• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata Kunci: Prevalensi, Intensitas, Tetrameres spp., Ayam Buras, Bukit Jimbaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata Kunci: Prevalensi, Intensitas, Tetrameres spp., Ayam Buras, Bukit Jimbaran"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Cacing Tetrameres spp. merupakan salah satu parasit yang menyerang sistem pencernaan unggas dan berpredileksi di proventrikulus. Keberadaan cacing Tetrameres spp. dalam sistem pencernaan ayam buras dapat menyebabkan anemia dan kekurusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan intensitas infeksi cacing Tetrameres spp. pada ayam buras di wilayah Bukit Jimbaran, Badung. Sampel penelitian yang digunakan adalah 110 proventrikulus ayam buras yang diambil dari wilayah Bukit Jimbaran, Badung, Bali. Cacing Tetrameres spp. dapat terlihat dari permukaan proventrikulus yang berbentuk bulat berwarna merah. Keberadaan cacing Tetrameres spp. dipastikan melalui insisi dan pemencetan bulatan berwarna merah tersebut pada permukaan proventrikulus. Intensitas cacing Tetrameres spp. dihitung per satu proventrikulus yang diperiksa. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan chisquare. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi infeksi cacing Tetrameres spp. pada ayam buras di wilayah Bukit Jimbaran, Badung sebesar 33,6%. Prevalensi infeksi pada ayam buras jantan sebesar 30,0% dan pada ayam buras betina 35,0%. Analisis menggunakan chisquare menunjukan bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap infeksi cacing Tetrameres spp. Intensitas infeksi yang ditemukan sebanyak 1 – 25 (6,4 + 5,9) ekor cacing Tetrameres spp. per ayam yang terinfeksi.

Kata Kunci: Prevalensi, Intensitas, Tetrameres spp., Ayam Buras, Bukit Jimbaran

(2)

ABSTRACT

Tetrameres spp. is one of the parasites that attack the digestive system of poultry and the predilaction is in proventriculus. The existence of Tetrameres spp. worm in the digestive system of domestic poultry can cause anemia and emaciation. This research aims to determine the prevalence and intensity of Tetrameres spp. infection in domestic chicken in the area of Bukit Jimbaran, Badung. The sample of this research was 110 proventriculus domestic chicken that were taken from Bukit Jimbaran, Badung. Tetrameres spp. can be seen from the surface of proventriculus to form red circle. To confirm the existence of Tetrameres spp. worm by an incision and push red circle with two finger on the surface of the proventriculus. The intensity of Tetrameres spp. calculated per one proventriculus. The data were analyzed using descriptive analysis and chi-square. These results indicate that the prevalence of Tetrameres spp. worm infections in domestic chicken in the area of Bukit Jimbaran, Badung by 33.6%. Prevalence of males infection in domestic chicken is 30.0% and females is 35.0%. Using chi-square analysis showed that there were no significant differences (P> 0.05) between male and female domestic chickens with the prevalence of Tetrameres spp. The intensity of Tetrameres spp. infection are found as many 1-25 (6,4 + 5,9) worms Tetrameres spp. per one proventrikulus.

Keywords: Prevalence, Intensity, Tetrameres spp., domestic chicken, Bukit Jimbaran

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Judul yang penulis ajukan adalah “Prevalensi dan Intensitas Infeksi Cacing Tetrameres spp. pada Ayam Buras di Wilayah Bukit Jimbaran, Badung”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan tulus hati mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, MP, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

2. Ibu Dr. drh. Ida Ayu Pasti Apsari, MP, selaku pembimbing I atas bimbingan, nasehat dan motivasi yang telah diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. Bapak Drh. I Nyoman Sulabda, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dan memberikan arahan serta nasehat selama penelitian hingga terselesainya penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drh. Ida Bagus Made Oka, M.Kes, Drh. Anak Agung Gde Arjana, M.Kes, dan Drh. I Made Dwinata, M.Kes, selaku penguji yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, kritik, saran serta nasehat yang sangat berguna bagi penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Prof. Dr. drh. I Ketut Berata, M.Si, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama menjalani kuliah.

(4)

6. Semua dosen dan staff Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana yang telah membimbing penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

7. Kedua orang tua penulis, yaitu Jimmy Chandra dan Angela Chandra atas doa restu, bimbingan, motivasi, kasih sayang, serta dukungan moral maupun material.

8. Kakak Natalia Chandra dan kakak Billy Chandra atas doa, semangat, dan dukungan kepada adiknya untuk mencapai cita-citanya menjadi dokter hewan.

9. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian ini, Rischi Robinson Malehere, Meksilano Ferdy Pabala, dan Saruedi Simamora.

10. Pak Made yang sudah membantu mencarikan ayam buras sebagai objek penelitian.

11. Teman-teman dekat yang sudah menemani berjuang di FKH Udayana, Maria Magdalena D.R.W, Edo Leonardo, R.A.C. NoorPutri A.S., Bayu Rakhmat Muslimin, Radhita Andriani, Lidia Nofantri, Hanif Wahyu, Jendra Krisna, Wayan Yudiana, Rifqie Sitepu, teman – teman Rothschildi dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

12. Rekan-rekan seperjuangan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah banyak memberikan pengalaman, terimakasih atas persahabatan dan dorongan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penelitian skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, segala saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, ...2016

(5)

DAFTAR ISI

RIWAYAT HIDUP... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viivii

BAB I ... 8

PENDAHULUAN ... 8

1.1 Latar Belakang Penelitian... 8

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian... 10

1.4 Manfaat Penelitian... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Ayam Buras ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Morfologi ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Tetrameres spp. ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Morfologi ... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Siklus Hidup ... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Gejala Klinis ... Error! Bookmark not defined. 2.2.4 Patologis ... Error! Bookmark not defined. 2.2.5 Diagnosis ... Error! Bookmark not defined. 2.2.6 Pencegahan dan pengobatan ... 8

2.3 Kerangka Konsep ... Error! Bookmark not defined. BAB III MATERI DAN METODE ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Bahan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Alat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Jenis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Identifikasi ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Hasil ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN... 19

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ayam Buras ...4

Gambar 2. Tetrameres americana (A) Jantan, (B) Betina ...6

Gambar 3. Telur Tetrameres spp. berisi larva ...8

Gambar 4. Proventrikulus dengan Tetrameres spp. didalamnya...13

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Hasil Pemeriksaan Proventrikulus Ayam Buras Yang Diperoleh Dari Wilayah Bukit Jimbaran, Badung...20 Lampiran 2. Hasil Uji Statistic Chisquare Infeksi Cacing Tetrameres spp.

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan perunggasan di Indonesia saat ini sangat pesat. Salah satunya dapat dilihat dari perkembangan perunggasan ayam buras (Siahaan et al., 2013). Penyebaran ayam buras merata diseluruh pelosok Indonesia dan kehidupannya telah menyatu dengan masyarakat Indonesia (Rajab, 2013).

Ayam buras memiliki peranan sebagai penghasil telur dan daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat (Agustina, 2013). Beberapa kemampuan yang dimiliki ayam buras adalah cepat beradaptasi dengan kondisi lingkungan sekitar, perubahan iklim dan cuaca setempat, maka ayam buras dapat dijadikan peluang usaha yang bagus bagi peternak di Indonesia. Untuk membuka usaha peternakan ayam buras dapat diawali dengan modal yang kecil, pemeliharaannya tidak sulit, serta dapat dipanen dalam waktu yang singkat (Halidazia, 2015). Harga daging dan telur yang stabil, dapat menjadi sumber pendapatan dan tabungan bagi peternak (Subekti dan Arlina, 2011).

Pemeliharaan ayam buras di pedesaan Indonesia masih bersifat tradisional yaitu, tanpa pemberian pakan yang baik dan tidak melakukan pengendalian penyakit sehingga menyebabkan pertumbuhan dan produktivitas ayam buras baik telur maupun daging rendah (Siahaan et al., 2013). Dalam upaya peningkatan produksi suatu peternakan diperlukan menejemen pemeliharaan yang baik agar terhindar dari berbagai macam penyakit, salah satunya penyakit yang disebabkan oleh parasit. Serangan parasit merupakan penyakit yang banyak menimbulkan kerugian, terutama berpengaruh terhadap produktifitas, berat badan, efisiensi reproduksi bahkan kematian pada ternak, yang akan berujung dengan kerugian ekonomis dan meningkatkan biaya pengobatan (Triakoso, 2009).

Cacing Tetrameres spp. merupakan salah satu cacing nematoda yang menyerang ayam buras. Infeksi cacing Tetrameres spp. yang ringan tidak akan

(9)

menimbulkan perubahan klinis yang berarti, sedangkan infeksi yang berat pada ayam buras akan mengakibatkan anemia dan kekurusan(Baker, 2007).

Siklus hidup cacing Tetrameres spp. memerlukan inang antara yaitu, belalang (Melanoplus femurrubrum dan M. differentialis) dan kecoak (Blatellagermanica) (Permin dan Hansen, 1998). Ayam buras memiliki sifat omnivora sehingga memungkinkan bisa memakan inang antara yang terinfeksi oleh larva infektif sehingga ayam buras terinfeksi oleh cacing Tetrameres spp. (Zajac dan Conboy, 2012).

Cacing Tetrameres spp. tersebar luas baik pada iklim tropis maupun iklim subtropis (Fink et al., 2005). Hal tersebut juga dikuatkan berdasarkan penelitian Kamani et al., (2010) yang melaporkan bahwa terjadi infeksi oleh Tetrameres spp. di Katsina State, Nigeria pada ayam dengan mortalitas 40% dan pada kalkun dengan mortalitas 57%. Infeksi oleh cacing Tetrameres spp. ini terjadi pada unggas yang dipelihara secara tradisional. Selain itu, di Iran bagian tengah dilaporkan bahwa dari 11 proventrikulus yang diperiksa, 9 (81,81%) diantaranya positif terinfeksi cacing Tetrameres spp. (Mowlavi et al., 2006). Prevalensi Tetrameres spp. di Maidiguri, Nigeria sebesar 30,6% dari 136 ekor ayam lokal yang diperiksa (Biu dan Haddabi, 2005).

Bukit Jimbaran memiliki kawasan penduduk dengan berbagai macam mata pencaharian salah satunya adalah beternak ayam buras, sistem pemeliharaan ayam buras di wilayah Bukit Jimbaran masih bersifat tradisional. Wilayah Bukit Jimbaran memiliki iklim tropis dengan letak geografis mencapai 2.075 meter di atas permukaan laut, temperatur antara 24 - 30oC serta curah hujan rata-rata 1.864mm (Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, 2014). Cacing Tetrameres spp. dapat hidup di wilayah beriklim tropis dan sub tropis seperti Nigeria yang beriklim tropis dan Iran yang beriklim sub tropis (Kamani et al., 2010; Fink et al., 2005; Mowlavi et al., 2006; Biu dan Haddabi, 2005).

Prevalensi dan intensitas cacing Tetramres spp. dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan ayam buras, dimana cara beternak masyarakat di wilayah bukit

(10)

jimbaran yang masih bersifat tradisional memiliki risiko tinggi terinfeksi oleh cacing Tetrameres spp.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapa besar prevalensi infeksi cacing Tetrameres spp. pada ayam buras yang berada di wilayah Bukit Jimbaran, Badung?

2. Berapa besar intensitas infeksi cacing Tetrameres spp. pada ayam buras yang berada di wilayah Bukit Jimbaran, Badung?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui besar prevalensi infeksi cacing Tetrameres spp. pada ayam buras yang berada di wilayah Bukit Jimbaran, Badung.

2. Untuk mengetahui besar intensitas infeksi cacing Tetrameres spp. pada ayam buras yang berada di wilayah Bukit Jimbaran, Badung.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang prevalensi dan intensitas infeksi cacing Tetrameres spp. pada ayam buras yang berada di wilayah Bukit Jimbaran, Badung sehingga dapat dipakai sebagai acuan dalam pencegahan, pengobatan, dan pengendalian cacing Tetrameres spp. pada ayam buras.

Referensi

Dokumen terkait

Praktikum fitokimia merupakan kegiatan yang dilakukan dimana mahasiswa dapat belajar mempraktekkan cara penyiapan bahan baku yang berasal dari bahan alam (simplisia),

Sekarang setelah kita membahas jasa kompilasi dan kaji ulang untuk perusahaan non public, dan juga kaji ulang dari informasi keuangan interim untuk perusahaan public, kita

Jika terdapat data sebaran V dalam sebuah bidang, maka gradient dari V dapat ditentukan dengan tool MATLAB gradient kemudian untuk menggambarkan hasil perhitungan gradient

Metode yang digunakan dalam tahapan pengumpulan data adalah metode studi pustaka, yakni dengan membaca secara intensif, baik objek penelitian itu sendiri novel SAK

Aspek Infrastruktur Teknologi meliputi aksesbilitas teknologi, ketersediaan fitur, sistem pengamanan, dan perlindungan data: Aksesbilitas teknologi adalah kemampuan teknologi yang

Strategi diversifikasi produk khususnya type rumah hunian sangat penting dalam meningkatkan omzet penjualan untuk mendapatkan konsumen demi keuntungan berbagai

DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) FISIK REGULER BIDANG SOSIAL PROPINSI Kodefikasi / Keterangan / Permasalahan Volume Satuan Jumlah Penerima Manfaat (**) Swakelola Fisik..

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan metode permainan mengguna- kan kartu kosakata pada pembelajaran Bahasa Inggris siswa kelas V SD dapat diambil kesimpulan: