• Tidak ada hasil yang ditemukan

9012_isi Makalah Asiditas Dan Alkalinitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "9012_isi Makalah Asiditas Dan Alkalinitas"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahNya kepada kita, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah “Asiditas dan Alkalinitas“.

Makalah ini merupakan salah satu nilai bagi kelompok kami dalam mata kuliah Kimia Lingkungan 2. Kami berharap makalah kami dapat memberi informasi bagi dosen kami maupun pembaca lainnya untuk mengetahui informasi tentang “Asiditas dan Alkalinitas”

Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun, karna kami yakin dengan mengetahui keinginan para pembaca yang sebenarnya akan membantu kami memberikan yang terbaik.

Surabaya, 24 Februari 2015

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 3 1.2 RUMUSAN MASALAH 3 1.3 TUJUAN 3 BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ASIDITAS DAN ALKALINITAS 4

2.2 PRINSIP 5 BAB 3 PENUTUP 3.1 KESIMPULAN 7 3.2 SARAN 7 DAFTAR PUSTAKA 8

(3)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masih kurangnya pemahaman tentang Asiditas dan Alkalinitas oleh masyarakat. 1.2 RUMUSAN MASALAH

Apakah yang dimaksud dan Apa kegunaan Dari Asiditas dan Alkalinitas? 1.3 TUJUAN

(4)

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ASIDITAS DAN ALKALINITAS

Alkalinitas adalah kapasitas air yang digunakan untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan pH larutan. Alkalinitas terdiri dari ion-ion bikarbonat (HCO3-), karbonat

(CO3-) dan hidroksida (OH-) yang merupakan buffer terhadap pengaruh pengasaman.

Alkalinitas diperlukan untuk mencegah terjadinya fluktuasi pH yang besar, selain itu juga merupakan sumber CO2 untuk proses fotosintesis fitoplankton. Nilai alkalinitas akan

menurun jika aktifitas fotosintesis naik, sedangkan ketersediaan CO2 yang dibutuhkan untuk

fotosintesis tidak memadai. Sumber alkalinitas air tambak berasal dari proses difusi CO2 di

udara ke dalam air, proses dekomposisi atau perombakan bahan organik oleh bakteri yang menghasilkan CO2, juga secara kimiawi dapat dilakukan dengan pengapuran secara merata di

seluruh dasar tambak atau permukaan air .Jenis kapur yang biasa digunakan adalah CaCO3

(kalsium karbonat), CaMg(CO3)2 (dolomit), CaO (kalsium oksida), atau Ca(OH)2 (kalsium

hidroksida). Alkalinitas dinyatakan dalam mg CaCO3/liter air (ppm)

Alkalinitas memiliki peran dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan :

a) Pengaruh sistem buffer dari alkalinitas;

b) Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir (penampung) untuk karbon organik. Sehingga alkalinitas berfungsi senagai tolak ukur dalam faktor kesuburan air.

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan

kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm .

(5)

Alkalinitas diukur dengan cara titrasi dengan asam yang distandarisasi sampai titik akhir methyl orange (MO) pada sekitar pH 4.3 dan dicerminkan sebagai mg/L sebagai CaCO3. Sebagian besar air beralkalinitas tinggi juga mempunyai pH alkalin (pH >7) dan

konsentrasi TDS yang tinggi 2.2 PRINSIP

Menentukan alkalinitas air sungai dengan metode titrasi asam-basa yaitu dengan menitrasi sampel yang telah ditambahkan kepada indikator phenolphtalain atau metil merah dengan asam kuat, seperti asam sulfat atau asam klorida, lalu asam kuat yang digunakan untuk titrasi akan menetralkan zat-zat alkaliniti yang merupakan zat basa hingga titik akhir titrasi (pH 8,3 – 4,5), dan zat-zat alkaliniti tersebut dinyatakan sebagai mg/l CaCO3. Dan

reaksi yg dihasilkan adalah: (pada pH 8,3) OH- + H+ H 2O CO32- + H+ HCO3 -HCO3- + H+ H2O + CO2 (pada pH 4,5) Analisa Prosedur

Sampel sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 5 tetes indikator metil merah untuk mengetahui titik akhir titrasi yang diketahui dengan perubahan warna larutan. Penambahan indikator ini menyebabkan perubahan warna larutan menjadi oranye. Pemilihan indikator metil merah adalah karena pH akhir titrasi adalah 4,3 – 4,5 dimana indikator metil merah bekerja pada kisaran pH tersebut yaitu 4,4 – 6,2. Selanjutnya dilakukan titrasi dengan larutan asam standar yaitu larutan H2SO4 0,02 N hingga

terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Volume titrasi dicatat dan dihitung alkalinitas air sungai bagian hulu sebagai mg/L CaCO3. Prosedur yang sama dilakukan untuk sampel air

pada titik 2 dan titik 3.

Sampel yang digunakan tidak boleh encer karena air yg encer mempunyai alkalinitas yang berbeda. Dan juga, pemanasan juga dilarang karena dapat mengurangi kadar karbondioksida yang terlarut sehingga alkalinitasnya akan berkurang. Penyulingan pun tidak diperbolehkan karena kandungan karbondioksida, ion karbonat, dan ion bikarbonat dalam air akan hilang. Setelah pengambilan sampel, sampel disimpan dalam botol kaca kemudian

(6)

dikarenakan ganggang dan bakteri dapat mengurangi atau menambah kadar karbondioksida, sehingga paling lambat sampel disimpan selama 6 jam.

Analisa Hasil

Alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan pH larutan. Alkalinitas dalam air disebabkan oleh ion-ion karbonat (CO32-),

bikarbonat (HCO3-), hidroksida (OH-), serta borat (BO33-), fosfat (PO43-), silikat (SiO44-), dan

lain sebagainya. Dalam air alam, alkalinitas sebagian besar disebabkan oleh adanya bikarbonat, tapi juga disebabkan adanya karbonat dan hidroksida.

Sabun atau lumpur dapat mempengaruhi elektroda dan memperlambat respon pada pH meter, sehingga titrasi dilakukan perlahan untuk memberikan waktu yang cukup bagi keseimbangan pH pada elektroda. Suatu sampel yang terbuka terhadap udara, maka CO2 akan

memberikan pengaruh terhadap alkalinitas. Ion karbonat atau bikarbonat atau karbondioksida yang terlarut akan mencari keseimbangan baru akibat karbondioksida di udara yang masuk atau karbondioksida yang keluar lewat permukaan air tersebut. Efek perubahan baru terlihat setelah kurang lebih setengah jam. Selain itu, hal-hal yang dapat memperluas permukaan air, seperti pengocokan, pengadukan, dan penyaringan, dapat mempercepat perubahan tersebut, sehingga titrasi harus dilakukan secepatnya.

Pengambilan sampel air sungai dari DAS brantas untuk analisis alkalinitas dilakukan di tiga lokasi yaitu di hulu DAS brantas (karangploso), daerah perkotaan (Soekarno-Hatta), dan hilir DAS brantas (Gadang). Masing-masing lokasi, dilakukan pengambilan sampel di tiga titik, yaitu permukaan di tepi sungai, permukaan di tengah sungai, dan di tengah sungai dengan kedalaman 0,5 meter. Dari ketiga titik pengambilan sampel, diperoleh alkalinitas yang berbeda-beda, untuk alkalinitas air sungai yang diambil dari bagian permukaan tepi sungai adalah 97,582 mg/L CaCO3, untuk alkalinitas air sungai yang diambil dari permukaan di

tengah sungai adalah 88,528 mg/L CaCO3, dan untuk air sungai yang diambil dari tengah

sungai dengan kedalaman 0,5 meter adalah 88,528 mg/L CaCO3. Sehingga diperoleh rata-rata

alkalinitas air sungai bagian hulu adalah 91,546 mg/L CaCO3.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa alkalinitas DAS Brantas bagian perkotaan berada dalam tingkat alkalinitas sedang karena alkalinitasnya kurang dari 100 ppm. Sehingga air DAS brantas cocok dialirkan untuk air irigasi maupun untuk keperluan rumah tangga seperti air minum, dan mencuci dengan memberikan perlakuan khusus.

(7)

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Alkalinitas dan Asiditas berperan dalam penentuan untuk air sungai yang layak pada setiap sungai di daerah. Sehingga alkalinitas berfungsi senagai tolak ukur dalam faktor kesuburan air,dan apabila keadaan alkalinitas kualitasnya berada di bawah 100 ppm, maka air sungai tersebut cocok untuk digunakan / dialirkan untuk keperluan irigasi , air minum dan aktifitas rumah tangga, namun dengan perlakuan yang khusus.

3.2 SARAN

Sebaiknya kita lebih memahami tentang kegunaan dan manfaat dari asididitas dan alkalinitas dikarenakan , semakin berkembangnya zaman maka kebutuhan air juga semakin tinggi . sehingga penggunaan alkalinitas dan asiditas berfungsi sebagai tolak ukur dalam sumber kelayakan air.

(8)

Dewi. A., 2007, Pencemaran air, diakses dari

http://www.scribd.com/doc/14144746/Pencemaran-air,diakses pada tanggal 19 Mei 2010 Efendi. E., 2007, Penyuluhan Pola Budidaya Sistem Intensif di Desa Margasari Kecamatan

Labuhan Maringgai, Lampung Timur, diakses dari

http://www.docstoc.com/docs/downloaddoc.aspx/?doc_id=10627406, diakses pada tanggal 19 Mei 2010

Hidayat, A. 2009, Asiditas dan Alkalinitas, diakses dari http://environmental-ua.blogspot.com/2009/04/asiditas-danalkalinitas.html, diakses pada 19 Mei 2010 Jatilaksono, M., 2009, Alkalinitas dan Kesadahan,

Referensi

Dokumen terkait

4.2 Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari hasil titrasi asam basa. C3  Menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi C3

4.2 Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari hasil titrasi asam basa. C3  Menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi C3 

❖ Zat pentiter adalah asam kuat. ❖ Daerah perubahan pH drastis 4-7. ❖ Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah. Titrasi basa kuat dengan asam lemah. ❖ Zat

Pengukuran alkalinitas, sebanyak 25 ml sampel air limbah detergen di tambahkan dengan 15 tetes indikator pp dengan perubahan warna dari bening menjadi ungu yang

4.2 Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari hasil titrasi asam basa. C3  Menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi C3

Kemudian larutan ditetesi dengan 5 tetes indikator metil orange dan terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi kuning, dan selanjutnya dititrasi dengan

Peserta didik mampu menganalisis data hasil berbagai jenis titrasi asam basa, menentukan indikator yang tepat pada berbagai jenis titrasi asam basa serta

31 BAB IV PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA Tujuan Menentukan kadar suatu senyawa asam atau basa yang terdapat dalam suatu sampel Teori Titrasi asam basa bertujuan menetapkan kadar