• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu penentuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu penentuan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 hingga 2014. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu penentuan sampel atas dasar kesesuaian karakteristik dan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan adalah:

1) Perusahaan yang masuk dalam nominasi Indonesia Sustainability Report Award (ISRA) selama 4 tahun berturut turut dari 2011 - 2014 2) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan laporan

berkelanjutan selama 4 tahun berturut turut dari 2011-2014 diluar kategori kategori banking, credits agencies, other than bank, securities dan insurance. Hal ini dikarenakan perusahaan dalam kategori tersebut tidak memiliki kriteria yang sesuai dengan variabel yang di gunakan. 3) Perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun

berturut – turut dari 2011-2014.

3.2 Data dan sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data diperoleh dari website perusahaan,ncsr-id.org dan www.idx.co.id. Pengumpulan data dilakukan dengan penelusuran, serta pencatatan data sekunder

(2)

yang diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD), website masing-masing perusahaan, baik melalui internet maupun mempelajari catatan-catatan atau dokumen yang dipublikasikan perusahaan berupa financial report dan sustainability report.

Periode pengamatan penelitian ini dimulai tahun 2011 hingga 2014 yang menggunakan metode penggabungan data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dan kemudian dianalisis. Adapun data yang dikumpulkan meliputi Sustainability Report Disclosure Index (SRDI), data kinerja keuangan dan corporate governance perusahaan.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian dikelompokkan menjadi 2, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah suatu variabel yang fungsinya menerangkan (mempengaruhi) terhadap variabel lainnya. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dikenai pengaruh atau diterangkan oleh variabel lain Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengungkapan Sustainability Report, sedangkan variabel dependennya adalah Kinerja Keuangan dan Corporate Governance.

(3)

3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah praktik pengungkapan sustainability report (laporan keberlanjutan) oleh suatu perusahaan. Sustainability report merupakan laporan yang berisi praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal dan eksternal mengenai kinerja organisasi .

Sesuai dengan pedoman dari Global Reporting Initiative (GRI), Sustainability Report dalam penelitian ini diukur dengan Sustainability Report Disclosure Index (SRDI). Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) merupakan suatu index yang digunakan untuk menilai bagaimana tanggung jawab perusahaan sesuai dengan kriteria menurut GRI, yaitu Ekonomi, Lingkungan, Hak Asasi Manusia, Masyarakat dan sosial, tanggung jawab produk, serta tenaga kerja dan pekerjaan layak. Dalam penelitian ini, SRDI yaitu SRDI dengan G3. Total indeks pengungkapan Sustainability Report berjumlah 79 item untuk G3 guidelines Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor 1 jika item diungkapkan dan skor 0 jika item tidak diungkapkan. Setelah pemberian skor untuk semua item dilakukan, maka skor tersebut akan dijumlahkan untuk memperoleh total skor tiap perusahaan. Rumus perhitungan SRDI adalah : (lihat lampiran 3)

(4)

3.3.2 Variabel Bebas (Independent Variable)

3.3.2.1 Kinerja Keuangan (Financial Performance)

Kinerja keuangan merupakan posisi keuangan dan prestasi yang mampu diperoleh perusahaan pada waktu tertentu. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan dibandingkan melalui analisis laporan keuangan yang berguna bagi pengambilan keputusan). Dalam penelitian ini, Rasio- rasio yang digunakan adalah rasio profitabilitas, rasio likuiditas, leverage, dan rasio aktivitas.

A. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur mengenai seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya dan seberapa efisien pula perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya, serta fokusnya adalah kepada net income (Ross, 2003) dalam (Natalia dan Taringan, 2014). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Penggunaan ROA dikarenakan tingginya nilai ROA suatu perusahaan maka perusahaan tersebut berpeluang untuk meningkatkan pertumbuhan, hal tersebut disebabkan ROA digunakan untuk mengukur seberapa tingkat pengembalian aset yang dimiliki perusahaan. (lihat lampiran 5)

(5)

B. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek. Semakin tinggi angka rasio likuiditas, akan semakin baik bagi investor. Perusahaan yang diminati investor adalah perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang cukup tinggi untuk standar perusahaan sejenisnya. Rasio likuiditas dalam peneitian ini diukur dengan menggunakan current ratio. Alasan penggunaan current rasio adalah untuk melihat sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban lancar.(lihat lampiran 5)

C. Rasio Leverage

Rasio leverage bertujuan untuk menganalisis pembelanjaan yang dilakukan berupa komposisi utang dan modal, serta kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan beban tetap lainnya). Rasio leverage dalam penelitian ini diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Penggunaan DER dikarenakan pengukuran ini adalah pengukuran umum yang digunakan oleh para analis dan investor untuk melihat seberapa

(6)

besar hutang perusahaan jika dibandingkan dengan total ekuitas. (lihat lampiran 5)

D. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (penjualan) dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang. Rasio Aktivitas dalam penilitian ini diukur melalui Total Aset Turn Over (TATO). Penggunaan TATO dikarenakan pengukuran ini lebih menyeluruh dimana menggunakan Total aset sebagai pembanding sehingga pengukuran dapat lebih efektif. (lihat lampiran 5)

3.3.2.2 Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

Kebijakan dan tata kelola suatu perusahaan pada masa mendatang harus lebih memperhatikan kebutuhan dari para stakeholder (Murtanto, 2005;4) dalam (Aziz, 2014) sehingga akan terbentuk suatu persepsi dan citra yang positif bagi para stakeholdernya. Corporate Governance suatu

(7)

perusahaan dalam penelitian ini dilihat dari, dewan direksi, komite audit, dan keberadaan governance committee yang dimiliki perusahaan.

A. Komite Audit

Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Jati, 2009) dalam (Suryono & Prastiwi, 2011)

Dalam penelitian ini, pelaksanaan Corporate Governance untuk komite audit diproksikan dengan jumlah anggota komite audit pada suatu perusahaan. (lihat lampiran 6)

B. Dewan direksi

Dalam penerapannya, pelaksanaan Good Corporate Governance sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Ukuran Dewan direksi dihitung dengan menghitung jumlah anggota Dewan direksi dalam suatu perusahaan yang disebutkan dalam laporan tahunan . (lihat lampiran 6)

(8)

C. Kepemilikan Insititusional

Kepemilikan Saham Institusional merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor institusional. Investor institusional mencakup bank, dana pensiun, perusahaan asuransi, perseroan terbatas dan lembaga keuangan lainnya. Kepemilkan Institusional yang diukur dengan cara membandingkan jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor institusional dibagi dengan total jumlah lembar saham yang beredar (lihat lampiran 6).

D. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Saham Manajerial adalah kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan. Kepemilikan manajerial diukur dengan mengetahui jumlah lembar saham yang dimiliki oleh pihak manajemen yaitu manajer, komisaris terafiliasi (diluar komisaris independen) dibagi dengan jumlah saham yang beredar. (lihat lampiran 6).

(9)

3.4 Hipotesis Operasional

H01 :Profitabilitas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan

Sustainability Report

Ha1 :Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan

Sustaianability Report

H02 :Likuiditas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan

Sustainability Report

Ha2 :Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan

Sustainability Report

H03 :Leverage tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan

Sustainability Report

Ha3 :Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan

Sustainbility Report

H04 :Aktivitas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan

Sustainability Report

Ha4 :Aktivitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan

Sustainability Report

H05 :Komite Audit tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan

Sustainability Report

Ha5 :Komite Audit berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan

(10)

H06 :Dewan Direksi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

pengungkapan Sustainability Report

Ha6 :Dewan Direksi berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan

Sustainability Report

H07 :Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

pengungkapan Sustainability Report

Ha7 :Kepemilikan Institusional berpengaruh positif signifikan terhadap

pengungkapan Sustainability Report

H08 :kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

pengungkapan Sustainability Report

Ha8 :Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap

pengungkapan Sustainability Report

3.5 Metode Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah rasio profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas, komite audit, dewan direksi, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajeial berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian serta memperhatikan sifat-sifat data yang dikumpulkan, maka analisis data dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :

(11)

3.5.1 Statistik Deskriptif ( Descriptive Statistics )

Statistik deskriptif menjelaskan deskripsi data dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian. Pengujian statisktik deskriptif bertujuan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi dari variabel-variabel penelitian. Statistiv descriptif dapat dilihat pada tabel Descriptive Statistics

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memperoleh hasil yang akurat dalam sebuah penelitian. Setelah mendapatkan hasil yang akurat maka dapat dilanjutkan dengan melakukan pengujian dengan analisis regresi linier berganda. Dalam pengujian asumsi klasik terdapat beberapa jenis antara lain, uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heterosdekasdisitas. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah dalam model penelitiannya, data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak, dan apakah dalam penelitian terjadi penyimpangan atau tidak (Bansaleng, 2014).

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah data yang akan diolah berdistribusi normal atau tidak, karena sebenarnya data yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji statistik

(12)

non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel one sample kolmogrov smirnov test pada kolom Asym sig dengan tingkat signifikansi sebesar α = 5%.

1. sig ≥ α maka data sampel yang diambil berdistribusi normal. 2. sig ≤ α maka data sampel yang diambil berdistribusi tidak normal. 3.5.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel independen (variabel bebas), jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinieritas dalam penelitian tersebut. Sebuah model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas (independen) (Bansaleng, 2014). Semakin rendah korelasi antar variabel independen maka persamaan tersebut akan semakin baik.

Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas ( independen ). Pengujian multikolonieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflating Factor) yang terdapat dalam tabel koefisien determinasi pada kolom collinearity Statistic, adalah :

1. Jika VIF < 10, maka itu menandakan bahwa dalam penelitian tersebut tidak terjadi multikolinieritas, dan sebaliknya

(13)

2. Jika VIF > 10, maka itu menandakan bahwa dalam penelitian tersebut telah terjadi multikolinieritas.

3.5.2.3 Uji Autokorelasi

Tujuan dilakukannya uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah ada hubungan antara kesalahan-kesalahan yang muncul pada data runtut waktu (time series). Untuk mengetahui adanya autokorelasi dilakukan uji Durbin-Watson. Jika nilai hitung Durbin-Watson terletak antara daerah tidak ada autokorelasi, itu menunjukkan bahwa model regresi terbebas dari masalah autokorelasi. (Indriani, 2013) menyatakan bahwa penentuan daerah tersebut dibantu dengan tabel dl dan du nilai n (jumlah data penelitian) dan juga nilai k (jumlah variabel indepenen).

Kriteria yang bisa digunakan untuk mendeteksi autokorelasi yaitu: o Jika (4 - d) < dL maka terdapat autokorelasi negatif,

o Jika (4 - d) > dU maka tidak terdapat autokorelasi negatif

o Jika dL < (4 - d) < dU maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan.

(14)

3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ada terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. teknik pengujian hetroskedastisitas dalam skirpisi ini menggunakan uji glejser yang dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel indipenden dengan nilai absolut residual lebih dari 5%. Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser dapat dilihat pada tabel coefficient pada kolom sig (signifikansi). Apabila hasil pengujian menunjukan nilai signifikansi lebih dari α = 5% maka tidak ada heteroskedastisitas (Bansaleng, 2014).

3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang digunakan untuk mengetahui arah hubungan antar variabel indipenden dengan variabel dependen dengan Moderated Regression Analysis (MRA) sebagai berikut :

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

(15)

Keterangan :

Y = Sustainability Reporting α = Konstanta

β = koefisien regresi ROA = Rasio Profitabilitas CR = Rasio likuiditas DER =Rasio Leverage TATO = Rasio Aktivitas KA = komite Audit DD = Dewan Direksi

INS = Kepemilikan Institusional MAN = Kepemilikan Manajerial e = Error Term

3.5.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel yang diteliti, dalam penelitian ini menggunakan statistik Uji Koefisien Determinasi (R2),uji F dan uji t.

3.5.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa baik model dapat menjelaskan variasi dalam variabel dependen. Lebih baik

(16)

menggunakan nilai Adjusted R2 daripada R2 karena jika ada variabel tambahan, nilai Adjusted R2 tidak akan berubah. Semakin besar nilai Adjusted R2 maka variabel independen mempunyai kemampuan tinggi untuk menjelaskan variasi dalam variabel dependen.

3.5.4.2 Pengujian Hipotesis dengan Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji apakah model yang digunakan signifikan atau tidak, sehingga dapat dipastikan apakah model tersebut digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel indipenden secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi α = 5% yang dapat dilihat dalam tabel Anova dalam kolom sig. Ketentuan penolakan atau penerimaan hipotesis, yaitu :

1. Jika signifikansi > 0,05 maka hipotesis menolak atau regresi tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika signifikansi < 0,05 maka hipotesis gagal menolak atau regresi signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

(17)

3.5.4.3 Pengujian Hipotesis dengan Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

1) Ho : bi = 0 : tidak ada pengaruh 2) H1 : bi ≠ 0 : ada pengaruh

Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (signifikan). Jika signifikansi α = 5% maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara masing masing variabel indipenden terhadap variabel dependen. Kesimpulan diterima atau ditolaknya HO dan HA sebagai

pembuktian adalah:

1) Jika signifikansi lebih kecil daripada α maka HO ditolak dan HA

diterima, artinya bahwa variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2) Jika signifikansi lebih besar daripada α maka HO diterima dan HA

ditolak, artinya bahwa variabel independen memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengolahan data akademik masih secara konvensional dengan sistem pendataan yang sekarang dirasakan masih banyak kekurangan yang terjadi, dikarenakan sistem

[r]

[r]

- berilah tanda pada kolom Tugas /Jabatan, sesuai tugas saat ini - berilah tanda status keaktifan sesuai kondisi saat ini.. - Isi Tempat Tugas &amp; Mapel

Selain itu seorang cosplayer dalam memerankan tokoh yang diperankan sangat mengahyati perannya terutama pada saat mengikuti perlombaan baik dari segi riasan wajah

Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2018, semoga dapat menggambar Kinerja

Penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran simulator PLC OMRON CPM2A. Penelitian menggunakan Research and Development. Populasi penelitian ini adalah siswa

Penyebaran skala dilaksanakan oleh peneliti dengan membagikan skala pada istri pelaut yang tergabung di komunitas Persianis (Persatuan Istri Pelaut Alumni AMNI), Oliver,