• Tidak ada hasil yang ditemukan

pp ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp p

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "pp ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp p"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang

Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya, atau bisa dikatakan juga bahwa baja adalah sebagai unsur paduan utamanya, atau bisa dikatakan juga bahwa baja adalah  bahan komoditas tinggi terdiri dari Fe dalam bentuk kristal dan karbon. Besarnya  bahan komoditas tinggi terdiri dari Fe dalam bentuk kristal dan karbon. Besarnya unsur karbon adalah 1,6%. Pembuatan baja dilakukan dengan pembersihan dalam unsur karbon adalah 1,6%. Pembuatan baja dilakukan dengan pembersihan dalam temperatur tinggi. Besi mentah tidak dapat ditempa. Dimana pembuatan baja temperatur tinggi. Besi mentah tidak dapat ditempa. Dimana pembuatan baja dengan menggunakan proses dapur tinggi dengan bahan mentahnya biji besi (Fe) dengan menggunakan proses dapur tinggi dengan bahan mentahnya biji besi (Fe) dengan oksigen (O) dan bahan-bahan lainnya.

dengan oksigen (O) dan bahan-bahan lainnya.

Di masa sekarang ini, kita harus bisa lebih lagi menerapkan ilmu Di masa sekarang ini, kita harus bisa lebih lagi menerapkan ilmu  pengetahuan dan teknologi dan lebih peka dalam mendengar informasi khususnya  pengetahuan dan teknologi dan lebih peka dalam mendengar informasi khususnya dalam hal bangunan, misalnya bangunan gedung perkantoran, pabrik, rumah sakit, dalam hal bangunan, misalnya bangunan gedung perkantoran, pabrik, rumah sakit, sekolah, dll.

sekolah, dll.

Secara umum bangunan tersebut terbuat dari material baja dan beton. Secara umum bangunan tersebut terbuat dari material baja dan beton. Untuk menghemat biaya pembangunan biasanya pemerintah atau masyarakat Untuk menghemat biaya pembangunan biasanya pemerintah atau masyarakat umum

umum menggunakan menggunakan suatu konsuatu konstrustruksi ksi yang yang kuat kuat misalnya misalnya konstrukskonstruksi i baja.baja. Semua pelaksanaan yang menyangkut struktur tidak luput dari material baja. Semua pelaksanaan yang menyangkut struktur tidak luput dari material baja. Bentuk-bentuk baja yang berada diperdagangan bebas yaitu dalam bentuk Bentuk-bentuk baja yang berada diperdagangan bebas yaitu dalam bentuk batang- batang yang biasa , bilah-bilah, serta beraneka macam pr

 batang yang biasa , bilah-bilah, serta beraneka macam profil.ofil.

1.2 Tujuan Penulisan 1.2 Tujuan Penulisan

Laporan ini ditulis bertujuan guna l

Laporan ini ditulis bertujuan guna lebih memahami mengenebih memahami mengenai ai pemanfaatanpemanfaatan   baja secara umum serta perhitungan baja serta jenis-jenis profil dari baja yang   baja secara umum serta perhitungan baja serta jenis-jenis profil dari baja yang

akan digunakan. akan digunakan.

1.3 Data Lokasi Proyek  1.3 Data Lokasi Proyek 

Lokasi

Lokasi Proyek Proyek : : UPI ( UPI ( Universitas Universitas Pendidikan Pendidikan Indonesia Indonesia ),), Fakultas Teknik 

(2)
(3)

DESKRIPSI PROYEK  DESKRIPSI PROYEK 

a.

a. Deskripsi Deskripsi Proyek Proyek : : Portal Portal Rectangular Rectangular GabelGabel  b.

 b. Bahan Bahan PenutPenutup up Atap Atap : : Seng Seng GelombaGelombangng c.

c. Jarak Jarak PortaPortal l : : 4 4 mm d.

d. Panjang Panjang Bentang Bentang : : 30 30 mm e.

e. Tinggi Tinggi Kolom Kolom : : 4 4 mm f.

f. KemirinKemiringan gan Atap (Atap () ) : : 303000 g.

g. Berat Berat Crane Crane : : 25 25 TonTon h.

h. Tekanan Tekanan Angin Angin : : 50 50 kg/mkg/m i.i. Alat Alat Sambung Sambung : : Baut Baut dan dan LasLas  j.

 j. Pondasi Pondasi : : Telapak Telapak BetonBeton

1.4 Sistematika Penulisan 1.4 Sistematika Penulisan KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR  DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang 1.2

1.2 Tujuan PenulisanTujuan Penulisan 1.3

1.3 Data Lokasi Proyek Data Lokasi Proyek  1.4

1.4 SistemaSistematika tika PenulisanPenulisan BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Perencanaan 2.1 Dasar Perencanaan 2.2 Mutu Bahan 2.2 Mutu Bahan 2.3 Analisis Pembebanan 2.3 Analisis Pembebanan 2.4 Kekuatan Struktur 2.4 Kekuatan Struktur

2.5 Analisis Perencanaan Struktur 2.5 Analisis Perencanaan Struktur

BAB III PERHITUNGAN KONSTRUKSI BAB III PERHITUNGAN KONSTRUKSI 3.1 Konstruksi Atap

3.1 Konstruksi Atap

3.2 Perhitungan Balok Gable 3.2 Perhitungan Balok Gable

(4)

3.5 Perhitungan Kolom 3.5 Perhitungan Kolom 3.6 Perhitungan Pondasi 3.6 Perhitungan Pondasi BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran dan Kritik  4.2 Saran dan Kritik  DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(5)

BAB II BAB II

LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI

Baja adalah bahan komoditas tinggi terdiri dari Fe dalam bentuk kristal Baja adalah bahan komoditas tinggi terdiri dari Fe dalam bentuk kristal dan karbon. Besarnya unsur karbon adalah 1,6%. Pembuatan baja dilakukan dan karbon. Besarnya unsur karbon adalah 1,6%. Pembuatan baja dilakukan dengan pembersihan dalam temperatur tinggi. Besi mentah tidak dapat ditempa. dengan pembersihan dalam temperatur tinggi. Besi mentah tidak dapat ditempa. Dimana pembuatan baja dengan menggunakan proses dapur tinggi dengan bahan Dimana pembuatan baja dengan menggunakan proses dapur tinggi dengan bahan mentahnya biji besi (Fe) dengan oksigen (O) dan bahan-bahan lainnya. Baja juga mentahnya biji besi (Fe) dengan oksigen (O) dan bahan-bahan lainnya. Baja juga diartikan sebagai logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon diartikan sebagai logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0,21% sampai 2,1% berat sesuai

0,21% sampai 2,1% berat sesuai  grade grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah

sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal ((crystal crystal latticelattice) atom besi.) atom besi.

Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan, Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan, krom, vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan krom, vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (

kekerasan ( hardnesshardness ) dan kekuatan tariknya () dan kekuatan tariknya ( tensiletensile strength strength), namun disisi lain), namun disisi lain

membuatnya menjadi getas serta menurunkan keuletannya (

membuatnya menjadi getas serta menurunkan keuletannya (ductilityductility).).

Di masa sekarang ini, kita harus bisa lebih lagi menerapkan ilmu Di masa sekarang ini, kita harus bisa lebih lagi menerapkan ilmu  pengetahuan dan teknologi dan lebih peka dalam mendengar informasi khususnya  pengetahuan dan teknologi dan lebih peka dalam mendengar informasi khususnya dalam hal bangunan, misalnya bangunan gedung perkantoran, pabrik, rumah sakit, dalam hal bangunan, misalnya bangunan gedung perkantoran, pabrik, rumah sakit, sekolah, dll.

sekolah, dll.

2.1 Dasar Perencanaan 2.1 Dasar Perencanaan

Secara umum bangunan tersebut terbuat dari material baja dan beton. Secara umum bangunan tersebut terbuat dari material baja dan beton. Untuk menghemat biaya pembangunan biasanya pemerintah atau masyarakat Untuk menghemat biaya pembangunan biasanya pemerintah atau masyarakat

(6)

Bentuk-bentuk baja yang berada diperdagangan bebas yaitu dalam bentuk Bentuk-bentuk baja yang berada diperdagangan bebas yaitu dalam bentuk batang- batang yang biasa , bilah-bilah, serta beraneka macam pr

 batang yang biasa , bilah-bilah, serta beraneka macam profilofil

Bentuk baja profil umumnya terbanyak dipakai dalam konstruksi Bentuk baja profil umumnya terbanyak dipakai dalam konstruksi  baja.Profil ±profil yang biasa digiling disemua negara yang umumnya produsen  baja.Profil ±profil yang biasa digiling disemua negara yang umumnya produsen   baja. Ukuran-ukuran penampang profil dari berbagai negara asalnya   baja. Ukuran-ukuran penampang profil dari berbagai negara asalnya

kadang-kadang berselisih sedikit. kadang berselisih sedikit.

Ada 4 empat golongan besar dari profil yaitu : Ada 4 empat golongan besar dari profil yaitu : 1.

1.  profil-profil Eropa-Barat ; profil-profil Eropa-Barat ; 2.

2.  profil-profil Eropa-Tengah ; profil-profil Eropa-Tengah ; 3.

3.  profil-profil Inggris dan profil-profil Inggris dan 4.

4.  profil-profil Amerika profil-profil Amerika 5.

5.

Profil±profil Eropa-Barat digiling di Belgia, Luksemburg, Jerman, Profil±profil Eropa-Barat digiling di Belgia, Luksemburg, Jerman, Perancis dan Belanda. Kebanyakan profil-profil ini adalah profil-profil Jerman Perancis dan Belanda. Kebanyakan profil-profil ini adalah profil-profil Jerman   Normal. Profil-profil Eropa-Tengah digiling di Austria, Hongaria, dan   Normal. Profil-profil Eropa-Tengah digiling di Austria, Hongaria, dan

Cekoslovakia, profil Ingg

Cekoslovakia, profil Inggris ris di Inggris dan profil Amerika di Amerika Serikat dadi Inggris dan profil Amerika di Amerika Serikat dann Kanada.

Kanada.

Perlu diketahui juga beberapa pengklasifikasian baja, guna pemakaiannya Perlu diketahui juga beberapa pengklasifikasian baja, guna pemakaiannya  pada pembangunan suatu bangunan, seperti ;

 pada pembangunan suatu bangunan, seperti ; 1.

1. Berdasarkan KomposisiBerdasarkan Komposisi -- Baja karbonBaja karbon

-- Baja paduan rendahBaja paduan rendah 2.

2. Berdasarkan proses pembuatannyaBerdasarkan proses pembuatannya -- Tanur baja terbukaTanur baja terbuka

-- Dapur listrik Dapur listrik 

-- Proses oksidasi dasar Proses oksidasi dasar  3.

3. Berdasarkan Bentuk produk Berdasarkan Bentuk produk  -- Plat batanganPlat batangan

-- TabungTabung -- LembaranLembaran -- PitaPita

(7)

- Bentuk struktural

4. Berdasarkan Kegunaan dalam Konstruksi - Baja struktural

- Baja non-struktural

-2.2 Mutu Bahan

Baja yaitu suatu logam yang dibentuk oleh orang yang terdiri dari  beberapa unsur seperti besi, zat arang (C), Silisium (Si), Mangan (Mn), Posfor (P) dan Belerang (S). Banyaknya C, Si, Mn, P dan S yang sedikit ini memberikan sifat-sifat yang tertentu kepada besi. Kebanyakan dari zat-zat tersebut dapat mempertinggi kekerasan, tetapi dapat membuat logam menjadi rapuh. Pengaruh dari Posfor dan belerang biasanya tidak baik, sebaliknya zat arang, Silisium dan Mangan sangat penting untuk menimbulkan sifat-sifat yang diperlukan bagi baja.

Dari bentuk, ukuran, jenis serta mutu baja suatu baja dikatakan memiliki karakteristik yang sama maupun beda terutama dilihat dari fungsi profil tersebut apa dan digunakan didaerah yang bagaimana secara umum.

Kadar zat arang dari besi kasar adalah 3 ± 4%, kadar pada baja konstruksi hanya 0,12%. Pada pembuatan baja, zat arang ini harus dikeluarkan selanjutnya kelebihan zat Si, Mn, P dan S. Kalau besi kasar terlampau banyak Posfor, dapur  tinggi untuk pembuatan baja harus dilapis dengan batu tahan api yang bersifat  basa (dolomite). Pada kadar Posfor yang rendah lapisan dapat dibuat dari zat-zat

asam tahan api yang murah (Si O2).

Baja bangunan dikerjakan menurut cara-cara kerja sebagai berikut : 1.  proses-konvertor asam (Bessemer);

2.  proses-konvertor basa (Thomas); 3.  proses-Siemens-Martin asam ; 4.  proses-Siemens-Martin basa;

(8)

  pengerjaan baja sebanyak-banyaknya harus dilakukan dibengkel konstruksi. Pekerjaan-pekerjaan ditempat bangunan harus terdiri pemasangan alat-alat konstruksi yang telah disiapkan dipabrik. Karena disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan maka profil batang dan pelat-pelat harus mengalami pengerjaan.

Keuntungan baja bangunan

Kebanyakan orang memilih baja sebagai bahan konstruksi bangunan yaitu karena baja memiliki keunggulan dibandingkan material yang lainnya :

1. Konstruksi baja memiliki berat sendiri yang relatif ringan dibandingkan dengan beton.

2. Pekerjaan konstruksi dapat dikerjakan di bengkel dan dilapangan, dapat dipasang, dibongkar dan dipindah-pindahkan.

3. Baja konstruksi memiliki regang dan tegangan yang tinggi

4. Harga pengerjaan konstruksinya lebih murah daripada beton bertulang.

Kerugian baja bangunan

Disamping memiliki keuntungan baja bangunan memiliki berbagai keburukan atau kerugiannya sebagai konstruksi yaitu :

1. Baja konstruksi kurang kuat dari pengaruh karat, seperti terhadap udara,uap,air,air embun,air laut serta pengaruh zat kimia lainnya.

2. Baja konstruksi harus senantiasa dipelihara dalam kurun waktu yang ditentukan misalnya setiap lima dan sepuluh tahun sekali untuk menjamin kekuatan yan tetap.

3. Pemeliharaan yang dilakukan harus dicat, tetapi lapisan yang terkena karat harus dihilangkan dahulu dengan cara disikat dengan sikat baja atau dengan menggunakan pasir atau debu baja dengan menggunakan pesawat tiup, atau dengan cara kimiawi sehingga memerlukan biaya yang mahal.

4. Baja konstruksi tidak tahan terhadap kebakaran dan panas, sehingga bagian  bajanya harus dibungkus misalnya dengan beton yang tahan panas.

(9)

2.3 Analisis Pembebanan

Sifat umum yang dialami baja sebagai konstruksi :

1. Keteguhan

Pada percobaan baja dilakukan tarikan yang dilakukan, akibat tarikan tersebut baja mengalami tegangan dan regangan, karena baja memiliki perlawanan yang baik baja tidak akan putus apabila tidak melampai batas tertentu. Baja tersebut mempunyai batas-bataas ketegangan dalam dan luar dimana dalam saat   perpatahan mulai berlangsungnya, apabila batas lawan baja terdapat tarikan,

tekanan dan lentur dilampaui, baja akan putus. Pada waktu mengalami  pembebanan dalam keadaan tertentu baja masih dapat menahan gaya.

2. Elastisitas

Sifat ini adalah merupakan sifat yang dimiliki baja, dimana baja memiliki keelastisan atau perubahan bentuk panjang tetapi baja masih dapat kembali ke  bentuk semula.

3. Kekenyalan

Sifat ini adalah sifat yang dimiliki baja dimana baja memiliki kemampuan untuk menerima perubahan secara kasar tanpa cacat atu rusak sebelum baja mengalami patahan.

4. Kemungkinan ditempa

Sifat dalam keadaan pijar menjadi lembek dan plastik sehingga dalam keadaan ini tanpa menerima kerugian. Sifat keteguhan dapat dirubah dengan  bentuk yang baik.

Untuk mempersingkat laporan perhitungan tugas ini, maka penulis akan memberikan rincian mengenai tugas ini.

Dalam laporan tugas struktur baja ini akan dibicarakan mengenai konstruksi  baja untuk bangunan-bangunan pada pabrik yang terdiri dari :

1. Menganalisis bagian-bagian konstruksi dari baja tertentu saja yang terdiri dari  balok dan kolom yang mengalami pembebanan pada bangunan pabrik.

(10)

3. Penentuan dimensi kolom dan balok serta perhitungan sambungan serta  peninjauan kekuatannya.

2.4 kekuatan Struktur

Perkembangan teknologi membawa perubahan yang baik dan   benar terhadap kemajuan di bidang konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Perkembangan ini sangat membantu alam dan ekosistemnya yang terus menerus diperas habis oleh manusia untuk kepentingan individualistis. Berbagai contoh dapat kita temui seperti penggunaan kayu sebagai bahan dasar konstruksi rumah, furniture dan mebel serta assesoris yang berkaitan dengan bahan dasar tersebut ternyata membutuhkan kayu-kayu yang bagus dan baik.

Setiap bahan konstruksi yang digunakan pada rumah pasti mempunyai nilai kelebihan dan kekurangannya baik dari estetika dan hal yang lainnya. Seperti halnya dalam penggunaan rangka atap baja pada rumah. Konstruksi baja ringan ini sudah mengalami uji coba dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli dan telah lolos uji kekuatan. Jika dibandingkan denagn struktur atap konvensional yaitu rangka atap dengan bahan dasar kayu, maka penggunaan rangka atap baja ringan akan mempunyai perbandingan yang berbeda dari segi pandang setiap   penggunaannya. Mungkin bisa dikatakan tergantung akan lokasi dan biaya   produksi untuk mendatangkan material tersebut. Kelemahan atap baja ringan dibanding dengan kayu tergantung pada lokasi rumah, yaitu pada daerah iklim tropis atau bukan tropis.

2.5 Analisis Perencanaan Struktur

Pada kasus ini, penulis akan langsung memberi contoh pengerjaan konstruksi, yaitu, sbb ;

Didalam lingkup pekerjaan konstruksi adalah juga pekerjaan-pekerjaan  persiapan guna pelaksanaan rangka tap, penyediaan tenaga, bahan material, dan  perlatan. Secara keseluruhan lingkup pekerjaan konstruksi rangka atap meliputi

(11)

a. Pekerjaan Konstruksi baja Atap, lingkup pekerjaannya : - Penyediaan tenaga

- Bahan material

- Peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja atap

1. Bahan

a. Rangka atap baja ringan Zinc Alume setara Smart Truss, Global Steel, atau Truss Indo

 b. Usuk plat baja lapis aluminium AZ100 ( Aluminium Zinc Coated Steel Plate ) setara Global; U100 t = 0,85 mm eks Global Steel Light Steel Frames.

c. Reng Plat baja lapis aluminium

Seluruh bahan yang akan digunakan harus diberikan contohnya terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi sebelum boleh didatangkan dilapangan pekerjaan.

2. Pelaksanaan

a. Bnetuk dan dimensi kuda-kuda serta dimensi batang-batang dan  plat simpulnya harus dilaksanakan sesuai gambar rancangan

 pelaksanaan serta sesuai dengan keadaan bentang kedudukannya di lapangan pekerjaan. Oleh karena itu kontraktor Pelaksana harus membuat gambar ± gambar pelaksanaan terlebih dahulu. Pekerjaan Kuda-kuda baja ini tidak diperkenankan dilaksanakan sebelum gambar pelaksanaan disetujui direksi.

 b. Pembuatan kuda-kuda baja harus dilaksanakan di tempat yang datar dengan lantai kerja yang keras. Bila dilaksanakan di luar  lapangan pekerjaan, kontraktor harus minta ijin secara tertulis

(12)

konstruksi untuk mendapatkan persetujuan dari direksi sebelum  pekerjaan ini dilaksanakan.

c. Pemotongan harus dilaksanakan dengana mesin standard. Pelubangan harus menggunakan bor. Tepian yang tajam akibat  pemotongan maupun pemboran harus ditumpulkan dengan

gerenda.

d. Pemasangan kuda-kuda hanya boleh dilaksanakan bila kolom-kolom dan balok beton penumpunya telah berumur paling sedikit 14 hari dan baut-baut pengikatnya telah terpasang dengan benar. e. Pengangkatan kuda-kuda harus dilaksanakan secara hati-hati

hingga tidak menimbulkan puntiran-puntiran pada bidnag kuda-kuda.

f. Untuk itu, sebelum diangkat batang-batang penjepit sebagai klem  pengaku bidnag kuda-kuda harus dipasang lebih dahulu dan tidak   boleh dilepas sebelum trekstang dipasnag serta konstruksi

kuda-kuda telah benar-benar dalam keadaan diam.

Dengan demikian pengerjaan bangunan bisa dilanjutkan ketahapan yang selanjutnya.

(13)

BAB III

PERHITUNGAN KONSTRUKSI BAJA II (GABLE) Data Perhitungan 4.0 30°  A 20.0 B C D E Ketentuan - Ketentuan :

1. Type Konstruksi : Portal Gable

2. Bahan Penutup Atap : Seng Gelombang

3. Jarak Antar Portal : 4 meter 

4. Bentang kuda ± kuda (L) : 30 meter 

5. Jarak Gording : 2 meter 

6. Tinggi Kolom (H) : 4 meter 

7. Kemiringan atap (E) : 300

8. Beban Angin : 50 kg/m2

9. Bebab Berguna (P) : 100 kg

10. Alat sambung : Baut dan Las

11. Pondasi : Telapak Beton

12. Baja Profil : C- 100 x 50

(14)

3.1 Konstruksi Atap Perhitungan Gording

A. Menghitung Panjang Balok 

Diketahui (L) = 20 m y Jarak C - D Cos 300 = x / r  r = 15 / cos 30 0 = 17,32 m y Jarak D ± F tan 300 = y / x y = tan 30 0. 15 = 8,66 m

y Jarak gording yang direncanakan = 2 m y Banyaknya gording yang dibutuhkan

17,32/2 + 1 = 9,66 buah = 10 buah

y Jarak gording yang sebenarnya

17,32/9 = 1,924 m

3.1.1 Perhitungan Dimensi Gording

Untuk dimensi gording dicoba dengan menggunakan profil baja C100.50dengan data-data sebagai berikut :

- A = 11,92 Cm2 - q = 9,36 kg/m - lx = 189 Cm4 - Wx = 37,8 Cm3 - ly = 26,9 Cm4 - Wy = 7,82 Cm3 sb y sb x r  y C F D x = ½ L

(15)

Pembebanan pada gording : 1. Beban Mati / Dead Load

- Berat gording = 9,36 kg/m

- Berat penutup atap (1,924m x 11 kg/m2) = 21,164 kg/m q = 30,524 kg/m

Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan beban mati Px bekerja vertical, P diuraikan pada sumbu X dan sumbu Y, sehingga diperoleh: 2        5        °          X   X   Y q qx qy

Gambar gaya kerja pada gording

qx = q . sin  = 30,524 . sin 300 = 15,262 kg/m qy = q . cos  = 30,524. cos 300 = 26,434 kg/m

Gording diletakkan di atas beberapa tumpuan (kuda-kuda), sehingga merupakan balok menerus di atas beberapa tumpuan dengan reduksi momen lentur maksimum adalah 80 %.

(16)

2        5        °          X   X   Y q qx qy

Gambar gaya kerja pada beban hidup atau beban berguna  Momen maksimum akibat beban mati :

Mx 1 = 1/8 . qx . (l/2)2. 80% = 1/8 .15,262 (4/2)2. 0,8 = 6,104 kgm My1 = 1/8 . qy . (l)2. 80% = 1/8 . 26,434 . (4)2 . 0,8 = 42,294 kgm

2. Beban Hidup / Live Load

Gambar gaya kerja pada beban hidup atau beban berguna

Beban berguna atau beban hidup adalah beban terpusat yang bekerja di tengah-tengah bentang gording, beban ini diperhitungkan kalau ada orang yang bekerja di atas gording. Besarnya beban hidup diambil dari PPURG 1987, P = 100 kg.

(17)

Px = P . sinE

= 100 . sin 300 = 50 kg Py = P . cos E

= 100 . cos 300 = 86,6 kg

Momen yang timbul akibat beban terpusat dianggap Continous Beam.

Gambar momen akibat beban berguna

 Momen maksimum akibat beban hidup

Mx 2 = (¼ . Px . l/2) . 80 % = (¼ . 50 . 4/2) . 0,8 = 20 kgm My 2 = (¼ . Py . l) . 80 % = (¼ . 86.6 . 4) . 0,8 = 69,28 kgm 3. Beban Angin

Beban angin diperhitungkan dengan menganggap adanya tekanan   positif (tiup) dan tekanan negatif (hisap), yang bekerja tegak lurus pada  bidang atap. Menurut PPPURG 1987, tekanan tiup harus diambil minimal 25 kg/m2 . Dalam perencanaan ini, besarnya tekanan angin (w) diambil sebesar 50 kg/m2.

(18)

Gambar gaya kerja pada beban angin  K etentuan :

y Koefisien angin tekan ( c ) = (0,02 x E- 0,4) y Koefisien angin hisap ( c¶ ) = - 0,4

y Beban angin kiri (W1) = 50 kg/m2 y Beban angin kanan (W2) = 50 kg/m2 y Kemiringan atap (E) = 300 y Jarak Gording = 2 m  K oefisien Angin y Angin tekan ( c ) = (0,02 . E- 0,4) = (0,02 . 300 - 0,4) = 0,2 y Angin hisap ( c1) = -0,4

y Angin Tekan (wt) = c x W1. (jarak gording)

= 0,2 . 50 . (2) = 20 kg/m

y Angin Hisap (wh) = c1 . W1. (jarak gording)

= -0,4 . 50 . (2) = -40 kg/m

(19)

 Momen maksimum akibat beban angin

Dalam perhitungan diambil harga w (tekan terbesar) W max = 20 Kg/m

W x = 0, karena arah beban angin tegak lurus sumbu batang balok. Jadi momen akibat beban angin adalah :

Akibat Wx = 0 Mx3 = 1/8 . Wx . (I/2)2 . 80 % = 1/8 . 0 . 4/2 . 0,8 = 0 kgm Akibat Wy = 20 My3 = ?1/8 . W . (l)2A. 80% =?1/8 . 20 . (4)2A. 0,8 = 32 kgm

Tabel perhitungan momen

P dan M Atap + Gording (Beban Mati) Beban Orang (Beban Hidup) Angin q, P 30,524 100 20 qx, Px 15,262 50 0 qy, Py 26,434 86.6 20 Mx 6,104 20 0 My 42,294 69,28 32 4. Kombinasi Pembebanan

y Akibat Beban Tetap

M = M Beban Mati + M Beban Hidup Mx = Mx1+ Mx2

= 6,104+ 20

(20)

My = My1+ My2 = 42,294 + 69,28

= 111,574 kgm = 1157,4 kgcm

y Akibat Beban Sementara

M = M Beban Mati + M Beban Hidup + M Beban Angin Mx = Mx1+ Mx2+ Mx3 = 6,104 + 20 + 0 = 26,104 kgm = 2610,4 kgcm My = My1+ My2+ My3 = 42,294 + 69,28 + 32 = 143,574 kgm = 14357,4 kgcm 5. Kontrol Tegangan

y Akibat Beban Mati + Beban Hidup

Wx  M  y y  Mx  ! W DW = 1600 kg/cm2 8 , 37 4 , 1157 82 , 7 2610,4 ! W = 364,429 kg/cm2 DW = 1600 kg/cm2 W = 364,429 kg/cm2   W =1600 kg/cm2 ... OK  y Akibat Beban Mati + Beban Hidup + Beban Angin

Wx  M  y y  Mx  ! W DW = 1600 kg/cm2 8 , 37 4 , 14357 82 , 7 2610,4 ! W = 713,636kg/cm2 DW = 1600 kg/cm2 W = 713,636 kg/cm2   W =1600 kg/cm2 ... OK  6. Kontrol Lendutan :

Lendutan yang diijinkan untuk gording ( pada arah x terdiri 2 wilayah yang ditahan oleh trakstang).

f ijin = 2 400 360 1 2 360 1  !  l  = 0,55 cm

(21)

akibat beban mati+beban hidup f x =  I  y  E  l   P  x  I  y  E  l  q x      4 ( /2)3 48 1 ) 2 / ( 384 5 = 9 , 26 10 1 , 2 48 ) 2 400 ( ) 5 , 0 ( 1 9 , 26 10 , 2 384 ) 2 400 ( ) 15262 , 0 ( 5 6 3 6 4           fx = 0,057 cm < fx izin = 1/300 x 400 = 1,33 cm «««.. OK  f y =  I  x  E  l   Py  I  x  E  l  q y      3 4 ) ( 48 1 ) ( 384 5 = 189 10 . 1 , 2 48 ) 400 ( ) 866 , 0 ( 1 189 10 1 , 2 384 ) 400 ( ) 26434 , 0 ( 5 6 3 6 4           fy = 0,22cm < fy izin = 1,33 cm ... OK  cm  fy  f   x  f  '! 2  2 ! 0,0572 0,222 !0,22

 jadi, gording C100x50 aman untuk digunakan.

Akibat beban angin

f x = 0 = 0 fx = 0, cm < fx izin = 0.55 cm «««.. OK! f y = 189 10 . 1 , 2 ) 2 / 400 ( 20 , 0 384 5 ) 2 / ( 384 5 6 4 4   !    I  x  E  l  w y = 0,01 cm fy = 0,01cm < fy izin = 1,33 cm ... OK  Akibat beban angin+beban hidup+beban mati

f x = 0+0,057 = 0,057 fx = 0,057 cm < fx izin = 1,33 cm «««.. OK! f y =0,22+ 0,01 = 0,21 cm fy = 0,21 cm < fy izin = 1,33 cm ... OK 

(22)

3.1.2 Perhitungan Batang Tarik (Trackstang)

Batang tarik (Trackstang) berfungsi untuk mengurangi lendutan gording   pada arah sumbu x (miring atap) sekaligus untuk mengurangi tegangan

lendutan yang timbul pada arah x. Beban-beban yang dipikul oleh trackstang yaitu beban-beban yang sejajar bidang atap (sumbu x), maka gaya yang bekerja adalah gaya tarik Gx dan Px.

Gx = Berat sendiri gording + penutup atap sepanjang gording arah sumbu x

Px = Beban berguna arah sumbu x P total = Gx + Px = (qx . L) + Px

Karena batang tarik dipasang dua buah, jadi per batang tarik adalah : P = P tot / 2 = (qx . L) + Px)/2 = _(15,262. 4) + 50a/2 = 55,52 kg W =  F n  P  e = 1600 kg/cm2, dimana diambil W = Fn = W  P  = 1600 52 , 55 = 0,0347 cm2 F br  = 125% . Fn = 1,25 . 0,0347 = 0,0433 cm2 F br  = ¼ . T. d2, dimana : 23 , 0 14 , 3 0433 , 0 . 4 . 4 ! ! ! T b  f   d  cm

 Maka batang tarik yang dipakai adalah Ø 6 mm.

3.1.3 Perhitungan Ikatan Angin

Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal ( axial ) tarik saja. Adapun cara kerjanya adalah apabila salah satu ikatan angin bekerja sebagai   batang tarik, maka yang lainnya tidak menahan gaya apa ± apa. Sebaliknya

apabila arah angin berubah, maka secara bergantian batang tersebut bekerja sebagai batang tarik.

 _ 

(23)

 N dicari dengan syarat keseimbangan, sedangkan P = gaya / tekanan angin.

Tg F = 47 , 4 2 = 0,447   F = arc tg 0,447 = 24o6¶18,16´ 7 H = 0, Nx = P N cos F = P  N =  F cos  P  = 71,19 " 16 , 18 ' 6 24 cos 65 o ! 044 , 0 1600 19 , 71 ! ! !  ! W W  F n N   F n  N  cm2 Fbr = 125% . Fn = 1.250,044 = 0,0556 cm2. Fbr = ¼ Td2 d = T  Fb . 4 = 14 . 3 0556 , 0 4 = 0,026 cm. }2,6 mm  Maka ikatan angin yang dipakai adalah Ø 10 mm

(24)

3.2 Desain Portal Gable 4.0  A B C E P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 D P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 F G H I

Gambar  Sk ema Pembebanan Atap Gable

3.3 Perhitungan Portal

Pembebanan gable akibat beban-beban yang dipikul oleh gording Data-data yang diperlukan :

- Jarak antara kuda-kuda = 4 m

- Bentang kuda-kuda = 30 m

- Kemiringan atap = 300

- Dimensi kuda-kuda (dicoba) = IWF400.300.10.16

- Jarak gording = 1,924 m, 1,924:2 = 0,962

- Berat sendiri penutup atap = 11 kg/m2  Beban Yang Dipikul Gable Utama

Beban Mati

1. Akibat Beban Mati ( Dead  Load )

Pembebanan pada Balok Gable akibat beban-beban yang dipikul oleh 1 gording :

a. Berat penutup atap = 11 kg/m2

P = berat penutup atap x jarak gording x jarak antar kuda-kuda

(25)

 b. Berat sendiri gording

P = berat sendiri gording x jarak antar kuda-kuda

= 9,36 kg/m . 4 m = 37,44 kg

c. Berat kuda-kuda (dicoba IWF 400 . 300 . 10. 16) Berat sendiri = 107 kg/m

P = 107 kg/m . (1,924 m) = 207,259 kg

d. Berat ikatan angin (P = 25% P kuda-kuda)

P = 0,25 . 207,259 kg = 51,814 kg

e. Berat alat penyambung (10 % . P kuda-kuda)

P = 0.1 . 207,259 kg = 20,725 kg +

Berat total beban mati (DL) = 401,894 kg 2. Akibat Beban Hidup (Life Load)

Beban Hidup (LL) =100 kg

3. Akibat Beban Angin (Wind Load)

A = Luas bidang kontak  Koefesien angin (C) Tekanan Angin = 50 kg/m Angin tekan (Wtk ) = 47,68 kg/m Angin hisap (Whs) = -95,36 kg/m Pwxtk = Pw sinE = 50 . sin 300 = 25 kg Pwytk = Pw cosE = 50 . cos 300 = 43,30 kg Pwxhs = Pw sin E = -95,36 . sin 300 = -47,68 kg Pwyhs = Pw cos E = -95,36 . cos 300 = -82,58 kg Untuk kombinasi pembebanan kombinasi I (1,2DL + 1,6LL) dan

kombinasi II (1,2DL + 1,6LL + 0,8WL) di hitung didalam program SAP 2000 v.9.

(26)

Untuk mencari momen, gaya lintang dan gaya normal yang terjadi pada Gable Utama ini digunakan program SA P 2000 versi 9. Hasil dari gaya-gaya dalam dan

reaksi perletakan dari Gable Utama adalah sebagai berikut :

 RencanaAtap padaSA P 

Input Pembebanan Pada SAP

(27)

 P embebanan Akibat  Beban Hidup

(28)

Pembebanan AkibatCrane

(29)

Pembebanan Axial

Pembebanan Momen 3-3

3.3.1 Desain Balok Gable Utama

(30)

h = 300 mm F = 136 cm2

t b = 10 mm Ix = 38700 cm4

ts = 16 mm Iy = 7210cm4

ix = 16,9 cm Wx= 1980 cm3

iy = 7,28 cm Wy = 481 cm3

Kontrol balok terhadap Momen Tahanan

Dari bantuan program struktur analisis program pada kombinasi 4 di dapat momen sebesar  16969,309kgm = 1696930,9 kgcm 581 , 1060 1600 9 , 1696930 ! ! ! W mak  s  x  M  W  W  1980 cm3 tabel   x ! e .... OK 

 K esimpulan : Baja  pr o fil  I W  F  400.300.10.16  memenuhi  syarat  momen tahanan,

dengan demik ian dapat  digunaan  sebagai bal ok  pada  portal  gable

utama.

 Kontr ol terhadapeganganLentur  yang terjadi :

2 2 2 / 1600 / 035 , 857 1980 9 , 1696930 / 1600 cm k  g  cm k  g  cm k  g  W   M   x mak  s ! e ! ! ! e ! W W W

 K esimpulan: Baja pr o fil W  F 400.300.10.16 memenuhi syarat  tegangan lentur, dengan demik ian dapat  digunaan sebagai bal ok  pada gable utama.

(31)

Kontrol terhadap Tegangan Geser yang terjadi :

200

300 12

8

Gambar   Penampang Baja pr o fil W  F 400.300.10.16 

o Cek profil berubah bentuk atau tidak : -ts h e 75 16 , 0 3 e 75 18,75e 75 «««. Ok!!! -h l  u ts b  25 , 1 30 200 u 16 , 0 40 25 , 1  6,666 u 31,25 «««« Tidak Ok!!!

Jadi, pada penampang terjadi perubahan bentuk ( PPBBI 1984 pasal 5.1(1) )

- Terhadap bahaya lipatan KIP.

!   !  (30 2.0,16) 6 1 ) 2 ( 6 1 ts h 4,9466 mm =0,494 cm 1 1 Garis N etral 

(32)

Luas yang diarsir = (1,2 x 20) + (0,8 x 4,5) = 27,6 cm2 iy = ! 6 , 27 096 , 400 3,81 cm P = iy  Lk 

dengan L panjang batang = 1155 cm

Dimana Lk jarak antara titik-titik sokong lateral = 192.5 cm

P = ! 81 , 3 5 . 192 50,52 =51  [= 1.25 [= 1.25 tabel 3 hal 15 PPBBG

- Syarat Berubah Bentuk 

W W [ e  KI  P  !  !  !  ! 2 2 2 2 2 2 ) 81 , 3 1155 ( 2100000 14 . 3 ) ( iy  L  E   y  E   KI  P  T P T W 225,30 kg/cm2 W W [ KI  e  P  1.25 x 225,30 = 281,625 kg/cm 2< W !1600kg/cm2

Jadi balok IWF 400.300.10.16aman dan tidak mengalami tegangan KIP.

e. Kontrol Terhadap Tegangan Geser yang Terjadi

 I  x t  Sx  D b. . ! X D = 1414,83 kg

Tegangan geser yang diijinkan : 0,6. 0,6.1600 960 / 2 cm k  g  ! ! ! W X Sx = Ix/(0,5 x h) = 11300/(0,5 x 29,4) = 768,71 cm   11300 8 . 0 71 , 768 . 83 , 1414  ! X = 139,47 kg/cm2 e 960 kg/cm2 .«««««. Ok !!!

Jadi balok aman terhadap tegangan geser 

(33)

q = 56,8 kg/m = 0,568 kg/cm2 fx =  I  x  E  l  q    4 384 5 = 11300 10 1 . 2 6 , 925 568 , 0 384 5 6 4     = 0,23 cm f maks = 925,6 250 1 250 1  !  L = 3,7024 cm fx = 0,23 cm ef maks= 3,7024 cm ... Ok!!!

@Balok aman terhadap lendutan

Perencanaan Dimensi Batang 1 dan 4 (Batang Tekan)

Dari hasil analisa SAP didapatkan Pu untuk kolom sebesar 38720,02 kg +25000 kg = 63720,02 kg

1. Batasan parameter kelangsingan batang tekan harus memenuhi persamaan berikut :

Dimana nilai kc pada kolom dengan asumsi ujung jepit  sendi = 0,7 Tinggi kolom = 4,0 m = 400 cm Lk = 0,7 x 400 cm = 280 cm 280  L  K  L = L K  L = L/2  L/4  L/4  L 0 ,7  L  L  K = 1,0 (a)  K = 0,7 (c)  K = 0,5 (b)  K  L = L K  L = L/2  L/4  L/4  L 0 ,7  L  L  K = 1,0 (a)  K = 0,7 (c)  K = 0,5 (b)

(34)

2. Mencari luas bruto minimum : Min  fy  Pu  A g  . . J [ ! ; dimana J = 0,85

Nilai  berdasarkan nilai  :

6 10 . 1 , 2 2400 4 , 1 280 1 min 1  x  E   fy r   Lk   x c T T P ! ! = 2,15

Karena c > 1,2 maka nilai  = 1,25 c2= 1,25 (2,15)2 = 5,778

Maka nilai Ag = 2400 . 85 , 0 ) 778 , 5 .( 02 , 63720 = 180,477 cm2

Coba pilih profil IWF400.300.10.26 Data Profil :   b = 400 mm w = 107 kg/m h = 300 mm F = 136 cm2 t b = 10 mm Ix = 38700 cm4 ts = 16 mm Iy = 7210cm4 ix = 16,9 cm Wx= 1980 cm3 iy = 7,28 cm Wy = 481 cm3 Kontrolpenampang :

1. Chek kelangsingan penampang a) Pelat sayap  p P P  5 , 12 16 200 ! ! ! tf   b P 44 , 108 240 1680 1680 ! ! !  fy  p P  = 12,5 < p = 108,44 .O

(35)

b) Pelat badan  p P P  66 , 16 24 400 ! ! ! tw h P 44 , 108 240 1680 1680 ! ! !  fy  p P  = 16,66 < p = 108,44 .O

2. Kuat tekan rencana kolom, J Pn

J Pn = 0,85 . Ag .Fy = 0,85 . 254,9 . 2400 = 519996 kg 2 , 0 e  Pn  Pu J = 519996 0,12 0,2 63720,02 e

! ,maka digunakan persamaan :

0 , 1 2  b M n x e  M u x  Pn  Pu J J

3. Kuat lentur rencana kolom, J Mnx

Diperoleh nilai Mmax = 16969,31 kgm (hasil output SAP) Mnx = Fy . Zx = 2400 . (3840) = 9216000 kgcm = 92160 kgm 4. Rasio tegangan total

0 , 1 2  b M n x e  M u x  Pn  Pu J J 0 , 1 ) 92160 .( 9 , 0 31 , 16969 ) 519996 .( 2 02 , 63720 e  0,265 < 1,0O

Jadi kolom IWF400 x 300 x 10 x 16 kuat menerima beban dan memenuhi

syarat.

(36)

Kapasitas Crane = 25 ton

Berat Sendiri Crane = 30 ton

Berat takel = 2 ton

Jarak bersih dihitung dari sisi atas rel ke puncak kolom = 1 m Berat sendiri rel (ditaksir) = 30 kg/m

Jarak roda-roda Crane = 2 m

Jarak bersih dari permukaan lur kolom ke rel = 2,25 cm Jarak minimum lokasi takel terhadap rel = 1 m

RA = ½ (30) + 17 (28,55/29,55)

RA = 31,424 ton dipikul 2 roda tekan, masing ± masing 15,712 ton  b. Sekarang Tinjau Balok Crane Bentang 4 meter 

Agar diperoleh momen maksimum, maka anatra resultante gaya 2 roda merupakan lokasi as balok tersebut

RA = = 15,712 ton

RB = 31,424 ± 15,712 = 15,712 ton Momen maksimun yang terjadi : Dititik b = 15,712(2-0,5-1) = 7,856 tm Dititik a = 15,712(2-1) = 15,712 tm Momen maksimum = 15,712 tm Koefisien kejut = 1,15 (PPI 1983)

Momen maksimum pada balok crane akibat beban hidup = 1,15(15,712) = 18,068 tm

c. Akibat Beban Mati

Berat sendiri rel + berat sendiri balok crane = 30 + 150 = 180 kg/m M = (180)(4) = 90 kgm = 0,09 tm

(37)

d. Reaksi Maksimum Balok Crane

Terjadi jika salah satu roda crane tepat pada perletakkan balok  tersebut,

Berat sendiri rel + berat sendiri balok crane = 180 kg/m e. Akibat Beban Hidup Crane

RA = 15,712 + 15,712 (4-2)/4) = 23,568 ton

Koefisien kejut = 1,15, maka RA = 1,15(23,568) ton = 27,103 ton Akibat beban sendiri rel + balok crane

RA = 0,5(0,18)(4) = 0,36 ton

Jadi, RA = 27,103 + 0,36 = 27,463 ton f. Gaya Rem Melintang ( Lateral  Force)

Biasanya 1/15 (beban kapasitas crane + berat takel) untuk : lintasan dimana ada 2 roda

Beban lateral per roda = 0.5* (25+2) = 0,9 ton

Kita sudah tahu bahwa akibat beban roda 15,712 ton, momen maksimum yang bekerja pada balok crane = 15,712 tm

Jadi akibat 0,9 ton, momen = (0,9/15,712)15,712 =0,9 tm g. Menentukan Profil Balok Crane

Mutu baja C 100 x 50

Momen maksimum yang dipikul = 18,518 tm Wx =  = 1157,375 cm3

Coba IWF 400.300.10.16, dimana W10x = 1190 cm3.

Dikombinasikan dengan memakai profil kanal St 37, yang diikatkan  pada flens IWF.

(38)

 Data ± data profil : IWF400.300. 10.16   b = 400 mm w = 107 kg/m h = 300 mm F = 136 cm2 t b = 10 mm Ix = 38700 cm4 ts = 16 mm Iy = 7210cm4 ix = 16,9 cm Wx= 1980 cm3 iy = 7,28 cm Wy = 481 cm3 C240.85.13.6,5. h = 240 mm ht = 184 mm Wx = 300 cm3   b = 85 mm A = 42,3 cm2 Wy = 39,6 cm3 d = 9,5 mm q = 16,0 kg/m ix = 9,22 cm ri = 6,5 mm Ix = 3600 cm4 iy = 2,42 cm s = 22,3 mm Iy = 248 cm4

h. Tentukan Garis Berat Penampang Gabungan Berjarak y dari serat atas :

y = = 14.6707 cm

Ix = 28700 + (83.4)(18.5+0.85-14.6707)2+ 1910 +(32.2)(14.6707-2.01)2

= 28700 + 1826.1138 + 1910 + 5161.4451 = 37597.5589 cm4

Cek kembali terhadap momen maksimum : atas=   = 785.5884 kg/cm 2 tekan=   = 1650.5161 kg/cm 2

i. Pengecekan Tegangan Akibat Beban Lateral

Iy = Ixkanal+ Iyflens tertekan dari IWF dimana Iyflenstekan IWF diambil ½

(39)

= 2700 cm4

Momen maksimal lateral = 0.6859 tm tekan=



 = 254.037 kg/cm 2

tekan total = 254.037 + 785.5884 = 1039.6254 kg/cm2  j. Mencari Tegangan Izin KIP dari Balok Crane

Karena akibat beban lateral tersebut, balok crane mengalami KIP cr = 1.0363x107  (1+0.156   ) 0.5+ k  2   Dimana :

Iy = inersia penampang total terhadap sumbu y = 2690 + 1580 = 4270 cm4

H = jarak titik berat flens tekan (terdiri dari kanal + flens IWF) terhadap titik berat flens tarik 

Mencari titik berat flens tekan: y = 

 =

= 1.3595 cm

Jarak titik berat flens tekan kef lens tarik = (44.6+0.85-( )-40) = 4.85 cm

k. Tentukan Konstanta Torsi J =  b t3

Dimana :

 b = ukuran terbesar dari penampang persegi t = ukuran terkecil dari penampang persegi untuk :

(40)

  badan kanal =20(0.85)3 = 4.0942 cm4

flens kanal = (7.5-0.85)(1.15)3. 2 = 6.7425 cm4 maka, J = 40.9636 cm4

 M enentuan harga2 dari table

n =   = = 0.6 k 2= 0.7, jadi cr  = 1.0363x107  (1+0.156   ) 0.5+ 0.7   = 75.9448 + 36.4524 = 112.3972 kg/cm2

Mutu baja yang digunakan gunakan St.37, y= 2400 kg/cm2 cr < ½ y««««. OK!!!!

l. Gaya Rem Memanjang

Besarnya 1/7 reaksi maksimum yang terjadi pada masing-masing roda = 1/7 (5.8833)

= 0.8405 ton. Gaya ini bekerja pada rel.

Jika tinggi rel = 7.5 cm maka momen memanjang = 0.8405(7.5 + 14.6707) = 18.6345 tcm.

Tegangan yang terjadi :

 =  +

= 7.2708 + 7.2713 = 14.5421 kg/cm2 Sangat kecil jadi diizinkan

m. Menentukan Hubungan Profil IWF dan Kanal Gaya lintang maksimum yang bekerja = 13.45 ton

X. b =  I  x Sx  D . . Sx = 32.2(14.6707-2.14) = 403.4885 cm3

(41)

Flens IWF dan kanal =  = 144.3424 kg/cm

Untuk sepanjang 1200 cm, gaya geser horizontal = 144.3424 * 800 = 115473.92 kg Dipikul oleh baut (pakai baut hitam mutu 4.6) M16

 Ngeser 1 irisan = ¼ (1.2)20.6.1600 = 1085.7344 kg  Ntumpuan = 1.7*0.9*1600*1.5 = 3672 kg

Jumlah baut = = 106.3556 pakai 2 x 60

Cek jarak baut : maksimum = 7d = 7 * 1.6 = 11.2 cm, pakai 10 cm Jadi jumlah baut satu baris =  = 120 buah

Jadi, pakai 2 baris baut M16 jarak satu sama lain = 10 cm

n. Merencanakan Konsol

Reaksi balok crane pada lokasi konsol akan maksimum jika salah satu roda tepat berada di perletakkan tersebut.

RB = 5.8833 + 4.8/12(5.8833) = 8.2366 ton Koef kejut = 1.15

Jadi akibat beban crane

RB = 1.15 * 8.2366 = 9.4721 ton Akibat beban rel = 30 * 12 = 360 kg

Akibat balok crane (terdiri atas profil kanal C20+ IWF450.200.8.12) = (25.3 + 66.2)*12 = 1098 kg

Rtotal = 9.4721 + 0.36 + 1.098 = 10.9301 ton M = 10.9301 * 0.25 = 2.7325 tm

Pada lokasi gaya, bekerja tegangan geser   =    = 0.6 ijin A badan=    = 11.3855 cm 2 Coba IWF 200.100.4,5.7

(42)

Panjang konsol ambil 25 + 20 = 45 cm,

Tinggi IWF potongan pada sisi luar kolom =  = 22.5 cm, pakai

 baut HTB 16 mm, jarak baut diambil 7d = 112 mm, ambil 100mm Kt baut no 1 =      = 2400 kg (dipikul 2 baut)

ebelumnya ebih bai peri sa terlebih dahulu I W  F  k onsol tepat di

 sebelahanan sediit dari luar k oom.

M = 2.7325 tm D = 10.9301 ton

Cek penampang sedikit sebelah kanan permukaan luar kolom. Data ± data : Ix = 1580 cm4 A = 23.18 cm2 y =   =  = 20.938 cm Ix = 1580 + (23.18)(20.938-10)2 +   + 0.45(21.25)(20 + 21.25 - 20.938 ±  )2+  + 10 (0.7)(20+21.25 ± 0.55)2 = 1580 + 2773.2516 + 320.709 + 25080.2512 + 0.2858 + 11595.43 = 41349.9276 cm4 atas=      = 121.5267 kg/cm 2

untuk geser, anggap hanya dipikul beban

 =   = 609.5135 kg/cm 2  < 0.6 ijin= 960 kg/cm2««««.. OK!!! i = (3002+3*609.51352)0.5 =1097.5063 kg/cm2< 1600 kg/cm2 «« OK!!! o. Perhitungan Baut

(43)

tr = 

  = 597 kg/cm2 < 44ksi (3080)«..OK!!!

Gaya tarik awal T untuk 16 mm tipe A325 = 85 KN = 85000/9.8 = 8673.5 kg, tegangan geser izin (akibat gabungan tarik + tekan) ijin= Fv(1 ± 

 ), dimana Fv = 15ksi = 1050 kg/cm

2

= 1050 (1 ± ) = 953 kg/cm2

Jumlah baut = 10 buah, gaya geser = 10.9301 ton  =



= 543.6186 kg/cm2< 960 kg/cm2 «..OK!!!!

3.5 Perhitungan Base Plat/Perhitungan Kolom

Gaya Normal dan gaya lintang yang terjadi pada kolom setelah dibebani Crane adalah :

DA = 2756.7884 kg + 4053.5238 kg (beban setela Crane) = 6810.3122 kg  NA = 1271.3809 kg + 1184.9 kg = (beban setelah Crane) = 2456.2809 kg

Mmax = 6621.39 kgm = 662139 kgcm

Ukuran Base Plate ditaksir 35 cm x 25 cm dan tenat 10mm = 1cm Kontrol tegangan yang timbul :

b =   < bijin = 225 kg/cm 2 F = a.b =35 . 25 = 875 cm2 Wu =. a2. b =. 352 . 25 = 5104.167 cm3 b =     = 2.8072 + 129.7252 = 132.5324 kg/cm2 < 225 kg/cm2««« AMAN!!!!  Angker  Baut 

Angker yang digunakan sebanyak 4 buah

Akibat beban Gaya geser, tiap baut memikul beban

(44)

    W     F    2    0    0 .    2    0    0 .    1    2 .    1    2 = 2.25 cm = 22.5 mm Ambil baut 16  sebanyak 4buah

Fgs = 4 . ¼ .  . d2

= 4 . ¼ .  . 1.62= 8.0425 cm2 Kontrol tegangan yang terjadi

 =    =  = 211.6982 kg/cm 2 < 960 kg/cm2«««..AMAN!!!!!

PERHITUNGAN SAMBUNGAN BAUT DAN LAS

1. Perhitungan Sambungan Baut dan Las di Titik 2 atau 4

Diketahui : Vu = 1963,791 kg Tu = 2892,37 kg

Vu

(45)

1. Menentukan UkuranBase Plate :

Wbeton = V/Fb< W b

Dimana ;

Wbeton = fc = 25 Mpa = 250 kg/cm2

Fb = a. b

a = lebar sayap kolom + 2tsk  a = 200 + 2 . 12 = 224 mm = 22,4 cm maka ; b b a V  !W . a . b = b V  W = 250 791 , 1963 = 7,8 cm2 b = 7,8 / 22,4 = 0,34 cm nilai b diambil = 26,6 cm

Jadi ukuran base plate yang digunakan adalah 26,6 x 22,4 cm2

2. Kontrol tegangan

Wbeton = V/F < fy

= 2454,9 / (26,6 x 22,4)

= 4,12 kg/cm2< fy = 1600 kg/cm2O

Karena baut tidak menerima gaya tarik dan tekan, maka tegangan tekan dan tarik yang bekerja dipikul oleh beton sehingga bout angkur yang tidak diperhitungkan dan diambil  22 mm yang terangkur ke dalam beton.

Menentukan jumlah bout :

n = buah d   H   F   H  A  A 0.475 1600 . ) 2 , 2 .( 14 , 3 . 4 / 1 37 , 2892 . 4 / 1 . ! 2X ! 2 ! T X

untuk kestabilan jumlah bout diambil kiri dan kanan sebanyak 2 buah 3. Kontrol terhadap Geser PadaBout Angkur

(46)

X = 380,63 2 . ) 2 , 2 .( 14 , 3 . 4 / 1 37 , 2892 2 ! kg/cm 2 X = 380,63 kg/cm2< W = 0,6 . 1600 = 960 kg/cm2 .OK 

Jadi, konstruksi ini aman digunakan.

a. Perhitungan Sambungan dengan Bout di Titik 3 atau 5

M = 3389,17 kgm D = 1479,08 kg Digunakan bout 22 mm = 2,2 cm Syarat Bout : S1 = 1,5 d - 3d = (1,5 . 2,2) - (3 . 2,2) = 3,3 - 6,6 cm 4 cm S2 = 2,5 d ¬ 7d = (2,5 . 2,2) ¬ (7 . 2,2) = 5,5 ¬ 15,4 cm 14 cm

Dicoba digunakan bout 4 x 4 buah

L1= 4 cm L12 = 16 cm L2= 16 cm L22 = 256 cm L3= 30 cm L32 = 900 cm L4= 44 cm L42 = 1936 cm L5= 48 cm L52 = 2304 cm + L2 = 5396 cm

Gaya bout yang paling besar berada pada bout paling bawah :

N = k  g   L  L  M  82 , 3014 5396 48 . 338917 . 2 5 ! ! 7

Karena bout dipasang berpasangan maka tiap bout menerima gaya : P = ¼ N = ¼ . 3014,82 kg = 753,707 kg

Kontrol Tegangan yang timbul :

y Kontrol Tegangan Axial Akibat Momen ;

Waxial = 2 2 0,7.1600 1120 / . . 4 / 1 d  k  g  cm  P  ! ! eW T = 2 198,37 / 2 1120 / 2 2 , 2 . . 4 / 1 707 , 753 cm k  g  cm k  g  e ! ! T ... OK 

(47)

y Kontrol Terhadap geser :

Gaya baut P = 1479,08 kg, maka tiap bout menerima gaya sebesar : P = 1479,08 / 20 = 73,95 kg X = 2 2 0,6.1600 960 / . . 4 / 1 d  k  g  cm  P  ! ! e W T = 2 19,46 0,6.1600 960 / 2 2 , 2 . 14 , 3 . 4 / 1 95 , 73 cm k  g  ! ! e ! W ...OK 

y Kontrol Tegangan Idiil :

Wi = 2 2 2 2 ) 46 , 19 .( 56 , 1 37 , 198 56 , 1 !   X Wtr  = 313,73 kg/cm2 <W i = 1600 kg/cm2 .OK 

b. Perhitungan Sambungan dengan Las di titik 2 dan 4

D = 1479,08 kg N = 2506,36 kg

Tebal las (a) = 0,5 cm = 5 mm Panjang las (Lbr) = 20 cm

( berdasarkan PPBBI 1984 pasal 8.5.(3.3) , bahwa panjang netto las tidak  boleh lebih dari 40 x tebal las = 40 . 0,5 cm = 20 cm )

Ln = Lbr  3a = 20  3. (0,5) = 18,5 cm  20 cm . OK 

Fgs = Ln . a = 18,5 . (0,5) = 9,25 cm2

Karena beban ditahan oleh las kiri dan las kanan, maka : P1= P2= ½ P = ½ . 1479,08 = 739,54 kg

N1= N2= ½ N = ½ . 2506,36 = 1253,18 kg

Kontrol Tegangan yang Timbul :

y Kontrol terhadap Tegangan Geser :

! ! ! 25 , 9 54 , 739  F  gs  P  X 79,95 kg/ cm2 e X = 960 kg/ cm2.. OK  y Kontrol terhadap Tegangan Tarik :

(48)

Wtr = 135,47 25 , 9 18 , 1253 ! kg/ cm2 e W tr = 1120 kg/cm2  OK  y Kontrol terhadap Tegangan Idiil :

Wi = 2 2 3X W  tr  = 135,47 3(79,95 ) 2 2 = 193,72 kg/ cm2 e W i = 1600 kg/ cm2 OK      W     F    2    0    0 .    2    0    0 .    1    2 .    1    2

Gambar. Sketsa sambungan titik 2 2. Perhitungan Sambungan Baut dan Las di Titik 3 a. Perhitungan Sambungan dengan Baut di titik 3

(49)

D = 1075,41kg Digunakan bout 22 mm = 2,2 cm Syarat Bout : S1 = 1,5 d - 3d = (1,5 . 2,2) - (3 . 2,2) = 3,3 - 6,6 cm 4 cm S2 = 2,5 d ¬ 7d = (2,5 . 2,2) ¬ (7 . 2,2) = 5,5 ¬ 15,4 cm 14 cm

Dicoba digunakan baut 4 x 5 buah L1= 4 cm  L12 = 16 cm L2= 16 cm  L22 = 256 cm L3= 30 cm  L12 = 900 cm L4= 44 cm  L42 = 1936 cm L5= 58 cm  L52 = 3364 cm L6= 62 cm  L62 = 3844 cm + 7 L2 = 10300 cm

Gaya baut terbesar terdapat pada baut paling bawah :

N = k  g   L  L  M  1 , 2467 10300 58 . 438123 . 2 5 ! ! 7

Karena momen di titik 3 saling berlawanan arah, maka bout no.6 memikul gaya tarik akibat momen tersebut, sebagai titik putar diambil bout nomor 1.

P = ¼ N = ¼ . 2467,1 = 616,77 kg Kontrol tegangan yang timbul :

y Kontrol tegangan axial akibat momen :

Waxial = 2 2 0,7.1600 1120 / . . 4 / 1 d  k  g  cm  P  ! ! eW T = 2 162,33 / 2 1120 / 2 2 , 2 . . 4 / 1 77 , 616 cm k  g  cm k  g  e ! ! T ...OK 

(50)

X = 2 2 0,6.1600 960 / . . 4 / 1 cm k  g  d   P  ! ! e W T = 2 13,47 0,6.1600 960 / 2 2 , 2 . 14 , 3 . 4 / 1 21 , 51 cm k  g  ! ! e ! W ...OK 

y Kontrol Tegangan Idiil :

Wi = W 2 1,56X2 tr  = 2 2 1,56.(13,47) 33 , 162  = 163,19 kg/cm2 e W i = 1600 kg/cm2 OK 

b. Perhitungan Sambungan Las di Titik 3

D = 1075,41 kg N = 2892,37 kg Tebal las (a) = 0,5 cm Panjang Las (Lbr) = 20 cm

( berdasarkan PPBBI 1984 pasal 8.5.(3.3) , bahwa panjang netto las tidak  boleh lebih dari 40 x tebal las = 40 . 0,5 cm = 20 cm )

Ln = Lbr  3a = 20  3. (0,5) = 18,5 cm  20 cm . OK 

Fgs = Ln . a = 18,5 . (0,5) = 9,25 cm2

Beban ditahan oleh las kiri dan las kanan, sehingga : P1= P2= ½ P = ½ . 1075,41 = 537,70 kg

N1= N2= ½ N = ½ . 2892,37 = 1446,18 kg

Kontrol Tegangan yang Timbul :

y Kontrol Tehadap Tegangan Geser :

! ! ! 25 , 9 70 , 537  F  gs  P  X 58,12 kg/cm2< W = 0,6 . 1600 = 960 kg/cm2.OK  y Kontrol Terhadap Tegangan Tarik :

25 , 9 18 , 1446 ! ! br  tr   F   N  W = 156,34 kg/cm2e W = 1120 kg/cm2.. OK  y Kontrol Terhadap Tegangan Idiil :

Wi = 2 2 3X W  tr  = 2 2 ) 12 , 58 ( 3 34 , 156 

(51)

= 185,94 kg/cm2 e W = 1600 kg/cm2 .

 OK 

jadi, penggunaan alat sambung bout dan las memenuhi syarat perhitungan dan aman.

3.6 Perhitungan Pondasi

Sebagai data awal dari penyelidikan tanah, dari data sondir yang sudah diketahui diperoleh data sebagai berikut :

Kedalaman = 1.3 m  Nilai Conus = 25 kg/cm2

 = 0 ( sudut gesek dalam tanah )  = 20 KN/m3( berat volume tanah ) C = 40 KN/m3(kohesi )

(52)

 Nc = 5,41  Nq = 1  N = 0

Perhitungan kapasitas daya dukung

Reaksi horizontal = 4242,33 kg = 42,423 KN

Reaksi vertikal = 34628,59 kg = 346,28 KN, 14887kg = 148,87 KN Momen = 9554,8 kg.m = 95,548 KN

 Perhitungan daya duk ung tanah

Direncanakan kedalaman tanah D = 1,3 m BebanVertikal total Pv

= reaksi vertikal + berat kolom ( 175/175 ± 5,3 meter ) = 346,28 + 0,175. 0,175. 5,3 ( 16 ) = 348,87 KN

Sudut  arah gaya yang di bentuk Pv dan reaksi horicontal ( RH ) dari pondasi :

! ¼½ » ¬-« !   R H   P v tan E 380 423 , 42 87 , 348 tan ¼ ! ½ » ¬ -« 

y Daya dukung pondasi adalah:

t

=



 dimana qc = tekanan ujung konus ( kg/cm

2) SF = safety factor ( diambil = 0,5 )

t=



 = 5 kg/cm

2

 Ny = 

 Ny = factor daya dukung tanah

= 

 = 3,125 MPa = 31,25 kg/cm

2

y Daya dukung untuk taksiran sebesar 25 mm menurut Mayer Hoff 

qa = 



=



 = 104,17 kg/cm

(53)

B =    =    = 9,57 cm2 =0,95 m  1 m Diambil dimensi B = 1,4 m

Mengingat banyaknya parameter perhitungan untuk mendesain suatu pondasi maka untuk perhitungan di tentukan terlebih dahulu dimensi pondasi bujur  sangkar yaitu : B x B = 1,5 m x 1,5 m Luas pondasi = 1,5 x 1,5 = 2,25 m2 Sc = 1 + 0,2 B¶/B tg2( 45 +/2 ) =1 + 0,2 .0,98. tg2( 45 + 0/ 2 ) = 1,197 Sq = 1 86 , 0 5 , 1 3 , 1 ! !  B  D Dc = 1 + 0,2 D/B¶ Tg2(45+/2) = 1 + 0,2 . 1,02 tg2( 45 + 0/2 ) = 1,2 Dq = 1 Ic = iq = 1 ± /90 = 1 ± 0,75 / 90 = 0,99 Po = D  = 1,4 x 20 = 28

Kapasitas daya dukung tanah , dengan N = 0 qu = Sc.dc.ic.c.Nc + Dq . dq . iq .Po. Nq

= 1,197 .1,20 . 0,99 .40 . 5,41 + 1.1. 0,99 . 24 . 1 = 320,09

qun = qu ± D  = 320,09 ± 24 = 292,09

dengan menggunakan angka keamanan = 3, maka q safe = qun/3 = 292,09/ 3 = 97,36

(54)

Dimensionering pondasi

Fc¶ = 20 Mpa

Tebal pondasi direncanakan setebal = 200 mm

D = h ± (1/2 tul pokok + degging ) = 200 ± ( ½ 20 +60 ) = 130 mm = 0,13 m Dimensi rencana dipakai bujursangkar B = 1,5 m

Stabilitas pondasi

Keliling kritis bo = 2 (( 0,3 + 0,13/2 ) + ( 0,4 + 0,13/2 )) = 1,66 m Luas kritis = ( 0,3 + 0,13/2 ) . (0,4 + 0,13/2 ) = 0,17 m 2

Luas pondasi = 1,5 x 1,5 = 2,25 m2

Luas yang terbebani geser = 2,25 ± 0,17 = 2,08

Gaya geser Vu = q safe . luas yang terbebani geser = 97,36 . 2,08 = 202,5 Vc = 4 ¥fc¶ . bo . d = 4¥20 . 1,66 . 0,13(1000) = 4316

Vu =202,5 KN   Vc =0,6 . 4316 = 2589,6 KN...OK 

Untuk geser pons cukup diantisipasi oleh kapasitas beton saja Kontrol geser satu arah

(55)

t = 0,2m 1,5 m

Daerah pembebanan geser satu arah

1,5 m

470 130 300

Panjang pembebanan geser = 0,13 0,42m

2 3 , 0 4 , 1 ! ¼ ½ » ¬ -« 

Gaya geser Vu = q safe . 1,4 . 0,42 = 97,36 . 1,4 . 0,42 = 57,248 Vc = 1/6 ¥Fc¶ . bw. D = 1/6 ¥20. 1,4 . 0,13(1000) = 151,67

(56)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

1. Deskripsi

i. Type Konstruksi : Portal rectangular gable ii. Bahan penutup atap : Seng Gelombang iii. Jarak portal : 4 m

iv. Panjang bentang : 30 m

v. Tinggi kolom : 4 m

vi. Kemiringan atap () : 300

vii. Berat Crane : 25 ton viii. Alat sambung : Las dan baut

ix. Pondasi : Telapak beton

2. Pembebanan

i. Beban mati

a. Berat sendiri atap : 84,656kg  b. Berat sendiri gording : 3,44 kg

c. Berat sendiri balok : 207,29 kg d. Berat alat sambung : 20,725 kg

ii. Beban hidup : 100 kg

iii. Tekanan angin : 51,814 kg/m a. Angin tekan : 47,68 kg  b. Angin hisap : -95,36 kg

3. Dimensi Portal

i. Dimensi gording : profil kanal C100x50

ii. Dimensi batang tarik (track  stang ) :  6mm

iii. Dimensi ikatan angin :  10mm

iv. Dimensi balok gable : profil IWF400 . 300 . 10 . 16

v. Dimensi kolom gable : profil I W  F 400 x 300 x 20 x 16 

vi. Dimensi base plate : 35 cm x 25 cm dan tenat 10mm

vii. Dimensi pondasi

a. Mutu beton/baja : f¶c = 20 Mpa

 b. Dimensi Pondasi bujur sangkar : BxB =1,5 x1,5m

4. Sambungan Baut dan Las

i. Jenis Las : las sejajar  ii. Tebal Las Maximum : 0,4 mm

(57)

iii. Sambungan di titik A

a. Dimensi Baut :  22mm  b. Banyak Baut : 4x4 baut iv. Sambungan di titik B

a. Dimensi Baut :  22mm  b. Banyak Baut : 4x4 baut

4.2 Saran dan Kritik 

Diharapkan buat kedepannya dalam pemasangan konstruksi rangka kuda-kuda yang terbuat dari baja, harus diperhatikan perhitungannya lebih teliti dan   bahan yang akan digunakan dalam pembuatan kontruksi kuda-kuda harus lebih

teliti juga, bukan sekedar ekonomis tapi tidak memperhatikan mutu, tetapi antara ekonomis dan kualitas haruslah sejalan.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

http;//www.wikipediaindonesia/baja

www.google.compekerjaan konstruksi rangka atap

Departemen Pendidikan Nasional. 2003,  K uriulum 2004 ,  K erang a Dasar :

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Gambar

Gambar gaya kerja pada gording
Gambar gaya kerja pada beban hidup atau beban berguna  Momen maksimum akibat beban mati :
Gambar momen akibat beban berguna
Gambar gaya kerja pada beban angin
+2

Referensi

Dokumen terkait

Cara pengelasan baja paduan karbon rendah adalah sama dengan cara yang diterapkan pada baja karbon murni.Semua proses las busur bisa digunakan untuk mengelas baja

Mineralisasi logam dasar dan logam besi dan paduan besi yang ditemukan di daerah penyelidikan.. umumnya bersumber dari batuan metamorf, ultrabasa dan

Bila besi tuang, sebagai pengganti baja karbon, dicampur dengan logam lainnya maka produk yang dihasilkan disebut besi tuang campuran (alloy cast iron). Walaupun bodi

Dalam hal las logam berbeda antara baja karbon dengan baja tahan karat, komposisi tiap logam dasar dan logam las dapat digunakan untuk memprediksi struktur mikro

Tiga belas contoh sedimen permukaan dasar laut yang dianalisis logam berat menujukkan kadar unsur logam besi yang terdapat pada contoh sedimen tersebut cukup tinggi berkisar antara

Plastik merupakan sintetik polimer karbon dengan banyak manfaat penggunaan.Karbon dapat membentuk alloy atau paduan logam dengan besi yang membentuk baja.Karbon

Bila besi tuang, sebagai pengganti baja karbon, dicampur dengan logam lainnya maka produk yang dihasilkan disebut besi tuang campuran (alloy cast iron). Walaupun bodi

ledeburit, terdiri sejumlah karbon dan unsure- unsur pembentuk karbit Cr, W, Mn, Ti, Zr Penggunaan Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya, baja paduan diklasifikasikan : ● Baja