Turbin Air
Presented by:
Ahmad Mufid (C2A ) Faiz Setyo Budi (C2A112001)
Definisi
energi mekanik berupa putaran sudu jalan (runner).
Aliran air diarahkan langsung menuju sudu-sudu melalui pengarah, menghasilkan daya sirip.
Menurut Arah Aliran Air Menurut Perubahan Momentum Fluida Menurut Letak Poros Turbin
Turbin Aliran Radial
Aliran air masuk runner tegal lurus dengan poros runner, mengakibatkan runner berputar.
Contoh: Turbin Pelton, Cross-Flow, Turgo, dll. Turbin Aliran Aksial
Air masuk runner dan keluar runner sejajar dengan poros runner. Contoh: Turbin Kaplan, propeller
Turbin Aliran Aksial-Radial
Air masuk runner secara radial dan keluar runner secara aksial/sejajar poros runner.
Contoh: Turbin Francis
Menurut Perubahan Momentum
Fluida
Turbin Reaksi
Turbin ini memanfaatkan energi potensial untuk menghasilkan energi gerak. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin.
Turbin Impuls
Turbin ini memanfaatkan energi potensial air yang diubah menjadi energi kinetik melalui nozzle.
Menurut Letak Poros
Poros turbin dapat diletakkan secara vertikal atau
horisontal, misalnya Turbin Pelton biasanya
porosnya dipasang horisontal, sedangkan untuk
unit-unit besar porosnya dipasang vertikal.
Jenis-jenis Turbin Air
FRANCIS KAPLAN
Turbin
francis
Diciptakan oleh James Francis Bichens dari Inggris. Termasuk jenis turbin reaksi dengan arah aliran aksial-radial. Turbin ini beroperasi pada head (tinggi jatuh) 10 – 650 meter, dapat menghasilkan daya 10 – 750 MW dengan Ns (spesific speed) 83 – 1000 rpm. Pada umumnya turbin ini di desain dengan posisi poros vertikal untuk menjaga agar air tidak mengenai rumah generator dan peralatan bantu lainnya.
Gambar Segitiga Kecepatan Turbin Francis Persamaan Momentum T = m [ ( r . Vw )1 – ( r . Vw )2 ] . Dengan asumsi Cv = 1 Vw1 = V . cos α1 = Cv ( 2 . g . H )1/2 . cos α 1 = ( 2 . g . H )1/2 . cos α 1
Untuk turbin air jenis francis, Vw2 = 0
maka
T = m [ r1 . ( 2.g.H )1/2 . cos α 1 ]
appendix
v = kecepatan absolute (m/s) u = kecepatan tangensial (m/s) w = kecepatan relatif (m/s) vf = kecepatan aliran (m/s) v = kecepatan sudu (m/s) .T = torsi / momen puntir (Nm) m = laju aliran massa (kg/s) H = tinggi jatuh air (m) r1 = jari-jari sisi luar turbin (m)
1 = sudut air masuk sudu (derajat) 2 = sudut air keluar sudu (derajat) 1 = sudut sudu bagian masukan air (derajat) 2 = sudut sudu bagian keluaran air (derajat)
Turbin kaplan
Dikembangkan oleh Dr. Victor Kaplan dari Austria pada tahun 1913. Turbin Kaplan termasuk kelompok turbin air reaksi jenis baling-baling (propeller). Keistimewaannya adalah sudut sudu geraknya (runner) bisa diatur (adjustable blade) untuk
menyesuaikan dengan kondisi aliran saat itu yaitu perubahan debit air. Turbin ini beroperasi pada head (tinggi jatuh) 10 – 70 meter, dapat menghasilkan daya 5 – 120 MW dengan Ns (spesific speed) 79 – 429 rpm.
Gambar Segitiga Kecepatan Turbin Kaplan
Untuk Turbin Kaplan U1 = U2 = U
Turbin
pelton
Daya yang dapat dihasilkan oleh turbin ini sekitar 50 KW – 100 MW. Pada turbin pelton energi potensial air berubah menjadi energi kinetik melalui nosel disemprotkan ke bucket untuk dirubah menjadi energi mekanik yang digunakan untuk memutar poros generator. Ditemukan oleh Lester Allan Pelton dari
U.S.A pada Tahun 1870an. Turbin Pelton mengubah energi yang diberikan oleh pancaran nozzle. Turbin jenis ini bekerja pada head tinggi (antara 30 – 1000 meter) tetapi debitnya kecil (0,2 – 3 m3/s).
Gambar Segitiga Kecepatan Turbin Pelton
Untuk Turbin Pelton V1 = U1 + W1
V1 = Vu1 W1 = W2 U1 = U2 = U
TURBIN
CROSSFLOW
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-Banki yang merupakan penemunya Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec dan head antara 1 s/d 200 m.
Turbin Cross flow menggunakan nozzle persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa
Gambar Segitiga Kecepatan Turbin Cross-Flow
Untuk turbin air jenis crossflow, U1 = U2 = U
Vw1 = V1 . cos 1 Vw2 = 0
Karakteristik turbin air
Untuk memperbandingkan prestasi turbin-turbin yang mempunyai output dan kecepatan yang berbeda dan beroperasi pada tinggi angkat (head) yang berbeda pula, untuk menyederhanakan perbandingan umumnya dilakukan dengan mengambil acuan tinggi angkat (head) air sebesar satu meter. Tiga karakteristik turbin yang didasarkan pada tinggi angkat (head) satuan adalah:
Unit Daya (Pu)
Unit Kecepatan (Nu)
Unit daya
Daya yang dihasilkan sebuah turbin yang bekerja pada tinggi angkat sebesar satu meter, dikenal sebagai unit daya. Unit daya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Unit kecepatan
Unit kecepatan didefinisikan sebagai kecepatan turbin yang bekerja pada tinggi angkat sebesar satu meter. Besarnya unit kecepatan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Unit discharge
Unit discharge adalah aliran keluaran suatu turbin yang bekerja pada tinggi angkat sebesar satu meter. Unit discharge dapat dirumuskan sebagai:
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
PLTA merupakan sebuah sistem pembangkitan energi listrik yang memanfaatkan energi potensial dari suatu aliran air, mengubahnya menjadi energi kinetik dengan cara mengalirkan melalui pipa-pipa air, kemudian ditumbukkan ke sebuah Turbin Air menggunakan nozzle atau sudu-sudu pengarah. Turbin Air yang tertumbuk air akan berputar menghasilkan energi mekanis yang digunakan untuk memutar rotor generator, sehingga menghasilkan listrik.
Rumus Prinsip Kerja PLTA
Head (H)
Daya Turbin (P
T)
Daya Generator (P
out)
Efisiensi Sistem (
PLTA)
Daya Hidrolis (P
H)
Kecepatan Spesifik (Ns)
Head
Head adalah tinggi jatuh air yang dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin. Head dilambangkan sebagi H. Dalam sebuah sistem pembangkit, head merupakan selisih antara head isap dengan head tekan. Tinggi jatuh air dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dengan: H = tinggi jatuh air, dalam satuan meter Hs = tinggi jatuh air pada sisi isap turbin, dalam satuan meter
Hd = tinggi jatuh air pada sisi keluar turbin, dalam satuan meter
Daya Hidrolis
Daya hidrolis didefinisikan sebagai daya yang dihasilkan oleh air yang mengalir dari suatu ketinggian. Daya hidrolis dilambangkan sebagai PH. Daya hidrolis dirumuskan sebagai berikut:
Dengan : Q = debit air (m3/s)
Daya Turbin
Daya turbin adalah daya yang dibangkitkan oleh turbin air dengan mengubah energi kinetik air menjadi energi mekanik berupa putaran turbin. Daya turbin dilambangkan sebagai PT. Besarnya daya turbin dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Dengan : N = putaran nominal turbin (rpm) T = torsi / momen puntir (Nm)
Daya generator
Daya yang dibangkitkan generator dilambangkan sebagai Pout. Merupakan daya yang dibangkitkan oleh sebuah system pembangkit setelah mengalami rugi-rugi secara keseluruhan.
Dengan : v = tegangan generator (volt) I = arus generator (ampere) cos = faktor daya
Efisiensi Sistem
Efisiensi sistem adalah kemampuan peralatan pembangkit untuk mengubah energi kinetik dari air yang mengalir menjadi energi listrik. Besarnya kerugian didalam turbin akan mempengaruhi efisiensinya. Efisiensi PLTA terdiri dari efisiensi pada sudu turbin, efisiensi pada poros dan efisiensi pada generator. Besarnya efisiensi sistem dapat dirumuskan sebagai berikut:
Efisiensi sistem biasanya dinyatakan dalam persen (%)
Kecepatan Spesifik
Kecepatan spesifik turbin didefinisikan sebagai kecepatan sebuah turbin
imajiner, yang identik dengan turbin sebenarnya, namun hanya menghasilkan daya satu satuan pada head satu satuan.
dimana, Ns = kecepatan spesifik (rpm)
N = kecepatan putaran turbin (rpm) P = Daya Hidrolis Air (Watt)
Dalam prakteknya, kecepatan spesifik paling sering digunakan. Harga kecepatan spesifik akan membantu kita dalam memperkirakan prestasi
Contoh Soal
1. Sebuah pengujian PLTA yang menggunakan Turbin Francis
menghasilkan data sbb:
• Beban Aktif = 3 MW
• Sudut Guide Vane = 45o
• Debit Air = 3 m3/s
• Tinggi muka air DAM = 461 m
• Tinggi muka air Tail Race = 316 m
• Diameter Turbin = 1,0 m
Penyelesaian:
• Langkah Pertama, menghitung head (tinggi jatuh air) yang digunakan oleh sistem H = Hs – Hd
Hd = head discharge (pada Tail Race) Hs = head suction (pada DAM)
H = 461 – 316 = 145 meter
• Langkah Kedua, menghitung laju aliran massa air m = . Q
• Langkah Ketiga, menghitung Torsi
Dengan mengasumsikan Cv = 1, kecepatan sudu (vw) dapat dihitung vw1 = v . cos α1 = Cv ( 2 . g . H )1/2 . cos 45o = ( 2 . 9,806 . 145 )1/2 . 0,707 = 40,85 m/s T = m [ ( r . vw )1 – ( r . vw )2 ] = 2991,06 [ ( 0,5 . 40,85) – 0 ] = 61092,4 Nm
• Langkah Keempat, menghitung Daya Turbin PT = 2 . π . N . T
60
• Langkah Kelima, menghitung Daya Hidrolis Air PH = . g . Q . H
= 997,02 . 9,806 . 3 . 145 = 3896000 Watt
= 3,896 MW
• Langkah Keenam, menghitung efisiensi PLTA
Dalam sistem pembangkit listrik, beban aktif merupakan daya yang dibangkitkan oleh generator listrik (PG).
PLTA = x 100 % = x 100 % = 77 % Pout PH 3 3,896
2. Sebuah turbin Pelton menghasilkan daya 1750 kW pada head 100 meter ketika turbin beroperasi pada 200 rpm dan mengeluarkan debit air sebesar 2500 liter/s. Carilah daya satuan, kecepatan satuan dan debit satuan dari turbin!!