Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
E-mail: muhammadaryismoeharto@gmail.com E-mail: muhammadaryismoeharto@gmail.com ABSTRAK
ABSTRAK
Daerah penelitian terletak di daerah Bandar Dawung dan sekitarnya, Kecamatan Daerah penelitian terletak di daerah Bandar Dawung dan sekitarnya, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis t
Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis t erletak padaerletak pada koordinat 509000 mE
koordinat 509000 mE – – 514000 mE dan 9151500 mN 514000 mE dan 9151500 mN – – 9156500 mN (dalam koordinat UTM, 9156500 mN (dalam koordinat UTM, Zona 49 S). Daerah penelitian memiliki luas 5 x 5 km dengan skala peta 1 : 20.000.
Zona 49 S). Daerah penelitian memiliki luas 5 x 5 km dengan skala peta 1 : 20.000.
Secara Gemorfologi daerah penelitian dibagi atas satu bentuk asal yaitu bentuk asal Secara Gemorfologi daerah penelitian dibagi atas satu bentuk asal yaitu bentuk asal vulkanik, kemudian dibagi menjadi bentuk lahan berupa lereng vulkanik tengah (V4), lereng vulkanik, kemudian dibagi menjadi bentuk lahan berupa lereng vulkanik tengah (V4), lereng vulkanik bawah (V5), kaki vulkanik (V6),
vulkanik bawah (V5), kaki vulkanik (V6), lembah vulkanik (V24) dan bukit intrusi lembah vulkanik (V24) dan bukit intrusi (V25). Pola(V25). Pola pengaliran
pengaliran yang yang berkembang berkembang pada pada daerah daerah telitian telitian yaitu yaitu subsub parallel parallel , merupakan pola aliran, merupakan pola aliran dasar yang dibentuk oleh kelerengan yang seragam serta mengalir melalui bedrock str
dasar yang dibentuk oleh kelerengan yang seragam serta mengalir melalui bedrock str eam.eam. Stratigrafi daerah pelitian dibagi menjadi tujuh Satuan, urutan Satuan dari yang paling Stratigrafi daerah pelitian dibagi menjadi tujuh Satuan, urutan Satuan dari yang paling tua ke muda adalah Satuan batugamping
tua ke muda adalah Satuan batugamping – – terumbu Sampung (Miosen Awal), Intrusi andesit terumbu Sampung (Miosen Awal), Intrusi andesit (Miosen Tengah), Satuan lava
(Miosen Tengah), Satuan lava – – andesit Sidoramping (Plistosen), Satuan breksi andesit Sidoramping (Plistosen), Satuan breksi – – piroklastik piroklastik Lawu (Holosen), Satuan lava
Lawu (Holosen), Satuan lava – – andesit Lawu (Holosen), Satuan tuf Lawu (Holosen) dan Satuan andesit Lawu (Holosen), Satuan tuf Lawu (Holosen) dan Satuan endapan
endapan – – lahar Lawu (Holosen). lahar Lawu (Holosen).
Struktur geologi yang berkembang adalah kekar dengan arah umum berarah barat
Struktur geologi yang berkembang adalah kekar dengan arah umum berarah barat lautlaut – – tenggara dan sesar
tenggara dan sesar – – sesar naik maupun sesar mendatar dengan arah gaya utama berarah barat sesar naik maupun sesar mendatar dengan arah gaya utama berarah barat timur dan utara - selatan.
timur dan utara - selatan.
Daerah penelitian dibedakan menjadi 2 jenis fasies gunungapi yaitu fasies proksimal Daerah penelitian dibedakan menjadi 2 jenis fasies gunungapi yaitu fasies proksimal secara morfologi berkembang pada daerah lereng tengah
secara morfologi berkembang pada daerah lereng tengah – – lereng bawah disusun oleh intrusi lereng bawah disusun oleh intrusi andesit, breksi piroklastik dan lava serta fasies media
andesit, breksi piroklastik dan lava serta fasies media l yang secara morfologi berkembang padal yang secara morfologi berkembang pada daerah kaki gunungapi
daerah kaki gunungapi – – lembah disusun oleh endapan lahar, sedangkan tatanan stratigrafi pada lembah disusun oleh endapan lahar, sedangkan tatanan stratigrafi pada daerah penelitian dikelompokkan menjadi 2 Satuan vulkanostratigrafi, urutan dari tua ke muda daerah penelitian dikelompokkan menjadi 2 Satuan vulkanostratigrafi, urutan dari tua ke muda yaitu Khuluk Sidoramping kemudian Khuluk Lawu.
yaitu Khuluk Sidoramping kemudian Khuluk Lawu.
Kata kunci :
Kata kunci : vulkanostratigrafi, fasies gunungapi, Khuluk Sidoramping, Khuluk Lawu, vulkanostratigrafi, fasies gunungapi, Khuluk Sidoramping, Khuluk Lawu, endapan lahar, fasies proksimal, fasies medial
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
1.
1. PENDAHULUANPENDAHULUAN
Indonesia tidak hanya menyimpan Indonesia tidak hanya menyimpan sumberdaya alam seperti batubara, minyak sumberdaya alam seperti batubara, minyak ataupun endapan bijih lainnya, tetapi juga ataupun endapan bijih lainnya, tetapi juga indonesia memliki sumberdaya gunungapi indonesia memliki sumberdaya gunungapi yang sangat bisa memberikan profit untuk yang sangat bisa memberikan profit untuk masyarakat yang ada sekitarnya. Tetapi masyarakat yang ada sekitarnya. Tetapi penelitian tentang gunungapi
penelitian tentang gunungapi pada saat pada saat iniini masih sangat terbatas. Penelitian
masih sangat terbatas. Penelitian gunungapigunungapi yang sudah menjadi fosil atau gunungapi yang sudah menjadi fosil atau gunungapi purba
purba masih masih sangat sangat kurang kurang padahalpadahal dahulunya pada daerah-daerah yang dahulunya pada daerah-daerah yang merupakan bagian dari Ring Of Fire ini merupakan bagian dari Ring Of Fire ini terjadi aktifitas vulkanisme seperti pada terjadi aktifitas vulkanisme seperti pada saat ini.
saat ini.
Daerah telitian yang terletak di Daerah telitian yang terletak di Daerah Bandar Dawung dan Sekitarnya, Daerah Bandar Dawung dan Sekitarnya, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, merupakan daerah dengan kondisi geologi merupakan daerah dengan kondisi geologi yang kompleks, yang dahulunya yang kompleks, yang dahulunya merupakan kompleks gunungapi, dan merupakan kompleks gunungapi, dan kenampakan sekarang ini menyerupai kenampakan sekarang ini menyerupai lereng-lereng hasil erupsi yang memanjang lereng-lereng hasil erupsi yang memanjang yang dipengaruhi sesar geser maupun sesar yang dipengaruhi sesar geser maupun sesar turun sehingga sangat ideal untuk dijadikan turun sehingga sangat ideal untuk dijadikan sebagai tempat latihan pemetaan geologi. sebagai tempat latihan pemetaan geologi. Selain keadaan struktur geologi yang Selain keadaan struktur geologi yang kompleks, daerah pelitian merupakan kompleks, daerah pelitian merupakan daerah
daerah lereng G. Llereng G. Lawu yang awu yang selalu menarikselalu menarik dipelajari untuk mengetahui kegiatan dipelajari untuk mengetahui kegiatan vulkanisme masa lampau dan fasies vulkanisme masa lampau dan fasies vulkaniknya.
vulkaniknya. 2.
2. GEOLOGI DAERAH PENELITIANGEOLOGI DAERAH PENELITIAN 2.1. Geomorfologi
2.1. Geomorfologi
Berdasarkan klasifikasi bentang alam
Berdasarkan klasifikasi bentang alam
menurut van Zuidam (1983), daerah
menurut van Zuidam (1983), daerah
penelitian
penelitian terdiri terdiri Bentukan Asal Bentukan Asal Vulkanik.Vulkanik.
Bentukan Asal Vulkanik ini terdiri dari
Bentukan Asal Vulkanik ini terdiri dari
Bentuklahan Lereng Vulkanik Tengah
Bentuklahan Lereng Vulkanik Tengah
(V4), Bentuklahan Lereng Vulkanik Bawah
(V4), Bentuklahan Lereng Vulkanik Bawah
(V5), Kaki Vulkanik (V6), Lembah
(V5), Kaki Vulkanik (V6), Lembah
Vulkanik (V24), dan Bukit Intrusi (V25).
Vulkanik (V24), dan Bukit Intrusi (V25).
1.
1. Satuan Geomorfik Lereng VulkanikSatuan Geomorfik Lereng Vulkanik Tengah (V4)
Tengah (V4)
dengan morfologi berupa lereng dengan dengan morfologi berupa lereng dengan kemiringan lereng agak curam
kemiringan lereng agak curam – – curam curam (15 - 70%) berdasarkan klasifikasi van (15 - 70%) berdasarkan klasifikasi van Zuidam, (1983) dan memiliki relief Zuidam, (1983) dan memiliki relief antara 850
antara 850 – – 1100 mdpl dengan bentuk 1100 mdpl dengan bentuk lembah “V” serta tingkat pelapukan dan lembah “V” serta tingkat pelapukan dan pengerosian
pengerosian sedang. sedang. Pola Pola pengaliranpengaliran yang berkembang adalah sub parallel. yang berkembang adalah sub parallel. Morfostruktur pasif berupa resistensi Morfostruktur pasif berupa resistensi batuan
batuan yang yang kuat kuat dan dan kelerengan kelerengan sertaserta litologi berupa lava andesit Lawu, lava litologi berupa lava andesit Lawu, lava andesit Sidoramping, breksi laharik andesit Sidoramping, breksi laharik Lawu dan tuf Lawu. Morfostruktur aktif Lawu dan tuf Lawu. Morfostruktur aktif atau aspek yang berhubungan dengan atau aspek yang berhubungan dengan struktur geologi pada satuan bentuk struktur geologi pada satuan bentuk lahan ini berupa proses vulkanisme, lahan ini berupa proses vulkanisme, gaya endogen dan sesar.
gaya endogen dan sesar. 2.
2. Satuan Geomorfik Lereng VulkanikSatuan Geomorfik Lereng Vulkanik Bawah (V5)
Bawah (V5)
Satuan bentuk lahan ini terdapat
Satuan bentuk lahan ini terdapat
pada
pada bagian bagian tengah tengah daerah daerah penelitianpenelitian
dan menempati luasan 25% dari seluruh
dan menempati luasan 25% dari seluruh
daerah penelitian. Satuan ini dicirikan
daerah penelitian. Satuan ini dicirikan
dengan morfologi berupa lereng dengan
dengan morfologi berupa lereng dengan
kemiringan lereng miring
kemiringan lereng miring – – agak curam agak curam
(7 - 30%) berdasarkan klasifikasi van
(7 - 30%) berdasarkan klasifikasi van
Zuidam, (1983) dan memiliki relief
Zuidam, (1983) dan memiliki relief
antara 750
antara 750 – – 850 mdpl dengan bentuk 850 mdpl dengan bentuk
lembah “V” serta tingkat pelapukan dan
lembah “V” serta tingkat pelapukan dan
pengerosian
pengerosian sedang. sedang. Pola Pola pengaliranpengaliran
yang berkembang adalah sub parallel.
yang berkembang adalah sub parallel.
Morfostruktur pasif berupa resistensi
Morfostruktur pasif berupa resistensi
batuan y
batuan yang sedang sedang dan ang dan kelerengan sertakelerengan serta
litologi berupa breksi laharik Lawu, tuf
litologi berupa breksi laharik Lawu, tuf
Lawu, lava andesit Sidoramping dan
Lawu, lava andesit Sidoramping dan
endapan lahar Lawu. Morfostruktur aktif
endapan lahar Lawu. Morfostruktur aktif
atau aspek yang berhubungan dengan
atau aspek yang berhubungan dengan
struktur geologi pada satuan bentuk
struktur geologi pada satuan bentuk
lahan ini berupa proses vulkanisme,
lahan ini berupa proses vulkanisme,
struktur dan gaya endogen.
struktur dan gaya endogen.
3.
3. Satuan Geomorfik Kaki Vulkanik (V6)Satuan Geomorfik Kaki Vulkanik (V6) Satuan bentuk lahan ini terdapat
Satuan bentuk lahan ini terdapat
pada
pada bagian bagian tengah tengah daerah daerah penelitianpenelitian
dan menempati luasan 25% dari seluruh
dan menempati luasan 25% dari seluruh
daerah penelitian. Satuan ini dicirikan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
(1983) dan memiliki relief antara 650
(1983) dan memiliki relief antara 650 – –
750 mdpl dengan bentuk lembah “V”
750 mdpl dengan bentuk lembah “V”
serta tingkat pelapukan dan pengerosian
serta tingkat pelapukan dan pengerosian
sedang. Pola pengaliran yang
sedang. Pola pengaliran yang
berkembang
berkembang adalah adalah sub sub parallel.parallel.
Morfostruktur pasif berupa resistensi
Morfostruktur pasif berupa resistensi
batuan y
batuan yang sedang ang sedang dan dan kelerengan sertakelerengan serta
litologi berupa breksi laharik Lawu, tuf
litologi berupa breksi laharik Lawu, tuf
Lawu, endapan lahar Lawu.
Lawu, endapan lahar Lawu.
Morfostruktur aktif atau aspek yang
Morfostruktur aktif atau aspek yang
berhubungan
berhubungan dengan dengan struktur struktur geologigeologi
pada
pada satuan satuan bentuk bentuk lahan lahan ini ini berupaberupa
proses vulkanisme dan struktur.
proses vulkanisme dan struktur.
4.
4. Satuan Geomorfik Lembah VulkanikSatuan Geomorfik Lembah Vulkanik (V24)
(V24)
Satuan bentuk lahan ini terdapat Satuan bentuk lahan ini terdapat pada bagian
pada bagian barat daerbarat daerah penelitian ah penelitian dandan menempati luasan 7% dari seluruh menempati luasan 7% dari seluruh daerah penelitian. Satuan ini dicirikan daerah penelitian. Satuan ini dicirikan dengan morfologi berupa lembah dengan morfologi berupa lembah dengan kemiringan hampir datar - landai dengan kemiringan hampir datar - landai (0 - 7%) berdasarkan klasifikasi van (0 - 7%) berdasarkan klasifikasi van Zuidam, (1983) dan memiliki relief Zuidam, (1983) dan memiliki relief antara 650
antara 650 – – 700 mdpl dengan bentuk 700 mdpl dengan bentuk lembah “V” serta tingkat pelapukan d lembah “V” serta tingkat pelapukan danan pengerosian
pengerosian kuat. kuat. Pola Pola pengaliran pengaliran yangyang berkembang
berkembang adalah adalah sub sub parallel.parallel. Morfostruktur pasif berupa resistensi Morfostruktur pasif berupa resistensi batuan y
batuan yang sedang ang sedang dan dan kelerengan sertakelerengan serta litologi berupa breksi laharik Lawu dan litologi berupa breksi laharik Lawu dan endapan lahar Lawu. Morfostruktur aktif endapan lahar Lawu. Morfostruktur aktif atau aspek yang berhubungan dengan atau aspek yang berhubungan dengan struktur geologi pada satuan bentuk struktur geologi pada satuan bentuk lahan ini berupa proses vulkanisme dan lahan ini berupa proses vulkanisme dan struktur.
struktur. 5.
5. Satuan Geomorfik Bukit Intrusi (V25)Satuan Geomorfik Bukit Intrusi (V25) Satuan bentuk lahan ini terdapat Satuan bentuk lahan ini terdapat pada
pada bagian bagian tengah tengah daerah daerah penelitianpenelitian dan menempati luasan 8% dari seluruh dan menempati luasan 8% dari seluruh daerah penelitian. Satuan ini dicirikan daerah penelitian. Satuan ini dicirikan dengan morfologi berupa lereng dengan dengan morfologi berupa lereng dengan kemiringan lereng agak curam
kemiringan lereng agak curam – – curam curam (15 - 70%) berdasarkan klasifikasi van (15 - 70%) berdasarkan klasifikasi van Zuidam, (1983) dan memiliki relief Zuidam, (1983) dan memiliki relief antara 1000
antara 1000 – – >1250 mdpl dengan >1250 mdpl dengan bentuk
bentuk lembah lembah “V” “V” serta serta tingkattingkat
kelerengan serta litologi berupa intrusi kelerengan serta litologi berupa intrusi andesit dan batugamping terumbu andesit dan batugamping terumbu Sampung. Morfostruktur aktif atau Sampung. Morfostruktur aktif atau aspek yang berhubungan dengan aspek yang berhubungan dengan struktur geologi pada satuan bentuk struktur geologi pada satuan bentuk lahan ini berupa proses vulkanisme dan lahan ini berupa proses vulkanisme dan gaya endogen.
gaya endogen. 2.2. Stratigrafi 2.2. Stratigrafi
Penulis menggunakan penamaan Penulis menggunakan penamaan satuan stratigrafi dengan sistem penamaan satuan stratigrafi dengan sistem penamaan litostratigrafi tidak resmi, yaitu penamaan litostratigrafi tidak resmi, yaitu penamaan satuan batuan berdasarkan ciri
satuan batuan berdasarkan ciri – – ciri fisikciri fisik litologi yang dapat diamati di lapangan litologi yang dapat diamati di lapangan dengan melihat jenis litologi dan dengan melihat jenis litologi dan keseragaman, dan posisi stratigrafi keseragaman, dan posisi stratigrafi terhadap satuan
terhadap satuan – – satuan yang ada di bawahsatuan yang ada di bawah maupun di atasnya. Satuan batuan dibagi maupun di atasnya. Satuan batuan dibagi berdasarkan
berdasarkan dari dari karakteristik karakteristik litologi,litologi, termasuk tekstur batuan, struktur batuan termasuk tekstur batuan, struktur batuan dan komposisi mineral serta dominasi dan komposisi mineral serta dominasi penyebaran
penyebaran suatu suatu litologi. litologi. HubunganHubungan stratigrafi antara satuan batuan yang satu stratigrafi antara satuan batuan yang satu dengan yang lain berdasarkan pada posisi dengan yang lain berdasarkan pada posisi stratigrafi.
stratigrafi.
Kesebandingan dalam pembagian Kesebandingan dalam pembagian satuan batuan tersebut telah peneliti satuan batuan tersebut telah peneliti sebandingkan dengan stratigrafi daerah sebandingkan dengan stratigrafi daerah Tawangmangu, Karanganyar pada peta Tawangmangu, Karanganyar pada peta geologi lembar Ponorogo, Jawa Timur geologi lembar Ponorogo, Jawa Timur (Sampurno dan Samodra, 1997) serta (Sampurno dan Samodra, 1997) serta merujuk pada penamaan Satuan pada peta merujuk pada penamaan Satuan pada peta geologi Gunungapi Lawu, Jawa Tengah geologi Gunungapi Lawu, Jawa Tengah – – Jawa Timur (Abdurachman, Suganda, Jawa Timur (Abdurachman, Suganda, Hendrasto dan Irianto, 2006). Maka penulis Hendrasto dan Irianto, 2006). Maka penulis membagi stratigrafi daerah penelitian membagi stratigrafi daerah penelitian menjadi 7 Satuan batuan. Urutan stratigrafi menjadi 7 Satuan batuan. Urutan stratigrafi daerah penelitian dari tua sampai muda, daerah penelitian dari tua sampai muda, sebagai berikut :
sebagai berikut : 1.
1. Satuan Satuan batugamping batugamping - - terumbuterumbu Sampung
Sampung
Satuan batugamping-terumbu Satuan batugamping-terumbu Sampung disusun oleh batuan sedimen Sampung disusun oleh batuan sedimen karbonat non klastik yakni batugamping karbonat non klastik yakni batugamping terumbu dengan sisipan batuan karbonat terumbu dengan sisipan batuan karbonat klastik yaitu kalkarenit setebal 30 cm, klastik yaitu kalkarenit setebal 30 cm, pemerian batugamping terumbu sebagai pemerian batugamping terumbu sebagai
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
pemerian
pemerian sisipan sisipan sebagai sebagai berikut berikut warnawarna Segar abu-abu, struktur masif, ukuran Segar abu-abu, struktur masif, ukuran butir
butir arenit arenit (0,062(0,062 – – 2 mm), pemilahan 2 mm), pemilahan baik,
baik, bentuk bentuk butir butir membundar, membundar, kemaskemas tertutup, komposisi mineral disusun oleh tertutup, komposisi mineral disusun oleh alokem berupa interklas, mikrit berupa alokem berupa interklas, mikrit berupa kalsit dan sparit berupa karbonat, nama kalsit dan sparit berupa karbonat, nama batuan adalah kalkarenit.
batuan adalah kalkarenit.
Berdasarkan hasil analisa fosil Berdasarkan hasil analisa fosil pada
pada LP LP 166 166 yang yang diambil diambil melaluimelalui sampel di permukaan didapatkan umur sampel di permukaan didapatkan umur relatif menurut Blow (1969), yaitu N5 relatif menurut Blow (1969), yaitu N5 - N6
N6 (Miosen (Miosen Awal). Awal). Fosil Fosil ForamForam Plankton yang di dapatkan antara lain Plankton yang di dapatkan antara lain adalah
adalah Globigerina Globigerina foliata,foliata, Globoquadrina globularis, Orbulina Globoquadrina globularis, Orbulina universa, Globigerina praebulloides, universa, Globigerina praebulloides, Globigerina leroy, Globigerina Globigerina leroy, Globigerina venezuelana, Globorotalia siakensis venezuelana, Globorotalia siakensis.. Dari data-data yang didapatkan tersebut, Dari data-data yang didapatkan tersebut, penulis
penulis menyimpulkan menyimpulkan bahwa bahwa umurumur relatif Satuan batugamping-terumbu relatif Satuan batugamping-terumbu Sampung adalah N5 - N6 (Miosen Sampung adalah N5 - N6 (Miosen Awal) berdasarkan kemunculan awal Awal) berdasarkan kemunculan awal dari fosil
dari fosil Globigerina foliataGlobigerina foliata dandan kemunculan akhir dari fosil kemunculan akhir dari fosil Globoquadrina globularis
Globoquadrina globularis..
Sedangkan hasil dari analisa foram Sedangkan hasil dari analisa foram bentos
bentos kecil kecil pada pada LP LP 166 166 yangyang dilakukan penulis menunjukkan dilakukan penulis menunjukkan lingkungan batimetri daerah pelitian lingkungan batimetri daerah pelitian berada
berada di Ndi Neritik Tengeritik Tengah (Bah (Barker, 1arker, 1960).960). Dengan hadirnya fosil
Dengan hadirnya fosil TextulariaTextularia pseudogramen,
pseudogramen, Loxostomum Loxostomum limbatum,limbatum, Cassidulinoides parkerianus, Discorbis Cassidulinoides parkerianus, Discorbis sp
sp., ., Cibicides Cibicides subhaidingerii,subhaidingerii, Pseudopolymorphina
Pseudopolymorphina ligua, ligua, NodosariaNodosaria vertebralis.
vertebralis. Satuan batugamping -Satuan batugamping -terumbu Sampung memiliki hubungan terumbu Sampung memiliki hubungan tidak selaras dengan intrusi andesit. tidak selaras dengan intrusi andesit. Dikarenakan intrusi tersebut memotong Dikarenakan intrusi tersebut memotong bidang
bidang perlapisan perlapisan Satuan Satuan batugamping- batugamping-terumbu Sampung dengan dijumpai terumbu Sampung dengan dijumpai adanya matamorfisme kontak pada adanya matamorfisme kontak pada lapisan batulempung karbonatan dan lapisan batulempung karbonatan dan batugamping
batugamping terumbu terumbu berupa berupa hornfelshornfels
Satuan batugamping - terumbu Satuan batugamping - terumbu Sampung dengan jenis batuannya Sampung dengan jenis batuannya intermediet andesit dan intrusi yang intermediet andesit dan intrusi yang menerobos Satuan breksi - piroklastik menerobos Satuan breksi - piroklastik Lawu dengan jenis batuannya Lawu dengan jenis batuannya intermediet andesit. Intrusi pertama intermediet andesit. Intrusi pertama dideskripsikan sebagai berikut, batuan dideskripsikan sebagai berikut, batuan beku
beku intermediet intermediet andesit, andesit, warna warna SegarSegar abu-abu, warna lapuk coklat kehitaman, abu-abu, warna lapuk coklat kehitaman, struktur masif, tekstur kristalinitas struktur masif, tekstur kristalinitas hipokristalin, granularitas fanerik halus hipokristalin, granularitas fanerik halus –
– kasar (<1 kasar (<1 – – 30 mm), bentuk kristal 30 mm), bentuk kristal subhedral, relasi inequigranular subhedral, relasi inequigranular porfiritik,
porfiritik, komposisi komposisi mineral mineral secarasecara megaskopis berupa plagioklas, piroksen, megaskopis berupa plagioklas, piroksen, hornblende, kuarsa dan massa dasar hornblende, kuarsa dan massa dasar gelas. Sedangkan intrusi yang kedua gelas. Sedangkan intrusi yang kedua dideskripsikan sebagai berikut, batuan dideskripsikan sebagai berikut, batuan beku
beku intermediet intermediet andesit, andesit, warna warna SegarSegar abu-abu, warna lapuk abu-abu abu-abu, warna lapuk abu-abu kecoklatan, struktur masif, tekstur kecoklatan, struktur masif, tekstur kristalinitas hipokristalin, granularitas kristalinitas hipokristalin, granularitas afanitik
afanitik – – fanerik sedang, bentuk kristal fanerik sedang, bentuk kristal subhedral, relasi inequigranular subhedral, relasi inequigranular vitroverik, dengan komposisi mineral vitroverik, dengan komposisi mineral plagioklas, hornblende,
plagioklas, hornblende, kuarsa, piroksenkuarsa, piroksen dan massa dasar gelas.
dan massa dasar gelas.
Penentuan umur dari intrusi ini Penentuan umur dari intrusi ini mengacu pada peneliti terdahulu dan mengacu pada peneliti terdahulu dan didapatkan umur Miosen Awal - Miosen didapatkan umur Miosen Awal - Miosen Tengah (Sampurno dan Samudro, 1997). Tengah (Sampurno dan Samudro, 1997). Penentuan tersebut didasarkan peneliti Penentuan tersebut didasarkan peneliti terdahulu karena peneliti tidak terdahulu karena peneliti tidak melakukan dating pada batuan intrusi melakukan dating pada batuan intrusi tersebut.
tersebut.
Lingkungan pengendapan dari Lingkungan pengendapan dari intrusi andesit ini adalah Darat. Hal intrusi andesit ini adalah Darat. Hal tersebut didasarkan oleh struktur dari tersebut didasarkan oleh struktur dari singkapan yang ditemui di daerah singkapan yang ditemui di daerah penelitian
penelitian relatif relatif masif. masif. Intrusi Intrusi andesitandesit menerobos bidang perlapisan Satuan menerobos bidang perlapisan Satuan batugamping-terumbu
batugamping-terumbu Sampung Sampung yaituyaitu batulempung
batulempung karbonatan. karbonatan. Hal Hal tersebuttersebut ditandai dengan adanya efek bakar ditandai dengan adanya efek bakar yangyang mengenai lapisan batulempung mengenai lapisan batulempung karbonatan, sehingga hubungan intrusi karbonatan, sehingga hubungan intrusi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Satuan lava-andesit Sidoramping Satuan lava-andesit Sidoramping disusun oleh batuan beku intermediet disusun oleh batuan beku intermediet vulkanik yakni batuan beku andesit, vulkanik yakni batuan beku andesit, warna Segar abu-abu, warna lapuk warna Segar abu-abu, warna lapuk coklat, struktur berupa aliran, lubang coklat, struktur berupa aliran, lubang – – lubang gas (scoria) dan masif, relasi lubang gas (scoria) dan masif, relasi inequigranular vitroverik, kristalinitas inequigranular vitroverik, kristalinitas hipokristalin, granularitas afanitik hipokristalin, granularitas afanitik – – fanerik sedang (<1
fanerik sedang (<1 – – 5 mm), bentuk 5 mm), bentuk kristal subhedral, komposisi mineral kristal subhedral, komposisi mineral secara megaskopis berupa plagioklas, secara megaskopis berupa plagioklas, piroksen, hornblende, kuarsa
piroksen, hornblende, kuarsa dan massadan massa dasar gelas.
dasar gelas.
Penentuan umur dari Satuan Penentuan umur dari Satuan lava-andesit Sidoramping ini mengacu pada andesit Sidoramping ini mengacu pada peneliti
peneliti terdahulu terdahulu dan dan didapatkan didapatkan umurumur Plistosen Tengah (Sampurno dan Plistosen Tengah (Sampurno dan Samudro, 1997). Penentuan tersebut Samudro, 1997). Penentuan tersebut didasarkan peneliti terdahulu karena didasarkan peneliti terdahulu karena peneliti
peneliti tidak tidak melakukan melakukan dating dating padapada sampel Satuan tersebut.
sampel Satuan tersebut.
Satuan lava-andesit Sidoramping Satuan lava-andesit Sidoramping diendapkan di lingkungan darat diendapkan di lingkungan darat -gunungapi dengan fasies proximal gunungapi dengan fasies proximal (Bogie & Mackenzie, 1998). Fasies ini (Bogie & Mackenzie, 1998). Fasies ini dicirikan dengan lokasi yang berada dicirikan dengan lokasi yang berada dekat dengan sumber atau fasies pusat. dekat dengan sumber atau fasies pusat. Asosiasi batuan pada fasies ini Asosiasi batuan pada fasies ini didominasi oleh lava andesit.
didominasi oleh lava andesit. HubunganHubungan Satuan lava-andesit Sidoramping Satuan lava-andesit Sidoramping dengan satuan di atasnya yaitu Satuan dengan satuan di atasnya yaitu Satuan breksi-piroklastik
breksi-piroklastik Lawu Lawu yangyang merupakan produk primer dari hasil merupakan produk primer dari hasil erupsi Gunung Lawu adalah selaras. erupsi Gunung Lawu adalah selaras. Hubungan Satuan lava-andesit Hubungan Satuan lava-andesit Sidoramping dengan satuan di atasnya Sidoramping dengan satuan di atasnya yaitu Satuan breksi-piroklastik Lawu yaitu Satuan breksi-piroklastik Lawu yang merupakan produk primer dari yang merupakan produk primer dari hasil erupsi Gunung Lawu adalah hasil erupsi Gunung Lawu adalah selaras.
selaras. 4.
4. Satuan breksiSatuan breksi – – piroklastik Lawu piroklastik Lawu
Satuan ini tersusun oleh litologi Satuan ini tersusun oleh litologi berupa breksi piroklastik dengan sisipan berupa breksi piroklastik dengan sisipan lava andesit yang bergradasi dengan lava andesit yang bergradasi dengan pemerian
pemerian sebagai sebagai berikut, berikut, breksibreksi piroklastik,
piroklastik, warna warna abu- abu- abu, abu, terpilahterpilah
memiliki komposisi mineral plagioklas, memiliki komposisi mineral plagioklas, hornblende, kuarsa, matrik berupa hornblende, kuarsa, matrik berupa batupasir tufan dan semen berupa silika. batupasir tufan dan semen berupa silika. Penentuan umur dari Satuan Penentuan umur dari Satuan breksi-piroklastik
breksi-piroklastik Lawu Lawu ini ini mengacumengacu pada
pada peneliti peneliti terdahulu terdahulu dan dan didapatkandidapatkan umur Holosen (Sampurno dan Samudro, umur Holosen (Sampurno dan Samudro, 1997). Penentuan tersebut didasarkan 1997). Penentuan tersebut didasarkan peneliti
peneliti terdahulu terdahulu karena karena peneliti peneliti tidaktidak melakukan dating pada sampel Satuan melakukan dating pada sampel Satuan tersebut.
tersebut.
Satuan breksi-piroklastik Lawu Satuan breksi-piroklastik Lawu diendapkan di lingkungan darat diendapkan di lingkungan darat -gunungapi dengan fasies proximal gunungapi dengan fasies proximal (Bogie & Mackenzie, 1998). Fasies ini (Bogie & Mackenzie, 1998). Fasies ini dicirikan dengan lokasi yang berada dicirikan dengan lokasi yang berada dekat dengan sumber atau fasies pusat. dekat dengan sumber atau fasies pusat. Asosiasi batuan pada fasies ini Asosiasi batuan pada fasies ini didominasi oleh breksi piroklastik didominasi oleh breksi piroklastik dengan sisipan lava andesit serta dengan sisipan lava andesit serta perulangan
perulangan antara antara breksi breksi piroklastikpiroklastik dengan lava andesit. Hubungan Satuan dengan lava andesit. Hubungan Satuan breksi-piroklastik
breksi-piroklastik Lawu Lawu dengan dengan satuansatuan di atasnya yaitu Satuan lava-andesit di atasnya yaitu Satuan lava-andesit Lawu yang merupakan produk primer Lawu yang merupakan produk primer dari hasil erupsi Gunung Lawu adalah dari hasil erupsi Gunung Lawu adalah selaras.
selaras. 5.
5. Satuan lavaSatuan lava – – andesit Lawu andesit Lawu
Satuan lava-andesit Lawu disusun Satuan lava-andesit Lawu disusun oleh batuan beku intermediet vulkanik oleh batuan beku intermediet vulkanik yakni batuan beku andesit, warna Segar yakni batuan beku andesit, warna Segar abu-abu, warna lapuk coklat, struktur abu-abu, warna lapuk coklat, struktur berupa
berupa lubanglubang – – lubang gas (scoria), lubang gas (scoria), aliran dan masif, relasi inequigranular aliran dan masif, relasi inequigranular vitroverik, kristalinitas hipokristalin, vitroverik, kristalinitas hipokristalin, granularitas fanerik halus
granularitas fanerik halus – – fanerik fanerik sedang (<1
sedang (<1 – – 5 mm), bentuk kristal 5 mm), bentuk kristal subhedral, komposisi mineral secara subhedral, komposisi mineral secara megaskopis berupa plagioklas, megaskopis berupa plagioklas, hornblende, kuarsa dan massa dasar hornblende, kuarsa dan massa dasar gelas. Pada Satuan ini setempat terdapat gelas. Pada Satuan ini setempat terdapat sisipan berupa breksi piroklastik yang sisipan berupa breksi piroklastik yang telah lapuk. Pemerian sisipan sebagai telah lapuk. Pemerian sisipan sebagai berikut, breksi
berikut, breksi piroklastik, warna piroklastik, warna coklatcoklat kehitaman, terpilah buruk, memiliki kehitaman, terpilah buruk, memiliki kemas tertutup dengan bentuk butir agak kemas tertutup dengan bentuk butir agak
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Penentuan umur dari Satuan Penentuan umur dari Satuan lava-andesit Lawu ini mengacu pada peneliti andesit Lawu ini mengacu pada peneliti terdahulu dan didapatkan umur Holosen terdahulu dan didapatkan umur Holosen (Sampurno dan Samudro, 1997). (Sampurno dan Samudro, 1997). Penentuan tersebut didasarkan peneliti Penentuan tersebut didasarkan peneliti terdahulu karena peneliti tidak terdahulu karena peneliti tidak melakukan dating pada sampel Satuan melakukan dating pada sampel Satuan tersebut.
tersebut.
Satuan lava-andesit Lawu Satuan lava-andesit Lawu diendapkan di lingkungan darat diendapkan di lingkungan darat -gunungapi dengan fasies proximal gunungapi dengan fasies proximal (Bogie & Mackenzie, 1998). Fasies ini (Bogie & Mackenzie, 1998). Fasies ini dicirikan dengan lokasi yang berada dicirikan dengan lokasi yang berada dekat dengan sumber atau fasies pusat. dekat dengan sumber atau fasies pusat. Asosiasi batuan pada fasies ini Asosiasi batuan pada fasies ini didominasi oleh lava andesit bersisipan didominasi oleh lava andesit bersisipan dengan breksi piroklastik. Hubungan dengan breksi piroklastik. Hubungan Satuan lava-andesit Lawu dengan satuan Satuan lava-andesit Lawu dengan satuan di atasnya yaitu Satuan tuf Lawu yang di atasnya yaitu Satuan tuf Lawu yang merupakan produk primer dari hasil merupakan produk primer dari hasil erupsi Gunung Lawu adalah selaras. erupsi Gunung Lawu adalah selaras. 6.
6. Satuan tuf LawuSatuan tuf Lawu
Satuan tuf Lawu disusun oleh Satuan tuf Lawu disusun oleh batuan
batuan piroklastik piroklastik yakni yakni tuf, tuf, warnawarna Segar abu-abu, warna lapuk coklat, Segar abu-abu, warna lapuk coklat, struktur masif, ukuran butir debu halus struktur masif, ukuran butir debu halus (<0,04 mm), pemilahan baik, bentuk (<0,04 mm), pemilahan baik, bentuk butir
butir membundar, membundar, kemas kemas tertutuptertutup dengan komposisi mineral yaitu mineral dengan komposisi mineral yaitu mineral sialis berupa kuarsa, mineral sialis berupa kuarsa, mineral ferromagnesian berupa hornblende dan ferromagnesian berupa hornblende dan mineral tambahan berupa debu halus. mineral tambahan berupa debu halus. Pada satuan ini terdapat sisipan batuan Pada satuan ini terdapat sisipan batuan piroklastik
piroklastik lainnya lainnya berupa berupa batulapili,batulapili, warna Segar abu-abu, warna lapuk warna Segar abu-abu, warna lapuk coklat, struktur masif, ukuran butir coklat, struktur masif, ukuran butir lapilus (2 - 64 mm), pemilahan buruk, lapilus (2 - 64 mm), pemilahan buruk, bentuk
bentuk butir butir agak agak menyudut, menyudut, kemaskemas terbuka dengan komposisi mineral yaitu terbuka dengan komposisi mineral yaitu mineral sialis berupa kuarsa, mineral mineral sialis berupa kuarsa, mineral ferromagnesian berupa hornblende dan ferromagnesian berupa hornblende dan mineral tambahan berupa debu halus. mineral tambahan berupa debu halus.
Penentuan umur dari Satuan tuf Penentuan umur dari Satuan tuf Lawu Lawu ini mengacu pada peneliti Lawu Lawu ini mengacu pada peneliti terdahulu dan didapatkan umur Holosen terdahulu dan didapatkan umur Holosen (Sampurno dan Samudro, 1997). (Sampurno dan Samudro, 1997).
Satuan tuf Lawu diendapkan di Satuan tuf Lawu diendapkan di lingkungan darat - gunungapi dengan lingkungan darat - gunungapi dengan fasies
fasies proximal proximal (Bogie (Bogie & & Mackenzie,Mackenzie, 1998). Fasies ini dicirikan dengan lokasi 1998). Fasies ini dicirikan dengan lokasi yang berada agak jauh dari sumber dan yang berada agak jauh dari sumber dan mendekati akhir dari fasies proksimal. mendekati akhir dari fasies proksimal. Asosiasi batuan pada fasies ini Asosiasi batuan pada fasies ini didominasi oleh tuf bersisipan dengan didominasi oleh tuf bersisipan dengan batulapili.
batulapili. Hubungan Hubungan Satuan Satuan tuf tuf LawuLawu dengan Satuan di atasnya yaitu Endapan dengan Satuan di atasnya yaitu Endapan lahar lawu yang merupakan produk lahar lawu yang merupakan produk primer
primer dari dari hasil hasil erupsi erupsi Gunung Gunung LawuLawu adalah selaras.
adalah selaras. 7.
7. Satuan endapanSatuan endapan – – lahar Lawu lahar Lawu
Endapan lahar pada daerah Endapan lahar pada daerah penelitian
penelitian sangat sangat beraneka beraneka ragamragam komposisinya meliputi andesit, basal, komposisinya meliputi andesit, basal, tuf, breksi piroklastik, material berupa tuf, breksi piroklastik, material berupa pasir
pasir dengan dengan ukuran ukuran yang yang sangatsangat bervariasi
bervariasi mulai mulai dari dari ukuran ukuran pasirpasir hingga bongkah.
hingga bongkah.
Penentuan umur dari Endapan Penentuan umur dari Endapan lahar Lawu ini mengacu pada peneliti lahar Lawu ini mengacu pada peneliti terdahulu dan didapatkan umur Holosen terdahulu dan didapatkan umur Holosen (Sampurno dan Samudro, 1997). (Sampurno dan Samudro, 1997). Penentuan tersebut didasarkan peneliti Penentuan tersebut didasarkan peneliti terdahulu karena peneliti tidak terdahulu karena peneliti tidak melakukan dating pada sampel Satuan melakukan dating pada sampel Satuan tersebut.
tersebut.
Endapan lahar Lawu diendapkan Endapan lahar Lawu diendapkan di lingkungan darat - gunungapi dengan di lingkungan darat - gunungapi dengan fasies
fasies medial medial (Bogie (Bogie & & Mackenzie,Mackenzie, 1998). Fasies ini dicirikan dengan lokasi 1998). Fasies ini dicirikan dengan lokasi yang berada jauh dari sumber dan yang berada jauh dari sumber dan menjadi awal mulainya perubahan menjadi awal mulainya perubahan litologi dari breksi piroklastik menuju ke litologi dari breksi piroklastik menuju ke endapan lahar. Semakin ke arah barat endapan lahar. Semakin ke arah barat dan barat daya endapan lahar ini dan barat daya endapan lahar ini semakin dominan keberadaannya. semakin dominan keberadaannya. Hubungan Satuan endapan-lahar Lawu Hubungan Satuan endapan-lahar Lawu dengan Satuan batugamping-terumbu dengan Satuan batugamping-terumbu Sampung adalah tidak selaras, kemudian Sampung adalah tidak selaras, kemudian hubungan Satuan endapan-lahar Lawu hubungan Satuan endapan-lahar Lawu dengan Satuan lava-andesit dengan Satuan lava-andesit Sidoramping adalah tidak selaras Sidoramping adalah tidak selaras sedangkan hubungan Satuan sedangkan hubungan Satuan
endapan-Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Pola kelurusan daerah penelitian Pola kelurusan daerah penelitian diperoleh dari hasil penarikan kelurusan diperoleh dari hasil penarikan kelurusan sungai, bukit dan punggungan sungai, bukit dan punggungan berdasarkan
berdasarkan citra citra SRTM SRTM dapat dapat dibagidibagi menjadi 1 pola arah dengan interpretasi menjadi 1 pola arah dengan interpretasi yaitu baratlaut-tenggara.
yaitu baratlaut-tenggara. 2.
2. KekarKekar
Struktur kekar di daerah penelitian Struktur kekar di daerah penelitian berkembang
berkembang secara secara sistematis sistematis dengandengan jenis
jenis kekar kekar gerus gerus dan dan tarik. tarik. PenentuanPenentuan tegasan purba dianalisis berdasarkan tegasan purba dianalisis berdasarkan kekar gerus yang jauh dari zona
kekar gerus yang jauh dari zona rekahanrekahan dan sesar yang kemungkinan terbentuk dan sesar yang kemungkinan terbentuk tidak dipengaruhi oleh proses tidak dipengaruhi oleh proses pensesaran. H
pensesaran. Hasil analisis asil analisis tegasan tegasan purbapurba daerah penelitian berarah tenggara daerah penelitian berarah tenggara
selatan-selatan- baratlaut utara (ρ1 baratlaut utara (ρ1 : 70: 70°, N 155°°, N 155° E).
E). 3.
3. SesarSesar
Struktur sesar di daerah penelitian Struktur sesar di daerah penelitian berkembang
berkembang secara secara sistematis sistematis dandan memiliki pola yang tertentu. memiliki pola yang tertentu. Berdasarkan pola kelurusan lembah dan Berdasarkan pola kelurusan lembah dan struktur sesar berdasarkan interpretasi struktur sesar berdasarkan interpretasi citra SRTM memperlihatkan arah-arah citra SRTM memperlihatkan arah-arah umum tertentu. Berdasarkan arah umum tertentu. Berdasarkan arah umum tersebut, struktur sesar di daerah umum tersebut, struktur sesar di daerah penelitian
penelitian dapat dapat dikelompokkandikelompokkan menjadi 2 arah yaitu utara
menjadi 2 arah yaitu utara – – selatan dan selatan dan barat - timur.
barat - timur.
Sedangkan dari hasil pengamatan Sedangkan dari hasil pengamatan lapangan dan analisis laboratorium lapangan dan analisis laboratorium didapatkan nama sesar menurut Rickard, didapatkan nama sesar menurut Rickard, 1972 yaitu Sesar Naik Kiri Grojogan 1972 yaitu Sesar Naik Kiri Grojogan Sewu (
Sewu ( Left Left Reverse Reverse Slip Slip Fault Fault ), Sesar), Sesar Naik
Naik Giri Giri Layu Layu (( Reverse Reverse Slip Slip Fault Fault ),), Sesar Mendatar Kanan Sepanjang (
Sesar Mendatar Kanan Sepanjang ( Right Right
empat tahap. Metode tersebut dituangkan empat tahap. Metode tersebut dituangkan dalam diagram alir dan tahapan dari metode dalam diagram alir dan tahapan dari metode itu adalah sebagai berikut:
itu adalah sebagai berikut: 1.
1. Tahap Pendahuluan (Tahap Pendahuluan ( Pre field Pre field ))
Pada tahapan ini dilakukan Pada tahapan ini dilakukan persiapan
persiapan penelitian penelitian di di antaranyaantaranya dengan penentuan batas lokasi daerah dengan penentuan batas lokasi daerah penelitian,
penelitian, perizinan perizinan dan dan administrasi,administrasi, studi literatur serta analisis peta studi literatur serta analisis peta topografi. Daerah telitian penulis secara topografi. Daerah telitian penulis secara geologi merupakan daerah yang geologi merupakan daerah yang kompleks. Dilihat dari Struktur kompleks. Dilihat dari Struktur Geologi, litologi penyusun dan Geologi, litologi penyusun dan geomorfologi. Sehingga daerah geomorfologi. Sehingga daerah tersebut merupakan daerah yang ideal tersebut merupakan daerah yang ideal dalam latihan pemetaan geologi.
dalam latihan pemetaan geologi. 2.
2. Tahap Penelitian Lapangan (Tahap Penelitian Lapangan ( Field Field )) Tahapan penelitian lapangan Tahapan penelitian lapangan bertujuan
bertujuan untuk untuk melakukanmelakukan pengambilan
pengambilan data-data data-data geologi geologi primerprimer daerah terkait data primer yang daerah terkait data primer yang dikumpulkan dari pengambilan data dikumpulkan dari pengambilan data lapangan antara lain pemetaan geologi lapangan antara lain pemetaan geologi permukaan,
permukaan, pemetaan pemetaan hidrogeologihidrogeologi berupa
berupa pemetaan pemetaan muka muka airtanahairtanah berdasarkan sumur gali dan mata air. berdasarkan sumur gali dan mata air. 3.
3. Tahap Analisis dan Pengolahan DataTahap Analisis dan Pengolahan Data ((StudioStudio))
Pada tahapan ini dilakukan Pada tahapan ini dilakukan analisis dan pengolahan data yang analisis dan pengolahan data yang dilakukan di laboratorium dan studio dilakukan di laboratorium dan studio disertai diskusi antara penulis dengan disertai diskusi antara penulis dengan pembimbing. Analisis
pembimbing. Analisis dan pengolahandan pengolahan data ini harus berdasarkan atas data ini harus berdasarkan atas konsep-konsep geologi dan juga didukung dari konsep geologi dan juga didukung dari studi referensi tentang topik terkait. studi referensi tentang topik terkait. Adapun analisis yang dilakukan pada Adapun analisis yang dilakukan pada
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Start Free Trial
Cancel Anytime.
endapan primer, yang keluar ke permukaan endapan primer, yang keluar ke permukaan bumi
bumi baik baik secara secara letusan/eksplosif letusan/eksplosif atauatau secara lelehan/effusif. Pusat erupsi dapat secara lelehan/effusif. Pusat erupsi dapat berupa
berupa kepundan, kepundan, kawah kawah atau atau kaldera.kaldera. Proses terbentuknya batuan atau endapan Proses terbentuknya batuan atau endapan gunungapi
gunungapi diwujudkan dengdiwujudkan dengan istilah an istilah yangyang mencerminkan
mencerminkan cara cara terbentuknya terbentuknya sepertiseperti aliran lava, aliran piroklastik, dan intrusi. aliran lava, aliran piroklastik, dan intrusi.
Istilah Formasi yang lazim Istilah Formasi yang lazim digunakan untuk mandala sedimen diganti digunakan untuk mandala sedimen diganti dengan istilah Khuluk, mengacu pada SSI dengan istilah Khuluk, mengacu pada SSI (Sandi Stratigrafi Indonesia). Satuan (Sandi Stratigrafi Indonesia). Satuan stratigrafi yang lebih kecil dari Khuluk stratigrafi yang lebih kecil dari Khuluk adalah Gumuk. Sedangkan satuan yang adalah Gumuk. Sedangkan satuan yang lebih besar dari Khuluk secara berurutan lebih besar dari Khuluk secara berurutan adalah Bregada, Mandala dan Busur.
adalah Bregada, Mandala dan Busur.
4.1. Vulkanostratigrafi Daerah 4.1. Vulkanostratigrafi Daerah penelitian
penelitian
Berdasarkan hasil analisa data yang Berdasarkan hasil analisa data yang didapatkan, analisa secara langsung di didapatkan, analisa secara langsung di lapangan dan dari berbagai acuan, pada lapangan dan dari berbagai acuan, pada lokasi penelitian secara vulkanostratigrafi lokasi penelitian secara vulkanostratigrafi dapat dikelompokkan menjadi 2 Khuluk dapat dikelompokkan menjadi 2 Khuluk yaitu Khuluk Sidoramping dan Khuluk yaitu Khuluk Sidoramping dan Khuluk Lawu. Hal tersebut didasarkan atas susunan Lawu. Hal tersebut didasarkan atas susunan statigrafi hasil dari proses vukanisme statigrafi hasil dari proses vukanisme Gunung Sidoramping dan Lawu dalam Gunung Sidoramping dan Lawu dalam beberapa
beberapa periode periode letusan letusan yang yang tersusuntersusun oleh stratigrafi yang akan di urutkan dari oleh stratigrafi yang akan di urutkan dari yang tua ke yang muda.
yang tua ke yang muda. 4.1.1. Khuluk Sidoramping 4.1.1. Khuluk Sidoramping
Khuluk sidoramping ini hanya Khuluk sidoramping ini hanya terdiri oleh satu Satuan yaitu Satuan terdiri oleh satu Satuan yaitu Satuan lava-andesit Sidoramping. Satu-satunya hasil andesit Sidoramping. Satu-satunya hasil produk
produk erupsi erupsi dari dari Gunung Gunung SidorampingSidoramping yang masih meninggalkan jejak hingga saat yang masih meninggalkan jejak hingga saat ini (Sampurno dan Samodra, 1997).
ini (Sampurno dan Samodra, 1997).
lereng vulkanik bawah dan merupakan lereng vulkanik bawah dan merupakan penyusun
penyusun morfologi morfologi dari dari pusat pusat erupsierupsi hingga sampai ke daerah penelitian dan hingga sampai ke daerah penelitian dan masuk kedalam fasies proksimal.
masuk kedalam fasies proksimal. 4.1.2. Khuluk Lawu
4.1.2. Khuluk Lawu
Khuluk Lawu ini terdiri dari Khuluk Lawu ini terdiri dari beberapa
beberapa Satuan Satuan penyusun penyusun stratigrafistratigrafi batuan
batuan gunungapi gunungapi meliputi meliputi Satuan Satuan breksi- breksi- piroklastik
piroklastik Lawu, Lawu, Satuan Satuan lava-andesitlava-andesit Lawu, Satuan tuf Lawu dan Satuan Lawu, Satuan tuf Lawu dan Satuan endapan-lahar Lawu.
endapan-lahar Lawu.
Secara geografis daerah penelitian Secara geografis daerah penelitian berada
berada di di barat barat daya daya dari dari pusat pusat erupsierupsi Gunung Lawu ini. Produk erupsi Gunung Gunung Lawu ini. Produk erupsi Gunung Lawu sangat bervariasi mulai dari jenis Lawu sangat bervariasi mulai dari jenis material berupa aliran, batuan piroklastik material berupa aliran, batuan piroklastik jatuhan
jatuhan hingga hingga endapan endapan lahar lahar hasil hasil daridari letusan gunung tersebut kemudian terbawa letusan gunung tersebut kemudian terbawa oleh media air hingga diendapkan pada oleh media air hingga diendapkan pada suatu tempat. Letusan pada gunung ini suatu tempat. Letusan pada gunung ini bertipe
bertipe ekplosif ekplosif atau atau letusan letusan sehinggasehingga materialnya pun sangat bervariasi, berbeda materialnya pun sangat bervariasi, berbeda dengan Gunung Sidoramping yang secara dengan Gunung Sidoramping yang secara erupsi bertipe effusif.
erupsi bertipe effusif.
4.1.3. Intrusi Gunung Purung 4.1.3. Intrusi Gunung Purung
Gunung Purung merupakan gunung Gunung Purung merupakan gunung yang berada di sebelah ba
yang berada di sebelah barat Gunung Lawu.rat Gunung Lawu. Gunung ini terbentuk oleh suatu intrusi Gunung ini terbentuk oleh suatu intrusi yang menerobos Satuan breksi-piroklastik yang menerobos Satuan breksi-piroklastik Lawu. Merupakan hasil kegiatan Lawu. Merupakan hasil kegiatan vulkanisme yang merupakan intrusi vulkanisme yang merupakan intrusi dangkal yang biasanya disebut sebagai dangkal yang biasanya disebut sebagai kerucut parasiter, pada saat magma akan kerucut parasiter, pada saat magma akan keluar terjadi pembekuan magma pada keluar terjadi pembekuan magma pada tubuh gunungapi tersebut dan sebagian tubuh gunungapi tersebut dan sebagian keluar sebagai
keluar sebagai lava. Intrusi ini lava. Intrusi ini disusun olehdisusun oleh batuan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Start Free Trial
Cancel Anytime.
pada
pada daerah daerah lembah lembah vulkanik vulkanik yang yang secarasecara stratigrafi intrusi tersebut ditutupi oleh stratigrafi intrusi tersebut ditutupi oleh batuan
batuan Gunungapi Gunungapi Lawu. Lawu. Sehingga Sehingga intrusiintrusi ini lebih tua dari batuan Gunungapi Lawu ini lebih tua dari batuan Gunungapi Lawu (Sampurno dan Samodra, 1997).
(Sampurno dan Samodra, 1997). 4.2. Prinsip Dasar Fasies
4.2. Prinsip Dasar Fasies GunungapiGunungapi Fasies Gunungapi dapat dilakukan Fasies Gunungapi dapat dilakukan dengan pendekatan-pendekatan geologi dengan pendekatan-pendekatan geologi maupun geomorfologi dengan melihat maupun geomorfologi dengan melihat adanya statigrafi penyusun, struktur adanya statigrafi penyusun, struktur geologi maupun sedimen dan dengan geologi maupun sedimen dan dengan melihat bentuklahan pada daerah melihat bentuklahan pada daerah penelitian.
penelitian. Pendekatan Pendekatan ini ini dapat dapat dilakukandilakukan pada
pada suatu suatu model model gunungapi gunungapi baik baik yangyang mengalami letusan dan menjadi suatu mengalami letusan dan menjadi suatu kaldera. Pada dasarnya berdasarkan dari kaldera. Pada dasarnya berdasarkan dari batuan
batuan gunungapi gunungapi mulai mulai dari dari pusat pusat erupsierupsi sampai dengan daerah pengendapan paling sampai dengan daerah pengendapan paling jauh,
jauh, pada pada daerah daerah penelitian penelitian dapat dapat dibagidibagi menjadi dua fasies yaitu fasies dekat menjadi dua fasies yaitu fasies dekat (Proximal Facies) dan fasies medial (Proximal Facies) dan fasies medial (Medial Facies). Fasies proksimal (Medial Facies). Fasies proksimal umumnya berada lereng atas hingga lereng umumnya berada lereng atas hingga lereng bawah gunungapi
bawah gunungapi sedangkan fasisedangkan fasies es medialmedial berada pada k
berada pada kaki gunungapi aki gunungapi hingga lembahhingga lembah gunungapi. Menurut Sutikno Bronto, 2006 gunungapi. Menurut Sutikno Bronto, 2006 berdasarkan
berdasarkan dari dari litologi litologi penyusun, penyusun, fasiesfasies dekat litologi penyusunnya adalah berupa dekat litologi penyusunnya adalah berupa perlapisan tidak menerus aliran
perlapisan tidak menerus aliran lava, breksilava, breksi piroklastik, aglomerat
piroklastik, aglomerat yang meliputi yang meliputi aliranaliran dan jatuhan piroklastka, intrusi-intrusi kecil dan jatuhan piroklastka, intrusi-intrusi kecil yang dangkal dan tuf. Sedangkan fasies yang dangkal dan tuf. Sedangkan fasies medial litologi penyusunnya adalah medial litologi penyusunnya adalah endapan lahar, tuf dan breksi laharik.
endapan lahar, tuf dan breksi laharik.
4.2.1. Fasies Proksimal Daerah 4.2.1. Fasies Proksimal Daerah Penelitian
Penelitian
Fasies proksimal merupakan fasies Fasies proksimal merupakan fasies
selain dari morfologi, juga dapat ditentukan selain dari morfologi, juga dapat ditentukan dari statigrafi penyusun daerah penelitian dari statigrafi penyusun daerah penelitian dapat dibagi atau dikelompokkan menjadi dapat dibagi atau dikelompokkan menjadi sebagai berikut : Satuan lava
sebagai berikut : Satuan lava – – andesit andesit Sidoramping, Satuan breksi
Sidoramping, Satuan breksi – – piroklastik piroklastik Lawu, Satuan lava
Lawu, Satuan lava – – andesit Lawu dan andesit Lawu dan Satuan tuf Lawu.
Satuan tuf Lawu.
4.2.2. Fasies Medial Daerah Penelitian 4.2.2. Fasies Medial Daerah Penelitian
Fasies medial merupakan fasies Fasies medial merupakan fasies yang terletak setelah fasies proksimal yang terletak setelah fasies proksimal (proximal facies) yang menempati (proximal facies) yang menempati morfologi kaki gunungapi
morfologi kaki gunungapi – – lembah lembah gunungapi pada daerah penelitian. Pada gunungapi pada daerah penelitian. Pada daerah penelitian fasies medial yang daerah penelitian fasies medial yang terletak diantara kaki gunungapi
terletak diantara kaki gunungapi – – lembah lembah gunungapi dapat diinterpretasi dari pola gunungapi dapat diinterpretasi dari pola aliran yang berkembang pada daerah aliran yang berkembang pada daerah tersebut. Pola aliran Subparallel dengan ciri tersebut. Pola aliran Subparallel dengan ciri aliran yang berasal dari satu titik aliran dan aliran yang berasal dari satu titik aliran dan bercabang
bercabang ke ke beberapa beberapa arah arah aliran, aliran, yangyang menandakan daerah tersebut merupakan menandakan daerah tersebut merupakan suatu dataran kaki gunungapi maupun suatu dataran kaki gunungapi maupun lembah gunungpi.
lembah gunungpi.
Fasies medial pada daerah Fasies medial pada daerah penelitian
penelitian tersusun tersusun oleh oleh litologi litologi berupaberupa Satuan
Satuan endapan-lahar endapan-lahar Lawu, Lawu, berupaberupa material campuran hasil letusan Gunung material campuran hasil letusan Gunung Lawu berupa pecahan andesit, basal, tuf, Lawu berupa pecahan andesit, basal, tuf, breksi
breksi piroklastik piroklastik dan dan material material pasir pasir yangyang terbawa oleh media air kemudian terbawa oleh media air kemudian diendapkan pada lokasi yang jauh dari diendapkan pada lokasi yang jauh dari pusat
pusat erupsi erupsi dan dan belum belum mengalamimengalami kompaksi. Satuan ini penyebarannya kompaksi. Satuan ini penyebarannya berada
berada pada pada bagian bagian tengah tengah daerahdaerah penelitian
penelitian hingga hingga barat barat daya daya pada pada daerahdaerah penelitian. Satuan i
penelitian. Satuan ini morfologinya berupani morfologinya berupa sungai-sungai yang berarah dari timur ke sungai-sungai yang berarah dari timur ke
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Penulis menarik kesimpulan bahwa pada Penulis menarik kesimpulan bahwa pada daerah penelitian dapat dibagi menjadi 2 daerah penelitian dapat dibagi menjadi 2 fasies gunungapi yaitu fasies proksimal dan fasies gunungapi yaitu fasies proksimal dan fasies medial.
fasies medial.
Sedangkan tatanan
Sedangkan tatanan
vulkanostratigrafi gunungapi pada daerah vulkanostratigrafi gunungapi pada daerah penelitian
penelitian yang yang terbagi terbagi menjadi menjadi 2 2 khulukkhuluk yaitu khuluk Sidoramping dan khuluk yaitu khuluk Sidoramping dan khuluk Lawu maka Penulis dapat menarik Lawu maka Penulis dapat menarik kesimpulan yaitu pada daerah penelitian kesimpulan yaitu pada daerah penelitian urutan-urutan stratigrafi gunungapi dari tua urutan-urutan stratigrafi gunungapi dari tua ke muda yaitu Satuan lava-andesit ke muda yaitu Satuan lava-andesit Sidoramping, Satuan breksi-piroklastik Sidoramping, Satuan breksi-piroklastik Lawu, Satuan lava-andesit Lawu, Satuan Lawu, Satuan lava-andesit Lawu, Satuan tuf Lawu dan Satuan endapan-lahar Lawu. tuf Lawu dan Satuan endapan-lahar Lawu. 5.
5. KESIMPULANKESIMPULAN 1.
1. Daerah penelitian dibagi menjadi 5Daerah penelitian dibagi menjadi 5 Satuan geomorfik, yaitu : Satuan Satuan geomorfik, yaitu : Satuan geomorfik Lereng Vulkanik Tengah geomorfik Lereng Vulkanik Tengah (V4), Lereng Vulkanik Bawah (V5), (V4), Lereng Vulkanik Bawah (V5), Kaki Vulkanik (V6), Lembah Vulkanik Kaki Vulkanik (V6), Lembah Vulkanik (V24) dan Bukit Intrusi (V25).
(V24) dan Bukit Intrusi (V25). 2.
2. Daerah penelitian dibagi menjadi 7Daerah penelitian dibagi menjadi 7 Satuan batuan. Urutan dari tua ke muda Satuan batuan. Urutan dari tua ke muda sebagai berikut : Satuan
sebagai berikut : Satuan batugampingbatugamping – – terumbu Sampung (Miosen Awal), terumbu Sampung (Miosen Awal), Intrusi andesit (Miosen Tengah), Intrusi andesit (Miosen Tengah), Satuan lava
Satuan lava – – andesit Sidoramping andesit Sidoramping (Plistosen), Satuan breksi - piroklastik (Plistosen), Satuan breksi - piroklastik Lawu (Holosen), Satuan lava
Lawu (Holosen), Satuan lava – – andesit andesit Lawu (Holosen), Satuan tuf Lawu Lawu (Holosen), Satuan tuf Lawu (Holosen), dan Satuan endapan - lahar (Holosen), dan Satuan endapan - lahar Lawu (Holosen).
Lawu (Holosen). 3.
3. Struktur geologi pada daerah penelitianStruktur geologi pada daerah penelitian adalah kekar dan sesar dengan arah adalah kekar dan sesar dengan arah umum kekar relatif berarah barat laut umum kekar relatif berarah barat laut – –
Plumbon (Left Reverse Slip Fault) Dan Plumbon (Left Reverse Slip Fault) Dan Sesar Naik Kanan Matesih (Right Sesar Naik Kanan Matesih (Right Reverse Slip Fault).
Reverse Slip Fault). 4.
4. Daerah penelitian dibedakan menjadi 2Daerah penelitian dibedakan menjadi 2 jenis
jenis fasies fasies gunungapi gunungapi yaitu yaitu fasiesfasies proksimal
proksimal dan dan fasies fasies medial, medial, sehinggasehingga dari pembagian kedua fasies tersebut dari pembagian kedua fasies tersebut tatanan stratigrafi pada daerah tatanan stratigrafi pada daerah penelitian
penelitian dapat dapat dikelompokkandikelompokkan menjadi 2 Satuan vulkanostratigrafi, menjadi 2 Satuan vulkanostratigrafi, urutan dari tua ke muda yaitu Khuluk urutan dari tua ke muda yaitu Khuluk Sidoramping kemudian Khuluk Lawu. Sidoramping kemudian Khuluk Lawu. DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA Asikin, S. (1987) :
Asikin, S. (1987) : Evolusi Evolusi geologi geologi JawaJawa Tengah dan sekitarnya ditinjau dari Tengah dan sekitarnya ditinjau dari segi
segi tektonik tektonik duniadunia yang yang barubaru (Geologi Struktur Indonesia) (Geologi Struktur Indonesia).. Laporan tidak dipublikasikan, Laporan tidak dipublikasikan, disertasi, Dept. Teknik Geologi disertasi, Dept. Teknik Geologi ITB, Bandung.
ITB, Bandung. Barker, R. W. (1960) :
Barker, R. W. (1960) : Taxonomic Notes.Taxonomic Notes. Society of Economic Paleontologist Society of Economic Paleontologist and Mineralogist
and Mineralogist , , Oklahoma,Oklahoma, United States of America.
United States of America.
Bogie, I., and Mackenzie, M. (1998) : The Bogie, I., and Mackenzie, M. (1998) : The Application of a Volcanic Facies Application of a Volcanic Facies Model to an Andesitic stratovolcano Model to an Andesitic stratovolcano Hosted Geothermal System at Hosted Geothermal System at Wayang Windu, Java, Indonesia Wayang Windu, Java, Indonesia.. Proceedings
Proceedings of of New New ZealandZealand Geothermal Workshop,
Geothermal Workshop, Auckland Auckland New Zealand.
New Zealand.
Blow, W.H. (1969) : Late Middle Eocene to Blow, W.H. (1969) : Late Middle Eocene to Recent planktonic foraminiferal Recent planktonic foraminiferal biostratigraphy.
biostratigraphy. In In Bronnimann Bronnimann P.,P., & Renz, H.H., eds., 1st. Conf. on & Renz, H.H., eds., 1st. Conf. on
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Bronto, S. (1996) : Volcanoes and their Bronto, S. (1996) : Volcanoes and their volcanic hazard map preparations. volcanic hazard map preparations. Prosiding
Prosiding EMNHD-2,EMNHD-2, Yogyakarta,Yogyakarta, V.3.
V.3.
Bronto, S. (2000) :
Bronto, S. (2000) : Merapi Merapi VolcanoVolcano Borobudur
Borobudur , , Badan Badan GeologiGeologi Kementerian Energi dan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Bandung. Sumberdaya Mineral, Bandung. Dunham, R. J. (1962) :
Dunham, R. J. (1962) : Classification ofClassification of Carbonate Rocks according to Carbonate Rocks according to depositional texture
depositional texture, in Ham, W. E.,, in Ham, W. E., ed., Classification of carbonate ed., Classification of carbonate rocks. Am. Association
rocks. Am. Association PetroleumPetroleum Geologist Mem.1, p.108-121.
Geologist Mem.1, p.108-121. Fisher, R.V.
Fisher, R.V. dan Scmincke, dan Scmincke, H.U. H.U. (1984) (1984) :: Pyroklastic Rocks
Pyroklastic Rocks, Springer Verlag,, Springer Verlag, h 472.
h 472.
Howard, A.D. (1967) :
Howard, A.D. (1967) : Drainage Drainage AnalysisAnalysis in Geologic Interpretation
in Geologic Interpretation, A., A. Summation, The American Summation, The American Association of Petroleum Geologist Association of Petroleum Geologist Bulletin, Vol. 51, No. 11, 2246 Bulletin, Vol. 51, No. 11, 2246 – – 2259.
2259.
Kusumadinta, K. (1979) : Data dasar Kusumadinta, K. (1979) : Data dasar Gunungaapi, Direktorat Gunungaapi, Direktorat Vulkanologi, Bandung.
Vulkanologi, Bandung.
Paripurno, E, T. dan staff asisten. (2014) : Paripurno, E, T. dan staff asisten. (2014) :
Buku
Buku Panduan Panduan PraktikumPraktikum Vulkanologi, Laboratorium Vulkanologi, Laboratorium Vulkanologi Jurusan Teknik Vulkanologi Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Mineral, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyaka
Nasional ”Veteran” Yogyakarta.rta. Pulunggono
Pulunggono, A. dan Mart, A. dan Martodjojo, S. (1994) :odjojo, S. (1994) : Perubahan Tektonik Paleogen Perubahan Tektonik Paleogen – – Neogen
Neogen merupakan merupakan PeristiwaPeristiwa Tektonik Terpenting di Jawa, Tektonik Terpenting di Jawa,
Sandi Stratigrafi Indonesia (1996) :
Sandi Stratigrafi Indonesia (1996) : SandiSandi Stratigrafi Indonesia Stratigrafi Indonesia,, dipublikasikan oleh Ikatan Ahli dipublikasikan oleh Ikatan Ahli Geologi Indonesia.
Geologi Indonesia.
Simandjuntak, T.O., dan Barber, A.J. Simandjuntak, T.O., dan Barber, A.J.
(1996) :
(1996) : Contrasting tectonic stylesContrasting tectonic styles in the Neogene orogenic belts of in the Neogene orogenic belts of Indonesia
Indonesia. In: Hall, R., Blundell,. In: Hall, R., Blundell, D.J. (Eds.), Tectonic Evolution of D.J. (Eds.), Tectonic Evolution of SE Asia. Geological Society of SE Asia. Geological Society of London Special Publication, 106, p. London Special Publication, 106, p. 185-201.
185-201.
Siswowidjoyo, S., Suryo, I. dan Yokoyama, Siswowidjoyo, S., Suryo, I. dan Yokoyama, I. (1995) : Magma eruption rates of I. (1995) : Magma eruption rates of Merapi volcano, Central Java, Merapi volcano, Central Java, Indonesia during one century Indonesia during one century (1890-1992).
(1890-1992). Bull. Volcanology 57. Bull. Volcanology 57. Streckeisen, A. (1974) :
Streckeisen, A. (1974) : Classification andClassification and nomenclature of plutonic rocks : nomenclature of plutonic rocks : Recommendations
Recommendations of of the the IUGSIUGS Subcommission on the Systematics Subcommission on the Systematics of Igneous Rocks,
of Igneous Rocks, GeologischeGeologische Rundschau Internationale Rundschau Internationale Zeitschrift für
Zeitschrift für Geologie, Stuttgart.Geologie, Stuttgart. Tucker, M.E., and Wright. V.P. (1990) : Tucker, M.E., and Wright. V.P. (1990) : Carbonate Sedimentology, Carbonate Sedimentology, Blackwell Scientific Blackwell Scientific Publication, London. Publication, London.
Untung, M. dan Sato, Y. (1978) :
Untung, M. dan Sato, Y. (1978) : GravityGravity and Geological Studies in Java, and Geological Studies in Java, Indonesia
Indonesia, Geological Survey of, Geological Survey of Indonesia, Bandung dan Geological Indonesia, Bandung dan Geological Survey of Japan, Tokyo.
Survey of Japan, Tokyo.
Untung, M. dan Wiriosudarmo, G (1975) : Untung, M. dan Wiriosudarmo, G (1975) : Pola struktur Jawa dan Madura Pola struktur Jawa dan Madura sebagai hasil penafsiran sebagai hasil penafsiran pendahuluan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Van Gorsel, J.T., D. Kadar & P.H. Mey Van Gorsel, J.T., D. Kadar & P.H. Mey (1989) : Central Java Fieldtrip (1989) : Central Java Fieldtrip 27-30 October 1989.
30 October 1989. Indonesian Indonesian Petroleum
Petroleum Association Association Field Field TripTrip Guidebook, p.1-67.
Guidebook, p.1-67. Van Zuidam (1983) :
Van Zuidam (1983) : Guide Guide toto
Geomorphologic Aerial
Geomorphologic Aerial
Photographic
Photographic Interpretation Interpretation andand Mapping.
Mapping. International International ForFor Aerospace Surface And Earth Aerospace Surface And Earth Science (ITC). Enschede. The Science (ITC). Enschede. The Netherlands. hal 29-91.
Netherlands. hal 29-91. Walker, (1984) :
Walker, (1984) : Facies Models : Facies Models : Response Response to Sea Level Change
to Sea Level Change, , edited edited byby
Roger G. Walker and Noel P. Roger G. Walker and Noel P. James, Geological Association of James, Geological Association of Canada, June 1992 P. 265-406 Canada, June 1992 P. 265-406 Williams, H. dan McBirney, A.R. (1979) : Williams, H. dan McBirney, A.R. (1979) :
Volcanology
Volcanology. Freeman, Cooper, San. Freeman, Cooper, San Francisco, h.135-142.
Francisco, h.135-142.
Williams, H, Turner, F.J dan Gilbert C.M Williams, H, Turner, F.J dan Gilbert C.M
(1982) :
(1982) : Petrography Petrography,, AnAn Introduction to the study of rocks in Introduction to the study of rocks in
thin section
thin section, 2st edition, W.H., 2st edition, W.H. Freeman and Company in New Freeman and Company in New York, h 626.
York, h 626.
LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN-LAMPIRAN
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Gambar 2. Pemerian Peta Fasies
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial