelebihan jumlah dana BPMU, maka harus dilaporkan dan dikembalikan kepada Kas Umum Daerah pada bjb Nomor Rekening 0010210238361 a.n. Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan bukti transfer sebanyak 2 rangkap dilampirkan dalam dokumen Laporan.

5. Jika terdapat siswa pindah/mutasi ke sekolah/madrasah lain pada semeser berjalan, maka dana BPMU Provinsi siswa tersebut tetap dipergunakan oleh sekolah yang ditinggalkan.

6. Kelengkapan dokumen administrasi pada saat sekolah penerima melakukan pengambilan dari bank antara lain :

a. Untuk Sekolah/Madrasah Negeri:

1) Surat Keputusan Pengangkatan Kepala Sekolah dan Bendahara; 2) Fotocopy KTP Kepala Sekolah dan Bendahara;

3) Surat Keterangan Domisili dari Desa/Kelurahan. b. Untuk Sekolah/Madrasah Swasta:

1) SK/Akta pendirian dan atau Surat Ijin Operasional;

2) Surat Keputusan Pengangkatan Kepala Sekolah dan Bendahara; 3) Fotocopy KTP Kepala Sekolah dan Bendahara;

BAB VI MONITORING DAN SUPERVISI

Bentuk kegiatan monitoring dan supervisi adalah melakukan pemantauan, pembinaan dan penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan program BPMU. Secara umum tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa dana BPMU diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara, dan penggunaan yang tepat.

Komponen utama yang dimonitor antara 1. Alokasi dana sekolah penerima bantuan 2. Penyaluran dan penggunaan dana 3. Pelayanan dan penanganan pengaduan 4. Administrasi keuangan

5. Pelaporan, serta pemajangan rencana penggunaan dan pemakaian dana BPMU.

Selain itu juga dilakukan monitoring terhadap pelayanan dan penanganan pengaduan, sehingga pelayanan pengaduan dapat ditingkatkan. Dalam pelaksanaannya, monitoring pengaduan dapat dilakukan bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait. Kegiatan ini dilakukan dengan mencari fakta, menginvestigasi, menyelesaikan masalah, dan mendokumentasikan.

Kegiatan monitoring dan supervisi dilakukan oleh Tim Manajemen BPMU Provinsi, dan Tim Manajeman BPMU Kabupaten/Kota.

A. Monitoring oleh Tim Manajemen BPMU Provinsi

1. Monitoring ditujukan untuk memantau penyaluran dana, penyerapan dana, dan penggunaan dana di tingkat sekolah.

2. Responden terdiri dari Tim Manajemen BPMU Kabupaten/Kota, dan Tim Manajemen BPMU Sekolah.

3. Monitoring dilaksanakan pada saat persiapan penyaluran dana, pada saat penyaluran dana, pasca penyaluran dana dan pada saat penggunaan dana.

4. Monitoring dilakukan melalui kunjungan lapangan.

5. Supervisi dapat dilakukan oleh Tim Pengelola BPMU Provinsi terhadap Tim Pengelola BPMU di Kabupaten/Kota atau terhadap sekolah/madrasah.

B. Monitoring oleh Badan Pengawasan dan Pelayanan Pendidikan Wilayah.

1. Monitoring ditujukan untuk memantau penyaluran dana, penyerapan dana, dan penggunaan dana di tingkat sekolah.

2. Responden terdiri dari sekolah dan murid dan/atau orang tua murid.

3. Monitoring dilaksanakan pada saat penyaluran dana dan pasca penyaluran dana.

4. Bila terjadi permasalahan biaya monitoring, disarankan agar monitoring dilakukan secara terpadu dengan program lain selain program BPMU.

5. Monitoring dapat melibatkan Pengawas Sekolah secara terintegrasi dengan kegiatan pengawasan lainnya oleh Pengawas Sekolah.

BAB VII PELAPORAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan Program BPMU, masing-masing pengelola program di tiap tingkatan (Provinsi, Kabupaten/Kota, Sekolah) diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatannya kepada pihat terkait.

Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang berkaitan dengan statistik penerima bantuan, penyaluran, penyerapan, pemanfaatan dana, pertanggungjawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah.

A. PELAPORAN

1. Pengelolaan Dokumen di Tingkat SMA-SMK Negeri

Pengelolaan Dokumen Penggunaan dana dan Pelaporan BPMU untuk SMA-SMK Negeri mengikuti mekanisme pengelolaan anggaran Kegiatan sesuai ketentuan dan peratura

Gambar

Gambar 1. Skenario Pembiayaan Pendidikan Menengah
Gambar  2.  Konsep  Discount  Fee  Untuk  Sekolah  dengan  Kondisi  Tingkat  Ekonomi  Siswa Homogen
Gambar 3. Bagan Mekansime Pendataan, Usulan, Pencairan dan Monev BPMU.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai visi dan misi, tujuan UIN Bandung adalah: a) terwujudnya pendidikan tinggi yang profesional, akuntabel dan berdaya saing di tingkat nasional dan ASEAN dalam rangka

Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi cara untuk mencapai tujuan dan sasaran

dirumuskan dalam Visi, Misi dan RPJMD Jawa Tengah tahun 2013-2018, ketahanan pangan dijadikan prioritas pembangunan Pemerintah Jawa Tengah. Peningkatan ketahanan pangan

Penyusunan Prioritas dan Sasaran pembangunan daerah pada RKPD tahun 2017 dirumuskan dalam rangka untuk mencapai target janji dan visi Misi Pemerintah Provinsi DKI

Linieritas Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD dengan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan RENSTRA VISI : Menuju Kabupaten Blitar Lebih Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing MISI :

Menimbang : Bahwa dalam rangka Mencapai cita-cita sekolah perlu dirumuskan visi, misi dan tujuan sekolah di Satuan Pendidikan SMK Miftakhul Huda, untuk itu menetapkan visi,misi dan

Menimbang : Bahwa dalam rangka Mencapai cita-cita sekolah perlu dirumuskan visi, misi dan tujuan sekolah di Satuan Pendidikan SMK AL-AFSAR, untuk itu menetapkan visi,misi dan tiujuan

Tujuan dan Visi Sekolah: Mengakui bahwa inovasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan khas dalam pendidikan, mengingat visi dan misi sekolah untuk memberikan pendidikan berkualitas