P U T U S A N
NOMOR : 444/PID/2016/PT MDN
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara terdakwa :
1. Nama lengkap : ERPINDOU TARIGAN Alias PINDO 2. Tempat lahir : Panombean Sipinggan
3. Umur/ tanggal lahur : 20 Tahun/21 September 1995 4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Kebangsaan : Indonesia;
6. Tempat tinggal : Huta Sipinggan Nagori Panombean Pane, Kecamatan Panombean Pane Kabuapten Simalungun.
7. A g a m a : Kristen . 8. Pekerjaan : Satpam. 9. Pendidikan : ---
Terdakwa telah berada dalam status tahanan Rutan sebagai berikut : 1. Penyidik sejak tanggal 17 Desember 2015 s/d 05 Januari 2016;
2. Perpanjangan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 06 Januari 2016 s/d 14 Februari 2016;
3. Perpanjangan I oleh PN sejak tanggal 15 Februari 2016 s/d 15 Maret 2016; 4. Perpanjangan II oleh PN sejak tanggal 16 Maret 2016 s/d 14 April 2016; 5. Penuntut Umum sejak tanggal 14 April 2016 s/d 03 Mei 2016;
6. Hakim Ketua Majelis sejak tanggal 27 April 2016 s/d 26 Mei 2016; 7. Perpanjangan oleh WKPN Sejak tanggal 27 Mei 2016 s/d 25 Juli 2016;
8. Perpanjangan I oleh KPT Medan sejak tanggal 26 Juli 2016 s/d 24 Agustus 2016 ; 9. Hakim Tinggi Medan sejak tanggal 09 Agustus 2016 s/d tanggal 07 September
2016 ;
10.Perpanjangan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan ,sejak tanggal 08 September 2016 sampai dengan tanggal 06 Nopember 2016;
Pengadilan Tinggi Tersebut ;
Telah membaca :
I. Surat Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor 444/PID/2016/PT.MDN, tanggal 02 September 2016,tentang penunjukan Majelis Hakim Tinggi untuk memeriksa dan mengadili perkara ini ditingkat banding; II. Berkas perkara banding Nomor 444/PID/2016/PT.MDN, berkas perkara beserta
salinan Resmi Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor : 161/Pid.B/2016/PN.Sim,tanggal 3 Agustus 2016 yang dimintakan banding; Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum sebagaimana dalam Surat Dakwaannya tertanggal 03 September 2015 Nomor Register Perkara. : PDM – 192/Siant/Ep.1/08/2015 yang telah dibacakan dipersidangan yang pada pokoknya berisi sebagai berikut :
PRIMAIR
---Bahwa ia terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO pada hari Minggu tanggal 13 Desember 2015 sekira pukul 01.00 Wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain di bulan Desember Tahun 2015 atau setidak – tidaknya pada waktu lain di Tahun 2015, bertempat di Persimpangan Pasar Baru Huta Sipinggan Nagori Panombean Pane Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun atau setidak - tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk di dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Simalungun, Dengan sengaja merampas nyawa orang lain. Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
Berawal pada hari Sabtu tanggal 12 Desember 2015 sekira pukul 21.00 Wib, terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO bersama dengan LAMHOT SITUMORANG pergi ke warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG untuk minum tuak, dan setelah sampai di warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG tersebut di dalam warung tuak tersebut ada beberapa orang teman terdakwa yang sedang minum tuak antara lain saksi KORAL SIHOMBING, saksi RISDO SARAGIH, saksi ERVINDO NAINGGOLAN, saksi OKTO TARIGAN, saksi JON SOPRAN SARAGIH ALS. SOPRAN TURNIP, saksi BABRAS GERI RAJAGUKGUK, dan beberapa waktu kemudian datang saksi LAMBOK SIMANJUNTAK, saksi DONI MANIK, dan saksi DEDI PUTRA MANIHURUK datang ke warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG yang mana pada saat itu korban BINTANG TARIGAN sudah datang ke warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG dalam keadaan mabuk selanjutnya koban BINTANG TARIGAN meminta tuak kepada saksi BESLI SITUMORANG selaku pemilik warung akan tetapi saksi BESLI TARIGAN tidak memberikan tuak lagi
dikarenakan korban sudah dalam keadaan mabuk meskipun masih ada tuak di warung tersebut . Selanjutnya sekitar pukul 23.30 Wib yang tinggal di warung tuak tersebut hanya terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO bersama dengan korban lalu terdakwa mengajak korban untuk pulang ke rumahnya dengan mengatakan “Etama mulak bang, nga mabuk ho (artinya : ayolah pulang bang,
kau sudah mabuk)” kepada korban lalu korban menjawab “Etama, beta (artinya : ayolah, ayo)” sehingga terdakwa memapah korban dengan cara meletakkan tangan
sebelah kanan korban ke atas pundak terdakwa dan selanjutnya setelah berkisar 200 (dua ratus) meter terdakwa dan korban meninggalkan warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG tepatnya di Persimpangan Pasar Baru Huta Sipinggan Nagori Panombean Pane yaitu simpang menuju ke rumah terdakwa tiba-tiba korban mengatakan “ Palua ma au, boi do sahalakku (artinya : lepaskanlah aku, saya
sudah bisa pulang sendiri)” lalu terdakwa menjawab “betama bang, huantar sahat tu jabu (artinya : ayolah bang, aku antar kau sampai ke rumah) kemudian
terdakwa kembali menawarkan bantuan untuk mengantarkan korban untuk pulang ke rumahnya dikarenakan korban sudah tidak kuat lagi untuk jalan pulang ke rumahnya namun kembali ditolak oleh korban sambil mengatakan “ lepaskan saja aku, aku
bisa sendiri” setelah itu terdakwa merasa tersinggung dan kesal atas penolakan
yang dilakukan oleh korban sehingga terdakwa menjadi emosi dan secara spontan mendorongkan dada korban dari arah depan dengan menggunakan kedua tangan terdakwa sehingga korban yang dalam keadaan mabuk dan langsung jatuh terpental dan terlentang dengan posisi kepala terbentur ke batu aspal dan saat itu terdakwa sempat memperhatikan korban sambil berpikir kenapa korban tidak bangun atau tidak bangkit lagi setelah terjatuh. Selanjutnya tiba-tiba saksi BESLI SITUMORANG datang dari arah rumahnya dengan mengendarai sepeda motor dengan maksud untuk membeli rokok ke warung yang terletak di Huta Sipinggan dan saat saksi BESLI SITUMORANG tiba di lokasi, saksi BESLI SITUMORANG melihat korban yang sedang terlentang kemudian saksi BESLI SITUMORANG bertanya kepada terdakwa dengan mengatakan “yang kau apainya si BINTANG TARIGAN, yang kau pukuli
atau kau tumbuk i ?” dan terdakwa menjawab bahwa korban terjatuh yang mana
saat itu saksi BESLI SITUMORANG masih berada di atas sepeda motornya sambil memperhatikan korban. Selanjutnya saksi BESLI SITUMORANG kembali ke warungnya untuk menjemput saksi RISDO SARAGIH, saksi BABRAS GERI RAJAGUKGUK, dan saksi DONI MANIK yang masih main billiard untuk melihat korban yang sedang terlentang di atas aspal jalan selanjutnya mereka kembali ke lokasi korban BINTANG TARIGAN dalam keadaan terlentang tersebut selanjutnya
saksi BESLI SITUMORANG mengajak terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO untuk membawa korban BINTANG TARIGAN ke rumah saksi HERLINA GULTOM yang merupakan bidan didesa tersebut namun sebelum berangkat terdakwa sempat mengambil air bandar dengan cara menampung air tersebut menggunakan kedua tangan terdakwa dan terdakwa menyiramkan air tersebut ke wajah korban BINTANG TARIGAN karena terdakwa menduga bahwa korban dalam keadaan pingsan, namun karena tidak ada reaksinya sehingga saksi BESLI SITUMORANG kembali mengajak terdakwa untuk membawa korban ke rumah saksi HERLINA GULTOM. Setelah itu terdakwa bersama-sama dengan saksi BESLI SITUMORANG mengangkat tubuh korban ke atas sepeda motor milik saksi BESLI SITUMORANG dengan cara terdakwa mengangkat bagian kepala korban sedangkan saksi BESLI SITUMORANG mengangkat bagian kaki korban dan ketika terdakwa mengangkat korban, tangan terdakwa terkena darah yang keluar dari kepala korban selanjutnya terdakwa bersama dengan saksi BESLI SITUMORANG dan korban pergi menuju rumah saksi HERLINA GULTOM dengan menggunakan sepeda motor dan setelah sampai di rumah saksi HERLINA GULTOM , lalu saksi HERLINA GULTOM keluar dari dalam rumahnya dan selanjutnya memegang leher korban dan setelah melakukan pemeriksaan kemudian saksi HERLINA GULTOM mengatakan bahwa korban sudah meninggal dunia .
Adapun akibat perbuatan terdakwa mengakibatkan korban BINTANG TARIGAN meninggal dunia sesuai dengan Visum Et Repertum No. 11996/IV/UPM/XII/2015 tanggal 23 Desember 2015 An. BINTANG TARIGAN yang dibuat dan ditanda tangani oleh Dr. Reinhard J.D. Hutahaean,SH,SpF, selaku dokter Rumah Sakit Umum Daerah DJASAMEN SARAGIH, yang menerangkan sebagai berikut :
Ringkasan pemeriksaan bagian luar
- Dijumpai kaku mayat yang sulit dilawan dan lebam mayat tidak hilang pada penekanan .
- Dijumpai kedua kelopak mata bagian dalam pucat .
- Dijumpai luka memar pada tangan dan luka lecet pada punggung, tangan dan kaki . - Dijumpai luka robek pada kepala serta patah / retak tulang tengkorak.
- Dijumpai ujung – ujung jari tangan dan kaki sianosis . Ringkasan pemeriksaan bagian dalam
- Dijumpai resapan darah pada permukaan kulit kepala bagian dalam, permukaan tulang tengkorak, permukaan selaput tebal otak, selaput tipis otak, permukaan jaringan otak besar .
- Dijumpai parit-parit (gyrus) jaringan otak mendangkal, pembuluh darah otak melebar (dilatasi) serta pembengkakan jaringan otak .
- Dijumpai lendir pada saluran nafas dan perlengketan paru kanan .
- Dijumpai retak tulang tengkorak, luka robek pada selaput tebal dan selaput tipis otak
Kesimpulan
Telah diperiksa sesosok mayat seorang laki-laki, dikenal, umur 44 tahun, panjang badan 166 cm, warna kulit sawo matang, perawakan sedang, rambut lurus, warna hitam, dan mayat telah diawetkan dengan cairan formalin .
Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam diambil kesimpulan bahwa korban mengalami luka memar dan luka lecet pada beberapa anggota tubuh yang disebabkan oleh kekerasan tumpul yang cenderung ringan . Kematian korban oleh karena mati lemas akibat pendarahan hebat (banyak) di rongga tengkorak yang disebabkan kekerasan tumpul yang hebat (kuat) pada daerah kepala yang menyebabkan retak tulang tengkorak, robeknya selaput tebal otak serta perdarahan yang banyak di rongga tengkorak, dengan perkiraan mekanisme trauma cenderung sumber trauma tumpul mendatangi kepala korban.
--- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 338 KUHPidana.
SUBSIDAIR
---Bahwa ia terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO pada hari Minggu tanggal 13 Desember 2015 sekira pukul 01.00 Wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain di bulan Desember Tahun 2015 atau setidak – tidaknya pada waktu lain di Tahun 2015, bertempat di Persimpangan Pasar Baru Huta Sipinggan Nagori Panombean Pane Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun atau setidak - tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk di dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Simalungun, penganiayaan yang mengakibatkan mati, perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
Berawal pada hari Sabtu tanggal 12 Desember 2015 sekira pukul 21.00 Wib, terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO bersama dengan LAMHOT
SITUMORANG pergi ke warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG untuk minum tuak, dan setelah sampai di warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG tersebut di dalam warung tuak tersebut ada beberapa orang teman terdakwa yang sedang minum tuak antara lain saksi KORAL SIHOMBING, saksi RISDO SARAGIH, saksi ERVINDO NAINGGOLAN, saksi OKTO TARIGAN, saksi JON SOPRAN SARAGIH ALS. SOPRAN TURNIP, saksi BABRAS GERI RAJAGUKGUK, dan beberapa waktu kemudian datang saksi LAMBOK SIMANJUNTAK, saksi DONI MANIK, dan saksi DEDI PUTRA MANIHURUK datang ke warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG yang mana pada saat itu korban BINTANG TARIGAN sudah datang ke warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG dalam keadaan mabuk selanjutnya koban BINTANG TARIGAN meminta tuak kepada saksi BESLI SITUMORANG selaku pemilik warung akan tetapi saksi BESLI TARIGAN tidak memberikan tuak lagi dikarenakan korban sudah dalam keadaan mabuk meskipun masih ada tuak di warung tersebut . Selanjutnya sekitar pukul 23.30 Wib yang tinggal di warung tuak tersebut hanya terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO bersama dengan korban lalu terdakwa mengajak korban untuk pulang ke rumahnya dengan mengatakan “Etama mulak bang, nga mabuk ho (artinya : ayolah pulang bang,
kau sudah mabuk)” kepada korban lalu korban menjawab “Etama, beta (artinya : ayolah, ayo)” sehingga terdakwa memapah korban dengan cara meletakkan tangan
sebelah kanan korban ke atas pundak terdakwa dan selanjutnya setelah berkisar 200 (dua ratus) meter terdakwa dan korban meninggalkan warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG tepatnya di Persimpangan Pasar Baru Huta Sipinggan Nagori Panombean Pane yaitu simpang menuju ke rumah terdakwa tiba-tiba korban mengatakan “ Palua ma au, boi do sahalakku (artinya : lepaskanlah aku, saya
sudah bisa pulang sendiri)” lalu terdakwa menjawab “betama bang, huantar sahat tu jabu (artinya : ayolah bang, aku antar kau sampai ke rumah) kemudian
terdakwa kembali menawarkan bantuan untuk mengantarkan korban untuk pulang ke rumahnya dikarenakan korban sudah tidak kuat lagi untuk jalan pulang ke rumahnya namun kembali ditolak oleh korban sambil mengatakan “ lepaskan saja aku, aku
bisa sendiri” setelah itu terdakwa merasa tersinggung dan kesal atas penolakan
yang dilakukan oleh korban sehingga terdakwa menjadi emosi dan secara spontan mendorongkan dada korban dari arah depan dengan menggunakan kedua tangan terdakwa sehingga korban yang dalam keadaan mabuk dan langsung jatuh terpental dan terlentang dengan posisi kepala terbentur ke batu aspal dan saat itu terdakwa sempat memperhatikan korban sambil berpikir kenapa korban tidak bangun atau tidak bangkit lagi setelah terjatuh. Selanjutnya tiba-tiba saksi BESLI SITUMORANG
datang dari arah rumahnya dengan mengendarai sepeda motor dengan maksud untuk membeli rokok ke warung yang terletak di Huta Sipinggan dan saat saksi BESLI SITUMORANG tiba di lokasi, saksi BESLI SITUMORANG melihat korban yang sedang terlentang kemudian saksi BESLI SITUMORANG bertanya kepada terdakwa dengan mengatakan “yang kau apainya si BINTANG TARIGAN, yang kau pukuli
atau kau tumbuk i?” dan terdakwa menjawab bahwa korban terjatuh yang mana
saat itu saksi BESLI SITUMORANG masih berada di atas sepeda motornya sambil memperhatikan korban. Selanjutnya saksi BESLI SITUMORANG kembali ke warungnya untuk menjemput saksi RISDO SARAGIH, saksi BABRAS GERI RAJAGUKGUK, dan saksi DONI MANIK yang masih main billiard untuk melihat korban yang sedang terlentang di atas aspal jalan selanjutnya mereka kembali ke lokasi korban BINTANG TARIGAN dalam keadaan terlentang tersebut selanjutnya saksi BESLI SITUMORANG mengajak terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO untuk membawa korban BINTANG TARIGAN ke rumah saksi HERLINA GULTOM yang merupakan bidan didesa tersebut namun sebelum berangkat terdakwa sempat mengambil air bandar dengan cara menampung air tersebut menggunakan kedua tangan terdakwa dan terdakwa menyiramkan air tersebut ke wajah korban BINTANG TARIGAN karena terdakwa menduga bahwa korban dalam keadaan pingsan, namun karena tidak ada reaksinya sehingga saksi BESLI SITUMORANG kembali mengajak terdakwa untuk membawa korban ke rumah saksi HERLINA GULTOM. Setelah itu terdakwa bersama-sama dengan saksi BESLI SITUMORANG mengangkat tubuh korban ke atas sepeda motor milik saksi BESLI SITUMORANG dengan cara terdakwa mengangkat bagian kepala korban sedangkan saksi BESLI SITUMORANG mengangkat bagian kaki korban dan ketika terdakwa mengangkat korban, tangan terdakwa terkena darah yang keluar dari kepala korban selanjutnya terdakwa bersama dengan saksi BESLI SITUMORANG dan korban pergi menuju rumah saksi HERLINA GULTOM dengan menggunakan sepeda motor dan setelah sampai di rumah saksi HERLINA GULTOM , lalu saksi HERLINA GULTOM keluar dari dalam rumahnya dan selanjutnya memegang leher korban dan setelah melakukan pemeriksaan kemudian saksi HERLINA GULTOM mengatakan bahwa korban sudah meninggal dunia .
Adapun akibat perbuatan terdakwa mengakibatkan korban BINTANG TARIGAN meninggal dunia sesuai dengan Visum Et Repertum No. 11996/IV/UPM/XII/2015 tanggal 23 Desember 2015 An. BINTANG TARIGAN yang dibuat dan ditanda tangani oleh Dr. Reinhard J.D. Hutahaean,SH,SpF, selaku dokter Rumah Sakit Umum Daerah DJASAMEN SARAGIH, yang menerangkan sebagai berikut :
Ringkasan pemeriksaan bagian luar
- Dijumpai kaku mayat yang sulit dilawan dan lebam mayat tidak hilang pada penekanan .
- Dijumpai kedua kelopak mata bagian dalam pucat .
- Dijumpai luka memar pada tangan dan luka lecet pada punggung, tangan dan kaki . - Dijumpai luka robek pada kepala serta patah / retak tulang tengkorak.
- Dijumpai ujung – ujung jari tangan dan kaki sianosis . Ringkasan pemeriksaan bagian dalam
- Dijumpai resapan darah pada permukaan kulit kepala bagian dalam, permukaan tulang tengkorak, permukaan selaput tebal otak, selaput tipis otak, permukaan jaringan otak besar .
- Dijumpai parit-parit (gyrus) jaringan otak mendangkal, pembuluh darah otak melebar (dilatasi) serta pembengkakan jaringan otak .
- Dijumpai lendir pada saluran nafas dan perlengketan paru kanan .
- Dijumpai retak tulang tengkorak, luka robek pada selaput tebal dan selaput tipis otak
Kesimpulan
Telah diperiksa sesosok mayat seorang laki-laki, dikenal, umur 44 tahun, panjang badan 166 cm, warna kulit sawo matang, perawakan sedang, rambut lurus, warna hitam, dan mayat telah diawetkan dengan cairan formalin .
Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam diambil kesimpulan bahwa korban mengalami luka memar dan luka lecet pada beberapa anggota tubuh yang disebabkan oleh kekerasan tumpul yang cenderung ringan . Kematian korban oleh karena mati lemas akibat pendarahan hebat (banyak) di rongga tengkorak yang disebabkan kekerasan tumpul yang hebat (kuat) pada daerah kepala yang menyebabkan retak tulang tengkorak, robeknya selaput tebal otak serta perdarahan yang banyak di rongga tengkorak, dengan perkiraan mekanisme trauma cenderung sumber trauma tumpul mendatangi kepala korban .
---Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (3) KUHPidana.
LEBIH SUBSIDAIR :
---Bahwa ia terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO pada hari Minggu tanggal 13 Desember 2015 sekira pukul 01.00 Wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain di
bulan Desember Tahun 2015 atau setidak – tidaknya pada waktu lain di Tahun 2015, bertempat di Persimpangan Pasar Baru Huta Sipinggan Nagori Panombean Pane Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun atau setidak - tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk di dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Simalungun, karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
Berawal pada hari Sabtu tanggal 12 Desember 2015 sekira pukul 21.00 Wib, terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO bersama dengan LAMHOT SITUMORANG pergi ke warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG untuk minum tuak, dan setelah sampai di warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG tersebut di dalam warung tuak tersebut ada beberapa orang teman terdakwa yang sedang minum tuak antara lain saksi KORAL SIHOMBING, saksi RISDO SARAGIH, saksi ERVINDO NAINGGOLAN, saksi OKTO TARIGAN, saksi JON SOPRAN SARAGIH ALS. SOPRAN TURNIP, saksi BABRAS GERI RAJAGUKGUK, dan beberapa waktu kemudian datang saksi LAMBOK SIMANJUNTAK, saksi DONI MANIK, dan saksi DEDI PUTRA MANIHURUK datang ke warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG yang mana pada saat itu korban BINTANG TARIGAN sudah datang ke warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG dalam keadaan mabuk selanjutnya koban BINTANG TARIGAN meminta tuak kepada saksi BESLI SITUMORANG selaku pemilik warung akan tetapi saksi BESLI TARIGAN tidak memberikan tuak lagi dikarenakan korban sudah dalam keadaan mabuk meskipun masih ada tuak di warung tersebut . Selanjutnya sekitar pukul 23.30 Wib yang tinggal di warung tuak tersebut hanya terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO bersama dengan korban lalu terdakwa mengajak korban untuk pulang ke rumahnya dengan mengatakan “Etama mulak bang, nga mabuk ho (artinya : ayolah pulang bang,
kau sudah mabuk)” kepada korban lalu korban menjawab “Etama, beta (artinya : ayolah, ayo)” sehingga terdakwa memapah korban dengan cara meletakkan tangan
sebelah kanan korban ke atas pundak terdakwa dan selanjutnya setelah berkisar 200 (dua ratus) meter terdakwa dan korban meninggalkan warung tuak milik saksi BESLI SITUMORANG tepatnya di Persimpangan Pasar Baru Huta Sipinggan Nagori Panombean Pane yaitu simpang menuju ke rumah terdakwa tiba-tiba korban mengatakan “ Palua ma au, boi do sahalakku (artinya : lepaskanlah aku, saya
sudah bisa pulang sendiri)” lalu terdakwa menjawab “betama bang, huantar sahat tu jabu (artinya : ayolah bang, aku antar kau sampai ke rumah) kemudian
terdakwa kembali menawarkan bantuan untuk mengantarkan korban untuk pulang ke rumahnya dikarenakan korban sudah tidak kuat lagi untuk jalan pulang ke rumahnya
namun kembali ditolak oleh korban sambil mengatakan “ lepaskan saja aku, aku
bisa sendiri” setelah itu terdakwa merasa tersinggung dan kesal atas penolakan
yang dilakukan oleh korban sehingga terdakwa menjadi emosi dan secara spontan mendorongkan dada korban dari arah depan dengan menggunakan kedua tangan terdakwa sehingga korban yang dalam keadaan mabuk dan langsung jatuh terpental dan terlentang dengan posisi kepala terbentur ke batu aspal dan saat itu terdakwa sempat memperhatikan korban sambil berpikir kenapa korban tidak bangun atau tidak bangkit lagi setelah terjatuh. Selanjutnya tiba-tiba saksi BESLI SITUMORANG datang dari arah rumahnya dengan mengendarai sepeda motor dengan maksud untuk membeli rokok ke warung yang terletak di Huta Sipinggan dan saat saksi BESLI SITUMORANG tiba di lokasi, saksi BESLI SITUMORANG melihat korban yang sedang terlentang kemudian saksi BESLI SITUMORANG bertanya kepada terdakwa dengan mengatakan “yang kau apainya si BINTANG TARIGAN, yang kau pukuli
atau kau tumbuk i?” dan terdakwa menjawab bahwa korban terjatuh yang mana
saat itu saksi BESLI SITUMORANG masih berada di atas sepeda motornya sambil memperhatikan korban. Selanjutnya saksi BESLI SITUMORANG kembali ke warungnya untuk menjemput saksi RISDO SARAGIH, saksi BABRAS GERI RAJAGUKGUK, dan saksi DONI MANIK yang masih main billiard untuk melihat korban yang sedang terlentang di atas aspal jalan selanjutnya mereka kembali ke lokasi korban BINTANG TARIGAN dalam keadaan terlentang tersebut selanjutnya saksi BESLI SITUMORANG mengajak terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO untuk membawa korban BINTANG TARIGAN ke rumah saksi HERLINA GULTOM yang merupakan bidan didesa tersebut namun sebelum berangkat terdakwa sempat mengambil air bandar dengan cara menampung air tersebut menggunakan kedua tangan terdakwa dan terdakwa menyiramkan air tersebut ke wajah korban BINTANG TARIGAN karena terdakwa menduga bahwa korban dalam keadaan pingsan, namun karena tidak ada reaksinya sehingga saksi BESLI SITUMORANG kembali mengajak terdakwa untuk membawa korban ke rumah saksi HERLINA GULTOM. Setelah itu terdakwa bersama-sama dengan saksi BESLI SITUMORANG mengangkat tubuh korban ke atas sepeda motor milik saksi BESLI SITUMORANG dengan cara terdakwa mengangkat bagian kepala korban sedangkan saksi BESLI SITUMORANG mengangkat bagian kaki korban dan ketika terdakwa mengangkat korban, tangan terdakwa terkena darah yang keluar dari kepala korban selanjutnya terdakwa bersama dengan saksi BESLI SITUMORANG dan korban pergi menuju rumah saksi HERLINA GULTOM dengan menggunakan sepeda motor dan setelah sampai di rumah saksi HERLINA GULTOM , lalu saksi HERLINA GULTOM keluar dari dalam
rumahnya dan selanjutnya memegang leher korban dan setelah melakukan pemeriksaan kemudian saksi HERLINA GULTOM mengatakan bahwa korban sudah meninggal dunia .
Adapun akibat perbuatan terdakwa mengakibatkan korban BINTANG TARIGAN meninggal dunia sesuai dengan Visum Et Repertum No. 11996/IV/UPM/XII/2015 tanggal 23 Desember 2015 An. BINTANG TARIGAN yang dibuat dan ditanda tangani oleh Dr. Reinhard J.D. Hutahaean,SH,SpF, selaku dokter Rumah Sakit Umum Daerah DJASAMEN SARAGIH, yang menerangkan sebagai berikut :
Ringkasan pemeriksaan bagian luar
- Dijumpai kaku mayat yang sulit dilawan dan lebam mayat tidak hilang pada penekanan .
- Dijumpai kedua kelopak mata bagian dalam pucat .
- Dijumpai luka memar pada tangan dan luka lecet pada punggung, tangan dan kaki . - Dijumpai luka robek pada kepala serta patah / retak tulang tengkorak.
- Dijumpai ujung – ujung jari tangan dan kaki sianosis . Ringkasan pemeriksaan bagian dalam
- Dijumpai resapan darah pada permukaan kulit kepala bagian dalam, permukaan tulang tengkorak, permukaan selaput tebal otak, selaput tipis otak, permukaan jaringan otak besar .
- Dijumpai parit-parit (gyrus) jaringan otak mendangkal, pembuluh darah otak melebar (dilatasi) serta pembengkakan jaringan otak .
- Dijumpai lendir pada saluran nafas dan perlengketan paru kanan .
- Dijumpai retak tulang tengkorak, luka robek pada selaput tebal dan selaput tipis otak
Kesimpulan
Telah diperiksa sesosok mayat seorang laki-laki, dikenal, umur 44 tahun, panjang badan 166 cm, warna kulit sawo matang, perawakan sedang, rambut lurus, warna hitam, dan mayat telah diawetkan dengan cairan formalin .
Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam diambil kesimpulan bahwa korban mengalami luka memar dan luka lecet pada beberapa anggota tubuh yang disebabkan oleh kekerasan tumpul yang cenderung ringan . Kematian korban oleh karena mati lemas akibat pendarahan hebat (banyak) di rongga tengkorak yang disebabkan kekerasan tumpul yang hebat (kuat) pada daerah kepala yang menyebabkan retak tulang
tengkorak, robeknya selaput tebal otak serta perdarahan yang banyak di rongga tengkorak, dengan perkiraan mekanisme trauma cenderung sumber trauma tumpul mendatangi kepala korban.
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 359 KUHPidana
Menimbang bahwa Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan tuntutan tanggal 14 Juli 2016, yang pada pokoknya menuntut agar Majelis Hakim memutuskan sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan perbuatan pidana “Karena
Kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati” melanggar
Pasal 359 KUHPidana sebagaimana dalam dakwaan Lebih Subsidair Jaksa Penuntut Umum;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa ERPINDOU TARIGAN ALS. PINDO selama 3 (tiga) tahun dan 6 (enam) bulan dikurangkan selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan; 3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) potong kaos oblong warna hitam. Dirampas untuk dimusnahkan.
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 3.000 (tiga ribu rupiah);
Menimbang bahwa Pengadilan Negeri Simalungun telah menjatuhkan putusan sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa ERPINDOU TARIGAN tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Primair dan Dakwaan Subsidair Penuntut Umum;
2. Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari Dakwaan Primair dan Dakwaan Subsidair Penuntut Umum tersebut;
3. Menyatakan Terdakwa ERPINDOU TARIGAN Alias PINDO telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Karena Kealpaannya menyebabkan orang lain mati”;
4. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun;
5. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
6. Menetapkan agar Terdakwa tetap ditahan;
7. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) potong kaos oblong warna hitam; Dirampas untuk dimusnahkan;
8. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah);
Setelah membaca berturut-turut :
1. Akta permintaan banding oleh Jaksa Penuntut Umum,Nomor 161/Akta.Pid.B/2016/PN.Sim, yang dibuat dan ditandatangani oleh Panitera Pengadilan Negeri Simalungun yang menyatakan bahwa pada hari Selasa tanggal 9 Agustus 2016, Jaksa Penuntut Umum telah menyatakan banding terhadap Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor : 161/Pid.B/2016/PN.Sim tanggal 3 Agustus 2016, dan permintaan banding tersebut telah diberitahukan kepada Terdakwa,oleh E.Siringoringo Jurusita Pengadilan Negeri Simalungun pada hari Kamis tanggal 11 Agustus 2016 sesuai dengan akta Nomor 161/Akta.Pid.B/2016/PN.Sim ;
2. Akta Tanda Terima Memori banding Nomor 161/Akta.Pid.B/2016/PN.Sim, yang dibuat dan ditandatangani oleh Panitera Pengadilan Negeri Simalungun yang menyatakan bahwa pada hari Kamis tanggal 1 September 2016, Jaksa Penuntut Umum telah menyerahkan memori banding, dan memori banding tersebut telah diberitahukan / diserahkan kepada Terdakwa pada hari Jumat tanggal 9 September 2016, sesuai dengan Nomor 161/Akta.Pid.B/2016/PN.Sim;
3. Surat pemberitahuan, untuk mempelajari berkas perkara yang ditujukan Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa pada tanggal 11 Agustus 2016
Nomor W2.U.16 / 3383 / HN.01.10/VIII/2016 dan kepadanya telah diberikan kesempatan untuk membaca dan mempelajari berkas perkara Nomor : 161/Akta.Pid.B/2016/PN.Sim,selama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal 12 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 23 Agustus 2016 sebelum berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan untuk pemeriksaan ditingkat banding ;
Menimbang, bahwa permintaan pemeriksaan banding oleh Jaksa Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara serta memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam Undang - Undang, maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima ;
Menimbang bahwa Jaksa Penuntut Umum,telah mengajukan memori banding dan telah diterima oleh Panitera Pengadilan Negeri Simalungun pada hari Kamis tanggal 01 September 2016,sesuai dengan akta Tanda Terima memori banding No.161/Akta.Pid.B/2016.PN.Sim, dan memori banding tersebut telah diserahkan kepada Terdakwa pada hari Jumat tanggal 09 September 2016 sesuai dengan akta No.161/Akta.Pid.B/2016.PN.Sim;
Menimbang bahwa memori banding Jaksa Penuntut Umum tersebut pada pokoknya sependapat dengan pertimbangan hukum Hakim tingkat pertama, tentang telah terbuktinya perbuatan Terdakwa tersebut ,namun Jaksa Penuntut Umum merasa keberatan penjatuhan pidana 1 (satu) tahun terhadap Terdakwa, karena dirasa terlalu ringan dan tidak mencerminkan rasa keadilan bagi masyarakat ;
Menimbang bahwa terhadap alasan atau keberatan memori banding Jaksa Penuntut Umum tersebut Majelis Hakim tingkat banding akan mempertimbangkan keberatan tersebut sebagai berikut :
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim tingkat banding memeriksa dan mempelajari berkas perkara Nomor : 161/Akta.Pid.B/2016.PN.Sim, tanggal 3 Agustus 2016 ,beserta surat-surat yang berhubungan dengan perkara dan salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri Simalungun ,dan memori banding Jaksa Penuntut Umum ,Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa pertimbangan hukum dalam putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama yang menyatakan Terdakwa telah terbukti secara sah meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Karena kealpaanya mengakibatkan orang lain mati “ dalam surat dakwaan subsider , telah tepat dan benar karena pertimbangan – pertimbangan tersebut berdasarkan fakta – fakta hukum yang diperoleh di persidangan, oleh karenanya Majelis Hakim tingkat banding dapat menyetujuinya dan mengambil alih sebagai dasar Majelis Hakim tingkat banding sendiri dalam mengadili perkara terdakwa ditingkat banding, kecuali tentang pidana yang dijatuhkan terhadap terdakwa oleh Hakim tingkat pertama Majelis Hakim tingkat banding sependapat dengan memori Jaksa tentang penjatuhan pidana terhadap Terdakwa dinilai terlalu ringan oleh karena itu perlu diperberat, dengan pertimbangan sebagai berikut :
Menimbang bahwa, semula terdakwa yang ingin menolong korban mengantarkan pulang kerumah korban, karena saat itu korban sedang mengalami mabuk, diperjalanan korban mengatakan “ lepaskan saja aku bisa sendiri”, mendengar ucapan korban , terdakwa seharusnya tidak emosi, kesal dan merasa tersinggung dan mendorong dada korban yang sedang dalam keadaan mabuk, dan berakibat korban jatuh terpental dan terlentang dengan posisi kepala terbentur kebatu aspal, setelah korban tidak bangun lagi, terdakwa mengira, korban pingsan lalu menyiram kepala korban dengan air;
Menimbang bahwa terdakwa setelah melihat korban tidak bangun lagi, berusaha membonceng korban kerumah bidan Herlina Gultom, dengan maksud untuk mendapatkan pengobatan, ternyata setelah diperiksa Bidan, korban dinyatakan telah meninggal dunia;
Menimbang bahwa sejak peristiwa terjadi , terdakwa tidak melarikan diri dan masih berusaha menolong korban dan dua hari kemudian terdakwa melaporkan diri ke Polisi, dengan demikian Majelis Hakim tingkat banding menilai bahwa Terdakwa tidak ada niat melakukan perbuatan menghilangkan nyawa orang lain;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor : 161/Pid.B/2016.PN.Sim, tanggal 3 Agustus 2016 tidak dapat dipertahankan lagi dan harus diubah sekedar pidana yang dijatuhkan terhadap Terdakwa, untuk selengkapnya sebagaimana tercantum dalam amar putusan dibawah ini :
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas pidana yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa menurut Majelis Hakim tingkat banding telah mencerminkan rasa keadilan bagi masyarakat ;
Menimbang, bahwa hukuman yang dijatuhkan kepada Terdakwa bukanlah bermaksud sebagai suatu pembalasan terhadap apa yang telah diperbuatnya, akan tetapi jauh lebih penting adalah sebagai Instropeksi bagi diri Terdakwa agar tidak berbuat tindak pidana lagi dan dapat memperbaiki diri di kemudian hari ;
Menimbang, bahwa oleh karena selama ini Terdakwa ditahan, maka selama menjalankan penahanan dikurangkan seluruhnya dengan pidana yang dijatuhkan ;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan dipidana, maka berdasarkan Pasal 222 ayat (1) KUHAP ,Terdakwa harus pula dibebani untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan ;
Memperhatikan Pasal 359 Kitab Undang Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang Nomor : 8 Tahun 1981 tentang KUHAP serta Peraturan Perundang-Undangan lain yang bersangkutan ;
M E N G A D I L I
- Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum ;
- Mengubah Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor : 161/Pid.B/2016.PN.Sim, tanggal 3 Agustus 2016 yang dimintakan banding, sekedar mengenai pidana yang dijatuhkan terhadap Terdakwa, sehingga amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
- Menyatakan Terdakwa ERPINDOU TARIGAN Alias Pindo tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Karena kealpaannya menyebabkan orang lain mati ”;
- Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama : 2 (dua) Tahun ;
- Menetapkan pidana yang dijatuhkan dikurang selama terdakwa ditahan; - Memerintahkan agar supaya Terdakwa tetap ditahan;
- Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara pada kedua tingkat pengadilan yang ditingkat banding ditetapkan sejumlah Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan pada hari Senin tanggal 26 September 2016 oleh kami : SABAR TARIGAN SIBERO, SH. MH. sebagai Hakim Ketua Majelis ADI
SUTRISNO,SH.,MH dan DALIUN SAILAN,SH. MH. masing - masing sebagai
Hakim Anggota, berdasarkan Surat Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 444/PID/2016/PT.MDN , tanggal 02 September 2016,tentang penunjukan Majelis Hakim Tinggi untuk memeriksa dan mengadili perkara ini ditingkat banding dan putusan tersebut telah diucapkan pada hari ini KAMIS tanggal 29 September
2016 di dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis dengan
dihadiri oleh kedua Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh MANGARATUA
SIMARMATA, SH. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum maupun Terdakwa ;
HAKIM ANGGOTA : KETUA MAJELIS: - TTD - - TTD -
ADI SUTRISNO, SH.MH SABAR TARIGAN SIBERO , SH.MH. - TTD -
DALIUN SAILAN SH.MH
PANITERA PENGGANTI: - TTD -
MANGARATUA SIMARMATA,SH